BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum PT. Bank ......Memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah...

23
33 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum PT. Bank Mitraniaga Tbk 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Mitraniaga Tbk Bank Mitraniaga adalah Perusahan Perbankan yang berdiri sejak 1989, dan berkantor pusat di Jakarta. Bank ini berstatus Bank Non Devisa. Bank Mitraniaga merupakan Bank Umum Swasta Nasional yang didirikan pada tahun 1989 berdasarkan akta nomor 85 tanggal 5 Juli 1989 dari Notaris Benny Kristanto, S.H dengan persetujuan prinsip dari Departemen Keuangan Republik Indonesia No. S 76/MK.13/1989. Anggaran dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6826 HT.01.01 Th. 1989 tanggal 29 Juli 1989. Kepemilikan saham Bank Mitraniaga telah mengalami beberapa kali perubahan, kondisi yang terakhir tercatat dalam akta No. 21 dari Notaris Esther Setiawati Santosa, S.H pada tanggal 24 Mei 2004. Dalam peningkatan modal, selama tahun 2007 hingga tahun 2010, Bank Mitraniaga telah melakukan penambahan modal secara bertahap dengan total Rp 108.400.000.000,- (Seratus Delapan Milyar Empat Ratus Juta Rupiah). Sedangkan untuk penambahan modal yang paling terakhir tercatat dalam akta notaris No. 37 dari Notaris Esther Setiawati Santosa, S.H pada tanggal 25 Januari 2012 menjadi sebesar Rp 118.400.000.000,- (Seratus Delapan Belas Milyar Empat Ratus Juta Rupiah).

Transcript of BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum PT. Bank ......Memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah...

  • 33

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1. Tinjauan Umum PT. Bank Mitraniaga Tbk

    3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Mitraniaga Tbk

    Bank Mitraniaga adalah Perusahan Perbankan yang berdiri sejak 1989, dan

    berkantor pusat di Jakarta. Bank ini berstatus Bank Non Devisa. Bank Mitraniaga

    merupakan Bank Umum Swasta Nasional yang didirikan pada tahun 1989

    berdasarkan akta nomor 85 tanggal 5 Juli 1989 dari Notaris Benny Kristanto, S.H

    dengan persetujuan prinsip dari Departemen Keuangan Republik Indonesia No. S

    76/MK.13/1989. Anggaran dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

    Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6826 HT.01.01 Th. 1989 tanggal

    29 Juli 1989.

    Kepemilikan saham Bank Mitraniaga telah mengalami beberapa kali

    perubahan, kondisi yang terakhir tercatat dalam akta No. 21 dari Notaris Esther

    Setiawati Santosa, S.H pada tanggal 24 Mei 2004. Dalam peningkatan modal, selama

    tahun 2007 hingga tahun 2010, Bank Mitraniaga telah melakukan penambahan modal

    secara bertahap dengan total Rp 108.400.000.000,- (Seratus Delapan Milyar Empat

    Ratus Juta Rupiah). Sedangkan untuk penambahan modal yang paling terakhir

    tercatat dalam akta notaris No. 37 dari Notaris Esther Setiawati Santosa, S.H pada

    tanggal 25 Januari 2012 menjadi sebesar Rp 118.400.000.000,- (Seratus Delapan

    Belas Milyar Empat Ratus Juta Rupiah).

  • 34

    Konsisten pada komitmen untuk terus berkembang dan memberikan

    pelayanan yang terbaik dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian tetap terus

    dilakukan. Dengan didukung oleh sumber daya manusia yang struktur pendidikannya

    baik maka Bank Mitraniaga diharapkan senantiasa tumbuh dan berkembang tanpa

    mengabaikan kualitas pelayanan kepada nasabah melalui peningkatan kualitas

    sumber daya manusia. Selain itu untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan

    usaha dan perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa keuangan, Bank

    terus menyempurnakan sistem dan mekanisme pelayanan dengan pengelolaan yang

    professional dan berintegritas tinggi.

