BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN -...

35
48 Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian dari hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung terdiri dari Variabel X dan Variabel Y. Adapun yang menjadi Variabel X adalah gaya komunikasi guru. Sedangkan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif siswa. Penelitian dilakukan di SMK Negeri 11 Bandung yang beralamat di Jalan Budhi Cilember Bandung. SMK Negeri 11 Bandung merupakan sekolah yang memusatkan kompetensi siswa pada bidang Bisnis dan Manajemen serta Teknologi Informasi dan Komunikasi. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2012/2013. 3.2. Desain Penelitian 3.2.1. Metode Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam melakukan penelitian yang akan membawa peneliti pada suatu

Transcript of BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN -...

Page 1: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

48 Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian dari hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir

kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI

SMK Negeri 11 Bandung terdiri dari Variabel X dan Variabel Y. Adapun yang

menjadi Variabel X adalah gaya komunikasi guru. Sedangkan yang menjadi

Variabel Y adalah berpikir kreatif siswa.

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 11 Bandung yang beralamat di Jalan

Budhi Cilember Bandung. SMK Negeri 11 Bandung merupakan sekolah yang

memusatkan kompetensi siswa pada bidang Bisnis dan Manajemen serta

Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI AP

SMK Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

3.2. Desain Penelitian

3.2.1. Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus

menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Hal ini merupakan salah

satu langkah dalam melakukan penelitian yang akan membawa peneliti pada suatu

Page 2: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

49

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan masalah dari rumusan masalah

yang diteliti oleh peneliti.

Langkah-langkah atau prosedur-prosedur dalam penelitian disebut sebagai

metode penelitian. Dalam metode penelitian terdapat beberapa alat dan teknik

tertentu yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono

(2007 : 1) mengatakan bahwa pengertian metode adalah :

Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan

penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat

diamati oleh indra manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan

mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang

digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang

bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

survei eksplanasi (eksplanatory survey). Metode penelitian survei eksplanasi

(eksplanatory survey) yaitu metode penelitian yang digunakan dalam populasi

besar maupun kecil, akan tetapi data yang digunakan adalah data sampel yang

diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan deskripsi dari

hubungan-hubungan antar variabel.

Objek telaahan dalam penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey)

adalah untuk menguji kebenaran hubungan-hubungan antar variabel yang

dihipotesiskan. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan-hubungan antar

variabel serta untuk mengetahui apakah suatu variabel dipengaruhi atau tidak

dipengaruhi oleh variabel yang lainnya.

Page 3: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

50

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey),

peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui gambaran antar dua variabel

yaitu variabel gaya komunikasi guru dan variabel berpikir kreatif siswa. Apakah

terdapat hubungan antara gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa

pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri

11 Bandung.

3.2.2. Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel menjadi

bentuk yang lebih sederhana yaitu berupa indikator. Penelitian ini terdiri dari

Variabel X dan Variabel Y. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah

gaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif siswa.

3.2.2.1. Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru

Gaya komunikasi guru merupakan cara guru dalam menyampaikan pesan

atau informasi kepada siswa baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi

yang dilakukan berupaya untuk mendidik para peserta didiknya agar dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Adapun dimensi gaya

komunikasi guru menurut Wubbless (dalam Lisda Yuniawati, 2011 : 58) adalah :

(1) penciptaan suasana kelas; (2) pemberian tugas kepada siswa; (3) sikap guru

dalam diskusi kelas; (4) penetapan aturan dalam kelas; (5) metode mengajar; dan

(6) kedekatan guru dengan siswa.

