BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 TEMPAT DAN WAKTU …
Transcript of BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 TEMPAT DAN WAKTU …
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto 24 D311050
BAB III
PEMODELAN SISTEM
3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENGAMBILAN DATA
Pada penulisan Tugas Akhir ini, data yang dirancang diambil dari PT. Telkom
Akses Yogyakarta melalui survey microdemand untuk mengetahui jumlah homepass,
alamat homepass dan keterangan lain yang diperlukan di wilayah Tambak Bayan,
Gowok, Banguntapan, Laksada Adi Sucipto Babarsari, Yogyakarta. Waktu
pengambilan data dilakukan mulai dari tanggal 03 Februari sampai dengan 25 April
2014.
3.2 ALAT DAN BAHAN PERANCANGAN
Alat dan bahan yang digunakan untuk pengumpulan data dan perancangan yaitu:
1. Alat tulis, perlengkapan alat tulis ini digunakan untuk melakukan survey homepass
di lapangan. Alat tulis ini digunakan untuk mencatat keterangan-keterangan setiap
homepass yang ditemukan di lapangan.
2. Data homepass hasil survey microdemand.
3. Laptop dengan sistem operasi Windows 7 yang dapat terkoneksi dengan internet.
4. Aplikasi google earth, digunakan untuk meng-input data hasil survey
microdemand.
5. Aplikasi KMLCSV converter digunakan untuk mengkonversi hasil input-an google
earth dari KML ke dalam bentuk CSV.
6. Aplikasi Microsoft Excel yang digunakan untuk pengolahan data yang telah
dikonversi menggunakan KMLCSV.
3.3 FLOWCHART PERANCANGAN
Proses pengerjaan Tugas Akhir ini yaitu dimulai dengan melakukan survey
microdemand di wilayah yang diperoleh dari PT. Telkom Akses Yogyakarta. Setelah
penentuan lokasi diperoleh maka langkah berikutnya yaitu melakukan survey
microdemand. Pengumpulan data ini yaitu berupa survey di lapangan. Target jumlah
hasil survey pada survey ini tidak dapat dibatasi karena jumlah homepass di lapangan
25
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
tidak dapat diprediksi. Pada penulisan Tugas Akhir ini homepass yang dirancang yaitu
3689 homepass.
Data hasil input-an google earth dikonversikan ke dalam bentuk excel .xls
dengan menggunakan software KMLCSV converter. Pengkonversian ini bertujuan
untuk mengetahui ada berapa homepass yang telah di-input dalam google earth dan
mengetahui jumlah homepass yang akan dirancang. Pengerjaan berikutnya yaitu
perancangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) sesuai dengan kebutuhan perangkat
terhadap jumlah homepass. Tahap perancangan yaitu penentuan kabel feeder, ODC,
distribusi, kebutuhan ODP dan penarikan kabel drop. Setelah perancangan, tahapan
berikutnya yaitu melakukan perhitungan link budget dari jaringan yang telah selesai
di-design. Setelah diketahui nilai link budget tahapan berikutnya yaitu menentukan
kebutuhan Bill of Quantity (BoQ).
Proses pengerjaan Tugas Akhir secara berurut dapat dilihat pada gambar
diagram alir 3.1.
Menentukan lokasi survey homepass dan
jumlah homepass
Mulai
Input hasil survey homepass menggunakan
google earth dan KML CSV converter
sebagai converter
Menghitung parameter Link Budget
Selesai
Pembuatan tabel BoQ
Survey homepass
Perancangan FTTH
Gambar 3.1 Diagram alir pengerjaan Tugas Akhir
26
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
3.4 DATA HASIL PENELITIAN
Data hasil survey microdemand pada penulisan Tugas Akhir ini jumlah
homepass yang di-design yaitu 3689 homepass yang terdiri dari 4 boundary. Dimana
setiap boundary memiliki jumlah homepass yang berbeda-beda. Data hasil survey ini
diperoleh dengan survey dilapangan yaitu di wilayah Tambak Bayan, Gowok,
Banguntapan, Adi Sucipto Babarsari, Yogyakarta yang ditentukan oleh PT. Telkom
Akses Yogyakarta. Jumlah homepass dari setiap boundary yaitu:
1. Boundary 1 = 144 homepass
2. Boundary 2 = 1383 homepass
3. Boundary 3 = 492 homepass
4. Boundary 4 = 1670 homepass
Pada perancangan Tugas Akhir ini, boundary yang dirancang dengan konfigurasi
one stage dan two stage yaitu boundary dengan jumlah homepass 144.
