BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN … III.pdf · Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan...
Transcript of BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN … III.pdf · Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan...
III - 1
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah merupakan
kerangka implementatif Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun
2015, yang memuat gambaran kondisi ekonomi makro tahun 2013. Proyeksi tahun 2014 dan
2015, serta kebutuhan dan sumber pembiayaan pembangunan yang diperlukan tahun 2015.
Gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut dicapai dengan menyusun berbagai prioritas
pembangunan serta mengambil langkah kebijakan yang disusun untuk menghadapi tantangan
dan penyelesaian masalah pembangunan agar arah pembangunan daerah tahun 2015 dapat
dicapai sesuai dengan sasaran program dan kegiatan yang diharapkan.
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
3.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pertumbuhan Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menggambarkan kemampuan suatu
daerah dalam mengelola dan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk
menghasilkan barang dan jasa. Besarannya tergantung pada hasil penggunaan potensi
faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, sumberdaya manusia, modal dan
teknologi serta semangat berwirausaha masyarakatnya dalam melakukan kegiatan
ekonomi. Perkembangan kegiatan ekonomi Kabupaten Kulon Progo dicerminkan
dengan PDRB, baik yang dinilai dalam harga konstan maupun harga berlaku.
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) selama kurun waktu 5 tahun
terakhir selalu mengalami kenaikan, pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 5,54 trilyun
rupiah pada tahun 2014 mencapai 5,05 trilyun rupiah, tahun 2013 mencapai 4,60 trilyun
rupiah, tahun 2012 sebesar 4,20 trilyun rupiah, tahun 2011 sebesar 3,87 trilyun rupiah,
dan tahun 2010 sebesar 3,55 trilyun rupiah.
III - 2
Tabel 3.1. Prediksi PDRB Kulon Progo Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2007 - 2017
No Tahun PDRB ADHB 2007-2017
1 2007 2,67
2 2008 2,96
3 2009 3,29
4 2010 3,55
5 2011 3,87
6 2012 4,20
7 2013 4,60
8 2014* 5,05
9 2015* 5,54
10 2016* 6,09
11 2017* 6,68
Sumber: Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2013
Gambar 3.1 Prediksi PDRB ADHB Tahun 2007 – 2017
Sementara itu PDRB berdasarkan harga konstan (harga tahun 2000) nilai PDRB
tahun 2015 diperkirakan sebesar 2,30 trilyun rupiah, tahun 2014 sebesar 2,18 trilyun
rupiah, tahun 2013 sebesar 2,06 trilyun rupiah, tahun 2012 sebesar 1,96 trilyun rupiah,
tahun 2011 sebesar 1,87 trilyun rupiah, dan tahun 2010 sebesar 1,78 trilyun rupiah.
PDRB atas harga berlaku dan PDRB atas harga konstan (harga tahun 2000) selama
kurun waktu 2007 – 2016 disajikan dalam tabel berikut :
III - 3
Tabel 3.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2007– 2016 (dalam juta rupiah)
Sumber: Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2013
*Angka Prediksi
Gambar 3.2 PDRB Kabupaten Kulon Progo Tahun 2007 – 2016 (dalam jutaan rupiah)
Sembilan sektor ekonomi yang tercakup dalam PDRB dapat dikelompokkan dalam 3
(tiga) kelompok besar, yaitu : sektor primer, sektor sekunder, dan sektor tersier.
Peranan kelompok sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kulon Progo
dari tahun 2007 ke 2013 terjadi penurunan peran sektor sekunder dari 22,18 persen
menjadi 21,05 persen dan kondisi yang sama diprediksi masih akan terjadi pada
2014, 2015, dan 2016. Pada sektor sekunder kontribusi paling besar disumbang
oleh sub sektor industri pengolahan dengan rerata 21,73 persen dari total seluruh
sektor (2007-2013). Penurunan pada sektor sekunder disebabkan oleh penurunan
sub sektor industri pengolahan yang turun secara drastis. Sedangkan untuk sub
sektor bangunan mengalami kenaikan secara konsisten meskipun tidak signifikan.
0,00
1.000.000,00
2.000.000,00
3.000.000,00
4.000.000,00
5.000.000,00
6.000.000,00
7.000.000,00
PDRB ADHB
PDRB ADHK
No Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK
1 2007 2.672.862,00 1.587.630,00
2 2008 2.957.165,00 1.661.370,00
3 2009 3.286.280,00 1.728.302,00
4 2010 3.547.055,00 1.781.227,00
5 2011 3.867.137,00 1.869.336,00
6 2012 4.196.448,00 1.963.079,00
7 2013 4.602.893,75 2.062.180,00
8 2014* 5.050.291,50 2.167.807,00
9 2015* 5.542.882,02 2.280.415,00
10 2016* 6.085.355,07 2.403.823,00
III - 4
Seiring penurunan sektor sekunder, sektor primer, dan sektor tersier
perannya mengalami peningkatan. Sektor tersier mengalami peningkatan secara
signifikan mulai tahun 2009 dengan besaran 53,10 persen dan mengalami tren
peningkatan hingga 2013 dengan besaran 54,57 persen, dan kecenderungan
kenaikan ini diperkirakan akan terulang pada tahun 2014, 2015, dan 2016. Pada
tahun 2007-2013 Sektor tersier disumbang paling besar oleh sub sektor jasa-jasa
dengan rerata 20,79 persen dari total seluruh sektor, kemudian disusul sub sektor
perdagangan, restoran & hotel dengan rerata kontribusi 16,71 dari total seluruh
sektor. Sub sektor jasa-jasa mengalami peningkatan signifikan mulai tahun 2010.
Sektor primer pada periode lima tahun pertama 2007 sampai 2011
mengalami kondisi naik turun, dimana kenaikan paling tinggi terjadi pada tahun 2008
dengan besaran 25,70 persen dan penurunan paling rendah pada tahun 2010
dengan besaran 23,86 persen. Sedangkan pada lima tahun kedua periode 2012
sampai dengan 2013 sektor primer cenderung naik namun tidak terlalu signifikan
(tren dalam grafik cenderung konstan), dimana kondisi ini diprediksi akan terulang
pada tahun 2014, 2015, dan 2016. Sub Sektor pertanian mempunyai kontribusi
paling besar dalam sektor primer dengan rerata 23,68 persen dari total seluruh
sektor (2007-2013). Tanaman bahan makanan dan peternakan merupakan
penyumbang dominan dalam sub sektor pertanian.
