BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB...

35
64 BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1 Pengantar Dalam Bab ini, penulis akan memaparkan hasil temuan lapangan yang berkaitan dengan penelitian, hal ini diperlukan sebagai bahan analisis informasi subyektif dari para subyek penelitian. Informasi subyektif yang diambil adalah informasi-informasi yang berkaitan dengan pemilihan pekerjaan baik dari segi motif para lulusan dalam memilih program studi, motivasi para lulusan dalam memilih pekerjaan dan realita dunia pekerjaan yang dihadapi saat ini. Informasi subyektif ditarik melalui sesi wawancara kepada para subyek penelitian sesuai dengan pedoman wawancara yang telah disusun untuk mengetahui lebih rinci dan mendapatkan informasi mendalam dari para subyek. 3.2 Motif Para Lulusan Angkatan 2010-2012 dalam Memilih Program Studi Pendidikan Sosiologi UNJ Untuk mengetahui secara keseluruhan persepsi para lulusan Sarjana Pendidikan Sosiologi UNJ mengenai dunia pekerjaan, terlebih dahulu harus diketahui mengenai motif para lulusan pendidikan sosiologi tahun angkatan 2010-2012 dalam memilih Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ sebagai pilihan program studi dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Terdapat beberapa fakta yang telah menunjukkan bahwa ada beberapa di antara Sarjana Pendidikan yang lulus melalui Prodi Pendidikan Sosiologi dan tidak menjadi guru saat terjun ke dunia pekerjaan padahal jiwa dan komitmen

Transcript of BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB...

Page 1: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

64

BAB III

MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ

DALAM MEMILIH PEKERJAAN

3.1 Pengantar

Dalam Bab ini, penulis akan memaparkan hasil temuan lapangan yang berkaitan

dengan penelitian, hal ini diperlukan sebagai bahan analisis informasi subyektif dari

para subyek penelitian. Informasi subyektif yang diambil adalah informasi-informasi

yang berkaitan dengan pemilihan pekerjaan baik dari segi motif para lulusan dalam

memilih program studi, motivasi para lulusan dalam memilih pekerjaan dan realita

dunia pekerjaan yang dihadapi saat ini. Informasi subyektif ditarik melalui sesi

wawancara kepada para subyek penelitian sesuai dengan pedoman wawancara yang

telah disusun untuk mengetahui lebih rinci dan mendapatkan informasi mendalam

dari para subyek.

3.2 Motif Para Lulusan Angkatan 2010-2012 dalam Memilih Program Studi

Pendidikan Sosiologi UNJ

Untuk mengetahui secara keseluruhan persepsi para lulusan Sarjana Pendidikan

Sosiologi UNJ mengenai dunia pekerjaan, terlebih dahulu harus diketahui mengenai

motif para lulusan pendidikan sosiologi tahun angkatan 2010-2012 dalam memilih

Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ sebagai pilihan program studi dalam mencapai gelar

Sarjana Pendidikan. Terdapat beberapa fakta yang telah menunjukkan bahwa ada

beberapa di antara Sarjana Pendidikan yang lulus melalui Prodi Pendidikan Sosiologi

dan tidak menjadi guru saat terjun ke dunia pekerjaan padahal jiwa dan komitmen

Page 2: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

65

yang diimplementasikan melalui visi dan misi Program Studi Pendidikan Sosiologi

UNJ adalah mencetak output untuk menjadi guru sosiologi di Sekolah Menengah

khususnya SMA/MA yang kompeten dan profesional. Pada sub-bab ini dipaparkan

mengenai para lulusan yang masuk ke dalam Program Studi Pendidikan Sosiologi

UNJ, dan alasan serta tujuan para lulusan memilih Program Studi Pendidikan

Sosiologi UNJ sebagai wadah untuk mendapatkan gelar Sarjana.

Untuk mengetahui motif para alumni Program Studi Pendidikan Sosiologi UNJ

dalam berkuliah di Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ, penulis melakukan sesi

wawancara untuk memperoleh dan mengetahui informasi secara mendalam dan

konkret kepada para subyek penelitian mengenai alasan dan tujuan dalam memilih

Program Studi Pendidikan Sosiologi. Asumsi dasar yang dikenakan adalah para calon

mahasiswa yang memilih Program Studi Pendidikan Sosiologi adalah calon

mahasiswa yang menginginkan untuk menjadi guru sosiologi. Namun pada

kenyataannya, setelah melakukan sesi wawancara kepada subyek penelitian, seperti

Hanizar yang menyatakan bahwa pemilihan Prodi Pendidikan Sosiologi bukan suatu

prioritas utama melainkan karena arahan dari Orang tua.

“gue ikut UMB waktu itu pilihannya ada 5, Pendsos pilihan ke 4 gue milih itu karena orang

tua gue pengen salah satu anaknya harus ada yang jadi PNS lewat jalur Guru, walaupun gue

bilang untuk jadi PNS ga harus lewat jalur Guru tapi tetep orang tua pengennya jadi Guru

yaudah gue pilih 1 yang bener-bener Pendidikan yaitu Pendsos. Kenapa sosiologi? Karena

waktu SMA gatau kenapa ntah Guru atau pelajarannya itu terasa Gampang”1

Berdasarkan pernyataan Hanizar dapat diketahui bahwa dalam memilih Prodi

Pendidikan Sosiologi bukanlah prioritas utamanya dikarenakan orang tuanya

menginginkan Hanizar untuk menjadi guru. Selain itu, belum adanya keinginan

1 Hasil Wawancara kepada Hanizar (06 November 2017)

Page 3: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

66

Hanizar pada saat itu untuk menjadi guru karena memilih Prodi Pendidikan Sosiologi

di UNJ tidak berasal dari panggilan jiwa. Informan lain, yaitu Albert, alumni

Pendidikan Sosiologi tahun 2011 yang saat ini bekerja menjadi Guru Sosiologi di

sekolah swasta menyatakan bahwa pada saat masuk ke Prodi Pendidikan Sosiologi

UNJ karena menganggap bahwa akan mendapat dua ilmu yaitu ilmu pendidikan dan

ilmu sosiologi tanpa mengetahui pekerjaan yang direferensikan akan berujung untuk

menjadi guru.

“Gue ngerasa kalo gue dapet ilmu dobel pada saat itu, ilmu sosiologi dan ilmu pendidikan.

kenapa sosiologi? Karena salah satu mata pelajaran yang gue suka waktu SMA. Gue awalnya

gatau kalau kuliah di Pendsos bakalan diarahkan untuk menjadi guru itu gue gatau, gue belom

nyari sedalem itu. Gue tau dari brosur di rektorat ada sosiologi doang ada pendidikan

sosiologi. Waktu gue entry ke website gue baru konsul ke orang terdekat, ditanya sama orang

tua milih apa gue jawab Pendidikan Sosiologi lah dapet 2 ilmu, kata orang tua gue „oh yaudah

kamu bisa jadi guru‟ awal nya ga yakin, semua bisa jadi guru mau dari jurusan mana aja.”2

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa Albert

sepenuhnya belum mengetahui mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi akan

dibentuk menjadi seorang guru. Pemilihan Prodi Pendidikan di UNJ hanya

berorientasi pada keinginan untuk mendapatkan dua ilmu, dikarenakan perolehan

informasi pada saat itu hanya sebatas brosur yang diedarkan di Rektorat UNJ pada

masa penerimaan mahasiswa baru. Rasa ketidakyakinan yang terdapat dalam dirinya

bahwa pendidikan sosiologi didesain untuk menjadi guru diperkuat karena fakta di

lapangan bahwa banyak guru sosiologi di SMA ada yang berasal dari luar pendidikan

sosiologi. Selain Albert juga ada yang merasakan hal serupa dalam pemilihan Prodi

Pendidikan Sosiologi yaitu pada informan Pandu, alumni Program Studi Pendidikan

Sosiologi UNJ tahun angkatan 2011 yang saat ini bekerja menjadi Content Writer di

2 Hasil Wawancara kepada Albert (07 November 2017)

Page 4: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

67

salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan sampah bertanggung

jawab.

“Gue dapet cerita dari temen gue anak pendsos 2008, dia cerita kuliah di sosiologi tuh asik

penelitian ke pasar, kebaduy, pedesaan gue suka tuh kayak gitu-gitu, agak-agak lucu juga sih

di PENMABA itu formnya tertulis ada sosiologi ada sosiologi pendidikan bukan pendidikan

sosiologi, karena temen gue ceritanya nya sosiologi doang gue pikir ada sosiologi ada

pendidikan, wah dobel ini bidang ilmu nya yaudah gue klik lah sosiologi pendidikan di

PENMABA. Ternyata, gue baru tau lulusan sosiologi pendidikan jadi S.Pd”3

Setelah Albert, Pandu, Hanizar ada subyek penelitian yaitu Husen alumni

Program Studi Pendidikan Sosiologi angkatan tahun 2012 yang saat ini bekerja

menjadi Staf di salah satu lembaga Bimbingan Belajar yang juga menyebutkan bahwa

kesukaan terhadap mata pelajaran sosiologi menjadi alasan yang mendasari untuk

memilih Prodi Pendidikan Sosiologi di UNJ. Menurut Husen dikatakan bahwa

pelajaran sosiologi terasa mudah ketika dipelajari masa SMA. Selain rasa kesukaan

kepada ilmu sosiologi, Husein menilai dirinya kurang memahami informasi mengenai

Jurusan Sosiologi di UNJ.

