BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode...
63
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai
penunjang. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengatahui efektivitas
layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan Analisis Transaksional.
Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan pada tahap studi pendahuluan untuk
mengetahui gambaran umum konsep diri siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental
Design. Creswell (2008:299) menyebutkan “in an experiment, you test an idea (or
practice or procedure) to determine whether it influences an outcome or
dependent variable”. Penelitian eksperimen bertujuan meneliti ide (baik praktek
maupun prosedur) untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil atau variabel
dependen. Oleh karena itu, langkah pertama dalam penelitian ekperimen ini ialah
menentukan ide (praktek atau prosedur) yang akan dieksperimenkan, selanjutnya
membantu individu atau kelompok sehingga mengalami pengalaman (praktek atau
prosedur) tersebut dan selanjutnya melihat dan menentukan apakah ide (praktek
atau prosedur) yang dialami oleh individu atau kelompok tersebut menunjukkan
hasil yang lebih baik dari pada individu atau kelompok yang tidak diberi
perlakuan (praktek atau prosedur) tersebut.
64
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hal ini senada dengan Margono (2007:110) yang menjelaskan bahwa
penelitian eksperimen merupakan penelitian percobaan, yaitu penelitian yang
membandingkan dua kelompok sasaran penelitian, satu kelompok (kelompok
eksperimen) diberi perlakuan tertentu dan satu kelompok (kelompok kontrol)
dikendalikan pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan sebagai
pembanding. Selisih tanggap antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol menjadi ukuran pengaruh perlakuan yang diberikan kepada kelompok
perlakuan tersebut.
Dengan demikian, penelitian eksperimen dilakukan ketika peneliti ingin
mengetahui kemungkinan sebab dan akibat antara variabel independent dan
variabel dependent.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan
nonequivalent group pretest-posttest. Desain penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen Ο1 X1 Ο2
Kontrol Ο1 X2 Ο2
Keterangan :
65
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
01 : tes awal (sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok) pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
02 : tes akhir (setelah diberikan layanan bimbingan kelompok) pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
X1 : bimbingan kelompok dengan pendekatan analisis transaksional
X2 : perlakuan konvensional/tanpa perlakuan
(Gall, Gall & Borg, 2003:385)
Berdasarkan rancangan eksperimen semu di atas, maka uji keefektifan
bimbingan kelompok dengan pendekatan analisis transaksional dapat dijabarkan
dalam bagan berikut.
Gambar 3.1
Rancangan Treatment Eksperimen Semu
Penelitian eksperimen ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut diberi pre-test dan
post-test, perbedaan hasil atau variabel dependen pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat menunjukkan efektif atau tidaknya perlakuan (layanan
Pre-Test Treatment Post-Test
Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
Teknik analisis
transaksional
Perlakuan
Konvensional
66
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bimbingan kelompok) yang diberikan kepada kelompok eksperimen. Kelompok
eksperimen diberikan perlakuan bimbingan kelompok dengan pendekatan
Analisis Transaksional dan kelompok kontrol mendapatkan perlakuan
konvensional atau tanpa perlakuan.
C. Langkah-langkah Penelitian
Berikut dipaparkan rincian langkah-langkah penelitian:
a. Studi pendahuluan, kegiatan yang dilakukan yaitu studi literatur berdasarkan
teori-teori yang berkaitan dengan konsep diri, dan studi empiris berdasarkan
fakta lapangan tentang gambaran konsep diri peserta didik serta deskripsi
mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 6
Bandung.
b. Penyusunan layanan hipotetik berdasarkan gambaran yang diperoleh dari
lapangan.
c. Validasi struktur layanan untuk mengetahui kelayakan layanan hipotetik.
Validasi ini dilakukan oleh pakar dan praktisi BK.
d. Revisi struktur layanan, yang dilakukan atas dasar validasi oleh pakar dan
praktisi BK sehingga diperoleh layanan akhir.
e. Melaksanakan eksperimen. Pelaksanaan eksperimen meliputi tahapan
prosedur yang tepat dengan pemilihan desain, yang terdiri dari:
1) Mengadministrasi pre test.
2) Memberikan perlakuan eksperimen untuk kelompok eksperimen.
67
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Memonitori proses sehingga ancaman terhadap validitas internal
diminimalisir.