Tabel 3.3. Struktur Perekonomian Kabupaten Kulon Progo
KELOMPOK SEKTOR 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014* 2015* 2016*
PRIMER 24,21 25,7 25,17 23,86 24,49 24,36 24,38 25,77 25,13 24,54
a PERTANIAN 23,1 24,67 24,11 23,16 23,68 23,48 23,53 24,76 24,01 23,28
b PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,11 1,03 1,05 0,7 0,82 0,87 0,85 1,02 1,12 1,26
SEKUNDER 22,18 22,22 21,73 22,3 21,37 21,25 21,05 19,95 19,93 19,97
a INDUSTRI PENGOLAHAN 15,49 15,49 15,1 15,52 14,31 13,96 13,65 13,19 12,87 12,57
b LISTRIK, GAS DAN AIR MINUM 0,85 0,85 0,86 0,88 0,87 0,85 0,85 0,69 0,76 0,87
c BANGUNAN 5,83 5,87 5,77 5,9 6,19 6,43 6,55 6,07 6,30 6,53
TERSIER 53,62 52,08 53,1 53,83 54,14 54,39 54,57 54,19 54,85 55,40
a PERDAGANGAN , RESTORAN & HOTEL 16,05 16,7 16,4 16,56 16,97 17,05 17,22 17,89 17,95 17,98
b PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 10,88 11,12 10,55 10,13 9,92 8,95 8,6 9,11 9,01 8,94
c BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN 6,08 6,12 6,24 6,36 6,15 6,09 6,07 6,72 6,93 7,13
d JASA-JASA 20,61 18,15 19,92 20,77 21,1 22,31 22,68 20,46 20,96 21,36
TOTAL 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2013 *Angka Prediksi
III - 5
Gambar 3.3. Persentase Kontribusi Kelompok Sektor Primer Tahun 2007 – 2016 (%)
Gambar 3.4 Persentase Kontribusi Kelompok Sektor Sekunder Tahun 2007 – 2016 (%)
22,18
22,22
21,73
22,3
21,37 21,2521,05
19,95
19,93
19,97
18,5
19
19,5
20
20,5
21
21,5
22
22,5
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014* 2015* 2016*
24,21
25,7
25,17
23,86
24,49
24,36
24,38
25,77
25,13
24,54
22,5
23
23,5
24
24,5
25
25,5
26
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014* 2015* 2016*
III - 6
Gambar. 3.5. Persentase Kontribusi Kelompok Sektor Tersier Tahun 2007 – 2016 (%)
3.1.2. PDRB Per Kapita
Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (ADHB) sejak tahun 2010
hingga tahun 2016 mengalami tren peningkatan. Pada Tahun 2012 sebesar Rp.
10.671.984,-, tahun 2013 sebesar Rp. 11.887.203,-, dan untuk tahun 2014 hingga
tahun 2015 diprediksikan juga ada kenaikan, dimana pada tahun 2014 sebesar Rp.
13.022.900,-, tahun 2015 sebesar Rp. 14.096.099,-, tahun 2016 sebesar Rp.
15.475.662,-,.
Nilai PDRB per kapita atas dasar harga konstan (ADHK tahun 2000) sejak
tahun 2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 sebesar Rp. 4.580.532,-
tahun 2011 sebesar Rp. 4.790.630,-, tahun 2012 sebesar Rp. 4.923.433,-, dan
tahun 2013 sebesar Rp. 5.114.803,-. Sedang untuk tahun 2014 hingga tahun 2016
diprediksikan juga ada kenaikan, dimana pada tahun 2014 sebesar Rp. 5.317.619,-,
tahun 2015 sebesar Rp. 5.532.960,-, tahun 2016 sebesar Rp. 5.769.586,-,.
PDRB per kapita kabupaten Kulon Progo yang terus meningkatkan akan
berimplikasi pada meningkatnya perputaran distribusi ekonomi di masyarakat, namun
begitu kondisi ini jika tidak disikapi dengan kebijakan yang tepat maka akan
berdampak kurang baik pada pertumbuhan ekonomi kabupaten Kulon Progo. Faktor
geografis dan demografis Kabupaten Kulon Progo yang berbatasan dengan
beberapa kabupaten lainnya telah diidentifikasi sebagai “daerah pasar bocor” dimana
warga yang mempunyai uang lebih memilih untuk membelanjakannya di daerah
tetangga yang menyediakan barang dan jasa yang lebih bervariasi dan kompetitif.
53,62
52,08
53,1
53,83
54,1454,39
54,57
54,19
54,85
55,40
50
51
52
53
54
55
56
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014* 2015* 2016*
III - 7
Dengan adanya tren kenaikan PDRB per Kapita baik ADHB dan ADHK
seharusnya secara positif akan meningkatkan daya beli pasar Kulon Progo. Kondisi
ini memberikan peluang terhadap peningkatan permintaan pasar sehingga apabila
dapat direspon dengan kebijakan yang tepat akan dapat mendorong pertumbuhan
sektor hulu maupun sektor hilir. Sektor hilir akan memainkan peranan yang sangat
penting dalam menyediakan variasi produk jadi lokal dengan harga yang lebih
kompetitif. Pemenuhan arus barang yang variatif dan harga yang kompetitif
diharapkan mampu mendorong pembentukan karakter pasar kulon progo yang
berorientasi pada produk lokal. Oleh karena itu sub sektor industri pengolahan harus
mendapat perhatian dalam kebijakan sehingga dapat mendorong pembangunan
embrionisasi industri hilir yang kuat dan kompetitif.
Disisi lain untuk mengantisipasi permintaan pasar terhadap suplai bahan
mentah perlu penguatan pada sektor industri hulu, dalam hal ini tidak dapat
diabaikan bahwa struktur perekonomian kabupaten Kulon Progo paling besar
disumbang oleh sub sektor pertanian khususnya tanaman bahan makanan dan
peternakan. Industri hilir akan memainkan peranan penting dalam meningkatkan nilai
tambah ekonomi pada sub sektor pertanian.
Sejalan dengan integrasi ekonomi ASEAN dibawah payung ASEAN
Economic Community (AEC), kebijakan single market and single production unit
harus disikapi dengan formulasi kebijakan yang tepat dalam memberikan peluang
pasar domestik dan industri lokal untuk berkembang, salah satunya mendorong
pembentukan struktur pasar berbasis karakter budaya lokal.
Tabel 3.4. PDRB Per Kapita Kabupaten Kulon Progo
No Tahun
PDRB per Kapita
atas dasar harga berlaku
atas dasar harga konstan
2000
1 2010 9.121.466 4.580.532
2 2011 9.910.472 4.790.630
3 2012 10.671.984 4.992.301
4 2013** 11.887.203 5.114.803
5 2014** 13.022.900 5.317.619
6 2015** 14.096.099 5.532.960
7 2016** 15.475.662 5.769.586
Sumber: Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2013
III - 8
Gambar 3.6.
PDRB Per Kapita Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010 – 2016 (Rp.)
3.1.3. Pertumbuhan Ekonomi dan Proyeksi PDRB
Besaran laju pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu tahun 2009 – 2016
sebagai berikut: pada tahun 2009 sebesar 4,03 persen, tahun 2010 sebesar 3,06
persen, tahun 2011 sebesar 4,95 persen, tahun 2012 sebesar 5,01 persen, tahun
2013 sebesar 5.05 persen, tahun 2014 diprediksikan sebesar 5.12 persen, tahun
2015 diprediksikan sebesar 5.19 persen, dan tahun 2016 diprediksikan sebesar 5.41
persen.
