BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN...

16
- 51 - BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) JANGKA MENENGAH KECAMATAN Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan : Penyelenggaraan Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan Sub Pokok Bahasan : 1. Pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan 2. Dimensi atau Indikator Efektivitas Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan 3. Karakteristik Program dan Kegiatan Kecamatan Waktu : 2 (dua) kali tatap muka pelatihan Tujuan : Praja dapat memahami urgensi Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan sebagai dasar dalam menyusun Renstra Kecamatan Metode : Praktek (mempraktekkan, diskusi dan tugas terstruktur) A. Pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan Draft dokumen Renstra Kecamatan yang sedang disusun pada dasarnya merupakan salah satu dasar dalam membuat Renstra Kecamatan yang baik yang akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) jangka menengah kecamatan. Dokumen Renstra Kecamatan sebagai pedoman atau arah pembangunan yang ingin dicapai Kecamatan dalam kurun waktu lima tahun ke depan yang

Transcript of BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN...

Page 1: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 51 -

BAB III

PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH

PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG)

JANGKA MENENGAH KECAMATAN

Deskripsi Singkat Topik :

Pokok Bahasan : Penyelenggaraan Musrenbang Jangka Menengah

Kecamatan

Sub Pokok Bahasan : 1. Pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan

2. Dimensi atau Indikator Efektivitas Musrenbang Jangka

Menengah Kecamatan

3. Karakteristik Program dan Kegiatan Kecamatan

Waktu : 2 (dua) kali tatap muka pelatihan

Tujuan : Praja dapat memahami urgensi Musrenbang Jangka

Menengah Kecamatan sebagai dasar dalam menyusun

Renstra Kecamatan

Metode : Praktek (mempraktekkan, diskusi dan tugas terstruktur)

A. Pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan

Draft dokumen Renstra Kecamatan yang sedang disusun pada dasarnya

merupakan salah satu dasar dalam membuat Renstra Kecamatan yang baik yang

akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang)

jangka menengah kecamatan.

Dokumen Renstra Kecamatan sebagai pedoman atau arah pembangunan

yang ingin dicapai Kecamatan dalam kurun waktu lima tahun ke depan yang

Page 2: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 52 -

memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan

dengan mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota yang sudah ada, maka program dan kegiatan

yang direncanakan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi batas

kewenangan kecamatan, dengan mempertimbangkan kemampuan/kapasitas serta

berbagai potensi yang ada di Kecamatan.

Dalam upaya menghasilkan Renstra Kecamatan yang dapat

mengantisipasi kebutuhan pembangunan Kecamatan dalam jangka waktu lima

tahunan, maka penyusunannya perlu dilakukan secara komprehensif dengan

melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan yang

ada di Kecamatan dalam sebuah forum yang dinamakan “Musrenbang Jangka

Menengah Kecamatan”. Adapun alur pikir pelaksanaan musrenbang jangka

menengah kecamatan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Definisi – Definisi

a) Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan adalah forum konsultasi

dengan para pemangku kepentingan pembangunan yang ada di kecamatan

untuk membahas rancangan Renstra Kecamatan, dibawah koordinasi

Camat.

b) Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan juga merupakan forum untuk

mendapatkan komitmen para pemangku kepentingan pembangunan yang

ada di Kecamatan yang menjadi masukan dalam penyempurnaan

rancangan Renstra Kecamatan.

c) Pemangku kepentingan Kecamatan adalah pihak yang berkepentingan

dengan kegiatan prioritas dari Kecamatan untuk mengatasi permasalahan

di Kecamatan serta pihak-pihak yang berkaitan dengan dan atau terkena

dampak hasil musyawarah.

d) Narasumber adalah pihak-pihak pemberi informasi yang dibutuhkan untuk

proses pengambilan keputusan dalam Musrenbang Kecamatan .

e) Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam

Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan

f) Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan menghasilkan antara lain :

Page 3: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 53 -

Berbagai masukan dan komitmen para pemangku kepentingan

pembangunan yang ada di Kecamatan yang menjadi masukan dalam

penyempurnaan rancangan Renstra Kecamatan (terlampir),

Dokumen Usulan Rencana Pembangunan Lima tahun kedepan yang

akan dilaksanakan di Kecamatan (terlampir),

Berita Acara Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan.

