BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain...
-
55
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan
eksperimen semu (quasi experiment). Model desain penelitian eksperimen yang
digunakan adalah “Nonequivalent control group design”. Rancangan ini terdiri
dari dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dikenakan pretest terlebih dahulu kemudian
kelompok eksperimen diberi perlakuan (treatment) tertentu sedangkan kelompok
kontrol tidak diberi perlakuan, untuk kemudian baik kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol dikenakan posttest untuk melihat efek dari perlakuan
pada kelompok ekspermimen. (Creswell, 2012, hlm. 242, Suharsaputra, 2014,
hlm. 163). Adapun desain penelitian yang digunakan tampak dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Desain penelitian “Nonequivalent control group design”
Kelompok Pretest Perlakuan
(treatment) Posttest
A O1 X O2
B O1 O2
Keterangan:
A = Kelompok Eksperimen
B = Kelompok Kontrol
X = Perlakuan (melaksanakan program penghijauan dan menerapkan
metode PBL dalam pembelajaran IPA)
O1 = Pretest Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
O2 = Posttest Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol
Berdasarkan gambar 3.1. dapat digambarkan bahwa desain dari penelitian
ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. O1 merupakan derajat
kemampuan siswa dalam tes awal (pretest) dan sikap kepedulian siswa pada
lingkungan sebelum ada perlakuan dengan soal tes dan lembar observasi yang
-
56
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sama untuk kedua kelas. Selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakukan dengan
melaksanakan program penghijauan dengan memanfaatkan lahan sekolah yang
memadai dengan ditanami tanaman sayuran jenis kangkung darat yang proses
penanaman dan waktu panennya relatif mudah dan cepat serta menerapkan model
Problem Based Learning (PBL) (X) sedangkan kelompok kontrol tidak
melaksanakan program penghijauan dan menggunakan model konvensional. O2
adalah derajat kemampuan siswa dalam tes akhir (posttest) dan sikap kepedulian
siswa pada lingkungan setelah ada perlakuan dengan soal tes dan lembar
observasi yang sama juga untuk kedua kelas. Hasil dari pretest (O1) dan posttest
(O2) masing-masing kelompok diperbandingkan (diuji perbedaannya). Perbedaan
yang signifikan antara kedua hasil tes menunjukan pengaruh dari perlakuan yang
diberikan.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 1 Maret s.d. 31 mei 2016.
Penelitian ini dilaksanakan di SD yang berada di Kecamatan Sukra, Kabupaten
Indramayu. Siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV
SDN Tegaltaman 1 dan SDN Tegaltaman III yang masing-masing jumlahnya 28
siswa. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling, dimana sampel ditentukan sesuai dengan kriteria
permasalahan penelitian, yaitu sekolah yang memiliki halaman kelas yang
memadai untuk dilaksanakan program penghijauan tetapi belum dimanfaatkan,
tingkat kepedulian siswa terhadap lingkungannya masih rendah yang
mempengaruhi rendahnya sikap peduli lingkungan pada siswa dalam
pembelajaran IPA. Selain itu, pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada
pertimbangan bahwa di sekolah tersebut memiliki kemiripan karakteristik
sekolah, baik dari lokasi, kondisi lingkungan belajar, profil guru, tingkat
pencapaian hasil belajar mata pelajaran IPA yang termasuk kategori sedang, serta
ketersediaan sarana dan prasarana. Pertimbangan lain adalah karakteristik siswa
yang memiliki kemiripan dalam latar belakang kebudayaan serta status sosial
ekonomi siswa. Untuk memastikan homogenitas dengan melihat hasil akademik
-
57
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari nilai UTS dan UKK semester 2 dan UTS semester satu, ternyata dari hasil
akademik tersebut menyatakan bahwa sekolah tersebut memiliki tingkat
kemampuan yang sama sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan pada kedua kelas
tersebut.
C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik
perhatian kita dalam suatu penelitian (Arikunto, Suharsimi, 2013, hlm. 159).
Dalam penelitian ini variabel bebas (idevendent variable) yaitu pembelajaran
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan variabel terikat
(devendent variable) yaitu sikap kepedulian siswa pada lingkungan hidup.
Penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar diharapkan mampu meningkatkan sikap kepedulian siswa pada
lingkungan, karena dengan penggunaan metode Problem Based Learning (PBL)
dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ditambah dengan menerapkan program
penghijauan dengan menanam sayuran jenis kangkung darat dapat melatih
kemampuan memecahkan masalah terkait konten materi yang diaplikasikan
dengan kehidupan nyata (konteks) melalui proses yang dialaminya sendiri
(observasi/pengamatan) seperti secara langsung memanfaatkan lahan sekolah
yang memadai dengan ditanamai tanaman sayuran sebagai aplikasi dari program
penghijauan. Mekanisme penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.2. Mekanisme penelitian
Metode Problem Based Learning
(PBL)
Hasil pembelajaran tentang
Pemahaman Konsep IPA
Kepedulian siswa pada
lingkungan hidup
-
58
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, akan peneliti jelaskan beberapa definisi
sebagai berikut.
1. Program penghijauan adalah kegiatan penanaman pada lahan sekolah yang
memiliki halaman kelas yang memadai untuk dilaksanakan program
penghijauan tetapi belum dimanfaatkan. Program penghijauan yang akan
dilaksanakan dalam penelitian ini adalah menanami lahan kosong di halaman
kelas dengan tanaman sayuran jenis kangkung darat yang proses
penanamannya sangat mudah dan waktu tumbuhnya yang relatif cepat.
Tujuan penanaman agar lahan tersebut dapat bermanfaat dan memberikan
keterampilan secara langsung kepada siswa dalam budi daya kangkung darat
sehingga tertanam sikap kepedulian siswa pada lingkungan hidup.
2. Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih
tinggi dan iinquiry, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri
sendiri (Arends dalam Trianto, 2007, hlm. 92). Dalam penelitian ini Problem
Based Learning didefinisikan sebagai metode pembelajaran yang menjadikan
masalah sekitar sebagai dasar memahami lingkungan sekitar dalam
pembelajaran IPA dalam kurikulum SD sehingga siswa mampu
mengkonstruksikan pengetahuan, mandiri, dan tumbuh sikap kepedulian
siswa pada lingkungan hidup.
