BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari,...

17
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Lansia Saras Utomo Desa Mudal Kabupaten Boyolali, untuk pelaksanaan treatment (perlakuan) terhadap latihan Senam Lansia yaitu Senam Sang Surya dan Senam Sehat Indonesia pada Lansia di Posyandu Lansia Saras Utomo Desa Mudal Kabupaten Boyolali 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dimulai tanggal 22 Maret 2016 sampai 22 Mei 2016, dengan frekuensi pertemuan tiga kali seminggu yaitu pada hari Selasa, Jumat dan Minggu. Lamanya latihan 60 menit setiap kali pertemuan. Jumlah pertemuan 27 kali pertemuan yang terlaksana dalam waktu 9 Minggu. Latihan dimulai pukul 07.00 s/d 08.00. untuk Senam Sang Surya dan 16.00 s/d 17.00. untuk Senam Sehat Indonesia B Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk membandingkan dua perlakuan yang berbeda kepada subjek penelitian dengan menggunakan teknik desain factorial. Menurut Sudjana (2002:148) eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan factorial. Untuk kegiatan penelitian ini disusun suatu kerangka dalam penelitian dengan rancangan 2x3. Secara skematis rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut:

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari,...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Lansia Saras Utomo Desa

Mudal Kabupaten Boyolali, untuk pelaksanaan treatment (perlakuan)

terhadap latihan Senam Lansia yaitu Senam Sang Surya dan Senam Sehat

Indonesia pada Lansia di Posyandu Lansia Saras Utomo Desa Mudal

Kabupaten Boyolali

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dimulai tanggal 22

Maret 2016 sampai 22 Mei 2016, dengan frekuensi pertemuan tiga kali

seminggu yaitu pada hari Selasa, Jumat dan Minggu. Lamanya latihan 60

menit setiap kali pertemuan. Jumlah pertemuan 27 kali pertemuan yang

terlaksana dalam waktu 9 Minggu. Latihan dimulai pukul 07.00 s/d 08.00.

untuk Senam Sang Surya dan 16.00 s/d 17.00. untuk Senam Sehat Indonesia

B Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

membandingkan dua perlakuan yang berbeda kepada subjek penelitian dengan

menggunakan teknik desain factorial. Menurut Sudjana (2002:148) eksperimen

faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor

dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada

dalam eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan rancangan factorial. Untuk kegiatan penelitian ini disusun

suatu kerangka dalam penelitian dengan rancangan 2x3. Secara skematis

rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut:

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

34

Tabel 3.1. Kerangka Desain Penelitian Faktorial 2 x 3

Bentuk

Latihan

Senam

Lansia

(A)

Variabel Atributif Indeks Massa Tubuh (IMT)

(B)

Variabel Manipulatif

Overweight

(b1)

Normal

(b2)

Underweight

(b3)

Senam Sehat Indonesia

(a1)

a1b1 a1b2 a1b3

Senam Sang Surya (a2) a2b1 a2b2 a2b3

Keseimbangan Dinamis Lansia

Keterangan:

a1b1 : Kelompok Lansia dengan kategori IMT Overweight dilatih menggunakan

Senam Sehat Indonesia.

a2b1 : Kelompok Lansia dengan Kategori IMT Overweight dilatih

menggunakan Senam Sang Surya.

a1b2 : Kelompok Lansia dengan Kategori IMT Normal dilatih menggunakan

Senam Sehat Indonesia.

a2b2 : Kelompok Lansia dengan Kategori IMT Normal dilatih menggunakan

Senam Sang Surya.

a1b3 : Kelompok Lansia dengan Kategori IMT Underweight dilatih

menggunakan Senam Sehat Indonesia.

a2b3 : Kelompok Lansia dengan Kategori IMT Underweight dilatih

menggunakan Senam Sang Surya.

C Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Lansia anggota Posyandu Lansia

Saras Utomo Desa Mudal Kabupaten Boyolali, yang berjumlah 75 anggota.

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

35

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian objek penelitian yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Nototmodjo, 2005:79). dalam penelitian ini

teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lansia di Posyandu

Lansia Saras Utomo Desa Mudal Kabupaten Boyolali yang berjumlah 42.

Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lansia laki – laki dan perempuan warga Desa Mudal Kabupaten

Boyolali yang berusia 60 – 70 tahun.

b. Lansia memiliki kriteria IMT yang dibutuhkan dalam penelitian.

c. Sehat jasmani rohani, tidak sedang keadaan sakit atau memiliki gejala

penyakit tertentu yang terlihat secara fisik.

d. Kooperatif: yaitu subjek yang dapat memahami dan mampu melaksanakan

prosedur penelitian.

D Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas (independent) dan

satu variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu:

1. Variabel bebas (independent)

a. Variabel manipulatif yaitu latihan senam Lansia yaitu:

1) Latihan Senam Sehat Indonesia

2) Latihan Senam Sang Surya.

b. Variabel atributif dalam penelitian ini adalah Indeks Massa Tubuh (IMT),

yaitu:

1) IMT Kategori Overweight

2) IMT Kategori Normal

3) IMT Kategori Underweight

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

36

2. Variabel terikat (dependent)

Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu Keseimbangan Dinamis

Lansia.

E Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam

penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu

sebagai berikut:

1. Senam Sang Surya

Senam Sang Surya merupakan senam yang dikhususkan bagi orang Lanjut

usia. Senam ini termasuk dalam senam aerobik dengan gerakan yang lembut dan

minim hentakan yang sangat sesuai bagi lansia yang telah mengalami penurunan

kemampuan fisik. Gerak Senam Sang Surya terdiri dari 12 (duabelas) jurus,

ditambah 1 (satu) gerak pembuka dan 1 (satu) gerak penutup. Bentuk senam

sederhana dengan didominasi gerakan kuda kuda yang bertumpu pada otot

tungkai dan gerakan memutar togok . 1 Set Senam dilakukan selama 15 menit.

2. Senam Sehat Indonesia

Senam Sehat Indonesia merupakan latihan yang bersifat aerobik dengan

gerakan-gerakan halus yang relatif lambat sehingga dikategorikan sebagai latihan

yang bersifat low impact low velocity dan merupakan bentuk latihan yang cocok

bagi lansia. dengan lama latihan 20 menit / set

Senam Sehat Indonesia terdiri dari 12 macam gerakan yang akan

mempengaruhi keseimbangan tubuh Lansia, namun ada 5 gerakan yang sangat

berpengaruh terhadap keseimbangan Lansia yaitu: gerakan ke 4 (jurus Elang

Merentang Sayap/Arm-fluttering with up-lifted toes), gerakan ke 6 (jurus

menyangga langit menekan bumi/ Palms Facing Skyward and Groundward),

gerakan ke 8 (jurus Menadah Mutiara), gerakan ke 11 (jurus Santai Penuh Siaga)

dan gerakan ke 12 (jurus Langkah Bangau).

Secara umum, SSI memiliki gerakan-gerakan yang mudah dilakukan dan

diikuti oleh orang usia lanjut akan berakibat lebih baik pada orang usia lanjut.

Selain memperbaiki kesehatan secara umum, olahraga ringan seperti Senam Sehat

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

37

Indonesia yang dilakukan secara teratur juga dapat sebagai rekreasi dan

memperbaiki psikologis dari orang usia lanjut.

3. Keseimbangan Dinamis

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mengontrol tubuh dan center of

gravity secara relatif yang diperlukan agar dapat menjaga postur dan gerakan.

Keseimbangan dinamis merupakan suatu keadaan seseorang untuk

mempertahankan posisi tubuh saat terjadi perubahan posisi. Keseimbangan

dinamis pada Lansia dapat diukur dengan menggunakan Time Up and Go Test.

(TUGT). Satuan yang digunakan dalam pengukuran keseimbangan dinamis Lansia

adalah waktu (Detik) yang diukur dengan Stopwatch.

4. Lansia

Yang di maksud Lansia dalam penelitian ini adalah Lansia berdasarkan

Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan, dikatakan

bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun

(Aulia Dwi Natalia, 2009)

Menurut Notoatmojo(2007;281) lanjut usia meliputi:

1) Usia pertengahan (middleage) yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun,

2) Usia lanjut (eldery) yaitu usia antara 60 sampai 70 tahun,

3) Lanjut usia tua (old) yaitu usia antara 75 sampai 90 tahun, dan

4) Usia sangat tua (veryold) yaitu usia diatas 90 tahun.

5. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat atau cara yang sederhana

untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah rasio

antara berat badan (Kg) dan tinggi badan2 (m). Dalam penelitian ini Indeks Massa

Tubuh sampel dibagi menjadi tiga level, yaitu indeks massa tubuh Underweight,

Normal, Overweight yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui apakah ada

interaksi IMT tersebut dengan jenis senam terhadap keseimbangan dinamis

Lansia.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

38

F Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tes

dan pengukuran beberapa variabel penelitian:

1. Data Indeks Massa Tubuh (IMT)

Tes IMT ( Indeks Massa Tubuh) diukur dengan pengukuran anthropometris

(Mulyono Biyakto Atmojo, 2008:67).Data IMT diukur sebanyak satu kali, yaitu

sebelum perlakuan diberikan. Data IMT dapat dipakai untuk mengelompokkan

sampel berdasarkan IMT, menurut WHO tahun 2004 klasifikasi IMT dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2 Klasifikasi IMT Internasional

Klasifikasi IMT (Kg/m²

Underweight < 18,5

Normal 18,5 – 24,9

Overweight ≥ 25

Pre Obese 25,0 – 29,9

Obese I 30,30 – 34,9

Obese II 35,0 – 40,0

Obese III ≥40,0

(WHO,2004)

Untuk mengetahui kategori IMT Lansia diukur dengan rumus dibawah ini,

yang hasilnya di sesuaikan dengan klasifikasi IMT menurut WHO.

:

2. Data Keseimbangan Tubuh Lansia

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mengontrol tubuh dan center of

gravity secara relatif yang diperlukan agar dapat menjaga postur dan gerakan yang

akan diukur dengan Timed Up and Go Test (TUG) yang diukur dalam satuan

waktu. Timed Up and Go Test merupakan tes yang digunakan untuk mendeteksi

adanya gangguan keseimbangan pada Lansia. Timed Up and Go Test adalah tes

yang mudah utuk memprediksi orang dengan gangguan keseimbangan (Wall et al,

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

39

2000) test ini merupakan tes yang sering di gunakan di klinik, penilaiannya

dianggap sangat objektif, benar, dan termasuk reliable test(Whitney, 2004).

G Teknik Analisis Data

Sesuai dengan judul penelitian, maka rancangan penelitian yang

digunakan pretest-posttest design, karena penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Dasar penggunaan rancangan ini adalah kegiatan percobaan yang

diawali dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu

bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Untuk

menganalisis perolehan data adalah menggunakan uji analisis varians (ANAVA)

dengan rancangan 2x3. Untuk memenuhi asumsi dalam teknik ANAVA, maka

dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians. Teknik analisis data yang

digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan

rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

signifikan, maka analisis dilanjutkan dengan uji lanjut Scheffe .Untuk

memenuhi asumsi dalam teknik anava, maka dilakukan uji normalitas

Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas varians dengan Levene (Levene

Test). Urutan langkah-langkah analisis data penelitian ini adalah:

1. Pengujian Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan uji

homogenitas varians (dengan uji Bartlett) dilakukan sebelum analisis data. Uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam

Gambar 3.1 Pemeriksaan Skema Pelaksanaan Time Up and Go Test

(Whitney, 2004)

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

40

penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji homogenitas

bertujuan untuk mengetahui apakah variansi pada tiap-tiap kelompok homogen

atau tidak.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas diperlukan untuk mengetahui distribusi data. Kenormalan

data diketahui melalui sebaran regresi yang merata di setiap nilai

(Wulansari,2008)

Salah satu metode yang digunakan untuk menguji kenormalan data adalah

metode Kolmogorov Smirnov . Rumus uji Kolmogorov Smirnov menurut

steel, dalam (Wulandari, 2010) :

KS = | Fn(Yi-1) – Fo(Yi) |

Keterangan :

KS : Nilai KS hitung

Fn(Yi-1) : Frekuensi persentase komulatif pada waktu sebelum i

Fo(Yi) : Frekuensi data normal pada saat i

Nilai KS hitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai KS

tabel. Jika nilai KS hitung < KS tabel, maka H0 diterima. Artinya data model

regresi sederhana atau regresi berganda mengikuti sebaran normal. Sebaliknya

jika nilai KS hitung > KS tabel maka H0 ditolak, artinya data model regresi

sederhana atau regresi berganda tidak mengikuti sebaran normal

(Wulandari,2010).

