BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial...

25
20 BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Morfologi permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara proses eksogen dan proses endogen (Thornbury, 1989). Proses eksogen merupakan proses yang terjadi di permukaan bumi dan umumnya bersifat merusak seperti erosi, pelapukan, glasiasi, pengendapan, dan sebagainya. Sedangkan proses endogen merupakan proses yang terjadi di bawah permukaan bumi dan umumnya bersifat membangun. Seperti aktifitas vulkanisme, pengangkatan, perlipatan, dan sebagainya. Proses-proses geologi yang terjadi di alam dicerminkan oleh bentuk bentang alam yang terlihat di permukaan sehingga melalui analisis geomorfologi kita dapat mengetahui proses-proses geologi yang telah terjadi. Sedangkan menurut Lobeck (1939), faktor utama yang mempengaruhi bentuk bentangan alam adalah struktur, proses, dan tahapan. Struktur memberikan informasi mengenai geologi bentang alam tersebut. Proses merupakan yang sedang terjadi pada bentang alam dan memodifikasi kondisi aslinya, dan tahapan menjelaskan seberapa jauh proses tersebut telah berlangsung dalam memodifikasi kondisi awal dari bentang alam. Metode yang digunakan dalam melakukan analisa ini adalah dengan analisa Shuttle Radar Topographic Mission (SRTM) dan analisa peta topografi, sehingga diperoleh data kelurusan, pola kontur topografi, pola sungai, sudut lereng, kemiringan lapisan (dipslope), bentukan lembah sungai dan tingkat erosi yang terjadi. Data tersebut diolah dan dianalisis untuk menentukan satuan geomorfologinya berdasarkan klasifikasi Lobeck (1939) serta untuk memperkirakan proses geologi yang mempengaruhi pembentukannya. Jadi, analisis geomorfologi perlu dilakukan dalam sebuah pemetaan geologi, karena dari analisis geomorfologi dapat dibuat hipotesa awal bagaimana proses geologi bekerja dan membentuk bentang alam yang ada pada saat ini.

Transcript of BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial...

Page 1: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

20

BAB III

TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3.1 Geomorfologi

Morfologi permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara proses

eksogen dan proses endogen (Thornbury, 1989). Proses eksogen merupakan

proses yang terjadi di permukaan bumi dan umumnya bersifat merusak seperti

erosi, pelapukan, glasiasi, pengendapan, dan sebagainya. Sedangkan proses

endogen merupakan proses yang terjadi di bawah permukaan bumi dan umumnya

bersifat membangun. Seperti aktifitas vulkanisme, pengangkatan, perlipatan, dan

sebagainya.

Proses-proses geologi yang terjadi di alam dicerminkan oleh bentuk

bentang alam yang terlihat di permukaan sehingga melalui analisis geomorfologi

kita dapat mengetahui proses-proses geologi yang telah terjadi.

Sedangkan menurut Lobeck (1939), faktor utama yang mempengaruhi

bentuk bentangan alam adalah struktur, proses, dan tahapan. Struktur memberikan

informasi mengenai geologi bentang alam tersebut. Proses merupakan yang

sedang terjadi pada bentang alam dan memodifikasi kondisi aslinya, dan tahapan

menjelaskan seberapa jauh proses tersebut telah berlangsung dalam memodifikasi

kondisi awal dari bentang alam.

Metode yang digunakan dalam melakukan analisa ini adalah dengan

analisa Shuttle Radar Topographic Mission (SRTM) dan analisa peta topografi,

sehingga diperoleh data kelurusan, pola kontur topografi, pola sungai, sudut

lereng, kemiringan lapisan (dipslope), bentukan lembah sungai dan tingkat erosi

yang terjadi. Data tersebut diolah dan dianalisis untuk menentukan satuan

geomorfologinya berdasarkan klasifikasi Lobeck (1939) serta untuk

memperkirakan proses geologi yang mempengaruhi pembentukannya. Jadi,

analisis geomorfologi perlu dilakukan dalam sebuah pemetaan geologi, karena

dari analisis geomorfologi dapat dibuat hipotesa awal bagaimana proses geologi

bekerja dan membentuk bentang alam yang ada pada saat ini.

Page 2: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

21

3.1.1 Geomorfologi Umum Daerah Penelitian

Daerah penelitian tersusun atas morfologi yang relatif kompleks berupa

perbukitan dan lembah dan berada pada interval 27-671 meter di atas permukaan

laut. Titik terendah berada pada Sungai Cilempuyang yang terletak di baratdaya

daerah penelitian sedangkan titik tertinggi berada di Gunung Meruyung di

timurlaut daerah penelitian.

Bentang alam daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan lembah-lembah

dengan perbedaan relief yang relatif tajam. Keberadaan punggungan dan lembah

menunjukkan perbedaan tingkat resistensi dari batuan yang ada terhadap proses

erosi.