3. Sikap kepedulian siswa pada lingkungan hidup dimaksudkan sebagai
kecenderungan siswa untuk selalu tanggap dalam menjaga dan melestarikan
lingkungannnya agar tidak rusak, tercemar, bahkan punah yang berupa
perilaku belajar siswa yang positif dengan dilandasi etika lingkungan yang
kuat. Ditandai dengan adanya kecenderungan perubahan baru terhadap suatu
objek, tata nilai, dan peristiwa sebagai bagian dari fenomena atau masalah
lingkungan yang terkait dengan kebersihan, keindahan, kesehatan lingkungan.
-
59
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan sekolah
tempat siswa belajar.
4. Metode pembelajaran konvesional atau non PBL adalah metode pembelajaran
yang biasa digunakan oleh guru kelas khususnya mata pelajaran IPA di salah
satu sekolah dasar negeri yang ada di Kabupaten Indramayu tempat penelitian
dilaksanakan. Pembelajaran yang dilakukan didominasi oleh metode ceramah,
tanya jawab dan diskusi, sehingga siswa dalam belajar cenderung pasif, guru
dominan dalam kelas. Siswa tidak dituntut berpikir kreatif dan kritis melalui
fenomena kontekstual dalam memahami materi pelajaran yang akhirnya
kebermaknaan dalam belajar tidak diraih oleh siswa.
5. Hasil pembelajaran IPA adalah berupa hasil belajar berupa tingkat
pemahaman konsep IPA pada materi cara mencegah kerusakan lingkungan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis
instrumen pengumpul data, yaitu tes dan non tes yang meliputi soal tes hasil
belajar untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep IPA, format observasi
dan angket untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan sikap
kepedulian siswa pada lingkungannya, dan catatan harian untuk mendukung hasil
observasi. Secara garis besarnya dapat diuraikan instrumen yang digunakan dalam
penelitian meliputi:
1. Soal Tes Hasil Belajar Pemahaman Konsep IPA
Alat tes disini berupa item-item soal atau pertanyaan untuk mengukur
pemahaman konsep materi yang dipelajari baik pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol. Jenis soal yang diberikan berupa soal pilihan ganda (multiple
choice) yang meliputi empat option sebagai alternatif jawaban siswa. Tes ini
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami konsep IPA
tentang pengaruh perubahan lingkungan fisik pada tahap pretest maupun posttest
baik pada kelas eksperimen maupun kelas konstrol. Pretest dilakukan untuk
mengukur kemampuan awal siswa terhadap pemahaman konsep IPA, sedangkan
posttest untuk mengukur dan mengetahui tingkat perkembangan pemahaman
-
60
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa terhadap materi yag diajarkan melalui metode Problem Based Learning
(PBL). Sehingga dapat diketahui perbedaan tingkat pemahaman konsep siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dan seberapa besar pengaruh Problem
Based Learning terhadap hasil belajar dan sikap kepedulian siswa pada
lingkungan. Adapun kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kisi-kisi Kemampuan Konsep IPA
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas / Semester : IV / 2
Mata Pelajaran : IPA
Standara Kompetensi : 10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan
Kompetensi Dasar : 10.3. Mendeskripsikan cara mencegah kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir,
longsor)
Materi : Pencegahan kerusakan lingkungan akibat erosi, abrasi, banjir, dan longsor)
Penyebaran Item Soal
Kompetensi
Dasar Materi Indikator Soal Aspek
Nomor
Soal
Jumlah
Soal
10.3.
Mendeskripsikan
cara mencegah
kerusakan
lingkungan
(erosi, abrasi,
banjir, longsor)
Erosi Menjelaskan pengaruh erosi. C2 2
10
Mendefinisikan pengertian pengikisan
daratan oleh air atau angin.
C1 4
Menyebutkan jenis material pada tanah
yang paling subur
C1 8
Menjelaskan pengaruh erosi terhadap
keadaan tanah
C2 9
Menerapkan upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah erosi
C3 16
Menyebutkan jenis penampungan air
buatan manusia yang dapat mencegah
terjadinya erosi.
C1 22
Menjelaskan pengaruh perubahan
lingkungan fiik.
C2 31
Menjelaskan penyebab tanaman pelindung
dapat mencegah erosi.
C2 37
Meyebutkan penyebab perubahan faktor
lingkungan fisik
C1 38
Menyebutkan cara yang dapat dilakukan
untuk mencegah erosi.
C1 40
Abrasi Mendefinisikan pengikisan pantai yang
disebabkan gelombang laut.
C1 1
11
Menjelaskan penyebab abrasi. C2 3
Menerapkan upaya untuk mencegah
terjadinya pengikisan pantai
C3 6
Menjelaskan pengaruh abrasi yang dapat
merugikan manusia
C2 7
Menjelaskan penyebab peristiwa
terkikisnya batu karang
C2 10
Menjelaskankan fungsi menanam tanaman
bakau di pinggiran pantai.
C2 17
Menerapkan upaya untuk mencegah
terjadinya abrasi.
C3 20
Menjelaskan manfaat tanaman bakau
ditanam di pantai.
C2 21
-
61
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kompetensi
Dasar Materi Indikator Soal Aspek
Nomor
Soal
Jumlah
Soal
10.3.
Mendeskripsikan
cara mencegah
kerusakan
lingkungan
(erosi, abrasi,
banjir, longsor)
Banjir
Menjelaskan fungsi tanggul di tepi pantai C2 23
9
Menjelaskan dampak yang terjadi akibat
abrasi
C2 32
Menyebutkan satu profesi yang dalam
menjalankan profesinya memperhatikan
besar kecilnya gelombang laut.
C1 35
Menerapkan prinsip hidup sehat agar
terhindar dari bencana banjir
C3 5
Menjelaskan pemicu banjir. C2 15
Mendefinisikan pengertian reboisasi C1 18
Memberi contoh prinsip hidup sehat dalam
upaya mencegah terjadinya banjir.
