BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika...sesuai Akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 37 Tanggal 16...
Transcript of BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika...sesuai Akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 37 Tanggal 16...
23
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Pada awalnya, perseroan merupakan suatu unit setingkat bagian yang
dikemudian hari berkembang menjadi Divisi dari PT Asuransi Kredit Indonesia
(Persero), yang diberkan nama Devisi Reasuransi Kerugian. Divisi ini berfungsi
sebagai unit usaha Profesional Reinsurens. Dengan demikian walaupun secara de facto
Perseroan telah memulai usahanya sejak 1971, yaitu sejak PT Asuransi Kredit
Indonesia (Persero) mendapatkan izin untuk menjalankan usaha Reasuransi Kerugian
sebagai bisnis penunjang disamping usaha Asuransi Kredit yang menjadi Bisnis
Utama. Dengan berlakunya Undang–undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian, maka PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) tidak diperkenankan
beroperasi sebagai Asuransi maupun Reasuransi sekaligus, sehingga dilakukan
pemisahan satu identitas tersendiri dimana Perusahaan PT Asuransi Kredit Indonesia
yang dibentuk pada tanggal 22 Agustus 1994 memperoleh izin operasi sebgai
Perusahaan Reasuransi pada tahun 1995 bedasarkan dari Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonsia Nomer 27/KMK.17/1995 tanggal 9 Januari 1995.
Pada tanggal 28 Oktober 2005, PT Reasuransi Nasional Indonesia melebarkan
sayap usahanya dengan memulai usaha Reasuransi Syariah. Langkah ini sejalan
dengan pesatnya perkembangan perekonomian yang bedasarkan Syariah di Indonesia,
termaksud Asuransi Syariah di Indonesia, tentunya memrlukan adanya Reasuransi
24
yang beroprasi pula bedasarkan Syariah Islam, sehingga dapat diadakan kerja sama
yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak.
Penambahan bidang usaha Reasuransi Syariah berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Reasuransi Nasional Indonesia disahkan
dalam Akta Nomer 42 tanggal 10 Agustus 2005 dihadapan Aulia Taufan, SH, Notaris
Pengganti Sujipto SH, diJakarta, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor C-24079 HT.01.TH.2005 tanggal 31
Agustus 2005.
Sejak resmi berdiri, perusahaan mencatat perkembangan yang cukup pesat dan
berhasil membangun kepercayaan publik, sebagaimana yang terlihat dari berbagai
penghargaan yang diterimanya. Pada tahun 2006 Perusahaan menerima penghargaan
sebagai Perusahaan Reasuransi Terbaik dan pada Tahun 2008 mendapatkan versi
majalah investor.
Perkembangan PT Reasuransi Nasional Indonesia :
1. Tahun 1994
PT Reasuransi Nasional Indonesia di dirikan di Jakarta sebagai anak perusahaan
dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) yang menjalankan usahanya dalam
bidang Reasuransi dengan Modal Dasar awal Rp 100.000.000.000 (seratus
Milyar Rupiah) dan Modal disetor penuh sebesar Rp. 25.000.000.000 (dua puluh
Milyar Rupiah).
2. Tahun 1999
Penambahan Modal Disetor dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) selaku
Pemegang Saham Mayoritas sebesar Rp. 25.000.000.000 (dua puluh lima Milyar
Rupiah) sehingga Modal Disetor Perusahaan menjadi Rp. 50.000.000.000 (lima
puluh Milyar Rupiah) sesuai Akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 47 tanggal 10
25
November 1999, dengan pengesahan Departemen Kehakiman RI Nomor : C-
3388 HT.01.04 Tanggal 21 Februari 2000.
3. Tahun 2000
Penambahan Modal Disetor dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) sebesar
dari Rp. 15.000.000.000 (lima belas Milyar Rupiah) sehingga Modal Disetor
Perusahaan menjadi Rp. 65.000.000.000 (enam puluh lima Milyar Rupiah)
sesuai Akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 37 Tanggal 16 Juni 2000 dengan
pengesahan Departemen Kehakiman RI Nomor : C-00902 HT.01.04 Tanggal 18
Januari 2003.