Page 4: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

51

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru

Dimensi Indikator Skala

1. Penciptaan suasana

kelas

1. Penciptaan lingkungan fisik kelas

yang kondusif

2. Penataan ruang belajar sebagai

sentra belajar

3. Penciptaan atmosfir belajar yang

kondusif

4. Penetapan strategi pembelajaran

5. Pemanfaatan media dan sumber

belajar

6. Penilaian hasil belajar

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

2. Pemberian tugas

kepada siswa

1. Kejelasan dan ketegasan tugas

2. Penjelasan mengenai kesulitan-

kesulitan yang mungkin dihadapi

3. Diskusi tugas antara guru-siswa

4. Kesesuaian tugas dengan

kemampuan dan minat siswa

5. Kebermaknaan tugas bagi siswa

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

3. Sikap guru dalam

diskusi kelas

1. Memusatkan perhatian

2. Memperjelas masalah atau

pendapat

3. Memperjelas pandangan peserta

didik

4. Mengingatkan kontribusi peserta

didik

5. Mendistribusikan partisipasi

peserta didik

6. Menutup diskusi

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

4. Penetapan aturan 1. Peraturan dinyatakan dengan Ordinal

Page 5: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

52

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam kelas kalimat positif

2. Peraturan dibuat sedikit

3. Peraturan harus bisa ditegakkan

4. Peraturan perlu dibuat bersama

siswa

5. Peraturan harus memuat

konsekuensi

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

5. Metode mengajar 1. Membangkitkan motif, minat atau

gairah belajar siswa

2. Menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian siswa

3. Memberikan kesempatan bagi

siswa untuk mewujudkan hasil

karya

4. Merangsang keinginan siswa

untuk belajar lebih lanjut,

melakukan eksplorasi dan inovasi

5. Mendidik murid dalam teknik

belajar sendiri dan cara

memperoleh pengetahuan melalui

usaha pribadi

6. Meniadakan penyajian yang

bersifat verbalitas dan

menggantinya dengan pengalaman

yang nyata dan bertujuan

7. Menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai dan

sikap-sikap utama yang

diharapkan dalam kebiasaan cara

bekerja yang baik dalam

kehidupan sehari-hari.

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

6. Kedekatan guru

kepada siswa

1. Adanya keterbukaan sehingga

guru dan siswa saling jujur dan

membuka diri satu sama lain

2. Adanya sikap saling menjaga,

saling membutuhkan serta saling

berguna bagi pihak lain

3. Adanya saling ketergantungan

satu sama lain

4. Adanya kebebasan

5. Adanya sikap saling memenuhi

kebutuhan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Page 6: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

53

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.2.2.2. Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa

Berpikir kreatif siswa merupakan suatu kemampuan untuk dapat

menemukan ide-ide, gagasan-gagasan, atau suatu penemuan baru dengan berbagai

macam alternatif jawaban dalam pemecahan masalah pada proses pembelajaran di

sekolah. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat mengubah pola berpikir konvergen

menjadi pola berpikir divergen. Sehingga siswa tidak akan merasa jenuh pada

pelajaran. Dimensi berpikir kreatif siswa menurut Guilford (Utami Munandar,

1992 : 64) adalah : (1) kemampuan berpikir lancar (fluency); (2) kemampuan

berpikir luwes (flexibility); (3) kemampuan berpikir original (originality); (4)

kemampuan berpikir memerinci (elaboration); dan (5) kemampuan berpikir

menilai (evaluation).

Tabel 3.2

Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa

Dimensi Indikator Skala

1. Kemampuan berpikir

lancar (fluency)

1. Mencetuskan banyak gagasan,

jawaban, penyelesaian masalah atau

jawaban

2. Memberikan banyak cara atau saran

untuk melakukan berbagai hal

3. Selalu memikirkan lebih dari satu

jawaban

Interval

Interval

Interval

2. Kemampuan berpikir

luwes (flexibility)

1. Menghasilkan gagasan, jawaban,

atau pertanyaan yang bervariasi

2. Dapat melihat suatu masalah dari

sudut pandang yang berbeda

3. Mencari banyak alternatif atau arah

Interval

Interval

Interval

Page 7: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

54

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang berbeda

4. Mampu mengubah cara pendekatan

atau pemikiran

Interval

3. Kemampuan berpikir

original (originality)

1. Mampu melahirkan ungkapan yang

baru dan unik

2. Memikirkan cara-cara yang tak

lzim untuk mengungkapkan diri

3. Mampu membuat kombinasi-

kombinasi yang tak lazim dari

bagian-bagian atau unsur-unsur

Interval

Interval

Interval

4. Kemampuan berpikir

memerinci

(elaboration)

1. Mampu memperkaya dan

mengembangkan suatu gagasan

atau produk

2. Menambah atau merinci detail-

detail dari suatu objek, gagasan atau

situasi sehingga menjadi lebih

menarik

Interval

Interval

5. Kemampuan berpikir

menilai (evaluation)

1. Menentukan patokan penilaian

sendiri dan menentukan apakah

suatu pernyataan benar atau suatu

tindakan bijaksana

2. Mampu mengambil keputusan

terhadap situasi yang terbuka

3. Tidak hanya mencetuskan gagasan

tetapi juga melaksanakannya

Interval

Interval

Interval

3.2.3. Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan

keterangan mengenai suatu data. Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara

langsung dari objek penelitian melalui penyebaran angket dan lembar tes

Page 8: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

55

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berpikir kreatif yang diberikan pada siswa kelas XI AP SMK Negeri 11

Bandung.

2. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara

tidak langsung dengan objek penelitian. Sumber data sekunder dalam

penelitian yaitu buku-buku literatur, hasil observasi, maupun laporan-laporan

dari SMK Negeri 11 Bandung.

3.2.4. Populasi dan Sampel Penelitian

Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa :

Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit

penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu

yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam

suatu penelitian (pengamatan).

Pendapat lain dari menurut S. Margono (2009 : 118) menyatakan bahwa :

“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data,

bukan manusianya”.

“Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek

penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,

tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, tes, atau peristiwa-peristiwa

sebagai sumber data yang memiliki krakteristik tertentu di dalam suatu

penelitian” (Hadari, Nawawi, 1983 : 141).

Dapat dikatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan atas objek/subjek

berupa orang atau benda yang memiliki karakteristik tertentu dan yang akan

dijadikan sebagai bahan penelitian.

Page 9: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

56

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh siswa

kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

146 orang yang meliputi 4 kelas. Gambaran mengenai jumlah populasi dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Populasi Penelitian

Siswa Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung

Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Kelas Jumlah Siswa

1. XI AP 1 35

2. XI AP 2 35

3. XI AP 3 37

4. XI AP 4 39

Jumlah 146

Sumber : Ketua Prodi Administrasi Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung

Dalam suatu penelitian, terkadang tidak semua unit populasi dapat

dijadikan sebagai objek penelitian karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan

biaya yang dikeluarkan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti pun diperbolehkan

untuk mengambil sebagian objek dari populasi penelitian. Dengan catatan,

sebagian objek penelitian yang diambil dapat mewakili dari populasi penelitian.

Page 10: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

57

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sebagian objek penelitian yang diambil dari populasi penelitian tersebut disebut

dengan sampel penelitian.

Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa “sampel adalah

bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu

sehingga dapat mewakili populasinya”.

Sementara itu, menurut S. Margono (2009 : 121) bahwa “sampel adalah

sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan

menggunakan cara-cara tertentu”.

Teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan sampel penelitian

dari suatu populasi. Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik simple random sampling (sampel acak sederhana). “Teknik simple

random sampling (sampel acak sederhana) yaitu sebuah metode seleksi terhadap

unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya. Masing-masing unit atau

unit satu dengan unit lainnya memiliki peluang yang sama untuk dipilih” (Uep

dan Sambas, 2011 : 140).

Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, digunakan

rumus Slovin menurut Bambang dan Lina (2010) sebagai berikut :

n =

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang ditolerir

Page 11: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

58

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah

sebesar 10%)

Berdasarkan rumusan di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel

sebagai berikut :

n =

=

= 59,35 ≈ 60

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh ukuran sampel yaitu sebesar

60. Dengan kata lain, responden dalam penelitian ini yaitu berjumlah 60 siswa

kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun pelajaran 2012/2013.

Dari jumlah sampel tersebut kemudian ditentukan jumlah masing-masing

dari tiap kelas secara proporsional dengan rumus menurut Al-Rasyid (1994) :

n1 =

x n0

Keterangan :

n1 = banyaknya sampel masing-masing unit

n0 = banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit

NI = banyaknya populasi dari masing-masing unit

ΣN = Jumlah populasi dari seluruh unit

Berdasarkan rumusan di atas, maka diperoleh sampel dari masing-masing

kelas sebagai berikut :

Tabel 3.4

Penyebaran Proporsi Sampel

No. Kelas Jumlah

Siswa Perhitungan Sampel

Page 12: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

59

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. XI AP 1 35 35/146x60 14

2. XI AP 2 35 35/146x60 14

3. XI AP 3 37 37/146x60 15

4. XI AP 4 39 39/146x60 17

Jumlah Seluruh Siswa 146 60

Berdasarkan hasil perhitungan proporsi sampel di atas, maka dihasilkan

sampel sebanyak 60 orang yang tersebar secara proporsional di kelas AP. Untuk

kelas XI AP 1 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang responden,

kelas XI AP 2 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang responden,

kelas XI AP 3 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 15 orang responden

dan kelas XI AP 4 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang

responden.

Karena setiap responden memiliki peluang yang sama untuk dijadikan

sebagai sampel penelitian, maka dari setiap proporsi sampel penelitian akan dapat

mewakili dari tiap-tiap kelas yang dipilih melalui cara pengundian (terlampir).

