BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain...

28
55 Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan eksperimen semu (quasi experiment). Model desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent control group design”. Rancangan ini terdiri dari dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikenakan pretest terlebih dahulu kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan (treatment) tertentu sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, untuk kemudian baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dikenakan posttest untuk melihat efek dari perlakuan pada kelompok ekspermimen. (Creswell, 2012, hlm. 242, Suharsaputra, 2014, hlm. 163). Adapun desain penelitian yang digunakan tampak dalam Gambar 3.1. Gambar 3.1. Desain penelitian “Nonequivalent control group design” Kelompok Pretest Perlakuan (treatment) Posttest A O1 X O2 B O1 O2 Keterangan: A = Kelompok Eksperimen B = Kelompok Kontrol X = Perlakuan (melaksanakan program penghijauan dan menerapkan metode PBL dalam pembelajaran IPA) O1 = Pretest Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol O2 = Posttest Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol Berdasarkan gambar 3.1. dapat digambarkan bahwa desain dari penelitian ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. O1 merupakan derajat kemampuan siswa dalam tes awal (pretest) dan sikap kepedulian siswa pada lingkungan sebelum ada perlakuan dengan soal tes dan lembar observasi yang

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain...

  • 55

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Metode dan Desain Penelitian

    Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

    eksperimen semu (quasi experiment). Model desain penelitian eksperimen yang

    digunakan adalah “Nonequivalent control group design”. Rancangan ini terdiri

    dari dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol dikenakan pretest terlebih dahulu kemudian

    kelompok eksperimen diberi perlakuan (treatment) tertentu sedangkan kelompok

    kontrol tidak diberi perlakuan, untuk kemudian baik kelompok eksperimen

    maupun kelompok kontrol dikenakan posttest untuk melihat efek dari perlakuan

    pada kelompok ekspermimen. (Creswell, 2012, hlm. 242, Suharsaputra, 2014,

    hlm. 163). Adapun desain penelitian yang digunakan tampak dalam Gambar 3.1.

    Gambar 3.1. Desain penelitian “Nonequivalent control group design”

    Kelompok Pretest Perlakuan

    (treatment) Posttest

    A O1 X O2

    B O1 O2

    Keterangan:

    A = Kelompok Eksperimen

    B = Kelompok Kontrol

    X = Perlakuan (melaksanakan program penghijauan dan menerapkan

    metode PBL dalam pembelajaran IPA)

    O1 = Pretest Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

    O2 = Posttest Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol

    Berdasarkan gambar 3.1. dapat digambarkan bahwa desain dari penelitian

    ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. O1 merupakan derajat

    kemampuan siswa dalam tes awal (pretest) dan sikap kepedulian siswa pada

    lingkungan sebelum ada perlakuan dengan soal tes dan lembar observasi yang

  • 56

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    sama untuk kedua kelas. Selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakukan dengan

    melaksanakan program penghijauan dengan memanfaatkan lahan sekolah yang

    memadai dengan ditanami tanaman sayuran jenis kangkung darat yang proses

    penanaman dan waktu panennya relatif mudah dan cepat serta menerapkan model

    Problem Based Learning (PBL) (X) sedangkan kelompok kontrol tidak

    melaksanakan program penghijauan dan menggunakan model konvensional. O2

    adalah derajat kemampuan siswa dalam tes akhir (posttest) dan sikap kepedulian

    siswa pada lingkungan setelah ada perlakuan dengan soal tes dan lembar

    observasi yang sama juga untuk kedua kelas. Hasil dari pretest (O1) dan posttest

    (O2) masing-masing kelompok diperbandingkan (diuji perbedaannya). Perbedaan

    yang signifikan antara kedua hasil tes menunjukan pengaruh dari perlakuan yang

    diberikan.

    B. Lokasi dan Subjek Penelitian

    Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 1 Maret s.d. 31 mei 2016.

    Penelitian ini dilaksanakan di SD yang berada di Kecamatan Sukra, Kabupaten

    Indramayu. Siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV

    SDN Tegaltaman 1 dan SDN Tegaltaman III yang masing-masing jumlahnya 28

    siswa. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

    purposive sampling, dimana sampel ditentukan sesuai dengan kriteria

    permasalahan penelitian, yaitu sekolah yang memiliki halaman kelas yang

    memadai untuk dilaksanakan program penghijauan tetapi belum dimanfaatkan,

    tingkat kepedulian siswa terhadap lingkungannya masih rendah yang

    mempengaruhi rendahnya sikap peduli lingkungan pada siswa dalam

    pembelajaran IPA. Selain itu, pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada

    pertimbangan bahwa di sekolah tersebut memiliki kemiripan karakteristik

    sekolah, baik dari lokasi, kondisi lingkungan belajar, profil guru, tingkat

    pencapaian hasil belajar mata pelajaran IPA yang termasuk kategori sedang, serta

    ketersediaan sarana dan prasarana. Pertimbangan lain adalah karakteristik siswa

    yang memiliki kemiripan dalam latar belakang kebudayaan serta status sosial

    ekonomi siswa. Untuk memastikan homogenitas dengan melihat hasil akademik

  • 57

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    dari nilai UTS dan UKK semester 2 dan UTS semester satu, ternyata dari hasil

    akademik tersebut menyatakan bahwa sekolah tersebut memiliki tingkat

    kemampuan yang sama sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan pada kedua kelas

    tersebut.

    C. Variabel Penelitian

    Variabel merupakan objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik

    perhatian kita dalam suatu penelitian (Arikunto, Suharsimi, 2013, hlm. 159).

    Dalam penelitian ini variabel bebas (idevendent variable) yaitu pembelajaran

    dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan variabel terikat

    (devendent variable) yaitu sikap kepedulian siswa pada lingkungan hidup.

    Penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA di

    Sekolah Dasar diharapkan mampu meningkatkan sikap kepedulian siswa pada

    lingkungan, karena dengan penggunaan metode Problem Based Learning (PBL)

    dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ditambah dengan menerapkan program

    penghijauan dengan menanam sayuran jenis kangkung darat dapat melatih

    kemampuan memecahkan masalah terkait konten materi yang diaplikasikan

    dengan kehidupan nyata (konteks) melalui proses yang dialaminya sendiri

    (observasi/pengamatan) seperti secara langsung memanfaatkan lahan sekolah

    yang memadai dengan ditanamai tanaman sayuran sebagai aplikasi dari program

    penghijauan. Mekanisme penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

    Gambar 3.2. Mekanisme penelitian

    Metode Problem Based Learning

    (PBL)

    Hasil pembelajaran tentang

    Pemahaman Konsep IPA

    Kepedulian siswa pada

    lingkungan hidup

  • 58

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    D. Definisi Operasional

    Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah

    yang digunakan dalam penelitian ini, akan peneliti jelaskan beberapa definisi

    sebagai berikut.