3.5 PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA
1. On site survey
On site survey merupakan pelaksanaan survey yang dilakukan di lapangan
atau outdoor. On site survey merupakan pelaksanaan survey microdemand yaitu
dengan melakukan survey homepass di lapangan di wilayah Tambak Bayan,
Gowok, Banguntapan, Adi Sucipto Babarsari, Yogyakarta.
Wilayah yang telah ditentukan harus di-survey secara keseluruhan dan
pencatatan keterangan dari setiap homepass harus jelas. Pelaksanaan survey
homepass ini selain mencatat keterangan bangunan juga menggambar lokasi setiap
homepass pada printout map wilayah survey.
Target dari survey on site ini yaitu jumlah homepass, alamat homepass, kriteria
homepass atau spesifikasi homepass. Spesifikasi homepass yaitu berupa tipe
bangunan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh PT. Telkom Akses.
Penggunaan layanan Telkom yaitu apakah bangunan hasil survey menggunakan
telepon dan menggunakan layanan TV kabel Telkom atau menggunakan TV kabel
dari layanan selain PT. Telkom . Keterangan hasil survey atas kondisi bangunan
yaitu apakah bangunan tersebut dihuni atau tidak. Untuk penentuan kriteria
homepass yang di-survey dapat menyesuaikan aturan yang ditentukan dari PT.
27
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
Telkom Akses Yogyakarta. Kriteria bangunan untuk keterangan hasil survey dapat
dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Karakteristik tipe homepass[11]
No. Jenis
Bangunan Spesifikasi
Tipe
R1 R2 R3
1 Perumaha
n
Ukuran >500 m2 200-500 m
2 < 200 m
2
Fasilitas Ada Tidak Tidak
Petugas
Keamanan
Ada Ada Tidak
Wealth Tinggi Sedang Rendah
Kendaraan Many cars Car Motorbike
Architect Bagus Sedang Biasa
2
Residentia
l and
Office
Jumlah Lantai >10 lantai 5-10 lantai < 5 lantai
Jumlah Tenant >40 20-40 < 20
Jumlah Security >15 5-15 < 5
Parkir Mobil >100 20-100 < 20
Lokasi Strategis Tinggi Sedang Rendah
3 Shopping
Mall
Jumlah Tenants >250 tenants 100-250
tenants
< 100
tenants
Jumlah Lantai >5 2-5 < 2
Security >15 5-15 < 15
Parkir Mobil >100 20-100 < 20
Lokasi strategis Tinggi Sedang Biasa
4 Ruko
Jumlah unit >20 unit 10-20 unit < 10 unit
Lokasi Strategis Tinggi Sedang Rendah
Jenis Bangunan Bagus Sedang Biasa
5
Gedung
Pemerinta
h
Ukuran >5000 m2 2500-5000 m
2 <2500 m
2
Security >15 5-15 < 5
Parkir Mobil >100 20-100 < 20
Level Nasional Regional Lokal
6 School/ca
mpus
Ukuran >2500 m2 1000-2500 m
2 < 1000
m2
Reputation Famous Semi Famous Not
famous
Number of
student
>1000 250-1000 < 250
7 Hotel Jumlah lantai >10 lantai 5-10 lantai < 5 lantai
Jumlah rooms >100 20-100 < 20
Security >15 5-15 < 5
Parkir mobil >100 20-100 < 20
Lokasi Strategis Tinggi Sedang Biasa
8 Usaha
Kecil dan
Menengah
Ukuran Usaha Besar Sedang Kecil
Luas Bangunan Besar Sedang Kecil
Jenis Bangunan Bagus Sedang Biasa
28
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
Tabel 3.1 Karakteristik tipe homepass[lanjutan, 9]
No. Jenis
Bangunan Spesifikasi
Tipe