3.2.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti membutuhkan data-data yang

diperlukan yang kemudian akan diolah untuk menguji hipotesis. Untuk

mengumpulkan data-data tersebut, peneliti membutuhkan teknik serta alat dalam

pengumpulan data. Adapun teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Page 13: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

60

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan

maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan

skor angka. Dalam teknik ini, tes yang diberikan yaitu berupa tes essay (essay

test). S. Margono (2009 : 170) menyatakan bahwa “Tes essay (essay test)

yaitu tes yang menghendaki agar testee memberikan jawaban dalam bentuk

uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri”.

Tes kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini berupa tes essay dari

mata pelajaran produktif administrasi perkantoran kelas XI AP. Di mana

dalam tes essay ini diharapkan dapat melihat sejauh mana kemampuan

berpikir kreatif yang dimiliki oleh siswa kelas XI AP dari mata pelajaran

produktif administrasi perkantoran. Dalam menyusun soal tes essay, terdapat

beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :

1. Menyusun kisi-kisi soal tes essay.

2. Merumuskan soal-soal pertanyaan tes essay.

3. Menetapkan scoring pada setiap bulir soal tes essay. Dalam penelitian ini

setiap jawaban dari responden diberi bobot nilai sesuai dengan kriteria

penilaian tes essay (terlampir). Adapun penetapan scoring yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Penilaian indikator dan dimensi

a. Memberikan bobot nilai pada setiap bulir soal berdasarkan kriteria

penilaian tes essay per indikator dari dimensi berpikir kreatif.

Page 14: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

61

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Menjumlahkan bobot nilai dari tiap-tiap indikator berdasarkan

dimensi berpikir kreatif.

c. Penetapan skor pada tiap-tiap dimensi berpikir kreatif.

2. Penilaian bulir soal

a. Menjumlahkan skor dari tiap-tiap dimensi berpikir kreatif pada tiap

bulir soal.

b. Penetapan skor pada tiap bulir soal dari penjumlahan skor tiap-tiap

dimensi berpikir kreatif.

2. Angket

Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan

pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan

sebelumnya, dan harus diisi oleh responden. Dalam menyusun angket,

terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :

1. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif-alternatif jawaban.

3. Pada responden hanya diperlukan tanda check list (√) pada setiap alternatif

jawaban yang telah disediakan secara tepat.

4. Menetapkan scoring pada setiap item-item pertanyaan. Dalam penelitian

ini setiap jawaban dari responden diberi nilai dengan menggunakan skala

Likert.

Page 15: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

62

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.2.6. Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu dilakukan uji kelayakan,

karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang

baik harus memiliki persyaratan, yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid

adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) bahwa data

tersebut valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama dan akan

menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan

reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi

valid dan reliabel.

Uji coba instrumen penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba

angket dan lembar tes terhadap 20 orang responden. Data angket dan lembar tes

yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya.

Sesuai dengan variabel yang akan diteliti, angket dan lembar tes yang

diujicobakan terdiri atas angket untuk mengukur gaya komunikasi guru dan

lembar tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Penyebaran jumlah

item angket dan lembar tes pada masing-masing variabel tampak pada tabel

berikut :

Tabel 3.5

Jumlah Item Angket dan Lembar Tes untuk Uji Coba

No. Variabel Jumlah

Item Angket

Jumlah Item

Lembar tes Jumlah

1. Gaya Komunikasi Guru 34 - 34

2. Berpikir Kreatif Siswa - 7 7

Total 34 7 41

Page 16: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

63

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumber : Hasil pembuatan angket dan lembar tes, 2013

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah item angket

yang akan diujicobakan sebanyak 34 item dan jumlah item lembar tes yang akan

diujicobakan sebanyak 7 item. Sehingga untuk total seluruh item berjumlah 41

item yang akan diujicobakan.

3.2.6.1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur ketepatan

suatu alat ukur. Pengujian validitas instrumen yaitu menggunakan teknik korelasi

product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut :

] ]

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 26)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y

N : Jumlah responden

X : Skor Variabel X

Y : Skor Variabel Y

ΣX : Jumlah skor Variabel X

ΣY : Jumlah skor Variabel Y

X2 : Kuadrat skor Variabel X

Y2

: Kuadrat skor Variabel Y

Σ X2 : Jumlah kuadrat skor Variabel X

rxy =

Page 17: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

64

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Σ Y2 : Jumlah kuadrat skor Variabel Y

Σ XY : Jumlah hasil kali skor Variabel X dengan skor Variabel Y

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 26) adalah sebagai

berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan

pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data

selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah

diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau

item angket dari skor-skor yang diperoleh. Gunakan tabel pembantu

perhitungan korelasi. Untuk membuat tabel pembantu perhitungan korelasi,

perhatikan unsur-unsur yang ada pada rumus korelasi yang digunakan. Unsur-

unsur tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai judul kolom pada tabel.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n -2.

8. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya : 1. Jika nilai hitung rxy > nilai tabel r, maka dinyatakan

valid.

2. Jika nilai hitung rxy ≤ nilai tabel r, maka dinyatakan

tidak valid.

Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan

Microsoft Excel. Setelah diperoleh nilai rxy kemudian dibandingkan dengan nilai

rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk = 20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata

(α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut

dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item tersebut dinyatakan

tidak valid. Setelah rhitung tersebut dibandingkan dengan rtabel, selanjutnya cari thitung

Page 18: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

65

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dikarenakan jenis penelitian ini merupakan penelitian sampel. Jika dalam

instrumen penelitian dinyatakan valid, maka item tersebut dapat digunakan dalam

kuesioner penelitian.

3.2.6.2. Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian

reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika

pengukurannya konsisten dan cermat akurat. “Uji realiabilitas instrumen

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat

ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya” (Uep dan Sambas, 2011 :

123). Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

Koefisien Alfa (α) dari Cronbach dengan rumus sebagai berikut :

r11 = [

].[

]

Dimana rumus varians :

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 31)

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen/koefisien/korelasi alpha

k : Banyaknya bulir soal

Σσi2 : Jumlah varians bulir

σ2 : Varians total

N =

Page 19: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

66

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ΣX : Jumlah soal

N : Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 31) adalah sebagai

berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden

yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan

pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data

selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah

diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r.

Kriterianya : 1. Jika nilai hitung r11 > nilai tabel r, maka dinyatakan reliabel.

2. Jika nilai hitung r11 ≤ nilai tabel r, maka dinyatakan tidak

reliabel.

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen angket dan

lembar tes adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach. Setelah diperoleh nilai r11,

kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk =

20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata (α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %.

Jika rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika rhitung

Page 20: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

67

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

< rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel. Setelah rhitung tersebut

dibandingkan dengan rtabel, selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji t. Jika

kriterianya thitung > ttabel maka item tersebut reliabel dan sebaliknya jika thitung < ttabel

maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel.

3.2.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi

sebuah infomasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan

mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang

berkaitan dengan kegiatan penelitian.

“Terdapat tujuan dari dilakukannya teknik analisis data, antara lain : 1)

mendeskripsikan data, dan 2) membuat induksi atau menarik kesimpulan

tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data

yang diperoleh dari sampel (statistik)” (Uep dan Sambas, 2011 : 159).

Untuk mencapai kedua tujuan teknik analisis data di atas, maka terdapat

beberapa langkah atau prosedur yang perlu dilakukan menurut Uep dan Sambas

(2011 : 159) sebagai berikut :

1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.

2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan

yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel

yang diteliti.

4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk

penelitian.

5. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan reliabilitas

instrumen pengumpulan data.

6. Tahap mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi dan atau diagram, serta

berbagai ukuran tendensi sentral, maupun ukuran dispersi. Tujuannya

memahami karakteristik data sampel penelitian.

Page 21: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

68

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7. Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi

yang dibuat apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna

atau tidak. Atas dasar pengujian hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat.

Teknik analisis data dalam penelitian dibagi menjadi dua macam, yaitu

teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.2.7.1. Teknik Analisis Deskriptif

Penelitian yang dilakukan pada sampel dari populasi penelitian

menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif adalah analisis

penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistik deskriptif, yaitu

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat generalisasi hasil peneitian. Karena anggota yang dilibatkan

dalam penelitian ini adalah sampel, maka kesimpulan yang dibuat adalah untuk

sampel, tetapi dapat mewakili dari seluruh anggota populasi.

Teknik analisis data deskriptif ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, yaitu pada rumusan

masalah no. 1 dan no. 2. Dalam teknik analisis deskriptif ini yaitu untuk

mengetahui efektivitas gaya komunikasi guru dan tingkat berpikir kreatif siswa

pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri

11 Bandung.

Yang termasuk dalam teknik analisis deskriptif pada penelitian ini antara

lain penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, kategori, persentase, frekuensi.

Page 22: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

69

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Langkah kerja analisis data deskriptif meliputi :

1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban

responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan

kuesioner sehingga data siap diproses.

2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan data yang diperoleh

responden.

3. Menghitung frekuensi data yang diperoleh.

4. Menyajikan data yang sudah diperoleh, baik dalam bentuk tabel ataupun

grafik.