“Gue kan IPS, ga suka sama ilmu eksak atau hitung-hitungan. Apalagi di IPS ada ilmu

Ekonomi, Geografi. Salah sedikit kelar, tapi kalau sosiologi ilmu dinamis dan ga ada hitung-

hitungan. Apalagi sosiologi itu kan tentang masyarakat sebab oleh karena itu gue milih

pendidikan sosiologi. Kenapa pendidikan sosiologi? Pemahaman gue kurang mengenai

Pendidikan Sosiologi UNJ atau Jurusan UNJ itu apa aja. Gue liat brosur gue ga ngeliat

sosiologi pembangunan. Waktu itu gue SBMPTN milih Unsoed Sosiologi murni gagal, gue

coba Ujian Mandiri UNJ milih Pendidikan Sosiologi. Eh tapi gue malah belum mantep sama

ilmu keguruannya. pas semester 3 udah menjurus ke ilmu keguruan sampe semester 6 gue

baru mikir salah milih jurusan ga ya?”4

Subyek penelitian lainnya yang merasakan hal serupa dari informan

sebelumnya adalah Galih, alumni Program Studi Pendidikan Sosiologi UNJ tahun

angkatan 2012 yang bekerja sebagai seorang guru sosiologi di salah satu Sekolah

3 Hasil Wawancara kepada Pandu (05 November 2017)

4 Hasil wawancara kepada Husein (11 November 2017)

Page 5: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

68

Negeri. Galih menyatakan bahwa dalam memilih Prodi saat mendaftar kuliah adalah

belum sepenuhnya mengetahui bahwa jurusan Sosiologi di UNJ terdapat Program

Studi Sosiologi Pembangunan dan Pendidikan Sosiologi. Namun, ketika mendaftar

kuliah, Galih memilih Pendidikan Sosiologi karena mengira bahwa kedua program

studi di jurusan sosiologi UNJ tersebut adalah sama.

“Memilih prodi pendsos karena seneng sama Pelajaran Sosiologi waktu di SMA, makanya

memilih untuk berkuliah di Sosiologi tapi waktu itu gatau kalo di UNJ ternyata sosiologi ada

dua, ada Pendidikan Sosiologi dan Sosiologi Pembanguna. karena gatau, akhirnya asal milih

yang penting sosiologi. Oh ternyata masuknya pendidikan sosiologi. Awalnya gatau

perbedaan nya, karena mikirnya yang penting masuk sosiologi. Anak muda jaman dulu kan

kita kan yang penting kuliah S1 dan belom tau lulusan nya nanti bakalan jadi seorang Guru

atau ngga. Waktu milih pendsos belum ada keinginan untuk jadi Guru”5

Hal serupa juga dirasakan oleh subyek penelitian perempuan yang saat ini

bekerja menjadi Consumer Loan di salah satu perusahaan yang bergerak dalam

bidang perbankan yang menyebutkan bahwa mata pelajaran sosiologi semasa SMA

itu mudah. Informan tersebut adalah Rana. Rana menyebutkan bahwa cita-citanya

dari semenjak sekolah ingin menjadi seorang guru, berbeda dengan subyek yang telah

disebutkan sebelumnya, Rana sepenuhnya mengetahui output yang dihasilkan oleh

Prodi Pendidikan akan dibentuk untuk menjadi seorang guru. Alasan Rana memilih

Pendidikan Sosiologi karenal dengan jurusannya semasa SMA, yaitu IPS.

“Emang sebelumnya pengen banget dari SMA jadi Guru, selama tes di UNJ karena pengen

jadi Guru ga pernah masuk, ikutlah Penmaba cuma 2 pilihan pertama milih PGSD, dan kedua

baru Pendidikan Sosiologi. Kenapa sosiologi? Karena jurusan waktu SMA itu IPS, nah

kebetulan di IPS itu ada sosiologi, dan ngerasa waktu itu Sosiologi itu Gampang”6

Berdasarkan pernyataan informan di atas, dapat diketahui minimnya informasi

yang diperoleh serta ketidaktahuan dari beberapa subyek penelitian mengenai Prodi

5 Hasil wawancara kepada Galih (31 Oktober 2017)

6 Hasil wawancara kepada Rana (13 November 2017)

Page 6: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

69

Pendidikan Sosiologi menjadi alasan para informan untuk memilih dan berkuliah di

Pendidikan Sosiologi. Bagi subyek penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, para

informan telah menyatakan bahwa bukan suatu masalah yang berarti apabila

berkuliah di Prodi Pendidikan Sosiologi. Walaupun berkuliah di Program Studi

Pendidikan Sosiologi UNJ bukanlah panggilan hati nurani untuk menjadi guru,

namun adalah merupakan atas dasar kesukaan kepada bidang sosiologi yang

mendasari motif dari para alumni berkuliah di Pendidikan Sosiologi UNJ.

Kemudian juga dapat diketahui terdapat motif selain rasa kesukaan terhadap

ilmu sosiologi yang mendasari beberapa lulusan pendidikan sosiologi untuk memilih

Prodi Pendidikan Sosiologi sebagai wadah mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan,

salah satu motif di antaranya adalah keinginan untuk menjadi guru sosiologi untuk

menggantikan para guru sosiologi tingkat SMA yang masih ada dan berlatar belakang

pendidikan yang berbeda dari yang telah diajarkan di bidang sosiologi. Salah satu

subyek penelitian yang menyatakan hal tersebut adalah Riyan, alumni Pendidikan

Sosiologi angkatan 2010 yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak

dalam bidang pengelolaan sampah bertanggung jawab dengan jabatan konsultan

sosial.

“Sebenernya ga pernah nyari-nyari tentang prodi pendidikan sosiologi, tapi karena waktu itu

ngeliat pelajaran sosiologi ada jurusannya ternyata. Kenapa pendidikan sosiologi? Karena

dulu di SMA dulu tuh gaada guru yang dari sosiologi murni, pikirannya sih biar kedepannya

ada lapangan pekerjaan nya, banyak lowongannya”7

Selain Riyan, ada subyek penelitian lainnya yang menyebutkan bahwa motif

masuk Pendidikan Sosiologi UNJ dikarenakan rasa ketertarikan untuk menjadi guru

7 Hasil wawancara kepada Ryan

Page 7: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

70

dan menyukai mata pelajaran favorit ketika SMA. Subyek penelitian tersebut adalah

Afriani, alumni Pendidikan Sosiologi angkatan 2010 yang saat ini bekerja menjadi

seorang guru Individual and Societies di sekolah bertaraf internasional.

“Gue emang tertarik dengan profesi sebagai Guru, selain itu juga gue suka sosiologi karena

mata pelajaran favorit gue waktu SMA.”8

Berdasarkan pernyataan tersebut, telah disebutkan bahwa memang sebetulnya

informan secara sadar memiliki ambisi untuk menjadi seorang guru sosiologi di

dasarkan atas rasa kesukaan dan ketertarikan terhadap ilmu pendidikan dan ilmu

sosiologi. Ambisi tersebut diimplementasikan dengan cara memilih Prodi Pendidikan

Sosiologi UNJ melalui jalur SNMPTN. Selain motif karena menginginkan untuk

menjadi guru, ada pula motif masuk Prodi Pendidikan Sosiologi karena didasari

keinginan untuk berkuliah dengan Program Studi yang masih tergolong cukup sedikit

di berbagai universitas lain. Informasi tersebut didapatkan oleh informan Septyo,

Alumni Pendidikan Sosiologi 2010 yang saat ini bekerja sebagai reporter disalah satu

perusahaan media yang bekerja sama dengan PEMKOT Tangerang.

“Pertamanya milih Pendsos lewat UMB cuma ga lolos, lalu ikut lagi PENMABA milih

Pendsos pilihan pertama alhamdulilah lolos keterima jadi mahasiswa pendsos non reguler

2010. Awalnya emang suka sama ilmu sosial terutama sosiologi waktu SMA dan pengen jadi

guru, saya juga liat nih di universitas-universitas belum banyak jurusan Pendidikan Sosiologi.

Ketika di UNJ buka prodi pendidikan sosiologi saya tertarik tuh untuk masuk pendidikan

sosiologi itu”9

Setelah mengetahui pernyataan para informan telah didapatkan informasi

pokok yaitu motif dasar mengapa para lulusan Program Studi Pendidikan Sosiologi

UNJ angkatan 2010-2012 dalam memilih Program Studi Pendidikan Sosiologi di

8 Hasil wawancara kepada Afriani (07 November 2017)

9 Hasil wawancara kepada Tyo (21 oktober 2017)

Page 8: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

71

UNJ dikarenakan suka dengan pelajaran Sosiologi ketika SMA. Selain motif utama,

terdapat motif lain di antaranya ketidaktahuan subyek dalam memahami perbedaan

Program Studi Sosiologi Pembangunan (murni) dengan Pendidikan sosiologi

sehingga beberapa subyek asal memilih program studi tanpa memperhatikan passion,

keterampilan dan keinginan hati nurani untuk menjadi apa ketika bekerja nanti. Selain

itu ada pula informan yang mengatakan bahwa keinginan untuk berkuliah di Prodi

Pendidikan Sosiologi dikarenakan Prodi tersebut sangat sedikit dibuka oleh

Universitas lain dan motif terakhir adalah keinginan untuk memenuhi ambisi menjadi

seorang guru sosiologi dan mencoba mencari informasi mengenai Program Studi

Pendidikan Sosiologi UNJ sebagai bahan pertimbangan dalam memilih Program

Studi Pendidikan Sosiologi.

