BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat...

22
36 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. a. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. mulai didirikan di Bandung pada tahun 1959. Pada awalnya bank ini dibentuk untuk melayani kebutuhan para pensiunan personil Angkatan Bersenjata dengan nama Bank Pegawai Militer atau lebih dikenal dengan BAPEMIL. Dengan berjalannya waktu, bank ini berkembang dan mulai melayani para pensiunan karyawan sipil. Selama dari 50 tahun, PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. dikelola secara hati-hati dan didukung dengan adanya Surat Keputusan Menteri Keuangan tahun 1976 yang memberikan kewenangan khusus kepada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. untuk memotong gaji pensiunan dari PT. TASPEN dan kemitraan strategi lainnya yaitu Dana Pensiunan Perhutani, Dana Pensiun Pegadaian, Dana Pensiunan Biro Klasifikasi Indonesia, Dana Pensiunan Pertamina Wilayah Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, PT. Asuransi Jiwasraya, PT.

Transcript of BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat...

Page 1: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

36

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)

Tbk.

a. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

mulai didirikan di Bandung pada tahun 1959. Pada awalnya bank

ini dibentuk untuk melayani kebutuhan para pensiunan personil

Angkatan Bersenjata dengan nama Bank Pegawai Militer atau

lebih dikenal dengan BAPEMIL. Dengan berjalannya waktu, bank

ini berkembang dan mulai melayani para pensiunan karyawan sipil.

Selama dari 50 tahun, PT. Bank Tabungan Pensiunan

Nasional (BTPN) Tbk. dikelola secara hati-hati dan didukung

dengan adanya Surat Keputusan Menteri Keuangan tahun 1976

yang memberikan kewenangan khusus kepada PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. untuk memotong gaji pensiunan

dari PT. TASPEN dan kemitraan strategi lainnya yaitu Dana

Pensiunan Perhutani, Dana Pensiun Pegadaian, Dana Pensiunan

Biro Klasifikasi Indonesia, Dana Pensiunan Pertamina Wilayah

Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, PT. Asuransi Jiwasraya, PT.

Page 2: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

37

BNI Life Insurance serta PT. Jamsostek dalam hal ini pelayanan

manfaat pensiunan melalui bank serta PT. POS Indonesia.

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta pada 2008 dan setahun

kemudian menambah bisnis pembiayaan untuk usaha mikro

melengkapi portofolio layanan perbankan pensiun dan TPG

Nusantara S.a.r.l., melakukan akuisisi saham PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. sebesar 71,6% melalui

pembelian saham di Bursa Efek Indonesia. PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. menjadi bank publik dengan

nilai aset Rp 13,7 triliun.

Tahun 2009, PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional

(BTPN) Tbk. meluncurkan Bisnis UMK dengan nama BTPN Mitra

Usaha Rakyat dengan membuka 539 kantor cabang. BTPN Mitra

Usaha Rakyat berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit mencapai

Rp 2,3 triliun. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)

Tbk. menerbitkan obligasi Rupiah jangka panjangnya yang

pertama, dengan peringkat A+ (National Scale Rating) dari Fitch

Ratings. Memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang dalam

Rupiah dari International Finance Corporation, anak perusahaan

Bank Dunia.

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

berhasil menjadi bank ke-10 terbesar dalam kapitalisasi pasar, serta

Page 3: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

38

menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-

6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional

(BTPN) Tbk. berhasil melaksanakan penerbitan obligasi jangka

panjang sebanyak dua kali dengan total nilai Rp 2,4 triliun dan

menyelesaikan rights issue sebesar Rp 1,3 triliun di bulan

Desember.

Tahun 2011 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional

(BTPN) Tbk. meluncurkan Daya yaitu program pemberdayaan

mass market yang berkelanjutan serta menjadi bagian intergral dari

aktivitas bisnis PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)

Tbk. Bisnis Pendanaan memperkenalkan brand Sinaya, yang

terhubung dengan inisiatif Daya. Pada tahun yang sama PT. Bank

Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

menyelesaikan uji coba bisnis Perbankan Komunitas Syariah

(BTPN Syariah-Tunas Usaha Rakyat). PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. memperluas jaringan layanan

ATM-nya dengan jaringan ATM Prima selain jaringan ATM

Bersama yang sudah ada. Kini, total jaringan yang terhubung

mencapai lebih dari 57.331 ATM yang tersebar di seluruh

Indonesia.