C2 24
Menerapkan pola hidup bersih agar
terhindar dari bencana banjir
C3 29
Menyebutkan dampak dari penebangan
hutan secara liar
C1 30
Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga agar daerah resapan air tidak
berkurang
C2 33
Menjelaskan penyebab terjadinya banjir di
Indonesia
C2 34
Menerapkan pola hidup bersih agar
terhindar dari bencana banjir.
C3 36
Longsor
Menerapkan kepedulian pada lingkungan
agar terhindar dari bencana longsor.
C3 11
10
Menjelaskan alasan tidak mendirikan
rumah di daerah bertanah miring.
C2 12
Menyebutkan jenis lahan yang rawan
terjadi longsor
C1 13
Menjelaskan dampak dari kondisi rumah
berada di lereng gunung
C2 14
Menerapkan upaya untuk mencegah
terjadinya erosi pada lereng gunung.
C3 19
Menjelaskan fungsi menanam tanaman
berakar panjang pada lahan miring
C2 25
Menyebutkan contoh sikap peduli terhadap
kelestarian hutan dalam upaya mencegah
terjadinya longsor.
C2 26
Menjelaskan akibat dari penebangan hutan
secara sembarangan.
C2 27
Menerapkan upaya untuk mencegah
terjadinya longsor di daerah lereng
pegunungan.
C3 28
Menentukan perilaku manusia yang dapat
mengakibatkan terjadinya banjir
C3 39
Jumlah 40
Sementara itu untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa berupa
soal bentuk pilihan ganda yakni:
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 =𝑩
𝑵 𝑿 𝟏𝟎𝟎 (𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝟎 − 𝟏𝟎𝟎)
-
62
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
B = banyaknya butir soal yang dijawab benar
N= banyaknya butir soal
(Poerwanti, dkk. 2008, hlm. 63)
2. Non Tes
a. Angket
Pada penelitian ini akan digunakan angket dengan skala Likert. Skala
pengukuran dengan tipe ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain yaitu sesuai, kurang sesuai, tidak
sesuai dan sangat tidak sesuai. Angket akan digunakan sebelum dan sesudah
tindakan sehingga diketahui nilai-nilai pada sikap peduli lingkungan sebelum dan
sesudah diberikan tindakan (treatment).
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Sikap Peduli Lingkungan
Variabel Indikator Aspek yang diamati No. Item
Jumlah F UF
Kepedulian
siswa pada
lingkungan
hidup
Kerja keras
untuk
melindungi
alam
Melakukan penanaman
tanaman di halaman sekolah
5 2 2
Memelihara tanaman di
lingkungan sekolah
15 12 2
Menghargai
kesehatan
dan
kebersihan
Membuang sampah pada
tempat sampah
3 10 2
Mengambil sampah yang
bereserakan di lingkungan
sekolah
19 16 2
Membersih kan tangan
setelah melakukan kegiatan
7 14 2
Kepedulian
siswa pada
lingkungan
hidup
Bijaksana
dalam
menggunakan
Sumber Daya
Alam (SDA)
Menggunakan air untuk
menyiram tanaman
seperlunya
11 18 2
Menutup kran air setelah
digunakan
13 8 2
Tanggung
jawab
terhadap
lingkungan
Membersihkan bahan praktik
yang telah digunakan
9 6 2
Melaksanakan piket kelas
sesuai jadwal yang telah
dibuat
1 4 2
Tidak menginjak-injak
tanaman
17 20 2
-
63
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
F = Favourable
UF= Unfavourable
Angket tersebut menggunakan favorable (F) dan unforable (UF) dimana
ketika pernyataan favorable (mengarah atau menunjuk ciri adanya atribut yang
diukur) mendapatkan nilai 4, 3, 2, 1 dan pernyataan unfavourable (tidak mengarah
atau tidak menunjukkan atribut yang dicirikan) mendapat nilai 1,2,3,4.
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
Keberhasilan suatu penelitian tak lepas dari instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian tersebut. Instrumen yang salah dapat menggambarkan
hasil, dan kesimpulan yang salah pula, sehingga instrumen yang kita gunakan
harus valid dan reliable, serta memperhatikan daya pembeda dan tingkat
kesukaran dari masing-masing butir soal untuk soal tes. Pengembangan instrumen
kemampuan memahami konsep IPA, lembar observasi, dan angket dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut: 1) menyusun kisi-kisi, 2) meminta pertimbangan
dosen ahli (judgement), 3) melakukan uji coba intrumen untuk soal tes, dan 4)
melakukan analisis butir soal tes. Analisis butir soal tes dilakukan dengan cara uji
coba instrumen untuk menguji validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan
reabilitas soal. Secara umum data hasil uji coba instrumen dianalisis melalui:
1. Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah (Arikunto, Suharsimi, 2013, hlm. 211). Uji validitas tes
yang digunakan adalah uji validitas isi dan uji validitas yang berhubungan dengan
kriteria. Untuk mengetahui uji validitas isi tes, dilakukan judgement terhadap
butir-butir soal tes, butir-butir item pernyataan observasi dan angket yang
dilakukan oleh tiga orang dosen ahli, yakni Ibu Dra. Hj. Yuyu Hendawari, M.Pd,
Ibu Dr. Suci Utari Putri, M.Pd, dan Dr. Suko Pratomo, M.Pd. Sementara untuk
-
64
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui uji validitas yang berhubungan dengan kriteria diujicobakan kepada
peserta didik kelas V di SDN Tegaltaman II Kecamatan Sukra Indramayu.
Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui
uji coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan (validitas) dalam
mengungkapkan apa yang akan diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal
digunakan korelasi point biserial (rpbis). Langkah-langkah perhitungan uji
validitas adalah sebagai berikut :
1). Menghitung koefisien korelasi biserial (pbi), dengan rumus:
q
p
S
MM
t
tp
pbi
(Arikunto, Suharsimi, 2013, hlm. 93)
Keterangan:
pbi = Koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi sampel yang menjawab benar
q = proporsi sampel yang menjawab salah
2). Mencari nilai t hitung
Setelah mendapatkan r hitung, kemudian untuk menguji nilai signifikansi
validitas butir soal tersebut, peneliti menggunakan uji t yaitu dengan
menggunakan rumus berikut:
2N
r1
rt
2hitung
Keterangan:
r = Nilai koefisien korelasi
N = Jumlah sampel
-
65
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah diperoleh nilai thitung maka, langkah selanjutnya adalah
menentukan ttabel untuk instrument diskonto dengan df = n – 2 = 30 – 2 = 28
dengan nilai df = 28 dan pada nilai alpha sebesar 95% didapat nilai t(0,95;28) =
2,05.