2. Dasar Penyelenggaraan

a) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

b) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional,

c) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah,

d) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan

Pembangunan Daerah,

e) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan,

f) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah,

g) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Prosedur Perencanaan dan

Penganggaran Daerah.

3. Tujuan

Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan diselenggarakan bertujuan untuk :

a) Membahas dan menyepakati hal-hal yang akan menjadi prioritas kegiatan

pembangunan di Kecamatan dalam kurun 5 tahun kedepan;

b) Media konsultasi dengan para pemangku kepentingan pembangunan yang

ada di Kecamatan untuk membahas rancangan Renstra Kecamatan ,

dibawah koordinasi Camat.

c) Mendapatkan komitmen para pemangku kepentingan pembangunan yang

ada di Kecamatan yang menjadi masukan dalam penyempurnaan rancangan

Renstra Kecamatan

d) Melakukan klasifikasi atas kegiatan prioritas pembangunan Kecamatan

sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi ;

e) Melakukan Analisis untuk mengkaitkan kegiatan prioritas pembangunan

Kecamatan dengan kebijakan, sasaran dan program RPJMD.

f) Menghasilkan kesepakatan-kesepakatan mengenai program dan kegiatan

prioritas yang akan dilaksanakan 5 tahun kedepan yang dituangkan ke dalam

berita acara hasil Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan .

4. Langkah - langkah Pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah

Kecamatan

a) Persiapan Berbagai hal yang perlu disiapkan untuk penyelenggaraan Musrenbang

Jangka Menengah Kecamatan adalah :

Page 4: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 54 -

Pembentukan Tim Penyelenggara Musrenbang Jangka Menengah

Kecamatan yang diketuai oleh Sekretaris Kecamatan,

Penyusunan naskah rancangan Renstra Kecamatan,

Penggandaan Naskah Rancangan Renstra Kecamatan,

Menyiapkan panduan pelaksanaan yang memuat durasi, tanggal/waktu

pelaksanaan, mekanisme dan susunan acara,

Mengirim surat undangan kepada peserta.

b) Pelaksanaan

Pendaftaran Peserta Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan,

Pemaparan kondisi umum Kecamatan dan proyeksinya ke depan oleh

Camat,

Pemaparan Rancangan Renstra Kecamatan,

Pembahasan Rancangan Renstra Kecamatan dengan melibatkan

seluruh peserta Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan,

Perumusan kesepakatan para pemangku kepentingan pembangunan

hasil musrenbang jangka menengah Kecamatan,

Pembacaan hasil kesepakatan oleh Ketua Tim Penyelenggara

musrenbang Jangka Menengah Kecamatan (Sekretaris Kecamatan ).

c) Keluaran

Materi kesepakatan dan komitmen hasil Musrenbang Jangka

Menengah Kecamatan, yang selanjutnya menjadi masukan utama

penyempurnaan rancangan Renstra Kecamatan,

Matrik Keterkaitan Misi, Kebijakan, Sasaran, Indikator Program dan

Kegiatan Renstra Kecamatan (terlampir),

Berita Acara Hasil Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan

(terlampir).

d) Peserta

Unsur Muspika,

Kepala UPTD yang ada di Kecamatan,

Instansi Vertikal yang ada di Kecamatan,

Para Kepala Desa, unsur BPD, LPMD,

Forum Delegasi Musrenbang Tingkat Desa dan Kecamatan,

Organisasi kemasyarakatan yang ada di Kecamatan.

e) Narasumber

Camat,

Sekretaris Kecamatan,

Fasilitator (dari unsur yang menguasai bahan bahasan, contoh : dari

Bappeda Kabupaten/Kota).

