Bab III Perekonomian Dua Sektor

19
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR 1 •Dua sektor = Tertutup sederhana •Tertutup = Perekonomian Yang Diasumsikan Tidak Menngadakan Perdagangan International •Sederhana = Tanpa Peranan Pemerintah

Transcript of Bab III Perekonomian Dua Sektor

Page 1: Bab III Perekonomian Dua Sektor

PEREKONOMIAN DUA SEKTOR1

• Dua sektor = Tertutup sederhana

• Tertutup = Perekonomian Yang Diasumsikan Tidak Menngadakan Perdagangan International

• Sederhana = Tanpa Peranan Pemerintah

Page 2: Bab III Perekonomian Dua Sektor

ALUR PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

2

Page 3: Bab III Perekonomian Dua Sektor

1. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

3

Y = C + IY = pendapatan nasional C = konsumsiI = Investasi

2. Pendekatan Injeksi Kebocoran (Injection-Leakages

Dengan pendekatan injeksi kebocoran, keseimbangan tercapai pada saat jumlah tabungan sama dengan jumlah investasi, atau dapat dituliskan

I = S

Page 4: Bab III Perekonomian Dua Sektor

Fungsi Konsumsi

• Menurut Keynes, ada hubungan antara konsumsi dan pendapatan, dimana hubungan tersebut bersifat positif.

Pendapatan

Net Saving

(+)

Pengeluaran

Disposibel (Yd)

atau Dissaving (-)

Konsumsi

24.000 -110 24.110

25.000 0 25.000

26.000 + 150 25.850

27.000 + 400 26.600

28.000 + 760 27.240

29.000 + 1.170 27.830

30.000 + 1.640 28.360

4

Page 5: Bab III Perekonomian Dua Sektor

Pengantar ekonomika makro I Ketut Darma FE unwar 5

HUBUNGAN PENDAPATAN DG KOSUMSI DALAM BENTUK KURVA

Page 6: Bab III Perekonomian Dua Sektor

• Besarnya pengeluaran konsumsi (C) salah satunya dipengaruhi oleh pendapatan konsumen (Y), sehingga dapat dituliskan

C = f (Yd), cateris paribus Atau

C = Co + c Yd• C : pengeluaran konsumsi• Co : konsumsi otonom• c : hasrat mengkonsumsi marginal• Yd : tingkat pendapatan disposibel (Yd=Y-

Tx+Tr)

6

Page 7: Bab III Perekonomian Dua Sektor

• Hasrat mengkonsumsi marginal ( c ) atau MPC {marginal propensity to consume}

Pengantar ekonomika makro I Ketut Darma FE unwar 7

Page 8: Bab III Perekonomian Dua Sektor

S = Y-C atau Y = C + SS : tabungan

Y : besarnya pendapatan

C : konsumsi

S =Y-(C0 + cY)

S =Y-C0-cY

S =-C0 + Y- cY

S =-C0 + (1- c)Y

8

S = -Co + (1- c) Y

Keterangan:S : besarnya tabungan-Co: tabungan otonom1-c: hasrat menabung marginalY: tingkat pendapatan

• Hasrat menabung marginal {marginal propensity to save) yang disimbolkan dengan (1-c) atau MPS

Page 9: Bab III Perekonomian Dua Sektor

9

Contoh Soal

Page 10: Bab III Perekonomian Dua Sektor

Fungsi Investasi10

• variabel investasi diasumsikan sebagai variabel yang bersifat eksogen (exogeneus variable)

• Sebaliknya, fungsi konsumsi dan fungsi tabungan merupakan variabel endogen (endogeneus variable)

persamaannya dapat ditulis

I = lo

Page 11: Bab III Perekonomian Dua Sektor

11

DALAM BENTUK KURVA SBB :

CONTOH SOAL

Page 12: Bab III Perekonomian Dua Sektor

12

Page 13: Bab III Perekonomian Dua Sektor

13

Page 14: Bab III Perekonomian Dua Sektor

• Angka pengganda (multiplier) merupakan rasio yang menunjukkan perubahan pendapatan nasional sebagai akibat dari perubahan salah satu atau seluruh variabel pengeluaran

Pengantar ekonomika makro I Ketut Darma FE unwar 14

Page 15: Bab III Perekonomian Dua Sektor

Pengantar ekonomika makro I Ketut Darma FE unwar 15

Page 16: Bab III Perekonomian Dua Sektor

• Kesenjangan (gap), dapat dilihat dari sisi permintaan dan penawaran

• Apabila permintaan lebih besar daripada penawaran,maka akan terjadi kenaikan harga atau inflasi sehingga perekonomian mengalami kesenjangan inflasi inflationary gap).

• Apabila penawaran melebihi permintaan, maka akan terjadi penurunan harga (deflationary gap).

Pengantar ekonomika makro I Ketut Darma FE unwar 16

BESARNYA KESNJANGAN DI HITUNG DENGAN RUMUS SBB :

Page 17: Bab III Perekonomian Dua Sektor

Pengantar ekonomika makro I Ketut Darma FE unwar 17

Page 18: Bab III Perekonomian Dua Sektor

18

Page 19: Bab III Perekonomian Dua Sektor

19