BAB III oni K3
-
Upload
oni-masriyati -
Category
Documents
-
view
70 -
download
0
description
Transcript of BAB III oni K3
BAB III
SOSIALISASI PENCEGAHAN TERJADINYA TENSION NECK
SYNDROME PADA KARYAWAN ENVIRONMENT MILL OFFICE
PT. RAPP TOWNSITE I
3.1. Plan
Kegiatan plan dilaksanakan pada tanggal 03 sampai 05 Januari 2013
melalui observasi di PT RAPP dan wawancara dengan kepala Medical Clinic PT
RAPP Townsite I, LP&C Departement serta karyawan Environment Mill Office
PT RAPP. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode Plan, Do,
Check and Action (PDCA cycle).
3.1.1. Gambaran Perusahaan
PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) merupakan sebuah
perusahaan pulp (bubur kertas) dan paper (kertas) swasta yang bernaung di bawah
PT. Raja Garuda Mas Internasional (RGMI) dan tergabung dalam Asia Pacific
Recources International Holding Ltd (APRIL Group) yang berpusat di Singapura
serta merupakan salah satu pemegang saham utama APRIL Group yang
mempunyai 80 buah anak perusahaan yang tersebar di Indonesia dan
mancanegara.
PT RAPP memiliki tiga unit produksi yaitu Riau Andalan Kertas (RAK),
Riau Pulp dan Riau Power Energy (RPE). PT RAPP memiliki departemen yang
bergerak dalam bidang perkantoran yang dikenal dengan Mill Office. Mill Office
berada di dalam area pabrik dan merupakan pusat administrasi PT RAPP. Mill
Office terdiri atas 4 departemen yitu terdiri atas HRD, IT, Accounting, dan
Technical Environment. Technical Environment terdiri dari 10 karyawan yang
bekerja dengan menggunakan komputer. Karyawan-karyawan ini bertugas dalam
bidang administrasi, surat menyurat dan sebagainya yang berhubungan dengan
pengurusan dokumen perusahaan. Karyawan-karyawan ini bekerja selama 24 jam
yang terbagi atas 3 shift setiap 8 jam.
PT. RAPP dalam hal pelayanan kesehatan kerja memiliki dua orang dokter
perusahaan yang telah mengikuti pelatihan Higiene Perusahaan dan Keselamatan
Kerja (Hiperkes). Klinik perusahaan di PT RAPP terdapat di beberapa tempat
yaitu klinik Townsite I, Townsite II serta klinik di sektor-sektor PT. RAPP. PT.
RAPP juga bekerjasama dengan Margie Andalan dalam melakukan pelayanan
kesehatan bagi karyawan PT.RAPP dan keluarga, sejak Juni 2012 dengan 10
orang dokter 27 perawat dan bidan yang berada di Townsite I. PT. RAPP sebagai
salah satu perusahaan yang cukup mempunyai komitmen terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja telah menerapkan Sistem Manajemen keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang mengacu pada Permenaker No.05 tahun 1996 dan
telah mendapatkan sertifikat Occupational Health and Safety Analysis Systems
(OHSAS) 18001 tahun 2006.
Observasi dan wawancara pada karyawan Environment Mill Office
didapatkan bahwa mereka cukup lama melakukan pekerjaan dengan komputer
terutama dalam hal pengetikan dengan menggunakan keyboard dan pada posisi
yang tetap. Karyawan Environment Mill Office mengeluhkan timbulnya kelelahan
dan kekakuan pada leher dan bahu terutama apabila beban kerja bertambah.
Hasil wawancara dengan kepala klinik Medical Clinic PT RAPP Town
Site tidak didapatkan keluhan yang serius mengenai kelelelahan dan kekakuan pa
leher dan bahu. Namun, beberapa karyawan yang datang berobat karena penyakit
lain terkadang mengeluhkan adanya rasa tidak nyaman pada leher dan bahu. Hasil
wawancara yang dilakukan dengan dokter perusahaaan belum ada
pengorganisasian P2K3 yang melibatkan dokter dan klinisi perusahaan dalam
upaya mencegah terjadinya TNS.
3.1.2. Identifikasi masalah
Proses identifikasi masalah didapatkan melalui :
1. wawancara dengan kepala klinik Medical Clinic PT RAPP Town Site,
LP&C Departement dan karyawan Mill Office PT RAPP Townsite I
2. Observasi langsung aktivitas karyawan Environment Mill Office PT RAPP
Townsite I.