Page 4: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

39

b. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor

Cabang Surakarta.

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

Kantor Cabang Surakarta sampai dengan saat ini membawahi

regional seluruh Surakarta dengan dibantu oleh 8 (delapan) Kantor

Cabang Pembantu yang tersebar di seluruh wilayah Surakarta.

Kantor-kantor Cabang Pembantu tersebut adalah Kantor Cabang

Pembantu (KCP) Sragen, KCP Klaten, KCP Boyolali, KCP

Karangpandan, KCP Sukoharjo, KCP Delanggu, KCP Wonogiri

dan KCP Karanganyar serta sebuah Kantor Kas di Colomadu.

2. Visi, Misi dan Nilai-nilai

Visi, Misi dan Nilai-nilai PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional

(BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta :

a. Visi

Menjadi bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat

Indonesia dengan segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan

segmen usaha mikro dan kecil.

b. Misi

Bersama, kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih

berarti.

Page 5: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

40

c. Nilai-Nilai

Nilai-nilai yang dianut oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan

Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta merupakan

pedoman dalam menjalankan bisnis serta pedoman berperilaku

untuk membentuk identitas:

1) Dapat dipercaya.

2) Peduli.

3) Sinergi.

4) Mencapai yang terbaik.

3. Produk

Produk-produk PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

Kantor Cabang Surakarta

a. BTPN Taseto Mapan

Data ringkas :

1) Merupakan tabungan berjangka waktu tertentu yang

memberikan suku bunga kompetitif.

2) Setoran awal minimum 1 juta rupiah.

3) Setoran bulanan minim 500 ribu rupiah.

4) Memberi imbalan jasa yang menarik.

5) Dapat dilakukan penambahan setoran bulanan sewaktu-waktu.

b. BTPN Taseto Bisnis

Data Ringkas :

1) Merupakan tabungan yang memberikan suku bunga kompetitif.

Page 6: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

41

2) Setoran awal minimum dan saldo ditahan pada rekening 10 juta

rupiah.

3) Saldo minimum rekening tidak dikenakan pinalti saldo

dibawah minimum dan mendapatkan bunga adalah 10 juta

rupiah.

4) Akses rekening yang mudah.

c. BTPN Taseto Premium

Data ringkas :

1) Merupakan tabungan yang memberikan suku bunga kompetitif.

2) Atas bunga yang didapatkan dikenakan pajak sesuai dengan

ketentuan pemerintah.

3) Setoran minimum dan saldo ditahan pada rekening 1 juta

rupiah.

4) Saldo minimum tidak dikenakan pinalti saldo dibawah

minimum dan untuk mendapatkan bunga adalah 5 juta rupiah.

5) Kemudahan bertransaksi di jaringan ATM bersama.

d. BTPN Tabungan Pasti

Data ringkas :

1) Merupakan tabungan yang memberikan suku bunga kompetitif.

2) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan

ketentuan pemerintah.

3) Setoran awal minimum 250 ribu rupiah.

4) Kemudahan bertransaksi di jaringan ATM bersama.

Page 7: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

42

e. BTPN Deposito Berjangka

Data ringkas :

1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga

yang telah disepakati pada awal penempatan dipenuhi hingga

jatuh tempo.

2) Jika dicairkan sebelum jatuh tempo, nasabah akan dikenakan

pinalti dan bunga berjalan tidak dibayarkan.

3) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan

ketentuan pemerintah.

4) Penempatan minimal Rp 10 juta.

5) Tersedia dalam tenor 1-12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan.

f. BTPN Deposito Flexi

Data ringkas :

1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga

yang telah disepakati pada awal penempatan jika kontrak

penempatan dipenuhi hingga jatuh tempo.