Page 5: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 55 -

f) Waktu Pelaksanaan Berbeda halnya dengan Musrenbang Tahunan Kecamatan yang

dilaksanakan selambat-lambatnya pada akhir bulan Maret tahun

berkenaan, maka waktu pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah

Kecamatan dilaksanakan bisa kapan saja tergantung kondisi masing-

masing daerah dengan memperhatikan Dokumen RPJM Daerah

bersangkutan.

g) Tugas Tim Penyelenggara/Fasilitator

Menyusun rancangan Renstra Kecamatan,

Menyusun jadwal dan agenda Musrenbang Renstra Kecamatan,

Mengumumkan secara terbuka tentang jadwal, agenda, dan tempat

pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan,

Mendaftar peserta Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan,

Memfasilitasi proses pelaksanaan Musrenbang Jangka Menengah

Kecamatan,

Merekap daftar kegiatan prioritas pembangunan di Kecamatan yang

akan dilaksanakan lima tahun ke depan,

Memfasilitasi perumusan berita acara hasil Musrenbang Kecamatan,

dengan sekurang-kurangnya memuat skala prioritas kegiatan lima

tahun ke depan yang telah disepakati.

B. Dimensi atau Indikator Efektivitas Musrenbang Jangka Menengah

Kecamatan

Musrenbang merupakan media dalam rangka menjaring sebanyak

mungkin aspirasi masyarakat. Mekanisme musrenbang dikatakan efektif apabila

pelaksanaannya dapat diukur. Untuk itulah diperlukan adanya alat ukur untuk

mengetahui sejauhmana mekanisme musrenbang tersebut dapat dikatakan efektif

atau tidak. Terdapat 4 (empat) dimensi yang dapat dijadikan alat ukur untuk

mengetahui efektifitas tersebut, antara lain :

1). Satuan waktu

Pelaksanaan musrenbang masih sering tidak tepat waktu. Ketidaktepatan

penyelenggaraan musrenbang ini sebagian besar disebabkan oleh faktor

Page 6: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 56 -

antara lain tidak adanya informasi dari penyelenggara (Kecamatan),

musrenbang kurang dijadwalkan dengan baik sehingga banyak masyarakat

yang tidak menghadiri musrenbang dengan alasan tidak punya waktu, atau

justru aparat pemerintah sendiri yang tidak punya waktu karena berbagai

kesibukan. Dengan demikian terlihat bahwa pemanfaatan jadwal atau waktu

penyelenggaraan musrenbang masih kurang diperhatikan.

Apabila dilihat dari perbandingan beban kerja dengan waktu yang diperlukan

dalam penyelenggaraan musrenbang, sebetulnya cukup memadai. Artinya

bahwa tersedia waktu yang cukup dalam penyelenggaraan musrenbang untuk

menghasilkan hal-hal yang seharusnya dapat diwujudkan selama pelaksanaan

musrenbang tersebut. Hanya saja terjadi ketidaktepatan dalam penggunaan

waktu, sehingga penyelenggaraan musrenbang menjadi kurang efektif.

2). Satuan hasil

Dari segi hasil, pelaksanaan musrenbang sebenarnya dirasakan oleh

masyarakat karena mampu menampung aspirasi masyarakat, walaupun semua

aspirasi yang disampaikan tidak seluruhnya dapat diakomodasikan.

Ketertampungan aspirasi masyarakat melalui musrenbang tersebut, juga

dapat dilihat dari RPT (rencana pembangunan tahunan) yang tersusun, yang

pada dasarnya merupakan daftar rencana kegiatan pembangunan tahunan.

Penyelenggaraan musrenbang bisa menghasilkan rumusan usulan

pembangunan dari tingkat desa/kelurahan dan kecamatan, walaupun sebagian

besar lebih menyangkut kegiatan yang akan didanai oleh pemerintah. Dan

yang lebih meyakinkan adalah rumusan penggunaan dana pembangunan yang

Page 7: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 57 -

tersedia di desa/kelurahan dan kecamatan tersebut didasarkan pada

kesepakatan yang dicapai pada pelaksanaan musrenbang.