Punggungan dan perbukitan dibentuk oleh perselingan batugamping

kalkarenit-batulempung, perselingan batupasir-batulempung dengan ukuran butir

pasir kasar-sangat kasar dan breksi vulkanik yang lebih resisten terhadap proses

erosi. Analisa kelurusan (lineament) punggungan yang diinterpretasi sebagai arah

jurus (strike) dari litologi dan arah dari struktur lipatan yang berada pada daerah

penelitian .

Dataran dan lembah yang ada dibentuk oleh perselingan batupasir-

batulempung dengan ukuran butir pasir halus-sedang dan batulempung yang

cukup tebal dan dominan serta endapan aluvium. Litologi ini kurang resisten

terhadap pelapukan dan erosi. Berdasarkan hasil analisa kelurusan (lineament)

lembah-sungai diinterpretasi sebagai manifestasi kekar-kekar dan bidang

diskontinuitas pada daerah penelitian.

Pola-pola yang dibentuk oleh punggungan dan lembah pada daerah

penelitian tidak memiliki keseragaman pola tertentu. Pada bagian utara daerah

penelitian memiliki pola punggungan yang relatif berarah barat-timur, sedangkan

bagian selatan daerah penelitian memiliki arah pola pumggungan yang relatif

utara-selatan.

Page 3: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

22

Gambar 3.1 Pola kelurusan punggungan

Gambar 3.2 Pola kelurusan lembah – sungai

3.1.2 Pola Aliran Sungai Daerah Penelitian

Pola aliran sungai yang terdapat di daerah penelitian adalah sebagai berikut:

3.1.2.1 Pola Trellis

Pola aliran trellis dapat dijumpai pada bagian utara daerah penelitian yang

meliputi Sungai Cisalak, Sungai Cibalung dan Sungai Cicapar yang mengalir

sejajar dengan jurus perlapisan. Berdasarkan Lobeck (1939), sungai dengan pola

Page 4: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

23

aliran trellis merupakan ciri dari litologi yang telah mengalami perlipatan atau

litologi yang memiliki kemiringan yang relatif terjal dengan anak-anak sungai

yang pendek, sejajar dan bergradien tajam.

Pada daerah penelitian, pola aliran ini diinterpretasikan sebagai hasil

pembentukan dari struktur perlipatan (Gambar 3.3).

3.1.2.2 Pola Parallel

Pola aliran parallel dapat dijumpai pada bagian baratdaya daerah

penelitian yang meliputi Sungai Cilempuyang, Sungai Cilangkap, Sungai

Cikopeng, dan Sungai Cikawung. Sungai dengan pola aliran parallel pada

umumnya menunjukkan daerah yang berlereng sedang sampai agak curam dan

dapat ditemukan pula pada daerah bentuk lahan perbukitan yang memanjang.

Bentuk lahan perbukitan yang memanjang dengan pola pengaliran paralel

mencerminkan perbukitan tersebut dipengaruhi oleh perlipatan.

Pada daerah penelitian, pola aliran ini terbentuk pada daerah dengan

bentukan morfologi perbukitan yang memanjang, berlereng curam dan terbentuk

dari litologi yang keras (Gambar 3.3).

3.1.2.3 Pola Subparallel

Pola aliran subparallel dapat dijumpai pada bagian baratlaut daerah

penelitian yang meliputi Sungai Cikalong. Sungai dengan pola aliran parallel

dicirikan oleh anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada

sungai-sungai utama dengan sudut lancip. Berkembang di lereng yang terkontrol

oleh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi

yang pendek).

Pada daerah penelitian, pola aliran ini diinterpretasikan sebagai hasil

pembentukan sesar anjak dan perlipatan. (Gambar 3.3).

Page 5: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

24

Gambar 3.5 Pola Aliran Sungai dan Tipe Genetik Sungai Daerah Penelitian

Gam

bar 3

.3 P

ola

Alir

an S

unga

i dan

Tip

e G

enet

ik S

unga

i Dae

rah

Pene

litia

n

Page 6: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

25

3.1.3 Tahap Geomorfik

Tahap pembentukan morfologi suatu daerah sangat dikontrol oleh struktur

dan litologi. Bentukan morfologi dengan lereng-lereng yang terjal dibentuk oleh

batuan yang keras sedangkan bentukan morfologi yang landai dibentuk oleh

batuan yang lunak.

Daerah penelitian banyak dikontrol oleh struktur geologi berupa kekar,

lipatan dan sesar. Berdasarkan ciri lembah yang sempit dan lereng curam, gradien

tinggi dan hadirnya jeram-jeram serta tingkat erosional yang berlangsung intensif

hingga saat ini pada daerah dengan relief kuat sehingga dapat membentuk lembah

sungai yang berbentuk V sebagai ciri bahwa daerah penelitian tergolong ke dalam

tahapan geomorfik muda (Foto 3.1).

