A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

11
Peta Kecamatan Banjarmasin Selatan III. METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Studi ini berlokasi di Kawasan Sungai Kelayan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai Kelayan terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan (Gambar 2). Kedalaman Sungai Kelayan adalah 5 m, lebar 16 m dan panjangnya 4.400 m. Studi ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai pada Bulan Februari hingga Bulan Juli 2010. Gambar 2. Lokasi Studi 3.2. Batasan Studi Peta Kota Banjarmasin Peta Sungai Kelayan Lokasi Studi Kecamatan Banjarmasin Selatan No Scale No Scale No Scale

Transcript of A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

Page 1: A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

17  

 

Peta Kecamatan Banjarmasin Selatan

III. METODOLOGI

3.1. Lokasi Studi

Studi ini berlokasi di Kawasan Sungai Kelayan di Kota Banjarmasin,

Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai Kelayan terletak di Kecamatan Banjarmasin

Selatan (Gambar 2). Kedalaman Sungai Kelayan adalah 5 m, lebar 16 m dan

panjangnya 4.400 m. Studi ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai pada Bulan

Februari hingga Bulan Juli 2010.

Gambar 2. Lokasi Studi

3.2. Batasan Studi

Peta Kota Banjarmasin

Peta Sungai Kelayan

Lokasi Studi

Kecamatan Banjarmasin Selatan

No Scale

No Scale

No Scale

Page 2: A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

18  

 

Batas tapak dalam studi ini mencakup kawasan Sungai Kelayan yang

memiliki panjang 4.400 m dengan mengambil bagian kanan kiri sungai selebar

15 m (berdasarkan Peraturan Daerah No. 2 tahun 2007 tentang pengelolaan sungai

dan PP Republik Indonesia No. 35 tahun 1991 tentang sungai) yang diukur dari

badan sungai ke arah luar. Batasan perencanaan lanskap dalam studi ini,

kaitannya dengan revitalisasi sungai, akan menitikberatkan pada aspek biofisik

untuk mengembalikan fungsi biofisik sungai. Namun aspek sosial budaya dan

ekonomi menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan dengan

tujuan untuk mendapatkan perencanaan lanskap yang lestari. Gambar 3

mengilustrasikan batasan studi tentang sempadan Sungai Kelayan.

Gambar 3. Profil Melintang Sungai dan Batasan Studi Pada Tapak Sumber: Dinas Pengelolaan Sungai dan Drainase

3.3. Bahan dan Alat

Data yang dibutuhkan dalam studi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui survey lapang untuk

pengecekan keberadaan lanskap sungai dan wawancara dengan masyarakat dan

Pemerintah Daerah serta pengisian Kuisioner. Data sekunder dikumpulkan

melalui pencarian literatur. Alat yang digunakan berupa GPS (Global Positioning

System), program komputer (Microsoft Excell, ArcView GIS3.2, Sketch Up,

Photoshop CS3, AutoCAD 2009), dan kuisioner.

3.4. Metode Studi

Page 3: A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

19  

 

Tahapan studi mengikuti tahapan perencanaan yang dikemukakan oleh

Simonds (1983) yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan perencanaan lanskap

Sungai Kelayan sebagai upaya revitalisasi sungai, dengan menggunakan

pendekatan biofisik. Gambar 4 memperlihatkan alur perencanaan lanskap yang

dijelaskan secara diagramatis.

Gambar 4. Tahapan Proses Perencanaan Lanskap Sungai Kelayan.

3.4.1. Persiapan

- Latar Belakang

- Tujuan Studi - Kegunaan

Studi - Rencana

Kerja - Anggaran

Biaya Studi

Data Sosial & Budaya:

- Sejarah kawasan - Klasifikasi

Masyarakat lokal & pendatang

- Kebiasaan masyarakat

Data Biofisik: - Curah hujan - Tata guna lahan - Tutupan lahan - Flora dan Fauna - Daerah Banjir

Potensi Kendala

Rencana Lanskap Sungai

Kelayan sebagai upaya

revitalisasi sungai dengan

pendekatan biofisik

Block Plan

Persiapan Studi

Pengumpulan Data

Analisis Sintesis Perencanaan Lanskap

Data Ekonomi: - Tingkat

kesejahteraan masyarakat

Data Legal: - (RTRW dan

RDTRK) - Peraturan Pemerintah

Konsep lanskap sungai dengan

pendekatan biofisik

yang menunjang terciptanya Waterfront

city

Page 4: A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

20  

 

Pada tahap ini dilakukan perumusan masalah dan penetapan tujuan studi

sebagai langkah awal untuk melakukan perencanaan lanskap Sungai Kelayan.

Kemudian dilakukan pengumpulan informasi awal mengenai lokasi studi. Selain

itu juga dilakukan persiapan administrasi guna mengurus perijinan survey lapang.