5. Melakukan analisis berdasarkan data yang sudah disajikan.

Dalam penelitian ini data yang disajikan berbentuk skala ordinal dan

interval yang sebelumnya dijelaskan dalam operasional variabel.

Langkah-langkah membuat gambaran variabel penelitian untuk data

kategori adalah :

1. Masukan tabulasi data yang sudah terkumpul ke dalam sebuah tabel

pembantu, kemudian hitung jumlah perolehan skor masing-masing

responden.

2. Tentukan ukuran variabel yang akan digambarkan.

Ukuran variabel gaya komunikasi guru adalah efektivitas gaya komunikasi

guru (Efektif – Cukup Efektif - Kurang Efektif– Tidak Efektif)

Ukuran variabel berpikir kreatif siswa adalah tingkat berpikir kreatif siswa

(Tinggi – Sedang – Rendah)

Page 23: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

70

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Buatlah tabel distribusi frekuensi data terkumpul dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Menghitung skor maksimum ideal (SkorMaks) yang diperoleh responden,

yaitu hasil perkalian antara alternatif jawaban skor terbesar dengan

banyaknya jumlah item instrumen angket.

b. Menghitung skor minimum ideal (SkorMin) yang diperoleh responden,

yaitu hasil perkalian antara alternatif jawaban skor terkecil dengan

banyaknya jumlah item instrumen angket.

c. Menghitung rentang skor (R), yaitu hasil selisih skor maksimum ideal

dengan skor minimum ideal, dibagi dengan banyaknya ukuran variabel (n)

yang telah ditentukan pada point b, sehingga: R = (SkorMaks - SkorMin) / n

d. Menentukan rentang skor pada masing-masing kategori atau ukuran.

e. Menghitung frekuensi data, yaitu dengan melakukan tally terhadap data

yang diperoleh untuk dikelompokan pada kategori atau ukuran yang sudah

ditentukan.

f. Menghitung persentase perolehan data untuk masing-masing kategori,

yaitu hasil bagi frekuensi pada masing-masing kategori dengan jumlah

responden, dikali seratus persen.

1) Variabel Gaya Komunikasi Guru

Peneliti ingin menggambarkan variabel gaya komunikasi guru.

Ukuran yang ditentukan ada empat macam yaitu efektif – cukup efektif

Page 24: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

71

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

- kurang efektif – tidak efektif. Selanjutnya perhatikan contoh pada

point a, pada tabel tersebut diperoleh informasi, yaitu jumlah item

angket adalah 25 bulir. Angket yang dikembangkan, misalnya

mengikuti model skala Likert, dimana alternatif jawaban responden

terdiri atas lima jawaban (yaitu “Selalu” diberi skor 5, “Sering” diberi

skor 4, “Jarang” diberi skor 3, “Pernah” diberi skor 2, dan “Tidak

Pernah” diberi skor 1).

Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat dihitung :

a. Skor maksimum ideal (SkorMaks) = Alternatif jawaban skor

terbesar dikali banyaknya jumlah item instrumen angket =

5 x 25 = 125.

b. Skor minimum ideal (SkorMin) = Alternatif jawaban skor terkecil

dikali banyaknya jumlah item instrumen angket = 1 x 25 = 25

c. Rentang skor = Selisih skor maksimum ideal (SkorMaks) dengan

skor minimum ideal (SkorMin), dibagi dengan banyaknya ukuran

variabel = (SkorMaks - SkorMin) / n = (125 – 25) / 4 = 25

d. Rentang skor untuk masing-masing kategori.

Tabel 3.6

Kriteria Penafsiran Deskripsi Gaya Komunikasi Guru

Kategori Rentang Skor

Page 25: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

72

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Efektif 101 - 125

Cukup Efektif 76 - 100

Kurang Efektif 51 - 75

Tidak Efektif 25 - 50

e. Frekuensi data pada masing-masing kategori.

f. Persentase perolehan data untuk masing-masing kategori.

2) Variabel Berpikir Kreatif Siswa

Peneliti ingin menggambarkan variabel berpikir kreatif siswa. Ukuran

yang ditentukan ada tiga macam yaitu tinggi – sedang – rendah.

Selanjutnya perhatikan contoh pada point a, pada tabel tersebut

diperoleh informasi, yaitu jumlah item lembar tes adalah 7 bulir.

Lembar tes diberi alternatif jawaban skor antara 0 – 3.

Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat dihitung :

a. Skor maksimum ideal (SkorMaks) = Alternatif jawaban skor

terbesar dikali banyaknya jumlah item instrumen lembar tes =

45 x 7 = 315.

b. Skor minimum ideal (SkorMin) = Alternatif jawaban skor terkecil

dikali banyaknya jumlah item instrumen angket = 0 x 7 = 0

c. Rentang skor = Selisih skor maksimum ideal (SkorMaks) dengan

skor minimum ideal (SkorMin), dibagi dengan banyaknya ukuran

variabel = (SkorMaks - SkorMin) / n = (315 – 0) / 3 = 105

d. Rentang skor untuk masing-masing kategori.

Page 26: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

73

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Kriteria Penafsiran Deskripsi Berpikir Kreatif Siswa

Kategori Rentang Skor

Tinggi 211 – 315

Sedang 106 – 210

Rendah 0 - 105

e. Frekuensi data pada masing-masing kategori.

f. Persentase perolehan data untuk masing-masing kategori.

4. Memberikan penafsiran atas tabel kriteria penafsiran deskripsi yang sudah di

buat untuk mendapatkan informasi yang diharapkan, sesuai dengan tujuan

penelitian yang dirumuskan.

3.2.7.2. Teknik Analisis Inferensial

Uep dan Sambas (2011 : 185) menyatakan bahwa :

Analisis statistik inferensial, yaitu adalah data dengan statistik, yang

digunakan dengan tujuan untuk membuat kesimpulan yang berlaku

umum. Dalam praktik penelitian, analisis statistika inferensial biasanya

dilakukan dalam bentuk pengujian hipotesis. Statisika inferensial

berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel bagi

populasi.

Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk

data interval dan data ratio serta statistik non-parametrik yang digunakan untuk

data nominal dan data ordinal. Dalam penelitian ini digunakan analisis parametrik

karena data yang digunakan adalah data interval. Hal ini bermaksud guna

menjawab pertanyaan pada no. 3 pada rumusan masalah, yaitu adakah hubungan

Page 27: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

74

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif

administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.

Langkah kerja analisis data inferensial (analisis korelasi) meliputi :

1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban

responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan

kuesioner sehingga data siap diproses.

2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan skor yang diperoleh

responden.

3. Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing responden

4. Menghitung nilai koefisien korelasi rank spearman , yaitu dengan cara

mengkorelasikan skor-skor pada masing-masing variabel.

5. Menghitung nilai uji statistik t (jika penelitian sampel)

6. Menentukan titik kritis atau nilai tabel ρ atau nilai tabel t, pada derajat

bebas (db = N – k – 1) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

7. Membandingkan nilai hitung ρ atau nilai hitung t dengan nilai ρ atau nilai

t yang terdapat dalam tabel.

8. Membuat kesimpulan. Kriteria kesimpulan : Jika nilai hitung ρ atau t lebih

besar dari nilai tabel ρ atau t, maka item angket dinyatakan signifikan.

Penelitian ini ada yang menggunakan data dalam bentuk skala ordinal

seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan dalam pengujian

hipotesis menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimum

dalam skala bentuk interval. Dengan demikian, data dalam skala ordinal terlebih

Page 28: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

75

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dahulu harus diubah ke dalam bentuk data interval dengan menggunakan Methode

Succesive Interval (MSI).

Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data ordinal ke

data interval melalui methode of succesive intervals adalah :

1. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab

(memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia.

2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n),

kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden

tersebut.

3. Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif

untuk setiap alternatif jawaban responden

4. Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai z untuk

setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif

jawaban responden tadi.

5. Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan

menggunakan rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi Density at

upper limit) dibagi (Area under upper limit dikurangi Area under lower

limit).

6. Melakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai

skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:Y = SVi + |SVMin|.

Dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah

menjadi sama dengan satu (=1).

Page 29: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

76

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Methode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu

program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval.

Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.

2. Klik “Add-In” pada menu bar.

3. Klik “Statistic” pada menu Add-In hingga muncul kotak dialog “Succesive

Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,

dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√) Input Label in First

Now.

6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.

7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan

di sel mana. Lalu klik “OK”.

3.2.8. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, terdapat beberapa syarat pengujian yang

harus dipenuhi sebelum melakukan pengujian hipotesis. Syarat-syarat pengujian

yang harus dilakukan diantaranya adalah Uji Normalitas dan Uji Homogenitas.

Page 30: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

77

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.2.8.1. Uji Normalitas

Dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui normal atau

tidaknya suatu distribusi data. Dengan mengetahui suatu distribusi data normal

maka akan berkaitan dengan pemilihan pengujian statistik yang akan digunakan.

“Dalam penelitian ini akan digunakan pengujian normalitas dengan uji

Liliefors. Kelebihan dari Liliefors test adalah

penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power

full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil” (Harun Al Rasyid, 2005).