2) Nasabah tidak dikenakan pinalti untuk pencairan sebelum jatuh

tempo.

3) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan

ketentuan pemerintah.

4) Penempatan minimal Rp 10 juta.

5) Tersedia dalam tenor 1, 3, 6 dan 12 bulan.

Page 8: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

43

g. BTPN Deposito Maxima

Data ringkas :

1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga

yang telah disepakati pada awal penempatan jika kontrak

penempatan dipenuhi hingga jatuh tempo.

2) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan

ketentuan pemerintah.

3) Penempatan minimal Rp 500 juta.

4) Tersedia dalam tenor 6, 9 dan 12 bulan.

5) Bunga dibayar dimuka.

h. BTPN Deposito Bonus

Data ringkas :

1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga

dan nilai bonus yang telah disepakati pada awal penempatan

jika kontrak penempatan dipenuhi hingga jatuh tempo.

2) Atas bunga dan bonus yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai

dengan ketentuan pemerintah.

3) Penempatan minimal Rp 100 juta.

4) Tersedia dalam tenor 1, 2, 3, 6, 9 dan 12 bulan.

i. BTPN Deposito Familia Bonus

Data ringkas :

1) Produk ini memberikan imbal hasil sesuai dengan suku bunga

yang telah disepakati.

Page 9: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

44

2) Penempatan minimal Rp 10 juta.

3) Usia nasabah 17-65 tahun.

4) Tersedia dalam tenor 1, 3, 6 dan 12 bulan.

5) Diberikan manfaat asuransi gratis.

j. BTPN Giro

Data ringkas :

1) Merupakan rekening giro yang dilengkapi dengan fasilitas

buku cek dan bilyet giro.

2) Rekening dapat diakses melalui cabang.

3) Atas bunga yang didapatkan, dikenakan pajak sesuai dengan

ketentuan pemerintah.

4) Setoran awal minimum:

a) Nasabah perorangan : 500 ribu rupiah.

b) Nasabah non-perorangan : 1 juta rupiah.

k. KPN (Kredit Pensiunan BTPN)

Data ringkas :

1) Fasilitas kredit kepada para pensiunan dalam mewujudkan

rencana besar pensiunan dengan dibatasi gaji yang diberikan.

2) Plafon pinjaman hingga Rp 200.000.000,-

3) Bisa take over dari tempat lain.

4) Mendapatkan asuransi jiwa.

5) Mendapat layanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.

Page 10: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

45

l. KPP (Kredit Pensiunan Non-BTPN)

Data ringkas :

1) Kredit yang diberikan kepada pensiunan yang gajinya

dibayarkan melalui instansi lain yang memiliki kerjasama

dengan BTPN.

4. Struktur Organisasi

Sumber : BTPN KC Surakarta, Tahun 2015

Gambar 3.1

Struktur Organisasi

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

Kantor Cabang Surakarta

5. Deskripsi Jabatan

a. Area Branch Leader

Tugas dan tanggung jawab Area Branch Leader sebagai berikut :

1) Bertanggung jawab mengkoordinir dan mengelola kinerja

kantor-kantor cabang untuk dilaporkan kepada kantor pusat.

Page 11: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

46

2) Melakukan pengawasan kinerja operasional kantor cabang baik

kegiatan marketing, operasional dan funding.

b. Regional Operation Head

Tugas dan tanggung jawab Regional Operation Head sebagai

berikut :

1) Bertanggung jawab mengelola, mengawasi dan mengkoordinir

kegiatan operasional kantor cabang.

2) Mengawasi dan mengkoordinir kegiatan operasional kantor

cabang agar berjalan dengan baik.

c. Credit Acceptance Supervisor

Tugas dan tanggung jawab Credit Acceptance Supervisor sebagai

berikut :

1) Memberikan pelayanan terbaik kepada calon debitur baru

maupun pembaharuan yang akan mengajukan pinjaman kredit

pensiun sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.