3). Kualitas Kerja

Penyelenggaraan musrenbang masih sering tidak didukung oleh sarana dan

prasarana yang memadai, akibatnya penyelenggaraan musrenbang itu sendiri

menjadi kurang lancar. Misalnya dalam pelaksanaan musrenbang masih

sering tidak disediakan formulir isian tentang usulan atau daftar kebutuhan

masyarakat. Faktor sarana dan prasarana yang lain juga masih sangat minimal

seperti tidak terbentuknya kepanitiaan penyelenggaraan musrenbang, tidak

tersedianya alat tulis secara memadai, maupun masalah konsumsi, selanjutnya

tempat rapat yang sempit, dan penerangan yang kurang memadai serta

kelengkapan lain seperti ketersediaan OHP.

Dilihat dari kualitas penyerapan aspirasi masyarakat, sebagaimana telah

disebutkan dimuka bahwa sebagian besar masyarakat masih mengatakan

bahwa pelaksanaan musrenbang cukup mampu menyerap aspirasi

masyarakat. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat

menyatakan bahwa penyelenggaraan musrenbang dapat memberikan

kesempatan yang sama kepada semua peserta untuk menyampaikan

aspirasinya.

Hanya saja dalam pelaksanaannya, masih banyak pula perserta musrenbang

yang hanya menjadi peserta pasif atau pendengar saja, tidak berani

mengemukakan pendapat, atau bahkan tidak tahu apa permasalahan yang

dihadapi atau kebutuhan yang diharapkan. Hal tersebut karena peserta

Page 8: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 58 -

musrenbang belum mengetahui atau belum pernah mendapatkan pelatihan

tentang mekanisme perencanaan pembangunan sehingga mereka masih awam

dengan mekanisme perencanaan pembangunan itu sendiri.

4). Kepuasan Masyarakat

Karena berbagai kendala sebagaimana disebutkan diatas, maka

penyelenggaraan musrenbang masih banyak dirasakan belum memberikan

kepuasan kepada masyarakat. Selama ini forum musrenbang, yang

merupakan forum formal yang ditentukan dan telah dijadwalkan oleh

pemerintah sebagai forum perencanaan pembangunan di tingkat

desa/kelurahan dan kecamatan lebih berperan sebagai forum penampung

aspirasi masyarakat dan tidak memiliki bargaining position yang kuat sebagai

forum yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi pemerintah kabupaten/kota

dalam melaksanakan pembangunan. Sebagai akibatnya, penyelenggaraan

musrenbang menjadi forum yang kurang diminati oleh masyarakat. Bahkan

banyak masyarakat yang kurang antusias dengan penyelenggaraan

musrenbang itu sendiri. Rendahnya prosentase masyarakat yang

mengharapkan penyelenggaraan musrenbang menjadi indikator bahwa

penyelenggaraan musrenbang belum memberi cukup manfaat bagi

masyarakat.

Hasil dari pelaksanaan musrenbang juga belum sepenuhnya merupakan daftar

kebutuhan yang diusulkan oleh masyarakat. Dan kondisi yang lebih jauh,

masih banyak terjadi kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh

pemerintah, ternyata berbeda dengan usulan yang telah disepakati bersama

Page 9: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 59 -

pada waktu pelaksanaan musrenbang. Dengan kata lain bahwa harapan

masyarakat terhadap hasil dari musrenbang tersebut belum terpenuhi, karena

usulan-usulan yang telah disampaikan dan ditampung dalam musrenbang

ternyata tidak terealisasikan dalam kegiatan pembangunan, atau dengan

istilah “apa yang dibutuhkan tidak terjadi, yang terjadi adalah yang tidak

dibutuhkan”.

Sebagai wadah mekanisme penyusunan rencana pembangunan, masyarakat

mengharapkan aspirasi yang telah ditampung dan disepakati dapat

dilaksanakan, atau dengan kata lain, hal-hal yang telah disepakati dalam

pelaksanaan musrenbang hendaknya dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan

pembangunan di Daerah. Untuk itu masyarakat mengharapkan agar

pelaksanaan musrenbang dapat dihadiri oleh semua komponen masyarakat,

sehingga berbagai aspirasi dan kebutuhan masyarakat dapat ditampung dan

dipecahkan.

