BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek...
32
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah dua kelas siswa SMK kelas XI pada salah
satu SMK di Kabupaten Majalengka yang mempelajari kimia pada materi laju
reaksi. Adapun kelas yang diambil sebagai sampel adalah kelas XI pada
kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak kelas A (XI RPLA) dan kelas C
(XI RPLC). Kelas XI RPLA memiliki jumlah siswa 30 orang dikondisikan
sebagai kelas eksperimen, dan kelas XI RPLC dengan jumlah siswa 28 orang
dikondisikan sebagai kelas kontrol.
Kedua kelas yang dipilih berasal dari kelas yang relatif homogen karena kelas
tersebut pada awal kelas X diseleksi dengan patokan nilai yang sama dari hasil
seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Selain itu kedua kelas berasal
dari kompetensi keahlian yang sama, yaitu Rekayasa Perangkat Lunak.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan
desain Pretest-Postest, Nonequivalent Control Group Design (Wiersma & Jurs,
2009: 169).
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Pretest-Postest, Nonequivalent Control Group Design
G1
G2
O1
O3
X1
X2
O2
O4
Keterangan :
G1 : Kelompok Eksperimen G2 : Kelompok Kontrol
O1 : Pretes Kelompok Eksperimen O2 : Postes Kelompok Eksperimen
O3 : Pretes Kelompok Kontrol O4 : Postes Kelompok Kontrol
X1 : Praktikum berbasis POGIL X2 : Praktikum Konvensional
33
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelas eksperimen melaksanakan pembelajaran dengan aktifitas
laboratorium dengan menggunakan format POGIL, sementara kelas
kontrol melaksanakan pembelajaran dengan aktifitas laboratorium
konvensional/ekspositori. Aktifitas laboratorium berbasis POGIL memiliki
kekhasan yang sama dengan aktifitas laboratorium discovery.
Perbandingan aktifitas laboratorium berbasis POGIL dan konvensional
disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Perbandingan aktifitas laboratorium POGIL dan konvensional
Jenis
Praktikum
Deskriptor
Tujuan Praktikum Pendekatan Prosedur
POGIL Di awal dan dalam
bentuk pertanyaan
Induktif Diberikan
Konvensional Di awal dan dalam
bentuk pernyataan
Deduktif Diberikan
Implementasi praktikum POGIL secara umum mengikuti templat untuk
aktifitas POGIL di kelas. Secara khusus aktifitas laboratorium POGIL
yang dilakukan mengikuti pendapat Creegan (2006) yang mengemukakan
format umum aktifitas laboratorium POGIL sebagai berikut
1. Sesi pre laboratorium
2. Pertanyaan di laboratorium
3. Pengumpulan data.
4. Sesi pos laboratorium.
5. Pelaksanaan tahap eksplorasi, penemuan konsep dan aplikasi.
Implementasi dari aktifitas laboratorium berbasis POGIL dan
konvensional ini dituangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dapat dilihat pada Lampiran 1 dan proses pembelajarannya dapat dilihat
pada dokumentasi pembelajaran pada Lampiran 2.
34
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Instrumen Penelitian
1. Penyusunan dan Validasi soal
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal
pilihan ganda yang mengukur keterampilan proses sains dan penguasaan konsep
yang berkaitan dengan materi praktikum laju reaksi. Soal-soal disusun
berdasarkan indikator keterampilan proses sains yang dikemukakan oleh Rankin
dan indikator penguasaan konsep laju reaksi. Jumlah soal yang disusun adalah 21
soal untuk keterampilan proses sains dan 13 soal untuk penguasaan konsep.
Berikut adalah distribusi soal dan masing indikator yang digunakan.