4) Mengadministrasi post test.
f. Mengorganisasi dan menganalisis data. Tiga aktivitas utama yang diperlukan
dalam menyimpulkan eksperimen: pengkodean data, analisis data, dan
penulisan hasil eksperimen.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah SMA Negeri 6
Bandung di Jln. Pasir Kaliki no 51. SMA Negeri 6 Bandung dianggap
representatif untuk dijadikan tempat penelitian karena belum memiliki program
kegiatan yang khusus dilaksanakan untuk mengembangkan konsep diri peserta
didik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA
Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 348 peserta didik.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple
random sampling. Menurut Sugiono (2011) teknik simple random sampling
adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak tanpa
memperhatikan strata (tingkatan) dalam populasi tersebut.
Perlakuan dalam penelitian ini diberikan kepada peserta didik yang
memiliki konsep diri negatif, peserta didik dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen masing-masing berjumlah 15 peserta didik. Pertimbangan
menentukan jumlah sampel didasarkan pada pendapat Wingkel, 1997 dan
68
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Natawidjaja, 1987 tentang perspektif bimbingan kelompok bahwa jumlah anggota
kelompok yang efektif adalah 8 sampai 15 orang (Farida, 2011:183).
E. Definisi Operasional
1. Konsep Diri
Atwater (Desmita, 2010: 163) berpendapat bahwa konsep diri adalah
keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri,
perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya”.
Sedangkan menurut Hurlock (Yusuf dan Nurihsan, 2008: 7) Self-concept adalah
“(1) persepsi, keyakinan, perasaan, atau sikap seseorang terhadap dirinya; (2)
kualitas pensifatan individu tentang dirinya; dan (3) suatu sistem pemaknaan
individu dan pandangan orang lain tentang dirinya”.
Konsep diri terbagi atas beberapa komponen. Atwater (Desmita, 2010:
164) mengemukakan bahwa komponen konsep diri terbagi atas tiga bentuk yaitu
“Pertama, body image, kesadaran tentang tubuhnya. Kedua, ideal self, yaitu
bagaimana cita-cita dan harapan-harapan seseorang mengenai dirinya. Ketiga,
social self yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya”. Sementara itu, Hurlock
(Yusuf dan Nurihsan, 2008: 7) berpendapat bahwa terdapat tiga komponen self-
concept yaitu “(a) perceptual atau physical self-concept; (b) conceptual atau
psychological self-concept; dan (c) attitudinal”. Sedangkan menurut Sunaryo
(2004: 33) konsep diri terbagi atas lima komponen yaitu “gambaran diri (body
69
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
image), ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran diri (self role), dan
identitas diri (self identity)”.
Dalam penelitian ini konsep diri adalah gambaran secara menyeluruh
tentang diri peserta didik SMA Negeri 6 Kelas X, yang meliputi persepsi,
perasaan, keyakinan dan nilai-nilai yang dianutnya terhadap body image, ideal
self, social self, dan self esteem peserta didik tersebut. Dengan demikian,
peningkatan konsep diri adalah membantu peserta didik sehingga memiliki
persepsi yang positif terhadap gambaran tentang dirinya (body image), memiliki
harapan yang positif terhadap diri idealnya (ideal self), mampu menilai dirinya
secara realistis berdasarkan penilaian orang lain terhadapnya (social self) dan
memiliki harga diri (self esteem) yang positif.
2. Bimbingan Kelompok dengan pendekatan Analisis Transaksional
Dalam penelitian ini, layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan
analisis transaksional didefinisikan sebagai layanan bimbingan melalui
serangkaian kegiatan pemberian bantuan dari peneliti sebagai konselor kepada
sekelompok peserta didik (konseli) secara berkesinambungan selama 9 kali
pertemuan dengan menggunakan teknik-teknik analisis transaksional seperti
kontrak perilaku, analisis struktural, analisis transaksi ego, analisis permainan,
kursi kosong dan analisis skrip yang bertujuan untuk mengembangkan konsep diri
peserta didik SMA Negeri 6 Bandung kelas X. Adapun sistematika
pengembangan layanan mencakup: (1) rasional, (2) tujuan, (3) asumsi, (4) sasaran
70
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bimbingan, (5) kompetensi konselor, (6) struktur dan isi bimbingan, dan (7)
evaluasi dan indikator keberhasilan.
F. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang dirancang untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
berbentuk angket, untuk mengetahui jenis konsep diri peserta didik. Bentuk skala
penilaian yang digunakan adalah (4) Sangat Sesuai, (3) Sesuai, (2) Agak Sesuai,
dan (1) Tidak Sesuai. Adapun kisi-kisi instrumen sebelum uji coba, sebagai
berikut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri (Sebelum Ujicoba)
Tujuan Aspek Indikator Nomor item Jumlah
soal (+) (-)
Memperoleh
gambaran
tentang
konsep diri
peserta didik
1. Body Image yaitu
gambaran mental
peserta didik
terhadap bentuk
dan ukuran
tubuhnya
1.1 Memiliki
penilaian yang
positif
terhadap
ukuran tubuh
1,11,21 40,50,
59
6
1.2 Mampu
memberikan
penilaian
positif tentang
daya tarik
39,49,
58
2,12,22
6
1.3 Memiliki
penilaian yang
positif
terhadap
bentuk tubuh
3,13,23 38,48,
57
6
71
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tujuan Aspek Indikator Nomor item Jumlah
soal (+) (-)
2. Ideal self yaitu
persepsi peserta
didik tentang apa
yang diinginkan
mengenai dirinya,
atau keyakinan
tentang apa yang
seharusnya
mengenai dirinya.
2.1 Memiliki cita-
cita yang ingin
dicapai
47, 56 4,14
4
2.2 Memiliki
harapan-
harapan
tentang dirinya
5,15,37 24,36,
46
6
3. Social self yaitu
persepsi peserta
didik mengenai
dirinya
berdasarkan
penilaian dari
orang lain
3.1 Mampu
menjalin
hubungan
dengan orang
lain
26,35,
45
6,16,25
6
3.2 Mampu
menilai
dirinya dengan
realistis
7,17,27 34,44,
55 6
3.3 Mudah
bergaul
dengan orang
lain
33,43,
54
8,18,28
6
4. Self esteem yaitu
evaluasi dan
kebiasaan
peserta didik
memandang
dirinya, terutama
sikap menerima,
menolak, dan
indikasi besarnya
kepercayaan
individu
terhadap
kemampuan,
keberartian,
kesuksesan,
keberhargaan
4.1 Memiliki rasa
percaya diri
9,19,29 32,42,
53
6
4.2 Mencintai
dirinya
31,41,
51,52
10,20,
30,60
8
G. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data
1. Uji Kelayakan Instrumen
72
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sebelum instrumen diujicobakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas
oleh tiga orang ahli (expert judgement). Validasi instrumen bertujuan untuk
mengetahui kelayakan alat ukur dari segi konstruk, isi dan bahasa yang sesuai
dengan kebutuhan. Apabila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai, maka
butir pernyataan tersebut akan dihilangkan atau direvisi sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan penelitian.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a. Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dilakukan melalui dua tahapan yaitu pengujian
validitas konstruksi yang dilakukan oleh tiga orang pakar yaitu Dr. Ipah Saripah,
M.Pd, Dr. Budi Susetyo, M.Pd dan Dr. Mubiar Agustin, M.Pd. Validitas
konstruksi ini berguna untuk mendapatkan masukan dari para pakar agar aspek-
aspek yang terdapat dalam konstruk instrumen sesuai dengan landasan teori yang
menjadi dasar penelitian. Ada pun saran yang diberikan oleh para pakar sebagai
berikut. Dr. Ipah Saripah, M.Pd menyatakan bahwa instrumen sudah cukup
memadai, tetapi DOV masih perlu disempurnakan, saran ini telah ditindak lanjuti
dengan merevisi DOV. Dr. Budi Susetyo, M.Pd menyatakan bahwa validitas
konstruk dapat dilakukan setelah ujicoba lapangan dan dianalisis dengan analisis
faktor, pilihan jawaban perlu dibuat dengan skala buatan yang berupa angka 1
sampai 4, serta secara isi instrumen telah terdapat kecocokan antara aspek,
indikator dan pernyataan, saran ini telah ditindak lanjuti dengan melakukan
ujicoba lapangan dan membuat skala buatan untuk format pilihan jawaban.
73
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sedangkan Dr. Mubiar Agustin, M.Pd menyatakan bahwa DOV masih perlu
diperbaiki dan hindari penggunaan pernyataan yang bertolak belakang. Saran ini
juga telah ditindak lanjuti dengan merevisi DOV dan memperbaiki pernyataan
yang bertolak belakang. Tahap selanjutnya adalah mengujicobakan instrumen
secara langsung ke lapangan. Instrumen diujicobakan kepada 100 peserta didik
SMA Negeri 4 Bandung (tidak ada ketetapan tentang jumlah sampel uji coba).
Untuk menguji validitas instrumen ini digunakan rumus korelasi Product
Moment yang dikemukakan oleh Person (Arikunto, 2002:146).
a
Pengujian nilai signifikansi validitas butir item menggunakan uji t, yaitu
dengan rumus sebagai berikut.