3.1.4 Satuan Geomorfologi Daerah Penelitian

Daerah penelitian memiliki bentuk bentang alam yang cukup kompleks

berupa perbukitan terjal dan bergelombang yang dikontrol oleh patahan-patahan

akibat sesar geser. Adapun satuan geomorfologi daerah penelitian terbagi atas dua

satuan geomorfologi, yaitu: Satuan Perbukitan Lipatan, Satuan Dataran Aluvial.

Foto 3.1 Lembah Sungai Cilempuyang

Foto diambil di lokasi GLM 6.2, menghadap ke baratdaya

Page 7: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

26

3.1.4.1 Satuan Perbukitan Kompeks

Satuan perbukitan kompleks meliputi 60% dari luas daerah penelitian dan

ditandai dengan warna kuning pada peta geomorfologi (lampiran D). Daerah

penelitian hampir seluruhnya dipenuhi oleh morfologi pegunungan lipatan dan

kelurusan lembah dan sungai yang diinterpresai sebagai rekahan. Satuan ini

terletak pada daerah demgam ketinggian 50-671 meter di atas permukaan laut.

Satuan perbukitan lipatan ini terdiri dari perselingan batupasir-

batulempung, (Foto 3.2). Pola kelurusan pada satuan ini tidak memiliki pola yang

menunjukkan arah yang seragam. Pada bagian utara daerah penelitian memiliki

pola kelusan punggungan relatif barat-timur, sedangkan pada bagian selatan

daerah penelitian memliki pola utara-selatan.

3.1.4.2 Punggungan Homoklin

Morfologi satuan ini menempati 10% dari daerah penelitian. Morfologi

satuan ini terletak pada bagian baratdaya daerah penelitian yang meliputi wilayah

Cilempuyang, Leber, Gunung Tiga dan Panusupan. Satuan ini bersifat rentan

terhadap erosi. Litologi penyusun dari satuan ini adalah breksi vulkanik dan

batupasir (Foto 3.3). Dari hasil analisa kelurusan punggungan didapatkan jurus

dari kedudukan lapisan batuan berarah tenggara dan kemiringan lapisannya

berarah baratdaya, dip lapisan sebesar 40°.

Foto 3.2 Satuan Perbukitan Lipatan

Foto diambil dari Gunung Tiga menghadap ke arah timurlaut.

Page 8: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

27

3.1.4.3 Punggungan Hogback A

Morfologi satuan ini menempati 5% daerah penelitian. Morfologi satuan

ini terletak pada bagian selatan daerah penelitian yang meliputi wilayah Desa

Mandala dan Bantarmangu. Satuan ini bersifat rentan terhadap erosi. Litologi

penyusun dari satuan ini adalah perselingan batupasir-batulempung (Foto 3.4).

Dari hasil analisa kelurusan punggungan didapatkan jurus dari kedudukan lapisan

batuan berarah utara-selatan dan kemiringan lapisannya berarah barat. Besar

kemiringan lapisan berkisar antara 45°-66°.

Foto 3.3 Punggungan Homoklin A

Foto diambil dari Desa Cisalak menghadap ke arah baratdaya.

Foto 3.4 Punggungan Hogback A

Foto diambil dari Desa Cibalung menghadap ke arah selatan.

Page 9: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

28

3.1.4.4 Punggungan Hogback B

Morfologi satuan ini menempati 5% daerah penelitian. Morfologi satuan

ini terletak pada bagian tenggara daerah penelitian yang meliputi wilayah

Cadasmalang dan Desa Babakan. Litologi penyusun dari satuan morfologi ini

adalah perselingan kalkarenit-batulempung (Foto 3.5). Dari hasil analisa

kelurusan punggungan didapatkan jurus dari kedudukan lapisan batuan berarah

barat daya dan kemiringan lapisannya berarah timurlaut. Besar kemiringan lapisan

berkisar antara 60°-80°.

3.1.4.2 Satuan Dataran Aluvial

Satuan ini mencakup 20% daerah penelitian dan pada peta geomorfologi

ditandai dengan warna abu-abu tua.Satuan ini menempati bagian baratdaya daerah

penelitian. Satuan ini memiliki ketinggian sekitar 0 – 35 m di atas permukaan laut

dan ditandai dengan bentukan dataran landai yang pada peta topografi memiliki

pola kontur sangat renggang (Foto 3.6).

Litologi penyusun satuan ini adalah endapan sungai yang belum

terkonsolidasi yang terdiri dari material-material lepas berukuran kerikil sampai

bongkah berupa batuan beku andesit, batupasir, dan batulempung.

Foto 3.5 Punggungan Hogback B

Foto diambil dari Sungai Cikandang menghadap ke arah timur.

Page 10: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

29

3.2 Stratigrafi

Berdasarkan data yang diambil dari penelitian di lapangan dan hasil dari

analisis laboratorium, maka stratigrafi daerah penelitian dapat dibagi menjadi lima

(5) satuan tidak resmi dari tua ke muda, antara lain Satuan Kalkarenit-

Batulempung, Satuan Batupasir-Batulempung, Satuan Breksi Volkanik, Satuan

Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4).

Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial

Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah timurlaut

Page 11: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

30

3.2.1 Satuan Kalkarenit-Batulempung

3.2.1.1 Peyebaran dan Ketebalan

Satuan Kalkarenit-Batulempung merupakan satuan tertua yang tersingkap

di daerah penelitian. Satuan Kalkarenit-Batulempung termasuk ke dalam Formasi

Rambatan. Satuan ini ditandai dengan warna biru pada Peta Geologi (Lampiran C)

Gambar 3.4 Kolom stratigrafi umum daerah penelitian (tanpa skala)

1900

m

700

m

600

m

Page 12: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

31

dengan luas kurang lebih 5 % dari luas daerah penelitian. Satuan ini tersebar pada

bagian tenggara daerah penelitian. (CKD 1.4, CKD 1.5, CKD 1.6, CKD 1.7)

dengan kondisi yang relatif segar pada ketinggian 150 – 300 meter di atas

permukaan laut.

Satuan Kalkarenit-Batulempung ini umumnya memiliki arah kemiringan

yang berarah barat dengan kemiringan lapisan berkisar antara 60-80 derajat.

Adapun ketebalan satuan ini sulit dipastikan karena tidak ditemukannya kontak

dengan satuan di bawahnya, namun berdasarkan rekonstruksi penampang geologi

dapat diperkirakan ketebalan satuan lebih berkisar 500-600 m, terlampir pada

Penampang Geologi (Lampiran D).

3.2.1.2 Ciri Litologi

Satuan ini disusun oleh perselingan kalkarenit dan batulempung yang

berlapis baik dengan sisipan tebal breksi. Yang teramati berupa perselingan

batugamping kalkarenit dan batulempung yang terlihat monoton, dengan

ketebalan batugamping kalkarenit 10-100 cm dan batulempung dengan ketebalan

20-30 cm (Foto 3.7).

Kalkarenit dicirikan dengan warna abu-abu terang sampai abu-abu

kebiruan, ukuran butir pasir sedang hingga kasar, bentuk butir membundar, kemas

tertutup, sorting baik hingga sedang, porositas buruk, massa dasar berukuran pasir

halus-sedang dengan ketebalan bervariasi, sekitar 10 cm hingga 100 cm.

Dari sayatan tipis batugamping kalkarenit yang diambil dari satuan

ini (CKD 1.7, S.Cikandang), umumnya didominasi oleh mineral kalsit dan

plagioklas, sedangkan kuarsa hadir dalam jumlah yang relatif sedikit

(Lampiran 1.a). Hadir fosil berupa foraminifera dalam jumlah yang

sedikit. Bentuk butir terlihat membundar tanggung, terpilah buruk, kemas

terbuka, porositas 10%. Semennya berupa kalsit dengan matrik lumpur karbonat.

Berdasarkan klasifikasi Grabau (1912) sayatan batugamping kalkarenit yang dianalisis

dikelompokkan ke dalam Kalkarenit.

Batulempung dicirikan dengan warna abu-abu terang, kompak, semen

karbonatan. Di beberapa tempat ditemukan pelapukan sehingga merubah

Page 13: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

32

warnanya menjadi abu-abu kecoklatan. Tebal batulempung dalam perselingan

sangat bervariasi, dari 20 cm hingga 30 cm.

Adapun sisipan tebal breksi dicirikan dengan warna abu-abu kecoklatan,

fragmen polimik berupa batuan beku (basalt), batuan sedimen (batulempung

merah, batupasir, batugamping), ukuran butir kerikil, bentuk butir menyudut-

menyudut tanggung, kemas terbuka, sorting buruk, porositas buruk, bersifat getas

(Foto 3.8). Massadasar breksi berupa batupasir sedang dengan semen karbonatan.

Tebal breksi yang ditemukan berkisar antara 1m-1,5 m.

3.2.1.3 Umur, Lingkungan Pengendapan, dan Mekanisme Pengendapan

Berdasarkan hasil analisis mikropaleontologi (Lampiran 2.a) dari conto

batuan CKD 1.6, didapatkan kisaran umur relatif dari Satuan Kalkarenit –

Batulempung ini adalah N14 – N17 (Miosen Tengah – Miosen Akhir)

Foto. 3.7 Singkapan perselingan kalkarenit-batulempung.

Foto diambil pada lokasi CKD 1.5 menghadap ke baratdaya

Foto. 3.8 Singkapan sisipan tebal breksi pada satuan kalkarenit-

batulempung.

Foto diambil pada lokasi CKD 1.4 menghadap ke Barat

Page 14: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

33

berdasarkan Biozonasi Bolli, 1957. Umur pada satuan ini dicirikan dengan

pemunculan awal Globigerina nepenthes dan pemunculan akhir

Sphaerodinellopsis disjuncta.

Lingkungan pengendapan formasi ini diendapkan dengan mekanisme arus

turbidit pada lingkungan kipas bawah laut (Clements & Hall, 2007).

