BAB III METODOLOGI.pdf
description
Transcript of BAB III METODOLOGI.pdf
III. METODOLOGI
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal
dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk
analisis kuantitatif digunakan natrium benzoat dengan kemurnian 99 % dan
saus sambal. Bahan-bahan kimia untuk analisis meliputi NaOH 10 %, HCl
(1+3), eter, NH3, FeCl3 0.5 %, NaCl powder, kloroform, aquades, NaOH 0.05
N, H2SO4, indikator PP, alkohol, dan kertas saring.
Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini antara lain blender, labu
pemisah, plateform shaker, hot plate, labu takar, gelas pengaduk, pipet tetes,
pipet volumetrik, desikator, buret, gelas piala, erlenmeyer, neraca analitik,
rotavapor, dan pH-meter.
B. METODE
1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC 910.02B 1999)
Persiapan Sampel
a. Padatan atau semi padatan :
Sampel sebanyak 50-100 g ditambah dengan 300-400 ml air.
Kemudian dihancurkan dengan menggunakan waring blender. Selanjutnya
campuran ditambah dengan NaOH 10 % hingga alkalis dan dibiarkan
selama + 2 jam, setelah itu disaring.
b. Cairan
Sampel sebanyak 50-100 ml dibuat menjadi alkalis dengan
penambahan NaOH 10 %. Kemudian disaring dengan kapas. Jika sampel
berkadar gula tinggi, maka harus diencerkan sampai total padatan terlarut
10-15 %.
Pengujian
Sebanyak 100 ml atau lebih filtrat dari persiapan sampel dimasukkan
ke dalam labu pemisah. Kemudian ditambahkan HCl (1+3) sampai asam
21
(gunakan kertas litmus sebagai indikator) dan ditambahkan lagi 5-10 ml HCl
(1+3). Setelah itu, larutan tadi diekstrak dengan 75-100 ml eter. Jika perlu
lapisan air diekstrak kembali dengan eter. Ekstrak eter dicuci sebanyak 3 kali,
masing-masing dengan 5 ml air. Ekstrak eter yang telah dicuci dimasukkan ke
dalam pinggan porselin dan diuapkan ke dalam penangas air. Residu yang
dihasilkan mengandung asam benzoat atau eternya, asam salisilat, sakarin,
dulsin, dan atau bahan terekstrak lainnya.
Residu yang diperoleh dilarutkan dalam air. Jika perlu dipanaskan
sampai 80-85o
C selama 10 menit. Larutan tersebut ditambahkan dengan
beberapa tetes NH3 sampai larutan menjadi basa. Kemudian larutan diuapkan
untuk menghilangkan kelebihan NH3. Residu yang tersisa dilarutkan kembali
dengan air panas. Setelah itu, larutan disaring jika perlu. Ke dalam larutan
ditambahkan beberapa tetes FeCl3 netral 0.5 %. Terbentuknya endapan
Ferribenzoat yang berwarna salmon menunjukkan adanya asam benzoat.
Diagram alir prosedur analisis kualitatif benzoat dapat dilihat pada Lampiran
5.
2. Analisis Kuantitatif Natrium Benzoat
a. Penentuan Penggunaan Pereaksi
Pada tahap ini dilakukan analisis larutan natrium benzoat +1000
ppm dengan tiga perlakuan. Perlakuan 1 digunakan bahan kimia yang
semuanya pro analysis (p.a) yang terdiri dari NaCl, kloroform, dan
alkohol. Perlakuan 2 digunakan kloroform teknis dan alkohol teknis.
Perlakuan 3 digunakan NaCl teknis, kloroform teknis, dan alkohol teknis.
Analisis dilakukan secara duplo. Hasil yang didapat kemudian dilakukan
uji t, uji F, dan ANOVA untuk membandingkan apakah ketiga perlakuan
tersebut berbeda nyata atau tidak. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan
dan pertimbangan biaya analisis, akan dipilih satu perlakuan untuk
digunakan pada analisis selanjutnya.
22
Larutan Na-benzoat 1000 ppm
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
ppm Na-benzoat ppm Na-benzoat ppm Na-benzoat
Uji t, F, dan ANOVA
b. Analisis Saus Sambal
Saus Sambal
Dianalisis 7 kali Dianalisis 7 kali
(ekstraksi dengan labu pemisah) (ekstraksi dengan shaker)
Presisi Presisi
Uji t, F, dan ANOVA
c. Uji Banding Antar Laboratorium
Saus Sambal
Dianalisis di laboratorium yang telah terakreditasi
Uji t, F ,dan ANOVA dengan hasil yang didapat dari
metode titrimetri
23
d. Prosedur Analisis Kuantitatif Natrium Benzoat Secara Titrimetri (AOAC
963.19 1999)
Persiapan Sampel
a. Prosedur Umum
Sampel dihomogenkan, jika sampel berupa padatan atau semi
padat maka harus dihaluskan. Sebanyak 150 ml atau 150 g sampel
dimasukkan ke dalam labu takar 500 ml. Kemudian ditambahkan NaCl
powder secukupnya untuk menjenuhkan air dalam sampel. Sampel
dibuat menjadi alkalis (periksa dengan kertas lakmus) dengan
penambahan NaOH 10 % atau dengan suspensi Ca(OH)2 (satu bagian
Ca(OH)2 disuspensikan dalam tiga bagian air). Setelah itu, campuran
tersebut diencerkan sampai tanda batas dengan larutan NaCl jenuh dan
dikocok berulang kali. Larutan dibiarkan selama + 2 jam, dikocok
berulang kali, dan disaring. Jika contoh mengandung banyak lemak,
bagian yang saringannya terkontaminasi oleh lemak ditambahkan
beberapa ml larutan NaOH 10 % ke dalam saringan, kemudian
diekstrak dengan eter sebelum penetapan selanjutnya. Jika sampel
mengandung alkohol, perlakuan seperti cara d. Jika sampel
mengandung sejumlah bahan yang dapat diendapkan oleh larutan
NaCl, perlakuan seperti cara e
b. Sampel Saus Tomat
Ke dalam 100 g sampel ditambahkan 15 g NaCl powder dan
campuran dipindahkan ke dalam labu takar 500 ml kemudian dicuci
wadah semula dengan +150 ml larutan NaCl jenuh. Larutan dibuat
menjadi alkalis dengan NaOH 10 % dan diencerkan dengan larutan
NaCl jenuh sampai tanda tera. Larutan dibiarkan selama sedikitnya 2
jam, dikocok setiap selang waktu tertentu, disentrifuse jika perlu,
kemudian disaring.