R1 R2 R3
9 Lain-lain Ukuran Besar Sedang Kecil
(Rumah
Ibadah,
Rumah
Sakit,gedu
ng
pertemuan
dan
lapangan)
Lokasi Strategis Tinggi Sedang Rendah
Profil Tinggi Sedang Rendah
10 Kost/Rum
ah Petak
Jumlah ruangan >30 10-30 < 10
Parkir Mobil >20 10-20 < 10
Kemudahan
Akses
Mudah Sedang Sulit
Security >5 2-5 < 2
Profil Tinggi Sedang Rendah
Jenis Bangunan Bagus Sedang Biasa
2. On desk survey
On desk survey merupakan kegitan pengolahan data. Pada penulisan Tugas
Akhir ini untuk aktivitas on desk yaitu pengolahan data berupa input data hasil
survey microdemand dengan menggunkan google earth. Data hasil survey yaitu
berupa homepass dan keterangannya di-input menggunakan google earth sebagai
pemetaan atau maping. Data yang di-input mengikuti data hasil survey homepass.
Penamaan pada mapping google earth yaitu berupa R1-A-X-H1, R2-A-0-H2, R3-
C-0-H3.
R1/ R2/ R3 merupakan penamaan untuk menunjukkan keterangan tipe bangunan.
C merupakan penamaan menunjukkan bangunan tersebut dilalui jalur kabel
tembaga.
A merupakan penamaan menunjukkan apakah bangunan tersebut dilalui jalur optic.
0 merupakan penamaan menunjukkan bangunan tersebut menggunakan telepon.
X merupakan penamaan menunjukkan apakah bangunan tersebut tidak
menggunakan telepon.
H1/ H2/ H3 menunjukkan harga rumah menyesuaikan dengan tipe rumah.
29
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
Untuk urutan penamaan yaitu dimulai dari tipe bangunan, dilalui jalur optic atau
tembaga, menggunakan telepon atau tidak dan harga bangunan tersbut.
Sedangkan untuk alamat, keterangan huni atau tidak huni, langganan TV kabel
Telkom atau TV kabel lain ditulis diketerangan ketika input.
3. Input menggunakan google earth
Peng-input-an data homepass hasil survey menggunakan google earth,
diawali dengan mencari lokasi atau wilayah yang akan di-input di google earth.
Untuk pencarian lokasi ini PC harus terhubung dengan internet. Setelah lokasi yang
akan di-input ditemukan, kemudian menyesuaikan peta pada google earth dengan
boundary atau peta hasil survey. Peta hasil survey adalah sama adalah sesuai
dengan google earth, karena boundary/peta survey merupakan hasil printout map
itu sendiri. Yang dibutuhkan untuk input homepass adalah ketelitian ketika
menentukan dan menyesuaikan boundary survey dengan hasil pencarian pada
google earth. Kemudian meng-input data menyesuaikan dengan hasil survey,
peletakan homepass beserta keterangan yang tertera pada hasil survey. Bentukan
hasil survey dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Hasil survey
No. Alamat R1 R2 R3 Huni Telkom Tv Kabel
1 Jl. Saturan Raya √ √ √ −
2 Jl. Saturan Raya √ √ − −
3 Jl. Saturan Raya √ √ √ −
Proses input data hasil survey menggunakan google earth:
a. Mengakses lokasi hasil survey microdemand dengan menggunakan PC yang
terhubung dengan jaringan internet.
b. Pencarian lokasi yang akan diakses dengan menggunakan aplikasi google earth
pada kolom search seperti pada gambar 3.2.