Skema 3.1

Motif para Alumni Pendidikan Sosiologi UNJ Angkatan 2010-2012 masuk

kedalam Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ

Ambisi untuk

menjadi guru

Page 9: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

72

Sumber: Analisis Penulis, 2017.

3.3 Motif Para Lulusan Pendidikan Sosiologi UNJ Angkatan 2010-2012 pada

Pemilihan Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan dari para subyek penelitian adalah untuk mengetahui

mengenai latar belakang serta motif para subyek penelitian dalam menjalani dunia

pekerjaan. Pada setiap subyek penelitian digolongkan per angkatan yaitu angkatan

2010-2012 yang didalamnya terdiri dari awal mula subyek penelitian mulai bekerja,

pekerjaan yang saat ini sedang ditekuni, dan motif yang menyebabkan para subyek

penelitian melakukan pekerjaan tersebut. Subyek penelitian terdiri dari 9 orang yang

dibagi menjadi 3 pertiap angkatannya. Setiap 3 orang per angkatan terdiri dari 2

orang Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ yang bekerja selain

menjadi guru dan 1 orang Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ yang

Calon Mahasiswa

Alasan Lain

Arahan Orang Tua

Keinginan mendapat 2

ilmu

Ketidaktahuan

mengenai Prodi

Pendidikan Sosiologi

Keinginan untuk

kuliah saja

Keinginan

mendapatkan lapangan

pekerjaan yang tetap

Mendaftar

menjadi

Mahasiswa

Pendidikan

Sosiologi UNJ

Page 10: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

73

bekerja menjadi guru. Untuk mempermudah pembaca dalam menjelaskan bagian ini,

maka penulis membagi ke 9 subyek penelitian dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pekerjaan Para Alumni Pendidikan Sosiologi UNJ sesuai dengan Angkatan

Tahun 2010-2012

Page 11: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

74

No Angkatan 2010 Angakatan 2011 Angkatan 2012

1 Ryan Hartanto [Laki-Laki,

25 Tahun, lulus pada tahun

2015]

Bekerja pada perusahaan

Waste 4 Change yang

bergerak dalam bidang

pengelolaan sampah

Jabatan yang ia tempati

saat ini adalah Konsultan

Sosial

Bekerja sebagai konsultan

sosial karena Gaji yang

ditawarkan lebih besar

dibandingkan menjadi

guru

Pandu Priyambodo [Laki-

Laki, 27 Tahun, Lulus pada

tahun 2016]

Bekerja (dalam tahap

Probation) pada perusahaan

Waste 4 Change yang

bergerak dalam bidang

pengelolaan sampah

bertanggung jawab

Jabatan yang saat ini ia

tempati adalah Content

Writer

Bekerja selain menjadi guru

karena masih banyak

tanggungan administrasi

dalam kebutuhan hidup,

masih mencari penghasilan

yang lebih besar dari guru

Husein Tulus Prayitno[Laki-

laki, 23 Tahun, Lulus pada

tahun 2017]

Bekerja pada Perusahaan

Nurul Fikri yang bergerak

dalam bidang

pendidikan/Bimbingan

Belajar

Jabatan yang ditempati saat

ini adalah Staff administrasi

Siswa Nurul Fikri

Bekerja selain menjadi guru

karena ekonomi, dan merasa

kurang percaya diri menjadi

tenaga pendidik karena

merasa kurang passion

dalam mengajar

2 Septyo Fajar Rifai [Laki-

Laki, 25 Tahun, Lulus

pada tahun 2015]

Bekerja di bawah naungan

Pemda Tangerang yang

bergerak dalam bidang

Informasi yang di

implementasikan dalam

Tangerang TV

Job desk yang ia dapatkan

dalam Tangerang TV

yakni sebagai Reporter

Bekerja sebagai reporter

karena gaji yang

ditawarkan lebih besar

Hanizar [ Laki-Laki, 24

tahun, Lulus pada tahun

2016]

Saat ini bekerja di sebuah

perusahaan kargo yang

bergerak dalam bidang

online platform logistics

Jabatan yang dipegang

sebagai Business

Developement dengan Job

desk mengajarkan

bagaimana para Vendor

menggunakan aplikasi

Online based logistic

Hanizar ada keinginan

Rana Asma Watsiqah

[Perempuan. 23 tahun, Lulus

pada tahun 2017]

Saat ini bekerja disebuah

perusahaan yang bergerak

dalam bidang perbankan

yaitu NOBU Bank

Jabatan yang dipegang

sebagai Consumer loan

dengan job desk melayani

konsumen dalam melakukan

administrasi dibidang kredit

rumah atau apart.

Rana ada keinginan untuk

menjadi guru namun guru

Page 12: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

75

dibandingkan menjadi

guru

untuk menjadi guru apabila

beban kerja sebanding

dengan gajinya.

SD,SMP karena tidak

percaya diri mengajar di

SMA

3 Afriani [Perempuan,25

Tahun, Lulus Pada tahun

2015]

Bekerja menjadi guru

Individual & Societies

gr.6-8 di Mentari

Intercultural School

Jakarta

Awal mula menjadi guru

karena mendapat

informasi dari teman

kuliah via Whats app

untuk menempati posisi

guru yang kosong pada

saat itu

Bekerja menjadi guru

disekolah internasional

adalah sebuah tantangan

dan kesempatan

tersendiri baginya karena

dapat mengembangkan

potensi dalam mengajar

sekaligus dapat

mengasah skill bahasa

inggris secara luas

Albert Magnus Dana

Suherman [Laki-laki, 24

Tahun lulus pada tahun 2016]

Bekerja sebagai guru

Sosiologi di SMA Cahaya

Sakti, Kampung Melayu.

Awal mula menjadi guru

mendapat informasi

mengenai lowongan

menjadi guru dari dan telah

memulai masa ajar selama

3 bulan dimulai Agustus

2017 dengan status Guru

Honorer

Bekerja sebagai Guru untuk

sementara dan berharap

bekerja diluar dunia

pendidikan karena

pendapatan sebagai guru

sangat minim

Galih Septiady [Laki-Laki,23

tahun, Lulus Pada tahun 2017]

Bekerja menjadi guru

Sosiologi di SMAN 21

Bekasi

Awal mula menjadi guru

mendapat informasi melalui

guru semasa SMA untuk

menempati posisi guru

sosiologi SMA tersebut yang

kosong

Bekerja menjadi guru karena

merasa bahwa bekerja selain

menjadi guru tidak mampu

mengembangkan potensi diri,

walaupun gaji yang

ditawarkan untuk menjadi

guru lebih rendah.

Sumber: Analisis Penulis, 2017.

Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa motif dalam menggeluti pekerjaan

dari setiap subyek beragam-ragam. Pada subyek pertama, kedua, keempat, dan kelima

terdapat informasi bahwa mereka bekerja didasari atas dasar kebutuhan ekonomi.

Beberapa di antara mereka belum menginginkan menjadi guru maupun tidak tertarik

Page 13: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

76

menjadi guru, hal ini dikarenakan gaji yang ditawarkan untuk menjadi guru lebih

sedikit dibandingkan pekerjaan yang mereka sekarang tekuni. Selain itu, ada

beberapa informan yang menyatakan bahwa job desk guru mengenai administrasi

membebani.

Ryan, informan pertama pernah bekerja menjadi guru selama 1 tahun. Namun

dikarenakan pendapatan yang ia terima dirasa kurang, informan pertama memutuskan

untuk pindah bekerja di Waste 4 Change. Selain itu motif dalam bekerja di Waste 4

Change adalah perhatian dari informan terhadap lingkungan mengenai kesadaran

pengelolaan sampah di dalam masyarakat yang kurang. Perhatian informan terhadap

lingkungan diimplementasikan dalam bekerja sebagai konsultan sosial Waste 4

Change untuk mengkampanyekan program 3R yaitu Reuse, Reduce, Recycle. Selain

penggunaan Waste 4 Change sebagai wadah informan dalam mengimplementasikan

perhatian mengenai lingkungan. Informan bekerja di Waste 4 Change karena gajinya

lebih besar dibandingkan ketika menjadi guru.

“Pindah ke Waste 4 Change karena gaji, range nya antara 4 sampai 5 juta. Sudah berjalan 1

tahun bekerja di waste 4 change.”10

Ada rasa kebanggaan timbul dari dalam diri informan ketika kerja di Waste 4

Change yang ditunjukkan dari kebanggaan diri informan yang bisa memberikan

edukasi kepada masyarakat mengenai sampah. Informan mengaku rasa kebanggannya

itu muncul karena bisa menyadarkan orang untuk bisa menggunakan atau melakukan

sesuatu yang bijak terhadap sampah agar sampah bisa di kelola dengan baik.