3.2.1.4 Kesebandingan Stratigrafi dan Hubungan Stratigrafi

Berdasarkan dari ciri litologi khas yang dapat dibedakan dengan satuan

lain, maka satuan ini dapat disetarakan dengan Formasi Rambatan (Kartanegara

dkk, 1987).

Hubungan satuan ini dengan satuan yang lebih tua tidak ditemukan,

dikarenakan tidak tersingkapnya satuan dibawahnya pada daerah penelitian ini.

Menurut Marks (1957) hubungan antara Satuan Kalkarenit-Batulempung ini

dengan satuan di bawahnya yang sebanding dengan Formasi Pemali bersifat

selaras. Sedangkan hubungan satuan ini dengan satuan batuan di atasnya adalah

bersifat selaras, ditunjukkan dengan kemiringan lapisan yang relatif sama, tidak

adanya selang waktu pengendapan pada kedua satuan yang dibuktikan dengan

analisa mikropaleontologi.

3.2.2 Satuan Batupasir-Batulempung

3.2.2.1 Penyebaran dan Ketebalan

Satuan Batupasir-Batulempung termasuk ke dalam Formasi Halang dan

merupakan satuan yang memiliki penyebaran paling luas, ditandai dengan warna

kuning pada Peta Geologi (Lampiran C). Luas satuan ini menempati lebih dari

60% dari luas daerah penelitian. Satuan ini dijumpai di sekitar Desa Cisalak, Desa

Kutabima, Desa Negarajati, Desa Cibalung, sepanjang Sungai Cikalong (CKL

12.1 – CKL 12.13), Sungai Cisalak (CSL 11.1 – CSL 11.4), Sungai Cibalung

(CBL 10.1 – CBL 10.7, CBL 7.1 – CBL 7.8), Sungai Cikawung (CKW 9.1 –

CKW 9.10, CKW 3.1 – CKW 3.7), Sungai Cicapar (CCP 2.2 – CCP 2.6) dengan

kondisi yang relatif agak lapuk pada ketinggian 100 – 620 meter di atas

permukaan laut.

Page 15: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

34

Satuan Batupasir-Batulempung ini telah mengalami perlipatan, hal ini

terlihat dari arah kemiringan yang relatif berarah utara dan selatan dengan

kemiringan lapisan berkisar antara 14-80 derajat. Berdasarkan rekonstruksi

penampang geologi dapat diperkirakan ketebalan satuan berkisar 1500m,

terlampir pada Penampang Geologi (Lampiran D).

3.2.2.2 Ciri Litologi

Satuan ini disusun oleh perselingan batupasir dan batulempung yang

berlapis baik dengan sisipan tebal breksi di beberapa tempat. Pada daerah

penelitian yang teramati berupa perselingan batupasir dan batulempung yang

terlihat monoton, dengan ketebalan batupasir 10-50 cm dan batulempung dengan

ketebalan 10-60 cm (Foto 3.9). Secara umum perlapisan memiliki pola menipis

ke atas secara berulang.

Batupasir dicirikan dengan warna abu-abu terang sampai abu-abu

kecoklatan, ukuran butir pasir halus hingga sangat kasar, bentuk butir

membundar-menyudut tanggung, kemas tertutup, pemilahan baik hingga sedang,

porositas baik hingga sedang, umumnya bersifat keras dan kompak, massa dasar

berupa batupasir halus hingga batulempung, semen karbonatan, kadang-kadang

ditemukan nodul-nodul lempung dalam batupasir dan urat-urat kalsit. Setempat

ditemukan karakteristik tufaan berupa batupasir yang dicirikan dengan warna

putih keabu-abuan setebal 10 cm-50 cm.

Dari sayatan tipis batupasir yang diambil dari satuan ini (CK 2.2,

S.Cikalong), umumnya didominasi oleh mineral k-feldspar dan plagioklas,

sedangkan kuarsa, hornblenda dan litik hadir dalam jumlah yang relatif sedikit

(Lampiran 1.b). Hadir fosil berupa foraminifera besar dan

foraminifera kecil dalam jumlah yang sedikit. Bentuk butir terlihat

menyudut-menyudut tanggung, terpilah buruk, kemas tertutup, porositas 10%.

Semennya berupa kalsit dengan matrik tersusun atas mineral lempung dan feldspar.

Berdasarkan klasifikasi Gilbert (1954) sayatan batupasir yang dianalisis bersifat wacke

sehingga nama batuannya adalah felsphatic wacke.

Page 16: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

35

Batulempung dicirikan dengan warna abu-abu kehijauan sampai abu-abu

gelap, porositas baik, getas, semen karbonatan. Di beberapa tempat ditemukan

pelapukan sehingga merubah warnanya menjadi abu-abu kecoklatan. Satuan ini

umumnya berada pada zona hancuran yang muncul sebagai breksiasi. Tebal

batulempung dalam perselingan sangat bervariasi, dari 10 cm hingga 60 cm.

