BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
33
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007: 3). Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau
eksperimen kuasi. Adapun desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah non-equivalent control group design (Sugiyono, 2009: 116). Di dalam
penelitian ini terdapat dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelas eksperimen
dan kelas pembanding. Kelas eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan
yaitu teknik bercerita berpasangan dalam pembelajaran apresiasi dongeng.
Sebaliknya, kelas pembanding adalah kelompok pembanding yang tidak
mendapat teknik bercerita berpasangan dalam pembelajaran apresiasi dongeng.
Tabel mengenai desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Rancangan non-equivalent control group design
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
E O1 X O2
K O3 O4
Keterangan:
E : kelas eksperimen
K : kelas pembanding
34
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
O1 : uji awal pada kelompok ekperimen
O2 : uji akhir pada kelompok eksperimen
X : perlakuan pada kelompok eksperimen menggunakan teknik bercerita
berpasangan
O3 : uji awal pada kelompok pembanding
O4 : uji akhir pada kelompok pembanding
B. Teknik Penelitian
Adapun teknik penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes. Teknik tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya
kemampuan objek yang akan diteliti (Arikunto, 2004: 223). Teknik tes digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengapresiasi dongeng, baik sebelum
maupun sesudah diterapkan teknik bercerita berpasangan. Selain itu, teknik tes
juga akan digunakan untuk melihat adakah perubahan kemampuan mengapresiasi
dongeng pada kedua kelompok subjek.
Tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir
yang dilakukan baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding.
Pada kelompok eksperimen, tes awal diberikan sebelum mendapatkan
pembelajaran apresiasi dongeng dengan menggunakan teknik bercerita
berpasangan dan tes akhir diberikan setelah mendapatkan pembelajaran apresiasi
35
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dongeng dengan menggunakan teknik bercerita berpasangan. Pada kelompok
pembanding, tes awal diberikan sebelum mendapatkan pembelajaran mengenai
apresiasi dongeng sedangkan tes akhir setelah mendapatkan pembelajaran
mengenai apresiasi dongeng.
2. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1) Memeriksa dan menilai hasil tes awal dan tes akhir di kelas eksperimen dan
kelas pembanding.
2) Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang untuk skor tes awal dan tes akhir.
Uji reliabilitas antarpenimbang tersebut dilakukan karena tes awal dan tes
akhir di kelas eksperimen dan kelas pembanding dinilai oleh lebih dari satu orang
untuk mencegah subjektivitas. Uji reliabilitas menggunakan rumus:
(testi) ∑ ∑
–
(∑ )
(penimbang) ∑
∑
(∑ )
(total) ∑ ∑ (∑ )
(kekeliruan) ∑ ∑ ∑ ∑
Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA.
Reliabilitas antarpenimbang dihitung dengan menggunakan rumus:
( )
36
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah itu, nilai tersebut dilihat dalam tabel Interpretasi Koefisien
Korelasi Nilai r .
3) Melakukan uji persyaratan analisis data
Uji persyaratan analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas
data. Sebelum melakukan data dianalisis menggunakan uji hipotesis, data harus
diuji normalitas dan homogenitasnya. Pengujian normalitas data dilakukan
menggunakan rumus chi kuadrat (Subana dkk, 2005: 124), dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
(1) menentukan rentang (R), dengan rumus:
R = nilai maksimal – nilai minimal
(2) menentukan banyaknya kelas interval (K), dengan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
(3) menentukan panjang kelas interval (P), dengan rumus:
(4) membuat tabel distribusi frekuensi untuk data yang sudah dikelompokkan;
(5) menentukan rata-rata hitung ( ) dengan rumus:
∑( )
∑
(6) menentukan standar deviasi, dengan menggunakan rumus:
√∑(
) (∑ )
∑ ∑
(7) membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi
(8) menghitung hitung dengan menggunakan rumus chi kuadrat, yaitu:
37
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
∑( )
(9) menentukan derajat kebebasan dengan rumus:
Db = jumlah kelas - 3
(10) menentukan nilai tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05)
(11) membandingkan nilai X2 hitung dengan X
2 tabel, kriteria uji normalitas
adalah sebagai berikut.
Jika X2 hitung < X
2 tabel, maka data tersebut berdistribusi normal.