“Bangga sih di Waste 4 change itu wirausaha sosial ya, selain berwirausaha, kita bersosial

juga, kita ngurangin sampah edukasi masyarakat, sekolah, perkantoran ya itu yang bikin

10

Hasil wawancara kepada Ryan (21 oktober 2017)

Page 14: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

77

bangga sih. Bangga bisa menyadarkan orang bahwa sampah itu ada yang berharga, dan bisa

jadi masalah juga.”11

Selain Ryan, ada subyek penelitian lain yang mempunyai motif sama seperti

Ryan yaitu bekerja selain menjadi seorang guru yakni Septyo yang biasa dipanggil

Tyo. Informan Tyo menuturkan bahwa ada rasa kebanggaan tersendiri ketika menjadi

seorang reporter, implementasi rasa kebanggaan menjadir dicurahkan melalui kinerja

ketika bekerja di Tangerang TV. Rasa kebanggaan yang timbul antara lain adalah ia

mampu memberikan informasi aktual kepada masyarakat luas mengenai berita-berita

yang ia kemas melalui media elektronik maupun televisi sehingga harapan

kedepannya masyarakat mampu berpartisipasi dalam program Tangerang Tv.

“saya di tangerang tv ini adalah rasa bangga, rasa kebermanfaatan diri saya kepada orang

banyak ketika menyampaikan sebuah informasi yang sebelumnya masyarakat tidak tahu

menjadi tahu. Dengan adanya informasi-informasi tersebut infomasi tentang kota, tentang

program-program kota jadi masyarakat ya dapat berpartisipasi karena informasi-informasi

tersebut”12

Selain aktualisasi diri yang dilimpahkan melalui pekerjaan, terdapat alasan

informan untuk memilih bekerja menjadi reporter di Tangerang Tv bukan menjadi

guru adalah karena tawaran gaji menjadi reporter lebih besar dibandingkan menjadi

guru. Alasan lain mengapa informan memilih tawaran menjadi reporter karena gaji,

informan juga menginginkan untuk mencari pengalaman baru dengan suasana kerja

baru dibandingkan menjadi guru karena informan sudah mengetahui semasa kuliah

bahwa bekerja menjadi guru seperti apa dan bagaimana. Informan juga menuturkan

bahwa sebelum menjadi reporter ada tawaran untuk menjadi guru pada salah satu SD

di Tangerang dengan tawaran menjadi Guru IPS

11

Hasil wawancara kepada Ryan (21 Oktober 2017) 12

Hasil wawancara kepada Tyo (21 Oktober 2017)

Page 15: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

78

“Sebelumnya saya mendapatkan tawaran mengajar tapi itu bukan SMA dan bukan di bidang

Pendidikan Sosiologi ya, jadi ya saya memilih pekerjaan di Tangerang TV jadi tim liputan itu.

saya mendapat tawaran di SD selain bukan bidangnya ya karena penghasilan sebagai

pertimbangan besar, gajinya di SD itu di bawah 1 juta”. “Kalau saya menjadi guru kan udah

kebayang tuh waktu magang, Guru mengajarkan Murid tentang suatu pelajaran. Tapi ini ada

tawaran untuk menjadi tim liputan mengenai program-program, kan jadi banyak hal baru

yang bisa saya pelajari”13

Setelah Ryan dan Tyo ada subyek penelitian lain yang bekerja di bidang non-

guru adalah Pandu. Informan Pandu menuturkan bahwa motif kerja saat ini adalah

faktor ekonomi. Selama ini, informan telah banyak menyerap informasi mengenai

pendapatan menjadi guru, dan menyadari bahwa pendapatan guru tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhanny. Informan menuturkan bahwa pendapatan menjadi guru

tergantung dimana tempat guru itu mengajar (swasta atau negeri) dan status guru

(PNS atau honorer). Keinginan untuk menjadi guru bagi informan adalah bukan

prioritas utama karena pendapatan untuk menjadi guru honorer masih terlampau kecil

yaitu sekitar Rp.1.400.000-Rp.2.500.000 untuk di sekolah swasta, dan Rp. 2.500.000-

2.700.000 untuk di sekolah negeri. Pendapatan tersebut masih dibilang rendah

dibandingkan bekerja menjadi Content Writer sebesar Rp.3.000.000-Rp.4.000.000.

“Gue ga berusaha untuk menjadi orang yang idealis sih, Duit udah sih duit itu yang menjadi

rasionalitas gue ketika bekerja di Waste 4 Change walaupun banyak yang bilang untuk nyari

duit di Waste 4 Change sebetulnya ga ada Ndu, tapi lo bisa digaji sebulanan nya, yang lagi-

lagi balik lagi yang lebih besar gajinya dari Guru”14

Ada keinginan untuk menjadi PNS karena dilihat dari faktor ekonomi yang

menjanjikan apabila menjadi guru dengan status PNS. Namun, keinginan dari dalam

diri informan untuk saat ini masih belum menginginkan untuk menjadi guru,

walaupun sepenuhnya menyadari bahwa pekerjaan menjadi guru adalah

13

Hasil wawancara kepada Tyo (21 Oktober 2017) 14

Hasil wawancara kepada Pandu (05 November 2017)

Page 16: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

79

menyenangkan. Namun, pertimbangan informan muncul dalam memilih pekerjaan

dan tidak memilih untuk menjadi guru karena merasakan bagaimana “repotnya”

menjadi guru ketika PPL dalam urusan administrasi seperti pembuatan silabus dan

RPP. Selain itu, informan juga mengakui belum memahami tentang ilmu

kependidikan secara matang.

“Ngajar itu asik sebenernya, gue orangnya demen ngomong gue seneng orang ngedengerin

gue ngomong, gue nge-lead (memimpin) ke anak-anak murid proses kegiatan belajar

mengajar nya dikelas. Cuman, gue ngga tahan dengan administrasi dalam mengajar seperti

RPP dan silabus terus penilaian, gue sempet ngomong sama Albert “bet sebener nya jadi guru

itu enak ya cuma tetek bengek nya ini bikin kelimpungan dan bikin penelitian.” Dari

pengalaman PPL itu gue ngomong sama Albert kayaknya gue gatahan jadi guru”15

Keinginan untuk menjadi guru dialami oleh subyek penelitian lain yaitu

Hanizar, alumni Pendidikan Sosiologi yang bergelar S.Pd (Sarjana Pendidikan)

angkatan 2011 telah mencoba untuk melamar menjadi guru sosiologi di tiga sekolah

swasta dan tidak tertarik untuk melamar pekerjaan menjadi guru sosiologi di sekolah

negeri karena telah memiliki standar gaji untuk mencukupi kebutuhan. Menurut

informan bekerja menjadi seorang guru sosiologi di sekolah negeri belum mencapai

standar gaji yang telah ditetapkannya. Namun perlu diketahui sekarang ini justru

informan bekerja menjadi Business Development pada sebuah perusahaan yang

bergerak dalam bidang Online Based Logistics.

“Gue sebenernya apply sih di 3 sekolah untuk jadi guru tapi gue memilih yang kira-kira

sesuai sama gajinya, biasanya swasta sih yang gue cari. Kalo negeri yah lo tau lah ya gue

musti ngejar-ngejar jam sebenernya, gue udah punya standar gaji segini misalnya buat

kebutuhan hidup aja loh ya bukan untuk mewah-mewah, karena kalo di negeri ga nyampe

standar gajinya gue untuk kebutuhan hidup aja.”16

15

Hasil wawancara kepada Pandu (05 November 2017) 16

Hasil wawancara kepada Hanizar (06 November 2017)

Page 17: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

80

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pada

kenyataannya motif informan dalam memilih pekerjaan adalah pekerjaan yang

mampu memberikan gaji yang sesuai dengan standar gaji yang telah dimilikinya.

Alasan untuk bekerja menjadi Business Development ini dikarenakan faktor ekonomi

karena di dalam keluarga informan terdapat tradisi bahwa seorang anak setidaknya

harus bisa memberikan sedikit pendapatannya kepada orang tua. Di samping itu, ada

kebutuhan lain yang ingin dicapai oleh informan melalui pekerjaan menjadi seorang

business development di antaranya kebutuhan untuk biaya harian, cicilan mobil dan

menabung untuk menikah, selain itu ada kebutuhan psikologis yakni sebagai wadah

aktualisasi diri dalam mengembangkan potensi diri dalam bekerja.

“Waktu masuk kargo gue ditanya sama HRD gue sesuai kriteria ga? Gue ga tau kriteria gue

apa yang harus gue masukin karena waktu itu gue lagi butuh-butuhnya uang karena keluarga

gue kan gitu ya punya tradisi kalau anak harus ngasih ke orang tua. Walaupun bapak gue

sebenernya kerja, gue tetep harus ngasih. Gue gabiasa minta makanya gue kerja, kerja apapun

gue kerjain. Enaknya di Kargo ga ngeliat Background gue Kebutuhan yang harus gue penuhin

pas kerja di kargo seperti bayar cicilan mobil, dan gue mau nikah.”17

Motif sebagian besar dari para subyek penelitian dalam memilih pekerjaan

rata-rata adalah jumlah penghasilan yang didapatkan (utilitarian). Motif lain para

lulusan memilih pekerjaan adalah nilai-nilai yang di percayai (aksiomatik) dan situasi

dan kondisi (Situasional). Bentuk motif-motif tersebut tercermin melalui pernyataan

keinginan untuk mendapatkan gaji yang besar, ingin mengembangkan diri melalui

mengajar sebagai guru dan ingin bekerja karena situasi diri dan kondisi.

