BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Perushaaan S...Wakil Kepala Stasiun Besar Tugas dan tanggung...
Transcript of BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Perushaaan S...Wakil Kepala Stasiun Besar Tugas dan tanggung...
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum Perushaaan
3.1.1 Sejarah PT.Kereta Api Indonesia (Persero)
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama
jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh
Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni
1864. Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap
Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) menggunakan lebar sepur
1435 mm.
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara
melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi
Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta
membangun jalur kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS),
Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram
Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean
Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM),
Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram
Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram
Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh (1876), Sumatera
Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922).
Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai
kemungkinan pemasangan jalan rel, belum sampai tahap pembangunan. Sampai akhir
tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km
dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang
3.375 km.
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama
menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang,
operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang. Salah satu
pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk
pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang
mereka. Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang
diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta
api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambil alihan Kantor Pusat Kereta
Api Bandung tanggal 28 September 1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api
Indonesia). Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia
Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946,
Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama
Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan seluruh
perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
Berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949,
dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda. Pengalihan
dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api
(DKA) tahun 1950. Pada tanggal 25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara
Kereta Api (PNKA). Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana
Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai
sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa tanah air.
Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan
Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa
angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka)
tahun 1991. Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api (Persero)
tahun 1998. Pada tahun 2011 nama perusahaan PT. Kereta Api (Persero) berubah
menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan meluncurkan logo baru.
Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan yakni PT
Reska Multi Usaha (2003), PT Railink (2006), PT Kereta Api Indonesia Commuter
Jabodetabek (2008), PT Kereta Api Pariwisata (2009), PT Kereta Api Logistik
(2009), PT Kereta Api Properti Manajemen (2009), PT Pilar Sinergi BUMN
Indonesia (2015).
Stasiun Jatinegara berlokasi di Jalan Bekasi Barat Raya, Jatinegara , Kodepos
(12840)
A. Visi PT. Kereta Api (Persero)
PT. Kereta Api (Persero) mempunyai Visi yaitu menjadi penyedia jasa
perkeretaapian terbaik yang focus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi
harapan stakeholders.
B. Misi PT.Kereta Api (Persero)
Misi dari PT. Kereta Api adalah menyelanggarakan bisnis perkeretaapian dan
bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik
untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian
lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan,
dan kenyamanan.
3.1.2 Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mempunyai struktur perusahaan yang
terdiri dari beberapa divisi yang secara khusus tersusun dari berbagai bagian dan
daerah pengoperasiannya. Perusahaan sehari-hari dipegang oleh suatu manajemen
organisasi pemberi wewenang dan bertanggung jawab bergerak vertikal ke bawah
dengan pendelegasian yang tegas serta setiap bagian-bagian utama lansung berda
dibawah seorang pemimpin melalui jenjang hirarki yang ada.
Struktur organisasi perusahaan memiliki peran yang penting untuk
menjelaskan fungsi, tugas, tanggungjawab, dan wewennag perusahaan untuk
mencapai mekanisme efektif dan efisiensi. Adapun struktur dari PT.Kereta Api
Indonesia (Persero) dapat dilihat pada gambar 3.3 di halaman berikut.
3.1.3 Struktur dan Tata Kerja Perusahaan
Sumber : Stasiun Jatinegara, Jakarta
Gambar III.3 Struktur Organisasi
Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat dipaparkan tugas dari masing-
masing bagian, ialah sebagai berikut:
1. Kepala Stasiun Besar
Tugas dan tanggung jawab jabatan :
a. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengatur wilayah yang di kelolanya
b. Bertanggung jawab atas urusan perjalanan kereta api dan urusan langsir
dengan tepat
c. Diwajibkan memegang pimpinan sendiri
d. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di Stasiun
e. Berkuasa atas aktivitas kereta api
2. Wakil Kepala Stasiun Besar
Tugas dan tanggung jawab jabatan :
a. Bertugas membantu tugas-tuga kepala stasiun
3. Kepala Sub Urusan Perka
Bertugas menghendel operasional perjalanan kereta api , langsiran, administrasi
stasiun, dan administrasi perjalanan kereta api.
