BAB III Siskomber
Transcript of BAB III Siskomber
BAB III
SISTEM GSM
3.1. Riwayat Sistem GSM
GSM merupakan teknologi seluler generasi kedua yang menggunakan modulasi
digital, menyediakan kapasitas lebih besar, kualitas suara serta sekuritas yang lebih
baik jika dibandingkan dengan teknologi seluler generasi pertama. GSM menggunakan
teknologi Time Division Multiple Access (TDMA) sebagai interfacenya. Pada teknologi
ini suatu pita dengan frekuensi tertentu yang lebih lebar dibagi-bagikedalam beberapa
time slot. Hal ini berarti bahwa beberapa panggilan dapat menggunakan kanal frekuensi
yang sama, tetapi pada suatu slot waktu yang berbeda.
Ada sekitar 250 system GSM yang beroperasi di hampir 105 negara. Di Amerika
utara, standar digital yang berbeda dikembangkan dan dikenal dengan DAMPS (IS-
136). DAMPS ini merupakan evolusi dari standar AMPS band yang banyak digunakan
di Amerika, Asia Pasifik dan beberapa area di Eropa Timur. Di Jepang, standar digital
yang dikembangkan adalah PDC. Ketiga standar inilah yang banyak dikembangkan dan
mendominasi pasar sekarang ini. Meskipun ketiga standar ini menggunakan Air
Interface yang sama yaitu TDMA, namun ketiga standar teknologi ini tidaklah
kompatible. Pelanggan GSm misalnya, dia hanya mampu melakukan panggilan bila
berada pada satu daerah dimana terdapat jaringan GSM. Jika pada suatu saat si
pelanggan tadi berada pada suatu daerah di mana tidak terdapat jaringan GSM
melainkan jaringan DAMPS, maka si pelanggan tadi tidak dapat melakukan panggilan.
3.2. Arsitektur Sistem GSM
Pembagian jaringan GSM dapat dibedakan atas tiga subsistem yaitu:
BSS (Base Station Subsystem)
NSS (Network and Switching Subsystem)
OOS (Operation Subsystem atau Operation and maintenance Subsystem)
3.2.1. RSS (Radio Subsystem)
RSS merupakan bagian system yang berinteraksi erat dengan penanganan
sumber daya radio, dalam hal ini BSS dan MS. BSS mewakili unit fungsi dari peralatan
yang dibutuhkan untuk mendukung6k suatu sel. Unit ini terdiri dari 3 entitas fungsional
yaitu BSC (base Station Controller) sebagai unit kontrol, BTS (base Tranceiver Station)
sebagai unit transmisi dan TCE (Transcoding Equipment) sebagai unit
pengadafdasptasian metode pengkodean suara yang berbeda dalam jaringan GSM dan
jaringan tetap (Fixed network). Antarmuka antara BTS dan MS disebut sebagai UM
interface (Radio Interface). Sedangkan antara BTS dan BSC didefinisikan antarmuka
yang disebut abis interface. Untuk menjaga konsistensi kinerja, setiap BSC
dihubungkan dengan unit kontrol system OOS.
Gambar 3.1. Arsitektur GSM
Tabel 3.1. Spesifikasi Radio GSM 900 dan GSM 1800
a. BSC (Base Station Controller)
Dalam terminologi GSM, suatu BSS adalah gabungan sebuah BSC dan semua
BTS yang dikontrolnya. BSC berfungsi untuk memonitor dan mengontrol sejumlah BTS.
Jadi semua pengaturan kanal pada radio interface (pengalokasian dan pelepasan
kanal) dan mekanisme hand offer dilakukan secara remote oleh BSC. Dengan adanya
proses ini maka BSC dapat mengendalikan kinerja transmisi setiap BTS dan jika perlu
dapat memerintahkan handoffer ke sel BTS yang lain yang masih dalam wilayah BSC
yang bersangkutan
b. BTS (Base Tranceiver Station)
BTS terdiri dari perlengkapan radio yang diperlukan untuk mendukung sebuah sel.
Tugas dari BTS adalah menjaga dan memonitor hubungan dengan MS. Lebih khusus
lagi menghubungkan dengan transmisi penerimaan radiointerface dan beberapa fungsi
tambahan. BTS juga sering disebut kepanjangan tangan BSC.
Gambar 3.3. BTS
c. TCE (Transcoding Equipment)
Dengan adanya TCE maka frekuensi radio dapat digunakan secara lebih efektif.