Hasil analisis yang telah diperoleh dapat ditelaah bahwa motif-motif para

lulusan Pendidikan Sosiologi UNJ tahun angkatan 2010-2012 adalah beragam-ragam.

17

Hasil wawancara kepada Hanizar (06 November 2017)

Page 18: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

81

Untuk menggambarkan secara mudah dalam menelaah sub-bab ini, penulis akan

memaparkan kerangka berfikir motif para lulusan Sarjana Pendidikan Sosiologi

dalam memilih pekerjaan secara singkat. Kerangka berfikir bertujuan untuk

mempermudah para pembaca dalam memahami analisis penulis.

Skema 3.2

Peta Pemikiran Motif Lulusan Pendidikan Sosiologi

Dalam Memilih Pekerjaan

Sumber: Analisis Penulis, 2017.

3.4 Realita Dunia Pekerjaan yang Dihadapi sebagai Pilihan Rasional Lulusan

Sarjana Pendidikan Sosiologi Angkatan 2010-2012 dalam Memilih

Pekerjaan

Mahasiswa

Pendidikan

Sosiologi

Lulus Menjadi

Sarjana Pendidikan

Menjadi Guru

Sosiologi

Memilih pekerjaan

selain Guru Sosiologi

Reporter

Jurnalis

Community

Development

Konsultan

Sosial

Guru IPS

dan lain-lain

Memilih pekerjaan karena:

Aksiomatik

Utilitarian

Situasional

Page 19: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

82

Realita dunia pekerjaan yang dihadapi para lulusan Pendidikan Sosiologi tahun

angkatan 2010-2012 yang sudah bekerja menjadi guru maupun non-guru yang telah

dideskripsikan melalui keseluruhan subyek penelitian dengan mengenakan gelar

Sarjana Pendidikan namun tidak semua subyek penelitian menjadi guru. Melihat pada

tabel 3.1 disebutkan bahwa beberapa di antara subyek penelitian pada nyatanya ada

yang bekerja di bidang non-keguruan. Subyek penelitian sebagian besar mengatakan

bahwa mereka bekerja selain menjadi guru dikarenakan aspek ekonomi yaitu

pendapatan yang dihasilkan oleh guru sebagian besar masih berada di bawah apa

yang diharapkan.

Beberapa informan mengemukakan bahwa kondisi realita dunia pekerjaan saat

ini berbeda dari yang diekspektasikan yaitu pekerjaan menjadi guru sangat berbeda

dari yang diharapkan, khususnya mengenai pendapatan, akses masuk, kurikulum.

Beberapa informan juga menyinggung ekspektasi bekerja mengenai pekerjaan non-

keguruan juga memiliki beberapa kendala mulai dari passion dan keterampilan yang

dimiliki, ada yang tidak sesuai dengan job desk pekerjaan, gaji yang diharapkan

berbeda dengan gaji yang diterima dan lain-lain. Realita dunia pekerjaan di lapangan

melibatkan pendapatan dapat diketahui dari rata-rata para informan yang telah

menjelaskan bahwa pendapatan yang didapatkan ketika menjadi guru masih tergolong

rendah. Hal ini dikarenakan berstatus guru honorer/guru tidak tetap. Namun, ada

informan yang telah bekerja menjadi guru tetap di suatu sekolah namun bukan guru

sosiologi di tingkat SMA yang sesuai kompetensi yang dipersiapkan oleh Prodi

Pendidikan Sosiologi UNJ yaitu guru individual & societies di kelas 6 tingkat SD dan

7-8 tingkat SMP.

Page 20: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

83

Guru tersebut adalah informan ketiga yaitu Afriani, Sarjana Pendidikan Alumni

dari Pendidikan Sosiologi angkatan 2010 UNJ yang saat ini bekerja menjadi guru di

salah satu sekolah internasional yaitu Mentari Intercultural School Jakarta. Informan

sebagai guru individual & societies mengajarkan kepada muridnya mengenai ilmu

sosial, dan informan sangat percaya diri dalam mengajar karena sudah mendapatkan

bekal dalam mengajar selama berkuliah di UNJ. Namun realita yang dialami oleh

informan selama mengajar adalah gaji yang diterima tidak sesuai dengan harapan

mengingat sekolah sebagai tempatnya mengajar adalah sekolah internasional. Selain

pendapatan, informan juga menyinggung berbagai kendala yang dialami selama

mengajar adalah menyesuaikan ilmu yang dapat diserap oleh murid harus sesuai

dengan kurikulum yang telah DIKNAS tetapkan, sedangkan kurikulum yang

digunakan di sekolah internasional berbeda dengan ketetapan DIKNAS.

“Sebenernya gue kira ngajar di sekolah internasional tuh dapetnya sekitar 7 jutaan apalagi

guru kan dituntut untuk bisa bahasa inggris dengan fasih itu udah suatu kriteria yang cukup

sulit dipenuhi bagi guru pada umumnya kan. tapi gaji yang gue terima kurang lebih 5 juta

untuk saat ini. Untuk kendala nya sendiri kayak gue harus nyesuain apa yang DIKNAS minta

untuk mempersiapkan anak bisa lulus UN dengan kurikulum yang dipakai di Mentari yang

ngikutin kurikulum Internasional”18

Selain Afriani, pada informan pertama yaitu Ryan juga menuturkan bahwa

pendapatan yang didapatkan berkisar antara Rp.3.000.000-Rp.4.000.000 ketika

bekerja di Waste 4 Change. Menurut informan, gaji yang didapatkan dengan

pekerjaan sekarang di Waste 4 Change jauh lebih besar dibandingkan pendapatan

menjadi guru untuk domisili Tangerang. Hal ini disebabkan karena informan pernah

bekerja menjadi seorang guru selama satu tahun di Tangerang dengan pendapatan

18

Hasil wawancara kepada Afriani (07 November 2017)

Page 21: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

84

yang diterima pada waktu itu adalah berkisar pada Rp.1.000.000-Rp.2.000.000.

Padahal, informan mengharapkan gaji yang dapat diterima adalah sebesar

Rp.4.000.000 untuk menjadi guru setelah lulus menjadi Sarjana Pendidikan.

“Ini dia problema menjadi guru, jadi ketika kita lulus tuh pasti kaget gaji guru tuh berapa.

Kalau gaji yang saya harapkan sih sekitar 4 juta-an untuk jadi guru”19

Realita dunia pekerjaan saat ini dipenuhi dengan berbagai suatu kendala dan

jauh dari yang diharapkan oleh para subyek. Selain itu, terdapat ketidakpastian dalam

kesejahteraan yang dijanjikan dalam pekerjaan yang mengurungkan niat salah satu

subyek untuk menjadi guru PNS maupun PNS non keguruan yaitu Hanizar. Menurut

Hanizar, informasi mengenai penerimaan menjadi PNS kini sulit didapatkan. Di

samping itu, terdapat beberapa fakta yang diungkapkan oleh informan bahwa

ketidakpastian pengangkatan guru PNS membuatnya tidak menginginkan menjadi

seorang guru di sekolah negeri saat ini dan dunia pekerjaan adalah sangat bergantung

kepada link untuk mengetahui penerimaan pekerjaan.

“Kesempatan untuk menjadi Guru PNS aja gatau kapan kan. Lo kalo dapet cerita jadi guru 5

tahun baru diangkat jadi PNS nah guru pamong gua 15 tahun jadi guru ga jadi pns juga mau

kapan kejar sertifikasinya dia?. Kerja tuh masalah link sih sekarang gue pendidikan tapi gue

kerja di perusahaan startup, kalo ngandelin almamater nih lu pasti bakal ngerasain deh waktu

lo ngelamar kerja UNJ banyak ga ada, kalo lo klik background education lo, lo dari

universitas mana lo cari ujung-ujungnya lo bakal klik Other University. Waktu itu gue daftar

di perusahaan yang kantor nya di pulogadung padahal, masa HRD nya gatau UNJ.”20

Subyek lain seperti Rana yang bercita-cita menjadi guru mengatakan bahwa

kompetensi yang dituntut untuk menjadi guru sudah memasuki tahap baru

dikarenakan cara dan pola berfikir para murid SMA yang sudah mulai berkembang

dan lebih kritis dibandingkan dengan masa-masa ketika informan masih bersekolah.

19

Hasil Wawancara kepada Ryan (21 Oktober 2017) 20

Hasil wawancara kepada Hanizar (06 November 2017)

Page 22: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

85

Selain itu, tuntutan lain untuk mengajar di sebuah sekolah swasta, seperti harus dapat

menguasai bahasa Inggris, serta pendapatan guru honorer di sekolah menjadi suatu

kendala tersendiri bagi informan sehingga diurungkan niat untuk bekerja menjadi

guru SMA, apalagi pendapatan untuk menjadi guru sosiologi di sebuah Bimbingan

Belajar masih terbilang belum mencukupi kebutuhan.