(3). Proses pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria
sebagai berikut:
Jika t hitung positif, dan t hitung > t tabel, maka butir soal valid
Jika t hitung negatif, dan t hitung < t tabel, maka butir soal tidak valid
Untuk lebih jelas tentang uji validitas item data, berikut disajikan hasil
rekapitulasi uji validitas data instrument pemahaman konsep IPA seperti pada
Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3.
Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Data Instrumen Pemahaman Konsep IPA
No Jumlah Mp Mt St P q r bis t hit t tab kriteria
1 22 21.41 19.77 7.18 0.73 0.27 0.38 2.17 2.05 Valid
2 8 26.00 19.77 7.18 0.27 0.73 0.52 3.25 2.05 Valid
3 23 21.65 19.77 7.18 0.77 0.23 0.48 2.86 2.05 Valid
4 12 23.50 19.77 7.18 0.40 0.60 0.42 2.48 2.05 Valid
5 27 20.89 19.77 7.18 0.90 0.10 0.47 2.81 2.05 Valid
6 19 22.63 19.77 7.18 0.63 0.37 0.52 3.26 2.05 Valid
7 7 27.14 19.77 7.18 0.23 0.77 0.57 3.64 2.05 Valid
8 12 24.00 19.77 7.18 0.40 0.60 0.48 2.91 2.05 Valid
9 13 22.85 19.77 7.18 0.43 0.57 0.37 2.14 2.05 Valid
10 15 18.87 19.77 7.18 0.50 0.50 -0.13 -0.67 2.05 Invalid
11 16 23.13 19.77 7.18 0.53 0.47 0.50 3.05 2.05 Valid
12 16 23.38 19.77 7.18 0.53 0.47 0.54 3.37 2.05 Valid
13 24 21.29 19.77 7.18 0.80 0.20 0.42 2.48 2.05 Valid
14 16 22.63 19.77 7.18 0.53 0.47 0.43 2.49 2.05 Valid
15 19 22.16 19.77 7.18 0.63 0.37 0.44 2.58 2.05 Valid
16 14 25.71 19.77 7.18 0.47 0.53 0.77 6.48 2.05 Valid
17 17 24.18 19.77 7.18 0.57 0.43 0.70 5.22 2.05 Valid
18 6 26.17 19.77 7.18 0.20 0.80 0.45 2.63 2.05 Valid
19 5 29.00 19.77 7.18 0.17 0.83 0.57 3.72 2.05 Valid
20 12 24.00 19.77 7.18 0.40 0.60 0.48 2.91 2.05 Valid
21 5 18.00 19.77 7.18 0.17 0.83 -0.11 -0.59 2.05 Invalid
-
66
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Jumlah Mp Mt St P q r bis t hit t tab kriteria
22 12 21.25 19.77 7.18 0.40 0.60 0.17 0.91 2.05 Invalid
23 15 22.87 19.77 7.18 0.50 0.50 0.43 2.53 2.05 Valid
24 24 21.83 19.77 7.18 0.80 0.20 0.58 3.72 2.05 Valid
25 1 31.00 19.77 7.18 0.03 0.97 0.29 1.61 2.05 Invalid
26 13 24.46 19.77 7.18 0.43 0.57 0.57 3.69 2.05 Valid
27 16 19.50 19.77 7.18 0.53 0.47 -0.04 -0.21 2.05 Invalid
28 16 24.69 19.77 7.18 0.53 0.47 0.73 5.69 2.05 Valid
29 27 20.11 19.77 7.18 0.90 0.10 0.14 0.77 2.05 Invalid
30 14 19.64 19.77 7.18 0.47 0.53 -0.02 -0.09 2.05 Invalid
31 9 17.22 19.77 7.18 0.30 0.70 -0.23 -1.26 2.05 Invalid
32 16 23.88 19.77 7.18 0.53 0.47 0.61 4.09 2.05 Valid
33 14 24.93 19.77 7.18 0.47 0.53 0.67 4.81 2.05 Valid
34 20 21.80 19.77 7.18 0.67 0.33 0.40 2.31 2.05 Valid
35 11 19.09 19.77 7.18 0.37 0.63 -0.07 -0.38 2.05 Invalid
36 16 23.25 19.77 7.18 0.53 0.47 0.52 3.21 2.05 Valid
37 12 24.00 19.77 7.18 0.40 0.60 0.48 2.91 2.05 Valid
38 17 19.35 19.77 7.18 0.57 0.43 -0.07 -0.35 2.05 Invalid
39 18 23.33 19.77 7.18 0.60 0.40 0.61 4.05 2.05 Valid
40 14 23.71 19.77 7.18 0.47 0.53 0.51 3.17 2.05 Valid
Berdasarkan Tabel 3.3 diperoleh bahwa dari 40 pertanyaan ada 30
pernyataan yang valid dan 10 pernyataan yang tidak valid. Bagi pernyataan yang
valid hal ini berarti bahwa instrument ini dapat mengukur tentang pemahaman
konsep IPA. Bagi item yang tidak valid hal ini berarti bahwa item tersebut tidak
dapat mengukur pemahaman konsep IPA.
2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah analisis instrumen yang dilakukan untuk melihat
ketetapan atau keajegan alat penilaian untuk menilai apa yang dinilai. Sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, Suharsimi, 2013, hln. 221).
Sebelum instrumen ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui
uji coba. Kualitas instrumen ditunjukkan oleh keterandalannya (reliabilitas) dalam
mengungkapkan apa yang akan diukur. Untuk mengetahui reliabilitas
menggunakan KR-20. Rumus KR-20 digunakan karena masing-masing butir soal
memiliki tingkat kesukaran yang relatif sama.