Sisipan tebal breksi polimik dicirikan dengan warna abu-abu kecoklatan,

ukuran butir kerikil hingga bongkah, bentuk butir menyudut-membundar

tanggung, kemas terbuka, sorting buruk, porositas buruk, bersifat getas, fragmen

berupa batuan beku (andesit dan basalt), batuan sedimen (batulempung abu-abu

dan batulempung merah, batupasir, batugamping), litik, cangkang moluska serta

koral yang berukuran 5-8 cm. Massa dasar breksi berupa batupasir halus – kasar,

warna abu-abu terang, tersusun atas mineral plagioklas dan kuarsa yang cukup

dominan, semen karbonatan. Tebal breksi yang ditemukan berkisar antara 1 m-1,5

m (Foto 3.10).

Foto. 3.9 Singkapan perselingan batupasir-

batulempung.

Foto pada lokasi CK 3.4 diambil menghadap ke

baratlaut

Foto. 3.10 Singkapan sisipan tebal breksi pada

satuan Batupasir - Batulempung.

Foto diambil pada lokasi CK 2.1 menghadap ke

selatan

Page 17: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

36

3.2.2.3 Umur, Lingkungan Pengendapan, dan Mekanisme Pengendapan

Berdasarkan hasil analisis mikropaleontologi (Lampiran 2.b) dari conto

batuan CBL 13.6, didapatkan kisaran umur relatif dari Satuan Batupasir-

Batulempung ini adalah N18 – N19 (Miosen Akhir - Pliosen Awal) berdasarkan

Biozonasi Bolli, 1957. Umur pada satuan ini dicirikan dengan pemunculan awal

Globigerinoides bulloides dan Globigerinoides ruber dan pemunculan akhir

Globigerinoides bulloides. Serlain itu ditemukan spesies-spesies foraminifera

plankton lainnya yakni Orbulina universa dan Globorotalia menardii.

Dari lokasi yang sama, penulis juga menganalisis foraminifera

benthos untuk menentukan lingkungan pengendapan satuan ini. Hadirnya

Uvigerina peregrina dan Anomalina sp. pada CBL 13.6 mengindikasikan

bahwa satuan ini diendapkan pada lingkungan bathyal bawah – bathyal atas.

Dari data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa satuan ini diendapkan

pada lingkungan bathyal.

Hasil pengamatan penulis di lapangan memperlihatkan Sekuen

Bouma (1962) yang secara teoritis sudah diterima secara luas sebagai

karakteristik endapan turbidit sehingga dapat disimpulkan bahwa satuan ini

diendapkan dengan mekanisme turbiditik (Foto 3.11).

Foto. 3.11 Singkapan batupasir di lokasi CBL 10.7 dengan struktur sedimen perlapisan bersusun (Ta), laminasi sejajar (Tb), laminasi bergelombang (Tc) yang

menunjukkan adanya sekuen Bouma (1962)

Ta

Tb

Tc

Page 18: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

37

3.2.2.4 Kesebandingan Stratigrafi dan Hubungan Stratigrafi

Berdasarkan dari ciri litologi khas yang dapat dibedakan dengan satuan

lain, maka satuan ini dapat disetarakan dengan Formasi Halang (Kartanegara dkk,

1987).

Hubungan stratigrafi satuan ini dengan satuan di bawahnya menunjukkan

hubungan yang selaras sedangkan hubungan dengan satuan di atasnya tidak

ditemukan di daerah penelitian.

3.2.3 Satuan Breksi Volkanik

3.2.3.1 Penyebaran dan Ketebalan

Satuan Breksi Volkanik ini termasuk ke dalam Formasi Kumbang dan

menempati kurang lebih 15% dari luas daerah penelitian, ditandai dengan warna

coklat pada Peta Geologi (Lampiran C). Satuan ini dijumpai di sekitar Desa

Negarajati dan Desa Gunungtiga sepanjang Sungai Cikopeng (GLM 6.1 – GLM

6.4), Sungai Cilempuyang (NGJ 7.1 – NGJ 7.3), dengan kondisi yang relatif segar

pada ketinggian 200 – 500 meter di atas permukaan laut.

Satuan Breksi Volkanik ini membentuk morfologi perbukitan terjal.

Penyebaran satuan ini dapat diamati dengan mudah di lapangan karena bentuk

topografinya yang sangat berbeda dibanding satuan yang lainnya.

3.2.3.2 Ciri Litologi

Satuan ini disusun oleh breksi yang berlapis buruk (Foto 3.12) dan

merupakan breksi monomik karena fragmen yang menyusunnya relatif seragam,

yakni berupa batuan beku andesitik.

Breksi monomik ini dicirikan dengan warna abu-abu gelap, ukuran butir

kerikil hingga bongkah, bentuk butir menyudut – menyudut tanggung, kemas

umumnya terbuka, sorting buruk, porositas buruk, fragmen berupa batuan beku

(andesit), matrik tuff (Foto 3.13).