3.4.2. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada tahapan ini berupa data fisik mengenai

kondisi tapak, aspek sosial, ekonomi, budaya dan data pendukung lain yang

mempengaruhi proses perencanaan lanskap kawasan Sungai Kelayan (Tabel 1).

Jenis data yang digunakan ialah data primer dan sekunder. Pengumpulan data ini

dilakukan untuk mengidentifikasi potensi dan kendala yang ada pada lokasi studi.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu survey lapang

yang bertujuan untuk mendapatkan data primer dan studi pustaka untuk

mendapatkan data sekunder. Survey lapang dilakukan dengan cara pengamatan

langsung dimana pengamatan/ pengambilan data difokuskan pada parameter yang

akan dianalisis, selain itu dilakukan pula dokumentasi dan wawancara. Survey

lapang dilakukan untuk mengetahui kondisi lokasi secara langsung serta verifikasi

kondisi lapang berdasarkan data sekunder. Untuk pengambilan data fisik (berupa

daerah genangan banjir) dilakukan Ground check ke tapak dengan melakukan

tracking dengan GPS selanjutnya disesuaikan dengan Base Map. Studi pustaka

dilakukan untuk mendapatkan data-data yang tidak didapatkan di lapangan.

Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang berhubungan dengan daerah

tepian Sungai Kelayan seperti Pemerintah Daerah (Dinas Pengelolaan Sungai dan

Drainase) dan penduduk yang melakukan aktivitas di tapak. Tujuan dilakukan

wawancara adalah untuk mengetahui keinginan pihak-pihak tersebut, arah

pengembangan tapak di masa yang akan datang dan untuk mengetahui fasilitas-

fasilitas yang diperlukan di daerah perencanaan. Namun pada saat turun lapang

ditemui hambatan pada saat melakukan wawancara pada masyarakat umum,

dikarenakan masyarakat umum cenderung tertutup dan enggan untuk dilakukan

wawancara. Akhirnya wawancara hanya dilakukan terhadap Aparatur kelurahan

dan Pemuka Agama.

Tabel 1. Jenis, Bentuk, Sumber dan Cara Pengambilan Data

Page 5: A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

21  

 

3.4.3. Analisis dan Sintesis

Kegiatan analisis data dilakukan untuk menentukan potensi dan kendala

yang terdapat pada lokasi studi. Pada tahap ini, data dan informasi yang didapat

dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan dalam bentuk spasial.

Analisis dilakukan persegmen, dimana dasar dalam pembagian segmen

adalah batas administratif kelurahan. Kelurahan Kelayan Barat, Kelayan Luar,

Kelayan Tengah, Kelayan Dalam, Kelayan Timur, Tanjung Pagar dan Murung

No.

Kelompok Data

Jenis Data

Bentuk Data

Sumber Data

Cara Pengambilan

Data

1. Biofisik a. Iklim

Sekunder Badan Meteorologi & Geofisika

Studi pustaka

b. Tutupan lahan

Sekunder Dinas Pengelolaan Sungai & Drainase

Studi pustaka

c. Daerah genangan banjir

Primer Sekunder

Lapang, Dinas Pengelolaan Sungai & Drainase

Survey lapang Studi pustaka

d. Flora dan Fauna

Primer Sekunder

Lapang, Dinas Pengelolaan Sungai & Drainase

Survey lapang Studi pustaka

e. Tata guna lahan

Primer Sekunder

Lapang Bappeda

Survey lapang Studi pustaka

2.

Sosial dan Budaya

a. Masyarakat lokal & pendatang

Primer Sekunder

Kuesioner Pemda

Survey lapang Studi pustaka

b. Kebiasaan Masyarakat

Primer Sekunder

Kuesioner Pemda

Survey lapang

c. Sejarah kawasan Primer Sekunder

Kuesioner Pemda

Survey lapang Studi pustaka

3.

Ekonomi

Tingkat kesejahteraan Masyarakat

Primer Sekunder

Kuesioner Pemda

Studi pustaka

4. Legal a. RTRW Kota Banjarmasin,

Sekunder Pemda, Bappeda

Studi pustaka

b. RDTRK Kecamatan Banjarmasin Selatan

Sekunder Pemda, Bappeda

Studi pustaka

c. Peraturan Pemerintah

Sekunder Pemda, Bappeda, Dinas Pengelolaan Sungai dan Drainase

Studi pustaka

Page 6: A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

22  

 

Raya adalah kelurahan-kelurahan yang dilalui dan menggunakan Sungai Kelayan

sebagai batas wilayah administratif. Sehingga akan terdapat 7 segmen yang akan

dijadikan unit dalam analisis. Ilustrasi dari pembagian segmen di tapak dapat

dilihat pada Gambar 5 dan Tabel 2 yang menunjukkan batas segmen dan luasan

masing-masing segmen .