    Hingga akhir 2014, Bank Mitraniaga telah memiliki 13 (tiga belas) jaringan

    kantor tersebar di Jakarta dan Surabaya yang siap melayani nasabahnya dengan

    layanan terbaik, yang terdiri dari 1 (satu) Kantor Pusat Operasional, 1 (satu) Kantor

    Cabang, 8 (delapan) Kantor Cabang Pembantu, dan 3 (tiga) Kantor Kas. Dalam waktu

    dekat penambahan jumlah jaringan kantor di daerah sekitar Jakarta dan luar Jakarta

    akan segera dilaksanakan guna memperkokoh kegiatan usaha Bank.

    Adapun Visi dan Misi Bank Mitraniaga, yaitu:

    1. Visi Bank Mitraniaga

    Menjadi Bank Umum yang sehat dan terpercaya sehingga dapat memberikan

    kontribusi positif kepada stakeholder maupun nasabah.

    2. Misi Bank Mitraniaga

    a. Memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah dan dunia usaha

    berdasarkan prinsip-prinsip GCG.

    b. Meningkatkan prokduktivitas dan melayani dengan sepenuh hati.

  • 35

    3.1.2. Struktur dan Tata Kerja PT. Bank Mitraniaga Tbk

    Struktur dan tata kerja organisasi di bagian Divisi Finance dan Akunting pada

    PT. Bank Mitraniaga adalah sebagai berikut :

    Sumber: Divisi Finance dan Akunting PT. Bank Mitraniaga

    Gambar III.1

    Struktur Organisasi Divisi Finance dan Akunting

    Agar suatu perusahaan dapat terus berkembang, maka perusahaan itu harus

    memiliki organisasi yang baik dan mengatur, agar perusahaan dapat bekerja dengan

    efektif dan efesien untuk mencapai tujuan perusahaan, didalam penyusunan struktur

    DIVISI

    FINANCE/AKUNTING

    PERENCANAAN/

    ANGGARAN DAN

    SISTEM

    INFORMASI

    AKUNTING

    PAJAK /

    ADMINISTRASI

    VERIFIKASI

    AKUNTING/

    REKONSILIASI

    PELAPORAN/

    PSAK

    DOKUMENTASI/

    ARSIP

  • 36

    organisasi harus memiliki penetapan jelas, sehingga masing-masing personil dapat

    mengetahui tugas, tanggung jawab, kewajiban, serta wewenang yang dimilikinya.

    Berikut uraian jabatan di divisi finance dan akunting pada PT. Bank Mitraniaga:

    1. Divisi Finance dan Akunting

    Tugas Pokok dan Kewenangan:

    a. Terkendalinya kegiatan Akuntansi, Manajemen Keuangan, Sistem

    Informasi Keuangan, dan pelaporan aspek keuangan.

    b. Terselenggaranya proses keuangan yang akuntabel.

    c. Tersusunnya anggaran perusahaan sesuai dengan kebijakan yang

    ditetapkan oleh Direksi.

    d. Tersajinya laporan manajemen yang bermakna bagi Direksi untuk

    menyusun kebijakan.

    e. Tersusunnya sistem informasi akuntansi dan keuangan yang up to date.

    f. Terpenuhinya semua kewajiban dan pertanggung jawaban Laporan

    keuangan perusahaan kepada pihak yang berwenang.

    g. Terlaksananya penyusunan RKAP yang benar, memadai, dan tepat waktu.

    h. Tersajinya penghitungan indikator-indikator keuangan sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku.

    i. Sebagai konsultan penghitung, dan penerapan ketentuan perpajakan yang

    berlaku.

    j. Tersedianya laporan analisis dan evaluasi keuangan yang dibutuhkan

    manajemen.

  • 37

    k. Terlaksananya proses pelaporan kepada pihak eksternal dibidang

    keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    l. Mengusulkan perubahan atau penggeseran anggaran kepada Direksi.

    m. Melakukan perubahan bentuk laporan keuangan.

    n. Meneliti dan merumuskan pola anggaran yang dilakukan.

    o. Mengusulkan mata anggaran kepada manajemen.

    p. Meneliti atau memeriksa dan mengusulkan perubahan kebijakan

    akuntansi.

    q. Mengkoordinasikan penyusunan Laporan kepada pihak internal dan

    eksternal.

    r. Mengajukan perhitungan pembayaran seluruh kewajiban perpajakan

    perusahaan dengan persetujuan Direksi.

    s. Mengevaluasi dan mengajukan usulan kelayakan pembukaan cabang

    kepada Direksi.

    t. Sebagai koordinator dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dan

    keuangan.

    u. Menyusun, mengevaluasi, dan merevisi Rencana Anggaran Unit Kerja

    atau Cabang.

    v. Menandatangani laporan analisis dan evaluasi keuangan Bank.

