BAB III PERANCANGAN SISTEM -...
Transcript of BAB III PERANCANGAN SISTEM -...
33
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini penulis akan membahas perancangan yang merupakan proses
dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan
software. Dimana perancangan software pengenalan ucapan menggunakan
bantuan software Sistem Development Kit SAPI 5.1 dan Microsoft Visual Basic
6.0, sedangkan perancangan program pergerakan car menggunakan software
CodeVisionAVR, dan perancangan hardware terdiri dari: perancangan catu daya,
perancangan sistem minimum ATMega8535, perancangan sensor lantai
(optocoupler), perancangan rangkaian penggerak (driver), dan perancangan
mekanik elevator.
3.1 Perancangan Hardware
Berikut adalah proses dari perancangan hardware Pengontrolan Elevator
Berbasis Sistem Pengenalan Ucapan:
3.1.1 Perancangan Blok Diagram
Hal pertama yang akan dilakukan dalam perancangan untuk perancangan
hardware Pengontrolan Elevator Berbasis Sistem Pengenalan Ucapan adalah
membuat sistem blok diagram. Dimana blok-bloknya memiliki fungsi masing-
masing. Gambar 3.1 menunjukkan suatu blok diagram sistem:
34
suara
Driver Motor
LED Lantai
Mikrofon PC
Mikrokontroler
Sensor Optocoupler
Tombol
Gambar 3.1 Blok Diagram Pengontrol Elevator
Suara masuk ke komputer melalui mikrofon kemudian diolah
menggunakan program SAPI 5.1 dan Visual Basic 6, kemudian apabila ucapan
sudah dikenali maka komputer akan memberikan masukan kepada mikrokontroler
melalui kabel DB9 yang nantinya akan dipakai mikrokontroler sebagai input
lantai tujuan, selain dari komputer input tujuan lantai yang dikirim ke
mikrokontroler dapat juga diberikan melalui penekanan tombol. Optocoupler akan
mendeteksi posisi dari car elevator, kemudian mengirimkan masukan kepada
mikrokontroler, pada mikrokontroler masukan ini dijadikan sebagai input posisi
lantai. Kemudian mikrokontroler akan membandingkan antara input posisi lantai
dengan input tujuan lantai untuk memberikan masukan kepada driver yang
nantinya akan menggerakan motor dc.
3.1.2 Catu Daya
Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct
current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai adalah sumber catu
daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi perancangan elevator ini
membutuhkan catu daya yang cukup besar, Sumber catu daya yang besar adalah
sumber bolak-balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik.
35
Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC
menjadi DC.
Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya
Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala
listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada
kumparan sekundernya. Pada rangkaian ini, dioda bridge berperan untuk merubah
dari arus AC menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke beban. Sedangkan
regulator voltage berfungsi sebagai filter tegangan untuk meregulasi tegangan
keluaran dari rangkaian penyearah agar bisa lebih stabil.
3.1.3 Sistem Minimum ATmega 8535
Pengendali yang dirancang adalah menggunakan mikrokontroler dan
bekerja dalam ragam single chip operation (mode operasi keping tunggal) yang
tidak memerlukan memori luar karena ROM untuk menyimpan sandi sumber
masih mampu untuk menampung program yang akan dibuat serta penggunaan
36
RAM yang masih bisa ditampung oleh RAM dalam dan tidak memerlukan
komponen tambahan seperti PPI, karena penggunaan port mikrokontroler hanya 4
port, yaitu untuk keluaran sinyal penggerak, masukan dari komputer melalui kabel
serial DB9, masukan dari sensor optocoupler, dan keluaran untuk LED pendeteksi
lantai tujuan sedangkan kristal yang digunakan untuk pengoperasikan
mikrokontroler adalah 3.6864 MHz. Port yang digunakan pada sistem,
PC6/TOSC1 28PC5 27PC4
26PC3 25PC2 24
PC1/SDA23
PC0/SCL 22