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman data

penelitian. Dalam analisis regresi data penelitian yang baik harus mempunyai

sebaran data yang homogen dan metode yang digunakan untuk mengujinya

adalah uji Levene (Levene Test). Rumus uji Levene (Levene Test) dalam

Sugiyono (2007) adalah sebagai berikut:

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

41

Keterangan :

L : Nilai Levene hitung

X : Nilai data residual

: Rata-rata data Residual

N : Jumlah sampel

K : Jumlah kelompok

Nilai Levene hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan

Levene tabel atau dapat juga menggunakan nilai perbandingan signifikansi dengan

α 5%. Jika nilai Levene hitung < Levene tabel atau P value > 5%, maka data

regresi sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang homogen.

Sebaliknya jika nilai Levene besar Levene tabel atau P Value < 5% maka data

regresi sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang tidak homogen.

Dalam penelitian ini pengujian homogenitas menggunakan bantuan SPSS 16.0.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians, maka

pemanfaatan ANAVA dalam analisis data sudah bisa dilakukan. Data hasil tes

terakhir yaitu tes keseimbangan tubuh Lansia dinalisis dengan statistika

ANAVA dua jalur dan pengujian hipotesis dengan perhitungan uji F pada taraf

signifikansi α = 0,05. Adapun pengujian ANAVA sesuai dengan disain

faktorial 2X3.

Dalam pengujian hipotesis, teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis variansi dua jalan dengan sel sama, dengan model data sebagai berikut:

dengan:

Xijk = data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

= rerata dari seluruh data amatan (rerata besar, grand mean)

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

42

αi = efek baris ke-i pada variabel terikat, dengan i = 1, 2

βj = efek kolom ke-j pada variabel terikat, dengan j = 1, 2, 3

(αβ)ij = interaksi baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat

εijk = deviasi data Xijk terhadap rerata populasinya ( ij) yang berdistribusi

normal dengan rerata 0, deviasi data terhadap rerata populasi juga disebut

error (galat)

i = 1, 2 dengan i = 1 untuk senam Sang Sehat Indonesia, i = 2 untuk senam

Sang Surya.

j = 1, 2, 3 dengan j = 1 untuk IMT over weight, j = 2 IMT normal, dan j = 3

untuk IMT under weight.

k = n=banyaknya data amatan pada setiap sel.

Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan

dengan sel sama, yaitu:

a. Hipotesis

1) : = 0 untuk semua i = 1, 2

: ≠ 0 untuk paling sedikit satu harga i

2) : = 0 untuk semua j = 1, 2, 3

: ≠ 0 untuk paling sedikit satu harga j

3) : = 0 untuk paling sedikit satu harga (i, j)

: ≠ 0 untuk paling sedikit satu harga (i, j)

Ketiga hipotesis tersebut ekuivalen dengan ketiga pasang hipotesis berikut:

1) : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat Xijk

: Ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat Xijk

2) : Tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat

Xijk

: Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat Xijk

3) : Tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat Xijk

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

43

: Ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat Xijk

b. Tingkat Signifikansi = = 0,05

c. Komputasi

Tabel 3.3 Tata Letak Data

Faktor A Faktor B

Total

= ∑

= ∑

Total G

Keterangan:

Sel memuat , , …, ; dengan : cacah observasi pada sel

: Senam Sehat Indonesia

: Senam Sang Surya

: IMT over weight

: IMT Normal

: IMT under weight

: jumlah data pada baris ke-1

: jumlah data pada baris ke-2

: jumlah data pada kolom ke-1

: jumlah data pada kolom ke-2

: jumlah data pada kolom ke-3

G : jumlah seluruh data amatan

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini didefinisikan

notasi-notasi sebagai berikut.

n = banyaknya data amatan pada sel ij

N = banyaknya seluruh data amatan

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

44

= ∑

(∑ )

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

= rerata pada sel ij

= ∑ = jumlah rerata pada baris ke-i

= ∑ = jumlah rerata pada kolom ke-j

G = ∑ = jumlah rerata semua sel

Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1),

(2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut.