    Hubungan kerja:

    1. Atasan langsung:

    a. Direktur Operasional.

  • 38

    2. Bawahan langsung:

    a. Koordinator bagian akunting.

    b. Perencanaan dan Anggaran.

    c. Akunting.

    d. Arsip dan dokumentasi.

    2. Koordinator Bagian Akunting

    Tugas Pokok dan Kewenangan:

    a. Melakukan akses kedalam sistem komputer bank sesuai dengan

    kewenangan yang diberikan dalam surat tersendiri.

    b. Memberikan override atau otorisasi atas transaksi pemindah bukuan atas

    validasi yang dilakukan oleh staf dibawah supervisinya sesuai dengan

    kewenangan yang dimiliki.

    c. Memeriksa dan menandatangani, voucher-voucher atas rekonsiliasi buku

    besar atau berkenaan dengan bagiannya.

    d. Menandatangani Neraca.

    e. Bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan membuat laporan intern

    dan ekstern seperti Laporan Bulanan Bank Umum (LBU). Laporan

    Berkala Bank Umum (LBBU), Laporan Harian Bank Umum (LHBU),

    Laporan Cashflow, Laporan Publikasi, dan Laporan lainnya sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku.

    f. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah

    laporan intern dan ekstern yang berkaitan dengan bagiannya.

  • 39

    g. Mengontrol pos-pos terbuka buku besar yang penting dan memerlukan

    follow up sehingga dapat dipastikan tidak ada pos-pos yang terbuka yang

    berkepanjangan.

    h. Mengawasi terpelihara dan tersedianya data keuangan yang periode lalu

    sehingga dapat diakses dengan cepat dan dimanfaatkan oleh semua pihak

    yang memerlukannya.

    i. Mengkoordinir seluruh bawahannya sehingga menjadi suatu team work

    yang kompak, efektif dan efesiensi dalam bekerja.

    j. Bertanggung jawab untuk mengkoordinir, mengarahkan dan membina

    bawahannya serta merencanakan pendidikan dan training bagi mereka

    sehingga kelancaran tugas didalam bagiannya terselenggara dengan lancar,

    efektif dan efesien.

    k. Memonitor penghitungan dan pembayaran Pph pasal 25 dengan benar dan

    tepat.

    l. Memonitor penghitungan dan pembayaran Asuransi Penjaminan Dana

    Pihak Ketiga kepada Lembaga Penjamin Simapanan (LPS) dengan benar

    dan tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung

    sepanjang masih dalam lingkup fungsi dan tugas bagiannya.

    n. Menghitung Proyeksi Laba atau Rugi (Bulanan).

  • 40

    3. Bagian Pelaporan atau PSAK

    Tugas Pokok dan Kewenangan:

    a. Mempersiapkan dan melaporkan LBU Bassel II dengan berkoordinasi

    dengan unit-unit lain yang juga terlibat dalam laporan LBU Bassel II.

    b. Mempersiapkan dan membuat laporan Publikasi.

    c. Publikasi Bulanan: Data diambil dari hasil e-mail Bank Indonesia dan

    dikirim kembali ke website Bank Indonesia.

    d. Publikasi Triwulan dipublikasikan ke media koran:

    1. Publikasi posisi 31 Desember dilaporkan sampai dengan 30 April.

    2. Publikasi posisi 31 Maret dilaporkan sampai dengan 31 Mei.

    3. Publikasi posisi 30 Juni dilaporkan sampai dengan 31 Agustus.

    4. Publikasi posisi 30 September dilaporkan sampai dengan 30

    Nopember.

    e. Menyusun dan melaporkan Publikasi LPS (Bulanan).

    f. Melakukan pembukuan, pengadministrasian dan pengecekan atas

    penerapan ketentuan PSAK 50/55.

    g. Ikut mempersiapkan Laporan Tahunan (annual report) dengan tim.