PC7/TOSC229
PA6/ADC6 34PA5/ADC5 35PA4/ADC4 36PA3/ADC3 37PA2/ADC2 38PA1/ADC1 39PA0/ADC0 40
PA7/ADC733
PB6/MISO7PB5/MOSI6PB4/SS5PB3/AIN1/OC04PB2/AIN0/INT23PB1/T12PB0/T0/XCK1
PB7/SCK8
PD6/ICP120PD5/OC1A19PD4/OC1B
18PD3/INT117PD2/INT016PD1/TXD
15PD0/RXD14
PD7/OC221
RESET9
XTAL113
XTAL212
AVCC 30AREF 32
ATMEGA8535
X1CRYSTAL
XTAL1XTAL2RESET
XTAL1
XTAL2
R1
10k
VCC
C1
10u
GND
RESET
C2
27p
C3
27p
GND
PA7/ADC7PA6/ADC6PA5/ADC5PA4/ADC4PA3/ADC3PA2/ADC2PA1/ADC1PA0/ADC0
VCC
12345678
CONN-PORTA
12345678
CONN-PORTB
12345678
CONN-PORTC
12345678
CONN-PORTD
PC7/TOSC2PC6/TOSC1PC5PC4PC3PC2PC1/SDAPC0/SCL
PB7/SCKPB6/MISOPB5/MOSI
PB4/SSPB3/AIN1/OC0PB2/AIN0/INT2
PB1/T1PB0/T0/XCK
PD7/OC2PD6/ICP1
PD5/OC1APD4/OC1BPD3/INT1 PD2/INT0PD1/TXDPD0/RXD
PA7/ADC7PA6/ADC6PA5/ADC5PA4/ADC4PA3/ADC3PA2/ADC2PA1/ADC1PA0/ADC0
PB7/SCKPB6/MISOPB5/MOSI
PB4/SSPB3/AIN1/OC0PB2/AIN0/INT2
PB1/T1PB0/T0/XCK
PC7/TOSC2PC6/TOSC1
PC5PC4PC3PC2
PC1/SDAPC0/SCL
PD7/OC2PD6/ICP1
PD5/OC1APD4/OC1BPD3/INT1 PD2/INT0PD1/TXDPD0/RXD
PB7/SCKPB6/MISOPB5/MOSI
RESET
GND
123456
CONN-UNDUHVCC
PD1/TXDPD0/RXD
12
CONN-CATU DAYA
VCC
GND
R2
470R
D1
LED
GND
1234
CONN-KOM
CONN-SIL4
VCC
GND
Gambar 3.3 Sistem Minimum AVR ATMega 8535
3.1.4 Interface Mikrokontroler Dengan Komputer
Untuk menghubungkan antara sistem minimum ATmega 8535 dengan
komputer menggunakan interface serial dengan rangkaian sebagai berikut:
37
162738495
DB9-F
CONN-D9F T1IN 11
R1OUT 12
T2IN 10
R2OUT 9
T1OUT14
R1IN13
T2OUT7
R2IN8
C2+
4
C2-
5
C1+
1
C1-
3
VS+2
VS-6
MAX232
MAX232
C3
1u
C4
1u
VCC
GND
C5
1u
C6
1u
1234
CONN-KOM
CONN-SIL4
VCC
GND
RXDTXD
RXDTXD
VCC
R1
470R
D1
LED
GND
Gambar 3.4 Rangkaian Interface ATMega 8535 Dengan Komputer
Konektor db9 memiliki 9 buah pin, tidak semua pin-pin nya kita gunakan
tetapi hanya tiga buah pin saja yaitu pin 2 sebagai Reciever Data(RXD), pin3
sebagai Transmitter data(TXD) dan pin 5 sebagai ground. Fungsi IC Max 232
adalah sebagai pengubah level tegangan TTL yang keluar dari serial Rs 232
komputer (com1/com2) dan IC max232 ini mempunyai 16 pin. Output dari Rs 232
komputer dihubungkan dengan konektor DB9.
3.1.5 Rangkaian Driver Motor DC
Rangkaian driver motor yang digunakan untuk mengatur kecepatan dan
arah pergerakan dari motor dc yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.5 Driver Motor DC
38
Rangkaian driver ini berfungsi untuk menggerakan motor sesuai dengan
input yang diterimanya. Rangkaian bertindak sebagai pengatur arah kerak motor
DC, apakah bergerak forward atau reverse. Secara teori, rangkaian driver motor
tersebut bekerja dengan sistem switching. Jika inputnya diberi logika input 1,
maka input 2 adalah low, sehingga perputaran motor DC bergerak forward.
Sedangkan jika input 1 diberi logika low dan input 2 diberi logika high, maka
perputaran motor DC adalah reverse.
Dimana dalam perancangan elevator ini motor dc yang digunakan adalah
motor dc 18V, jadi tegangan masukan yang dipakai untuk menggerakan motor
adalah sebesar +18V.
3.1.6 Rangkaian Optocoupler
Gambar 3.6 Rangkaian Optocoupler
Rangkaian optocoupler ditempatkan di masing-masing lantai dan dipakai
untuk mendeteksi posisi car elevator, output dan input dari rangkaian ini
dihubungkan ke mikrokontroler, dimana bila rangkaian diberi input 0 maka
rangkaian akan aktif sedangkan jika diberi logika 1, maka rangkaian akan tidak
aktif, sedangkan pemakaian transistor 2n2222 pada keluaran dimaksudkan agar
keluaran dari optocoupler bernilai 0 dan 5v.
39
3.1.7 Perancangan Mekanik
Gambar 3.7 Perancangan Mekanik Elevator
CAR
REL
Rantai penarik
Counter weight
Gear
GEARBOX
Motor
Sensor lantai optocoupler
LED Lantai
Tombol Lantai
40
1. LED lantai, menggunakan LED super bright, dimana LED digunakan
untuk menunjukkan posisi car dan tujuan pergerakan car
2. Tombol lantai, dipasang disetiap lantai digunakan untuk memanggil
elevator.