30
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
Gambar 3.2 Pencarian lokasi
c. Setelah lokasi yang dicari muncul, kemudian dilanjutkan dengan menyesuaikan
gambar boundary dengan lokasi yang ada pada google earth.
d. Langkah selanjutnya adalah melakukan input data, yaitu dimulai dengan
membuat folder dengan nama lokasi yang akan di-input, dimana dalam folder
lokasi tersebut dibuat folder sesuai jenis rumah, yaitu folder R1, R2 dan R3.
Pembuatan folder ini dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Pembuatan folder
e. Proses input data disesuaikan dengan tipe rumah, bila tipe rumah yang di-input
adalah R1 maka input-an tersebut dimasukkan kedalam folder R1, bila tipe
rumah yang di-input adalah R2 maka input-an tersebut dimasukkan kedalam
31
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
folder R2 dan bila tipe rumah yang di-input adalah R3 maka input-an tersebut
dimasukkan kedalam folder R3. Proses input data dapat dilihat pada gambar
3.4, 3.5 dan 3.6.
Gambar 3.4 Proses input homepass tipe R1 pada google earth
Gambar 3.5 Proses input homepass tipe R2 pada google earth
Gambar 3.6 Proses input homepass tipe R3 pada google earth
32
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
f. Pengkonversian data pada KMLCSV converter dapat dilakukan dengan cara
melakukan penyimpanan data yang sudah di-input sebelumnya dalam format
KML. Penyimpanan data dalam format KML dapat dilihat pada gambar 3.7 dan
3.8.
Gambar 3.7 Pengkonversian menggunakan KMLCSV converter.
Gambar 3.8 Penyimpan file
g. Pengkonversian data kedalam bentuk excel yaitu dengan menggunakan menu
configure pada aplikasi KMLCSV, maka akan muncul tampilan untuk
pemilihan file yang akan dikonversi. Untuk mengakses folder tempat
penyimpan file yang akan dikonversi yaitu dengan menggunakan menu browser
pada bagian file management dan untuk pemilihan file yang akan dikonversi
33
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
yaitu dengan menggunakan browser pada bagian launcher. Pengkonversian file
dapat dilihat pada gambar 3.9.
Gambar 3.9 Konversi file
h. Pada kolom watched folder akan muncul file yang telah dipilih sebelumnya.
File yang dikonversi disimpan dalam bentuk excel dengan menggunakan menu
create file. Pengkonversian file ini dapat dilihat pada gambar 3.10.
Gambar 3.10 Konversi file ke dalam excel
4. Perancangan
Perancangan menggunakan google earth diantaranya yaitu penempatan
perangkat-perangkat jaringan Fiber To The Home (FTTH), diantaranya Optical
Distribution Cabinet (ODC), Optical Distribution Point (ODP), kabel feeder, kabel
distribusi dan kabel drop. Pada perancangan ini penempatan perangkat disesuaikan
34
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
dengan kondisi homepass pada boundary. Yang perlu diperhatikan yaitu
penempatan Optical Distribution Cabinet (ODC), Optical Distribution Point
(ODP), jarak antara kedua perangkat ini yang ideal yaitu sejauh 2 km.
Kedua perangkat ini dihubungkan oleh kabel distribusi, dengan kata lain
panjang ideal kabel distribusi adalah 2 km. Kemudian jarak Optical Distribution
Point (ODP) dengan Optical Distribution Point (ODP) yang ideal yaitu sejauh 45
meter, sedangkan untuk jarak Optical Distribution Point (ODP) ke pelanggan yang
ideal yaitu 100 meter. Pengadaan perangkat pada jaringan Fiber To The Home
(FTTH) harus diperhitungkan untuk mengetahui kebutuhan minimal perangkat
yang harus disediakan untuk pembangunan jaringan nantinya.