Dalam jaringan GSM, suara ditransmisikan hanya 16 kbps (13 kbps informasi suara dan
3 kbps informasi kontrol), sedangkan pada jaringan tetap (ISDN) biasanya digunakan
standar transmisi 64 kbps (PCM 8 bit). Tugas dari TCE antara lain adaptasi bit rate
antara BSC dan MSC, hubungan informasi kontrol dan adaptasi rate untuk transmisi
data melalui telepon mobile. Beberapa literatur menyebutnya sebagai TRAU
(Transcoder Rate Adaptasion Unit) dan dalam arsitektur kanonik GSM diklarifikasikan
sebagai bagian dari BTS.
d. MS (Mobile Station)
Pada umumnya ada 3 jenis MS untuk sistem komunikasi bergerak. Pertama
adalah pesawat yang terhubung dengan kendaraan (vehicle mountered). Kedua
pesawat portable dan yang terakhir pesawat genggam (handheld). Secara arsitektur,
MS terdiri dari bagian yang menangani radio, bagian pemrosesan data dan antarmuka
dengan pengguna atau ke terminal yang lain. Dua bagian yang pertama berfungsi untuk
mengakses dan berinteraksi dengan jaringan melalui radio interface. Sedangkan yang
terakhir berkaitan dengan interaksi dengan pengguna.bila dilakukan pembagian secara
fungsional, MS terdiri dari :
Terminal pendukung : merepresentasikan fungsi khusus tanpa fungsi spesifik GSM
Terminal Mobile : merepresentasikan semua fungsi yang berhubungan dengan
transmisi pada radio interface
Terminal adapter : yang bertindak sebagai gateaway antara terminal dan terminasi
mobile.
3.2.2. NSS (Network and Switching Subsystem)
NSS terdiri dari fungsi yang diperlukan untuk menangani perinta-perintah
penyediaan hubungan, proses dan pelepasannya kembali (fungsi switching atau
penyambungan) serta mekanisme pemrosesan basis data yang mendukungnya. Fungsi
ini antara lain fungsi khusus yang berhubungan dengan mobilitas pelanggan (misalnya
paging : memanggil MS selama datangnya panggilan atau call set up), pengalokasian
kanal radio yang dilakukan pleh BSC ke masing-masing MS selama panggilan
berlangsung, menentukan area location MS, menentukan MSRN (Mobile Station
Roaming Number), pengaturan pensinyalan dengan entitas yang lain (misalnya BSS)
handover (interaksi MSC atau intra MSC), validasi dan scurity, serta pengaturan
komunikasi antara pelanggan GSM dengan pelanggan jaringan telekomunikasi lain.
a. MSC (Mobile Switching Center)
MSC pada intinya adalah suatu peralatan switching, ekivalen dengan central
digital (ISDN) ditambah dengan pengaturan mobilitas pelanggan. Fungsi utamanya
adalah untuk koordinasi panggilan datang dari atau ke pelanggan GSM termasuk fungsi
call routing dan call control. Lebih spesifik fungsi ini bertanggung jawab atas
pengalokasian dan pelepasan kanal radio melalui BSC beserta mekanisme location
updaring, handover dari satu sel ke sel yang lainnya serta interkoneksidengan jaringan
lain (ISDN/PSTN)
b. HLR (Home Location Register)
HLR adalah tempat penyimpanan dan administrasi pelanggan yang diperlukan
untuk menyediakan servise (ekivalen dengan sentral lokal pada jaringan tetap). Fungsi
dasarnya adalah untuk menyediakan referensi lokasi MS pada wilayah GSM. Ketika
pelanggan harus dicari (call set up), HLR akan diinterogasi untuk memberikan informasi
yang relevan. Jumlah HLR tergantung pada jumlah pelanggan dan features spesial
jaringan. Setiap aksi administrasi dan aksi teknis yang dilakukan oleh administrator
jaringan, disimpan dalam register ini. Jadi pada umumnya ada 2 tipe informasi dalam
HLR :
Data yang menerangkan kondisi kontrak dengan pelanggan
Data yang berisi informasi untuk meneruskan panggilan datang ke MSC untuk
pelanggan yang dipanggil.