4. Tahun 2005
a. Penambahan Modal Disetor dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero)
sebesar Rp. 10.000.000.000 (sepuluh Milyar Rupiah) sehingga Modal Disetor
dari sebelumnya Rp 65.000.000.000 (enam puluh lima Milyar Rupiah)
menjadi Rp. 75.000.000.000 (tujuh puluh lima Milyar Rupiah) sesuai Akta
Notaris Sutjipto, SH Nomor 42 Tanggal 10 Agustus 2005, dengan
pengesahan Departemen Kehakiman RI Nomor : C-24079 HT.01.04 Tahun
2005 Tanggal 15 Agustus 2005.
b. Pada tanggal 208 Oktober 2005 PT Reasuransi Nasional Indonesia memulai
usaha Reasuransi Syariah, hal ini dilakukan untuk menampung bisnis
Reasuransi dengan prinsip Syariah, dimana sesuai ketentuan bahwa setiap
Perusahaan Asuransi Syariah harus menempatkan Reasuransinya pada
Perusahaan Reasuransi dengan prinsip Syariah. Modal Disetor unit
Reasuransi Syariah Perusahaan sebesar Rp. 10.000.000.000 (sepuluh Milyar
Rupiah) sebagaimana disebut pada butir 1.
26
5. Tahun 2007
Penambahan Modal Disetor dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) sebesar
Rp. 10.000.0000.000 (sepuluh Milyar Rupiah) sehingga Modal Disetor PT
Reasuransi Nasional Indonesia dari sebelumnya Rp. 75.000.000.000 (tujuh
puluh lima Milyar Rupiah) menjadi Rp. 85.000.000.000 (delapan puluh lima
Milyar Rupiah) sesuai Akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 108 Tanggal 22
Februari 2007, dengan pengesahaan Departemen Kehakiman RI Nomor W7-
HT.01.04-04562 Tanggal 15 Agustus 2007.
6. Tahun 2011
a. Peningkatan Modal Dasar Perusahaan dari Rp. 100.000.000.000 (seratus
Milyar Rupiah) Menjadi Rp. 400.000.000.000 (empat ratus Milyar Rupiah)
sesuai Akta Notaris Umaran Mansju, SH Nomor 9 Tanggal 29 Juli 2011
dengan pengesahan Departemen Hukum & HAM RI Nomor AHU-
53290.AH.01.02 Tanggal 01 November 2011.
b. Penambahan Modal Distributor dari PT Asuransi Kredir Indonesia (Persero)
sebesar Rp. 53.000.000.000 (lima puluh tiga Milyar Rupiah) yang terdiri dari
tanah dan gedung kantor Jl. Cikini Raya No. 99 Jakarta Pusat sebesar Rp.
35.000.000.000 (tiga pulih lima Milyar Rupiah) dan pengalihan dana
cadangan umum sebesar Rp. 15.000.000.000 (lima belas Milyar Rupiah)
sehingga Modal Disetor menjadi sebesar Rp. 138.000.000.000 (seratus tiga
puluh delapan Milyar Rupiah) dari sebelumnya sebesar Rp. 85.000.000.000
(delapan puluh lima Milyar Rupiah) sebagaimana dicatat dalam Akta Notaris
Umaran Mansjur, SH Nomor 9 Tanggal 29 Juli 2011 dengan pengesahan
Departemen Hukum&HAM Nomor : AHU-53290.AH.01.02 Tanggal 01
November 2011. Pada Tanggal 01 November 2011 PT Reasuransi Nasional
27
Indonesia memperoleh rating A-(A-minus) dari lembaga pemeringkat yaitu
PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
7. Tahun 2013
PT Reasuransi Nasional Indonesia meluncurkan layanan terbarunya berupa
layanan Reasuransi Jiwa berbasis web, yaitu www.e-lifere.com pada tanggal 08
Februari 2013. E-lifeRe mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor
Indonesia (MURI) sebagai layanan Asuransi Jiwa Pertama di Indonesia, bahkan
di dunia yang menggunakan layanan web pada tanggal 08 Februari 2013.