Realitas dari belum efektifnya penyelenggaraan musrenbang pada dasarnya

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor penjaringan aspirasi,

dinamika pelaksanaan, penentuan arah dan kebijakan serta strategi dan

prioritas yang diambil. Keempat faktor tersebut secara sistemik saling

berpengaruh.

C. Karakteristik Program dan Kegiatan Kecamatan

Sebagai SKPD kewilayahan, program dan kegiatan kecamatan yang

merupakan penjabaran visi dan misi kecamatan tersebut mempunyai karakteristik

Page 10: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 60 -

tersendiri dibandingkan SKPD lain. Karakteristik tersebut muncul karena

kecamatan mempunyai kewenangan atributif dan kewenangan delegatif, sehingga

kecamatan menyelenggarakan pelayanan secara langsung kepada masyarakat

(direct services) dan pelayanan secara tidak langsung (indirect services) (lihat Bab

I).

Penyelenggaraan musrenbang jangka menengah kecamatan biasanya

bermuara pada program dan kegiatan kecamatan selama selama lima tahun ke

depan dan secara bertahap dilaksanakan setiap tahun yang diawali dengan

penyelenggaraan musrenbang tahunan. Penyelenggaraan musrenbang tahunan

sebenarnya berfungsi sebagai alat evaluasi terhadap tingkat capaian sasaran

program dan kegiatan tahunan dalam jangka lima tahun sekaligus menampung

berbagai ide segar yang muncul yang tidak tertampung dalam pelaksanaan

musrenbang lima tahunan, sehingga dimungkinkan melakukan revisi terhadap

Renstra Kecamatan. Apalagi dinamika dan perkembangan lingkungan eksternal

senantiasa berubah yang mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahan

kecamatan. Namun demikian, seindah dan sebagus apapun program dan kegiatan

kecamatan tidak akan berarti apa-apa apabila tidak didukung oleh anggaran yang

memadai.

Fakta selama ini menggambarkan bahwa mekanisme musrenbang

tahunan baik tingkat desa/kelurahan maupun kecamatan sebagai perencanaan

partisipatif telah rutin dilaksanakan namun hasil atau keputusan akhir tetap berada

di tingkat kabupaten/kota. Perencanaan semacam itu hanya digunakan sebagai

justifikasi untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa mekanisme perencanaan

Page 11: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 61 -

pembangunan yang dilalui oleh pemerintah kabupaten/kota telah berangkat dari

bawah (bottom up) dan melibatkan partisipasi masyarakat. Padahal yang terjadi,

perencanaan tersebut nyatanya hanya sebatas formalitas sehingga yang muncul

“apa yang tidak diharapkan, namun yang diharapkan tidak muncul”, dan

musrenbang jangka menengah merupakan “kuburan aspirasi”.

Asumsi tersebut muncul karena umumnya program dan kegiatan tahunan

kecamatan “yang itu-itu saja” dan bersifat rutin karena perencanaan partisipatif

dari bawah “dikalahkan” oleh perencanaan dari atas (top down) seperti yang

terjadi di Kota Surabaya, dimana Pemerintah daerah mempunyai 10 (sepuluh)

program pokok tahunan yang harus dilaksanakan oleh seluruh kecamatan yang

berjumlah 31 kecamatan antara lain :