Tabel 3.3 Distribusi Soal Keterampilan Proses Sains
No Indikator KPS
Nomor
Soal
1 Mengobservasi 1,2,3
2 Merumuskan hipotesis 4,5,6
3 Memprediksi 7,8,9
4 Mengajukan Pertanyaan 10,11,12
5 Merencanakan dan Menginvestigasi 13,14,15
6 Menginterpretasikan 16,17,18
7 Mengkomunikasikan 19,20,21
Tabel 3.4 Distribusi Soal Penguasaan Konsep
Indikator Konsep Nomor Soal
Indikator 1 :
Mendeskripsikan definisi laju reaksi sebagai perubahan
konsentrasi reaktan atau produk terhadap perubahan waktu. 1,2,3
Indikator 2 :
Menuliskan persamaan laju reaksi konsumsi pereaksi dan
laju reaksi pembentukan produk 4,5,6
Indikator 3 :
Menentukan laju reaksi, laju reaksi konsumsi pereaksi dan
laju reaksi pembentukan produk berdasarkan data percobaan 7,8,9,10,11,12,13
35
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Validitas isi butir soal dievaluasi melalui model CVR (Content Validity Ratio).
Penentuan validitas dengan cara ini melibatkan sejumlah item soal yang dinilai
kesesuaiannya oleh sejumlah panelis (Lawshe, 1975). Dalam penelitian ini
dilibatkan sebanyak lima orang panelis memberikan koreksi dan validasi terhadap
konten butir soal, serta menilai kesesuaiannya dengan indikator. Hasil evaluasi
panelis dan perhitungan CVR lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 3. Untuk
mengkuantifikasi data yang diberikan oleh panelis digunakan rumus perhitungan
CVR (Content Validity Ratio) menurut Lawshe sebagai berikut
(
⁄ )
⁄
Keterangan :
ne : Jumlah panelis yang menilai butir soal adalah sesuai
N : Jumlah seluruh panelis
Nilai CVR tersebut kemudian digunakan sebagai patokan digunakan atau
tidaknya suatu item soal. Nilai minimum CVR yang digunakan (critical value of
CVR) adalah nilai kritis yang diteliti oleh Wilson yang merupakan
penyempurnaan dari nilai kritis CVR yang dikeluarkan oleh Lawshe. Dari
penelitian Wilson tersebut didapatkan bahwa nilai minimum CVR untuk lima
panelis adalah 0,736 (Wilson et al., 2012). Dengan patokan tersebut, maka soal-
soal dengan nilai CVR minimal sekitar 0,736 ke atas layak digunakan sebagai soal
untuk diujicoba dan diteliti reliabilitasnya. Tabel 3.5 menunjukkan hasil
rekapitulasi perhitungan CVR untuk soal keterampilan proses sains.
36
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5 Rekapitulasi CVR soal Keterampilan Proses Sains
Indikator KPS No.
Soal CVR
Mengobservasi
1 1
2 1
3 0,6
Merumuskan hipotesis
4 1
5 1
6 1
Memprediksi
7 0,6
8 1
9 1
Mengajukan Pertanyaan
10 1
11 0,6
12 1
Merencanakan dan
Menginvestigasi
13 1
14 1
15 1
Menginterpretasikan
16 1
17 1
18 1
Mengkomunikasikan
19 1
20 1
21 1
Dari Tabel 3.5 dapat diamati bahwa sebagian besar soal untuk keterampilan
proses sains memiliki CVR sebesar 1 atau semua panelis menyatakan opini
mengenai kesesuaian antara butir soal dengan indikator. Ada beberapa soal yang
memiliki CVR dibawah 1, akan tetapi masih dapat dipertimbangkan untuk
dipergunakan karena memiliki CVR tidak terlalu jauh dengan 0,736 atau hanya
satu orang dari lima orang panelis yang menyatakan ketidaksesuaian antara butir
soal dengan indikator.
37
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soal berikutnya yang ditentukan validitasnya melalui evaluasi dengan model
CVR adalah soal penguasaan konsep. Jumlah soal yang dievaluasi adalah 13 soal
yang mewakili tiga indikator penguasaan konsep. Tabel 3.6 menyajikan
rekapitulasi hasil perhitungan CVR untuk soal penguasaan konsep.
Tabel 3.6 Rekapitulasi CVR soal penguasaan konsep
Indikator Konsep No. Soal CVR
Indikator 1 : Mendeskripsikan definisi laju reaksi sebagai perubahan
konsentrasi reaktan atau produk terhadap perubahan waktu.