;

;

;

(4) = ∑

;

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima

jumlah kuadrat, yaitu jumlah kuadrat baris (JKA), jumlah kuadrat kolom

(JKB), jumlah kuadrat interaksi (JKAB), jumlah kuadrat galat (JKG), dan

jumlah kuadrat total (JKT). Berdasarkan sifat-sifat matematis tertentu dapat

diturunkan formula-formula untuk JKA, JKB, JKAB, JKG, dan JKT sebagai

berikut:

JKA = (3) – (1)

JKB = (4) – (1)

JKAB = 1) + (5) – (3) – (4)

JKG = (2)-(5)

JKT = (2)-(1)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut

adalah:

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

45

dkA = p – 1

dkB = q – 1

dkAB = (p – 1)(q – 1)

dkG = N – pq

dkT = N – 1

Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing,

diperoleh rerata kuadrat berikut:

RKA =

RKB =

RKAB =

RKG =

d. Statistik Uji

Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah:

1) untuk adalah

yang merupakan nilai dari variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 dan N – pq;

2) untuk adalah

yang merupakan nilai dari variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1 dan N – pq;

3) untuk adalah

yang merupakan nilai dari variabel

random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p – 1)(q – 1) dan

N – pq.

e. Daerah Kritik

Untuk masing-masing nilai F di atas, daerah kritisnya adalah:

1) Daerah kritik untuk adalah DK { F │ F > }

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

46

2) Daerah kritik untuk adalah DK { F │ F > }

3) Daerah kritik untuk adalah DK { F│ F > }

f. Keputusan Uji

Ho ditolak jika DK

Atau ditolak jika

Jika dalam SPSS p ditulis dengan Sig.

Analisis data menggunakan bantuan SPSS versi 16.0.

Tabel 3.4 Rangkuman Analisis Variansi

Sumber JK Dk RK FHit P

A (baris) JKA dkA RKA Fa atau

B

(kolom)

JKB dkB RKB Fb atau

AB JKAB dkAB RKAB Fab atau

Galat JKG dkG RKG - - -

Total JKT dkT - - - -

(Budiyono, 2009: 229-231)

3. Uji Komparasi Ganda

Untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, kolom dan sel

dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe. Uji

komparasi ganda merupakan uji lanjut dari analisis variansi apabila hasil analisis

variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Adapun langkah-

langkah untuk melakukan uji Scheffe adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan yang ada.

b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

c. Menentukan tingkat signifikansi ( = 0,05)

d. Mencari nilai statistik uji F dengan rumus sebagai berikut:

1) Komparasi Rataan antar Baris

(

)

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

47

dengan:

– = nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j

= rataan baris ke-i

= rataan baris ke-j

= rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

= ukuran sampel baris ke-i

= ukuran sampel baris ke-j

Daerah kritis untuk uji tersebut adalah:

DK = {F | F > (p – 1) Fα; p-1, N-pq}

2) Komparasi Rataan antar Kolom

(

)

– = nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

= rataan kolom ke-i

= rataan kolom ke-j

= rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

= ukuran sampel kolom ke-i

= ukuran sampel kolom ke-j

Daerah kritis untuk uji tersebut adalah:

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

48

DK = { | > (q – 1) Fα; q-1, N-pq}

3) Komparasi Rataan antar Sel pada Kolom yang Sama

(

)

dengan:

= nilai Fobs pada pembanding rataan pada sel ij dan rataan pada

sel kj

= rataan pada sel ij

= rataan pada sel kj

= rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

= ukuran sel ij

= ukuran sel kj

Daerah kritis untuk uji tersebut adalah:

DK = { | > (pq – 1) Fα; pq-1, N-pq}

4) Komparasi Rataan antar Sel pada Baris yang Sama

(

)

dengan:

= nilai Fobs pada pembanding rataan pada sel ij dan rataan pada

sel ik

= rataan pada sel ij

= rataan pada sel ik

= rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

= ukuran sel ij

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN · digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009)dengan rancangan faktorial 2x3 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan yang

49

= ukuran sel ik

Daerah kritis untuk uji tersebut adalah:

DK = { | > (pq – 1) Fα; pq-1, N-pq}

e. Menentukan keputusan uji (beda rataan) untuk setiap pasangan komparasi

rataan.

f. Menyusun rangkuman analisis (komparasi ganda).

(Budiyono, 2009: 215-217)