“Ga mau Guru SMA pengennya, karena ngerasa anak SMA itu masa puber, merasa masih ada

keraguan kalau mereka bisa dibilangin sama kita, sekarang ini untuk jadi guru di SMA yang

lumayan bagus itu harus bisa bahasa inggris itu untuk swasta, kalau negeri belom nyoba. Jadi

guru bimbel aja 100 ribu per 90 menit. Masih tertarik sebetulnya untuk jadi guru SMA cuma

kalau ngomongin kebutuhan jadi Guru Honorer di SMA ga terlalu besar. Cita-cita sama

realita nya beda”21

Subyek penelitian lain yaitu Albert yang merupakan alumni Pendidikan

Sosiologi angkatan 2011 juga menuturkan bahwa timbul rasa ketidakpercayaan diri

untuk mendapatkan pekerjaan dengan gelar seorang sarjana, perlu diketahui bahwa

informan saat ini berprofesi sebagai seorang guru sosiologi pada salah satu sekolah

swasta untuk mengisi kekosongan guru sosiologi di sekolah tersebut. Selain itu,

informan bekerja menjadi guru karena ingin punya pekerjaan tetap dengan

pendapatan yang tetap. Sayangnya, dengan gaji sekitar Rp.1.500.000-Rp.2.000.000

belum terbilang cukup untuk kebutuhan. Oleh karena itu, informan memiliki

keinginan untuk alih profesi dari guru yang akan dilakukan pada waktu dekat.

Namun, informan menyadari bahwa sulit mendapatkan pekerjaan di lapangan dengan

titel S.Pd yang dikenakannya. Harapan informan untuk beralih ke pekerjaan yang

berhubungan dengan media sebagai ambisi Albert untuk menjadi karyawan tetap di

suatu media informasi.

21

Hasil wawancara kepada Rana (16 November 2017)

Page 23: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

86

“Ternyata pas masuk dunia kerja, tidak cukup mudah untuk mendapatkan pekerjaan diluar Guru

dengan titel S.Pd. bahkan untuk daftar pekerjaan dengan titel S.Pd gue agak kurang percaya

diri. Waktu gue kerja di kompas gue bilang gue Sosiologi doang. Mereka seneng dengan anak

sosiologi, anak anak litbang seneng sama anak sosiologi dia mampu mengolah data, melakukan

survey turun ke masyarakat. tapi pas gue punya keinginan untuk bekerja tetap seenggak nya ga

freelance makanya gue ngajar, gue ditelpon kompas “bert ada proyek tanggal segini-segini lo

bisa ga?” gue jawab “wah sorry nih bang gue ngajar” dia bilang “loh kok lo ngajar bukannya lo

sosiologi? Gue jawab lagi dong “iya gue sosiologi bang, tapi Pendidikan, gue S.Pd”22

Selain ketidakpercayaan diri informan terhadap pengenaan titel Sarjana

Pendidikan dalam dunia pekerjaan, juga terdapat kendala dalam memilih pekerjaan

walaupun telah mengenakan titel Sarjana Pendidikan. Sebelum bekerja freelance di

Kompas, informan sempat mencoba mendaftar CPNS. Pada kenyatanya, persaingan

dalam perebutan CPNS sangat sulit dicapai bagi para lulusan Sarjana Pendidikan.

Kesempatan dalam merebut CPNS dirasa sulit karena klasifikasi administrasi yang

dibutuhkan dalam penerimaan pegawai jumlahnya sangat sedikit yang membutuhkan

orang-orang dengan latar belakang pendidikan S.Pd.

“CPNS 2 kali gue ikut pertama KEMENKUMHAM sama banyak lagi tuh.

KEMENKUMHAM itu ada yang minta sosiologi doang gue lupa bagian apa tapi klasifikasi

nya sosiologi doang/hukum/kriminologi. Waduh sosiologi doang nih, pendidikan sosiologi

bisa ga ya? Itu aja udah buat gue ragu gue apply ternyata ga lulus administrasi karena gue

S.Pd bukan S.Sos. yang kedua ketemu nih BNPT bagian analis rehabilitasi dan resosialisasi

tahanan teroris. klasifikasi sosiologi/psikologi/pendidikan. Wah ada sosiologi ada pendidikan

nih gue sikat, ga lolos lagi administrasi. padahal kalo ngomongin administrasi gue

lengkap,IPK juga ga dibawah syarat, gue udah milih yang kuotanya banyak lagi.”23

Realita dunia pekerjaan juga digambarkan oleh pernyataan Pandu bahwa di

dalam perusahaan, seorang pegawai atau karyawan dituntut untuk berkembang dan

memiliki progress dalam setiap pencapaiannya. Selain perkembangan hasil, tuntutan

pengembangan diri dan adaptasi juga diperlukan dalam kinerja pegawai dalam suatu

pekerjaan di perusahaan. Informan juga menjelaskan bahwa dunia pekerjaan tidak

22

Hasil wawancara kepada Albert (07 November 2017) 23

Hasil wawancara kepada Albert (07 November 2017)

Page 24: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

87

serta merta berbicara mengenai hasil. Di samping itu kemampuan, passion, inovasi

juga menjadi sebuah tuntutan dalam bekerja disuatu perusahaan.

“Sulit banget bro sulit, lo harus di push dengan target. Kalo lo kuliah tanggung jawab lo

dengan deadline buat diri lo sama buat Dosen, tapi di dunia pekerjaan tetep ada deadline tapi

lebih besar dari itu, tapi tanggung jawab lo berdampak pada perusahaan itu sendiri. Kaya gue

salah posting, trus klien complain. Putus kontrak dong, berartikan kantor lo kehilangan

sumber pendapatan. Kompetitif nya lebih gila-gilaan, jangan kira kinerja lo ga diliat sama

atasan lo, diliat mulai dari kinerja dan attitude lo. di perusahaan lo dituntut untuk berkembang

bukan stagnan intinya di perusahaan lo di bayar buat kerja dan berkembang”24

Setelah menelaah dan menganalisis informasi yang telah diberikan oleh para

subyek penelitian dapat dikatakan bahwa sejatinya realita dunia pekerjaan meliputi

banyak hal seperti kendala, tuntutan, tanggung jawab, penghasilan di luar harapan

dan ketidakpastian. Ekspektasi para lulusan pendidikan sosiologi sejatinya tidak

seperti realita yang ada mengenai dunia kerja, untuk itu para lulusan pendidikan

sosiologi dituntut mampu beradaptasi dengan pekerjaan pilihan yang telah dipilih.

Pertimbangan secara matang dalam memilih pekerjaan menjadi cara pertama para

lulusan pendidikan sosiologi UNJ agar dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan

kebutuhan fisiologis dan psikologis.

3.5 Kompetensi yang Diharapkan Program Studi Pendidikan Sosiologi kepada

Output

Analisis mengenai penggunaan keterampilan dan pengaplikasian Ilmu

Pendidikan dan Ilmu Sosial yang didapatkan subyek penelitian semasa berkuliah di

kampus diketahui bahwa kompetensi yang diharapkan program studi yang

dipersiapkan untuk output adalah lulusan yang mampu menjadi guru sosiologi secara

profesional, sebagai profesi utama yang disarankan oleh Prodi Pendidikan Sosiologi.

24

Hasil Wawancara kepada Pandu (05 November 2017)

Page 25: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

88

Harapan prodi lebih lanjut dalam menghasilkan lulusan yang kompeten adalah

dituangkan dalam capaian pembelajaran program studi (PLO) yang berisi:

“Guru sosiologi dengan kompetensi: (a) terampil merencanakan, melaksanakan merefleksikan

dan mampu evaluasi pembelajaran sosiologi jenjang pendidikan menengah. (b) terampil

melakukan inovasi pembelajaran sosiologi yang kontekstual, bermakna dan menyenangkan.

(c) menguasai konsep-konsep dan perspektif sosiologi serta menggunakannya untuk

mendiagnosis masyarakat Indonesia di tengah perubahan global.”25

Selain capaian pembelajaran program studi yang menyiapkan output menjadi guru

sosiologi di tingkat sekolah pendidikan menengah, terdapat profesi tambahan yang

disarankan untuk para lulusan Pendidikan Sosiologi seperti :

“(1)Guru Antropologi, (2) Guru IPS, (3) Peneliti pendidikan dan kemasyarakatan, (4) pekerja

community development bidang pendidikan (LSM, CSR Perusahaan dan Pemerintahan), (5)

Pekerja media (Penulis Buku Pendidikan dan Kemasyarakatan, Jurnalis Pendidikan, Editor

Buku)”26

Setelah mengetahui profesi yang diharapkan prodi pendidikan sosiologi UNJ

kepada para lulusannya, maka prodi bertugas dengan sebaik-baiknya untuk

mempersiapkan para lulusan sesuai dengan capaian yang diharapkan. Tugas tersebut

diimplementasikan melalui mata kuliah yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya.27

Mata kuliah tersebut diharapkan mampu memberikan pembekalan kepada para

mahasiswa dari segi disiplin ilmu pendidikan maupun ilmu sosiologi. Selain

pembekalan ilmu, melalui mata kuliah yang telah diberikan juga diberikan

pembekalan keterampilan seperti mengajar, penelitian dan kemampuan analisis.

Untuk mempermudah memahami tujuan sub-bab ini, penulis mendeskripsikannya

kedalam dua bagian, yaitu:

25

Capaian Pembelajaran Prodi Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNJ. [Online]. Tersedia di:

http://fis.unj.ac.id. Diakses Pada 21 Februari 2017. 26

Capaian Pembelajaran Prodi Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNJ. Loc.Cit. 27

Perhatikan Tabel 2.2.