1 1
2 -0,2
3 1
Indikator 2 : Menuliskan persamaan laju reaksi konsumsi pereaksi dan laju
reaksi pembentukan produk
4 1
5 1
6 1
Indikator 3 : Menentukan laju reaksi, laju reaksi konsumsi pereaksi dan
laju reaksi pembentukan produk berdasarkan data percobaan
7 0,6
8 1
9 1
10 1
11 1
12 1
13 1
Dari Tabel 3.6 dapat diamati bahwa hampir seluruh soal penguasaan konsep
memiliki CVR yang tinggi kecuali soal nomor 2 yang memiliki CVR sebesar -0,2.
Karena soal tersebut memiliki CVR yang sangat rendah, maka soal tidak dapat
dipergunakan dalam uji coba.
2. Reliabilitas Soal
Tahap berikutnya dari penyusunan instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian adalah penentuan reliabilitas soal. Reliabilitas konsistensi internal yang
digunakan untuk dalam penyusunan instrumen penelitian adalah melalui
perhitungan koefisien Cronbach’s alpha. Soal-soal keterampilan proses sains dan
peguasaan konsep diujicobakan kepada salah satu kelas yang memiliki jumlah
siswa sebanyak 33 orang. Soal yang dipergunakan dalam uji coba dapat dilihat
38
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada Lampiran 4. Kelas yang dipergunakan dalam uji coba adalah kelas yang
diampu oleh guru kimia lain dan sudah mempelajari materi laju reaksi.
Jawaban siswa pada kelas uji coba kemudian ditabulasi dan dihitung koefisien
Cronbach’s alpha-nya. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan software
pengolah data statistik SPSS. Nilai reliabilitas selanjutnya ditafsirkan sesuai
klasifikasi reliabilitas yang dikemukakan oleh Hinton et al. (2004: 364) yang
dicantumkan dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.6 Penafsiran koefisien Cronbach’s alpha
Koefisien Cronbach’s alfa Kategori
> 0,9 Reliabilitas sempurna
0,7 – 0,9 Reliabilitas tinggi
0,5 – 0,7 Reliabilitas moderat
< 0,5 Reliabilitas rendah
Perhitungan reliabilitas yang dilakukan memiliki dua fungsi yang terkait
dengan instrumen penelitian. Fungsi yang pertama adalah mengetahui reliabilitas
soal yang akan digunakan. Fungsi yang kedua adalah menjadi salah satu alat
untuk mengetahui soal yang dapat dipergunakan atau tidak dalam penelitian.
Merujuk pendapat yang dikemukakan oleh Leech et al. (2005: 67) bahwa soal
yang akan dipergunakan dalam tes sebaiknya memiliki koefisien Cronbach’s
alpha yang lebih dari 0,7. Jika koefisien Cronbach’s alpha soal yang dipergunakan
kurang dari 0,7, maka prosedur penghapusan soal dari analisis dapat dilakukan
dengan panduan hasil analisis SPSS. Tabel 3.7 menyajikan hasil perhitungan
koefisien Cronbach’s alpha untuk soal keterampilan proses sains dan penguasaan
konsep setelah melalui prosedur penghapusan soal dari analisis.
39
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 Koefisien Cronbach’s alpha Soal KPS dan Penguasaan Konsep
Jenis Instrumen Cronbach’s alfa Jumlah butir soal
KPS 0,726 18
Penguasaan konsep 0,730 10
Dari Tabel 3.7 dapat diamati bahwa koefisien Cronbach’s alpha untuk soal
keterampilan proses sains adalah sebesar 0,726 dengan tidak menyertakan 3 soal
dalam analisis. Adapun soal yang tidak disertakan sesuai hasil perhitungan SPSS
adalah soal nomor 1, 12 dan 21. Dengan demikian, terdapat 18 butir soal yang
dapat dipergunakan untuk mengukur keterampilan proses sains pada penelitian.
Selain soal KPS dihitung pula koefisien Cronbach’s alpha untuk soal penguasaan
konsep. Hasil perhitungan koefisien Cronbach’s alpha lebih lengkap disajikan
pada Lampiran 5.