Tabel 3.1. Identifikasi masalah dalam kegiatan promosi kesehatan untuk
mencegah Tensiom Neck Syndrome pada karyawan Environment Mill Office
PT. RAPP Townsite I
No Aspek yang dinilai Masalah Evidence Based
1. Promosi kesehatan Belum ada
kegiatan
sosialiasi
kesehatan
dalam
mencegah
terjadinya
TNS
Observasi dan wawancara dengan kepala
klinik Medical Clinic PT RAPP Townsite I
dan LP&C Departement belum ada
perencanaan promotif maupun preventif
TNS pada klinik perusahaan maupun SOP
LP&C Departement berupa:
- Belum ada pertemuan berkala yang
membahas mengenai TNS yang
mungkin banyak terjadi pada pekerja
Environment Mill Office. Tidak ada
bentuk media promosi kesehatan
Wawancara dengan 10 orang karyawan
Environment Mill Office PT. RAPP belum
pernah mengikuti penyuluhan promotif
maupun preventif Tension Neck Syndrome.
Kebanyakan karyawan tidak menyadari
adanya gangguan pada leher dan bahu
adalah merupakan penyakit akibat kerja.
Wawancara dengan LP&C Departement dan
kepala klinik Medical Clinic PT RAPP
Town Site I didapatkan :
- Belum adanya buku pedoman tentang
peregangan leher dan bahu untuk
pencegahan TNS pada lingkungan kerja
- Wawancara dengan dokter
perusahaan,diketahui belum pernah
dilakukan kegiatan sosialisasi kesehatan
dalam mencegah terjadinya TNS
- Wawancara dengan karyawan
Environment Mill Office diketahui belum
pernah mendapatkan sosialisasi
kesehatan dalam mencegah terjadinya
TNS
2. Belum adanya
sosialisasi
mengenai
sikap yang
ergonomis
pada saat
bekerja di
Environment
Mill Office
PT.RAPP
Townsite I
- Observasi dan wawancara dengan LP&C Dept dan dokter klinikbelum ada promotif maupun preventif tentang sikap ergonomis kerja
- Belum ada pertemuan berkala yang membahas mengenai sikap ergonomis kerja yang mungkin banyak terjadi pada pekerja Environment Mill office. Tidak ada bentuk media promosi kesehatan
Wawancara dengan 10 orang karyawan Environment Mill Office PT RAPP belum pernah mengikuti penyuluhan promotif maupun preventif sikap ergonomis kerja.
Belum adanya buku pedoman tentang peregangan leher dan bahu untuk pencegahan akibat sikap ergonomis kerja yang tidak baik pada lingkungan kerja.
3.1.3. Prioritas Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan ditetapkan satu prioritas
masalah dengan metode skoring yang menggunakan pertimbangan 4 aspek yaitu:
1. Urgensi/kepentingan
- nilai 1 tidak penting
- nilai 2 penting
- nilai 3 sangat penting
2. Solusi
- nilai 1 tidak mudah
- nilai 2 mudah
- nilai 3 sangat mudah
3. Kemampuan merubah
- nilai 1 tidak mudah
- nilai 2 mudah
- nilai 3 sangat mudah
4. Biaya
- nilai 1 tinggi
- nilai 2 sedang
- nilai 3 rendah
Kriteria dan skor ditetapkan berdasarkan kesepakatan kelompok. Total
skor dari masing-masing kriteria merupakan penentu prioritas masalah, yaitu
masalah dengan total paling tinggi sebagai ranking pertama dan menjadi prioritas
masalah untuk dicari penyelesaian masalahnya. Penentuan prioritas masalah
dibuat ke dalam tabel penentuan prioritas masalah sebagai berikut:
Tabel 3.2. Penentuan Prioritas Masalah
No Kriteria Masalah Urgensi Solusi Kemampuan
mengubah
Biaya Total Ranking
1 Belum ada
kegiatan sosialiasi
kesehatan dalam
mencegah
terjadinya TNS
3 3 3 3 81 I
2 Belum adanya
sosialisasi
mengenai sikap
yang ergonomis
pada saat bekerja
di Environment
Mill Office PT
RAPP Townsite I
1 2 2 3 12 II
Berdasarkan tabel prioritas masalah di atas, maka masalah yang memiliki
skor tertinggi adalah “Belum ada kegiatan sosialiasi kesehatan dalam mencegah
terjadinya TNS”
Tabel 3.3. Analisis Penyebab Masalah
No Masalah Penyebab Timbulnya
Masalah
Evidence Based
1. Belum ada
kegiatan
sosialiasi
kesehatan dalam
mencegah
terjadinya TNS
Metode
- Belum ada
penyuluhan
tentang
pencegahan TNS
Material
- Tidak ada media
sosialisasi tentang
TNS dan
bagaimana
pencegahannya
- Media informasi
elektronik sulit
diakses
- Wawancara dengan kepala Medical Clinic
PT RAPP Townsite I diketahui tidak ada
jadwal kegiatan dari manajemen klinik
untuk melakukan penyuluhan tentang
pencegahan TNS
- Wawancara dengan karyawan environment
mill office diketahui belum mendapatkan
penyuluhan tentang pencegahan TNS
- Observasi di klinik PT RAPP dan kantor
mill office tidak ditemukan media
sosialisasi pencegahan TNS
- Wawancara dengan karyawan environment
mill office diketahui adanya portal
perusahan yang memberikan informasi
berupa public massenger 1 bulan sekali
sehingga tidak bisa di akses oleh semua
karyawan dan implementasi dari media ini
hanya berdasarkan kesadaran karyawan
sendiri untuk mengakses informasi tersebut
Market
- Tingkat
pengetahuan
karyawan PT.