    1. Program penghijauan adalah kegiatan penanaman pada lahan sekolah yang

    memiliki halaman kelas yang memadai untuk dilaksanakan program

    penghijauan tetapi belum dimanfaatkan. Program penghijauan yang akan

    dilaksanakan dalam penelitian ini adalah menanami lahan kosong di halaman

    kelas dengan tanaman sayuran jenis kangkung darat yang proses

    penanamannya sangat mudah dan waktu tumbuhnya yang relatif cepat.

    Tujuan penanaman agar lahan tersebut dapat bermanfaat dan memberikan

    keterampilan secara langsung kepada siswa dalam budi daya kangkung darat

    sehingga tertanam sikap kepedulian siswa pada lingkungan hidup.

    2. Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran dengan pendekatan

    pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun

    pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih

    tinggi dan iinquiry, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri

    sendiri (Arends dalam Trianto, 2007, hlm. 92). Dalam penelitian ini Problem

    Based Learning didefinisikan sebagai metode pembelajaran yang menjadikan

    masalah sekitar sebagai dasar memahami lingkungan sekitar dalam

    pembelajaran IPA dalam kurikulum SD sehingga siswa mampu

    mengkonstruksikan pengetahuan, mandiri, dan tumbuh sikap kepedulian

    siswa pada lingkungan hidup.

    3. Sikap kepedulian siswa pada lingkungan hidup dimaksudkan sebagai

    kecenderungan siswa untuk selalu tanggap dalam menjaga dan melestarikan

    lingkungannnya agar tidak rusak, tercemar, bahkan punah yang berupa

    perilaku belajar siswa yang positif dengan dilandasi etika lingkungan yang

    kuat. Ditandai dengan adanya kecenderungan perubahan baru terhadap suatu

    objek, tata nilai, dan peristiwa sebagai bagian dari fenomena atau masalah

    lingkungan yang terkait dengan kebersihan, keindahan, kesehatan lingkungan.

  • 59

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan sekolah

    tempat siswa belajar.

    4. Metode pembelajaran konvesional atau non PBL adalah metode pembelajaran

    yang biasa digunakan oleh guru kelas khususnya mata pelajaran IPA di salah

    satu sekolah dasar negeri yang ada di Kabupaten Indramayu tempat penelitian

    dilaksanakan. Pembelajaran yang dilakukan didominasi oleh metode ceramah,

    tanya jawab dan diskusi, sehingga siswa dalam belajar cenderung pasif, guru

    dominan dalam kelas. Siswa tidak dituntut berpikir kreatif dan kritis melalui

    fenomena kontekstual dalam memahami materi pelajaran yang akhirnya

    kebermaknaan dalam belajar tidak diraih oleh siswa.

    5. Hasil pembelajaran IPA adalah berupa hasil belajar berupa tingkat

    pemahaman konsep IPA pada materi cara mencegah kerusakan lingkungan.

    E. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis

    instrumen pengumpul data, yaitu tes dan non tes yang meliputi soal tes hasil

    belajar untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep IPA, format observasi

    dan angket untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan sikap

    kepedulian siswa pada lingkungannya, dan catatan harian untuk mendukung hasil

    observasi. Secara garis besarnya dapat diuraikan instrumen yang digunakan dalam

    penelitian meliputi:

    1. Soal Tes Hasil Belajar Pemahaman Konsep IPA

    Alat tes disini berupa item-item soal atau pertanyaan untuk mengukur

    pemahaman konsep materi yang dipelajari baik pada kelas eksperimen maupun

    kelas kontrol. Jenis soal yang diberikan berupa soal pilihan ganda (multiple

    choice) yang meliputi empat option sebagai alternatif jawaban siswa. Tes ini

    digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami konsep IPA

    tentang pengaruh perubahan lingkungan fisik pada tahap pretest maupun posttest

    baik pada kelas eksperimen maupun kelas konstrol. Pretest dilakukan untuk

    mengukur kemampuan awal siswa terhadap pemahaman konsep IPA, sedangkan

    posttest untuk mengukur dan mengetahui tingkat perkembangan pemahaman

  • 60

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    siswa terhadap materi yag diajarkan melalui metode Problem Based Learning

    (PBL). Sehingga dapat diketahui perbedaan tingkat pemahaman konsep siswa

    pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dan seberapa besar pengaruh Problem

    Based Learning terhadap hasil belajar dan sikap kepedulian siswa pada

    lingkungan. Adapun kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada Tabel 3.1.

    Tabel 3.1. Kisi-kisi Kemampuan Konsep IPA

    Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar

    Kelas / Semester : IV / 2

    Mata Pelajaran : IPA

    Standara Kompetensi : 10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan

    Kompetensi Dasar : 10.3. Mendeskripsikan cara mencegah kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir,

    longsor)

    Materi : Pencegahan kerusakan lingkungan akibat erosi, abrasi, banjir, dan longsor)

    Penyebaran Item Soal

    Kompetensi

    Dasar Materi Indikator Soal Aspek

    Nomor

    Soal

    Jumlah

    Soal

    10.3.

    Mendeskripsikan

    cara mencegah

    kerusakan

    lingkungan

    (erosi, abrasi,

    banjir, longsor)

    Erosi Menjelaskan pengaruh erosi. C2 2

    10

    Mendefinisikan pengertian pengikisan

    daratan oleh air atau angin.

    C1 4

    Menyebutkan jenis material pada tanah

    yang paling subur

    C1 8

    Menjelaskan pengaruh erosi terhadap

    keadaan tanah

    C2 9

    Menerapkan upaya yang dapat dilakukan

    untuk mencegah erosi

    C3 16

    Menyebutkan jenis penampungan air

    buatan manusia yang dapat mencegah

    terjadinya erosi.

    C1 22

    Menjelaskan pengaruh perubahan

    lingkungan fiik.

    C2 31

    Menjelaskan penyebab tanaman pelindung

    dapat mencegah erosi.

    C2 37

    Meyebutkan penyebab perubahan faktor

    lingkungan fisik

    C1 38

    Menyebutkan cara yang dapat dilakukan

    untuk mencegah erosi.

    C1 40

    Abrasi Mendefinisikan pengikisan pantai yang

    disebabkan gelombang laut.

    C1 1

    11

    Menjelaskan penyebab abrasi. C2 3

    Menerapkan upaya untuk mencegah

    terjadinya pengikisan pantai

    C3 6

    Menjelaskan pengaruh abrasi yang dapat

    merugikan manusia

    C2 7

    Menjelaskan penyebab peristiwa

    terkikisnya batu karang

    C2 10

    Menjelaskankan fungsi menanam tanaman

    bakau di pinggiran pantai.

    C2 17

    Menerapkan upaya untuk mencegah

    terjadinya abrasi.

    C3 20

    Menjelaskan manfaat tanaman bakau

    ditanam di pantai.

    C2 21

  • 61

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Kompetensi

    Dasar Materi Indikator Soal Aspek

    Nomor

    Soal

    Jumlah

    Soal

    10.3.