Page 26: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

89

3.5.1 Keterampilan Yang Didapat Oleh Lulusan Sarjana Pendidikan Sosiologi

UNJ Angkatan 2010-2012 dalam Proses Pembelajaran Selama

Perkuliahan

Para lulusan Pendidikan Sosiologi UNJ memiliki keterampilan sesuai minat,

passion, atau bahkan keterampilan sebagai bekal yang sesuai dengan latar belakang

pendidikan. Prodi Pendidikan Sosiologi turut andil dalam memberikan keterampilan

kepada mahasiswa melalui mata kuliah yang diberikan, seperti keterampilan

mengajar, berbicara kepada orang banyak, berkomunikasi dalam mempresentasikan

sesuatu, meneliti, dan menyusun sebuah tulisan. Keterampilan ini diajarkan dengan

cara tidak langsung oleh dosen ketika melakukan tatap muka kepada para

mahasiswa. Selain menyisipkan keterampilan juga terdapat beberapa mata kuliah

yang mewajibkan para mahasiswa untuk melakukan praktik langsung, sehingga

mahasiswa mampu memunculkan seluruh potensi dan kemampuan secara teoritis

maupun praktis.

Menurut pernyataan beberapa subyek penelitian, ada beberapa keterampilan

selama masa studi di kampus yang secara tidak langsung memberikan dampak

positif. Dampak positif yang dimaksud adalah penggunaan keterampilan yang

didapatkan selama berkuliah dapat berguna ketika terjun ke dalam dunia pekerjaan.

Keterampilan ini digunakan dalam bekerja di bidang keguruan maupun non-

keguruan, sebagaimana yang diungkapkan oleh pernyataan Galih alumni Pendidikan

Sosiologi angkatan 2012 yang bekerja menjadi guru sosiologi telah menjelaskan

bahwa selama perkuliahan mahasiswa dituntut untuk bisa menulis laporan penelitian

Page 27: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

90

maupun mempresentasikan hasil penelitian di depan mahasiswa lain. Hal ini

menjadikan informan dapat merasakan percaya diri dalam mengajar di dalam kelas.

“Kalau dulu belum kepikiran ini PKL/PKM, Microteaching bakal berguna apa engga karena

kan kita ngikutin sebuah prosedur program kurikulum prodi dengan orientasi untuk lulus aja.

Tapi, apa yang udah diajarkan sama kampus tuh udah sesuai,udah memenuhi kebutuhan

sekolah-sekolah dan bermanfaat bagi gue kaya pembuatan RPP, Silabus, cara mengajar,

mampu menyampaikan materi dengan metode menyenangkan”28

Selain keterampilan dalam mengolah administrasi keguruan, seperti

pembuatan RPP, cara mengajar yang menyenangkan juga terdapat beberapa

keterampilan lain yang didapat ketika mahasiswa belajar mata kuliah di Pendidikan

Sosiologi, seperti kemampuan berkomunikasi yang baik, cara menulis dengan

struktur penulisan baik dan benar, kemampuan menganalisis dalam suatu penelitian.

Keterampilan yang muncul karena pembelajaran mata kuliah dirasakan oleh beberapa

subyek penelitian, seperti Ryan yang beranggapan bahwa keterampilan dalam

berinteraksi dan sosialisasi sangat berguna dalam pekerjaannya.

“Dari awal belajar kan tinggal sosialisasi, interaksi, kalo udah kerja kan tinggal terapin aja tuh

yang didapet dikampus interaksi ya interaksi aja yang baik sesuai apa yang udah diajarkan

dikampus. Penerapan keterampilan sosiologi nya juga kepake kan di Waste 4 Change kita

juga meneliti”29

Selain Ryan, ada pula subyek penelitian lain yang menyatakan bahwa

keterampilan seperti membuat suatu penulisan dengan struktur yang baik dan benar

sangat berguna dalam menunjang hasil pekerjaannya. Terdapat dua subyek yang

menyatakan bahwa keterampilan menulis berguna bagi Tyo dan Pandu.

“Saya bekerja di tim liputan, liputan itu berisi tayangan, video, dan ada narasi.

Narasi itu berisi kata-kata bagaimana kita menyajikan suatu informasi atau berita, cara

penulisan itu saya pelajari waktu saya kuliah. Karena pendidikan sosiologi itu banyak bikin

28

Hasil wawancara kepada Galih (31 oktober 2017) 29

Hasil wawancara kepada Ryan (21 Oktober 2017)

Page 28: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

91

artikel, bikin penulisan jadi saya belajar bagaimana bikin tulisan yang baik, enak dibaca, rapih

dan ga berantakan.”30

“Keterampilan gue selama jadi Content Writer sebetulnya emang karena gue udah pernah

punya job desk yang sama sebelumnya, tapi ada juga sebenernya yang kepake waktu gue

pelajarin selama kuliah, itukan ibarat kata nulis ya untuk ngejabarin ngebuat artikel atau

gimana.”31

Kemampuan berkomunikasi yang baik juga menjadi perhatian dalam

keterampilan yang dituntut oleh prodi kepada para mahasiswa. Beberapa mata kuliah

yang diajarkan kepada mahasiswa pendidikan sosiologi banyak ditemukan prosedur

yang mewajibkan para mahasiswa mampu mempresentasikan hasil tulisan, baik

secara individu maupun berkelompok. Selama kurang lebih empat tahun lamanya,

mahasiswa selalu menemui presentasi, dengan harapan mampu mengembangkan

teknik berkomunikasi yang baik sehingga diharapkan dapat memberikan kemampuan

dalam menyampaikan materi kepada audience. Kemampuan dalam berkomunikasi

turut dirasakan oleh salah satu subyek yaitu Hanizar.

“Kerjaan gue akuisisi dan aktivasi vendor, lebih banyak komunikasinya didepan vendor

walaupun dari segi administrasi nya gue kurang bagus. Seneng nya di kargo juga karena gue

banyak meeting diluar karena kerjaan gue partnership nih gue banyak komunikasi ama

banyak orang”32

Berdasarkan pernyataan yang diungkapkan oleh para subyek penelitian,

penulis dapat menarik kesimpulan bahwa di tiap mata kuliah yang diberikan prodi

kepada para mahasiswa adalah memiliki tujuan atau pencapaiannya masing-masing

tergantung dari dasar disiplin ilmu yang digunakan. Setiap mata kuliah secara tidak

langsung memberikan esensi keterampilan yang diajarkan secara implisit sehingga

mahasiswa memiliki kemampuan ketika dilatih untuk melakukan suatu keterampilan,

30

Hasil wawancara kepada Tyo (21 Oktober 2017) 31

Hasil wawancara kepada Pandu (05 November 2017) 32

Hasil wawancara kepada hanizar (06 November 2017)

Page 29: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

92

seperti kemampuan berkomunikasi, menulis, mengerjakan administrasi, analisis

dalam meneliti dan lain-lain. Meskipun tujuan yang ingin dicapai oleh prodi

pendidikan sosiologi adalah mencetak seorang guru, setidaknya prodi telah

memberikan pembekalan terhadap output prodi pendidikan sosiologi dengan

keterampilan yang berguna di dalam dunia pekerjaan.

3.5.2 Pengaplikasian Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosiologi oleh Sarjana

Pendidikan Sosiologi UNJ Angkatan 2010-2012 dalam Dunia Pekerjaan

Berbagai macam keterampilan yang telah didapat oleh para lulusan

Pendidikan Sosiologi angkatan 2010-2012, dapat mendeskripskan tentang para

subyek penelitian mengaplikasikan ilmu Pendidikan dan ilmu Sosiologi yang

didapatkan selama berkuliah. Mata kuliah yang diberikan terdiri dari berbagai macam

disiplin ilmu baik sosiologi, ilmu kependidikan, hingga ilmu umum. Pada bagian sub-

bab ini mempunyai titik tekan kepada kebermanfaatan mata kuliah yang sangat

berguna sebagai penunjang pekerjaan para subyek dari berbagai macam dasar disiplin

ilmu. Kebermanfaatan mata kuliah ini dirasakan oleh sebagian besar subyek

penelitian yang mengakui bahwa ilmu yang telah diajarkan semasa kuliah merupakan

sesuatu yang berharga karena ilmu yang didapatkan mampu mempunyai dampak

yang signifikan dalam menunjang pekerjaan.

Beberapa informan yang menyatakan bahwa ada mata kuliah dari disiplin

ilmu sosiologi dan disiplin ilmu kependidikan yang berpengaruh signifikan dalam

menunjang pekerjaan yaitu Galih. Menurut informan, disiplin ilmu sosiologi yang

paling mempunyai dampak signifikan adalah mata kuliah teori sosiologi, baik klasik

maupun modern yang dapat menunjang pekerjaan sebagai guru ketika mengajar.

Page 30: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

93

Selain ilmu sosiologi, mata kuliah dengan disiplin ilmu pendidikan juga bermanfaat,

seperti mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Sosiologi dan Teori Belajar

Pembelajaran.