Perancangan pada Tugas Akhir ini, penempatan STO sesuai dengan data dari
PT. Telkom Akses Yogyakarta. Penarikan kabel feeder sesuai dengan perancangan
yang dibuat. Penarikan kabel feeder menuju Optical Distribution Cabinet (ODC)
dapat dilihat pada gambar 3.11. Kabel feeder yang dibutuhkan untuk menyambung
STO dengan Optical Distribution Cabinet (ODC) yaitu 1,33 km.
Gambar 3.11 Penarikan kabel feeder.
Pada penulisan Tugas Akhir ini perancangan menggunakan tiga konfigurasi
yaitu 1:32, 1:4-1:8 dan 1:2-1:16. Konfigurasi ini digunakan untuk mengetahui
kebutuhan minimal perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan jaringan Fiber
To The Home (FTTH). Penarikan kabel feeder untuk ketiga konfigurasi yaitu sama.
A. Konfigurasi 1:32
𝑃𝑆 𝑂𝐷𝐶 = ℎ𝑜𝑚𝑒𝑝𝑎𝑠𝑠
32 ....................................................................................... (3.1)
35
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
𝑃𝑆 𝑂𝐷𝐶 = ℎ𝑜𝑚𝑒𝑝𝑎𝑠𝑠
32=
144
32= 4,5 = 5
𝑂𝐷𝑃 = ℎ𝑜𝑚𝑒𝑝𝑎𝑠𝑠
8=
144
8= 18
B. Konfigurasi 1: 4 dan 1:8
Perancangan dengan konfigurasi 1:4 dan 1:8 merupakan perbandingan
dalam penggunaan passive spliter. Penggunaan passive spliter yaitu ada di
Optical Distribution Cabinet (ODC) dengan perbandingan 1:4 dan passive
spliter di Optical Distribution Point (ODP) dengan perbandingan 1:8.
𝑃𝑆 𝑂𝐷𝑃 =ℎ𝑜𝑚𝑒𝑝𝑎𝑠𝑠
8 ....................................................................................... (3.2)
𝑃𝑆 𝑂𝐷𝑃 = ℎ𝑜𝑚𝑒𝑝𝑎𝑠𝑠
8=
144
8= 18
𝑃𝑆 𝑂𝐷𝐶 = 𝑃𝑆 𝑂𝐷𝑃
4 .......................................................................................... (3.3)
𝑃𝑆 𝑂𝐷𝐶 = 18
4= 4,5 = 5
𝐾𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 𝑃𝑆 𝑂𝐷𝑃
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖=
18
12= 1,5 = 2
C. Konfigurasi 1:2 1:16
Perancangan dengan konfigurasi 1:2 dan 1:16 merupakan perbandingan
dalam penggunaan passive spliter. Penggunaan passive spliter yaitu ada di
Optical Distribution Cabinet (ODC) dengan perbandingan 1:2 dan passive
spliter di Optical Distribution Point (ODP) dengan perbandingan 1:16.
𝑃𝑆 𝑂𝐷𝑃 = ℎ𝑜𝑚𝑒𝑝𝑎𝑠𝑠
16 ....................................................................................... (3.4)
𝑃𝑆 𝑂𝐷𝑃 =144
16= 9
𝑃𝑆 𝑂𝐷𝐶 = 𝑃𝑆 𝑂𝐷𝑃
2 .......................................................................................... (3.5)
𝑃𝑆 𝑂𝐷𝐶 =9
2= 4,5 = 5
𝐽𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = 𝑂𝐷𝑃
12 ............................................................................... (3.6)
𝐽𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 =9
12= 0,75 = 1
PS = Passive Spliter
Perancangan ini membutuhkan sedikitnya 1 kabel distribusi, sedangkan
untuk jumlah Optical Distribution Point (ODP), dibutuhkan sedikitnya 9 Optical
36
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
Distribution Point (ODP) karena pada perancangan dengan konfigurasi 1:2 dan
1:16 ini menggunakan Optical Distribution Point (ODP) dengan kapasitas 16
pelanggan dimana setiap kabel distribusi maksimal dapat digunakan untuk
meng-cover 12 Optical Distribution Point (ODP).