    4. Bagian Akunting dan Rekonsiliasi

    Tugas Pokok dan Kewenangan:

    a. Menghitung, membayar dan mengadministrasikan Premi Asuransi Dana

    Pihak Ketiga Pelaporan Simpanan dan Kewajiban LPS.

    b. Pelaporan Simpanan dan Kewajiban LPS.

    c. Perhitungan Bunga Antar Kantor (berikut perhitungan Premi Asuransi).

  • 41

    d. Laporan 10 Deposan Inti (Bulanan).

    e. Laporan Produk Bank.

    f. Menyampaikan Laporan Berkala Bank Umum (LBBU).

    g. Laporan aktiva produktif (Bulanan).

    h. Laporan likuiditas ke Bank Indonesia.

    i. LHBU Form 403 (harian).

    j. LHBU Form 405 (harian).

    k. Rekonsiliasi Neraca dengan daftar retail (harian).

    l. Rekonsiliasi Neraca dengan daftar Penempatan (harian).

    m. Rekonsiliasi Giro Bank Lain.

    n. Print Out Neraca KPO.

    o. Print Out Neraca KC Surabaya.

    p. Print Out Neraca Konsolidasi (harian).

    q. Perhitungan LDR Harian (harian).

    r. Rekonsiliasi RAK (harian).

    s. Rekonsiliasi Saldo BI (harian).

    t. Proses Akhir hari (harian).

    u. Validasi voucher transaksi.

    5. Bagian Pajak, Administrasi dan Verifikasi

    Tugas Pokok dan Kewenangan:

    a. Menghitung dan menyusun perhitungan Pajak Penghasilan Masa (Pph

    Pasal 25).

    b. Menghitung dan menyusun Pph Badan Tahunan (Pasal 29).

  • 42

    c. Sebagai Consultant person penghitungan pajak Pph Pasal 23 (4 ayat 2).

    d. Sebagai Consultant person penghitungan pajak Pph 21.

    e. Sebagai Consultant person penghitungan pajak atas Bunga Simpanan.

    f. Sebagai Consultant person penghitungan pajak-pajak lainnya.

    g. Menyampaikan Laporan Pajak Pph Pasal 29.

    h. Perhitungan Pph pasal 25.

    i. Mempelajari dan mengaplikasikan ketentuan perpajakan yang berlaku

    sesuai dengan cakupan pekerjaan.

    j. Verifikasi voucher transaksi harian.

    k. Membuat laporan Rata-rata tertimbang DPK dan Aktiva.

    l. Membuat laporan mingguan Asset, Kredit, DPK.

    m. Administrasi berkaitan dengan bagian treasury.

    n. Menghitung Jumlah Giro Wajib Minimum yang harus dijaga.

    o. Dokumentasi dan pengadministrasian surat masuk dan keluar.

    6. Bagian Perencanaan dan Anggaran dan Sistem Informasi Manajemen

    Tugas Pokok dan Kewenangan:

    a. Membuat Rencana Bisnis Bank Tahunan untuk pihak eksternal dan

    internal.

    b. Mengkoordinasi atau menyusun Anggaran Cabang.

    c. Mengolah Anggaran cabang menjadi Laporan pencapaian Target per

    cabang setiap minggu.

    d. Membuat laporan studi kelayakan prospek pembukaan cabang.

    e. Membuat laporan pencapaian Target dan Realisasi tiap cabang.

  • 43

    f. Membuat Laporan Comperative Neraca, Biaya dan Pendapatan Gabungan

    dan Cabang.

    g. Menghitung Rasio-rasio Keuangan sesuai ketentuan yang berlaku.

    h. Penyusunan Laporan Sistem Informasi Manajemen bulanan.

    i. Laporan Posisi Keuangan Bank dan distribusi ke Manajemen.

    j. Menghitung dan membuat Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

    (KPMM) sesuai format atau ketentuan yang berlaku Laporan:

    1. KPMM atau Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR): Risiko

    Kredit.

    2. KPMM atau Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR): Risiko

    Pasar.

    3. KPMM atau Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR): Risiko

    Operasional.

    k. Perhitungan Rasio-rasio Keuangan Bulanan sesuai dengan ketentuan.

    l. Menyampaikan Laporan Pencapaian Realisasi Bisnis (triwulanan).

    m. Comperative Pendapatan dan Biaya Gabungan (Bulanan).

    n. Perhitungan Cost of Fund (COF) dan Suku Bunga Dasar Kredit.

    o. Membuat Laporan Interim OJK atau Bapepam dan Bursa.