    Mendeskripsikan

    cara mencegah

    kerusakan

    lingkungan

    (erosi, abrasi,

    banjir, longsor)

    Banjir

    Menjelaskan fungsi tanggul di tepi pantai C2 23

    9

    Menjelaskan dampak yang terjadi akibat

    abrasi

    C2 32

    Menyebutkan satu profesi yang dalam

    menjalankan profesinya memperhatikan

    besar kecilnya gelombang laut.

    C1 35

    Menerapkan prinsip hidup sehat agar

    terhindar dari bencana banjir

    C3 5

    Menjelaskan pemicu banjir. C2 15

    Mendefinisikan pengertian reboisasi C1 18

    Memberi contoh prinsip hidup sehat dalam

    upaya mencegah terjadinya banjir.

    C2 24

    Menerapkan pola hidup bersih agar

    terhindar dari bencana banjir

    C3 29

    Menyebutkan dampak dari penebangan

    hutan secara liar

    C1 30

    Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan

    untuk menjaga agar daerah resapan air tidak

    berkurang

    C2 33

    Menjelaskan penyebab terjadinya banjir di

    Indonesia

    C2 34

    Menerapkan pola hidup bersih agar

    terhindar dari bencana banjir.

    C3 36

    Longsor

    Menerapkan kepedulian pada lingkungan

    agar terhindar dari bencana longsor.

    C3 11

    10

    Menjelaskan alasan tidak mendirikan

    rumah di daerah bertanah miring.

    C2 12

    Menyebutkan jenis lahan yang rawan

    terjadi longsor

    C1 13

    Menjelaskan dampak dari kondisi rumah

    berada di lereng gunung

    C2 14

    Menerapkan upaya untuk mencegah

    terjadinya erosi pada lereng gunung.

    C3 19

    Menjelaskan fungsi menanam tanaman

    berakar panjang pada lahan miring

    C2 25

    Menyebutkan contoh sikap peduli terhadap

    kelestarian hutan dalam upaya mencegah

    terjadinya longsor.

    C2 26

    Menjelaskan akibat dari penebangan hutan

    secara sembarangan.

    C2 27

    Menerapkan upaya untuk mencegah

    terjadinya longsor di daerah lereng

    pegunungan.

    C3 28

    Menentukan perilaku manusia yang dapat

    mengakibatkan terjadinya banjir

    C3 39

    Jumlah 40

    Sementara itu untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa berupa

    soal bentuk pilihan ganda yakni:

    𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 =𝑩

    𝑵 𝑿 𝟏𝟎𝟎 (𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝟎 − 𝟏𝟎𝟎)

  • 62

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Keterangan:

    B = banyaknya butir soal yang dijawab benar

    N= banyaknya butir soal

    (Poerwanti, dkk. 2008, hlm. 63)

    2. Non Tes

    a. Angket

    Pada penelitian ini akan digunakan angket dengan skala Likert. Skala

    pengukuran dengan tipe ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

    negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain yaitu sesuai, kurang sesuai, tidak

    sesuai dan sangat tidak sesuai. Angket akan digunakan sebelum dan sesudah

    tindakan sehingga diketahui nilai-nilai pada sikap peduli lingkungan sebelum dan

    sesudah diberikan tindakan (treatment).

    Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Sikap Peduli Lingkungan

    Variabel Indikator Aspek yang diamati No. Item

    Jumlah F UF

    Kepedulian

    siswa pada

    lingkungan

    hidup

    Kerja keras

    untuk

    melindungi

    alam

    Melakukan penanaman

    tanaman di halaman sekolah

    5 2 2

    Memelihara tanaman di

    lingkungan sekolah

    15 12 2

    Menghargai

    kesehatan

    dan

    kebersihan

    Membuang sampah pada

    tempat sampah

    3 10 2

    Mengambil sampah yang

    bereserakan di lingkungan

    sekolah

    19 16 2

    Membersih kan tangan

    setelah melakukan kegiatan

    7 14 2

    Kepedulian

    siswa pada

    lingkungan

    hidup

    Bijaksana

    dalam

    menggunakan

    Sumber Daya

    Alam (SDA)

    Menggunakan air untuk

    menyiram tanaman

    seperlunya

    11 18 2

    Menutup kran air setelah

    digunakan

    13 8 2

    Tanggung

    jawab

    terhadap

    lingkungan

    Membersihkan bahan praktik

    yang telah digunakan

    9 6 2

    Melaksanakan piket kelas

    sesuai jadwal yang telah

    dibuat

    1 4 2

    Tidak menginjak-injak

    tanaman

    17 20 2

  • 63

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Keterangan :

    F = Favourable

    UF= Unfavourable

    Angket tersebut menggunakan favorable (F) dan unforable (UF) dimana

    ketika pernyataan favorable (mengarah atau menunjuk ciri adanya atribut yang

    diukur) mendapatkan nilai 4, 3, 2, 1 dan pernyataan unfavourable (tidak mengarah

    atau tidak menunjukkan atribut yang dicirikan) mendapat nilai 1,2,3,4.

    F. Pengembangan Instrumen Penelitian

    Keberhasilan suatu penelitian tak lepas dari instrumen yang akan

    digunakan dalam penelitian tersebut. Instrumen yang salah dapat menggambarkan

    hasil, dan kesimpulan yang salah pula, sehingga instrumen yang kita gunakan

    harus valid dan reliable, serta memperhatikan daya pembeda dan tingkat

    kesukaran dari masing-masing butir soal untuk soal tes. Pengembangan instrumen

    kemampuan memahami konsep IPA, lembar observasi, dan angket dilakukan

    dengan tahapan sebagai berikut: 1) menyusun kisi-kisi, 2) meminta pertimbangan

    dosen ahli (judgement), 3) melakukan uji coba intrumen untuk soal tes, dan 4)

    melakukan analisis butir soal tes. Analisis butir soal tes dilakukan dengan cara uji

    coba instrumen untuk menguji validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan

    reabilitas soal. Secara umum data hasil uji coba instrumen dianalisis melalui:

    1. Validitas Tes

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

    atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih

    mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti

    memiliki validitas rendah (Arikunto, Suharsimi, 2013, hlm. 211). Uji validitas tes

    yang digunakan adalah uji validitas isi dan uji validitas yang berhubungan dengan

    kriteria. Untuk mengetahui uji validitas isi tes, dilakukan judgement terhadap

    butir-butir soal tes, butir-butir item pernyataan observasi dan angket yang

    dilakukan oleh tiga orang dosen ahli, yakni Ibu Dra. Hj. Yuyu Hendawari, M.Pd,

    Ibu Dr. Suci Utari Putri, M.Pd, dan Dr. Suko Pratomo, M.Pd. Sementara untuk

  • 64

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    mengetahui uji validitas yang berhubungan dengan kriteria diujicobakan kepada

    peserta didik kelas V di SDN Tegaltaman II Kecamatan Sukra Indramayu.

    Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui

    uji coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan (validitas) dalam

    mengungkapkan apa yang akan diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal

    digunakan korelasi point biserial (rpbis). Langkah-langkah perhitungan uji

    validitas adalah sebagai berikut :

    1). Menghitung koefisien korelasi biserial (pbi), dengan rumus:

    q

    p

    S

    MM

    t

    tp

    pbi

    (Arikunto, Suharsimi, 2013, hlm. 93)

    Keterangan:

    pbi = Koefisien korelasi biserial

    Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari

    validitasnya

    Mt = rerata skor total

    St = standar deviasi dari skor total

    p = proporsi sampel yang menjawab benar

    q = proporsi sampel yang menjawab salah

    2). Mencari nilai t hitung

    Setelah mendapatkan r hitung, kemudian untuk menguji nilai signifikansi

    validitas butir soal tersebut, peneliti menggunakan uji t yaitu dengan

    menggunakan rumus berikut:

    2N

    r1

    rt

    2hitung

    Keterangan:

    r = Nilai koefisien korelasi

    N = Jumlah sampel

  • 65

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Setelah diperoleh nilai thitung maka, langkah selanjutnya adalah

    menentukan ttabel untuk instrument diskonto dengan df = n – 2 = 30 – 2 = 28

    dengan nilai df = 28 dan pada nilai alpha sebesar 95% didapat nilai t(0,95;28) =

    2,05.

    (3). Proses pengambilan keputusan

    Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria

    sebagai berikut:

    Jika t hitung positif, dan t hitung > t tabel, maka butir soal valid

    Jika t hitung negatif, dan t hitung < t tabel, maka butir soal tidak valid

    Untuk lebih jelas tentang uji validitas item data, berikut disajikan hasil

    rekapitulasi uji validitas data instrument pemahaman konsep IPA seperti pada

    Tabel 3.3 berikut.

    Tabel 3.3.

    Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Data Instrumen Pemahaman Konsep IPA

    No Jumlah Mp Mt St P q r bis t hit t tab kriteria

    1 22 21.41 19.77 7.18 0.73 0.27 0.38 2.17 2.05 Valid

    2 8 26.00 19.77 7.18 0.27 0.73 0.52 3.25 2.05 Valid

    3 23 21.65 19.77 7.18 0.77 0.23 0.48 2.86 2.05 Valid

    4 12 23.50 19.77 7.18 0.40 0.60 0.42 2.48 2.05 Valid

    5 27 20.89 19.77 7.18 0.90 0.10 0.47 2.81 2.05 Valid

    6 19 22.63 19.77 7.18 0.63 0.37 0.52 3.26 2.05 Valid

    7 7 27.14 19.77 7.18 0.23 0.77 0.57 3.64 2.05 Valid

    8 12 24.00 19.77 7.18 0.40 0.60 0.48 2.91 2.05 Valid

    9 13 22.85 19.77 7.18 0.43 0.57 0.37 2.14 2.05 Valid

    10 15 18.87 19.77 7.18 0.50 0.50 -0.13 -0.67 2.05 Invalid

    11 16 23.13 19.77 7.18 0.53 0.47 0.50 3.05 2.05 Valid

    12 16 23.38 19.77 7.18 0.53 0.47 0.54 3.37 2.05 Valid

    13 24 21.29 19.77 7.18 0.80 0.20 0.42 2.48 2.05 Valid

    14 16 22.63 19.77 7.18 0.53 0.47 0.43 2.49 2.05 Valid

    15 19 22.16 19.77 7.18 0.63 0.37 0.44 2.58 2.05 Valid

    16 14 25.71 19.77 7.18 0.47 0.53 0.77 6.48 2.05 Valid

    17 17 24.18 19.77 7.18 0.57 0.43 0.70 5.22 2.05 Valid

    18 6 26.17 19.77 7.18 0.20 0.80 0.45 2.63 2.05 Valid

    19 5 29.00 19.77 7.18 0.17 0.83 0.57 3.72 2.05 Valid

    20 12 24.00 19.77 7.18 0.40 0.60 0.48 2.91 2.05 Valid

    21 5 18.00 19.77 7.18 0.17 0.83 -0.11 -0.59 2.05 Invalid

  • 66

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    No Jumlah Mp Mt St P q r bis t hit t tab kriteria

    22 12 21.25 19.77 7.18 0.40 0.60 0.17 0.91 2.05 Invalid

    23 15 22.87 19.77 7.18 0.50 0.50 0.43 2.53 2.05 Valid

    24 24 21.83 19.77 7.18 0.80 0.20 0.58 3.72 2.05 Valid

    25 1 31.00 19.77 7.18 0.03 0.97 0.29 1.61 2.05 Invalid

    26 13 24.46 19.77 7.18 0.43 0.57 0.57 3.69 2.05 Valid

    27 16 19.50 19.77 7.18 0.53 0.47 -0.04 -0.21 2.05 Invalid

    28 16 24.69 19.77 7.18 0.53 0.47 0.73 5.69 2.05 Valid

    29 27 20.11 19.77 7.18 0.90 0.10 0.14 0.77 2.05 Invalid

    30 14 19.64 19.77 7.18 0.47 0.53 -0.02 -0.09 2.05 Invalid

    31 9 17.22 19.77 7.18 0.30 0.70 -0.23 -1.26 2.05 Invalid

    32 16 23.88 19.77 7.18 0.53 0.47 0.61 4.09 2.05 Valid

    33 14 24.93 19.77 7.18 0.47 0.53 0.67 4.81 2.05 Valid

    34 20 21.80 19.77 7.18 0.67 0.33 0.40 2.31 2.05 Valid

    35 11 19.09 19.77 7.18 0.37 0.63 -0.07 -0.38 2.05 Invalid

    36 16 23.25 19.77 7.18 0.53 0.47 0.52 3.21 2.05 Valid

    37 12 24.00 19.77 7.18 0.40 0.60 0.48 2.91 2.05 Valid

    38 17 19.35 19.77 7.18 0.57 0.43 -0.07 -0.35 2.05 Invalid

    39 18 23.33 19.77 7.18 0.60 0.40 0.61 4.05 2.05 Valid

    40 14 23.71 19.77 7.18 0.47 0.53 0.51 3.17 2.05 Valid

    Berdasarkan Tabel 3.3 diperoleh bahwa dari 40 pertanyaan ada 30

    pernyataan yang valid dan 10 pernyataan yang tidak valid. Bagi pernyataan yang

    valid hal ini berarti bahwa instrument ini dapat mengukur tentang pemahaman

    konsep IPA. Bagi item yang tidak valid hal ini berarti bahwa item tersebut tidak

    dapat mengukur pemahaman konsep IPA.

    2. Reliabilitas Tes

    Reliabilitas adalah analisis instrumen yang dilakukan untuk melihat

    ketetapan atau keajegan alat penilaian untuk menilai apa yang dinilai. Sesuatu

    instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

    karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, Suharsimi, 2013, hln. 221).

    Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui

    uji coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh keterandalannya (reliabilitas) dalam

    mengungkapkan apa yang akan diukur. Untuk mengetahui reliabilitas

    menggunakan KR-20. Rumus KR-20 digunakan karena masing-masing butir soal

    memiliki tingkat kesukaran yang relatif sama.

  • 67

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Selanjutnya dihitung koefeisien reliabilitas dengan menggunakan rumus

    KR-20, sebagai berikut :

    Dimana : KR-20 = Reliabilitas instrumen

    k = banyaknya butir pertanyaan

    St2 = Varians total

    p = Proporsi subjek yang menjawab betul pada butir soal

    q = Proporsi subjek yang menjawab salah pada butir soal

    Besar koefisien reliabilitas diintrepertasikan untuk menyatakan kriteria.

    Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas (ri), digunakan tolak ukur yang

    dibuat oleh Guilford (dalam Ratna, 2009, hlm. 57), seperti pada Tabel 3.4.

    Tabel 3.4. Katagori Reliabilitas Tes

    Koefisien Reliabilitas Katagori

    0.80 < ri ≤ 1.00 Sangat tinggi

    0.60 < ri ≤ 0.80 Tinggi

    0.40 < ri ≤ 0.60 Cukup

    0.20 < ri ≤ 0.40 Rendah

    ri ≤ 0.20 Sangat rendah

    Hasil uji reliabilitas data pemahaman konsep IPA disajikan pada

    Tabel 3.5 berikut.

    Tabel 3.5

    Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pemahaman Konsep IPA

    Instrumen Reliabilitas Kriteria Keterangan

    Pemahaman Konsep

    IPA

    0,856 Sangat Tinggi Reliabel

    3. Daya Pembeda

    Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta

    tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah.

    Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D).

    1

    St2 1 20

    qi pi

    k

    k KR

  • 68

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Diskriminasi diperoleh dari hasil pengurangan proporsi peserta kelompok atas

    yang menjawab benar dengan proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab

    benar (Arikunto, Suharsimi, 2002, hlm. 51).

    Adapun rumus untuk menentukan indeks dikriminasi (D) adalah:

    𝐷 =𝐵𝐴𝐽𝐴

    =𝐵𝐵𝐽𝐵

    = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵

    Keterangan:

    D : daya pembeda

    BA : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar.

    BB : banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar.

    JA : banyaknya siswa kelompok atas.

    JB : banyaknya siswa kelompok bawah.

    PA : proporsi kelompok atas yang menjawab benar.

    PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

    (Sudijono, 2012, hal. 389)

    Klasifikasi daya pembeda soal tersaji pada Tabel 3.6.

    Tabel 3.6. Klasifikasi Daya Pembeda

    Daya Pembeda (DP) Kategori

    DP≤ 0,00 Sangat jelek

    0,00< DP

  • 69

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.7. Daya Pembeda Soal Tes Ujicoba

    No Ba Pa Bb Pb DP Kriteria

    1 13 0.87 9 0.60 0.27 Cukup

    2 6 0.40 2 0.13 0.27 Cukup

    3 13 0.87 10 0.67 0.20 Jelek

    4 9 0.60 3 0.20 0.40 Cukup

    5 15 1.00 12 0.80 0.20 Jelek

    6 13 0.87 6 0.40 0.47 Baik

    7 6 0.40 1 0.07 0.33 Cukup

    8 9 0.60 3 0.20 0.40 Cukup

    9 9 0.60 4 0.27 0.33 Cukup

    10 7 0.47 8 0.53 -0.07 Jelek

    11 12 0.80 4 0.27 0.53 Baik

    12 11 0.73 5 0.33 0.40 Cukup

    13 14 0.93 10 0.67 0.27 Cukup

    14 11 0.73 5 0.33 0.40 Cukup

    15 12 0.80 7 0.47 0.33 Cukup

    16 13 0.87 1 0.07 0.80 Sangat Baik

    17 13 0.87 4 0.27 0.60 Baik

    18 4 0.27 2 0.13 0.13 Jelek

    19 4 0.27 1 0.07 0.20 Jelek

    20 9 0.60 3 0.20 0.40 Cukup

    21 3 0.20 2 0.13 0.07 Jelek

    22 5 0.33 7 0.47 -0.13 Jelek

    23 12 0.80 3 0.20 0.60 Baik

    24 15 1.00 9 0.60 0.40 Cukup

    25 1 0.07 0 0.00 0.07 Jelek

    26 9 0.60 4 0.27 0.33 Cukup

    27 8 0.53 8 0.53 0.00 Jelek

    28 12 0.80 4 0.27 0.53 Baik

    29 14 0.93 13 0.87 0.07 Jelek

    30 7 0.47 7 0.47 0.00 Jelek

    31 3 0.20 6 0.40 -0.20 Jelek

    32 13 0.87 3 0.20 0.67 Baik

    33 11 0.73 3 0.20 0.53 Baik

    34 12 0.80 8 0.53 0.27 Cukup

    35 6 0.40 5 0.33 0.07 Jelek

    36 10 0.67 6 0.40 0.27 Cukup

    37 9 0.60 3 0.20 0.40 Cukup

    38 9 0.60 8 0.53 0.07 Jelek

  • 70

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    No Ba Pa Bb Pb DP Kriteria

    39 13 0.87 5 0.33 0.53 Baik

    40 10 0.67 4 0.27 0.40 Cukup

    4. Tingkat Kesukaran Butir Soal

    Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau

    mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan

    1,00. Soal dengan indeks 0,00 menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar,

    sebaliknya soal dengan indeks 1,00 menunjukan bahwa soal tersebut terlalu

    mudah. Indeks kesukaran diberi symbol P (proporsi) yang dihitung dengan

    rumus:

    𝑃 =𝐵

    𝐽𝑆

    dengan:

    P : indeks kesukaran (atau kemudahan).

    B : banyak siswa yang menjawab soal dengan benar.

    JS : jumlah seluruh siswa peserta tes.

    (Arikunto, Suharsimi, 2002, hlm. 62)

    Taraf kesukaran atau kemudahan diklasifikasikan tersaji pada Tabel 3.8.

    Tabel 3.8. Klasifikasi Taraf Kesukaran atau Kemudahan Soal

    Indeks Kesukaran (P) Kategori

    IK = 0,00 Soal sangat sukar

    0,00< IK < 0,30 Soal sukar

    0,3≤ IK < 0,70 Soal sedang

    0,70 ≤ IK < 1,00 Soal mudah

    IK = 1,00 Soal sangat mudah

    Hasil uji tingkat kesukaran instrument pemahaman konsep IPA disajikan

    pada Tabel 3.9.