Jika X2 hitung > X
2 tabel, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
Sementara itu, uji homogenitas varian rata-rata tes awal dan tes akhir
dilakukan dengan menggunakan rumus:
(Subana dkk., 2005: 161)
Keterangan:
Fhitung : nilai yang dicari
Vb : varians terbesar
Vk : varians terkecil
Data dinyatakan homogen jika Fhitung ≤ Ftabel.
4) Melakukan uji hipotesis dengan melakukan uji t. Uji t adalah tes statistik
yang digunakan untuk memperbandingkan mean dari kelompok eksperimen
dan kelompok pembanding (Arikunto, 2006: 311). Langkah-langkah dalam
melakukan uji t adalah sebagai berikut:
(1) merumuskan hipotesis;
38
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(2) menentukan t hitung dengan rumus:
√(∑ ∑
) (
)
Keterangan:
M = nilai hasil rata-rata per kelas
N = banyaknya subjek
X = deviasi setiap nilai x2 dan x1
Y = deviasi setiap nilai y2 dan y1
(3) menentukan derajat kebebasan, dengan rumus:
(4) menentukan t tabel untuk hipotesis dua ekor, dengan rumus:
( )( )
(5) melakukan pengujian hipotesis dengan kriteria pengujiannya adalah
“Terima H0, jika - ttabel < thitung < ttabel, dalam hal lainnya H0 ditolak”
C. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dijadikan pedoman dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Rencana
pelaksanaan pembelajaran tersebut dibuat berdasarkan standar kompetensi (SK)
39
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat di dalam Standar Isi KTSP. SK yang
dipilih oleh peneliti adalah mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan. KD
yang dipilih berdasarkan SK tersebut adalah menunjukkan relevansi isi dongeng
dengan situasi sekarang.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan di
kelas eksperimen dan kelas pembanding adalah sebagai berikut.
a. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen akan diberi perlakuan yaitu teknik bercerita berpasangan
dalam pembelajaran apresiasi dongeng. Perlakuan akan diberikan sebanyak dua
kali. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan di
kelas eksperimen adalah sebagai berikut.
1) Pertemuan Pertama
a) Kegiatan Awal
Guru menyapa siswa.
Guru mengecek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan manfaat mengapresiasi dongeng.
Guru memotivasi siswa.
b) Kegiatan Inti
Siswa diberi penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik dongeng dan
cara mencari relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang.
40
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Siswa diberi pengenalan mengenai dongeng “Kisah Kera dan Ayam”
yang akan diapresiasi. Dongeng tersebut telah dibagi menjadi dua
bagian oleh guru.
Siswa diberi penjelasan mengenai langkah-langkah teknik bercerita
berpasangan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
apresiasi dongeng.
Siswa diminta untuk berpasangan dengan teman sebangkunya.
Salah satu siswa diminta untuk tetap di kelas sedangkan pasangannya
diminta menunggu di luar kelas.
Siswa yang berada di dalam kelas diminta untuk mendengarkan
pembacaan bagian pertama dongeng “Kisah Kera dan Ayam”.
Sambil mendengarkan, siswa diminta mendaftar sejumlah kata kunci
yang terdapat dalam bagian dongeng yang sedang dibacanya.
Setelah selesai mendengarkan siswa diminta untuk menyimpan daftar
kata kunci yang telah ia tulis dan menunggu di luar kelas.
Siswa yang belum mendengarkan diminta masuk ke kelas untuk
mendengarkan pembacaan dongeng “Kisah Kera dan Ayam” bagian
kedua.
Sambil mendengarkan, siswa diminta mendaftar sejumlah kata kunci
yang terdapat dalam bagian dongeng yang sedang dibacanya.
Setelah siswa selesai mendengarkan “Kisah Kera dan Ayam” bagian
kedua, siswa yang berada di dalam kelas diminta untuk masuk ke
kelas.
41
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Siswa saling bertukar daftar kata kunci dengan pasangannya masing-
masing.
Sambil mengingat-ingat bagian yang telah didengarkan, siswa
berusaha mengarang bagian lain yang didengar oleh pasangannya
berdasarkan daftar kata kunci dari pasangannya.