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
14.000.000
16.000.000
18.000.000
2010 2011 2012 2013** 2014** 2015** 2016**
atas dasar harga berlaku
atas dasar harga konstan 2000
III - 9
Gambar 3.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009 – 2016
Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi diprediksi terjadi ditahun 2016 setelah
sebelumnya tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Sektor
pertanian sebagai tulang punggung struktur ekonomi kabupaten Kulon Progo pada
tahun 2010 mengalami pertumbuhan negative sebesar (1,44) persen yang
mempengaruhi besaran laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Penurunan
pertumbuhan disektor pertanian pada tahun 2010 dipengaruhi oleh penurunan sub
sektor tanaman bahan makanan. Dimana sub sektor tanaman bahan makanan
merupakan penyumbang terbesar dalam sektor primer di kulon progo terutama
produksi padi. Faktor bencana alam akibat letusan gunung merapi pada akhir tahun
2010 yang menyebabkan banjir lahar dingin dan hujan abu tebal mempunyai andil
yang sangat besar terhadap terganggunya panen padi di wilayah utara kabupaten
Kulon Progo yang berbatasan langsung dengan daerah bencana. Namun situasi
bencana yang terjadi disikapi dengan kebijakan yang cepat dan tepat, sehingga
mendorong cepatnya recovery tanggap bencana dengan berbagai program kegiatan
yang mendorong tumbuhnya kembali laju pertumbuhan ekonomi yang sempat
menurun tajam. Salah satunya dengan perbaikan sarana dan prasarana dibidang
pertanian seperti irigasi, perbaikan jalan, pengerukan sungai yang tertutup material
gunung berapi dan management man power serta social capital untuk bangkit
membangun kembali setelah bencana. Dengan dikeruknya material penutup saluran
dan diperbaikinya infrastruktur saluran irigasi Kalibawang, berpengaruh pada
peningkatan produksi padi pada tahun 2011. Komoditas ini sempat mengalami
penurunan produksi di tahun 2010. Peningkatan produk pertanian di Kabupaten
Kulon Progo pada tahun 2011 berimbas pada besaran laju pertumbuhan ekonomi
pada sub sektor tanaman bahan makanan.
Pertumbuhan yang cukup tinggi pada subsektor yang punya andil besar
dalam perekonomian akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara
3,06
4,95 5,01 5,05 5,12 5,19
5,41
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
2010 2011 2012 2013** 2014** 2015** 2016**
pe
rse
n (%
)
tahun
III - 10
keseluruhan. Tahun 2012 sampai dengan 2014 sektor pertumbuhannya positif walau
laju pertumbuhannya tidak secepat pada tahun 2011.
Sub sektor tanaman bahan makanan mempunyai share yang besar pada
sektor pertanian, sehingga besaran pertumbuhan sub sektor tanaman bahan
makanan sangat berpengaruh pada pertumbuhan sektor pertanian. Peran sektor ini
baik secara berlaku maupun konstan cukup tinggi, sehingga sangat mempengaruhi
laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo.
Material letusan Gunung Merapi yang berupa pasir dan bebatuan dengan
adanya hujan akan terbawa aliran arus sungai, salah satunya yaitu Sungai Progo.
Sungai Progo merupakan salah satu sungai yang merupakan pembatas wilayah
antara Kabupaten Sleman dan Kulon Progo. Banyaknya material yang terbawa arus
sungai membawa dampak semakin meningkatnya kegiatan pertambangan di wilayah
Kabupaten Kulon Progo. Pada tahun 2011, laju pertumbuhan ekonomi sektor
pertambangan dan penggalian di Kabupaten Kulon Progo cukup tinggi yakni sebesar
21,57 persen, akan tetapi tahun 2012 penurunan dan mulai tahun 2013 hingga
tahun 2016 diperkirakan mengalami pertumbuhan, untuk prediksi ini belum
memperhitungkan pertambangan pasir besi.
Sektor industri di tahun 2010 tumbuh 4,08 persen sedangkan di tahun 2011
tumbuh negatif 1,23 persen, pada tahun 2012 bangkit lagi hingga diperkirakan
tumbuh positif sampai dengan tahun 2016, akan tetapi perumbuhannya tidak secepat
pada tahun 2010. Untuk sektor listrik, gas, dan air bersih, pada tahun 2010
mengalami pertumbuhan 5,27 persen dan pada tahun 2011 mengalami perlambatan
pertumbuhan dibandingkan tahun 2010, dimana pada tahun 2011 pertumbuhannya
sebesar 4,16 persen. Untuk tahun 2012 sektor itu diprediksikan mulai bangkit lagi
hingga tahun 2016 seiring dengan perkembangan industri.
Adanya proyek penyiapan Pelabuhan Adhikarto di Glagah, pembangunan
dan pelebaran jalan, perbaikan infrastruktur akibat erupsi Gunung Merapi di akhir
2010, dan pembangunan prasarana fisik lain mendorong pertumbuhan yang cukup
tinggi pada sektor bangunan. Sektor ini mampu tumbuh 9,82 persen pada tahun
2011. Lebih baik dibandingkan pertumbuhan di tahun 2010 yang mampu tumbuh
6,84 persen, akan tetapi pada tahun 2012 mengalami perlambatan. Untuk tahun
2013 hingga tahun 2016 laju pertumbuhannya diprediksikan mengalami peningkatan
walaupun percepatannya tidak sebesar pada tahun 2011 .
Seiring dengan peningkatan produksi di sektor pertanian dan sektor
pertambangan penggalian, serta semakin bertambahnya usaha perdagangan
berpengaruh kuat pada peningkatan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan
restoran, pada tahun 2010 sektor ini tumbuh 4,66 persen, sedangkan pada tahun
2011 tumbuh lebih pesat yakni 7,34 persen. Prediksi pada tahun 2013 hingga 2014
pertumbuhannya diperkirakan meningkat tetapi tidak sebesar tahun 2011.
Adanya kebijakan untuk angkutan kereta api (jumlah penumpang
menyesuaikan dengan jumlah tempat duduk) serta semakin banyaknya masyarakat
yang menggunakan kendaraan pribadi “baik sepeda motor ataupun mobil”
III - 11
berdampak pada semakin lambatnya pertumbuhan sektor pengangkutan dan
komunikasi. Pada tahun 2011 sektor ini hanya mampu tumbuh 2,35 persen. Untuk
tahun 2013 hingga tahun 2014 diprediksikan mengalami peningkatan. Untuk sektor
keuangan, real estate, dan jasa perusahaan, di tahun 2011 hanya tumbuh 0,86
persen. Salah satu sub sektornya yakni lembaga keuangan bukan bank mengalami
pertumbuhan negatif sekitar 2,24 persen. Lembaga keuangan bukan bank mencakup
LKM, koperasi, BUKP, serta pegadaian. Untuk prediksi tahun 2012 mengalami
percepatan pertumbuhan sehingga tumbuh sebesar 4,65 persen dan pada tahun
2013 hingga 2014 pertumbuhannya stagnan.
Sub sektor jasa pemerintahan masih sangat berperan dalam peningkatan
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kulon Progo. Pada tahun 2011 pertumbuhan
sub sektor jasa pemerintahan mencapai 7,36 persen. Untuk kegiatan jasa sosial
kemasyarakatan seperti rumah sakit swasta dan lembaga pendidikan swasta
mengalami kecenderungan turun. Dengan semakin turunnya jasa rumah sakit swasta
dari sisi positifnya bisa diperkirakan bahwa derajat kesehatan masyarakat semakin
membaik. Beberapa kebijakan yang mendukung peningkatan derajad kesehatan
masyarakat antara lain : pada pertengahan bulan Oktober 2011 dikeluarkan
kebijakan Bupati bahwa semua masyarakat Kulon Progo gratis berobat di
Puskesmas berlaku mulai November 2011, adanya program nasional Jampersal,
Jamkesmas, Jamkesda, Jamkesos, dll. Sektor ini mulai tahun 2012 hingga tahun
2014 diprediksikan mengalami perlambatan pertumbuhan.