Berdasarkan Tabel 3.7 juga dapat diamati bahwa soal yang mengukur
penguasaan konsep memiliki nilai koefisien Cronbach’s alpha sebesar 0,730. Nilai
tersebut didapatkan dengan tidak menyertakan dua soal dalam perhitungan.
Adapun soal yang tidak disertakan dalam analisis adalah soal konsep nomor 7 dan
13. Dengan demikian, terdapat 10 butir soal yang dapat dipergunakan untuk
mengukur penguasaan konsep pada penelitian.
40
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Alur Penelitian
Alur penelitian yang ditempuh untuk penelitian ini disajikan pada
Gambar 3.8 berikut
Gambar 3.8 Alur penelitian
Perumusan Masalah
Studi Pendahuluan
Pembuatan RPP
Praktikum POGIL
dan Konvensional
Pembuatan Instrumen
KPS dan penguasaan
konsep
Analisis Data
Kesimpulan
Tah
ap
Persia
pan
Analisis Kurikulum Analisis POGIL dan
KPS
Validasi & Revisi, Uji Coba
Tah
ap
Pera
nca
ngan
T
ah
ap
Pela
ksa
naan
T
ah
ap
Ak
hir
Kelas Eksperimen
(Praktikum dengan
Format POGIL)
Kelas Kontrol
(Praktikum dengan
Format Konvensional)
Pretes Pretes
Postes Postes
41
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi empat tahap utama. Tahap
tersebut adalah tahap persiapan, tahap perancangan, tahap pelaksanaan dan
tahap akhir. Penjelasan dari tahap-tahap penilitian yang dilakukan dapat
diuraikan sebagai berikut
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan studi pendahuluan, identifikasi
masalah, analisis POGIL dan KPS serta analisis kurikulum. Dilakukan
studi berbagai macam literatur yang terkait dengan pendidikan,
pembelajaran kimia, POGIL, pembelajaran di laboratorium, keterampilan
proses sains dan penguasaan konsep. Studi yang dilakukan mendasari
identifikasi masalah yang akan dijawab melalui penelitian.
Analisis kurikulum yang dilakukan meliputi analisis mengenai
kurikulum kimia SMK yang difokuskan pada standar kompetensi lulusan,
standar ini, standar proses dan standar penilaian.
2. Tahap perancangan
Tahap perancangan meliputi pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan pembuatan instrumen penelitian. RPP yang
disusun adalah untuk pembelajaran praktikum laju reaksi berbasis POGIL
dan konvensional. Butir soal untuk mengukur keterampilan proses sains
dan penguasaan konsep dikembangkan berdasarkan indikator yang telah
disusun sebelumnya.
RPP dan soal yang akan dipergunakan kemudian divalidasi, diujicoba
dan direvisi. Validasi RPP didapatkan melalui konsultasi dengan dosen
pembimbing sedangkan butir soal KPS dan penguasaan konsep divalidasi
dengan metode CVR. RPP dan soal diujicobakan kepada kelas lain di luar
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Tahap pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan sesuai desain yang digunakan, yaitu pretes-
postes nonequivalent control group design. Pretes diberikan kepada kelas
42
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kontrol dan eksperimen untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam
keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Perlakukan yang
diberikan adalah praktikum laju reaksi berbasis POGIL untuk kelas
eksperimen dan praktikum laju reaksi secara konvensional untuk kelas
kontrol. Postes kemudian diberikan untuk mengukur kemampuan siswa
setelah diberikan perlakuan.
4. Tahap akhir
Tahap akhir penelitian adalah analisis data yang diperoleh kemudian
disimpulkan sebagai bagian dari penulisan tesis.
D. Analisis Data
Permasalahan dan rumusan masalah seperti yang telah dikemukakan dijawab
melalui data yang kemudian diolah dan dianalisis sebagai berikut :
1. Melakukan tabulasi jawaban yang diperoleh dari respon setiap siswa
terhadap soal untuk keterampilan proses sains dan penguasaan konsep.