Siswa yang mendengarkan bagian pertama memprediksikan dan
menulis apa yang terjadi selanjutnya sedangkan siswa yang
mendengarkan bagian kedua memprediksikan apa yang terjadi
sebelumnya.
Setelah selesai menulis, beberapa siswa diberi kesempatan untuk
membacakan hasil karangan mereka.
Siswa diberi kesempatan untuk mendengarkan pembacaan dongeng
“Kisah Kera dan Ayam” secara utuh.
c) Kegiatan Akhir
Siswa diminta mengerjakan tugas mandiri mengenai dongeng yang
telah diapresiasi.
Guru dan siswa membahas dongeng yang diapresiasi pada pertemuan
hari itu.
Guru merefleksikan pembelajaran dengan cara lempar pertanyaan
terhadap peserta didik.
Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
disampaikan.
42
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Pertemuan Kedua
a) Kegiatan Awal
Guru menyapa siswa.
Guru mengecek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan manfaat mengapresiasi dongeng.
Guru memotivasi siswa.
b) Kegiatan Inti
Siswa diingatkan kembali mengenai unsur-unsur intrinsik dongeng
dan cara mencari relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang.
Siswa diberi pengenalan mengenai dongeng “Raja yang Baik Hati”
yang akan diapresiasi. Dongeng tersebut telah dibagi menjadi dua
bagian oleh guru.
Siswa diberi penjelasan mengenai langkah-langkah teknik bercerita
berpasangan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
apresiasi dongeng.
Siswa diminta untuk berpasangan dengan teman sebangkunya.
Salah satu siswa diminta untuk tetap di kelas sedangkan pasangannya
diminta menunggu di luar kelas.
Siswa yang berada di dalam kelas diminta untuk mendengarkan
pembacaan bagian pertama dongeng “Raja yang Baik Hati”.
Sambil mendengarkan, siswa diminta mendaftar sejumlah kata kunci
yang terdapat dalam bagian dongeng yang sedang dibacanya.
43
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah selesai mendengarkan siswa diminta untuk menyimpan daftar
kata kunci yang telah ia tulis dan menunggu di luar kelas.
Siswa yang belum mendengarkan diminta masuk ke kelas untuk
mendengarkan pembacaan dongeng “Raja yang Baik Hati” bagian
kedua.
Sambil mendengarkan, siswa diminta mendaftar sejumlah kata kunci
yang terdapat dalam bagian dongeng yang sedang dibacanya.
Setelah siswa selesai mendengarkan “Raja yang Baik Hati” bagian
kedua, siswa yang berada di dalam kelas diminta untuk masuk ke
kelas.
Siswa saling bertukar daftar kata kunci dengan pasangannya masing-
masing.
Sambil mengingat-ingat bagian yang telah didengarkan, siswa
berusaha mengarang bagian lain yang didengar oleh pasangannya
berdasarkan daftar kata kunci dari pasangannya.
Siswa yang mendengarkan bagian pertama memprediksikan dan
menulis apa yang terjadi selanjutnya sedangkan siswa yang
mendengarkan bagian kedua memprediksikan apa yang terjadi
sebelumnya.
Setelah selesai menulis, beberapa siswa diberi kesempatan untuk
membacakan hasil karangan mereka.
Siswa diberi kesempatan untuk mendengarkan pembacaan dongeng
“Raja yang Baik Hati” secara utuh.
44
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c) Kegiatan Akhir
Siswa diminta mengerjakan tugas mandiri mengenai dongeng yang
telah diapresiasi.
Guru dan siswa membahas dongeng yang diapresiasi pada pertemuan
hari itu.
Guru merefleksikan pembelajaran dengan cara lempar pertanyaan
terhadap peserta didik.
Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
disampaikan.
b. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran di Kelas Pembanding
1) Pertemuan Pertama
a) Kegiatan Awal
Guru menyapa siswa.
Guru mengecek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan manfaat mengapresiasi dongeng.
Guru memotivasi siswa.
b) Kegiatan Inti
Siswa diberi penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik dongeng
dan cara mencari relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang.
Siswa diberi pengenalan mengenai dongeng “Kisah Kera dan
Ayam” yang akan diapresiasi.
Siswa diminta mendengarkan dongeng “Kisah Kera dan Ayam”.