2) Memberitahukan kepada calon debitur tentang segala risiko

dan sanksi yang akan diterima jika melanggar prosedur yang

berlaku.

d. Credit Acceptance Officer

Tugas dan tanggung jawab Credit Acceptance Officer sebagai

berikut :

1) Melakukan pengecekan terhadap jaminan untuk memastikan

kelayakan dokumen.

Page 12: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

47

2) Bertanggung jawab atas administrasi kredit.

3) Membuat surat perjanjian kredit (SPK) serta memeriksa

kelengkapan formulir permohonan pemberian kredit beserta

dokumen pendukung yang dilampirkan.

e. Credit Support Staff

Tugas dan tanggung jawab Credit Support Staff sebagai berikut :

1) Bertanggung jawab atas administrasi kredit dan mengecek hasil

perhitungan kredit serta memeriksa kelengkapan dokumen

kredit nasabah.

2) Menganalisis terhadap transaksi penyaluran kredit pensiun.

3) Membuat laporan tagihan pinjaman dan payment schedule

untuk transaksi penyaluran kredit.

f. Sales Marketing Supervisor

Tugas dan tanggung jawab Sales Marketing Supervisor sebagai

berikut :

1) Bertanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan kredit

pensiun dan mengawasi pelaksanaan pemberian kredit kepada

calon debitur.

2) Melakukan analisis terhadap data calon debitur untuk membuat

daftar nasabah potensial dan analisis terhadap laporan bulanan

kegiatan pemasaran.

3) Memasarkan kredit pensiun untuk menghasilkan nasabah agar

memastikan dalam pencapaian target.

Page 13: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

48

g. Sales Marketing Officer

Tugas dan tanggung jawab Sales Marketing Officer sebagai

berikut:

1) Bertanggung jawab melaksanakan program pemasaran kredit

pensiun kepada calon debitur baru maupun pembaharuan untuk

meningkatkan jumlah nasabah.

2) Menyimpan dokumen milik debitur sampai dokumen tersebut

kembali lagi kepada nasabah.

3) Menyediakan data-data pendukung untuk menyusun daftar

calon debitur serta membantu proses pelunasan kredit di

instansi yang terkait.

h. Operation Support Supervisor

Tugas dan tanggung jawab Operation Support Supervisor sebagai

berikut :

1) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian atas prosedur

kerja dan pelaksanaan kegiatan operasional Kantor Cabang

untuk memastikan kegiatan tersebut berjalan lancar dan sesuai

target yang ditetapkan.

2) Melakukan analisis keuangan untuk menjaga likuiditas

persediaan uang kas harian.

i. Back Office

Tugas dan tanggung jawab Back Office sebagai berikut :

Page 14: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

49

1) Menganalisis data atas laporan eksternal seperti laporan pajak,

laporan mingguan, laporan informasi debitur pada BTPN

Kantor Cabang Surakarta.

2) Melakukan pembukuan semua transaksi atau aktivitas kantor

cabang yang ada pada BTPN Kantor Cabang Surakarta.

3) Melakukan pengarsipan dokumen yang terkait dengan data-

data akuntansi.

B. Pembahasan

1. Mekanisme pengajuan klaim asuransi atas debitur meninggal

dunia serta syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh debitur pada

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor

Cabang Surakarta

Jaminan asuransi pada perusahaan perbankan saat ini bertujuan

untuk meng-cover seluruh pinjaman yang menjadi kewajiban debitur

apabila terjadi sesuatu. Perkembangan asuransi saat ini semakin pesat,

banyak perusahaan asuransi berdiri di Indonesia dimana perusahaan

asuransi tersebut bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik

bagi penggunanya. Salah satunya adalah memberikan perlindungan

dengan sebaik-baiknya. Dalam praktiknya PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta

memberikan jaminan berupa asuransi kepada semua debitur yang

melakukan pinjaman pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Page 15: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

50

(BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta. Asuransi ini diberikan pada

saat debitur tersebut melakukan pinjaman, apabila suatu hari debitur

tersebut meninggal dunia dengan sisa pinjaman, maka pihak ahli waris

tidak menanggung beban untuk melunasi sisa angsuran, dengan ini

pihak ahli waris dapat mengajukan klaim asuransi yang bertujuan

untuk meng-cover sisa pinjaman pada PT. Bank Tabungan Pensiunan

Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta.