5. Perhitungan link budget
Perhitungan link budget pada penulisan Tugas Akhir ini yaitu berupa loss-loss
pada penggunaan perangkat di dalam jaringan Fiber To The Home (FTTH).
Perhitungan untuk setiap homepass, untuk redaman kabel yaitu panjang kabel mulai
dari Optical Line Terminal (OLT) sampai dengan Optical Network Terminal
(ONT), penggunaan jenis passive spliter, penggunaan connector dan loss
sambungan untuk setiap jenis penggunaan kabel. Loss pada passive spliter ini
dihitung menyesuaikan dengan jenis konfigurasi jaringan yang digunakan. Nama
homepass merupakan penamaan dari setiap homepass. Parameter link budget
memiliki nilai standar yang telah ditentukan oleh PT. Telkom Akses. Nilai redaman
kabel yaitu 0,35 dB/km. Untuk mengitung nilai redaman kabel, nilai redamana
dikalikan dengan panjang kabel dimulai dari Optical Line Terminal (OLT) sampai
dengan homepass. Hasil perkalian tersebut kemudian diisi pada kolom redaman
kabel. Pada parameter passive spliter untuk setiap homepass, kolom konfigurasi
tidak diisi semua. Kolom yang diisi yaitu menyesuaikan dengan sistem konfigurasi
yang digunakan. Untuk konfigurasi passive spliter 1:2 bernilai 3,70 dB dan 1:16
bernilai 14,10 dB. Untuk konfigurasi passive spliter 1:4 bernilai 7,25 dB dan 1:8
bernilai 10,38 dB. Sedangkan untuk perbandingan 1:32 bernilai 17,45 dB. Untuk
loss konektor, 0,25 dB kemudian dikalikan dengan jumlah konektor yang
digunakan. Hasil perkalian tersebut kemudian akan diisi pada kolom loss konektor.
Nilai di kolom redaman sambungan, dibagi menjadi 3 bagian yaitu redaman pada
sambungan pada penyambungan kabel feeder bernilai 0,10 dB kemudain dikalikan
dengan jumlah sambungan yang ada pada kabel feeder. Redaman pada
penyambungan kabel distribusi bernilai 0,10 dB, nilai ini dikalikan dengan jumlah
penyambungan kabel distribusi. Kemudian redaman pada penyambungan kabel
drop dengan nilai 0,1 dB dikalikan dengan jumlah penyambungan pada
pemasangan kabel drop. Setelah semua nilai redaman pada setiap perangkat
37
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311050
diketahui, maka kemudian nilai redaman tersebut dijumlahkan, Hasil total redaman
yang diharapkan yaitu tidak melebihi nilai standar nilai redaman jaringan Fiber To
The Home yaitu 28 dB. Link budget yang dihitung yaitu mulai dari Optical Line
Terminal (OLT) sampai dengan Optical Network Terminal (ONT) pada satu
boundary yang dipilih. Perhitungan loss dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Perhitungan link budget
N
o.
Nama
Homepass Parameter link budget
Tota
l
Reda
man
kabel
Passive spliter
Loss
conne
ctor
Loss sambungan
1:
2
1:
4
1:
8
1:1
6
1:3
2 UPC
fee
der
Distrib
usi drop
6. Bill of Quantity (BoQ)
Penentuan Bill of Quality (BoQ) merupakan kebutuhan jumlah perangkat
yang diperlukan untuk pembangunan jaringan Fiber To The Home (FTTH). Bill of
Quality (BoQ) diperhitungkan untuk mengetahui kebutuhan perangkat dalam satu
boundary. Perangkat yang termasuk dalam Bill of Quality (BoQ) yaitu seluruh
perangkat dari jaringan feeder, jaringan distribusi dan jaringan drop. Point yang
perlu diketahui untuk penentuan Bill of Quality (BoQ) dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Bill of Quantity (BoQ)
No. Perangkat Satuan Jumlah