45
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sambil mendengarkan, siswa diminta untuk mencatat kata-kata
kunci yang dianggap penting dari dongeng yang dibacakan.
Setelah selesai mendengarkan, siswa diminta menuliskan kembali
dongeng “Raja yang Baik Hati” dengan kata-katanya sendiri.
Setelah selesai menulis, beberapa siswa diberi kesempatan untuk
membacakan hasil karangan mereka.
c) Kegiatan Akhir
Guru dan siswa membahas dongeng yang diapresiasi pada
pertemuan hari itu.
Siswa diminta mengerjakan tugas mandiri mengenai dongeng yang
telah diapresiasi.
Guru merefleksikan pembelajaran dengan cara lempar pertanyaan
terhadap peserta didik.
Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah disampaikan.
2) Pertemuan Kedua
a) Kegiatan Awal
Guru menyapa siswa.
Guru mengecek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan manfaat mengapresiasi dongeng.
Guru memotivasi siswa.
b) Kegiatan Inti
46
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Siswa diberi penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik dongeng
dan cara mencari relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang.
Siswa diberi pengenalan mengenai dongeng “Raja yang Baik Hati”
yang akan diapresiasi.
Siswa diminta mendengarkan dongeng “Raja yang Baik Hati”.
Sambil mendengarkan, siswa diminta untuk mencatat kata-kata
kunci yang dianggap penting dari dongeng yang dibacakan.
Setelah selesai mendengarkan, siswa diminta menuliskan kembali
dongeng “Raja yang Baik Hati” dengan kata-katanya sendiri.
Setelah selesai menulis, beberapa siswa diberi kesempatan untuk
membacakan hasil karangan mereka.
c) Kegiatan Akhir
Guru dan siswa membahas dongeng yang diapresiasi pada
pertemuan hari itu.
Siswa diminta mengerjakan tugas mandiri mengenai dongeng yang
telah diapresiasi.
Guru merefleksikan pembelajaran dengan cara lempar pertanyaan
terhadap peserta didik.
Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah disampaikan.
2. Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa baik sebelum
maupun sesudah mendapat perlakuan. Instrumen tes berupa soal-soal yang akan
47
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
digunakan saat pelaksanaan tes awal dan tes akhir. Soal-soal yang akan digunakan
berbentuk esai. Di dalam tes awal dan tes akhir, siswa diminta menuliskan unsur-
unsur intrinsik dari dongeng yang pernah dibaca. Selain itu, siswa juga diminta
untuk mengapresiasi dongeng sesuai dengan langkah-langkah apresiasi yang
dijelaskan oleh Sumardjo dan Saini (1988: 174-175).
Soal tes yang diberikan kepada siswa dibuat berdasarkan ranah kognitif
dan ranah afektif. Ranah kognitif, yang dikembangkan oleh Bloom (Arikunto,
2010: 117-120), meliputi pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3),
analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Sementara itu ranah afektif
(Dickson dan Saxe, et al. dalam Arikunto, 2010: 138-139) meliputi receiving
(menerima), responding (merespon), valuing (menilai), organization
(mengorganisasikan), dan characterization by value or value complex
(mengkarakterisasi suatu nilai dengan kompleks nilai).
Soal-soal mengenai unsur-unsur intrinsik dongeng dibuat berdasarkan
ranah kognitif sedangkan soal-soal mengenai apresiasi dongeng dibuat
berdasarkan ranah afektif. Kisi-kisi soal yang akan digunakan adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal
Materi Soal Ranah
Kognitif Afektif
1. Keterlibatan jiwa
2. Penilaian mengenai penyajian isi dongeng
a. Judul
b. Tokoh
√
√
√
48
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Penokohan
d. Alur
e. Latar
f. Amanat
g. Pendapat mengenai masing-masing unsur
intrinsik.
√
√
√
√
√
3. Relevansi isi dongeng dengan situasi saat ini √
Dongeng yang akan digunakan dalam tes awal dan tek akhir adalah
dongeng yang berjudul “Lutung Kasarung” (dongeng terlampir). Adapun
instrumen tes yang akan digunakan dalam tes awal dan tes akhir adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.3
Instrumen Tes Awal dan Tes Akhir
Indikator Teknik Bentuk Instrumen Ranah
Mampu
mengungkap-
kan
keterlibatan
jiwa dengan
dongeng yang
diperdengar-
kan.