“Untuk ilmu sosiologi yang paling berpengaruh itu Teori Sosiologi Modern dan Klasik, itu

adalah matakuliah sangat berpengaruh ketika gue ngajar sebagai dudukan penguatan gue

dalam hal teori. untuk anak seusia sekolah, sekarang ini yang dikedepankan cuma nilai dan

norma dulu sih. Untuk kependidikannya, matakuliah yang paling berpengaruh itu

Perencanaan Pembelajaran Sosiologi dan Teori Belajar Pembelajaran. ”33

Selain Galih, terdapat subyek penelitian lain yang menjadi seorang guru dan

merasakan bahwa ada beberapa mata kuliah yang mampu memberikan dampak

signifikan dalam menunjang keberhasilan pekerjaan sebagai seorang guru yaitu

Albert. Informan menuturkan bahwa mata kuliah pendidikan lebih mempengaruhi

daripada mata kuliah dasar keguruan. Hal ini dikarenakan ilmu dasar keguruan

memiliki kaitan dengan kepengurusan administrasi, sedangkan ilmu kependidikan

lebih mempelajari mengenai teori kependidikan dan manajemen. Kepengurusan

administrasi keguruan seperti silabus, RPP, penilaian dan lain-lain sangat

membebani.

“Kalau mata kuliah pendidikan tuh masih masuk, kalau udah mata kuliah yang keguruan gue

ga terlalu masuk, paham kan bedanya? Kalo mata kuliah pendidikan tuh kaya pengantar ilmu

pendidikan, teori belajar pembelajaran, manajemen pendidikan. Nah beda sama matakuliah

profesi keguruan, perencanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran.”34

Setelah Galih dan Albert yang saat ini berprofesi sebagai guru sosiologi,

lulusan Pendidikan Sosiologi ada juga yang berprofesi sebagai guru individual &

societies yaitu Afriani alumni pendidikan sosiologi angkatan 2010 yang menyatakan

bahwa ada mata kuliah yang berpengaruh dalam menunjang pekerjaan sebagai guru

mata pelajaran individual & societies dengan murid yang diajarkan dari jenjang kelas 33

Hasil wawancara kepada Galih (31 oktober 2017) 34

Hasil wawancara kepada Albert (07 November 2017)

Page 31: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

94

6 SD hingga kelas 8 SMP, informan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam

pengelolaan kelas, manajemen pendidikan, memahami psikologis anak dalam kelas.

Kemampuan itu didapatkan semasa berkuliah dengan mata kuliah Manajemen

Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Selain dari disiplin ilmu sosiologi,

informan menuturkan bahwa teori sosiologi klasik dan modern sangat menunjang

materi yang akan disampaikan kepada muridnya.

“Kalau ngajar kan kita ngeliat dulu anaknya mood ngga untuk belajar, kita harus liat

psikologis mereka. Abis itu kita harus ngatur anak supaya ga berisik atau ngeganggu teman-

temannya yang lain, pastiin lagi mereka paham apa ngga sama pelajarannya. Sejauh ini mata

kuliah manajemen pendidikan sih yang ngaruh bagi gue sama psikologi perkembangan. Untuk

teori sosiologi nya jelas TSK dan TSM.”35

Setelah mengetahui beberapa manfaat ilmu pendidikan dan ilmu sosiologi

yang diimplementasikan dalam dunia pekerjaan menjadi guru, penulis juga akan

mendeskripsikan beberapa manfaat mata kuliah ilmu sosiologi yang berguna bagi

para subyek penelitian non-guru. Informan yang menyinggung kebermanfaatan mata

kuliah dengan disiplin ilmu sosiologi maupun ilmu kependidikan sebagai penunjang

keberhasilan mereka dalam pekerjaannya yaitu Pandu.

“Perubahan sosial dan Tanggung Jawab Organisasi itu ngaruh banget dipekerjaan apalagi itu

ruang lingkup sosiologi ya tentang sustainable program untuk pekerjaan gue sekarang”36

Hasil dari beberapa pernyataan yang telah dipaparkan, penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa mata kuliah ilmu kependidikan maupun mata kuliah sosiologi

mampu memberikan benefit atau keuntungan bagi para lulusan pendidikan sosiologi

Universitas Negeri Jakarta. Berbagai macam manfaat bisa diambil dari hasil proses

belajar mengajar di kampus, dan beberapa disiplin ilmu kependidikan pada

35

Hasil wawancara kepada Afriani (07 November 2017) 36

Hasil wawancara kepada Pandu (05 November 2017)

Page 32: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

95

kenyataannya adalah sangat berpengaruh bagi para lulusan pendidikan sosiologi yang

akan bekerja menjadi guru, sedangkan mata kuliah dengan disiplin ilmu sosiologi

dapat berguna pula bagi para lulusan pendidikan sosiologi yang akan bekerja

dibidang non-keguruan.

3.6 Penutup

Setelah mengetahui motif alumni Pendidikan Sosiologi, realita dunia

pekerjaan lulusan Sarjana Pendidikan, dan kompetensi yang dicapai alumni melalui

Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ, penulis dapat mengetahui bahwa berbagai macam

faktor dapat mempengaruhi para alumni dalam memilih sebuah pekerjaan. Beberapa

subyek penelitian pada kenyatanya memilih pekerjaan sebagai guru dikarenakan

sesuai dengan passion, dan kemampuan mengajar serta kompeten dalam bidang

sosiologi. Namun ada juga subyek penelitian yang bekerja menjadi guru karena

beranggapan bahwa situasi menjawab lebih baik bekerja menjadi guru dengan

pekerjaan dan berpenghasilan tetap dibanding bekerja freelance yang tidak menentu.

Selain itu, terdapat beberapa subyek penelitian yang menuturkan bahwa bekerja di

bidang non-keguruan karena menganggap pendapatan yang dihasilkan dari profesi

guru belum cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

Beberapa subyek penelitian yang tidak bekerja menjadi guru memilih

pekerjaan karena pendapatan yang dihasilkan dengan bekerja non-guru lebih besar

dibandingkan dengan bekerja menjadi guru. Namun ada pula alasan khusus, subyek

penelitian tidak bekerja menjadi guru karena merasa terbebani dengan adanya

keperluan administrasi keguruan seperti pembuatan RPP dan silabus serta tidak

adanya kepastian mengenai pengangkatan CPNS dalam bidang profesi guru. Selain

Page 33: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

96

itu, kesejahteraan alumni pendidikan sosiologi masih belum terjamin karena rata-

rata pendapatan sebagai guru honorer masih di bawah standar Upah Minimu

Regional (UMR) di tiap daerah, dan masih banyak dijumpai realita bahwa

pendapatan guru honorer berkisar antara Rp.750.000-Rp.2.000.000 sehingga masih

terdapat alumni pendidikan sosiologi yang memilih bekerja di bidang non-guru.

Penulis menganalisa bahwa terdapat perbedaan alasan dalam memilih

pekerjaan dari tiap-tiap subyek yang dipengaruhi oleh Passion yang dimiliki, minat,

keterampilan, pendapatan, serta kebutuhan lain yang ingin dicapai melalui

pekerjaan. Pengenaan gelar Sarjana Pendidikan yang lulus melalui Prodi Pendidikan

secara garis besar adalah tidak serta merta membuat para lulusan S.Pd lebih memilih

untuk menjadi guru. Setelah lulus, para lulusan S.Pd termotivasi untuk melakukan

serangkaian pertimbangan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing dalam

memilih pekerjaan.

Untuk mempermudah pembaca memahami isi dari Bab III ini, penulis

menjabarkan peta pemikiran yang diolah melalui serangkaian komponen yang

terdapat di dalam bab ini. Peta pemikiran ini dihasilkan dari gabungan peta konsep

yang ada di sub-bab pada Bab III yaitu motif para lulusan dalam memilih prodi

pendidikan sosiologi UNJ, motif para lulusan dengan kebutuhan pekerjaan, realita

dunia pekerjaan yang dihadapi para lulusan serta kompetensi yang diharapkan Prodi

kepada para output. Peta Pemikiran ini diharapkan dapat mampu memberikan

gambaran kepada pembaca untuk memahami persepsi para lulusan pendidikan

sosiologi UNJ angkatan tahun 2010-2012 dengan kebutuhan Pekerjaan.

Page 34: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

97

Skema 3.3

Peta Pemikiran Temuan Lapangan dari Pengolahan Informasi

dari Subyek Penelitian

Pilihan rasional berdasarkan

Sumber: Analisis Penulis. 2017

S.Pd, Lulusan dari

Prodi pendidikan

sosiologi UNJ

Motif dalam memilih pekerjaan

sebagai pilihan rasional dengan

Mempertimbangkan

Passion dan Kemampuan

Minat

Pendapatan

Sesuatu yang ingin

dicapai

Motif para Calon Mahasiswa dalam

memilih prodi pendidikan sosiologi

untuk mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan

Ambisi untuk menjadi

Guru

Alasan Lain

Menjadi Guru

Sosiologi

Memilih pekerjaan

selain Guru Sosiologi

Reporter

Jurnalis

Community

Development

Konsultan

Sosial

Guru IPS

Dan lain-lain

Aksiomatik

Utilitarian

Situasional

Page 35: BAB III MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI ...repository.unj.ac.id/151/4/BAB III.pdf · MOTIF PARA LULUSAN SARJANA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ DALAM MEMILIH PEKERJAAN 3.1

98