-
67
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya dihitung koefeisien reliabilitas dengan menggunakan rumus
KR-20, sebagai berikut :
Dimana : KR-20 = Reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
St2 = Varians total
p = Proporsi subjek yang menjawab betul pada butir soal
q = Proporsi subjek yang menjawab salah pada butir soal
Besar koefisien reliabilitas diintrepertasikan untuk menyatakan kriteria.
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas (ri), digunakan tolak ukur yang
dibuat oleh Guilford (dalam Ratna, 2009, hlm. 57), seperti pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Katagori Reliabilitas Tes
Koefisien Reliabilitas Katagori
0.80 < ri ≤ 1.00 Sangat tinggi
0.60 < ri ≤ 0.80 Tinggi
0.40 < ri ≤ 0.60 Cukup
0.20 < ri ≤ 0.40 Rendah
ri ≤ 0.20 Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas data pemahaman konsep IPA disajikan pada
Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pemahaman Konsep IPA
Instrumen Reliabilitas Kriteria Keterangan
Pemahaman Konsep
IPA
0,856 Sangat Tinggi Reliabel
3. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta
tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah.
Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D).
1
St2 1 20
qi pi
k
k KR
-
68
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diskriminasi diperoleh dari hasil pengurangan proporsi peserta kelompok atas
yang menjawab benar dengan proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
benar (Arikunto, Suharsimi, 2002, hlm. 51).
Adapun rumus untuk menentukan indeks dikriminasi (D) adalah:
𝐷 =𝐵𝐴𝐽𝐴
=𝐵𝐵𝐽𝐵
= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
Keterangan:
D : daya pembeda
BA : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar.
BB : banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar.
JA : banyaknya siswa kelompok atas.
JB : banyaknya siswa kelompok bawah.
PA : proporsi kelompok atas yang menjawab benar.
PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.
(Sudijono, 2012, hal. 389)
Klasifikasi daya pembeda soal tersaji pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) Kategori
DP≤ 0,00 Sangat jelek
0,00< DP
-
69
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7. Daya Pembeda Soal Tes Ujicoba
No Ba Pa Bb Pb DP Kriteria
1 13 0.87 9 0.60 0.27 Cukup
2 6 0.40 2 0.13 0.27 Cukup
3 13 0.87 10 0.67 0.20 Jelek
4 9 0.60 3 0.20 0.40 Cukup
5 15 1.00 12 0.80 0.20 Jelek
6 13 0.87 6 0.40 0.47 Baik
7 6 0.40 1 0.07 0.33 Cukup
8 9 0.60 3 0.20 0.40 Cukup
9 9 0.60 4 0.27 0.33 Cukup
10 7 0.47 8 0.53 -0.07 Jelek
11 12 0.80 4 0.27 0.53 Baik
12 11 0.73 5 0.33 0.40 Cukup
13 14 0.93 10 0.67 0.27 Cukup
14 11 0.73 5 0.33 0.40 Cukup
15 12 0.80 7 0.47 0.33 Cukup
16 13 0.87 1 0.07 0.80 Sangat Baik
17 13 0.87 4 0.27 0.60 Baik
18 4 0.27 2 0.13 0.13 Jelek
19 4 0.27 1 0.07 0.20 Jelek
20 9 0.60 3 0.20 0.40 Cukup
21 3 0.20 2 0.13 0.07 Jelek
22 5 0.33 7 0.47 -0.13 Jelek
23 12 0.80 3 0.20 0.60 Baik
24 15 1.00 9 0.60 0.40 Cukup
25 1 0.07 0 0.00 0.07 Jelek
26 9 0.60 4 0.27 0.33 Cukup
27 8 0.53 8 0.53 0.00 Jelek
28 12 0.80 4 0.27 0.53 Baik
29 14 0.93 13 0.87 0.07 Jelek
30 7 0.47 7 0.47 0.00 Jelek
31 3 0.20 6 0.40 -0.20 Jelek
32 13 0.87 3 0.20 0.67 Baik
33 11 0.73 3 0.20 0.53 Baik
34 12 0.80 8 0.53 0.27 Cukup
35 6 0.40 5 0.33 0.07 Jelek
36 10 0.67 6 0.40 0.27 Cukup
37 9 0.60 3 0.20 0.40 Cukup
38 9 0.60 8 0.53 0.07 Jelek
-
70
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Ba Pa Bb Pb DP Kriteria
39 13 0.87 5 0.33 0.53 Baik
40 10 0.67 4 0.27 0.40 Cukup
4. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau
mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan
1,00. Soal dengan indeks 0,00 menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar,
sebaliknya soal dengan indeks 1,00 menunjukan bahwa soal tersebut terlalu
mudah. Indeks kesukaran diberi symbol P (proporsi) yang dihitung dengan
rumus:
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆
dengan:
P : indeks kesukaran (atau kemudahan).
B : banyak siswa yang menjawab soal dengan benar.
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes.
(Arikunto, Suharsimi, 2002, hlm. 62)
Taraf kesukaran atau kemudahan diklasifikasikan tersaji pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Klasifikasi Taraf Kesukaran atau Kemudahan Soal
Indeks Kesukaran (P) Kategori
IK = 0,00 Soal sangat sukar
0,00< IK < 0,30 Soal sukar
0,3≤ IK < 0,70 Soal sedang
0,70 ≤ IK < 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal sangat mudah
Hasil uji tingkat kesukaran instrument pemahaman konsep IPA disajikan
pada Tabel 3.9.