Tes
tulis
Uraian 1. Masalah-masalah
apa sajakah yang
dialami oleh tokoh
utama dalam
dongeng yang telah
kamu dengarkan?
2. Apakah yang akan
kamu lakukan jika
kamu mengalami
masalah seperti
yang dialami oleh
tokoh utama dari
dongeng yang telah
kamu dengarkan?
Afektif
(merespon)
Afektif
(merespon)
49
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Mampu
mengemuka-
kan pendapat
mengenai
penyajian isi
dongeng.
3. Tuliskan judul
dongeng yang telah
kamu dengarkan dan
berikan pendapatmu
mengenai
kesesuaian judul
dengan cerita
dongeng tersebut!
4. Tuliskan unsur-
unsur intrinsik
(tokoh, watak tokoh,
alur, latar, dan
amanat) yang
terdapat dalam
dongeng yang telah
kamu dengarkan!
5. Tuliskan
pendapatmu
mengenai masing-
masing unsur
intrinsik (tokoh dan
watak tokoh, alur,
latar, dan amanat)
dari dongeng yang
telah kamu
dengarkan!
Mampu
mengemuka-
kan pendapat
mengenai
penyajian isi
dongeng.
Mampu
menjelaskan
relevansi isi
dongeng
dengan situasi
Tes
tulis
Uraian 6. Tuliskanlah
hubungan antara isi
dongeng yang telah
kamu dengarkan
dengan situasi saat
Afektif
(meng-
organisasi-
kan)
50
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
saat ini
ini, dari segi:
a) Tokoh dan watak
tokoh;
b) alur;
c) latar;
d) amanat!
Kriteria penilaian yang akan digunakan untuk menilai hasil tes awal dan
tes akhir adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian
No. Aspek
Penilaian
Kriteria Penilaian Skor
1 Kemampu-
an siswa
dalam
menemukan
masalah.
(Bobot: 3)
Siswa mampu menuliskan semua masalah yang
dialami Purbasari, sebagai tokoh utama, yaitu
sebagai berikut:
1) Purbasari difitnah oleh kakaknya,
Purbararang.
2) Purbasari diasingkan di hutan.
3) Purbasari ditantang oleh kakaknya untuk
adu panjang rambut.
4) Purbasari ditantang oleh kakaknya untuk
adu tampan tunangan.
4
Siswa hanya mampu menuliskan tiga masalah
yang dialami tokoh utama.
3
Siswa hanya mampu menuliskan dua masalah
yang dialami tokoh utama.
2
Siswa hanya mampu menuliskan satu masalah
yang dialami tokoh utama.
1
51
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Siswa tidak mampu menuliskan masalah yang
dialami tokoh utama.
0
2.
Kemampu-
an siswa
dalam
memberikan
solusi atas
permasalaha
n yang
ditemukan.
(Bobot: 3)
Siswa mampu memberikan solusi atas semua
masalah yang dialami oleh tokoh utama.
4
Siswa hanya mampu memberikan solusi atas
tiga masalah yang dialami oleh tokoh utama.
3
Siswa mampu memberikan solusi atas dua
masalah yang dialami oleh tokoh utama.
2
Siswa mampu memberikan solusi atas satu
masalah yang dialami oleh tokoh utama.
1
Siswa tidak mampu memberikan solusi atas
masalah yang dialami oleh tokoh utama.
0
3. Kemampu-
an siswa
dalam
mengingat
judul dan
memberikan
pendapat
mengenai
kesesuaian
judul
dengan isi
dongeng.
(Bobot: 3)
Siswa dapat menuliskan judul dongeng dengan
tepat, yaitu “Lutung Kasarung”, disertai
pendapat mengenai kesesuaian judul dengan isi
dongeng.
4
Siswa menuliskan judul tetapi terdapat
penulisan salah satu kata yang salah dan
disertai pendapat mengenai kesesuaian judul
dengan isi dongeng.
3
Siswa dapat menuliskan judul dongeng dengan
tepat tetapi tidak disertai pendapat mengenai
kesesuaian judul dengan isi dongeng.