Selain itu pihak ahli waris juga mendapatkan uang duka wafat dari

pihak Bank Tabungan Pensiunan Nasional sebesar Rp. 300.000,-

dengan adanya jaminan dari pihak asuransi akan mempermudah

memberikan keamanan bagi pihak debitur dan pihak bank. Berikut

mekanisme beserta syarat-syarat yang harus dilengkapi pada saat

pengajuan klaim asuransi pada PT. Bank Tabungan Pensiunan

Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta.

Page 16: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

51

Sumber : BTPN KC Surakarta, Tahun 2015

Gambar 3.2

Alur Pengajuan Klaim Asuransi Kematian

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

Kantor Cabang Surakarta

Page 17: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

52

a. Ahli waris mengumpulkan berkas kepada Credit Acceptance

(CA) sesuai dengan syarat yang ditentukan. Syarat-syarat tersebut

adalah sebagai berikut :

1) Foto copy surat kematian (legalisir kelurahan) sebanyak 10

lembar.

2) Foto copy surat kematian, dari rumah sakit/kepolisian

(apabila meninggal dunia karena kecelakaan disertakan

legalisir rumah sakit) sebanyak 10 lembar.

3) Foto copy surat keterangan ahli waris (legalisir dari

kelurahan) sebanyak 10 lembar.

4) Foto copy KTP almarhum/almarhumah (legalisir kelurahan)

sebanyak 10 lembar.

5) Foto copy KTP ahli waris yang diberi kuasa (legalisir

kelurahan) sebanyak 10 lembar.

6) Foto copy karip sebanyak 10 lembar.

7) Kwitansi angsuran tagihan terakhir (bulan meninggal).

8) Tanda terima SK pensiun (surat kehilangan dari kepolisian

apabila hilang).

9) Foto copy KK dilegalisir kelurahan sebanyak 10 lembar.

10) Tanda terima UDW (uang duka wafat), sebesar Rp 300.000

dari PT. TASPEN.

Page 18: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

53

11) Surat kronologis dari awal peminjaman sampai dengan

meninggalnya nasabah. Ditulis tangan dan ditanda tangani

ahli waris.

b. Credit Acceptance melakukan verifikasi data, apabila data

tersebut lengkap maka diberikan kepada bagian back office.

Namun, apabila data tersebut tidak lengkap maka dikembalikan

kepada pihak ahli waris agar segera dilengkapi.

c. Pihak back office melakukan input data dan verifikasi data apakah

sudah sesuai dengan data yang diberikan oleh debitur.

d. Setelah lengkap data pengajuan klaim asuransi dikirimkan ke

pihak asuransi untuk diverifikasi, apabila lengkap dan alasan

kematian dapat diterima (wajar) maka akan dilakukan pencairan.

e. Setelah 2 minggu pihak asuransi akan memberikan konfirmasi

kepada pihak BTPN mengenai pencairan klaim asuransi yang

diajukan.

f. Pihak asuransi melakukan pencairan klaim asuransi melalui

BTPN.

g. Pihak BTPN menghubungi pihak ahli waris yang bersangkutan

untuk datang ke BTPN guna menandatangani berkas pencairan

klaim asuransi (uang yang dicairkan pihak asuransi digunakan

untuk meng-cover kewajiban yang masih harus ditanggung oleh

ahli waris, apabila terdapat sisa pembayaran premi maka akan

diberikan kepada ahli waris yang bersangkutan).

Page 19: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

54

2. Kendala yang dihadapi oleh pihak bank pada saat ahli waris

mengajukan klaim asuransi pada PT. Bank Tabungan Pensiunan

Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pihak bank,

beberapa kendala yang dihadapi oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan

Nasional (BTPN) Tbk. pada saat ahli waris mengajukan klaim asuransi

adalah sebagai berikut :

a. Sulitnya menghubungi pihak ahli waris.

