BAB III PERJAMUAN KUDUS A. PENDAHULUAN ... 8Rasid Rahman , Hari Raya: Hari Raya Liturgi, (Jakarta:...
date post
30-Nov-2020Category
Documents
view
4download
0
Embed Size (px)
Transcript of BAB III PERJAMUAN KUDUS A. PENDAHULUAN ... 8Rasid Rahman , Hari Raya: Hari Raya Liturgi, (Jakarta:...
56
BAB III
PERJAMUAN KUDUS
A. PENDAHULUAN
C.J den Heyer mengatakan bahwa Perjamuan Kudus bertolak dari Firman
Tuhan dan tradisi. Kata-kata yang Yesus ucapkan pada perjamuan terakhir bersama
dengan para murid yang disertai dengan tindakan yang memadai hanya dapat dipahami
bertolak dari tradisi Yahudi Kuno berdasarkan Perjanjian Lama tentang perayaan Paskah
dan jamuan makan bersama. 1
Ucapan-ucapan Yesus yang singkat pada waktu Ia mengadakan perjamuan
terakhir bersama para muridNya (Mrk 14:22-25, Mat 26:26-29, Luk 22-14-20) yang
dikenal sebagai “Amanat Penetapan Perjamuan Malam,” juga surat Paulus di Korintus (1
Korintus 10;14-22 dan 11:17-34) tentang “Perjamuan Tuhan” merupakan dua petunjuk
dan alasan yang kuat bagi gereja menetapkan dan memberi makna atas Perjamuan Kudus.
Pemahaman Gereja yang berbeda-beda tentang Perjamuan Kudus,
kadangkala menjadi salah satu alasan terjadinya konflik dalam Gereja yang berakhir
dengan skisma. 2 Perbeda itu tidak hanya di antara Gereja Protestan dan Katolik, akan
tetapi di antara gereja-gereja Protestan juga terjadi hal yang sama.
Tanpa mempersoalkan pemahaman yang berbeda itu, di bagian ini penulis
akan mengelaborasi latar belakang sosio-teologis dan makna Perjamuan Kudus dalam
pengajaran Gereja.
1 C.D den Heyer, Perjamuan Tuhaan: Study Mengenai Paskah dan Perjamuan Kudus
Bertolak dari Penafsiran dan Teologi Alkitabiah, (Jakarta: BPK-GM, 1997), xi 2 Ibid
57
B. LANDASAN SOSIO-TEOLOGIS PERJAMUAN KUDUS
1. Perjamuan Kudus dalam Tradisi Perayaan Paskah Yahudi
Paskah (Pessakh) sesungguhnya berasal dari tadisi suku Keni di Mesir.
Tradisi ini adalah semacam pesta keluarga yang dilakukan oleh para peternak di musim
semi. 3 Di musim semi biasanya domba dan kambing beranak, sehingga untuk menjaga
keselamatan dan menjamin kesuburan kawanan kambing dan domba diadakanlah ritual
penyembahan kepada dewa. Kepala keluarga memilih salah satu anak domba yang
terbaik, menyembelihnya dan memercik darahnya di tiang tenda, untuk menolak bala. 4
Demikian juga saat musim menuai, suku Keni melakukan ritual pemujaan terhadap dewi
kesuburan dengan membawa hasil-hasil terbaik dari pertanian mereka. Kedua ritual ini
biasanya dilakukan di kuil atau juga di rumah.
Israel memberi makna baru terhadap perayaan Paskah. Paskah dipahami
sebagai peristiwa perbuatan Allah yang telah membebaskaan bangsa Israel dari
perbudakan di Mesir. Paskah (Ibr: Pesakh) dan (Yunani: Paskha) berarti melewatkan,
yakni kisah Allah membunuh (Pesakh) anak-anak sulung Mesir. 5 Menjelang Israel keluar
dari Mesir, Allah memberi perintah kepada Musa supaya tiap-tiap keluarga menyembelih
anak domba jantan dan memercikan darahnya di setiap pintu, agar ketika Allah melalui
rumah-rumah Israel, mereka terhindar dari kematian anak sulung.