HLR juga terdiri dari 3 identitas khusus (bagian informasi) yang penting bagi system :
IMSI (International Mobile Subscriber Identity)
MSISDN (Mobile Station ISDN Number) adalah nomor panggil ekivalen ISDN bagi
pelanggan mobile
Alamat VLR di mana data pelanggan didaftarkan
c. EIR (Equipment Identity Register)
Setiap pesawat GSM mempunyai nomor identitas yang dilakukan secara
perangkat keras (IMEI). Dalam mengakses jaringan, pesawat akan mengirim pesan
permintaan akses disertai dengan nomor pesawat yang bersangkutan. Jaringan akan
memberikan nomor ini bila nomor pesawat tersebut tidak terdaftar dalam EIR. Maka
akses ke jaringan akan dapat dilakukan. Jadi sebagaimana dua register sebelumnya,
EIR berfungsi untuk merekam identitas, tapi informasi yang terdapat dalam EIR adalah
khusus untuk validasi akses ke jaringan. Bila nomor pesawat tersebut sebelumnya telah
dilaporkan hilang, maka nomor ini akan disimpan dalam EIR dan sebagai
konsekuensinya semua permintaan akses ke jaringandari pesawat tersebut akan ditolak
d. AUC (Authentication Center)
AUC memproteksi sistem GSM terhadap penggunaan ilegal (bukan oleh
pelanggan). AUC juga memproteksi sistem terhadap penyalahgunaan data pelanggan
GSM. AUC terdiri dari suatu Bank data unit kontrol dan monitor (untuk pemeriksaan hak
akses lain) dan perangkat keras khusus untuk menjalankan algoritma enkripsi.
3.2.3. OOS (operation and Maintenance subsystem)
Bagian ini bertanggung jawab terhadap system operation dan maintenance
system GSM. OOS adalah unit fungsi yang bertanggung jawab untuk memonitor dan
mengkontrol system (totalitas semua elemen jaringan) dan mengkombinasikan semua
fungsi yang diperlukan untuk menjaga konsistensi fungsional sistem secara global.
Termasuk fungsi ini antara lain :
a. Fungsi yang berhubungan dengan administrasi pelanggan
Administrasi pelanggan dan hubungan
Registrasi pembayaran
Registrasi data untuk kepentingan statistik
b. Fungsi yang berhubungan dengan security
Memeriksa identitas pelanggan dalam AUC
Melakukan pengkodean data
Memeriksa identitas pesawat dalam EIR
c. Fungsi operasi, berupa semua aktifitas teknis dan administratif yang diperlukan
karena kondisi eksternal yang dimodifikasi misalnya pengenalan layanan-layanan
baru bsebagai reaksi kebutuhan baru.
d. Fungsi pemeliharaan, berupa semua aktifitas teknis atau administrative yang
diperlukan untuk menjalankan fungsi sistem atau mengembalikan dan
memperbaikinya secepat mungkin setelah terjadi kegagalan.
3.3. Jenis Kanal pada GSM
Kanal-kanal pada system GSM terdiri dari :
a. Kanal Radio (Radio Channel) yang ditentukan berdasarkan frekuensi yang
digunakan.
Pada kenyataannya, sistem GSM dapat diimplementasikan di beberapa band
frekuensi, tetapi hanya ada beberapa band frekuensi yang terdapat pada terminal GSM.
0 1 2 3 123 124
UPLINK
45 MHz SpacingCreates Duplex Piring
915 MHz
0
45 MHz SpacingCreates Duplex Piring
1 2 3 123 124
UPLINK 915 MHz935 MHz
1 2 3 123 124
DOWNLINK960 MHz
0
Channel 0 not used. Acts as guardband
Terlebih, terminal-terminal GSM mungkin tidak sesuai dengan satu atau lebih band
frekuensi GSM yang ada untuk melengkapi roaming dalam pemakaian global.
Kanal frekuensi terdiri atas 8 time slot. 1 time slot dari TDMA frame mengacu pada
1 kanal frekuensi, sehingga pada sistem GSM terdapat 8 kanal tiap carrier, yaitu kanal
0-7. Lebar masing-masing kanal sebesar 200 KHz, sehingga untuk keseluruhan sistem
GSM yang memiliki spektrum sebesar 25 MHz terdapat 1000 kanal untuk arah uplink
dan downlink.
Dua band frekuensi, masing-masing 25 MHz, telah dialokasikan oleh ETSI untuk
sistem GSM :
890 - 915 MHz untuk uplink (MS to BS)
935 - 960 MHz untuk downlink (BS to MS)
Gambar 3.4. Spectrum Band for Primary GSM
b. Kanal fisik (physical Channel) dan Kanal Logic (Logical Channel)
GSM memiliki 2 tipe kanal yaitu
Kanal Trafik (Traffic Channels) yang digunakan untuk menyampaikan
informasi data dan percakapan.
Kanal Kontrol (Control Channels) digunakan untuk pesan-pesan manajemen
jaringan dan tugas-tugas pemeliharaan kanal.