-
71
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9
Hasil Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal
Instrument Pemahaman Konsep IPA
No Jumlah JS IK Kriteria
1 22 30 0.73 Mudah
2 8 30 0.27 Sukar
3 23 30 0.77 Mudah
4 12 30 0.40 Sedang
5 27 30 0.90 Mudah
6 19 30 0.63 Sedang
7 7 30 0.23 Sukar
8 12 30 0.40 Sedang
9 13 30 0.43 Sedang
10 15 30 0.50 Sedang
11 16 30 0.53 Sedang
12 16 30 0.53 Sedang
13 24 30 0.80 Mudah
14 16 30 0.53 Sedang
15 19 30 0.63 Sedang
16 14 30 0.47 Sedang
17 17 30 0.57 Sedang
18 6 30 0.20 Sukar
19 5 30 0.17 Sukar
20 12 30 0.40 Sedang
21 5 30 0.17 Sukar
22 12 30 0.40 Sedang
23 15 30 0.50 Sedang
24 24 30 0.80 Mudah
25 1 30 0.03 Sukar
26 13 30 0.43 Sedang
27 16 30 0.53 Sedang
28 16 30 0.53 Sedang
29 27 30 0.90 Mudah
30 14 30 0.47 Sedang
31 9 30 0.30 Sukar
32 16 30 0.53 Sedang
33 14 30 0.47 Sedang
34 20 30 0.67 Sedang
35 11 30 0.37 Sedang
36 16 30 0.53 Sedang
-
72
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Jumlah JS IK Kriteria
37 12 30 0.40 Sedang
38 17 30 0.57 Sedang
39 18 30 0.60 Sedang
40 14 30 0.47 Sedang
5. Penyusunan Soal Pretest dan Posttest
Dengan mempertimbangkan hasil perhitungan validitas, daya pembeda,
dan tingkat kesukaran soal maka dilakukan penyusunan soal tes yang akan
digunakan sebagai soal pretest dan posttest yang akan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil ujicoba dari 40 soal diperoleh soal yang baik dan layak untuk
digunakan sebagai soal tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Adapun hasil
penyusunan untuk soal pretest dan posttest adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10. Rekap Item yang digunakan dan dibuang
No Item Soal Kesimpulan
1. 1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,23,24,26,28,32,33,
34,36,37,39,40
Digunakan
2. 10,21,22,25,27,29,30,31,35,38 Dibuang
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data yaitu
melalui tes tertulis, observasi, dan lembar angket. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.11. Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Sumber
Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1
Hasil tes tertulis
tentang pemahaman
konsep IPA sebelum
mendapat perlakuan
Peserta
didik
Pretest dan
posttest
30 butir soal pilihan
ganda untuk menilai
hasil pembelajaran
IPA
-
73
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Jenis Data Sumber
Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
dan setelah mendapat
perlakuan
2
Sikap kepedulian
siswa pada
lingkungan
Peserta
didik
Angket
Lembar angket
terhadap sikap
kepedulian siswa
pada lingkungan
H. Teknik Pengolahan Data
Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis atau diolah. Teknik
pengolahan data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis data dengan teknik
kuantitatif (metode statistik) dan teknik kualitatif (metode deskriptif). Teknik
kuantitatif (metode statistik) digunakan untuk keperluan pengolahan data seperti
uji persyaratan data dan uji hipotesis. Setelah data statistik diperoleh selanjutnya
dilakukan penarikan kesimpulan untuk ditafsirkan maknanya. Teknik pengolahan
data berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
pengujian hipotesis yang diajukan (Riduwan, 2012, hlm. 12). Jenis analisis data
diuraiakan sebagai berikut:
1. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif terdiri dari hasil tes dan hasil pengukuran angket. Data
hasil tes berupa hasil tes awal (fretest) dan tes akhir (posttest) dari kelas yang
diberi perlakuan Problem Based Learning (PBL) dan kelas yang tidak diberi
perlakuan Problem Based Learning (PBL) atau non PBL. Data kuantitatif sikap
kepedulian siswa pada lingkungan berupa hasil pengukuran awal dan akhir. Data-
data tersebut dibutuhkan untuk mengetahui N-gain masing-masing data
kuantitatif.
Data hasil pembelajaran IPA pada materi cara pencegahan kerusakan
lingkungan (erosi, abrasi, longsor, dan banjir) dihimpun dengan memberikan tes
awal (fretest) dan tes akhir (posttest) berupa tes tertulis berupa pilihan ganda.
Jumlah soal untuk mengukur hasil pembelajaran pemahaman konsep IPA
-
74
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebanyak 30 soal. Pemberian skor kemampuan memahami konsep IPA siswa
mengacu pada metode rights only. Skor untuk setiap jawaban benar adalah +1
sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Menurut Poerwanti, Endang. (2008,
hlm. 63) rumus untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa berupa soal
bentuk pilihan ganda yakni:
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 =𝑩
𝑵 𝑿 𝟏𝟎𝟎 (𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝟎 − 𝟏𝟎𝟎)
Keterangan:
B = banyaknya butir soal yang dijawab benar
N= banyaknya butir soal
Untuk mengumpulkan data sikap kepedulian siswa pada lingkungan
menggunakan lembar angket yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran.
Pengisian angket dilakukan oleh kelas yang memperoleh perlakuan Problem
Based Learning (PBL) dan kelas yang tidak diberi perlakuan Problem Based
Learning (PBL) atau non PBL. Pernyataan sikap yang dipilih peserta didik diberi
skor. Penyekoran menggunakan cara-cara yang telah disusun sebelumnya yaitu
angket tersebut menggunakan favorable (F) dan unforable (UF) dimana ketika
pernyataan favorable (mengarah atau menunjuk ciri adanya atribut yang diukur)
mendapatkan nilai 4, 3, 2, 1 dan pernyataan unfavourable (tidak mengarah atau
tidak menunjukkan atribut yang dicirikan) mendapat nilai 1,2,3,4.
Untuk menganalisis lembar angket sikap kepedulian siswa pada
lingkungan, data yang bersifat kuantitatif akan dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Azwar (2008, hlm. 149)
mengkategorikannya dengan rumus berikut ini.
Tabel 3.12. Kategori Tingkat Sikap Kepedulian Siswa pada Lingkungan
Kriteria Skor Kategori
x < (μ-1,0σ) Rendah
(μ-1,0σ) ≤ x < (μ+1,0σ) Sedang
(μ+1,0σ) ≤ x Tinggi
Keterangan :
μ = mean teoritis
σ = deviasi standar
-
75
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Uji t Berpasangan (Dependent sample t test)
Uji t berpasangan (Dependent sample t test) digunakan untuk menjawab
rumusan masalah 1 dan 2. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p > 0,05)
dengan menggunakan bantuan SPSS 21.0. Data yang diuji normalitasnya yaitu
data pretest dan posttest pemahaman konsep IPA baik pada kelompok eksperimen
maupun kontrol. Langkah perhitungan uji normalitas adalah sebagai berikut.