RAPP mengenai
TNS masih kurang
- Wawancara dengan karyawan environment
mill office diketahui bahwa pengetahuan
tentang TNS meliputi gejala-gejala dan
pencegahannya masih kurang
Man
- Kurangnya jumlah
tenaga kesehatan
yang mampu
memberi
penyuluhan
pencegahan TNS
- Wawancara dengan Medical Clinic PT
RAPP Townsite I didapatkan kurangnya
jumlah petugas yang dapat melakukan
penyuluhan
28
Di bawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan fishbone Ishikawa.
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang
mampu memberi penyuluhan pencegahan TNS
Gambar 3.1 Diagram tulang ikan (Fishbone Ishikawa)
Belum ada penyuluhan tentang pencegahan TNS
Tingkat pengetahuan karyawan PT. RAPP mengenai TNS masih kurang
- Tidak ada media sosialisasi tentang TNS dan bagaimana pencegahannya
- Media informasi sulit diakses
Material
Belum ada perencanaan manajemen klinik perusahaan dalam mencegah terjadinya TNS di PT RAPP Townsite I
Method
Market
Man
3.1.5. Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action
Setelah didapatkan analisis penyebab masalah, direncanakan beberapa strategi dan alternatif pemecahan masalah seperti terlihat
dalam tabel 4. berikut :
Tabel 3.4. Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action
No Masalah/
Penyebab
Masalah
Alternatif Pemecahan
Masalah
Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana
Kegiatan
Waktu Kriteria
Keberhasilan
1 Belum ada
kegiatan
sosialiasi
kesehatan
dalam
mencegah
terjadinya
TNS
Merekomendasikan
bentuk dan jadwal
penyuluhan mengenai
TNS untuk tiap
departemen yang
memiliki resiko TNS
Diharapkan
karyawan yang
memiliki risiko
TNS mengetahui
pencegahan
terjadinya TNS
LP&C
PT.RAPP
PT. RAPP Dokter muda
IKM-IKK FK
UR
Januari
2013
Jangka pendek :
diterimanya
rekomendasi oleh
pihak LP&C PT.
RAPP
Jangka Panjang :
Terlaksananya
kegiatan penyuluhan
mengenai TNS 2
kali dalam setahun
Melakukan
penyuluhan terhadap
karyawan environment
mill office tentang
TNS
Diharapkan
karyawan
environment mill
office yang
mengeluhkan
gejala mengetahui
pencegahan
terjadinya TNS
Karyawan
environment
mill office
Mill office Dokter muda
IKM-IKK FK
UR
Januari
2013
untuk tiap unit yang
memiliki risiko
tinggi TNS.
Jangka pendek :
dilaksanakannya
penyuluhan
mengenai TNS
2 Tidak ada
media
sosialisasi
tentang TNS
dan
Merancang dan
menyebarkan media
informasi berupa
leaflet dan poster
mengenai TNS
Tersampaikannya
informasi
mengenai TNS
Karyawan
environment
mill office
PT. RAPP
PT. RAPP Dokter muda
IKM-IKK FK
UR
Januari
2013
Jangka pendek :
Tersedianya leaflet
dan poster di Mill
Office PT RAPP
bagaimana
pencegahanny
a
Media
informasi sulit
diakses
Merekomendasikan
kepada pihak HRD
untuk memudahkan
akses karyawan ke
portal dan
memberikan
“notification” pada
setiap informasi baru
Semua karyawan
mudah mendapat
informasi dan
adanya
”notification”
tersebut karyawan
mengetahui dan
lebih sadar untuk
HRD
PT.RAPP
PT. RAPP Dokter muda
IKM-IKK FK
UR
Januari
2013
Jangka panjang :
Digunakannya
media informasi
tersebut untuk
meningkatkan
pengetahuan pekerja
mengenai TNS dan
pencegahannya
Jangka pendek :
diterimanya
rekomendasi oleh
pihak HRD PT.