Penambahan Modal Disetor dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) sebesar
Rp. 75.000.000.000 (tujuh puluh lima Milyar Rupiah) sehingga Modal Disetor
menjadi Rp. 213.000.000.000 (dua ratus tiga belas Milyar Rupiah) sesuai Akta
Notaris Hadijah. SH Nomor 9 tanggal 03 Mei 2013 dengan pengesahan
Kementerian Hukum&HAM RI Nomor : AHU-AH.01.10-24996 tanggal 20 Juni
2013. PT Reasuransi Nasional Indonesia memperoleh rating A dari lembaga
pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
8. Tahun 2014
a. Penambahan Modal Disetor dari PT Asuransi Kredit Indonesia sebesar RP.
150.000.000.000 (seratus lima puluh Milyar Rupiah) berupa fresh money
sehingga Modal Disetor Perusahaan menjadi Rp. 363.000.000.000 (tiga
ratus enam puluh tiga Milyar Rupiah) dari sebelumnya sebesar Rp.
213.000.000.000 (dua ratus tiga belas Milyar Rupiah) sesuai Akta Notaris
Hadijah, SH Nomor 20 Tanggal 130 Oktober 2014.
b. Tanggal 03 November 2014 PT Reasuransi Nasional Indonesia
memperoleh rating A dari lembaga pemerintah yaitu PT Pemeringkat Efek
Indonesia (PEFINDO).
28
9. Tahun 2015
a. Peningkatan Modal Dasar dari PT Asuransi Kredir Indonesia menjadi
sebesar Rp. 1.800.000.00 (satu triliun delapan ratus Milyar Rupiah) dari
sebelumnya sebsar Rp. 400.000.000.000 (empat ratus Milyar Rupiah)
sehingga Akta Notaris Bambang Suprianto, SH, SpN, MH Nomor 53
Tanggal 13 Juli 2015 yang disahkan oleh Kementerian Hukum & HAM
Republik Indonesia dengan No. AHUAH.01.03-0951082 Tanggal 13 Juli
2015.
b. Penambahan Modal Disetor menjadi sebesar Rp. 538.000.000.000 (lima
ratus tiga puluh Milyar Rupiah) sesuai Akta Notaris Bambang Suprianti,
SH, SpN, MH Nomor 53 Tanggal 13 Juli 2015 yang disahkan oleh
Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia dengan No.
AHUAH.01.03-0951082 Tanggal 13 Juli 2015.
c. PT Reasuransi Nasional Indonesia memperoleh rating AA dari lembaga
pemeringkat Fitch Ratings Indonesia pada tanggal 17 November 2015.
10. Tahun 2016
PT Reasuransi Nasional Indonesia memperoleh rating A dari lembaga
pemeringkat Fitch Ratings Indonesia pada tanggal 1 November 2016.
11. PT Reasuransi Nasional Indonesia memperoleh rating AA dari lembaga
pemeringkat Fitch Ratings Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2017.
29
3.1.2 Struktur dan Tata Kerja Perusahaan
Struktur Divisi Keungan dan Akuntansi
Gambar III.1
Struktur Divisi Keuangan dan Akuntansi PT Reasuransi Nasional Indonesia
Sumber: Dokumen Penulis
30
Adapun tugas dan kegiatan organisasi pada Divisi Keuangan Akuntansi yang ada di
PT Reasuransi Nasional Indonesia :
Divisi Keuangan dan Akuntansi, melakukan koordinasi atas kegiatan keuangan,
akuntansi serta penagihan mencapai tujuan perusahaan yaitu, pencapaian target
optimal hasil investasi dengan mengusahakan pencapaian target kolektibilitas piutang
dan pengelolaan keuangan perusahaan baik untuk internal maupun eksternal.
Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan dengan membuat rencana kerja dan anggaran,
merencanakan dan menjalankan sistem dan prosedur unit kerja dan bertanggung jawab
atas kegiatan program kerja Divisi Keuangan dan Akuntansi. Pada Divisi Keuangan
dan Akuntansi dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Keuangan (finance)
Merupakan suatu kegiatan pengelolaan sumber daya keuangan perusahaan mulai
dari bagaimana perusahaan diDanai, bagaimana Dana tersebut dikelolah, serta
bagaimana keuntungan yang di peroleh akan dibagikan.