Kendala ini muncul karena banyaknya debitur (nasabah) yang

berasal dari luar kota, sehingga pihak bank terkadang sulit untuk

menghubungi pihak ahli waris karena terkendala jarak dan

minimnya sumber daya manusia (karyawan) yang dimiliki oleh

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor

Cabang Surakarta.

b. Banyaknya klaim tertunda.

Kendala ini muncul pada saat proses pengajuan berkas-berkas

yang terlalu lama setelah debitur dinyatakan meninggal maupun

disebabkan karena pencairan pada pihak perusahaan asuransi

terlalu lama, yang menyebabkan tidak lancarnya proses

pembayaran kredit yang masih harus ditanggung oleh pihak

debitur yang apabila hal tersebut terus terjadi akan menyebabkan

meningkatkan NPL (Non Performing Loan).

Page 20: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

55

c. Tidak ada ahli waris yang dapat dihubungi.

Kendala ini muncul pada saat pihak bank tidak menemukan ahli

waris dari debitur yang bersangkutan, di mana pihak PT. Bank

Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang

Surakarta telah berusaha mencari informasi melalui ketua RT

maupun RW di tempat tinggal debitur yang bersangkutan namun

masih ada kendala yaitu tidak diketahui keberadaan dari ahli

waris.

d. Kendala jaminan tidak diambil karena meninggal dunia.

1) Status gaji punah tidak turun ke ahli waris.

Kendala ini muncul pada saat ahli waris dari pihak debitur

yang bersangkutan enggan mengambil hak gaji debitur yang

masih tersisa di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional

(BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta dengan alasan jauh

dari tempat tinggal ahli waris yang bersangkutan.

2) Lupa untuk mengambil jaminan.

Pengambilan pinjaman kredit pada PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta

sebelumnya menggunakan jaminan skep asli, namun sekarang

dengan foto copy skep dapat untuk mengurus.

Page 21: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

56

3. Kendala yang dihadapi ahli waris dalam mengajukan klaim

asuransi pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)

Tbk. Kantor Cabang Surakarta

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa ahli

waris, kendala-kendala yang dihadapi ahli waris dalam pengajuan

klaim asuransi di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)

Tbk. Kantor Cabang Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Domisili ahli waris yang jauh dari PT. Bank Tabungan Pensiunan

Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta.

Kendala ini muncul dikarenakan adanya debitur yang berasal dari

luar Kota Surakarta, sehingga ada beberapa ahli waris yang tidak

mau melakukan pengajuan klaim asuransi dengan alasan jauh dari

tempat tinggal (domisili) ahli waris.

b. Ketidaktahuan ahli waris akan proses pengajuan klaim asuransi.

Kendala ini muncul karena banyaknya ahli waris yang tidak

mengetahui bagaimana proses dan alur pengajuan klaim asuransi,

hal tersebut terjadi karena kurang berpengalamannya ahli waris

atau karena kurangnya informasi dari pihak PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta

mengenai fasilitas klaim asuransi bagi debitur yang meninggal

dunia. Sehingga dari hal tersebut dapat menyebabkan NPL (Non

Performing Loan) naik dikarenakan adanya kemacetan pada proses

pembayaran kewajiban yang masih harus dibayarkan.

Page 22: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …38 menduduki peringkat ke-5 dalam jumlah cabang dan peringkat ke-6 dalam jumlah karyawan. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. berhasil

57

c. Kesulitan ahli waris dalam pencairan hasil rekam medis.

Kendala ini muncul apabila debitur meninggal di rumah sakit, hal

ini disebabkan karena pihak asuransi akan meminta bukti rekam

medis apabila debitur meninggal dengan keadaan tidak wajar.

Padahal tidak semua rumah sakit mau mengeluarkan hasil rekam

medis serta proses penerbitan hasil rekam medis akan memakan

waktu lebih dari 2 (dua) hari.

d. Sulitnya pengurusan surat kematian.

Kendala ini muncul apabila seorang debitur meninggal dunia di

tempat lain (tidak sesuai dengan alamat di KTP) maka ahli waris

akan kesulitan dalam mengurus surat kematian yang merupakan

salah satu syarat dalam pengajuan klaim asuransi.