890 MHz
Gambar 3.5. Kanal Fisik dan Kanal Logic
Tiap-tiap kanal fisik mendukung sejumlah kanal logic yang digunakan untuk
pensinyalan dan lalu lintas pelanggan. Berikut adalah tipe-tipe kanal logic yang
disupport oleh kanal fisik :
Speech Traffic Channels (TCH)
Full-rate TCH (TCH/F)
Half-rate TCH (TCH/H)
Broadcast Channels (BCH)
Frequency Correction Channels (FCCH)
Synchronization Channel (SCH)
Broadcast Control Channel (BCCH)
Common Control Channels (CCCH)
Paging Channel (PCH)
Random Access Channel (RACH)
Access Grant Channel (AGCH)
Cell Broadcast Channels (CBCH)
CBCH menggunakan kanal fisik yang sama seperti DCCH
Dedicated Control Channels (DCCH)
Slow Associated Control Channel (SACCH)
Stand-alone Dedicated Control Channel (SDCCH)
Fast Associated Control Channel (FACCH)
3.4. Interaksi Antar Elemen Dalam Penanganan Sistem
Setelah menyinggung elemen-elemen pembentuk sistem GSM, sekarang
saatnya untuk memformulasikan interaksi yang terjadi antar entitas tersebut. Karena
setiap entitas hanya melakukan sebagian tugas tertentu yang spesifik, maka dalam
menyediakan sebuah layanan diperlukan kerja sama sinergis antar bagian-bagian
sistem GSM.
Entitas-entitas akan bekerjasama selama penyediaan, pengaturan maupun
pelepasan panggilan. Termasuk proses essensial di dalamnya adalah pendaftaran
(registrasi) lokasi dan routing panggilan. Proses tersebut termasuk dalam manajemen
jaringan ditambah dengan eksekusi fungsi pendeteksi untuk memastikan operasional
secara keseluruhan. Registrasi lokasi menjadi persyaratan dasar agar setiap panggilan
dapat mencapai pelanggan yang ber-roaming. Untuk kepentingan kontrol, wilayah
cakupan geografis jaringan nasional dibagi ke dalam sejumlah location area. Informasi
kontrol dan identitas bagi setiap location area diberikan melalui BCCH (Broadcast
Control Channel). MS yang telah diaktifkan akan terus memonitor informasi dalam
BCCH dan segera melakukan permintaan location updating jika terjadi perubahan
identitas location area yang diterima. Dengan demikian keakuratan informasi status MS
dapat dijaga.
Ketika MS memasuki location area yang dilayani oleh VLR yang berbeda,
prosedur location updating dieksekusi melalui jaringan. Ada 2 metode yang digunakan
dalam GSM :
a. VLR segera melakukan assosiasi MSRN dengan IMSI. Kemudian keduanya
dikirimkan ke HLR melalui prosedur MAP (Mobile Application Part) sehingga pada
akhir prosedur ini HLR berisi directoru number (DN) yang unik untuk pelanggan
mobile berikut dengan I MSI dan MSRN sekarang.
b. Sebagai ganti MSRN pada cara pertama tadi, digunakan identitas (alamat) VLR /
MSC. MSRN merupakan nomor ISDN / PSTN normal dan unik yang diperlukan
sedemikian sehingga panggilan bisa di route kan melalui jaringan tetap ke pelanggan
jaringan GSM roaming. Dalam PLMN, panggilan lalu di-route-kan ke HLR dimana
pelanggan yang dipanggil tersebut terdaftar.
Pada alternatif pertama di atas, MSRN sudah tersedia pada HLR dan setelah
mencapai MSC yang sesuai, MS di-paging dengan mentransmisikan IMSI yang
bersangkutan. Sedangkan pada alternatif kedua, HLR hanya menunjukkan sebuah
MSC tersebut. VLR kemudian mengasosiasikan sebuah MSRN. MSRN ini digunakan
untuk mengarahkan panggilan ke MS yang be-roaming ini.
Interaksi antara BTS-MS, menyangkut penanganan sumber daya radio. Fungsi
dari fisikal direalisasikan melaui kanal-kanal logic yang di-subdivisi-kan ke dalam kanal
trafik dan kanal signaling. Kanal trafik melayani transmisi data atau suara digital
pelanggan. Transmisi suara tergantung dari metode pengkodean yang digunakan dan
kapasitas jaringan yang digunakan, bisa dalam full-rate traffic channel dengan 13 kbps
atau dalam half-rate traffic channel 6,5 kbps, dan beberapa kanal dengan kecepatan
9,6 kbps dan 2,4 kbps digunakan untuk transmisi data. Kanal-kanal signaling digunakan
untuk mengontrol dan memonitor hubungan dan untuk mentransmisikan informasi
signaling.
Interaksi antara PLMN dengan jaringan lain, khususnya jaringan tetap baik ISDN /
PSTN ditangani dengan baik karena tersedianya standard pensinyalan, baik melalui
MAP, ISUP (ISDN User Part) atau TUP (Telephone User Part). Sedangkan semua
transaksi yang menyangkut pengaturan mobilitas dan kontrol panggilan (call control)
berlangsung secara transparan antar entitas MS dan MSC / VLR / HLR.