2. Penagihan (collection)
Dalam melaksanakan proses penagihan piutang premi dan klaim sehingga dapat
memperoleh hasil penagihan dengan collection ratio sekurang-kurangnya sesuai
dengan sasaran atau target hasil penagihan yang ditetapkan dalam RKAP
(Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) sesuai dengan arahan dan kebijakan
penagihan yang berlaku.
3. Akuntansi (Accounting)
Suatu proses yang diawali dengan mencatat, mengelompokkan, mengelola serta
menyajikan data, mencatat transaksi apapun yang berhubungan dengan keungan
sehingga informasi yang didapat tersebut digunakan oleh orang yang
31
berkompeten dengan informasi tersebut, serta infomasi tersebut sebagai bahan
pengembalian suatu keputusan.
4. Kas dan Bank (cash and bank)
Untuk mengatur keluar dan masuknya dana kas bank dan produk utama
pencapaian target cash flow yang seimbang serta tujuan utana optimalisasi
pengelolaan dana kas perusahaan dan bank.
5. Tim Investasi
Investasi dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
a. Investasi Deposito
Untuk mengatur keluar dan masuknya serta penempatan dana investasi
produk utama pencapaian target hasil investasi. Mengeoptimalisasikan
pengelolaan dana investasi dan meningkatkan hasil investasi deposito.
b. Investasi Non Deposito
Untuk mengatur keluar dan masuk serta penempatan dana investasi produk
utama pencapaian target hasil investasi, tujuan utama optimalisasi
pengelolaan dana investasi. Mengoptimalkan pengelolaan dana investasi
dan meningkatkan hasil investasi non deposito.
6. UtangPiutang I, II, III
Melakukan koordinasi atas kegiatan bidang keuangan, akuntasi dan penagihan
dalam rangka pencapaian target optimal hasil investasi dengan mengusahakan
pencapaian target kolektibilitas piutang dan pengelolaan arus kas serta
penempatan dana serta mengkoordinir penyusunan laporan keuangan
perusahaan baik untuk internal maupun eksternal.
32
7. Anggaran dan Laporan
Melakukan koordinasi atas kegiatan bidang keuangan, akuntasi dan penagihan
dalam rangka pencapaian target optimal hasil investasi dengan mengusahakan
pencapaian target kolektibilitas piutang dan pengelolaan arus kas serta
penempatan dana serta mengkoordinir penyusunan laporan keuangan
perusahaan baik untuk internal maupun eksternal.
3.1.3 Kegiatan Usaha
Maksud dan tujuan dari perseroan adalah turut serta melaksanakan dan
menunjang kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada umumnya, khususnya penyelenggaraan usaha reasuransi yang bermutu
tinggi dan berdaya saing tinggi, dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai
perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip perusahaan terbatas, dengan
memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap resiko yang dihadapi oleh
perusahaan asuransi baik berdasarkan prinsip konvensional maupun berdasarkan
prinsip syariah.
Untuk mencapai maksud dan tujuan diatas perseroan melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan usaha pertanggungan ulang resiko yang dihadapi perusahaan
asuransi kerugian, umum atau perusahaan asuransi jiwa.
2. Menerima reasuransi dalam bidang asuransi kerugian atau umum dan asuransi
jiwa baik secara langsung maupun melalui perantara reasuransi.
3. Melakukan retosesi dalam bidang reasuransi butir 1 diatas kepada perusahaan
asuransi atau reasuransi secra langsung ataupun menyelenggarakan sebagian
usaha reasuransi berdasarkan prinsip syariah dengan membentuk unit syariah.
33
Adapun jenis dalam melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :
1. Reasuransi Jiwa
Reasuransi jiwa, kecelakaan diri dan kesehatan PT Reasuransi Nasional
Indonesia menyediakan kapasitas reasuransi jiwa konvensional kepala
perusahaan asuransi jiwa lokal untuk asuransi jiwa. Kecelakaan diri dan
kesehatan, baik perorangan (individu) maupun kelompok (group).
Pertanggungan reasuransi tersebut dapat dilakukan secara berdiri sendiri (stand
alone) maupun sebagai tambahan (rider).