1) PPKA, yang bertugas sebagai mengatur perjalanan kereta apu dalam satu
stasiun dan memidahkan jalur dan berkomunikasi .
2) PAP, yang bertugas membantu PPKA dalam melakasanakan tugas
pengaturan perjalan kereta api dan langsiran serta bertanggung jawab atas
rusan administrasi perjalanan kereta api.
3) Petugas Langsir, bertugas sebagai menyusun rangkaian kereta api agaur
rangkaian kereta bisa berurutan dan memidahkan jalur dan berkomunikasi
4. Kepala Sub Urusan Pelayanan
a. Bertugas menangani orang-orang yang memproduksi dan atau melakukan
pelayanan
b. Bertugas bertanggung jawab untuk hasil atas orang-orang yang di awasi
terutama mutu dan jumlah dari produk dan pelayanan
c. Bertugas ngatur bawahan yang sedang melakukan pelayanan
SPV Pelayanan terbagi menjadi 4 Pelayanan :
1) Customer Service On Train , yang bertugas melayani keluhan penumpang
kereta api
2) Anounncer, yang bertugas sebagai operator untuk perjalan kereta api.
3) Porter, yang bertugas sebagai pembatu penumpang.
4) Passengger service, yang bertugas membantu penumpang, memastikan
kemudahan dan kenyamanan penumpang.
5. SPV Komersial
Bertugas menghendel pekerjaan yang berkaitan urusan komersial pemasaran
administrasi loket , uang setoran, ketersediaan tiket, dan menginformasikan ke
penumpang
1. Loket, yang bertugas membantu penumpang untuk transaksi pemebelian tiket
kereta api.
3.1.4 Kegiatan instansi
PT. Kereta Api Indonesia bergerak di bidang jasa transportasi perkeretapian
seperti , pembelian tiket kereta api, pembatalan tiket kereta api dan pengiriman
barang atar luarkota.PT. Kereta Api Indonesia perusahaan Yang setiap harinya
melakukan perjalanan luar kota, dan mengangkut ratusan bahkan ribuan setiap
harinya untuk kepuasan para penumpangnya yang hendak berpergian. Selain itu
PT. Kereta Api Indonesia juga melakukan pembelian tiket keret api yang bisa
dilakukan secara offline maupun online yang memudahkan para penumpang
untuk melakukan kegiatan dengan menggunakan moda trasportasi kereta api.
Pembelian tiket kereta api bisa dilakukan di stasiun stasiun besar seperti stasiun
Gambi dan stasiun Pasar senen dan Stasiun jatinegara untuk yang offline.
Perusahaaan tersebut bekerja sama dengan, Reska Multi Usaha (2003), PT
Railink (2006), PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (2008), PT
Kereta Api Pariwisata (2009), PT Kereta Api Logistik (2009), PT Kereta Api
Properti Manajemen (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Populasi dan Sampel
Pada penelitian yang dilaksanakan pada Pt. Kereta Api Indonesia
(St.Jatinegara). Jumlah populasi yang tidak benar maka kemungkinan terjadinya
kesalahan atau bias dalam penelitian cukup kecil. Tingkat kesalahan yang dapat
diterima dalam penelitian ini 5 persen (e=5%) atau dapat pula dikatakan penelitian
menggunakan taraf kepercayaan Populasi dalam penelitian ini adalah 95%. Dengan
populasi (N) sebanyak 57 orang dan tingkat kesalahan (e) 5%, maka besarnya sampel
(n) dalam penelitian ini adalah :
57
n = 1 + 57 (0,05)2 = n = 50
Jadi sampel yang diambil sebanyak 50 orang responden. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Dikatakan
simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
3.2.2 Karakteristik Responden
Untuk menentukan karakteristik responden penulis pengelompokkan ke dalam
bebereapa karakteristik, sebagai berikut:
1. Jenis Kelamin
Tabel III.1
Tabel Jumlah responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 29 58%
2 Permpuan 21 42%
Jumlah 50 100% Sumber : data yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel III.1 terlihat bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 29 orang dengan persentase 58% lebih banyak daripada jenis kelamin perempuan sebesar 21 orang dengan persentase 42%.