    7. Bagian Dokumentasi dan Arsip

    Tugas Pokok dan Kewenangan:

    a. Filling Neraca KPO, KCP, KC dan Gabungan.

    b. Filling Voucher Transaksi.

    c. Support data pembuatan Laporan Rata-rata Tertimbang Manual.

  • 44

    d. Support data dokumentasi.

    e. Pembayaran Pajak Pph 25.

    f. Arsip atas Order dan File-file.

    g. Dokumentasi Laporan-laporan: Neraca, kertas kerja dan laporan intern dan

    ekstern.

    h. Support Verifikasi Voucher transaksi.

    i. Distribusi Neraca Gabungan ke Direksi dan komisaris.

    j. Filling Neraca Harian Kantor Pusat dan Cabang.

    k. Filling Voucher Transaksi.

    l. Membuat laporan mingguan Asset, Kredit, DPK.

    m. Dokumentasi atas penyerahan bukti-bukti transaksi (penyerahan neraca,

    voucher transaksi, dan laporan lainnya).

    3.1.3. Kegiatan Usaha PT. Bank Mitraniaga Tbk

    Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar, maksud dan tujuan dari didirikannya

    Bank Mitraniaga adalah untuk melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan

    ketentuan dalam perundang-undangan. Untuk mencapai maksud dan tujuannya

    tersebut, maka Bank Mitraniaga sebagaimana diatur pada Pasal 3 ayat (2) Anggaran

    Dasar dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

  • 45

    Kegiatan usaha utama:

    1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,

    deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau bentuk lainnya yang

    dipersamakan dengan itu.

    2. Memberikan kredit.

    3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.

    4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk

    kepentingan atau atas perintah nasabahnya:

    a. Surat-surat wesel, termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank, yang

    masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan

    surat-surat dimaksud.

    b. Surat-surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa

    berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat

    tersebut.

    c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.

    d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

    e. Obligasi.

    f. Surat dagang berjangka waktu, sesuai dengan peraturan perundangan

    yang berlaku.

    g. Surat berharga lain yang berjangka waktu, sesuai dengan peraturan

    perundangan yang berlaku.

    5. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

    kepentingan nasabah.

  • 46

    6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana

    kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi

    maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

    7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

    perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.

    8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

    9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan

    suatu kontrak.

    10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam

    bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

    11. Menyediakan pembiayaan dan melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip

    Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

    12. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali

    amanat.

    13. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang

    ditetapkan oleh Bank Indonesia.

    14. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di

    bidang keuangan, seperti perusahaan sewa guna usaha, perusahaan modal

    ventura, perusahaan efek, perusahaan asuransi, serta lembaga kliring

    penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan

    oleh Bank Indonesia.

    15. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat

    kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,

  • 47

    dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dengan memenuhi

    ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

    16. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun, sesuai

    dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undagan dana pensiun yang

    berlaku.

    Kegiatan usaha penunjang:

    Melakukan kegiatan yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan

    dengan perundang-undangan yang berlaku, termasuk antara lain tindakan dalam

    rangka restrukturisasi atau penyelamatan kredit antara lain membeli agunan, baik

    semua maupun sebagian, melalui lelang atau dengan cara lain, dalam hal debitur tidak

    memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli wajib

    dicairkan secepatnya.

  • 48

    3.2. Hasil Penelitian

    3.2.1 Data Modal PT. Bank Mitraniaga

    Data modal yang dibutuhkan dalam perhitungan ini adalah sebagai berikut:

    Tabel III.1

    Data Modal Tahun 2012-2014

    Tahun 2012 2013 2014

    Modal Inti Rp 112.667.000.000 Rp 189.289.000.000 Rp 189.774.000.000

    Modal

    Pelengkap Rp 1.837.000.000 Rp 394.000.000 Rp 10.631.000.000

    Total Modal Rp 114.504.000.000 Rp 189.683.000.000 Rp 200.405.000.000

    Sumber: Data Olahan Penulis

    Berdasarkan tabel diatas dalam menghitung total modal dibutuhkan

    penjumlahan dari modal inti dan modal pelengkap.