Tabel 3.5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010 - 2013 dan Prediksi Laju
Pertumbuhan Ekonomi tahun 2014 – 2016
NO SEKTOR TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 PERTANIAN -1,44 5,98 4,38 1,81 1,88 2,03 2,21
2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
-31,65 21,57 12,87 11,89 13,2 16,2 18,64
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 4,08 -1,23 1,78 2,23 2,36 2,66 3
4 LISTRIK, GAS DAN AIR MINUM 5,27 4,16 6,48 6,36 9,64 15,46 20,33
5 BANGUNAN 6,84 9,82 9,35 9,59 9,16 9,15 9,22
6 PERDAGANGAN , RESTORAN & HOTEL
4,66 7,34 5,28 5,78 5,6 5,56 5,56
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
2,73 2,35 -2,53 3,57 3,71 4,08 4,5
8 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
5,85 0,86 5 8,74 8,41 8,45 8,55
9 JASA-JASA 7,99 7,36 10,71 8,68 8,11 7,72 7,42
TOTAL 3,06 4,95 5,01 5,05 5,12 5,19 5,41
III - 12
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan
uang, demikian pula segala sesuatu baik uang maupun barang yang dijadikan milik
daerah berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban daerah tersebut. Hak
daerah adalah mencari sumber pendapatan daerah berupa pungutan pajak daerah,
retribusi daerah atau sumber penerimaan lain-lain yang sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, sedangkan kewajiban daerah adalah untuk
mengeluarkan uang dalam rangka melaksanakan urusan. Terkait dengan pendapatan
daerah kebijakan pendapatan daerah adalah meningkatkan penerimaan daerah secara
berkesinambungan dengan jumlah biaya administrasi tertentu. Peningkatan pendapatan
daerah dilakukan dengan cara optimalisasi pajak dan retribusi daerah dengan
memperhatikan efek optimalisasi tersebut tidak memperburuk alokasi faktor-faktor
produksi dan memperhatikan aspek keadilan. Dalam melaksanakan keuangan daerah
perlu dibuatkan suatu perencanaan agar seluruh kegiatan yang dilaksanakan dapat
dikelola dengan baik.
Perencanaan merupakan salah satu tahap dalam pengelolaan keuangan daerah.
Pengelolaan keuangan daerah meliputi tahapan perencanaan dan penganggaran;
pelaksanaan dan penatausahaan; serta pertanggungjawaban keuangan. Pengelolaan
keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan
dalam Siklus APBD. APBD pada dasarnya memuat rencana keuangan yang diperoleh dan
digunakan dalam rangka melaksanakan kewenangan dalam satu tahun anggaran.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun berdasarkan kinerja yaitu suatu
sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kinerja atau output dari
perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan.
Dalam rangka disiplin anggaran maka penyusunan anggaran disajikan dalam
dokumen penyusunan anggaran yang disampaikan dalam dokumen penyusunan
anggaran yang disampaikan oleh masing-masing SKPD yang disusun dalam format
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD yang dapat dengan hasil dan manfaat yang
ingin dicapai atau diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Disamping
itu dalam penyusunan anggaran harus memperhatikan : 1) keterpaduan antara
perencanaan dan penganggaran; 2) konsistensi dan sinkronisasi program baik vertikal
maupun horisontal; dan 3) program dan kegiatan yang disusun harus mempunyai
relevansi dengan permasalahan dan peluang yang dihadapi SKPD.
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Pemahaman yang baik terhadap hasil analisis kondisi ekonomi daerah,
selanjutnya digunakan sebagai salah satu input utama untuk membuat analisis
keuangan daerah. Penentuan kemampuan keuangan daerah sangat terkait dengan
kemampuan daerah untuk memperkirakan jumlah penerimaan yang akan diterima
III - 13
sehingga kemampuan pendanaan pembangunan daerah pada tahun rencana dapat
diketahui.
Penghitungan kapasitas keuangan daerah dan kerangka pendanaan pada dasarnya
dilakukan dengan menganalisis sejauh mana kebijakan pengelolaan keuangan
daerah dan analisis kerangka pendanaan yang telah dibuat dalam RPJMD masih
relevan atau dapat dipakai pada tahun 2015.
3.2.2. Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah RKPD tahun
rencana
Dalam RPJMD diamanatkan bahwa kapasitas riil kemampuan keuangan
daerah mengalami kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2015.
Kenaikan didasarkan pada asumsi adanya kenaikan pada target Pajak Daerah, yang
dikarenakan pada tahun 2015 Pajak Bumi dan Bangunan P2 beralih menjadi Pajak
Daerah sehingga meningkatkan Penerimaan Pajak Daerah. Selain itu pada Lain-lain
PAD Yang Sah diperkirakan ada kenaikan dari sektor pertambangan. Adapun target
kapasitas keuangan yang disusun awal dalam RPJMD tergambar seperti tabel
berikut :
Tabel 3.6. Evaluasi/Catatan Atas Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah RKPD Tahun 2015
Kabupaten Kulon Progo
No Uraian Proyeksi RPJMD
Tahun 2015 Catatan
I Realisasi/Target Pendapatan Daerah
1.211.186.188.393,65 Kenaikan Pendapatan Daerah
diasumsikan 29,30%
1 Pendapatan Asli Daerah 259.019.958.926,39 Kenaikan Pendapatan Asli
Daerah diasumsikan 154,08% a Hasil Pajak Daerah 18.058.492.378,07
b Hasil Retribusi Daerah 10.607.788.170,00
c Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
8.458.251.728,32
d Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
221.895.426.650,00
2 Dana Perimbangan 826.856.407.638,51 Kenaikan Dana Perimbangan
diasumsikan 16,29% a Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
74.577.442.342,51
b Dana Alokasi Umum 706.899.445.296,00
c Dana Alokasi Khusus 45.379.520.000,00
3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
125.309.821.828,75 Kenaikan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah diasumsikan
1,23%, dimana pendapatan
hibah diasumsikan 0 a Pendapatan Hibah 0
b Dana Darurat
c Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
31.867.691.388,75
d Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
85.542.130.440,00
III - 14
No Uraian Proyeksi RPJMD
Tahun 2015 Catatan
e Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemda lainnya
7.900.000.000,00
II Sisa lebih perhitungan anggaran
29.466.262.826 Sisa diasumsikan mencapai
26,26 %
III Total Penerimaan 1.240.652.451.219,65
dikurangi:
IV Belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat
716.755.588.461 Kenaikan belanja dan
pengeluaran pembiayaan
diasumsikan 10,06 %
V Kapasitas riil kemampuan keuangan
523.896.862.758,65 Kenaikan kapasitas riil
kemampuan keuangan
diasumsikan 69,65%
Sumber Data : Perda No 2 Tahun 2012 tentang RPJMD Kab. Kulon Progo 2011 - 2016.
III - 15
3.2.3. Penghitungan Kapasitas Keuangan Daerah
Alur penghitungan kapasitas keuangan daerah, dilakukan dengan
menggunakan data dan informasi yang dapat digambarkan seperti di bawah ini.