2
1
1
1
21
nnSgab
XXt
Keterangan :
t = harga thitung
untuk tingkat signifikansi
r = koefisien korelasi
n = banyaknya subjek
74
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dimana
2
)1(1
21
2
22
2
11
nn
snsnS gab
Langkah selanjutnya adalah membandingkan thitung
dengan t tabel untuk
mengetahui tingkat signifikansi dengan ketentuan thitung
> t tabel . Dalam penelitian
ini, proses di atas dilakukan dengan bantuan SPSS, sebuah program komputer
statistik dengan tingkat akurasi yang tinggi. Proses pengolahan dan hasil uji
validitas dibantu dengan software komputer terpercaya dalam menghitung statistik
yaitu program SPSS versi 16. Software tersebut mempermudah peneliti untuk
menyingkat proses perhitungan secara akurat dalam waktu yang singkat dengan
hasil yang diyakini kebenarannya.
Dari 60 item pernyataan konsep diri, diperoleh 7 item pernyataan yang
tidak valid, sehingga total item pernyataan valid berjumlah 53 item. Berikut ini
merupakan hasil uji validasi instrumen konsep diri peserta didik.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas
Keterangan Item ∑
Valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 20,
22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,
35, 36, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49,
50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60
53
Tidak Valid 5, 15, 17, 19, 21, 37, 42 7
Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui ketetapan/kesahihan
(validity) instrumen tersebut. Berikut ini kisi-kisi setelah uji coba.
75
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri (Setelah Ujicoba)
Tujuan Aspek Indikator Nomor item Jumlah
soal (+) (-)
Memperoleh
gambaran
tentang
konsep diri
peserta didik
1. Body Image yaitu
gambaran mental
peserta didik terhadap
bentuk dan ukuran
tubuhnya
1.1 Memiliki
penilaian
positif
terhadap
ukuran tubuh
1,10 34,43,
52
5
1.2 Mampu
memberikan
penilaian
positif tentang
daya tarik
33,42,
51
2,11,17
6
1.3 Memiliki
penilaian
positif
terhadap
bentuk tubuh
3,12,18 32,41,
50
6
2 Ideal self yaitu persepsi
peserta didik tentang
apa yang diinginkan
mengenai dirinya, atau
keyakinan tentang apa
yang seharusnya
mengenai dirinya.
2.1 Memiliki cita-
cita yang ingin
dicapai
40, 49 4,13
4
2.2 Memiliki
harapan
realistis
tentang dirinya
- 19,31,
39 3
3 Social self yaitu
persepsi peserta didik
mengenai dirinya
berdasarkan penilaian
dari orang lain
3.1 Mampu
menjalin
hubungan
dengan orang
lain
20,30,
38
5,14,21
6
3.2 Mampu
menilai
dirinya secara
realistis
6,22 29,37,
48 5
3.3 Mudah
bergaul
dengan orang
lain
28,36,
47
7,15,23
6
76
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tujuan Aspek Indikator Nomor item Jumlah
soal (+) (-)
4 Self esteem yaitu
evaluasi dan kebiasaan
peserta didik
memandang dirinya,
terutama sikap
menerima, menolak,
dan indikasi besarnya
kepercayaan individu
terhadap kemampuan,
keberartian,
kesuksesan,
keberhargaan
4.1 Memiliki rasa
percaya diri
8,24 27, 46
4
4.2 Mampu
mencintai
dirinya
26,35,
44,45
9,16,
25,53 8
b. Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan
instrumen sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas berkenaan dengan ketepatan
hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai,
jika instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa
kali hasilnya sama satau relatif sama. Pengujian reliabilitas yang dilakukan pada
instrumen penelitian adalah dengan menggunakan internal consistency. Internal
consistency menurut Sugiyono (2011:131) adalah pengujian yang hanya dilakukan
dengan mencobakan instrumen sekali saja, dimana selanjutnya data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik tertentu.
Secara keseluruhan perhitungan ini dibantu dengan menggunakan program
komputer SPSS for Windows veri 16. Kriteria untuk mengetahui reliabilitas,
menggunakan klasifikasi kriteria yang dikemukakan oleh Sugiono (1999:149)
yang tercantum pada tabel berikut.