    Tahun 2012: Total Modal = Modal Inti + Modal Pelengkap

    = Rp. 112.667.000.000 + Rp. 1.837.000.000

    = Rp. 114.504.000.000

    Rumus:

    Total Modal = Modal Inti + Modal Pelengkap

  • 49

    Tahun 2013: Total Modal = Modal Inti + Modal Pelengkap

    = Rp. 189.289.000.000 + Rp. 394.000.000

    = Rp. 189.683.000.000

    Tahun 2014: Total Modal = Modal Inti + Modal Pelengkap

    = Rp. 189.774.000.000 + Rp. 10.631.000.000

    = Rp. 200.405.000.000

    Dapat disimpulkan bahwa Total Modal tahun 2012 sampai tahun 2013

    mengalami peningkatan sebesar Rp. 75.179.000.000 menjadi sebesar Rp.

    189.683.000.000, dan pada tahun 2014 total modal juga mengalami peningkatan

    sebesar Rp. 10.772.000.000 menjadi sebesar Rp. 200.405.000.000. Jadi dapat ditarik

    kesimpulannya Total Modal pada PT. Bank Mitraniaga mengalami peningkatan dari

    tahun 2012,2013,dan 2014.

  • 50

    3.2.2. Data Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

    Data Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang dibutuhkan dalam

    perhitungan adalah sebagai berikut:

    Tabel III.2

    Data ATMR Tahun 2012-2014

    Tahun 2012 2013 2014

    ATMR Risiko

    Kredit Rp 371.080.000.000 Rp 532.239.000.000 Rp 871.380.000.000

    ATMR Risiko

    Operasional Rp 32.730.000.000 Rp 36.573.000.000 Rp 46.085.000.000

    ATMR Risiko Pasar Rp 110.739.000.000 Rp 205.921.000.000 Rp 164.114.000.000

    Total ATMR Rp 514.549.000.000 Rp 774.733.000.000 Rp 1.081.579.000.000

    Sumber: Data Olahan Penulis

    Berdasarkan Tabel diatas data Aktiva Tertimbang Menurut Risiko yang

    dibutuhkan dalam perhitungan Capital Adequacy Ratio yaitu ATMR Risiko Kredit,

    ATMR Risiko Operasional, dan ATMR Risiko Pasar.

    Rumus:

    Total ATMR = ATMR Risiko Kredit+ATMR Risiko Operasional+ATMR Risiko Pasar

  • 51

    Tahun 2012:

    Total ATMR= Rp. 371.080.000.000 + Rp. 32.730.000.000 + Rp. 110.739.000.000

    Total ATMR= Rp. 514.549.000.000

    Tahun 2013:

    Total ATMR= Rp. 532.239.000.000 + Rp. 36.573.000.000 + Rp. 205.921.000.000

    Total ATMR= Rp. 774.733.000.000

    Tahun 2014:

    Total ATMR= Rp. 871.380.000.000 + Rp. 46.085.000.000 + Rp. 164.114.000.000

    Total ATMR= Rp. 1.081.579.000.000

    Dapat disimpulkan bahwa Aktiva Tertimbang Menurut Risiko pada tahun

    2012 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp. 260.184.000.000

    menjadi sebesar Rp. 774.733.000.000, dan pada tahun 2014 Aktiva Tertimbang

    Menurut Risiko juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 306.846.000.000 menjadi

    sebesar Rp. 1.081.579.000. Jadi dapat ditarik kesimpulan ATMR Risiko Kredit,

    ATMR Risiko Operasional, dan ATMR Risiko Pasar mengalami kenaikan terus

    menerus dari tahun 2012,2013,sampai dengan tahun 2014.