24
c. Sampel Jeli, Jam, dan Marmalades
Dihancurkan 150 g sampel di dalam 300 ml larutan NaCl jenuh
kemudian ditambahkan 15 g NaCl dan dibuat menjadi alkali dengan
suspensi Ca(OH)2. Selanjutnya dipindahkan larutan tersebut ke dalam
labu takar 500 ml dan diencerkan dengan larutan NaCl jenuh sampai
tanda tera. Larutan dibiarkan selama sedikitnya 2 jam, dikocok
berulang kali, disentrifuse jika perlu, kemudian disaring.
d. Sampel Cider yang mengandung alkohol dan produk sejenisnya
Ke dalam 250 ml sampel ditambahkan NaOH 10 % sampai
alkalis, kemudian diuapkan pada penangas uap sampai volume larutan
menjadi100 ml. Dipindahkan sampel ke dalam labu takar 250 ml,
ditambahkan 30 g NaCl powder dan dikocok sampai larut. Selanjutnya
diencerkan sampai tanda tera dengan larutan NaCl jenuh. Larutan
dibiarkan selama sedikitnya 2 jam, dikocok berulang kali, kemudian
disaring.
e. Sampel Ikan asin atau Ikan yang Dikeringkan
Dicuci 50 g sampel yang telah dihaluskan dalam labu takar 500
ml dengan H2O. Sampel dibuat menjadi alkalis dengan NaOH 10 %
dan ditepatkan sampai tanda tera dengan H2O. Dibiarkan selama
sedikitnya 2 jam, dikocok secara teratur, dan disaring. Lalu dipipet
sebanyak mungkin filtrat (>300 ml), dimasukkan ke dalam labu takar
500 ml kedua dan ditambahkan 30 gram NaCl untuk setiap 100 ml
larutan. Kemudian larutan dikocok sampai NaCl larut. Larutan tersebut
diencerkan sampai tanda tera dengan larutan NaCl jenuh, dikocok
sampai homogen dan disaring protein/bahan lain yang mengendap.
Penetapan Sampel
Sebanyak 100-200 ml filtrat sampel dipipet dan di masukkan ke
dalam labu pemisah. Filtrat dinetralkan dengan penambahan HCl (1 + 3)
dan ditambahkan lagi 5 ml HCl sesudah netral. Filtrat yang telah
diasamkan, diekstrak dengan menggunakan kloroform (CHCl3) beberapa
25
kali dengan volume kloroform 70, 50, 40, dan 30 ml. Untuk mencegah
pembentukan emulsi, digoyang-goyang secara kontinyu setiap kali
ekstraksi dengan gerakan rotasi. Lapisan kloroform biasanya memisah
dengan mudah sesudah dibiarkan beberapa menit. Jika emulsi terbentuk,
emulsi dihilangkan dengan mengocok lapisan CHCl3 menggunakan gelas
pengaduk, dengan memindahkan dan memisahkan emulsi dengan
menggunakan labu pemisah lain atau dengan sentrifusa beberapa menit.
Setiap kali ekstraksi selesai, diambil bagian jernih lapisan
kloroform sebanyak mungkin, diusahakan jangan tercampur dengan
emulsi. Jika lapisan kloroform yang diperoleh kurang jernih maka perlu
dicuci dengan akuades sampai jernih. Selanjutnya seluruh ekstrak
kloroform dipindahkan ke dalam cawan penguap porselen, dibilas wadah
beberapa kali dengan beberapa ml CHCl3 dan diuapkan sampai kering
pada suhu kamar dalam aliran udara kering.
Hasil ekstraksi dapat juga dipindahkan dari labu pemisah ke
dalam erlenmeyer 300 ml dan bilas labu pemisah dengan 5-10 ml CHCl3
tiga kali. Ekstrak tersebut didistilasi dengan lambat pada suhu rendah
sampai volume ekstrak seperempat dari volume semula, kemudian
diuapkan sampai kering pada suhu kamar di atas penangas air sampai
tinggal beberapa tetes cairan saja yang tinggal. Selanjutnya residu
dikeringkan semalaman (atau sampai tidak tercium bau asam asetat bila
sampelnya adalah saus tomat) dalam desikator yang mengandung H2SO4
pekat. Kemudian residu asam benzoat dilarutkan dalam 30-50 ml alkohol,
ditambahkan 12-15 ml air dan 1 atau 2 tetes. Diagram alir prosedur
analisis kuantitatif benzoat dapat dilihat pada Lampiran 6.
Perhitungan :
Volume larutan
ppm Na Titer x N NaOH x 144 x yang dibuat pada x 106
benzoat = persiapan sampel
anhidrat Volume yang diambil x berat sampel x 1000
untuk penetapan