  • 71

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.9

    Hasil Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal

    Instrument Pemahaman Konsep IPA

    No Jumlah JS IK Kriteria

    1 22 30 0.73 Mudah

    2 8 30 0.27 Sukar

    3 23 30 0.77 Mudah

    4 12 30 0.40 Sedang

    5 27 30 0.90 Mudah

    6 19 30 0.63 Sedang

    7 7 30 0.23 Sukar

    8 12 30 0.40 Sedang

    9 13 30 0.43 Sedang

    10 15 30 0.50 Sedang

    11 16 30 0.53 Sedang

    12 16 30 0.53 Sedang

    13 24 30 0.80 Mudah

    14 16 30 0.53 Sedang

    15 19 30 0.63 Sedang

    16 14 30 0.47 Sedang

    17 17 30 0.57 Sedang

    18 6 30 0.20 Sukar

    19 5 30 0.17 Sukar

    20 12 30 0.40 Sedang

    21 5 30 0.17 Sukar

    22 12 30 0.40 Sedang

    23 15 30 0.50 Sedang

    24 24 30 0.80 Mudah

    25 1 30 0.03 Sukar

    26 13 30 0.43 Sedang

    27 16 30 0.53 Sedang

    28 16 30 0.53 Sedang

    29 27 30 0.90 Mudah

    30 14 30 0.47 Sedang

    31 9 30 0.30 Sukar

    32 16 30 0.53 Sedang

    33 14 30 0.47 Sedang

    34 20 30 0.67 Sedang

    35 11 30 0.37 Sedang

    36 16 30 0.53 Sedang

  • 72

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    No Jumlah JS IK Kriteria

    37 12 30 0.40 Sedang

    38 17 30 0.57 Sedang

    39 18 30 0.60 Sedang

    40 14 30 0.47 Sedang

    5. Penyusunan Soal Pretest dan Posttest

    Dengan mempertimbangkan hasil perhitungan validitas, daya pembeda,

    dan tingkat kesukaran soal maka dilakukan penyusunan soal tes yang akan

    digunakan sebagai soal pretest dan posttest yang akan dalam penelitian.

    Berdasarkan hasil ujicoba dari 40 soal diperoleh soal yang baik dan layak untuk

    digunakan sebagai soal tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Adapun hasil

    penyusunan untuk soal pretest dan posttest adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.10. Rekap Item yang digunakan dan dibuang

    No Item Soal Kesimpulan

    1. 1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,23,24,26,28,32,33,

    34,36,37,39,40

    Digunakan

    2. 10,21,22,25,27,29,30,31,35,38 Dibuang

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Penelitian ini menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data yaitu

    melalui tes tertulis, observasi, dan lembar angket. Teknik pengumpulan data pada

    penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 3.11. Teknik Pengumpulan Data

    No Jenis Data Sumber

    Data

    Teknik

    Pengumpulan Instrumen

    1

    Hasil tes tertulis

    tentang pemahaman

    konsep IPA sebelum

    mendapat perlakuan

    Peserta

    didik

    Pretest dan

    posttest

    30 butir soal pilihan

    ganda untuk menilai

    hasil pembelajaran

    IPA

  • 73

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    No Jenis Data Sumber

    Data

    Teknik

    Pengumpulan Instrumen

    dan setelah mendapat

    perlakuan

    2

    Sikap kepedulian

    siswa pada

    lingkungan

    Peserta

    didik

    Angket

    Lembar angket

    terhadap sikap

    kepedulian siswa

    pada lingkungan

    H. Teknik Pengolahan Data

    Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis atau diolah. Teknik

    pengolahan data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis data dengan teknik

    kuantitatif (metode statistik) dan teknik kualitatif (metode deskriptif). Teknik

    kuantitatif (metode statistik) digunakan untuk keperluan pengolahan data seperti

    uji persyaratan data dan uji hipotesis. Setelah data statistik diperoleh selanjutnya

    dilakukan penarikan kesimpulan untuk ditafsirkan maknanya. Teknik pengolahan

    data berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan

    pengujian hipotesis yang diajukan (Riduwan, 2012, hlm. 12). Jenis analisis data

    diuraiakan sebagai berikut:

    1. Analisis Data Kuantitatif

    Data kuantitatif terdiri dari hasil tes dan hasil pengukuran angket. Data

    hasil tes berupa hasil tes awal (fretest) dan tes akhir (posttest) dari kelas yang

    diberi perlakuan Problem Based Learning (PBL) dan kelas yang tidak diberi

    perlakuan Problem Based Learning (PBL) atau non PBL. Data kuantitatif sikap

    kepedulian siswa pada lingkungan berupa hasil pengukuran awal dan akhir. Data-

    data tersebut dibutuhkan untuk mengetahui N-gain masing-masing data

    kuantitatif.

    Data hasil pembelajaran IPA pada materi cara pencegahan kerusakan

    lingkungan (erosi, abrasi, longsor, dan banjir) dihimpun dengan memberikan tes

    awal (fretest) dan tes akhir (posttest) berupa tes tertulis berupa pilihan ganda.

    Jumlah soal untuk mengukur hasil pembelajaran pemahaman konsep IPA

  • 74

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    sebanyak 30 soal. Pemberian skor kemampuan memahami konsep IPA siswa

    mengacu pada metode rights only. Skor untuk setiap jawaban benar adalah +1

    sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Menurut Poerwanti, Endang. (2008,

    hlm. 63) rumus untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa berupa soal

    bentuk pilihan ganda yakni:

    𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 =𝑩

    𝑵 𝑿 𝟏𝟎𝟎 (𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝟎 − 𝟏𝟎𝟎)

    Keterangan:

    B = banyaknya butir soal yang dijawab benar

    N= banyaknya butir soal

    Untuk mengumpulkan data sikap kepedulian siswa pada lingkungan

    menggunakan lembar angket yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran.

    Pengisian angket dilakukan oleh kelas yang memperoleh perlakuan Problem

    Based Learning (PBL) dan kelas yang tidak diberi perlakuan Problem Based

    Learning (PBL) atau non PBL. Pernyataan sikap yang dipilih peserta didik diberi

    skor. Penyekoran menggunakan cara-cara yang telah disusun sebelumnya yaitu

    angket tersebut menggunakan favorable (F) dan unforable (UF) dimana ketika

    pernyataan favorable (mengarah atau menunjuk ciri adanya atribut yang diukur)

    mendapatkan nilai 4, 3, 2, 1 dan pernyataan unfavourable (tidak mengarah atau

    tidak menunjukkan atribut yang dicirikan) mendapat nilai 1,2,3,4.

    Untuk menganalisis lembar angket sikap kepedulian siswa pada

    lingkungan, data yang bersifat kuantitatif akan dikelompokkan menjadi tiga

    kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Azwar (2008, hlm. 149)

    mengkategorikannya dengan rumus berikut ini.