2
Siswa menuliskan judul tetapi terdapat
penulisan salah satu kata yang salah dan
tidak menuliskan pendapat mengenai
kesesuaian judul dengan isi dongeng.
Siswa tidak menuliskan judul dongeng
tetapi menuliskan pendapat mengenai
kesesuaian judul dengan isi dongeng.
1
52
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Siswa tidak menuliskan judul dongeng dan
tidak menuliskan pendapat mengenai
kesesuaian judul dengan isi dongeng.
0
4.
Kemampu-
an siswa
dalam
menjelaskan
unsur
intrinsik
yang
terdapat
dalam
dongeng.
(Bobot: 5)
Siswa mampu menjelaskan lima unsur intrinsik
yang ada di dalam dongeng secara lengkap,
yaitu sebagai berikut.
a. Tokoh (Purbasari, Lutung, Purbararang,
Indrajaya, Prabu Tapa Agung, Nenek sihir,
dan Patih.)
b. Watak tokoh (Purbasari yang memiliki
watak protagonis, Lutung memiliki watak
yang protagonis, Purbararang yang
memiliki watak antagonis, Indrajaya yang
memiliki watak antagonis, Prabu Tapa
Agung yang memiliki watak protagonis,
Nenek sihir yang memiliki watak antagonis,
dan Patih yang memiliki watak protagonis)
c. Alur yang memiliki hubungan kuasalitas
dan sesuai dengan isi dongeng (Karena
merasa iri, Purbararang membuat adiknya,
Purbasari, terkena penyakit kulit dan
mengusirnya ke hutan. Di hutan dia
bersahabat dengan Lutung yang
membantunya menyembuhkan penyakit
yang dideritanya. Ketika Purbararang
mengetahui adiknya sudah sembuh, ia pun
menantang adiknya. Purbasari ditantang
adu panjang rambut dan adu tampan
tunangan. Purbasari memenangkan kedua
pertandingan tersebut setelah memilih
lutung, yang ternyata wujud aslinya sangat
4
53
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tampan, menjadi tunangannya. Purbararang
lalu meminta maaf kepada adiknya dan
Purbasari memaafkannya.
d. Latar waktu (pada masa Kerajaan Tapa
Agung dan pada malam hari), latar tempat
(di Istana, di hutan, dan di telaga), dan latar
suasana (sedih dan bahagia) dari dongeng
tersebut disertai pendapat mengenai
masing-masing latar.
e. Siswa mampu menuliskan amanat yang
sesuai dengan isi dongeng (Seseorang yang
senantiasa menghadapi cobaan hidup
dengan penuh kesabaran dan pantang
menyerah akan mendapatkan kebahagiaan.
Sementara itu, orang yang selalu bersikap
jahat kepada orang lain akan mendapat
ganjaran yang setimpal.)
Siswa hanya mampu menjelaskan tiga sampai
empat unsur intrinsik secara lengkap.
3
Siswa hanya mampu menjelaskan dua unsur
intrinsik secara lengkap.
2
Siswa hanya mampu menuliskan satu unsur
intrinsik secara lengkap.
1
Siswa tidak mampu menuliskan unsur intrisnik
yang terdapat dalam dongeng.
0
5.
Kemampu-
an siswa
dalam
memberikan
pendapat
Siswa mampu menuliskan pendapatnya
mengenai empat unsur intrinsik dongeng, yaitu
tokoh dan watak tokoh, alur, latar, dan amanat.
4
Siswa mampu menuliskan pendapatnya
mengenai tiga unsur intrinsik dongeng.
3
54
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terhadap
unsur-unsur
intrinsik
dongeng.
(Bobot: 4)
Siswa mampu menuliskan pendapatnya
mengenai dua unsur intrinsik dongeng.
2
Siswa mampu menuliskan pendapatnya
mengenai satu unsur intrinsik dongeng.
1
Siswa tidak mampu menuliskan pendapatnya
mengenai satu pun unsur intrinsik dongeng.
0
6.
Kemampu-
an siswa
dalam
merelevansi
kan isi
dongeng
dengan
situasi
sekarang
(Bobot: 4)
Siswa mampu menuliskan hubungan empat
unsur intrinsik dongeng (tokoh dan watak
tokoh, alur, latar, dan amanat) dengan situasi
saat ini.