  • 52

    3.2.3. Analisa Capital Adequacy Ratio (CAR)

    Hasil perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah sebagai berikut:

    Tabel III.3

    Hasil Perhitungan Capital Adequacy Ratio

    Tahun 2012 2013 2014

    Modal Rp 114.504.000.000 Rp 189.683.000.000 Rp 200.405.000.000

    ATMR Rp 514.549.000.000 Rp 774.733.000.000 Rp 1.081.579.000.000

    CAR 22% 24% 19%

    Sumber: Data Olahan Penulis

    Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR)

    Tahun 2012: Modal

    CAR = X100%

    ATMR

    Rp 114.504.000.000

    CAR = X 100%

    Rp 514.549.000.000

    CAR = 22%

    Rumus:

    Modal

    CAR = X100%

    ATMR

  • 53

    Tahun 2013: Modal

    CAR = X100%

    ATMR

    Rp 189.683.000.000

    CAR = X 100%

    Rp 774.733.000.000

    CAR = 24%

    Tahun 2014: Modal

    CAR = X100%

    ATMR

    Rp 200.405.000.000

    CAR = X 100%

    Rp 1.081.579.000.000

    CAR = 19%

    Menurut analisa penulis yang didapat dari perhitungan Capital Adequacy

    Ratio pada PT. Bank Mitraniaga pada tahun 2012 sebesar 22%, pada tahun 2013

    mengalami kenaikan menjadi sebesar 24%, dan pada tanggal 2014 mengalami

    penurunan yang cukup tinggi sehingga menjadi 19%, walaupun begitu permodalan

    pada PT. Bank Mitraniaga cukup baik dilihat dari ketetapan KPMM (Kewajiban

    Penyediaan Modal Minimum) atau CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah

    ditetapkan Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013

    Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum atau Capital Adequacy Ratio yaitu

    sebesar 8%.

    Berdasarkan tabel diatas dapat juga diartikan Aktiva Tertimbang Menurut

    Risiko sebesar Rp. 100,- dijamin oleh modal sebesar Rp. 22,- pada tahun 2012, Rp.

    24,- pada tahun 2013 dan Rp. 19,- pada tahun 2014.

  • 54

    3.2.4. Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR)

    Berikut tabel perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. Bank

    Mitraniaga.

    Tabel III.4

    Perkembangan Capital Adequacy Ratio

    Tahun CAR Kenaikan atau

    Penurunan Keterangan

    2012 22% -

    2013 24% 109.09% Naik

    2014 19% 79.17% Turun

    Sumber: Data Olahan Penulis

    Menurut tabel diatas perkembangan rasio keuangan PT. Bank Mitraniaga

    memiliki persentase Capital Adequacy Ratio pada tahun 2012 sebesar 22%, pada

    tahun 2013 persentase Capital Adequacy Ratio mengalami kenaikan 9.09% menjadi

    24%, dan pada tahun 2014 persentase Capital Adequacy Ratio mengalami penurunan

    yang cukup tinggi sebesar 20.83% menjadi 19%. Penurunan yang terjadi dapat

    disebabkan dari berbagai faktor salah satunya penyaluran dananya lebih banyak ke

    aktiva yang resikonya tinggi sehingga mengakibatkan penurunan pada persentase

    Capital Adequacy Ratio yang terjadi di tahun 2014.

  • 55

    3.2.5. Penilaian Kesehatan Bank Melalui Rasio Capital Adequacy Ratio

    Ketetapan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang telah ditetapkan Bank

    Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013 Tentang

    Kewajiban Capital Adequacy Ratio yaitu sebesar minimum 8%. Jika suatu bank

    memperoleh persentase Capital Adequacy Ratio minimum 8% atau lebih maka bank

    tersebut dikatakan dalam keadaan sehat, sebaliknya apabila bank memiliki persentase

    Capital Adequacy Ratio kurang dari 8% maka bank tersebut dalam keadaan tidak

    sehat.

    Berikut tabel penilaian kesehatan Bank Mitraniaga menggunakan Rasio

    Capital Adequacy Ratio yang telah ditetapkan Bank Indonesia.

    Tabel III.5

    Penilaian Kesehatan Bank Indonesia pada Bank Mitraniaga

    Tahun Standart Capital Adequacy

    Ratio (Bank Indonesia)

    Capital Adequacy Ratio

    (Bank Mitraniaga) Keterangan

    2012 8% 22% Sehat

    2013 8% 24% Sehat

    2014 8% 19% Sehat

    Sumber: Data Olahan Penulis

    Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Bank Mitraniaga masuk dalam

    kategori bank sehat dari tahun ke tahun, walaupun sempat ada penurunan persentase

    Capital Adequacy Ratio pada tahun 2014. Jadi Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

    yang ada pada Bank Mitraniaga dapat dijamin dengan baik oleh Modal pada Bank

    Mitraniaga.