Tabulasi data mentah dapat dilihat pada Lampiran 6.
2. Menghitung n-gain keterampilan proses sains serta penguasaan konsep
untuk setiap indikator dan secara keseluruhan
(Hake, 1999)
Keterangan :
< g > : gain ternormalisasi
Sf : skor akhir
Si : skor awal
Menginterpretasi hasil perhitungan n-gain mengikuti kategori yang
dikemukakan oleh Hake (1999) yang disajikan pada Tabel 3.8. Hasil
perhitungan n-gain untuk keterampilan proses sains dan penguasaan konsep
dapat dilihat pada Lampiran 7.
43
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8 Interpretasi n-gain
n-gain Kategori
> 0,7 Tinggi
0,3 – 0,7 Sedang
< 0,3 Rendah
3. Menentukan normalitas data dengan melihat nilai skewness dari masing-
masing data. Jika skewness memiliki rentang nilai +/- 1, maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal (Leech et al., 2005: 28).
Hasil deskriptif untuk n-gain keterampilan proses sains dan penguasaan
konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 8.
4. Menentukan homogenitas dengan melihat nilai sig pada Lavene’s test
equality of varians . Nilai sig ini merupakan salah satu output dari uji t
yang dilakukan dengan SPSS. Data diasumsikan homogen jika nilai sig
pada Lavene’s test equality of varians lebih dari 0,05 begitu pula
sebaliknya.
5. Melakukan uji perbedaan dua rata-rata n-gain (uji t) dengan two
independent samples t-test jika data berdistribusi normal dan uji Mann-
Whitney jika data tidak berdistribusi normal. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua variabel, dalam hal ini rata-
rata n-gain antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sehingga hasilnya
bisa digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian. Nilai t diambil
dengan memperhatikan asumsi homogenitas data yang dilihat dari nilai sig
pada Lavene’s test equality of varians. Jika nilai signifikansi t hitung atau
nilai signifikansi Mann-Whitney U lebih kecil dari taraf signifikansi yang
telah ditetapkan, yaitu 0,05 maka H0 ditolak, begitu juga sebaliknya. Hasil
uji statistik untuk keterampilan proses sains dan penguasaan konsep kelas
eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 9.
44
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Melakukan uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai p dari hasil uji t yang telah
dilakukan. H0 diterima jika nilai p > 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa
secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata n-gain
kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Sebaliknya H0 ditolak jika p < 0,05
yang dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata n-gain kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
7. Menghitung Cohen’s Effect Size (d) dengan menggunakan rumus
ct
cctt
ct
nn
snsn
xxd
22)1()1(
(Thalheimer & Cook, 2002)
Keterangan :
S : standar deviasi
n : jumlah subjek
t : kelas eksperimen
c : kelas kontrol
Perhitungan nilai d dibantu dengan menggunakan spreadsheet yang
dipublikasikan oleh Thalheimer & Cook dari Work-Learning Research.
Penafsiran nilai d mengikuti pendapat yang dikemukakan oleh Leech et
al.(2005: 56) yang disajikan dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kategori Cohen’s Effect Size (d)
Cohen’s Effect Size (d) Kategori
< 0,2 Sangat kecil
0,2 – 0,5 Kecil
0,5 – 0,8 Sedang
0,8 – 1 Besar
>1 Sangat besar
45
Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8. Membuat kesimpulan dan menyusun laporan penelitian. Analisis yang
dilakukan adalah terhadap peningkatan dan perbedaan rata-rata n-gain
keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Peningkatan dan perbedaan rata-rata n-gain
tersebut dianalisis untuk setiap indikator dan secara keseluruhan baik pada
keterampilan proses sains maupun penguasaan konsep. Analisis yang lain
dilakukan pada perbedaan rata-rata n-gain dilihat dari tinjauan perbedaan
relatif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diwakili oleh
Cohen’s Effect Size (d). Dari analisis yang dilakukan didapatkan temuan-
temuan yang kemudian dikaji sesuai dengan landasan teoretis dan
disintesis menjadi kesimpulan sebagai bagian integral dari laporan
penelitian.