4
Siswa mampu menuliskan hubungan tiga unsur
intrinsik dongeng dengan situasi saat ini.
3
Siswa mampu menuliskan hubungan dua unsur
intrinsik dongeng dengan situasi saat ini.
2
Siswa mampu menuliskan hubungan satu unsur
intrinsik dongeng dengan situasi saat ini.
1
Siswa tidak mampu menuliskan satu pun
hubungan unsur intrinsik dongeng dengan
situasi saat ini.
0
Skor
Maksimal
Jumlah Bobot x Skor Maksimal = 22 x 4 = 88
Kriteria penilaian dibuat berdasarkan indikator yang tercantum dalam
instumen penelitian. Indikator tersebut didasarkan dari langkah-langkah apresiasi
yang dikemukakan oleh Sumardjo dan Saini K.M. (1988: 174-175). Masing-
masing soal diberi bobot yang berbeda sesuai dengan tingkat kerumitan jawaban.
Soal-soal dari aspek keterlibatan jiwa masing-masing diberi bobot tiga karena
siswa harus mampu merasakan dengan sungguh-sungguh permasalahan yang
55
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terdapat dalam cerita dongeng sebelum memberikan respon terhadap
permasalahan tersebut.
Soal-soal dari aspek pendapat mengenai penyajian isi dongeng diberi
bobot yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kerumitan jawaban. Pertanyaan
mengenai judul dan kesesuaian judul dengan isi cerita diberi bobot tiga karena
siswa harus mengingat judul kemudian memberikan pendapatnya mengenai
kesesuaian judul dengan isi cerita. Pertanyaan mengenai unsur intrinsik diberi
bobot lima karena dalam proses pengerjaannya siswa harus mengingat semua
unsur intrinsik yang terdapat dalam dongeng. Begitupun dalam menjawab
pertanyaan tentang pendapat mengenai unsur intrinsik, dalam pengerjaannya,
siswa dituntut untuk memberikan pendapatnya mengenai unsur-unsur intrinsik
dongeng, sehingga soal tersebut diberi bobot empat.
Soal dari aspek relevansi isi dongeng dengan situasi saat ini diberi bobot
empat. Sebelum mengerjakan soal tersebut, siswa dituntut untuk mengingat-ingat
berbagai hal atau kejadian yang ada di kehidupan nyata kemudian dihubungkan
dengan unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam dongeng. Oleh karena itu, soal
terakhir ini diberi bobot empat.
Penilaian terhadap hasil tes awal dan tes akhir dilakukan berdasarkan
Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAP adalah membandingkan nilai hasil belajar
siswa dengan patokan atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Harun,
2004: 3). Penilaian terhadap hasil tes awal dan tes akhir adalah sebagai berikut.
( ) x 100 %
56
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Populasi dan Sampel
Adapun populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Populasi
Sugiyono (Sugiyono, 2011: 17) menjelaskan bahwa “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek dan subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi meliputi seluruh karakteristik yang
dimiliki oleh objek atau subjek tersebut (Sugiyono, 2011: 118). Populasi pada
penelitian ini adalah siswa siswa SMP Negeri 10 Bandung kelas VII yang terdiri
dari 331 siswa. Jumlah siswa pada masing-masing kelas dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.
Tabel 3.5
Jumlah Siswa Kelas VII pada Masing-Masing Kelas
No. Kelas Jumlah Siswa
1. VII A 36
2. VII B 37
3. VII C 38
4. VII D 37
5. VII E 37
6. VII F 36
7. VII G 38
8. VII H 36
9. VII I 36
57
Chynthia Ratna Nugraha, 2012 Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng Yang Diperdengarkan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili karakteristik tertentu
yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011: 118). Dalam penelitian non-
equivalent control group design, digunakan kelas-kelas yang sudah ada dan
memiliki karakter atau kondisi yang sama (Taniredja dan Mustafidah, 2011: 56).
Berdasarkan ketentuan tersebut, sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
siswa di kelas VII-H sebagai kelas eksperimen dan VII-I sebagai kelas
pembanding. Jumlah siswa di masing-masing kelas sebanyak 36 orang. Peneliti
menggunakan kelas VII-H dan VII-I karena karakteristik siswa di dua kelas
tersebut memiliki karakteristik yang sama.