Prediksi yang telah disusun dalam dokumen RPJMD pada tahun 2013 dievaluasi
dengan mempertimbangkan kondisi realita yang berjalan hingga tahun 2012 serta
beberapa prakiraan mendasar yang diprediksikan terjadi pada tahun 2015 yang akan
datang. Dari hasil evaluasi kemudian dianalisis ulang sehingga didapatkanlah angka
prediksi 2015 sesuai kondisi yang berlaku. Penghitungan dilakukan dengan
menggunakan data dan informasi yang dapat digambarkan secara ringkas sebagai
berikut:
Gambar 3.8
Penghitungan Kapasitas Keuangan Daerah
Kapasitas
Keuangan Daerah
– RPJMD
th… (n)
Penghitungan
Kapasitas KeuDa
Kapasitas
Keuangan Daerah -
RKPD
Hasil Telaahan &
Evaluasi
Untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang berbagai komponen
pembentuk kapasitas keuangan daerah dan bagaimana komponen-komponen
tersebut saling mempengaruhi maka beberapa langkah perhitungan berikut perlu
dilakukan yaitu analisis dan perhitungan penerimaan daerah
1. Rata-rata pertumbuhan pendapatan, belanja tidak langsung, pembiayaan, dan
neraca daerah:
a. Rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah sebagai berikut:
III - 16
Tabel 3.7. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten Kulon Progo
Sumber data: DPPKA Kabupaten Kulon Progo, 2014
NO URAIAN REALISASI 2012 REALISASI 2013 TAHUN 2014
Pertumbu
han 2013 Pertumbu
han 2014 Rata-rata Pertumbu
han (%)
1 PENDAPATAN DAERAH 882.586.663.589,07 1.003.179.221.523,06 1.045.823.944.253,75 13,66 4,25 8,96
1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
74.028.663.155,07 95.991.512.851,06 95.015.160.162,01 29,67 (1,02) 14,33
1.1.1 Hasil Pajak Daerah 8.448.289.543,07 8.701.734.661,88 19.122.527.801,66 3,00 119,76 61,38
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 11.655.374.999,00 14.986.509.628,75 7.826.681.271,00 28,58 (47,78) 9,60
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
6.765.040.924,72 8.252.584.228,16 8.860.355.929,49 21,99 7,36 14,68
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
47.159.957.687,85 64.050.684.332,27 59.205.595.159,86 35,82 (7,56) 14,13
1.2 DANA PERIMBANGAN 612.419.550.384 681.454.831.975,00 706.469.821.946,00 11,27 3,67 7,47
1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
35.936.014.384 33.581.901.975,00 19.983.310.946,00 (6,55) (40,49) (23,52)
1.2.2 Dana Alokasi Umum 531.104.016.000 594.978.790.000,00 639.409.211.000,00 12,03 7,47 9,75
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 45.379.520.000 52.894.140.000,00 47.077.300.000,00 16,56 (11,00) 2,78
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
196.138.450.050 225.732.876.697,00 244.338.962.145,74 15,09 8,24 11,67
1.3.1 Pendapatan Hibah 864.433.050 1.122.905.524,00 4.563.787.600,50 29,90 306,43 168,16
1.3.2 Dana Darurat 0,00 0,00 0,00
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
33.871.272.000 40.975.094.173,00 52.045.779.545,24 20,97 27,02 23,99
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
143.945.745.000 163.769.077.000,00 163.769.077.000,00 13,77 0,00 6,89
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemda lainnya
17.457.000.000 19.865.800.000,00
23.960.318.000,00 13,80 20,61 17,20
III - 17
b. Rata-rata pertumbuhan realisasi belanja tidak langsung daerah sebagai berikut:
Tabel 3.8. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Tidak Langsung Daerah
Kabupupaten Kulon Progo
No. Uraian REALISASI 2012
TAHUN 2013*P
TAHUN 2014*M
Rata-rata
Pertumb (%)
1. Belanja Pegawai 552.597.232.647 631.460.660.838,32 646.498.641.481,45 7,41
2. Belanja Bunga 40.923.733,85 35.405.591,89 24.518.446,94 -29,99
3. Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00
4. Belanja Hibah 5.807.871.230 17.868.157.529,22 11.421.368.525 5,53
5. Belanja Bantuan Sosial 2.466.526.651 14.849.480.250 7.070.355.250 -13,32
6.
Belanja Bagi Hasil
Kepada Provinsi/
Kabupaten/kota dan
Pemerintah Desa
2.211.122.047 1.148.469.028,10 2.273.860.143 -21,52
7.
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
Pemerintahan Desa
26.903.227.387 32.297.094.640,82 37.363.368.853,10 15,13
8. Belanja Tidak Terduga 1.369.743.114 5.973.066.165,06 1.000.000.000 -210,12
Jumlah Belanja Tidak
Langsung 591.396.646.809,85 703.632.334.043,41 705.652.112.699,49 8,12
Sumber data: DPPKA Kabupaten Kulon Progo, 2013
c. Rata-rata pertumbuhan harta dan kewajiban daerah, sebagai berikut:
Tabel 3.9. Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah
No. Uraian
Tahun 2011 Tahun 2012 (audit) Tahun 2013
(Rp) Per tanggal 7 Maret 2014
Pertumbuhan Rata-rata Pertumb (%) Rata-rata
Pertumb (%)
(Rp) (Rp)
2011-2012
2012-2013
1. ASET 1.135.893.287.967,84 1.270.642.243.307,02
1.327.566.551.579,77
11,86 4,48 8,17
1.1. ASET LANCAR 80.474.375.562,51 79.784.026.872,20 168.283.196.613,18 (0,86) 110,92 55,03
1.1.1. Kas 71.392.612.105,51 67.498.078.643,93
101.227.600.783,10
(5,46) 49,97 22,26
1.1.1.1 Kas di Kas Daerah 65.942.176.742,51 60.641.116.322,93 88.689.247.997,10 (8,04) 46,25 19,11
1.1.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan
616.611.976,00 123.290.620,00 16.293.324,00 (80,01) (86,78) (83,39)
1.1.1.3 Kas di Bendahara Pengeluaran
624.590.353,00 30.000,00 5.057.340,00 (100,00) 16.757,80 8.328,90
1.1.1.4 Kas di BLUD 4.209.233.034,00 6.733.641.701,00 12.517.002.122,00 59,97 85,89 72,93
1.1.2. Piutang 1.127.263.094,00 1.186.445.476,20
8.064.651.485,32
5,25 579,73 292,49
1.1.2.1 Piutang Pajak 17.080.086,00 11.043.432,00 10.609.932,00
(35,34) (3,93) (19,63)
III - 18
1.1.2.2 Piutang Retribusi 981.539.783,00 1.560.191.333,00 67.819.500,00
58,95 (95,65) (18,35)
1.1.2.3 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
10.000.000,00
- -
1.1.2.4 Piutang Lainnya 118.643.225,00 2.893.062.021,00 10.892.728.839,94
2.338,46 276,51 1.307,48
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
(2.846.151.538,62)
(2.906.506.786,62)
2,12
1.1.3. Persediaan 7.954.500.363,00 10.667.802.980,89 58.990.944.344,76
34,11 452,98 243,55
1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG
81.462.035.195,00 73.682.668.801,74 82.996.910.400,59
(9,55) 12,64 1,55
1.2.1 Investasi Non Permanen
7.679.328.798,00 0,00 0,00 (100,00)
Dana Penguatan Modal
7.679.328.798,00 0,00 0,00 (100,00)
1.2.2 Investasi Permanen
73.782.706.397,00 73.682.668.801,74 82.996.910.400,59
(0,14) 12,64 6,25
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
73.782.706.397,00
73.682.668.801,74 82.996.910.400,59
(0,14) 12,64 6,25
1.3. ASET TETAP
973.784.613.410,33 1.114.115.797.674,09
1.070.215.582.061,00
14,41 (3,94) 5,24
1.3.1. Tanah 110.506.587.956,00 108.878.137.757,18 103.598.166.962,00 (1,47) (4,85) (3,16)
1.3.2 Peralatan dan Mesin
179.453.145.027,15 179.938.030.051,77 177.271.419.657,00 0,27 (1,48) (0,61)
1.3.3 Gedung dan Bangunan
449.854.804.219,18 496.258.213.261,30 434.344.140.213,00 10,32 (12,48) (1,08)
1.3.4 Jalan, irigasi, dan Jaringan
202.066.544.587,00 281.864.530.267,98 316.394.505.336,00 39,49 12,25 25,87
1.3.5 Aset Tetap Lainnya
31.903.531.621,00 43.706.856.445,00 27.488.174.556,00 37,00 (37,11) (0,06)
1.3.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan
- 5.344.987.226,85 11.119.175.337,00
108,03
1.4. DANA CADANGAN
- - -
-
- -
1.4.1 Dana Cadangan - - -
-
-
-
1.5. ASET LAINNYA 172.263.800,00 4.184.792.623,00 5.553.337.996,00 2.329,29 32,70 1.181,00
1.5.1 Aset Lain-lain 172.263.800,00 4.184.792.623,00 5.553.337.996,00 2.329,29 32,70 1.181,00
1.5.2 Aset Tak Berwujud
517.524.509,00
2. KEWAJIBAN 3.878.449.709,42 7.300.228.070,77 6.585.272.963,93 88,23 (9,79) 39,22
2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
3.482.294.714,69 7.030.865.952,73 6.162.454.459,59 101,90 (12,35) 44,78
2.1.1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga
504.820.448,00 30.000,00 4.727.340,00 (99,99) 12.657,80 7.778,90
2.1.2.