Dari sayatan tipis fragmen batuan beku dari Satuan Breksi Vulkanik

(GLM 6.3, S.Cikopeng), umumnya didominasi oleh mineral plagioklas,

Page 19: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

38

sedangkan piroksen, hornblenda, dan kuarsa hadir dalam jumlah yang relatif

sedikit, tekstur porfiritik dan hipokristalin . (Lampiran 1.c).

3.2.3.3 Umur, Lingkungan Pengendapan, dan Mekanisme Pengendapan

Pada satuan ini tidak dijumpai fosil sama sekali, sehingga penentuan

umur tidak bisa dilakukan dengan analisis mikrofosil. Berdasarkan bukti

lapangan pada peta lintasan ditambah hasil peneliti sebelumnya, Kastowo dan

Suwarna (1996) satuan breksi volkanik ini memiliki kisaran umur N18-N19

(Miosen Akhir - Pliosen Awal).

Lingkungan pengendapan satuan ini juga tidak bisa ditentukan

dari analisis mikrofosil. Peneliti sebelumnya (Darman, 1991) mengamati

profil breksi ini dengan menggunakan acuan urutan fasies vertikal

Foto. 3.12 Singkapan breksi volkanik.

foto diambil pada lokasi CTG 5.3 menghadap ke

barat

Foto. 3.13 Singkapan breksi volkanik.

Foto pada lokasi GLM 6.3 diambil menghadap ke

barat

Page 20: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

39

menurut Mutti dan Ricci (1972) dan menghasilkan kesimpulan bahwa

satuan breksi ini memiliki ciri fasies A1 yang termasuk bagian dari inner fan

dari suatu sistem kipas bawah laut (submarine fan).

3.2.3.4 Kesebandingan Stratigrafi dan Hubungan Stratigrafi

Berdasarkan dari ciri litologi khas yang dapat dibedakan dengan satuan

lain, maka satuan ini dapat disetarakan dengan Formasi Kumbang (Kartanegara

dkk, 1987).

Hubungan stratigrafi satuan ini dengan satuan di bawahnya menunjukkan

hubungan yang selaras sedangkan hubungan dengan satuan di atasnya tidak

ditemukan di daerah penelitian. Formasi ini memiliki hubungan yang menjemari

dengan Formasi Halang, hal ini terlihat dari umur formasi yang sama.

3.2.4 Satuan Batupasir

3.2.4.1 Penyebaran dan Ketebalan

Satuan Batupasir menempati kurang lebih 10% dari luas daerah penelitian,

ditandai dengan warna kuning terang pada Peta Geologi (Lampiran C). Satuan ini

dijumpai di sekitar Desa Gunungtiga (GTG 5.5), Cilangkap (GGD 8.1), sepanjang

sungai Cilempuyang (NGJ 7.3 – NGJ 7.5), dan sungai Cikopeng (GLM 6.4 –

GLM 6.6) dengan kondisi yang relatif segar pada ketinggian 50 – 200 meter di

atas permukaan laut. Ketebalan satuan ini berdasarkan rekonstruksi penampang

geologi adalah sekitar 600 m.

3.2.4.2 Ciri Litologi

Satuan ini tersusun atas batupasir dengan sisipan batulempung di

beberapa tempat (Foto 3.14). Batupasir berwarna abu-abu sampai abu-abu tua

kehijauan, kompak, karbonatan, di beberapa tempat banyak mengandung fosil

foraminifera (Foto 3.15), pemilahan baik, porositas baik, umumnya berbutir pasir

sedang-pasir halus, tetapi di beberapa tempat ditemukan singkapan batupasir

dengan butir pasir kasar. Batulempung pada satuan ini berwarna abu-abu sampai

Page 21: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

40

abu-abu tua, dengan ketebalan berkisar antara 10-40 cm, karbonatan,

mengandung fosil, kompak.

Berdasarkan pengamatan pada analisis petrografi didapatkan jenis

batupasir satuan ini adalah Feldsphatic Wacke dengan komposisi butiran

terdiri dari mineral plagioklas, fosil, kuarsa, hornblende, biotit, dan fragmen

batuan, dengan komposisi matriks 17-18% (Lampiran 1.d).

3.2.4.3 Umur, Lingkungan Pengendapan, dan Mekanisme Pengendapan

Berdasarkan hasil analisis mikropaleontologi (Lampiran 2.c) dari conto

batuan GLM 6.6, didapatkan kisaran umur relatif dari Satuan Batupasir ini adalah

N21 (Pliosen Akhir) berdasarkan Biozonasi Bolli & Saunders, 1957. Umur pada

satuan ini dicirikan dengan pemunculan awal Globoratolia timbriata dan

pemunculan akhir Globoratolia miocenis.

Foto. 3.15 Singkapan batulempung yang mengandung

banyak fosil.

Foto diambil pada lokasi GLM 6.6, foto diambil menghadap ke

barat

Foto. 3.14 Singkapan batupasir .