1) Perumusan Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2) Dasar pengambilan keputusan
Jika Asymp sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak
Jika Asymp sig > 0,05 maka H0 diterima
Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji t berpasangan
(Dependent sample t test). Uji ini dilakukan dengan membandingkan data pretest
dan data posttest dari pemahaman konsep IPA baik pada kelompok eksperimen
maupun kontrol. Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut.
1) Hipotesis
H0 : µ2 = µ1
Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA sebelum dan setelah
penerapan model PBL/non PBL.
H1 : µ2 > µ1
Terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA sebelum dan setelah
penerapan model PBL/non PBL
2) Dasar pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan
nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang
diperoleh dengan α = 0,05.
Jika pengambilan keputusannya berdasarkan nilai t hitung maka kriterianya
adalah Ho diterima jika – t 1–½ α < t hitung < t 1–½ α, dimana t 1–½ α didapat dari
-
76
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daftar tabel t dengan dk = (n1 + n2 – 1) dan peluang 1- ½ α. Untuk harga-harga
t lainnya Ho ditolak.
Jika pengambilan keputusannya berdasarkan angka probabilitas (nilai p),
maka kriterianya adalah:
a) Jika nilai p < 0,05, maka Ho ditolak
b) Jika nilai p > 0,05, maka Ho diterima
3) Mencari t hitung
Tahapan mencari t hitung adalah sebagai berikut:
a) Menghitung selisih (d), yaitu data pretest – data posttest.
b) Menghitung total d, lalu mencari mean d.
c) Menghitung d – (d rata-rata), kemudian mengkuadratkan selisih tersebut, dan
menghitung total kuadrat selisih tersebut.
d) Mencari Sd2, dengan rumus:
Sd2 = 1
(𝑛−1) x [total (d – d rata-rata)
2]
e) Mencari t hitung dengan rumus:
t hitung = �̅�
𝑆𝑑 √𝑛⁄
Keterangan:
�̅� : rata-rata d
Sd : Standar deviasi
n : Banyaknya data
(Sudjana, Nana., Rivai, Ahmad, 2010, hlm. 242)
b. Uji t independen (independent sample t test)
Uji t independen (independent sample t test) ini digunakan untuk
menjawab rumusan masalah nomor 3. Data yang diolah dalam penelitian ini yaitu
data n gain (Hake dalam Melzler, 2002) sebagai berikut:
N-gain = Nilai tes akhir – nilai tes awal
Nilai maksimal – nilai tes awal
Kemudian nilai g dikonsultasikan ke dalam tabel 3.13 untuk diinterpretasi.
-
77
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.13 Pedoman untuk Menginterpretasi Nilai N-gain
Interval N-gain Katagori
0.00 0,05 maka H0 diterima
2) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas varians data n gain antara model PBL dan non PBL
dilakukan untuk mengetahui apakah varians data n gain kedua kelompok sama
atau berbeda. Perhitungan uji homogenitas varians data n gain menggunakan uji
statistik levene test dengan bantuan Predictive Analytics Software (PASW
Statistics 21) atau IBM SPSS versi 21.0. Langkah-langkah perhitungan uji
homogenitas varians adalah sebagai berikut.
a) Permusan Hipotesis
H0 : 𝜎12 = 𝜎2
2
Varians gain siswa kedua model pembelajaran homogen
-
78
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H1 : 𝜎12 ≠ 𝜎2
2
Varians gain siswa kedua model pembelajara tidak homogen
Keterangan:
𝜎12: varians skor gain Model PBL
𝜎22: varians skor gain model non PBL
b) Dasar Pengambilan Keputusan
Jika Sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak
Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima
Setelah dilakukan uji asumsi statistik, langkah selanjutnya melakukan uji
hipotesis. Perhitungan statistik dalam menguji hipotesis dilakukan dengan bantuan
bantuan Predictive Analytics software ( PASW Statistics 21) atau IBM SPSS versi
21.0. Langkah-langkah melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut.
1) Perumusan Hipotesis
H0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2
Rata-rata skor n gain model PBL dan non PBL tidak berbeda
H1 ∶ 𝜇1 > 𝜇2
Rata-rata skor n gain model PBL lebih baik dibandingkan non PBL
Keterangan:
𝜇1 : Rata-rata skor gain model PBL
𝜇2 : Rata-rata skor gain model non PBL
2) Dasar Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
membandingkan nilai probabilitas (nilai sig) dengan α=0,05 atau dengan
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.
Jika pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai
probabilitas (nilai sig) dengan α=0,05, maka kriterianya adalah sebagai berikut.
Jika Sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak
Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima
Jika pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung dan t tabel, maka kriteriaya yaitu terima H0 jika – t 1- ½α < t hitung < t 1- ½α,
-
79
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dimana t 1- ½α didapat dari daftar tabel t dengan dk = ( n1 + n2 – 1) dan peluang
1- ½α sedangkan untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak.
Perhitungan tersebut berlaku jika skor gain berdistribusi normal dan
homogen. Jika skor gain berdistribusi normal namun tidak homogen, maka
perhitungannya menggunakan uji t’ atau dalam output SPSS yang diperhatikan
adalah equal varians not assumed. Jika skor gain tidak berdistribusi normal, maka
perhitungan uji dua rata-rata menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji
Man-Whitney U.
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif berupa hasil observasi pembelajaran di kelas PBL yang
dilakukan oleh observer. Data hasil observasi dikumpulkan untuk melihat
langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian informasi yang
terkumpul digunakan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran Problem Based
Learning.