2. Usia
Tabel III.2
Tabel Jumlah Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Presentasi
1 17-20 Tahun 5 10%
2 21-30 Tahun 21 42%
3 31-40 Tahun 16 32%
4 41-50 Tahun 6 12%
5 >50 Tahun 2 4%
Jumlah 50 100% Sumber : data yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel III.2 dapat disimpulkan bahwa responden dari tingkat usia 17-20 Tahun sebesar 10% responden, usia 21-30 Tahun sebesar 42% responden, 31 – 40 Tahun sebesar 32% responden, 41-50 Tahun 12% responden >50 Tahun sebesar 4% responden.
3. Pendidikan Terakhir
Tabel III.4
Tabel Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Jumlah Presentase
1 SD 1 2%
2 SMP 9 18%
3 SMA/SMK 24 48%
4 DIII 4 8%
5 S1/S2 12 24%
Jumlah 50 100% Sumber : data yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel III.4 dapat dilihat komposisi responden dari segi pendidikan terakhir SD sebesar 1 orang (2%) respoden, SMP sebesar 9 orang (18%), SMA/K sebesar 24 orang (48%), DIII sebesar 4 orang (8%), S1/S2 sebesar 12 orang (24%).
6. Pekerjaan
Tabel III.5
Tabel Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Presentase 1 Ibu Rumah Tangga 8 16% 2 Pelajar/Mahasiswa 6 12% 3 PNS 4 8% 4 Pegawai Swasta 15 30% 5 Wiraswasta 5 10% 6 Lainnya 12 24% Jumlah 50 100%
Sumber : data yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel III.5 dapat disimpulkan bahwa responden dari segi pekerjaan Ibu Rumah Tangga sebesar 8 orang (16%), Pelajar/Mahasiswa sebesar 6 orang (12%), PNS sebesar 4 orang (8%), Pegawai Swasta sebesar 15 orang (30%), Wiraswasta sebesar 5 orang (10%), lainnya 12 orang (24%).
3.2.3 Data Hasil Kuisioner Variabel Pelayanan
Analisis deskripsi terhadap variabel pelatihan dilakukan dari hasil peryataan
responden mengenai pelayanan dimana hasil pernyataan responden dapat dilihat
hasilnya sebagai berikut.
Tabel III.6
Penilaian Responden Terhadap Variabel Pelayanan (X)
No Bukti Peryataan TOTAL X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
1 4 5 3 4 3 4 3 4 5 5 40 2 3 3 4 5 5 5 5 4 3 3 40 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 39 4 4 2 3 2 2 2 3 4 3 4 29 5 3 5 4 4 3 2 3 4 4 5 37 6 5 5 3 4 3 3 5 4 4 4 40 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
8 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 28 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41 10 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 36 11 4 5 3 4 3 4 4 4 3 3 37 12 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36 13 5 4 5 5 5 4 3 4 4 5 44 14 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 30 15 4 4 4 2 3 2 2 3 3 2 29 16 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 33 17 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 28 18 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 28 19 3 3 3 4 4 3 3 3 3 5 34 20 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 32 21 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 43 22 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 33 23 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 37 24 4 4 5 5 5 4 5 5 3 3 43 25 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 47 26 5 4 5 4 4 5 3 4 4 3 41 27 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 30 28 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 36 29 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 29 30 5 5 4 3 5 5 3 2 5 5 42 31 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 47 32 5 5 4 5 5 4 3 3 4 4 42 33 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49 34 4 4 5 4 2 3 4 3 5 5 39 35 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 47 36 3 3 3 3 3 3 2 3 5 5 33 37 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42 38 5 4 4 4 2 3 4 3 5 5 39 39 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 37 40 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 33 41 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 35 42 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 31 43 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 36 44 4 5 5 5 4 3 3 4 3 4 40 45 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 34
46 2 4 5 4 3 2 3 3 4 4 34 47 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 35 48 3 4 3 5 5 4 4 3 3 4 38 49 3 3 2 3 3 4 4 2 4 4 32 50 3 3 3 3 3 3 3 3 5 2 31
JUMLAH 190 193 187 187 183 172 171 170 187 196 1836 Sumber : data yang diolah (2018)
3.2.4 Data Hasil Kuesioner Variabel Kepuasan Pelanggan
Analisis deskripsi terhadap variabel kepuasan pelanggan dilakukan dari hasil
peryataan responden mengenai pelayanan dimana hasil pernyataan responden dapat
dilihat hasilnya sebagai berikut.