Jenis Produk :
a. Induvidual Insurance
b. Group Insurance
c. Credit Life Insurance
d. Healt Insurance
e. Critical Ilnes Insurance
f. Catastrophe Insurance
2. Reasuransi Umum
PT Reasuransi Nasional Indonesia menyediakan kapasitas reasuransi umum
konvesional kepada perusahaan asuransi umum untuk asuransi harta benda,
kendaraan motor, rangka kapal dan lain-lain baik perorangan (individu) maupun
kelompok (group).
3. Reasuransi Syariah
Dalam reasuransi syariah produk jasa yang ditawarkan sama dengan produk jasa
reasuransi konvensional baik untuk reasuransi umum maupun reasuransi jiwa.
Namum yang membedakan dengan reasuransi konvensional adalah adanya risk
sharing diantara peserta, dan tidak ada pelimpahan asuransi kepada perusahaan
34
reasuransi. PT Reasuransi Nasional Indonesia sebagai perusahaan reasuransi
dalam hal ini hanya sebagai oprasional atau pengelompokan dana asuransi dan
tidak ikut menanggung resiko.
3.2 Hasil Penelitian
Bedasarkan hasil penelitian, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data yang di dapat dari hasil wawancara penulis dengan narasumber yaitu Bapak
Wandha Alhafid, S.E selaku Staff Kepala Seksi Divisi Keuangan Akuntansi PT
Reasuransi Nasional Indonesia. Dalam wawancara yang berlangsung pada tanggal 21
Januari 2019 tersebut penulis menanyakan mengenai, Apa itu voucher kas bank,
Bagimana proses terjadinya voucher kas bank, sistem yang dilakukan untuk arsip
voucher kas bank, proses pengarsipan voucher kas bank, perbedaan voucher disimpan
kedalam ordner dan boks arsip.
Selanjutnya, penulis menanyakan perbedaan arsip aktif dan inaktif, selain
mengajukan pertanyaan-pertantaan, penulis juga menyampaikan apa saja kendala-
kendala yang penulis temukan pada saat praktik kerja dilakukan, seperti tidak adanya
ruangan khusus arsip voucher kas bank, tidak tersusunnya vouher kas bank dengan
baik, dan perlunya tenaga arsiparis untuk mengelolah arsip voucher kas bank, selain
itu penulis juga berkonsultasi untuk menemukan solusi dari kendala-kendala tersebut.
35
3.2.1 Prosedur Penataan Arsip Jenis Dinamis Voucher Kas Bank
Prosedur penataan arsip dinamis jenis voucher kas bank di divisi keuangan dan
akuntansi PT Reasuransi Nasional Indonesia sebagai berikut :
Gambar III.2
Flow Chart Prosedur Pembuatan Voucher Kas Bank
Sumber : Dokumen PT Reasuransi Nasional Indonesia
36
1. Staff/Pegawai
Berawal dari karyawan melampirakn tanda bukti pengeluaran seperti bon
pengeluaran.
2. Dokumen
Pencatatan berserta pembuatan kas kredit/debet
3. Distribusi
Pencatatan pada bagian keuangan
4. Penyampaian Dokumen ke Kepala Bagian
Pegawai mendistribusikan kas kredit, kas kredit dibayar dimuka dan kas debet
kepada kepala bagian.
5. Proses Fiat (Persetujuan)
Bagian keuangan melakukan proses fiat dan meneruskan kepala kasir melalui
kasie kas dan bank.
6. Pengecekan Dana
Kasir melakukan pengecekan dana tunai yang tersedia
a. Apabila dana tidak cukup, maka dilakukan pembayaran kepada pemohon.
b. Apabila dana tidak cukup, maka kasir melaporkan kepada kepala seksi kas
dan bank.
7. Pembayaran
Kasir melakukan pembayaran kepada pemohon atau menerima pembayaran dari
penerima kas kredit dibayar dimuka.
8. Penyimpanan Dokumen Arsip
Bukti kas kredit dan kas debet yang telah ditanda tangani pemohon disimpan
dalam arsip divisi.