Peristiwa keluaran memberi inspirasi dan lambang pengharapan bagi banga
Israel. Untuk mengenang peristiwa ini, setiap tahunnya bangsa Israel melaksanakan pesta
Paskah. Allah telah membebaskan Israel dari Mesir dan mengaruniakan kepada mereka
“suatu negeri yang baik dan luas, negeri yang berlimpah susu dan madunya.” 6 Setiap
3 C. Groenen, Pengantar Ke dalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1980), 61
4 H.H Rowley, Ibadat Israel Kuna, (Jakarta: BPK-GM, 1983), 36
5 Ibid., 11
6 E. Martasudjito,Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgi dan Pastoral, (Yogyakarta: Kanisius,
2005), 28
58
tahun Exodus dari Mesir tetap terkenang; suatu kenangan yang membangkitkan kembali
keberanian dan kekuatan yang membawa pengharapan dan kerinduan akan pembebasan
yang datang dari Allah sendiri. Itulah makna pesta Paskah yang tetap hidup bagi orang
Yahudi di antara masa lampau dan masa depan. 7 Paskah dirayakan dengan motivasi
membarui sikap dan pengucapan syukur dengan sukacita. Pembaruan sikap yang
dimaksud adalah perubahan dari hidup lama sebagai bangsa tanpa identitas menjadi umat
Allah. 8
Perayaan pesta Paskah Yahudi (Hag ha-pesakh) biasanya jatuh pada musim
semi bulan Maret- April, masa ketika bunga bermekaran, yakni pada tanggal 14 Nisan di
saat bulan purnama atau berselang 1-2 hari sesudah bulan purnama. Biasanya setelah
perayaan Paskah disusul dengan perayaan Roti tidak beragi. Tradisi Paskah ditandai
dengan masing-masing kepala keluarga membunuh seekor domba jantan yang berumur
setahun pada hari ke sepuluh bulan Abib dan disembelih pada hari ke empatbelas. 9 Darah
domba dipercik di pintu sebagai tanda pembebasan dan penebusan. Bulan Abib dikenal
kemudian dengan nama bulan Nisan artinya “awal bulan” atau “permulaan dari tahun
keagamaan.” Kitab Keluaran mencatat bahwa “Paskah bagi Tuhan” adalah sebuah
seremonial yang sangat penting dilaksanakan dan biasanya diikuti dengan perayaan “roti
tidak beragi” (matsot). 10
7 Martasudjita, Ekaristi,…, 50
8 Rasid Rahman, Hari Raya: Hari Raya Liturgi, (Jakarta: BPK-GM, 2015, 13
9 Samuel J. Schutz, The Old Testament Speaks, (San Fransisco: Haper and Row Publisher,
1990), 65 10
Paskah dilakukan di rumah masing-masing (berupa perjamuan keluarga) yang dimulai
setelah senja. Domba disembelih (pesakh) di Bait Allah dan darahnya dipercik di atas altar, dagingnya
dipanggang lengkap dengan kepala sampai beserta perut menjadi hidangan utama di atas meja. Sehabis
perjamuan, sisa daging yang tinggal sampai pagi, dibakar habis dengan api. Tata cara perayaan (seder) itu
adalah sebagai berikut: Setelah matahari terbenam tanda dimulainya hari Paskah Pertama, anggota keluarga
(sepuluh sampai limabelas orang) berkumpul di ruang keluarga. Sebelum memulai anak-anak mencari sisa
ragi dan membuangnya (bedicat chametz), kemudian nyonya rumah menyalakan lilin-lilin paskah
(handlakat he-nerot). Pemberkatan lilin dan cawan anggur pertama (kaddesh,) dan mencuci tangan
(urchatz). Makanan yang disiapkan dalam jamuan ini adalah domba paskah, sayur pahit, roti dan cawan
59
Pada Perjamuan Paskah, domba Paskah adalah sesuatu yang sagat penting.
Bahkan perjamuan Paskah tanpa domba Paskah benar-benar tidak lengkap. Mengapa?
Karena menurut kisah Exodus, domba Paskah memegang peranan penting dalam lingkup
kesepuluh tulah yang dijatuhkan Allah kepada Mesir. Kematian seluruh anak sulung laki-
laki Mesir menyebabkan bangsa Israel harus menyembelih anak domba dan menyekakan
darahnya di ambang pintu rumah mereka. Darah domba itulah yang telah menyelamatkan
(Passover) bangsa Israel dan anak-anak sulung mereka dari wabah kematian. Peristiwa
itu sekaligus menjadi “kunci kendaraan” bagi Israel pada saat meninggalkan Mesir.
Selain unsur di atas, ada empat cawan yang tersedia di atas meja, yaitu: 11
cawan pertama merupakan cawan pembuka disertai beberapa ucapan untuk memberkati
hari raya tersebut. Cawan kedua diberikan setelah penjelasan mengapa hari raya itu
dirayakan, cawan ketiga diberikan setelah menyantap domba paskah, roti tidak beragi dan
sayur pahit, sementara cawan keempat diberi terakhir bersamaan mazmur pujian. Meja
perjamuan Paskah yang penuh dengan berbagai macam hidangan dan piala membuktikan
anggur. Sebagai pembuka ialah pemecahan roti tak beragi dan memakannya (yachhatz) serta mencari
afikomen. Hidangan pembuka adalah salad yang dicelupkan cuka dan air garam (karpas) dan diselingi
dengan minum dari cawan anggur. Kemudian para tamu makan sayur pahit, dan haroset yaitu percampuran
kenari, buah dan anggur. Banyak makanan yang dimakan pada perjamuan ini yang tidak dimakan pada
perjamuan lainnya. Oleh karena itu biasanya anak-anak akan bertanya kepada orangtuanya (bapak atau
kakeknya). Untuk menjawab pertanyaan itu orang tua harus menjelaskan dengan Haggadah. Artinya
menceritakan hal-hal penting bagi generasi penerus berupa kisah perbudakan di Mesir dan pembebasan yang
dilakukan oleh Allah. Biasanya orangtua akan memulai dengan “ dulu bapaku seorang Aram, pengembara.
Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja dan tinggal di sana…”( dst seperti tertulis dalam ulangan 26:5-
6). Setelah cerita selesai hadirin minum anggur yang ke dua (maggid) dan mencuci tangan kedua (rachtzah).
Kemudian pemberkatan dan memaka roti tidak beragi (motzi atau matsah), makan sayur pahit (maror) dan
makanan penutupnya (korech). Tahap berikut adalah perjamuan festival (schulchan orech) dan memakan
afikomen (tzafun). Setelah makan, hadirin minum anggur ketiga dan undangan bagi Nabi Elia (barech), di
antarasetiap minuman dan hidangan selalu dibarengi dengan nyanyian Mazmur (hallel), yakni pasal 113,
114 pada bagian pertama dan pasal 115-118 pada bagian penutup sebagai Mazmur Paskah. Hidangan
terakhir adalah domba Paskah yan