BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B.repository.upi.edu/22507/6/S_POR_1102323_Chapter3.pdf · Waktu...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B.repository.upi.edu/22507/6/S_POR_1102323_Chapter3.pdf · Waktu...
-
48
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Operasional
Setelah proses penelitian berlangsung terdapat pemfokusan masalah
disekitar implementasi model kooperatif dalam pembelajaran aktivitas senam
aerobik. Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kerjasama siswa dalam pembelajaran aktivitas senam aerobik di SD Percobaan
Negeri Setiabudhi Bandung melalui penerapan model kooperatif.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1) Waktu
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai permasalahan dapat
dipecahkan atau mendapatkan hasil. Penentuan waktu mengacu pada
kalender akademik sekolah, kerena PTK memerlukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dikelas atau
lapangan.
2) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Percobaan Negeri Setiabudhi Bandung,
pada semester Genap, tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini khususnya
dilaksanakan di kelas VC dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 19
siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan, untuk mata pelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK).
C. Faktor yang Diteliti
1) Kerjasama Siswa
Menurut Polak:1985 dalam Husdarta menjelaskan bahwa kerjasama
(cooperation) adalah gejala saling mendekati untuk mengurus kepentingan
bersama dan tujuan bersama. Dalam Anggraeni (2014model ini memiliki tiga
konsep yaitu penghargan tim, kemampuan individu, kesempatan yang sama untuk
-
49
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berhasil (Robert Slavin (1983). Selanjutnay Eileen Hilke (1990) mengungkapkan
sasaran instruksi bagi model ini yaitu : (1) Untuk membantu kerjasama akademik
denga sejumlah siswa. (2) Untuk mendorong hubungan positiv antar kelompok.
(3) Untuk mengembangkan konsep penghargaan diri siswa. (4) Untuk
meningkatkan kualitas akademik. Dari sararan tersebut dapat disimpulkan bahwa
sasaran belajar berkelompok adalah antara perolehan dan proses. Sasaran
perolehan dasar adalah untuk membantu siswa agar dapat melakukan setiap
instruksi yang aa dlam suatu unit materi. Sasaran dasar proses adalah siswa harus
berinteraksi dengan yang lainya untuk belajar. Hal ini buka berarti “Siswa harus
belajar bekerja sama” tetapi “siswa harus bekerja sama untuk belajar”.
3) Karakteristik Siswa
Dalam http://evie4210.blogspot.com/ menjelaskan bahwa masa usia sekolah
dasar sebagai mesa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun
hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama
siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual
dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi,
kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan
perkembangan fisik anak.
Menurut Erikson yang dijelaskan dalam http://evie4210.blogspot.com/
perkembangan psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak mulai memasuki
dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Peristiwa penting pada tahap ini
anak mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di
samping itu proses belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah.
Sedang menurut Thornburg (1984) yang dikemukakan kembali dalam
http://evie4210.blogspot.com/ anak sekolah dasar merupakan individu yang
sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap
anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental
mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan
sosial maupun non sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan
http://evie4210.blogspot.com/http://evie4210.blogspot.com/http://evie4210.blogspot.com/
-
50
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang
menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja permulaan.
Menurut Piaget ada lima faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu :
kedewasaan (maturation), pengalaman fisik (physical experience), penyalaman
logika matematika (logical mathematical experience), transmisi sosial (social
transmission), dan proses keseimbangan (equilibriun) atau proses pengaturan
sendiri (self-regulation ) Erikson mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar
tertarik terhadap pencapaian hasil belajar.
D. Metode Penelitian (PTK)
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas
atau yang dalam bahasa Inggris disebut classroom action research (CAR),
penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan
yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas.
Penelitian emansipatoris tindakan ini, yang pemakaian atau penamaannya
berbeda-beda, seperti penelitian kelas (classroom research) karena penelitian
untuk merubah perbaikan itu dilakukan di ruang kelas (Hopkins, 1993:1) dalam
Wiriaatmadja (2012:4) namun Hopkins sendiri kemudian memakai istilah
classroom action research pada saat penelitian itu memasuki tahap-tahap kegiatan
yang harus dilakukan, dengan alasan bahwa istilah penelitian kelas mengingatkan
kepada penelitian yang dilakukan oleh para peneliti pendidikan (educational
researchers) dengan menjadikan guru dan siswa sebagai objek penelitian yang
berada di luar orbit kehidupan mereka (Hopkins, 1993:8).