37
Berikut adalah gambar voucher kas bank saat dilakukan praktik :
Gambar III.3
Voucher Kas Bank
Sumber : Dokumen PT Reasuransi Nasional Indonesia
Dalam penyimpanan arsip berikut tahapannya :
1. Pemilahan dan Pengelompokan Dokumen
Setelah memilah-milah voucher, maka tahap selanjutnya yaitu mengelompokkan
voucher, voucher kas bank yang ada pada divisi keuangan dan akuntansi,
voucher tersebut terbagi 3 macam berdasarkan nama, yaitu :
a. Voucher Kas Bank Penerimaan Kas
Transaksi yang dilakukan didalam area kantor dengan nominal kecil dan
pembayarannya melalui kasir yang ada dikantor.
b. Voucher Kas Bank Cabang Mandiri Cikini
Transaksi yang dilakukan didalam area kantor dengan nominal besar,
pembayarannya melalui nomor rekening giro bank mandiri cabang cikini.
38
c. Voucher Kas Bank Cabang Mandiri Metropilitan Plaza
Transaksi yang dilakukan didalam area kantor dengan minimal besar dan
pembayarannya dilakukan degan cara transfer melalui nomor rekening giro
bank mandiri cabang metropolitan plaza.
Gambar III.4
Pemilahan Voucher Kas Bank
Sumber : Dokumen PT Reasuransi Nasional Indonesia
Kegiatan praktik kerja di PT Reasuransi Nasional Indonesia penulis hanya
menangani voucher kas bank penerimaan kas karena dari 3 (tiga) voucher tersebut
transaksi yang paling banyak dilakukan yaitu melalui penerimaan kas. Voucher kas
bank yang ditangani yaitu tahun 2018.
Pada tahap pertama yang penulis lakukan adalah mengelompokkan voucher
berdasarkan tahun, bulan dan tanggal. Setelah voucher-voucher dikelompokkan
kembali berdasarkan jenis transaksinya debet atau kredit. Setelah dikelompokkan
berdasarkan tahun, bulan, tanggal dan jenis transaksinya lalu voucher tersebut ditata
dengan sistem numerik dari nomor muda sampai dengan nomor paling tua, sistem
numerik sendiri diambil dari tanggal yang paling muda kemudian ke paling tua.
39
Gambar III.5
Pengelompokkan Voucher Kas Bank
Sumber : Dokumen PT Reasuransi Nasional Indonesia
2. Scanning Dokumen
Scanning voucher bertujuan untuk mengalih mediakan voucher dari yang
berbentuk fisik menjadi berbentuk digital. Voucher yang sudah melalui proses
scanning lalu disimpan didalam folder dengan format pdf.
Gambar III.6
Scanning Voucher Kas Bank
Sumber : Dokumen PT Reasuransi Nasional Indonesia
40
3. Penataan Voucher Kas Bank pada Ordner
Setelah melakukan serangkaian kegiatan pemilahan dan pengelompokkan
voucher kas bank yang sudah tertata dengan baik, lalu disimpan dalam ordner
yang sudah diberikan label sesuai dengan jenis, bulan, tahun.
Gambar III.7
Pelabelan pada Ordner
Sumber : Dokumen PT Reasuransi Nasional Indonesia
4. Penataan Ordner pada Lemari Arsip
Setelah melalui tahap pemilahan, pengelompokkan, scanning, dan penataan
kedalam ordner, tahap selanjutnya penataan ordner pada lemari arsip.
Gambar III.8
Penataan Ordner pada Lemari Arsip
Sumber : Dokumen PT Reasuransi Nasioan Indonesia
41
5. Penataan Ordner pada Boks Arsip
Penataan ordner kedalam boks arsip di PT Reasuransi Nasional Indonesia
dilakukan setelah frekuensi arsip tersebut sudah jarang digunakan.
Gambar III.9
Penataan Ordner dan Pelabelan pada Boks Arsip
Sumber : Dokumen PT Reasuransi Nasional Indonesia
6. Pelabelan Boks Arip
Pada saat peyimpanan ordner kedalam boks arsip, boks arsip tersebut diberikan
label yang berguna sebagai petunjuk isi arsip yang disimpan didalamnya. Label
yang penulis buat yaitu memakai kertas hvs A4 yang diletakkan pada boks arsip.