77
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.5
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
0.80 – 1.000 Derajat reliabilitas sangat tinggi
0.60 – 0.799 Derajat reliabilitas tinggi
0.40 – 0.599 Derajat reliabilitas sedang
0.20 – 0.399 Derajat reliabilitas rendah
0.00 – 0.199 Derajat reliabilitas sangat rendah
(Sugiono, 1999:149)
Uji reliabilitas instrumen konsep diri peserta didik hanya dilakukan pada
butir item pernyataan yang telah memiliki tingkat validitas tinggi. Apabila rhitung >
rtabel, maka butir item pernyataan reliabel, sebaliknya bila rhitung < rtabel, maka butir
item pernyataan tidak reliabel.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on Standardized
Items N of Items
.919 .922 53
Berdasarkan Tabel sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai
reliabilitas instrumen konsep diri sebesar 0,919 berada pada kategori sangat
tinggi, artinya instrumen ini mampu menghasilkan skor-skor pada setiap item
dengan konsisten.
H. Prosedur Pengolahan Data
1. Penyeleksian Data
78
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penyeleksian data bertujuan untuk memilih data yang memadai untuk
diolah berdasarkan kelengkapan jawaban, baik identitas maupun jawaban. Jumlah
angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah angket yang disebar.
2. Penyekoran
Penyekoran instrumen dalam penelitian disusun dalam bentuk skala
ordinal. Skala ordinal yaitu skala yang menunjukkan perbedaan tingkatan subjek
secara kuantitatif (Furqon, 1997:7). Skala ordinal didasarkan pada peringkat yang
diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terrendah atau sebaliknya.
Tabel 3.7
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif jawaban Pemberian Skor
Positif Negatif
Sangat Sesuai
Sesuai
Agak Sesuai
Tidak Sesuai
4
3
2
1
1
2
3
4
Rentang penilaian pada skala konsep diri dalam penelitian ini
menggunakan rentang skor dari 1 – 4 dengan banyaknya item 53, sehingga
interval kriteria tersebut dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.
Skor maksimum : 4 X 53 = 212
Skor minimum : 1 X 53 = 53
Rentang : 212 – 53 = 159
Panjang kelas interval : 159 : 2 = 80
Persentase skor maksimum (4 : 4) X 100% = 100%
79
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Persentase skor minimum (1 : 4) X 100% = 25%
Rentang persentase skor = 100% - 25% = 75%
Banyaknya kriteria = (Positif, Negatif)
Panjang kelas interval = rentang : banyaknya kriteria
= 75% : 2 = 37.5%
Konsep diri diklasifikasikan ke dalam dua kriteria yaitu konsep diri positif
dan konsep diri negatif. Penentuan rentang norma kriteria konsep diri dijelaskan
dalam tabel berikut.
Tabel 3.8
Kriteria Konsep Diri
Rentang Kriteria Deskripsi
134 - 212 Positif
Peserta didik yang masuk kriteria positif
menunjukkan bahwa peserta didik telah
memiliki a). pemahaman yang positif tentang
body image (citra dirinya), b). harapan yang
positif dan realistis tentang ideal self (dirinya),
c). persepsi positif tentang social self (dirinya
berdasarkan penilaian dari orang lain), dan d)
self esteem (harga diri) yang positif.
53 - 133 Negatif
Peserta didik yang masuk dalam kriteria negatif
belum memiliki a). pemahaman yang positif
tentang body image (citra dirinya), b). harapan
yang positif dan realistis tentang ideal self
(dirinya), c). persepsi positif tentang social self
(dirinya berdasarkan penilaian dari orang lain),
dan d) self esteem (harga diri) yang belum
positif.
80
Amalia Rizki Pautina, 2012 Bimbingan Kelompok Dengan Pendekatan Analisis Transaksional Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa
: Studi Eksperimen Semu di Kelas X SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
non parametrik, dengan menggunakan uji Wilcoxon karena mengacu pada
variabel data yang ada dalam penelitian ini adalah variabel data non parametrik,
selain itu, uji Wilcoxon tidak menerapkan syarat-syarat mengenai parameter-
parameter populasi penelitian. Uji Wilcoxon yaitu dengan mencari perbedaan
mean pre-test dan post-test. Disamping menggunakan uji Wilcoxon, penelitian ini
juga menggunakan analisis data deskriptif presentase.
Menurut Furqon ntuk mencari besarnya harga W, diambil harga yang
terkecil dari W+ dan W-. hipotesis nol (Ho), jika 𝜇A – 𝜇B = 0 dapat ditolak dan
menerima pembandingnya 𝜇A – 𝜇B ≠ 0, hanya jika W+ dan W- cukup kecil,
dengan kata lain W juga cukup kesil. Sederhananya tolak Ho, jika W < Wtab
dengan taraf signifikansi yang ditentukan sebelumnya. Pendekatan statisktik
Wilcoxon W+ (atau W) menggunakan distribusi normal dapat dilakukan jika n ≤
15 dengan menggunakan uji statistik (Irawan, 2010).