I. Prosedur Penelitian
1. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penyusunan laporan. Tahap persiapan meliputi
pendahuluan dan perencanaan dan penyusunan. Pendahuluan terdiri dari kegiatan
pelaksanaan survey ke lokasi penelitian (studi pendahuluan), studi literature, dan
penentuan subjek penelitian. Perencanaan dan penyusunan merupakan tahap
penyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. Tahap pelaksanaan
meliputi seluruh aktivitas pengumpulan data. Tahap penyusunan laporan meliputi
pengolahan data, analisis data, penarikan kesimpulan dan penyusunan laporan.
a. Langkah Persiapan
Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) antara lain dengan studi
pendahuluan (survey lapangan) dan pengembangan instrumen. Studi pendahuluan
dilakukan untuk menghimpun data-data tentang prestasi akademik khususnya
hasil belajar IPA, dan sikap kepedulian siswa pada lingkungan. Prestasi akademik
-
80
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peserta didik didapat dengan mengumpulkan nilai UTS dan UKK semester satu
dan UTS semester dua. Sikap kepedulian siswa pada lingkungan didapat dengan
melakukan observasi terhadap lingkungan kelas, lingkungan sekolah, sarana dan
prasarana sekolah, serta sikap atau perilaku siswa. Pengembangan instrumen
dilakukan dengan membuat instrumen penelitian berupa perangkat pembelajaran,
soal pemahaman konsep, dan angket sikap sikap kepedulian siswa pada
lingkungan. Perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, bahan ajar, dan media.
Perangkat pembelajaran disusun dengan memperhatikan standar proses. Urutan
kegiatan untuk menyusun soal pemahaman konsep dan angket sikap kepedulian
siswa pada lingkungan adalah dengan membuat kisi-kisi, melakukan validasi soal
kepada validator ahli, memperbaiki soal berdasarkan tanggapan dari validator,
melakukan wawancara dengan guru dan peserta didik untuk mengetahui
keterbacaan soal pemahaman konsep dan angket sikap kepedulian siswa pada
lingkungan, memperbaiki instrumen. Melakukan uji coba instrumen soal
pemahaman konsep di kelas yang lebih tinggi kemudian menganalisis hasil uji
coba. Menyusun angket dan soal pemahaman konsep berdasarkan hasil uji coba
untuk kegiatan selanjutnya yaitu berupa fretest dan posttest.
b. Langkah Pelaksanaan
Pada langkah pelaksanaan penelitian, kegiatan yang dilakukan adalah
memberikan pretset pemahaman konsep IPA pada materi cara mencegah
kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) dan lembar angket sikap
kepedulian siswa pada lingkungan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Melakukan proses pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL)
pada kelas eksperimen dan proses pembelajaran bukan metode PBL atau model
konvessional pada kelas kontrol. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
eksperimen dan kelas kontrol disisipkan pula program penghijauan berupa
membudidayakan kangkung darat pada lahan sekolah yang belum dimanfaatkan.
Pada kelas PBL, pelaksanaan program penghijauan di observasi oleh guru
pengamat pembelajaran. Dilakukan juga perekaman proses pembelajaran. Hasil
perekaman pembelajaran digunakan untuk konfirmasi antara pengajar dan
observer. Memberikan posttest pemahaman konsep IPA pada materi cara
-
81
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencegah kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) dan lembar
angket sikap kepedulian siswa pada lingkungan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Mencatat segala kejadian faktual penting dalam catatan lapangan
penelitian.
c. Langkah Akhir
Pada langkah ini dilakukan pengolahan data hasil penelitian yang telah
dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian. Data penelitian berupa data
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapatkan dari hasil observasi
pembelajaran dan program penghijauan. Data kuantitatif berupa hasil hasil tes
peserta didik yang diolah dan dianalisis dengan cara:
1). Menghitung nilai hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttes) hasil belajar
IPA dan nilai angket sikap kepedulian siswa pada lingkungan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
2). Menghitung N-gain tes hasil belajar IPA dan nilai angket sikap kepedulian
siswa pada lingkungan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3). Menghitung perbedaan rata-rata N-gain tes hasil belajar IPA dan nilai angket
sikap kepedulian siswa pada lingkungan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Berdasarkan hasil uji perbedaan rata-rata N-gain dapat diketahui kelompok
yang mengalami peningkatan lebih baik dan kategori peningkatan hasil belajar
IPA dan nilai angket sikap kepedulian siswa pada lingkungan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Menyimpulkan hasil analisis data dan menyusun
laporan penelitian.
2. Alur Penelitian
Proses penelitian yang dilakukan dapat dilihat melalui alur penelitian pada
Gambar 3.3.
-
82
Endang, 2017 PROGRAM PENGHIJAUAN DI SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE PROBLEM BASED LAERNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA PADA LINGKUNGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3
Alur Penelitian
PERSIAPAN PELAKSANAAN AKHIR
PENDAHULUAN
PERENCANAAN
&PENYUSUNAN
Survey Lapangan
Kondisi siswa
Hasil belajar siswa
Kondisi pembelajaran
IPA
Permasalahan pembelajaran
IPA
Studi Literatur
Model pembelajaran
PBL
Sikap kepedulian
siswa pada
lingkungan
Studi kurikulum
Penyusunan
perangkat
pembelajaran
untuk
penerapan
metode PBL
pada materi
cara mencegah
kerusakan
lingkungan
Pembuatan kisi-
kisi dan
instrument dan
judgement
instrumen
Analisis
judgement dan
revisi instrument
pembelajaran
Uji coba
instrumen
Perangkat
pembelajaran
dan instrument
penelitian fix
Penentuan
sampel
Tes awal (pretest)
dan angket pada
kelas eksperimen
dan kelas kontrol
Implementasi
metode
pembelajaran PBL
pada kelas
eksperimen dan
pembelajaran
konvesional bukan
PBL pada kelas
kontrol
Penilaian kinerja
untuk program
penghijauan selama
pembelajaran pada
kelas eksperimen
Tes akhir (posttest)
dan angket pada
kelas eksperimen
dan kelas kontrol
Pengolahan data
pretes, posttest
dan angket,
lembar observasi
keterlaksanan
program
penghijauan
Menghitung rata-
rata gain yang
dinormalisasi dari
pretest, posttest,
dan angket untuk
hasil belajar IPA
dan sikap
kepedulian siswa
pada lingkungan
Melakukan uji
statistik
Pembahasan
Kesimpulan dan
saran