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri- Pemerintah Pusat
67.408.276,69
61.890.134,73 56.491.303,95 (8,19) (8,72) (8,45)
2.1.3. Utang Jangka Pendek Lainnya
2.910.065.990,00 6.474.027.778,31 6.101.235.815,64 122,47 (5,76) 58,36
2.2. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
396.154.994,73 269.362.118,04 422.818.504,34 (32,01) 56,97 12,48
2.2.1 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat
396.154.994,73
269.362.118,04 422.818.504,34 (32,01) 56,97 12,48
3. EKUITAS DANA 1.132.014.838.258,42 1.263.836.933.275,94 1.320.981.278.615,84 11,64 4,52 8,08
III - 19
Sumber data: DPPKA Kabupaten Kulon Progo, 2014
3.2.4. Analisis Sumber Pendapatan Daerah Tahun 2015
Sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Rincian sumber
pendapatan daerah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari:
a. Pajak Daerah terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan.
b. Retribusi Daerah terdiri dari Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha,
dan Retribusi Perizinan Tertentu.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terdiri dari Bagian
Laba Atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah terdiri dari Hasil Penjualan Aset
Daerah yang tidak Dipisahkan, Penerimaan Jasa Giro, Penerimaan Bunga
3.1. EKUITAS DANA LANCAR
76.992.080.847,82 73.248.078.959,16 162.120.742.153,59
(4,86) 121,33 58,23
3.1.1. SILPA 70.769.976.973,51 67.374.758.023,93 101.206.580.119,10
(4,80) 50,21 22,71
3.1.2. Cadangan Piutang 1.127.263.094,00 1.618.145.247,38 8.064.651.485,32
43,55 398,39 220,97
3.1.3. Cadangan Persediaan
7.954.500.363,00 10.667.802.980,89 58.990.944.344,76
34,11 452,98 243,55
3.1.4.
Dana Yang Harus disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek
(2.977.474.266,69) (6.535.917.913,04)
(6.157.727.119,59)
119,51 (5,79) 56,86
3.1.5. Pendapatan Yang Ditangguhkan
117.814.684,00 123.290.620,00 16.293.324,00 4,65 (86,78) (41,07)
3.2. EKUITAS DANA INVESTASI
1.055.022.757.410,60 1.190.588.854.316,78
1.158.860.536.462,25
12,85 (2,66) 5,09
3.2.1. Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang
81.462.035.195,00
73.682.668.801,74 82.996.910.400,59 (9,55) 12,64 1,55
3.2.2. Diinvestasikan Dalam Aset Tetap
973.784.613.410,33
1.112.990.755.010,08
1.070.215.582.061,00
14,30 (3,84) 5,23
3.2.3. Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya
172.263.800,00 4.184.792.623,00 6.070.862.505,00 2.329,29 45,07 1.187,18
3.2.4.
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang
(396.154.994,73) (269.362.118,04)
(422.818.504,34)
(32,01) 56,97 12,48
-
3.3. EKUITA DANA CADANGAN
-
3.3.1. Diinvestasikan dalam Dana Cadangan
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
1.135.893.287.967,84 1.270.642.243.307,02 1.327.566.551.579,77 11,86 4,48 8,17
III - 20
Deposito, Pendapatan Denda Pajak, Pendapatan Denda Retribusi,
Pendapatan dari Pengembalian, Pendapatan Bunga Penguatan Modal,
Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah, Lain-lain Pendapatan dan
Pendapatan dari Pengelolaan BUKP.
2. Dana Perimbangan, terdiri dari:
a. Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka
persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak bersumber dari pajak dan sumber daya alam.
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak terdiri dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil
Bukan Pajak/Sumber Daya Alam.
b. Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana transfer yang bersifat umum
(block grant) untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal (antar
Daerah) dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar
Daerah. Jumlah DAU setiap daerah propinsi dipengaruhi oleh jumlah
keseluruhan DAU untuk daerah propinsi, bobot daerah propinsi yang
bersangkutan dan jumlah bobot dari seluruh daerah propinsi.
Dana Alokasi Umum merupakan :
1) Komponen Dana Perimbangan yang bersumber dari APBN dalam
rangka desentralisasi fiskal yang didasarkan atas formula dengan
pendekatan alokasi dasar dan celah fiskal dengan memperhitungkan
kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah.
2) Block Grant yang berfungsi sebagai instrumen untuk mengurangi dan
memperbaiki kesenjangan fiskal antar daerah (horizontal fiscal
imbalance) yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah.
3) Equalization grant, yaitu berfungsi untuk mengurangi kesenjangan
kemampuan keuangan yang diakibatkan oleh perbedaan pendapatan
daerah dari PAD, Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumner
Daya Alam.
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan
tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah, terdiri dari:
a. Pendapatan Hibah terdiri dari Pendapatan Hibah dari Pemerintah.
b. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya yang
terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
c. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
III - 21
d. Bantuan Keuangan dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya.
Analisis pendapatan daerah dilakukan melalui tahapan:
a. Analisis Sumber Pendapatan Daerah
Di bawah ini tergambar proporsi dari setiap sumber pendapatan daerah yang paling dominan
kontribusinya. Paling besar kontribusi terhadap Pendapatan Daerah dari tiga tahun terakhir
adalah Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah.