Gambar 5. Pembagian Segmen pada Tapak

Tabel 2. Luasan Area Pada Masing-Masing Segmen

No. Nama Segmen Total Luas Segmen

Luas (ha) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Segmen Kelayan Luar

Segmen Kelayan Barat

Segmen Kelayan Dalam

Segmen Kelayan Tengah

Segmen Murung Raya

Segmen Kelayan Timur

Segmen Tanjung Pagar

0,92

1,11

1,37

1,22

2,35

2,09

1,74

8,52

10,28

12,67

11,30

21,76

19,35

16,12

Jumlah 10,80 100

Penggunaan unit analisis berupa batas administratif kelurahan disadari

memiliki kelemahan dalam menganalisis beberapa aspek seperti aspek satwa dan

vegetasi, selain itu dalam melihat aspek ekologis tidak dapat dilihat secara utuh.

Keterangan: : Batas Segmen : Area Studi

1 2 3 4

5

6

7

Page 7: A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

23  

 

Oleh karena itu dalam studi ini diasumsikan bahwa dari hasil analisis terhadap

aspek biofisik akan menggambarkan kondisi biofisik pada kawasan tersebut.

Analisis aspek biofisik dilakukan untuk mengetahui kondisi kualitas

biofisik sungai, dimana seluruh parameter dianalisis secara deskriptif maupun

secara spasial. Parameter aspek biofisik yang dianalisis meliputi curah hujan,

dominasi penutupan lahan, daerah genangan banjir, satwa perairan, kondisi

vegetasi dan tata guna lahan. Pemilihan parameter ini didasarkan pada studi

Kriteria, Indikator dan Parameter Kerusakan Ekosistem Daerah Aliran Sungai

oleh Soedjoko dan Fandeli (2009) yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan

perencanan lanskap sungai. Dalam indikator penutupan lahan dimana pada studi

ini mendapatkan bobot 30% dari aspek biofisik yang menjadi parameter ialah

Indeks Penutupan Lahan (IPL) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 52

Tahun 2001 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai yang perhitungannya adalah sebagai berikut:

Luas Vegetasi Permanen (LVP) yang dimaksud di sini adalah luasan lahan yang

bervegetasi tetap (permanen) dimana informasinya dapat diperoleh dari peta

penutupan lahan. Parameter indikator penggunaan lahan ialah Kesesuaian

Penggunaan Lahan (KPL) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 52

Tahun 2001 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai yang mana perhitungannya adalah sebagai berikut:

Luas Penggunaan Lahan yang Sesuai adalah luasan lahan yang peruntukannya

sesuai dengan peraturan yang mana rujukan kesesuaian penggunaan lahan adalah

IPLLVP

Luas Area 100%

Keterangan: IPL = Indeks Penutupan Lahan LVP= Luas Vegetasi Permanen

KPLLPS

Luas Area 100%

Keterangan: KPL = Kesesuaian Penggunaan Lahan LPS = Luas Pengunaan Sesuai

Page 8: A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

24  

 

RDTRK Tahun 2009 atau Perda No. 2 tentang Pengelolaan Sungai. Penggunaan

parameter ini diasumsikan bahwa koridor sungai merupakan bagian dari suatu

DAS sehingga parameter analisis yang digunakan pada analisis pengelolaan DAS

dapat digunakan dalam menganalisis aspek-aspek yang terdapat dalam koridor

sungai mengingat asumsi kejadian-kejadian yang terjadi pada koridor sungai dapat

terjadi pada suatu DAS.

Analisis secara spasial dilakukan terhadap parameter penutupan lahan

(bobot 30%), kontinyuitas vegetasi (bobot 20%), daerah genangan banjir (bobot

20%) dan tata guna lahan (bobot 30%). Sedangkan parameter lainnya tidak

dianalisis secara spasial karena kriteria yang didapat secara umum menunjukan

kesamaan kriteria/homogen, seperti curah hujan, fauna perairan, aspek sosial

budaya dan ekonomi. Walaupun tidak dianalisis secara spasial parameter tersebut

akan dipertimbangkan saat pembuatan block plan.

Analisis akan dilakukan dengan skoring terhadap perbedaan tingkat

kondisi parameter aspek biofisik tersebut. Penggunaan skor dari sangat kritis-

sangat bagus yaitu 1-5. Nilai ini mewakili kriteria dari masing-masing segmen

eksisting pada tapak. Misalkan pada parameter penutupan lahan, IPL pada segmen

tertentu nilainya 0 maka akan mendapat skor 1 (sangat kritis) sedangkan

penutupan lahan dengan IPL 1-25% akan mendapat skor 2 (kritis) dan seterusnya.

Kriteria dan parameter yang digunakan pada studi ini terdapat pada Tabel 3.