Langkah-langkah pengujian normalitas dengan uji Liliefors test menurut

Sambas Ali Muhidin (2010 : 93) adalah sebagai berikut :

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada

beberapa data.

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus

ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z.

6. Menghitung theoritical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion,kemudian

carilah selisih terbesar titik observasinya.

8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D > D (n,α).

Berikut adalah tabel distribusi pembantu untuk melakukan pengujian

normalitas data :

Tabel 3.8

Tabel Distibusi Pembantu Dalam Pengujian Normalitas Data

X F fk Sn (Xi) Z F0 (Xi) Sn(Xi) – F0(Xi) [Sn(Xi) – F0(Xi)]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 94)

Page 31: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

78

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar.

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul.

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Fomula, fki = fi + fkisebelumnya.

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(Xi) = fki : n.

Kolom 5 : Nilai z. Fomula, Z =

Di mana : Ẍ = ΣXi dan S = √Σ

Σ

Kolom 6 : Theoretical Proportion (tabel z) : Proporsi Kumulatif Luas

Kurva

Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi

normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion

dengan cara selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Nilai

yang paling besar pada kolom (8) adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada α = 0,05 dengan cara

Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

D hitung < D tabel, maka H0 : diterima, artinya data berdistribusi normal.

D hitung ≥ D tabel, maka H1 : ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

Xi – X

S

n

Page 32: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

79

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.2.8.2. Uji Homogenitas

Pengujian asumsi homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua

kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. “Dengan

demikian pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap

variabel memiliki varians yang homogen” (Sambas Ali Muhidin, 2010 : 96).

Pengujian asumsi homogenitas pada penelitian ini menggunakan Uji Burlett.

Adapun rumusnya :

χ2 = (ln10)⌊ ⌋

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 96)

Di mana :

Si2 : Varians tiap kelompok data

dbi : n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B : Nilai Barlett = (Log S2

gab)(Σdbi)

S2

gab = Varians gabungan = S2

gab =

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian homogenitas varians

menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 97) adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap

kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan.

Page 33: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

80

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9

Model Tabel Uji Barlett

Sampel db = n - 1 Si2 LogSi

2 db. LogSi

2 db. Si

2

1

2

...

Σ

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 97)

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan.

5. Menghitung nilai Barlett.

6. Menghitung nilai χ2.

7. Menentukan nilai dan titik kritis.

8. Membuat kesimpulan, dengan kriteria :

Nilai hitung χ2 < nilai tabel χ

2, maka H1 : diterima, artinya varians data

homogen.

Nilai hitung χ2 ≥ nilai tabel χ

2, maka H0 : ditolak, artinya varians data tidak

homogen.

3.2.9. Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara atas suatu masalah dalam

penelitian yang perlu diuji kebenarannya secara empiris. Dan dalam hal ini

pengujian tersebut bertujuan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.

“Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau

merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis

dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis satu variabel dan

hipotesis dua atau lebih variabel yang dikenal sebagai hipotesis kausal”

(Bambang dan Lina, 2010 : 76).

Page 34: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

81

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Diterima atau tidaknya suatu hipotesis tergantung dari pengujian yang

dilakukan, yaitu berupa pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis adalah suatu

prosedur atau langkah-langkah dalam menguji suatu hipotesis dan yang pada

akhirnya akan menghasilkan suatu keputusan apakah hipotesis tersebut dapat

diterima atau ditolak.

Alat yang digunakan untuk mengetahui hubungan Variabel X dengan

Variabel Y, yang di mana untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan

variabel-variabel tersebut pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis

korelasi. Pengujian dengan menggunakan analisis korelasi dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan rumusan hipotesis statistik (H0 dan H1).

H0 : ρ = 0 : Tidak ada hubungan yang signifikan Variabel X dengan

Variabel Y

H1 : ρ ≠ 0 : Ada hubungan yang signifikan Variabel X dengan

Variabel Y

2. Menentukan taraf kemaknaan atau nyata α (level of significance α).

Taraf kemaknaan atau nyata α (level of significance α) ditetapkan α = 5%

3. Menggunakan statistik uji yang tepat.

Dalam penelitian ini menggunakan statistik uji t dengan rumus sebagai

berikut :

t = ρ √

Page 35: BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/3102/6/S_PKR_0906360_Chapter3.pdfgaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif

82

Dea Sekar Komala, 2013 Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Menghitung nilai statistik uji berdasarkan data yang dikumpulkan.

5. Membuat kesimpulan.