Tabel 3.10. Prosentase Sumber Pendapatan Daerah
Kabupaten Kulon Progo
No Uraian Tahun
2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 2015 (%)
1 PENDAPATAN
1.1. Pendapatan Asli Daerah 6,51 8,39 9,57 9,09 13,58
1.1.1. Pajak Daerah 0,64 0,96 0,87 1,83 2,94
1.1.2. Retribusi Daerah 1,17 1,32 1,49 0,75 1,70
1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang
Dipisahkan 0,63 0,77
0,82 0,85 0,98
1.1.4. Lain-Lain PAD yang sah 4,07 5,34 6,38 5,66 7,96
1.2. Dana Perimbangan 66,07 69,39 67,93 67,55 63,05
1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan
Pajak 3,15 4,07
3,35 1,91 2,07
1.2.2. Dana Alokasi Umum 56,74 60,18 59,31 61,14 57,03
1.2.3. Dana Alokasi Khusus 6,18 5,14 5,27 4,50 3,76
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 27,42 22,22 22,50 23,36 23,37
1.3.1 Hibah 1,37 0,10 0,11 0,44 0
1.3.2 Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00 0
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya 3,77 3,84
4,08 4,98 4,52
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 20,76 16,31 16,33 15,66 15,90
1.3.5 Bantuan Keuangan….. dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya 1,53 1,98 1,98 2,29 2,72
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 791.826.637
.868,63
882.592.678.
243,07
1.003.179.
221.523,06
1.045.823.9
44.253,75
1.188.501.5
21.708,28
Sumber data: KUA PPAS Th. 2014 Kabupaten Kulon Progo, 2013
DPPKA Kabupaten Kulon Progo, 2014
d. Analisis Kinerja Realisasi Pendapatan Daerah
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan realisasi setiap objek pendapatan
daerah yaitu dengan membandingkan antara yang dianggarkan dalam perubahan APBD
III - 22
dengan realisasi pendapatan daerah pada tahun anggaran berkenaan. Analisis dilakukan
dengan mengisi tabel kinerja realisasi pendapatan di bawah ini.
Tabel 3.11. Kinerja Realisasi Pendapatan Daerah
e.
Analisis proyeksi pendapatan daerah
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan perhitungan kapasitas pendapatan daerah tahun
2015 dan Analisis dilakukan berdasarkan pada data dan informasi yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan pendapatan daerah, antara lain:
No Uraian Kinerja (%)
2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 2015 (%)
1 PENDAPATAN 101,2 101,92 102,19 100 100
1.1. Pendapatan Asli Daerah 105,6 113,89 122,39 100 100
1.1.1. Pajak Daerah 116,9 113,86 114,00 100 100
1.1.2. Retribusi Daerah 92,5 96,95 108,81 100 100
1.1.3. Hasil pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
100,0 99,92
99,82 100 100
1.1.4. Lain-Lain PAD yang sah 108,4 121,59 131,37 100 100
1.2. Dana Perimbangan 101,0 100,10 100,36 100 100
1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
121,2 101,66 107,78 100 100
1.2.2. Dana Alokasi Umum 100,0 100,00 100,00 100 100
1.2.3. Dana Alokasi Khusus 100,0 100,00 100,00 100 100
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
100,5 103,73 100,69 100 100
1.3.1 Hibah 91,0 89,76 33,93 100 100
1.3.2 Dana Darurat 100,0 0,00 0,00 100 100
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
101,3 123,04
110,53 100 100
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
100,0 100,00 100,00 100 100
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
100,5 104,82
99,13 100 100
e.
III - 23
1. Angka rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu.
2. Asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/laju pertumbuhan ekonomi, inflasi dan lain-lain)
3. Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, khususnya untuk masing-
masing komponen PAD.
4. Kebijakan dibidang keuangan negara.
Adapun proyeksi pendapatan tersaji pada tabel sebagai berikut.
Tabel 3.12. Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Kulon Progo
No. Uraian Proyeksi Th. 2014 (Rp.) Proyeksi Th. 2015*
(Rp.)
I PENDAPATAN 1.012.105.028.199,01 1.188.501.521.708,28
1.1 Pendapatan Asli daerah 92.924.160.162,01 161.369.593.342,36
1.1.1 Pajak daerah 17.122.527.801,66 34.938.570.673,60
1.1.2 Retribusi Daerah 16.506.006.021 20.229.101.796,00
1.1.3 Hasil pengelolaan keuangan Daerah
Yang Dipisahkan
8.860.355.929,49 11.630.152.516,19
1.1.4 Lain-Lain PAD yang sah 50.435.270.410 94.571.768.356,56
1.2. Dana Perimbangan 705.877.928.742 749.396.770.674,68
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan
Pajak
19.391.417.742 24.545.707.014,68
1.2.2 Dana Alokasi Umum 639.409.211.000 677.773.763.660,00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 47.077.300.000 47.077.300.000,00
1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 213.302.939.295 277.735.157.691,25
1.3.1 Hibah 4.563.787.601 2.722.690.000,00
- Hibah WISMP 2 1.472.690.000,00
- Hibah PKP SPM DIKDAS 1.250.000.000,00
1.3.2 Dana Darurat 0,00 0,00
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
37.070.074.695 53.671.111.084,55
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 163.769.077.000 188.995.356.606,70
1.3.5 Bantuan Keuangan….. dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
7.900.000.000,00 32.346.000.000,00
Sumber data : KUA PPAS Th. 2014 *) draft review data RPJM Th. 2011-2016
2. Analisis penerimaan pembiayaan daerah
III - 24
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui jumlah penerimaan pembiayaan daerah tahun
2015. Komponen penerimaan pembiayaan Kabupaten Kulon Progo :
Tabel 3.13. Proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah
No Uraian Proyeksi Tahun 2014
(Rp) Proyeksi Tahun
2015 (Rp) 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya 23.338.168.981,00 58.860.124.329,00
1.1 Pelampauan penerimaan PAD 0,00 0,00
1.2 Pelampauan penerimaan Dana Perimbangan 0,00 0,00
1.3 Pelampauan penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
0,00 0,00
1.4 Sisa Penghematan Belanja atau akibat lainnya 0,00 0,00
1.5 Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan
0,00 0,00
1.6 Kegiatan lanjutan 0,00 0,00
2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00
2.1 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00
3 Hasil PenjualanKekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,00 0,00
3.1 Hasil penjualan perusahaan milik daerah/BUMD 0,00 0,00
3.2 Hasil penjualan aset milik pemerintah daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga
0,00 0,00
4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00
4.1 Penerimaan Pinjaman Daerah dari Pemerintah 0,00 0,00
4.2 Penerimaan Pinjaman Daerah dari pemerintah daerah lain
0,00 0,00
4.3 Penerimaan Pinjaman Daerah dari lembaga keuangan bank
0,00 0,00
4.4 Penerimaan Pinjaman Daerah dari lembaga keuangan bukan bank
0,00 0,00
4.5 Penerimaan hasil penerbitan Obligasi daerah 0,00 0,00
5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 0,00 0,00
5.1 Penerimaan Kembali Penerimaan Pinjaman 0,00 0,00
6 Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00
6.1 Penerimaan piutang daerah dari pendapatan daerah
1.040.000.000,00 652.638.000,00
6.2 Penerimaan piutang daerah dari pemerintah 0,00 0,00
6.3 Penerimaan piutang daerah dari pemerintah daerah lain
1.040.000.000,00 0,00
6.4 Penerimaan piutang daerah dari lembaga keuangan bank
0,00 0,00
6.5 Penerimaan piutang daerah dari lembaga keuangan bukan bank
0,00 0,00
Berikut disajikan hasil analisis proyeksi pendapatan RKPD tahun 2015 secara keseluruhan
dibandingkan dengan proyeksi pendapatan tahun rencana di RPJMD.