1. Pelaksanaan Musrenbang Kecamatan,

2. Penanggulangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS),

3. Monitoring dan Penyuluhan Masalah Kemiskinan,

4. Bimbingan dan Teknik (Bimtek) Persampahan,

5. Penyediaan Barang dan Jasa,

6. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum,

7. Kependudukan,

8. Operasional Pengelolaan Administrasi Kecamatan dan Kelurahan,

9. Penertiban RW dan RT/Lingkungan, dan

10. Penyuluhan Jender.

Dalam terminologi pencapaian tujuan jangka menengah dan panjang

daerah, sah-sah saja sebuah kecamatan melaksanakan amanat pemerintah daerah

Page 12: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 62 -

karena kecamatan dituntut untuk mendukung visi daerah seperti halnya visi Kota

Surabaya yaitu “Surabaya Cerdas dan Peduli (Surabaya Smart and Care)”

yang artinya Terwujudnya kota Surabaya sebagai pusat perdagangan dan jasa

yang cerdas dalam merespon semua peluang dan tuntutan global, didukung oleh

kepedulian tinggi dalam mewujudkan struktur pemerintahan dan kemasyarakatan

yang demokratis, bermartabat dalam tatanan lingkungan yang sehat dan

manusiawi.

Namun demikian, karena kecamatan telah mempunyai renstra sendiri

(dengan merujuk pada RPJP dan RPJM Daerah) tentunya kecamatan mempunyai

kekhususan sesuai kondisi geografis masing-masing. Di samping itu sesuai

dengan kewenangan atributifnya yaitu kewenangan melakukan koordinasi,

pembinaan dan pelayanan kepada masyarakat, maka kecamatan dituntut untuk

menjembatani program dan kegiatan desa dan kelurahan.

Pada banyak daerah, fungsi koordinasi dan pembinaan kepada desa dan

kelurahan ini terkadang “dilupakan” karena tidak didukung dengan anggaran yang

memadai untuk mengadakan kedua kegiatan dimaksud. Padahal fakta di lapangan

menggambarkan bahwa kapasitas (pengetahuan, wawasan dan keterampilan)

perangkat desa (dan kelurahan) sangat terbatas, sebagaimana disarikan dalam

Naskah Akademik Rancangan Undang-undang tentang Desa (2007;30) :

Sebagian besar perangkat desa di Indonesia tidak memahami berbagai

peraturan dan tugas yang menyangkut diri sendiri mereka sendiri, kecuali

sebagian kecil perangkat yang mau mencari tahu atau mereka yang kritis.

Pada umumnya mereka bekerja apa adanya (Taken for granted) sesuai

dengan kebiasaan perangkat sebelumnya. Di jaman Orde Baru, semua

formulir administrasi (monografi, buku tamu, buku keuangan, buku

proyek, buku tanah desa, dan sebagainya) bisa terisi dan diperbarui terus

karena ada proses monev yang berjalan. Tetapi di era reformasi, buku-

Page 13: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 63 -

buku administrasi itu terbengkalai, kecuali desa-desa yang mempunyai

predikat maju. Di banyak desa, data monografi desa sekian tahun lalu

masih terpampang dengan tulisan spidol/cat permanen. “Ada organisasi

tetapi tidak berorganisasi”, adalah sebuah metafora yang

menggambarkan bahwa organisasi birokrasi desa tidak berjalan dengan

baik, apalagi desa-desa yang terbelakang, terutama di luar jawa. Sebagian

besar desa di Indonesia sampai sekarang belum memiliki kantor desa

sebagai pusat penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan administrasi.

Dari fakta di atas, nampak bahwa desa dan kelurahan (terutama desa)

mengalami hambatan dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama administrasi

pembukuannya karena kurangnya supervisi dari pemerintah daerah, dan

kecamatan yang paling dekat orbitasinya diharapkan mampu memberikan dan

memecahkan permasalahan yang dihadapi kedua institusi tersebut. Kasus tersebut

baru satu kasus diantara sekian kasus yang dihadapi oleh desa maupun kelurahan,

masih banyak kasus lain yang membutuhkan kepanjangan tangan dari pemerintah

daerah.

Kenyataannya, fungsi pembinaan terhadap desa dan kelurahan lebih

banyak dikerjakan langsung oleh misalnya Badan Pemberdayaan Masyarakat

Desa (BPMD), Bagian Pemerintahan Desa/Kelurahan di Sekretariat Daerah atau

SKPD lain yang ada embel-embel Desa dan Kelurahan, dan kecamatan senantiasa

“dilewati”. Banyak diklat-diklat yang diselenggarakan oleh SKPD dengan sasaran

desa dan kelurahan dengan tembusan kepada Camat atau surat sejenis yang

ditujukan kepada Camat agar merekomendasikan kepada perangkat desa/

kelurahan untuk mengikuti kegiatan serupa seperti Diklat Kearsipan, Tata Naskah

Dinas, Penyusunan Profil Desa/Kelurahan, dll.