3. Sensor Optocoupler, dipasang dimasing-masing lantai digunakan sebagai
pendeteksi posisi car.
4. Bandul penyeimbang car (counter weight), terbuat dari akrilik dengan
ketentuan dimensi : 7 cm x 1.5 cm x 10.5 cm
5. Car elevator, terbuat dari akrilik dengan ketentuan :
dimensi : 15 cm x 15 cm x 20 cm
pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type
guide shoes, dimana dua buah terletak pada bagian atas car dan
yang lain pada bagian bawah car tepat guide rail.
6. Rantai penarik car terbuat dari rantai keteng dengan panjang 110 cm
7. Rel Penuntun (Guide Rails), untuk kabin lift dan counter weight dipasang
menggunakan pipa besi berdiameter 2 cm dan terikat kuat pada struktur
bangunan, dimana untuk car elevator digunakan 2 buah rel sedangkan
untuk counter weight dipakai 1 buah rel penuntun.
41
8. Mesin Pengangkat (Hoisting Machines), berupa motor listrik dc dengan
transmisi menggunakan gearbox yang dikontrol menggunakan sebuah
driver.
9. Rangka lift, terbuat dari besi dengan ketentuan dimensi keseluruhan : 30
cm x 30 xm x 100 cm
3.2 Perancangan Software
Perancangan software dibagi menjadi 2 yaitu: perancangan program pada
VB 6.0 untuk proses pengenalan ucapan dan perancangan program pada
mikrokontroler untuk proses pergerakan elevator.
3.2.1 Interface Program Pengontrolan Elevator Pada VB
Tampilan program pengontrolan elevator pada Microsoft Visual Basic 6.0
dengan menggunakan bantuan interface Microsoft SDK SAPI 5.1
Gambar 3.8 Interface Pengontrolan Elevator Pada VB 6.0
42
3.2.2 Flowchart Program Pada Pada VB 6.0
Berikut adalah flowchart program pengontrolan elevator pada VB 6.0:
Gambar 3.9 Flowchart Program Pada VB
43
3.2.3 Flowchart Program Pada Mikrokontroler
Berikut adalah flowchart program pergerakan car elevator pada
mikrokontroler:
44
A
Cek lantai tujuan
x 1?
y 1?
Tidak
z 1?
Tidak
Tidak
Motor naik
Ya
Ya
Ya
B
Cek lantai tujuan
w 1?
y 1?
Tidak
z 1?
Tidak
TidakYa
Ya
Motor naik?Ya
Motor turun
Tidak
Motor turun?
Ya
Motor naikTidak
Ya
D
Cek lantai tujuan
w 1?
x 1?
Tidak
y 1?
Tidak
Tidak
Motor turun
Ya
Ya
Ya
C
Cek lantai tujuan
z 1?
w 1?
Tidak
x 1?
Tidak
TidakYa
Ya
Motor turun?Ya
Motor naik
Tidak
Motor naik?
Ya
Motor turunTidak
Ya
F F
C C
Gambar 3.10 Flowchart Program Mikrokontroler
Keterangan:
w = indikator tujuan lantai 1
x = indikator tujuan lantai 2
y = indikator tujuan lantai 3
z = indikator tujuan lantai 4
i = indikator posisi car
45
Flowchart program pergerakan car elevator diatas merujuk pada ketentuan
sebagai berikut:
1. pergerakan car mengacu pada pemanggilan lantai yang pertama diberikan,
2. apabila car berada pada sebuah lantai keadaan diam kemudian ada
pemanggilan ke lantai yang lain, maka car akan menuju pada lantai yang
bersangkutan,
3. apabila car dalam pergerakan turun, misal:
a. car berada pada lantai 3 kemudian ada pemanggilan pada lantai 1
dan diikuti pemanggilan pada lantai 2, maka car akan bergerak turun
menuju lantai 2 berhenti sejenak kemudian melanjutkan ke lantai 1,
b. car berada pada lantai 3 kemudian ada pemanggilan pada lantai 1
dan lantai 2 kemudian diikuti pemanggilan pada lantai 4 maka car
akan bergerak turun menuju lantai 2 berhenti sejenak kemudian
melanjutkan ke lantai 1 berhenti sejenak kemudian menuju lantai 4,
4. apabila car dalam pergerakan naik, misal:
a. car berada pada lantai 2 kemudian ada pemanggilan pada lantai 4
dan diikuti pemanggilan pada lantai 3, maka car akan bergerak turun
menuju lantai 3 berhenti sejenak kemudian melanjutkan ke lantai 4,
b. car berada pada lantai 3 kemudian ada pemanggilan pada lantai 4
dan lantai 3 kemudian diikuti pemanggilan pada lantai 2 maka car
akan bergerak turun menuju lantai 3 berhenti sejenak kemudian
melanjutkan ke lantai 4 berhenti sejenak kemudian menuju lantai 2.