III - 25
Tabel 3.14. Proyeksi/Target Penerimaan Daerah Kabupaten Kulon Progo
No Uraian Proyeksi RPJMD Tahun 2015 (Rp) Prediksi Tahun 2015
1 PENDAPATAN 1.211.186.188.393,65 1.188.501.521.708,28
1.1. Pendapatan Asli Daerah 259.019.958.926,39 161.369.593.342,36
Pajak Daerah 18.058.492.378,07 34.938.570.673,60
Retribusi Daerah 10.607.788.170,00 20.229.101.796,00
Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang Dipisahkan
8.458.251.728,32 11.630.152.516,19
Lain-Lain PAD yang sah 221.895.426.650,00 94.571.768.356,56
1.2. Dana Perimbangan 826.856.407.638,51 749.396.770.674,68
Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
74.577.442.342,51 24.545.707.014,68
Dana Alokasi Umum 706.899.445.296,00 677.773.763.660,00
Dana Alokasi Khusus 45.379.520.000,00 47.077.300.000,00
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
125.309.821.828,75 277.735.157.691,25
Hibah 0 2.722.690.000,00
Dana Darurat 0 0
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
31.867.691.388,75 53.671.111.084,55
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
85.542.130.440,00 188.995.356.606,70
Bantuan Keuangan….. dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
7.900.000.000,00 23.346.000.000,00
Total Pendapatan (a) 1.211.186.188.393,65 1.188.501.521.708,28
2 Penerimaan Pembiayaan 0 21.261.097.919,00
Pencairan Dana Cadangan 0 0
Hasil Penjualan Kek. Daerah yang dipisahkan
0 0
Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0
Pengembalian Utang 0 0
Penerimaan Piutang 0 652.638.000,00
Jumlah (b) 0 0
3 Proyeksi Silpa Riil 29.466.262.826 58.860.124.329,00
Saldo kas neraca daerah 0 0
Dikurangi:
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun yang belum terselesaikan
0
0
Jumlah (c) 29.466.262.826 58.860.124.329,00
Jumlah Kapasitas Keuangan Daerah 1.240.652.451.219,65 1.169.541.904.645,16
Sumberdata : RPJMD Th. 2011-2016
3. Analisis belanja daerah tahun 2015
Analisis belanja daerah tahun 2015 mencakup analisis terhadap:
III - 26
a. Belanja tidak langsung, meliputi:
1) Gaji pokok dan tunjangan PNS dengan memperhitungkan rencana kenaikan gaji
pokok dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketigabelas juga memperhitungkan
accressyang sesuai dengan ketentuan.
2) Belanja representasi DPRD dan pimpinan DPRD serta operasional Kepala
DaerahH/Wakil Kepala Daerah dihitung sesuai dengan ketentuan mengenai
besarnya penghasilan dan penerimaan pimpinan/anggota DPRD yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan.
3) Belanja bunga dihitung berdasarkan besarnya jumlah pinjaman daerah sesuai
tingkat bunga dalam perjanjian.
4) Belanja bantuan partai politik ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
5) Belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa ditentukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
b. Belanja langsung, diperuntukkan belanja prioritas program/kegiatan pembangunan
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015.
4. Analisis pengeluaran pembiayaan tahun 2015 diasumsikan kurang/lebih sama dengan
pengeluaran pembiayaan tahun 2014 yaitu sebagai berikut :
a. Pembentukan dana cadangan.
b. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah :
Badan usaha milik daerah (BUMD);
c. Pembayaran pokok utang :
Pembayaran pokok utang yang jatuh tempo kepada lembaga keuangan bank;
Hasil analisis terhadap belanja dan pengeluaran pembiayaan daerah tahun 2014 kemudian
dituangkan dalam tabel berikut:
III - 27
Tabel 3.15. Penghitungan Kebutuhan Belanja & Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Kabupaten Kulon Progo
No Uraian Proyeksi RPJMD Tahun 2014 (Rp)
Proyeksi RKPD tahun 2014 (Rp)
Proyeksi draft Review RPJMD/
Proyeksi RKPD tahun 2015 (Rp)
Koreksi sesuai per Mei Proyeksi RKPD
tahun 2015 (Rp)
A Belanja TidakLangsung
651.174.909.081
678.169.285.075,42 768.953.280.837,83 764.108.280.837,83
1 Belanja Gaji dan Tunjangan
520.526.384.687
484.365.914.809,52 498.578.386.087,00 498.578.386.087,00
2 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH (Gaji+TKI+BPO)
6.321.579.625 6.321.579.625,00 7,949,255,798.71 7.328.072.331,97
3 Belanja Bunga 24.518.447 24.518.446,94 13.631.302,02 13.631.302,02
4 Belanja Bagi Hasil 1.276.729.000 -
- 5.315.005.481,96
5 Belanja Bantuan kepada Desa *)
-
4.400.000.000 4.400.000.000,00 4.400.000.000,00
6 Belanja Bantuan Partai Politik
-
-
- -
7 BPO Bupati dan wakil Bupati
400.000.000 400.000.000 621.183.466,74 600.000.000,00
8 ADD 12.439.897.218 15.771.164.690,44 17.803.041.449,01 16.868.233.691,95
9 TPAPD 11.962.620.000 11.962.620.000 14.878.920.000,00 14.878.920.000,00
10 Tunjangan Profesi Guru
81.667.630.440 132.730.499.856 161.541.841.114,70 180.037.211.656,70
11 Tunjangan Penghasilan PNS Guru
3.874.500.000 8.604.500.000 8.958.144.950,00 8.958.144.950,00
12 Tunjangan Penghasilan Non PNS Guru
4.750.000.000 4.870.740.000 13.008.740.000,00 13.008.740.000,00
13 Iuran Asuransi Kesehatan
7.931.049.665 7.625.971.465,28 10.746.013.775,55 11.498.234.739,84
14 Insentip pajak dan retribusi
- 917.656.182,23 2.839.706.206,17 2.441.180.596,39
15 Tunjangan Penghasilan PNS (bahaya radiasi, T.Sandi)
- 174.120.000 156.720.000,00 182.520.000,00
B Pengeluaran Pembiayaan
3.142.590.049 3.223.915.202 15.253.387.284,8 15.253.387.284,80
1. Pembentukan Dana Cadangan
-
-
-
-
2. Pembayaran Pokok Utang
91.387.285 91.387.284,80 91.387.284,80 91.387.284,80
3. Penyertaan modal ke BUMD (BPD dan Bank Pasar)
3.051.202.764 3.132.527.917,35 15.162.000.000,00 15.162.000.000,00
TOTAL PENGELUARAN WAJIB DAN MENGIKAT (A+B-C)
648.032.319.033 674.945.369.873,42 901.319.019.970,37 779.361.668.122,63
Sumber Data : draft review RPJM Th. 2011-2016