Tabel III.7
Penilaian Responden Terhadap Variabel Kepuasan Pelanggan (Y)
No Bukti Peryataan TOTAL Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 1 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 43 2 3 5 5 5 5 5 5 3 3 4 43 3 3 5 5 5 4 4 3 4 4 4 41 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 34 5 5 5 4 3 5 4 2 3 5 5 41 6 2 3 4 4 3 3 5 5 5 4 38 7 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 38 8 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 24 9 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 10 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 32 11 3 3 3 3 2 3 4 4 5 4 34 12 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 37 13 4 3 4 5 3 3 5 5 4 4 40 14 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 32 15 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 35 16 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 33 17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 18 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 25
19 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 33 20 2 3 2 2 2 2 4 4 3 4 28 21 4 3 5 5 3 3 4 4 5 4 40 22 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 37 23 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 33 24 3 2 3 3 3 3 5 4 4 4 34 25 5 4 5 5 2 4 5 5 4 3 42 26 3 3 4 5 3 4 5 5 4 5 41 27 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 27 28 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 35 29 2 3 3 2 2 2 4 4 3 3 28 30 5 2 4 2 3 3 5 5 5 5 39 31 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 45 32 3 3 3 4 3 3 5 5 5 4 38 33 3 4 5 4 3 3 5 5 5 5 42 34 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 44 35 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 44 36 5 2 3 5 2 2 3 3 3 5 33 37 3 3 3 3 5 4 4 4 4 5 38 38 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 46 39 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 37 40 3 5 4 3 4 4 3 3 3 4 36 41 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 37 42 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 35 43 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 36 44 4 5 2 2 2 3 4 4 5 4 35 45 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 36 46 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 32 47 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 35 48 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 33 49 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 30 50 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 24
JUMLAH 169 173 180 178 161 168 191 189 192 192 1793 Sumber : data yang diolah (2018)
3.2.5 Tabel Penolong
3.2.6 Berikut ini adalah Tabel Penolong yang merupakan penjabaran total skor hasil
jawaban responden masing – masing dimensi dari dua variabel atau kuesioner
yang telah diisi. Tabel penolong inilah yang nantinya digunakan penulis untuk
menghitung koefisien korelasi:
Tabel III.8
Tabel Penolong Untuk Mengitung Korelasi
NO X Y XY X2 Y2 1 40 43 1720 80 86 2 40 43 1720 80 86 3 39 41 1599 78 82 4 29 34 986 58 68 5 37 41 1517 74 82 6 40 38 1520 80 76 7 40 38 1520 80 76 8 28 24 672 56 48 9 41 39 1599 82 78 10 36 32 1152 72 64 11 37 34 1258 74 68 12 36 37 1332 72 74 13 44 40 1760 88 80 14 30 32 960 60 64 15 29 35 1015 58 70 16 33 33 1089 66 66 17 28 31 868 56 62 18 28 25 700 56 50 19 34 33 1122 68 66 20 32 28 896 64 56 21 43 40 1720 86 80 22 33 37 1221 66 74 23 37 33 1221 74 66 24 43 34 1462 86 68
25 47 42 1974 94 84 26 41 41 1681 82 82 27 30 27 810 60 54 28 36 35 1260 72 70 29 29 28 812 58 56 30 42 39 1638 84 78 31 47 45 2115 94 90 32 42 38 1596 84 76 33 49 42 2058 98 84 34 39 44 1716 78 88 35 47 44 2068 94 88 36 33 33 1089 66 66 37 42 38 1596 84 76 38 39 46 1794 78 92 39 37 37 1369 74 74 40 33 36 1188 66 72 41 35 37 1295 70 74 42 31 35 1085 62 70 43 36 36 1296 72 72 44 40 35 1400 80 70 45 34 36 1224 68 72 46 34 32 1088 68 64 47 35 35 1225 70 70 48 38 33 1254 76 66 49 32 30 960 64 60 50 31 24 744 62 48
TOTAL 1836 1793 66964 3672 3586 Sumber : data yang diolah (2018)
3.3 Uji Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan perhitungan Uji Korelasi, Determinasi dan Regresi terlebih
dahulu dilakukan pengujian instrument untuk memastikan bahwa dan yang digunakan
dapat dipercaya. Uji instrument terdiri dari Uji Validitas dan Reliabilitas.
1. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Nilai r
hitung merupakan hasil korelasi jawaban responden pada masing – masing
pertanyaan di setiap variabel yang di analisis dengan program SPSS dan outputnya
bernama Corrected Item Correlation. Besarnya r tabel dengan taraf signifikan 5%
adalah 0,312 Dengan ini variabel X yang terdiri dari 10 pernyataan tersebut telah
teruji valid dan variabel Y yang terdiri dari 10 pernyataan dinyatakan valid. Berikut
adalah tabel rangkumannya:
Tabel III.9
Hasil Validitas X
Hasil Uji Interprestasi Validitas Kualitas Pelayanan (X)
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel α =0,05 Interprestasi
Item 1 0,544 >0,273 Valid
Item 2 0,666 >0,273 Valid
Item 3 0,589 >0,273 Valid
Item 4 0,671 >0,273 Valid
Item 5 0,582 >0,273 Valid
Item 6 0,661 >0,273 Valid
Item 7 0,524 >0,273 Valid
Item 8 0,463 >0,273 Valid
Item 9 0,355 >0,273 Valid
Item 10 0,412 >0,273 Valid
Sumber : data yang diolah (2018)
Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid disebut reliabel. Untuk mengetahui
tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected item-Total Correlation yang
merupakan korelasi antara skor item nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabelmaka
item tersebut adalah valid.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dari item 10 pertanyaan pada uji validitas
Kualitas Pelayanan (X) dinyatakan layak (valid). Jadi 10 seluruh item pertanyaan
dapat dijadikan alat ukur dalam penelitian selanjutnya.
Tabel III.10
Hasil Validitas Y
Hasil Uji Interprestasi Validitas Kepuasan Masyarakat
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel α
=0,05 Interprestasi
Item 1 0,473 >0,273 Valid
Item 2 0,401 >0,273 Valid
Item 3 0,721 >0,273 Valid
Item 4 0,679 >0,273 Valid
Item 5 0,570 >0,273 Valid
Item 6 0,627 >0,273 Valid
Item 7 0,389 >0,273 Valid
Item 8 0,444 >0,273 Valid
Item 9 0,491 >0,273 Valid
Item 10 0,428 >0,273 Valid
Sumber : data yang diolah (2018)
Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid disebut reliabel. Untuk mengetahui
tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected item-Total Correlation yang
merupakan korelasi antara skor item nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabelmaka
item tersebut adalah valid.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dari item 10 pertanyaan pada uji validitas
Kepuasan Masyarakat (Y) dinyatakan layak (valid). Jadi 10 seluruh item pertanyaan
dapat dijadikan alat ukur dalam penelitian selanjutnya.
2. Uji Realibiltas
Realibilitas perhitungan suatu kuesioner menggunakan SPSS dapat dilihat dari
nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6, kemudian diinterprerasikan pada tabel skala
Cronbach’s Alpha. Berikut tabel rangkuman hasil realibilitas output SPSS:
Tabel III.11
Hasil Reabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Pelayanan 0,855 Sangat Reliabel
Kepuasan Pelanggan 0,806 Sangat Reliabel
Sumber: Data yang diolah (2018)
Dari hasil uji Reliabilitas di atas di dapat nilai Alpha Kualitas Pelayanan sebesar
0,855 dan Kepusan Masyarakat sebesar 0,806 dan kesimpulannya kuesioner yang di
gunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliable karena nilai alpha nya >0,60. ini
berarti bahwa alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini sudah memiliki
kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten dalam mengukur
gejala yang sama.