Foto diambil pada lokasi GLM 6.5, foto diambil menghadap ke utara.

Page 22: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

41

Lingkungan pengendapan yang didapatkan untuk semua sampel yang

dianalisis adalah neritik tengah (deep middle shelf). Pada sampel GLM 6.6

dijumpai foraminifera benthonik berupa Nodosaria spp, Lenticulina sp, Lagena

sp, Hyalinea balthica, Elphidium spp, Oolina sp, Bolivina sp, Amphistegina

lesonii, Cassidulina sp, Dentalina sp., dengan rasio plantonik sebesar 40%,

sehingga dapat disimpulkan lingkungan pengendapannya adalah neritik tengah

(deep middle shelf).

3.2.5 Satuan Aluvial

3.2.5.1 Penyebaran dan Ketebalan

Satuan Endapan Aluvial tersebar di daerah baratdaya daerah penelitian

yang meliputi daerah Cimanggu, Cilangkap dan Cikopeng. Satuan ini menempati

sekitar 10% luas daerah penelitian, ditandai dengan warna abu-abu pada peta

geologi. Pada peta geologi satuan ini ditandai oleh daeran yang memiliki kontur

sangat landai, sehingga penyebaran satuan ini mengikuti kontur terluar (Foto

3.16). Satuan ini berada pada level ketinggian 0 – 30 m di atas permukaan laut.

3.2.4.2 Ciri Litologi

Satuan ini berupa endapan sungai yang belum terkonsolidasi yang terdiri

dari material-material lepas berukuran kerikil sampai bongkah berupa batuan

beku andesit, batupasir, dan batulempung (Foto 3.17). Material-material lepas ini

memiliki kebundaran yang sangat baik yang menunjukkan bahwa material ini

telah tertransport jauh dari sumbernya.

Page 23: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

42

3.2.4.3 Umur, Lingkungan Pengendapan dan Hubungan Stratigrafi

Satuan ini berumur Holosen Akhir atau Resen. Hal ini diketahui dari

adanya proses pengendapan yang masih terus berlangsung sampai sekarang.

Satuan ini diendapkan pada lingkungan pengendapan darat dan merupakan hasil

endapan sungai dan diendapkan secara tidak selaras di atas satuan yang lebih tua.

3.3 Struktur Geologi

Analisis struktur geologi daerah penelitian dilakukan dengan

menggunakan dua metodologi, yaitu metodologi tidak langsung dan metodologi

langsung. Metodologi tidak langsung dilakukan dengan pengamatan dan analisis

kelurusan punggungan dan lembah-sungai yang didapatkan dari peta topografi

dan SRTM yang mencerminkan pola struktur dan kedudukan lapisan pada daerah

penelitian. Sedangkan metodologi langsung dapat dilakukan dengan pengambilan

Foto. 3.16 Kenampakan satuan aluvial yang

memperlihatkan kontur yang relatif datar.

Foto diambil dari Desa Cilempuyang menghadap

baratdaya.

Foto. 3.17 Singkapan Aluvial.

Foto diambil di Desa Cilempuyang menghadap utara.

Page 24: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

43

data struktur geologi berupa kekar gerus, cermin sesar, sumbu lipatan, off set, arah

breksiasi, dan pengukuran jurus dan kemiringan lapisan batuan.

Berdasarkan pola kelurusan punggungan yang berkembang di daerah

penelitian berarah NW-SE yang diperkirakan menunjukkan pola kelurusan dari

kedudukan lapisan batuan, sistem sesar anjak dan lipatan (Gambar 3.2).

Sedangkan pola kelurusan lembah-sungai yang berkembang berarah relatif NE-

SW yang diperkirakan menunjukkan pola interpretasi rekahan yang terjadi di

daerah penelitian. (Gambar 3.4).

Struktur yang berkembang di daerah penelitian adalah struktur lipatan

berupa antiklin dan sinklin serta sesar naik yang berarah relatif baratlaut –

tenggara. Lipatan ini dipotong oleh sesar-sesar geser yang berarah timurlaut –

baratdaya. Sesar-sesar gesr tersebut diantaranya adalah: Sesar Geser Cibalung,

Sesar Geser Cisalak, Sesar Geser Cikawung dan Sesar Mendatar Cicapar.

(Gambar 3.5).

Penamaan dari struktur sesar dan lipatan pada daerah penelitian didasarkan

pada nama geografis ditemukannya singkapan yang menunjukkan gejala struktur

tersebut.

Secara lebih detail dan terperinci, analisis mengenai struktur geologi akan

dibahas pada Bab Analisis Struktur Geologi.

Page 25: BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN … Volkanik, Satuan . Batupasir, dan Satuan Aluvial (Gambar 3.4). Foto 3.6 Satuan Dataran Aluvial Foto diambil dari desa Cilempuyang ke arah

44

Gam

bar 3

.5 P

eta

Stru

ktur

Geo

logi

dae

rah

pene

litia

n