Analisis sosial budaya dan ekonomi dilakukan terhadap data sosial budaya

dan ekonomi masyarakat dalam kawasan. Aspek budaya akan dilihat dari segi

sejarah budaya yang terkandung dalam kawasan sedangkan untuk aspek sosial

secara garis besar dibedakan atas masyarakat asli dan pendatang. Aspek sosial dan

ekonomi terutama untuk mengetahui tingkat ketergantungan masyarakat dalam

memanfaatkan Sungai Kelayan, yang akan dilihat melalui kegiatan ekonomi yang

dilakukan dalam kawasan, bentuk dan frekuensi interaksi masyarakat dengan

sungai, dan persepsi masyarakat terhadap keberadaan Sungai Kelayan. Hasil

analisis terhadap aspek sosial budaya dan ekonomi akan disampaikan secara

deskriptif. Walaupun tidak dianalisis secara spasial parameter tersebut akan

dipertimbangkan saat pembuatan block plan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan

hasil perencanaan yang mendukung upaya revitalisasi sungai di kawasan Sungai

Page 9: A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

25  

 

Kelayan dan untuk menonjolkan karakter tempat (sense of place) kawasan Sungai

Kelayan.

Data dan informasi aspek biofisik yang telah dispasialkan melalui skoring

tersebut akan di overlay. Dari hasil overlay tersebut akan didapat peta komposit

yang menunjukan zona kualitas biofisik sungai, yang selanjutnya akan disintesis

untuk menghasilkan alternatif pengembangan dan pemecahan masalah terhadap

kondisi lanskap kawasan yang sesuai dengan tujuan perencanaan yaitu

mendukung upaya revitalisasi lanskap Sungai Kelayan dengan pendekatan

biofisik. Dalam menentukan kriteria dari peta tersebut akan dicari selang kriteria

berdasarkan klasifikasi penilaian akan dihitung dengan menggunakan persamaan

statistik sebagai berikut:

Keterangan: S = Selang dalam penetapan selang klasifikasi penilaian Smaks = Skor maksimal Smin = Skor minimal K = Banyaknya klasifikasi

Hasil sintesis berupa rencana blok (block plan) yang mencakup pembagian

dan rencana pengembangan ruang untuk mendapat perencanaan lanskap kawasan

Sungai Kelayan yang sesuai dengan kondisi biofisik sungai dan kondisi sosial

budaya serta ekonomi masyarakat setempat (zonasi lanskap kawasan).

SSmaks Smin

K

Page 10: A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

26  

 

Tabel 3. Indikator dan Parameter Perencanaan Lanskap Sungai

No.

Indikator

Parameter

Penskalaan Kualitas Sangat Kritis

Skor 1 Kritis Skor 2

Sedang Skor 3

Bagus Skor 4

Sangat Bagus Skor 5

1. Iklim Curah Hujan (mm) <500/<300 501-1000 1001-2000 2001-2500 >2500

2. Banjir (Bobot 20%)

Daerah Genangan Banjir (% luas)

>16 11-15 6-10 1-5 0

3. Penutupan Lahan (Bobot 30%)

Indeks Penutupan Lahan (IPL)

0 1-25% 26-50% 51-75% >75%

4. Satwa Satwa Perairan (jml jenis)

0 1-5 6-10 11-15 >16

5. Vegetasi (Bobot 20%)

Vegetasi Lokal Daratan (jml)

0 1-5 6-10 11-15 >16

Kontinyuitas Vegetasi (%)

0 1-25 26-50 51-75 >75

6. Tata Guna Lahan (Bobot 30%)

Kesesuaian Penggunaan Lahan Dengan RTRW Kota (KPL)

0-20 21-40% 41-60% 61-80% >80%

Sumber: Soedjoko dan Fandeli (2009) dalam Prosiding seminar “Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS” dan Keputusan Menteri Kehutanan No.

52 Tahun 2001 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan perencanaan

lanskap Sungai Kelayan

 26

Page 11: A11kwi_BAB III Metodologi.pdf

27  

 

3.4.4. Perencanaan Lanskap

Tahap perencanaan lanskap merupakan tahapan setelah analisis data dan

sintesis. Tahapan ini diawali dengan penyusunan konsep perencanaan lanskap

untuk kawasan Sungai Kelayan yang berbasis ekologis, dimana selanjutnya

konsep tersebut dijabarkan dalam bentuk penataan ruang, sirkulasi, tata hijau,

aktivitas dan fasilitas. Konsep tersebut kemudian dikembangkan dalam bentuk

rencana ruang, sirkulasi, tata hijau, aktivitas dan tata fasilitas yang dituangkan

dalam bentuk rencana lanskap (landscape plan) secara tertulis dan tergambar,

yang dilengkapi dengan gambar-gambar penunjang lainnya (potongan dan

ilustrasi).