    Tabel 3.12. Kategori Tingkat Sikap Kepedulian Siswa pada Lingkungan

    Kriteria Skor Kategori

    x < (μ-1,0σ) Rendah

    (μ-1,0σ) ≤ x < (μ+1,0σ) Sedang

    (μ+1,0σ) ≤ x Tinggi

    Keterangan :

    μ = mean teoritis

    σ = deviasi standar

  • 75

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    a. Uji t Berpasangan (Dependent sample t test)

    Uji t berpasangan (Dependent sample t test) digunakan untuk menjawab

    rumusan masalah 1 dan 2. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, dilakukan uji

    normalitas dengan menggunakan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p > 0,05)

    dengan menggunakan bantuan SPSS 21.0. Data yang diuji normalitasnya yaitu

    data pretest dan posttest pemahaman konsep IPA baik pada kelompok eksperimen

    maupun kontrol. Langkah perhitungan uji normalitas adalah sebagai berikut.

    1) Perumusan Hipotesis

    H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

    H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

    2) Dasar pengambilan keputusan

    Jika Asymp sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak

    Jika Asymp sig > 0,05 maka H0 diterima

    Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji t berpasangan

    (Dependent sample t test). Uji ini dilakukan dengan membandingkan data pretest

    dan data posttest dari pemahaman konsep IPA baik pada kelompok eksperimen

    maupun kontrol. Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut.

    1) Hipotesis

    H0 : µ2 = µ1

    Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA sebelum dan setelah

    penerapan model PBL/non PBL.

    H1 : µ2 > µ1

    Terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA sebelum dan setelah

    penerapan model PBL/non PBL

    2) Dasar pengambilan keputusan

    Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan

    nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang

    diperoleh dengan α = 0,05.

    Jika pengambilan keputusannya berdasarkan nilai t hitung maka kriterianya

    adalah Ho diterima jika – t 1–½ α < t hitung < t 1–½ α, dimana t 1–½ α didapat dari

  • 76

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    daftar tabel t dengan dk = (n1 + n2 – 1) dan peluang 1- ½ α. Untuk harga-harga

    t lainnya Ho ditolak.

    Jika pengambilan keputusannya berdasarkan angka probabilitas (nilai p),

    maka kriterianya adalah:

    a) Jika nilai p < 0,05, maka Ho ditolak

    b) Jika nilai p > 0,05, maka Ho diterima

    3) Mencari t hitung

    Tahapan mencari t hitung adalah sebagai berikut:

    a) Menghitung selisih (d), yaitu data pretest – data posttest.

    b) Menghitung total d, lalu mencari mean d.

    c) Menghitung d – (d rata-rata), kemudian mengkuadratkan selisih tersebut, dan

    menghitung total kuadrat selisih tersebut.

    d) Mencari Sd2, dengan rumus:

    Sd2 = 1

    (𝑛−1) x [total (d – d rata-rata)

    2]

    e) Mencari t hitung dengan rumus:

    t hitung = �̅�

    𝑆𝑑 √𝑛⁄

    Keterangan:

    �̅� : rata-rata d

    Sd : Standar deviasi

    n : Banyaknya data

    (Sudjana, Nana., Rivai, Ahmad, 2010, hlm. 242)

    b. Uji t independen (independent sample t test)

    Uji t independen (independent sample t test) ini digunakan untuk

    menjawab rumusan masalah nomor 3. Data yang diolah dalam penelitian ini yaitu

    data n gain (Hake dalam Melzler, 2002) sebagai berikut:

    N-gain = Nilai tes akhir – nilai tes awal

    Nilai maksimal – nilai tes awal

    Kemudian nilai g dikonsultasikan ke dalam tabel 3.13 untuk diinterpretasi.

  • 77

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.13 Pedoman untuk Menginterpretasi Nilai N-gain

    Interval N-gain Katagori

    0.00 0,05 maka H0 diterima

    2) Uji Homogenitas

    Pengujian homogenitas varians data n gain antara model PBL dan non PBL

    dilakukan untuk mengetahui apakah varians data n gain kedua kelompok sama

    atau berbeda. Perhitungan uji homogenitas varians data n gain menggunakan uji

    statistik levene test dengan bantuan Predictive Analytics Software (PASW

    Statistics 21) atau IBM SPSS versi 21.0. Langkah-langkah perhitungan uji

    homogenitas varians adalah sebagai berikut.

    a) Permusan Hipotesis

    H0 : 𝜎12 = 𝜎2

    2

    Varians gain siswa kedua model pembelajaran homogen

  • 78

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    H1 : 𝜎12 ≠ 𝜎2

    2

    Varians gain siswa kedua model pembelajara tidak homogen

    Keterangan:

    𝜎12: varians skor gain Model PBL

    𝜎22: varians skor gain model non PBL

    b) Dasar Pengambilan Keputusan

    Jika Sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak

    Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima

    Setelah dilakukan uji asumsi statistik, langkah selanjutnya melakukan uji

    hipotesis. Perhitungan statistik dalam menguji hipotesis dilakukan dengan bantuan

    bantuan Predictive Analytics software ( PASW Statistics 21) atau IBM SPSS versi

    21.0. Langkah-langkah melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut.

    1) Perumusan Hipotesis

    H0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2

    Rata-rata skor n gain model PBL dan non PBL tidak berbeda

    H1 ∶ 𝜇1 > 𝜇2

    Rata-rata skor n gain model PBL lebih baik dibandingkan non PBL

    Keterangan:

    𝜇1 : Rata-rata skor gain model PBL

    𝜇2 : Rata-rata skor gain model non PBL

    2) Dasar Pengambilan Keputusan

    Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan

    membandingkan nilai probabilitas (nilai sig) dengan α=0,05 atau dengan

    membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.

    Jika pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai

    probabilitas (nilai sig) dengan α=0,05, maka kriterianya adalah sebagai berikut.

    Jika Sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak

    Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima

    Jika pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai t

    hitung dan t tabel, maka kriteriaya yaitu terima H0 jika – t 1- ½α < t hitung < t 1- ½α,

  • 79

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    dimana t 1- ½α didapat dari daftar tabel t dengan dk = ( n1 + n2 – 1) dan peluang

    1- ½α sedangkan untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak.

    Perhitungan tersebut berlaku jika skor gain berdistribusi normal dan

    homogen. Jika skor gain berdistribusi normal namun tidak homogen, maka

    perhitungannya menggunakan uji t’ atau dalam output SPSS yang diperhatikan

    adalah equal varians not assumed. Jika skor gain tidak berdistribusi normal, maka

    perhitungan uji dua rata-rata menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji

    Man-Whitney U.

    2. Analisis Data Kualitatif

    Data kualitatif berupa hasil observasi pembelajaran di kelas PBL yang

    dilakukan oleh observer. Data hasil observasi dikumpulkan untuk melihat

    langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian informasi yang

    terkumpul digunakan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran Problem Based

    Learning.