Serupa dengan fungsi pembinaan, fungsi koordinasi oleh Camat juga

membutuhkan ongkos, minimal untuk rapat koordinasi (rakor) yang

Page 14: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 64 -

diselenggarakan oleh Camat. Kalaupun tidak, Camat dan perangkat kecamatan

yang melakukan koordinasi ke desa-desa dan kelurahan juga membutuhkan BBM

untuk operasionalnya. Semakin banyak kuantitas koordinasi yang dilakukan

Camat beserta perangkat, berkorelasi terhadap kebutuhan anggaran. Apalagi

apabila Pemda banyak melakukan rapat-rapat koordinasi dengan mengundang

kecamatan yang intensitasnya tidak dapat diduga. Bahkan seorang Camat di salah

satu daerah pernah berkelakar, andaikan belanja langsung Camat yang besarnya

hanya Rp. 120.000.000,-/tahun dibagi habis seluruh personil kecamatan dalam

satu tahun maka tiap orang mendapatkan ± Rp. 20.000,-. Jadi benar anekdot

selama ini yang mengatakan “Camat bukan hanya ujung tombak, tapi juga ujung

tombok”.

Sementara fungsi pelayanan langsung kepada masyarakat seperti

pelayanan kependudukan yaitu KTP, KK, Kartu Identitas Penduduk Sementara/

Musiman maupun perijinan-perijinan lainnya mendapat hambatan dengan rencana

penarikan kewenangan pada tingkat kabupaten/kota (terutama pelayanan

kependudukan sesuai UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan).

Berbeda dengan perencanaan dinas teknis dan lemtekda yang bersifat

sektoral (misalnya bidang kesehatan, pendidikan, pertanian, perikanan,

perkebunan, sarana dan prasarana daerah), mereka telah mempunyai batas-batas

maupun program dan kegiatan yang jelas. Apabila program dan kegiatan

terhambat karena minimnya anggaran maka solusinya adalah kuantitasnya

Page 15: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 65 -

dikurangi atau program dilaksanakan multiyear atau bahkan ditunda tahun

berikutnya, dsb.

Ironisnya, ketika kecamatan ikut dilibatkan dalam menangani masalah

sektoral namun tidak dibekali kemampuan keuangan yang memadai. Di lain

pihak, dinas teknis dan lemtekda yang terkait dengan program sektoral ingin agar

program dan kegiatannya dibantu tapi tidak dengan pembiayaannya (karena

kewenangan tersebut tidak dilimpahkan).

Idealnya, program dan kegiatan kecamatan merupakan perpaduan antara

perencanaan dari bawah (bottom up) dan perencanaan dari atas (top down) atau

biasa disebut perencanaan eklektik. Jadi, kecamatan diberikan kesempatan untuk

melaksanakan fungsi sebaik-baiknya menurut kewenangan atributif dan

delegatifnya, dengan tetap mengacu pada program dan kegiatan pemerintah

daerah dalam rangka mendukung visi dan misi daerah tersebut.

Page 16: BAB III PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN …repository.ipdn.ac.id/51/5/3._musrenbang_kecamatan_OK.pdf · akan dibawa pada saat musyawarah perencanaan ... Dokumen Usulan Rencana

- 66 -

D. Praktek Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan

Pelatih membuat skenario, memandu dan memfasilitasi Praja untuk

melaksanakan praktek Musrenbang Jangka Menengah Kecamatan :

Tugas Pelatih : Membentuk Tim Fasilitator, Narasumber dan Peserta

Musrenbang

Tugas Praja : Melakukan simulasi penyelenggaraan Musrenbang Jangka

Menengah Kecamatan.