RAPP
Jangka Panjang :
Semua karyawan
dapat mengakses
membaca
informasi tersebut
informasi dengan
mudah dan memiliki
kesadaran untuk
mencari informasi
tersebut
3. Tingkat
pengetahuan
karyawan PT.
RAPP
mengenai
TNS masih
kurang
Memberikan
penyuluhan mengenai
TNS
Menambah
informasi pasien
mengenai TNS
Karyawan
environment
mill office PT
RAPP
PT. RAPP Dokter muda
IKM-IKK FK
UR
Januari
2013
Jangka pendek :
dilaksanakannya
penyuluhan
mengenai TNS
Jangka Panjang :
peningkatan
pengetahuan
karyawan mengenai
TNS
3.1.6. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini antara lain :
1. Merekomendasikan dibentuknya jadwal penyuluhan mengenai TNS untuk tiap departemen
yang memiliki resiko tinggi TNS berupa surat rekomendasi yang dibuat oleh dokter muda
untuk diajukan kepada LP&C agar membuat jadwal kegiatan penyuluhan mengenai TNS yang
berkesinambungan 2 kali dalam setahun.
2. Merancang dan menyebarkan media informasi berupa leaflet dan poster mengenai TNS
adalah pembuatan dan penyebaran poster oleh dokter muda yang di tempatkan di Mill Office.
3. Merekomendasikan portal yang sudah ada dapat diakses oleh semua karyawan dan
dibentuknya “notification” untuk setiap informasi baru sehingga karyawan mengetahui dan
langsung mengakses media tersebut berupa surat rekomendasi yang dibuat oleh dokter muda
untuk diajukan kepada departemen HRD.
4. Memberikan penyuluhan dan kuesioner mengenai TNS adalah kegiatan penyuluhun mengenai
TNS yang dalakukan oleh dokter muda kepada karyawan environment mill office PT. RAPP
3.2 Do
Kegiatan pelaksanaan optimalisasi perencanaan manajemen klinik perusahaan dalam upaya
mencegah terjadinya Tension Neck Syndrome pada karyawan environment mill office PT. RAPP
Town Site I akan dilakukan pada tanggal 12 Januari 2013. Kegiatan-kegiatan tersebut sesuai
dengan alternatif pemecahan masalah yang telah diberikan. Seluruh alternatif pemecahan
masalah dapat terlaksana sesuai Plan of Action (PoA), yaitu membuat media informasi berupa
leaflet, banner dan melakukan penyuluhan mengenai Tension Neck Syndrome (TNS) pada
karyawan mill office PT. RAPP serta memberikan rekomendasi kepada bagian LP&C agar
membuat jadwal kegiatan penyuluhan mengenai TNS yang berkesinambungan 2 kali dalam
setahun dan kepala bagian HRD untuk mengoptimalisaskan fungsi portal sebagai sumber
informasi terhadap seluruh karyawan PT RAPP baik yang bekerja di mill office.
Tabel 3.5 Do kegiatan peningkatan mutu
No Kegiatan Sasaran Pelaksana Waktu Keterangan
1
2
3
4
3.3 Check
Kegiatan Check dilakukan dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah intervensi
terhadap optimalisasi perencanaan manajemen klinik perusahaan dalam upaya mencegah
terjadinya Tension Neck Syndrome di mill office PT. RAPP Town Site I pelaksanaan dapat
dilihat pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Check Kegiatan Optimalisasi Perencanaan Manajemen Klinik Perusahaan dalam
Upaya Mencegah Terjadinya Tension Neck Syndrome di Mill Office PT. RAPP Town Site I
No. Kegiatan Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
1
2
3
4
3.4 Action Kegiatan Optimalisasi Perencanaan Manajemen Klinik Perusahaan dalam
Upaya Mencegah Terjadinya Tension Neck Syndrome di Mill Office PT. RAPP Town Site I
DAFTAR PUSTAKA
1. Diana D. pengelolaan penyakit akibat kerja & penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan . http:/www.scribd.com/doc/24263816/PAK/-Ditha.html.
2. Astono s. poliklinik perusahaan sebagai salah satu subsistem upaya kesehatan di
perusahaan. Cermin dunia kedokteran no. 136.2002.9-12
3. Djoko w. manajemen mutu pelayanan kesehatan teori, strategi dan aplikasi. Volume 1.
Surabaya: airlangga universitas press, 1999
4. Notoadmodjo S. promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta.: rineka cipta, 2007
5. Budiono S. Penyakit akibat kerja. Dalam : Bunga rampai hiperkes dan KK. Semarang:
Universitas Diponegoro; 2008
6. http://www.necksolutions.com/tension-neck-syndrome.html
7. Occupational overuse syndrome, ridwan harrianto, bagian anatomi fak kedokteran
universitas trisakti http://www.necksolutions.com/tension-neck-syndrome.html