    I. Prosedur Penelitian

    1. Langkah-Langkah Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap

    pelaksanaan, dan tahap penyusunan laporan. Tahap persiapan meliputi

    pendahuluan dan perencanaan dan penyusunan. Pendahuluan terdiri dari kegiatan

    pelaksanaan survey ke lokasi penelitian (studi pendahuluan), studi literature, dan

    penentuan subjek penelitian. Perencanaan dan penyusunan merupakan tahap

    penyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. Tahap pelaksanaan

    meliputi seluruh aktivitas pengumpulan data. Tahap penyusunan laporan meliputi

    pengolahan data, analisis data, penarikan kesimpulan dan penyusunan laporan.

    a. Langkah Persiapan

    Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum penerapan model

    pembelajaran Problem Based Learning (PBL) antara lain dengan studi

    pendahuluan (survey lapangan) dan pengembangan instrumen. Studi pendahuluan

    dilakukan untuk menghimpun data-data tentang prestasi akademik khususnya

    hasil belajar IPA, dan sikap kepedulian siswa pada lingkungan. Prestasi akademik

  • 80

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    peserta didik didapat dengan mengumpulkan nilai UTS dan UKK semester satu

    dan UTS semester dua. Sikap kepedulian siswa pada lingkungan didapat dengan

    melakukan observasi terhadap lingkungan kelas, lingkungan sekolah, sarana dan

    prasarana sekolah, serta sikap atau perilaku siswa. Pengembangan instrumen

    dilakukan dengan membuat instrumen penelitian berupa perangkat pembelajaran,

    soal pemahaman konsep, dan angket sikap sikap kepedulian siswa pada

    lingkungan. Perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, bahan ajar, dan media.

    Perangkat pembelajaran disusun dengan memperhatikan standar proses. Urutan

    kegiatan untuk menyusun soal pemahaman konsep dan angket sikap kepedulian

    siswa pada lingkungan adalah dengan membuat kisi-kisi, melakukan validasi soal

    kepada validator ahli, memperbaiki soal berdasarkan tanggapan dari validator,

    melakukan wawancara dengan guru dan peserta didik untuk mengetahui

    keterbacaan soal pemahaman konsep dan angket sikap kepedulian siswa pada

    lingkungan, memperbaiki instrumen. Melakukan uji coba instrumen soal

    pemahaman konsep di kelas yang lebih tinggi kemudian menganalisis hasil uji

    coba. Menyusun angket dan soal pemahaman konsep berdasarkan hasil uji coba

    untuk kegiatan selanjutnya yaitu berupa fretest dan posttest.

    b. Langkah Pelaksanaan

    Pada langkah pelaksanaan penelitian, kegiatan yang dilakukan adalah

    memberikan pretset pemahaman konsep IPA pada materi cara mencegah

    kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) dan lembar angket sikap

    kepedulian siswa pada lingkungan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    Melakukan proses pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL)

    pada kelas eksperimen dan proses pembelajaran bukan metode PBL atau model

    konvessional pada kelas kontrol. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas

    eksperimen dan kelas kontrol disisipkan pula program penghijauan berupa

    membudidayakan kangkung darat pada lahan sekolah yang belum dimanfaatkan.

    Pada kelas PBL, pelaksanaan program penghijauan di observasi oleh guru

    pengamat pembelajaran. Dilakukan juga perekaman proses pembelajaran. Hasil

    perekaman pembelajaran digunakan untuk konfirmasi antara pengajar dan

    observer. Memberikan posttest pemahaman konsep IPA pada materi cara

  • 81

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    mencegah kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) dan lembar

    angket sikap kepedulian siswa pada lingkungan pada kelas eksperimen dan kelas

    kontrol. Mencatat segala kejadian faktual penting dalam catatan lapangan

    penelitian.

    c. Langkah Akhir

    Pada langkah ini dilakukan pengolahan data hasil penelitian yang telah

    dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian. Data penelitian berupa data

    kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapatkan dari hasil observasi

    pembelajaran dan program penghijauan. Data kuantitatif berupa hasil hasil tes

    peserta didik yang diolah dan dianalisis dengan cara:

    1). Menghitung nilai hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttes) hasil belajar

    IPA dan nilai angket sikap kepedulian siswa pada lingkungan pada kelas

    eksperimen dan kelas kontrol.

    2). Menghitung N-gain tes hasil belajar IPA dan nilai angket sikap kepedulian

    siswa pada lingkungan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    3). Menghitung perbedaan rata-rata N-gain tes hasil belajar IPA dan nilai angket

    sikap kepedulian siswa pada lingkungan pada kelas eksperimen dan kelas

    kontrol

    Berdasarkan hasil uji perbedaan rata-rata N-gain dapat diketahui kelompok

    yang mengalami peningkatan lebih baik dan kategori peningkatan hasil belajar

    IPA dan nilai angket sikap kepedulian siswa pada lingkungan pada kelas

    eksperimen dan kelas kontrol. Menyimpulkan hasil analisis data dan menyusun

    laporan penelitian.

    2. Alur Penelitian

    Proses penelitian yang dilakukan dapat dilihat melalui alur penelitian pada

    Gambar 3.3.

  • 82

    Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Gambar 3.3

    Alur Penelitian

    PERSIAPAN PELAKSANAAN AKHIR

    PENDAHULUAN

    PERENCANAAN

    &PENYUSUNAN

    Survey Lapangan

    Kondisi siswa

    Hasil belajar siswa

    Kondisi pembelajaran

    IPA

    Permasalahan pembelajaran

    IPA

    Studi Literatur

    Model pembelajaran

    PBL

    Sikap kepedulian

    siswa pada

    lingkungan

    Studi kurikulum

    Penyusunan

    perangkat

    pembelajaran

    untuk

    penerapan

    metode PBL

    pada materi

    cara mencegah

    kerusakan

    lingkungan

    Pembuatan kisi-

    kisi dan

    instrument dan

    judgement

    instrumen

    Analisis

    judgement dan

    revisi instrument

    pembelajaran

    Uji coba

    instrumen

    Perangkat

    pembelajaran

    dan instrument

    penelitian fix

    Penentuan

    sampel

    Tes awal (pretest)

    dan angket pada

    kelas eksperimen

    dan kelas kontrol

    Implementasi

    metode

    pembelajaran PBL

    pada kelas

    eksperimen dan

    pembelajaran

    konvesional bukan

    PBL pada kelas

    kontrol

    Penilaian kinerja

    untuk program

    penghijauan selama

    pembelajaran pada

    kelas eksperimen

    Tes akhir (posttest)

    dan angket pada

    kelas eksperimen

    dan kelas kontrol

    Pengolahan data

    pretes, posttest

    dan angket,

    lembar observasi

    keterlaksanan

    program

    penghijauan

    Menghitung rata-

    rata gain yang

    dinormalisasi dari

    pretest, posttest,

    dan angket untuk

    hasil belajar IPA

    dan sikap

    kepedulian siswa

    pada lingkungan

    Melakukan uji

    statistik

    Pembahasan

    Kesimpulan dan

    saran