3.4 Analisis Variabel Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
3.4.1 Uji Koefisien Korelasi
Ho : Tidak terdapat hubungan antara pelayanan terhadap kepusasan
pelanggan.
Ha : Terdapat hubungan antara pelayanan terhadap kepuasan pelanggan.
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan antara Variabel Pelayanan terhadap Variabel
Kepuasan Pelanggan.
Tabel III.12 Uji Korelasi
Correlations
Kualitas Pelayanan
Kepuasan
Masyarakat
Kualitas Pelayanan Pearson Correlation 1 .777**
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
Kepuasan Masyarakat Pearson Correlation .777** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : data yang diolah (2018)
Dari hasil analisis koefesien korelasi didapat korelasi antara Kualitas Pelayanan
dengan Kepuasan Masyarakat adalah 0,777. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
tingkat hubungan yang kuat antara Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Masyarakat.
Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai kolerasi positif berarti semakin
tinggi Kualitas Pelayanan maka semakin meningkatkan Kepuasan Masyarakat.
3.4.2 Uji Koefisien Determinasi
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara pelayanan terhadap kepusasan
pelanggan.
Ha : Terdapat pengaruh antara pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Setelah didapatkan nilai r pada uji koefisien korelasi yaitu sebesar 0,777 yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan, selanjutnya akan dilakukan uji koefisien determinasi. Uji koefisien
determinasi ini digunakan untuk menghitung seberapa besar pengaruh pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan.
Berikut adalah hasil uji-t dan uji regresi sederhana antara variabel Pelayanan
terhadap Kepuasan Pelanggan menggunakan software SPSS 21 :
Tabel III.13 Uji Anova
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 852,862 1 852,862 73,212 ,000a
Residual 559,158 48 11,649
Total 1412,020 49
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
b. Dependent Variable: Kepuasan Masyarakat Sumber : data yang diolah (2018)
Berdasarkan Tabel Anova dapat diketahui bahwa nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka
keputusan Ha di terima dapat disimpulkan bahwa ada pengaruhh yang signifikan
antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan masyarakat.
Tabel III.14
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .777a .604 .596 3.413
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan Sumber : data yang diolah (2018)
Dari tabel di atas memperlihatkan keeratan pengaruh variabel Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan Masyarakat. Hasil perhitungan diperoleh YXXR21
= 0,777 dan
koefisien determinasi sebesar YXXR21
= 0,604 atau 60,4%. Besarnya koefisien
determinasi, memberikan arti bahwa besarnya perubahan pada variabel Kepuasan
Masyarakat 60,4% dipengaruhi oleh Kualitas Pelayanan, sedangkan sisanya 39,6%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti seperti kualitas produk, promosi,
harga, brand image dan lain-lain.
3.4.3 Uji Persamaan Regresi
Regresi sederhana digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi niali variable
dependen bila niali variabel independen dimanipulasi (diruba-rubah) berdasarkan
hasil analisis dengan menggunakan progam SPSS, maka diperoleh hasil regeresi
antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan sebagai berikut :
Tabel III.29
Uji Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.024 3.289 2.440 .018
Kualitas Pelayanan .758 .089 .777 8.556 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan Masyarakat Sumber : data yang diolah (2018)
Dari tabel 4.9 dapat dibuat persamaan regresi Sederhana sebagai berikut :
Y = 8.024 + 0,758 X + et
Keterangan :
Y = Kepuasan Masyarakat
X= Kualitas Pelayanan
et= Error
Interpretasi:
Dari hasil persamaan regresi linear seperti diatas, maka dapat diberikan interpretasi
sebagai berikut:
1) Nilai konstanta (a) sebesar 8.024 mengandung arti bahwa jika tidak
memperhatikan Kualitas Pelayanan maka Kepuasan Masyarakat hanya sebesar
8.024.
2) Koefisien regresi X yaitu sebesar 0,758, hal ini menunjukkan bahwa kontribusi
Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Masyarakat sebesar 0,758, atau apabila
Kualitas Pelayanan meningkat sebesar 1 point, maka Kepuasan Masyarakat akan
meningkat 0,758 point pada konstanta 8.024.