Adapun kolom pada label yaitu :
a. Nama Kas Bank
b. Nomor Voucher
c. Tanggal
d. Tahun
e. Jenis Kas Kredit atau Debet
42
Gambar III.10
Pelabelan Voucher Kas Bank pada Boks Arsip
Sumber : Dokumen PT Reasuransi Nasional Indonesia
7. Penataan Boks Voucher Kas Bank pada Rak Arsip
Boks yang sudah diberi label lalu diletakkan pada rak arsip dengan posisi
horizontal membuat boks pada saat dibutuhkan dapat dengan mudah terlihat.
Gambar III.11
Penataan Voucher Kas Bank Kredit pada Rak Arsip
Sumber : Dokumen PT Reasuransi Nasional Indonesia
43
Gambar III.12
Penataan Voucher Kas Bank Debet pada Rak Arsip
Sumber : Dokumen PT Reasuransi Nasional Indonesia
3.2.2 Kendala Implementasi Aktifitas Prosedur Penataan Arsip Dinamis Jenis
Voucher Kas Bank
Selama melakukan kerja praktik pada divisi keuangan dan akuntansi di PT
Reasuransi Nasional Indonesia ditemukan banyak kendala yang mengakibatkan
terjadinya ketidak lancaran dalam melakukan kegiatan penataan voucher kas bank.
Pada dasarnya kendala-kendala tersebut bersifat internal atau berasal dari dalam
intansi itu sendiri. Kendala tersebut antara lain :
1. Banyak voucher yang tidak disusun secara beraturan dan membuat
pengelompokan jenis voucher kas bank menjadi tidak tersusun rapih. Penyebab
dari banyaknya tumpukan voucher kas bank dikarenakan setiap pegawai tidak
langsung mengarsipkan voucher dan hanya memanfaatkan pegawai magang
untuk mengarsipkannya
2. Tidak ada ruangan khusus untuk menyimpan voucher kas bank hal ini
mengakibatkan voucher kas bank masih tercampur dengan ruang kerja pegawai.
3. Rungan simpan voucher kas bank tidak dilengkapi ventilasi dan pendingin
ruangan guna menjaga suhu kelembaban fisik voucher agar tidak mudah rusak.
44
4. Rak arsip yang dibutuhkan untuk menyimpan boks voucher kurang memadai rak
arsip yang tersedi di PT Reasuransi Nasional Indonesia jumlahnya terbatas,
setiap divisi hanya memperoleh 8 rak arsip, sedangkan untuk minyimpan
voucher saja tidak mencukupi, karena volume voucher disetiap harinya cukup
banyak.
5. Tidak adanya tenaga arsiparis untuk mengelolah penataan voucher kas bank.
Voucher-voucher ini hanya ditangani oleh pegawai biasa atau dibantu oleh
tenaga magang dan tidak mempunyai keahlian khusus dibidang pengarsipan, hal
ini mengakibatkan lambannya proses pengarsipan dan menjadi menumpuk di
ruang pegawai-pegawai.
3.2.3 Solusi Mengatasi Kendala dari Implentasi Aktifitas Prosedur Penataan
Arsip Dinamis Jenis Voucher Kas Bank.
Setelah melakukan kerja praktik pada divisi keuangan dan akuntansi di PT
Reasuransi Nasional Indonesia adapun cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi
pada saat melakukan aktifitas penataan voucher kas bank.
Cara mengatasi kendala-kendala tersebut adalah sebagai berikut :
1. Berkonsultasi dengan pegawai untuk membantu mengelopokkan voucher,
karena setiap pengarsipan tidak bisa terpaku hanya dengan tenaga pegawai
magang, karena setiap anak magang mempunyai kontrak yang berbeda-beda.
2. Berkonsultasi dengan Kasie divisi keuangan akuntansi PT Reasuransi Nasional
Indonesia agar dibuatkan ruangan khusus penyimpanan arsip voucher kas bank.
3. Ruangan arsip harus dilengkapi dengan pendingan ruangan agar kondisi arsip
dapat tetap terjaga dengan baik.
45
4. Ruangan beserta rak-rak arsip harus cukup memadai untuk penyimanan boks
arsip voucher.
5. Merekrut pegawai yang ahli dalam bidang pengarsipan sehingga voucher dapat
disusun dengan baik.