Menurut Harjodipuro dalam Iskandar (2011:22) yang dikemukakan
kembali dalam Riswan (2013:39), menjelaskan bahwa:
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pendekatan untuk
memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru
untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap
praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. Penelitian tindakan
kelas (PTK) bukan sekedar mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan
kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap
-
51
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan
proses pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan suatu penelitian yang dilakukan
di dalam kelas, kelas disini dimaksudkan pada suatu tempat adanya interaksi
antara guru dan murid sehingga terjadinya proses belajar. Dengan demikian
maksud dari kelas tersebut bisa di ruangan kelas, laboratorium, aula, dan lapangan
untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Penelitian ini dilakukan dalam
rangka memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses
pembelajaran di kelas dengan menerapkan sebuah model atau pendekatan
pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Menurut Iskandar (2011:33) bahwa: secara lebih rinci, tujuan Penelitian
Tindakan Kelas PTK sebagai berikut:
a) Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil
pendidikan dan pembelajaran di kelas, sekolah.
b) Membantu guru atau dosen, serta tenaga pendidikan lainnya mengatasi
masalah pembelajaran di dalam dan luar kelas.
c) Mencari jawaban secara ilmiah (rasional, sistematis, empiris) mengapa
masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan.
d) Meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik.
e) Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga
tercipta perbaikan dan meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran secara
berkelanjutan.
Adapun diagram untuk proses penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
Acting
Planning Observating
-
52
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reflecting
Diagram 3.1 Konsep Pokok Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin (Prof
Hamzah, Dkk (2012:86)
Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian
ini dilakukan dengan tindakan yaitu :
a. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan
penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran senam aerobik.
b. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan
guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan.
c. Pengamatan (observasi), yaitu guru dan peneliti mengamati
(mencatat) proses pembelajaran senam aerobik di SD PN
Setiabudhi. Ini bertujuan untuk mengetahui nilai kerjasama siswa
pada saat melakukan aktivitas senam aerobik serta pemahaman dan
kemampuan awal melakukan gerakkan dalam senam aerobik atau
keterampilan senam aerobik.
d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil
yang telah dilaksanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan
rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses
belajarnya untuk dapat menguasai nilai kerjasama dalam senam
aerobik serta upaya mengevaluasi yang dilakukan oleh siswa.
e. Perencanaan Tindak Lanjut, maksudnya bila hasil perbaikan yg
diharapkan belum tercapai pada siklus 1, maka diperlukan langkah
lanjutan pada siklus 2. Satu siklus kegiatan merupakan kesatuan
dari kegiatan perumusan masalah, perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan
refleksi. Banyaknya siklus tidak dapat ditetapkan, dan karenanya
perlu dibuatkan semacam kriteria keberhasilan, misal : dengan
-
53
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan prinsip belajar tuntas. Apabila tingkat perbaikan
yang diharapkan tercapai minimal 75%, maka pencapaian itu dapat
dikatakan sudah memenuhi kriteria.
E. Rencana Tindakan
Agar diperoleh data yang diperlukan, maka kehadiran peneliti dalam
kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti hadir satu
kali dalam setiap minggunya. Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sebagai
aktor (guru) dalam pembelajaran senam aerobik. Peneliti berusaha untuk
mengamati kegiatan subjek penelitian dalam pembelajarannya yang dilaksanakan
dalam pembelajaran di lapangan.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama berlangsungnya
pembelajaran penjas, maka peneliti menentukan langkah-langkah siklus penelitian
tindakan, diantaranya: perencanaan, pelaksanaan tindakan, alternatif pemecahan,
observasi, analisis dan refleksi.
1) Perencanaan Tindakan
Di dalam perencanaan kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu:
a. Peneliti membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif.
b. Peneliti membuat lembar observasi yaitu:
1) Sebuah catatan kosong yang bertujuan untuk meihat dan mengamati
bagaimana kondisi belajar mengajar di lapangan ketika model
pembelajaran kooperatif diterapkan.
2) Jurnal harian yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data dimana
peneliti mencatat segala aspek pembelajaran dari awal pembelajaran
sampai akhir pembelajaran.
c. Peneliti berusaha menentukan alat bantu mengajar dengan menggunakan
bilah, kardus dan sebagainya.
d. Mendesain alat evaluasi. Peneliti mendesain alat evaluasi, karena
disamping mengobservasi di lapangan, bagi peneliti juga sangat penting
-
54
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan bahkan digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran itu sendiri dan
peneliti mengamati dari alat evaluasi tersebut, maka, 1) apakah kerjasama
siswa dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Pendekatan
Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas V (Lima) Sd Percobaan Negeri
(Pn) Setiabudhi dapat meningkat?
2) Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru yang terlibat
dalam penelitian tindakan. Langkak-langkah peneliti dalam pelaksanaan tindakan
adalah sebagai berikut:
a. Peneliti melaksanakan atau mengintervestasikan desain pembelajaran yang
telah dirancang dalam skenario pembelajaran.
b. Peneliti langsung melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan
secara sadar, kritis, sistematis, dan objektif dengan menggunakan pemahaman
aktivitas pembelajaran senam aerobic.
3) Alternatif Pemecahan
Dari hasil pelaksanaan tindakan peneliti berusaha memecahkan suatu
permasalahan dari setiap pembelajaran yang dilakukan dengan tindakan-tindakan
perbaikan atau pengulangan-pengulangan model pembelajaran yang diterapkan.
4) Observasi
Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti mengamati, memahami, melihat,
apa yang didengar, diucapkan oleh perkataan, maka langkah-langkah peneiti
untuk mengumpulkan data, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Obsevasi langsung, yaitu obsevasi yang dilkukan dimana observer berada
bersama objek yang diselidiki. Misalnya, observasi dan skenario pembelajaran.
b. Observasi tidak langsung, yaitu obsevasi atau pengamatan yang dilakukan
tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Misalnya,
berupa dokumentasi dan catatan lapangan.
-
55
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari kedua teknik tersebut ada beberapa teknik observasi yang peneliti
gunakan yaitu:
1) Obsevasi terbuka, yaitu proses pengamatan yang dilakukan melalui
penstrukturan perekaman data dalam bentuk kategori pembelajaran.
2) Obsevasi terfokus, yaitu proses pengamatan yang diarahkan kepada
kategori prilaku pembelajaran yang dikehendaki.
3) Observasi terstruktur, yaitu proses pengamatan yang digunakan untuk
memotret sejauh mana siswa tidak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan
dengan pembelajaran.
4) Observasi sistematis, yaitu proses pengamatan yang mengandalkan
pengamatan kategori-kategori yang relatif rinci.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan obeservasi sistematis. Dimana ada
pedoman untuk menilai suatu yang diteliti, guna memudahkan observer dan tidak
terlalu luas dalam menilai. Kerjasama (cooperation) adalah gejala saling
mendekati untuk mengurus kepentingan bersama dan tujuan bersama (Polak,
1985). Selain untuk mengurus kepentingan bersama, kerjasama pun harus
terjalinnya komunikasi antar orang yang satu dengan orang yang lainnya, agar
tidak terjadinya miss communication. Sebab jika sudah terjadi misscom maka
suatu kelompok akan kehilangan keseimbangannya, ini akan merusak suasana
dalam suatu kelompok.
Berdasarkan definisi konseptual yang disebutkan di atas, maka terdapat
beberapa kategori-kategori dalam penilaian atau dalam observasi yang berupa
pedoman observasi, dimaksudkan agar pada saat pemberiaan nilai pada siswa
terdapat standarisasi untuk menilai dan agar observer tidak merasa bingung saat
pemberian nilai, adapun pedoman observasi yang telah dirancang adalah sebagai
berikut:
no pedoman Keterangan penilaian
baik hebat super
1. saling
menghargai
a. mendengarkan ide atau masukan dari teman.
b. tidak mengejek teman
-
56
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. tidak main-main saat membuat gerakan
senam.
2. interaksi siswa
a. setiap siswa berani menyampaikan pendapat
b. saling berkomunikasi antar anggota
kelompok
3. memotivasi
orang lain
a. membantu teman yang kesulitan
b. memberi dukungan pada teman
catatan Observer:
Tabel 3.1
Pedoman observasi
5) Analisis dan Refleksi
Dengan diberikan pemahaman aktivitas pembelajaran, maka hasil yang didapat
dalam tahap-tahap observasi, peneliti dapat menganalisis dan merefleksi diri
dengan melihat data bahwa kegiatan penelitian yang telah dilakukan telah dapat
meningkatkan kerjasama siswa dalam mengikuti pembelajaran senam aerobik. Di
samping data hasil observasi menggunakan pula skenario pembelajaran yang
dibuat oleh peneliti pada saat peneliti selesai melakukan kegiatan pembelajaran.
Data dari skenario pembelajaran dapat juga dipergunakan sebagai acuan bagi
peneliti untuk dapat mengevaluasi diri sendiri. Adapun tabel perencanaan bisa
dilihat pada tabel 2, sebagai berikut :
SIKLUS I Perencanaan 1) Penerapan pembelajaran senam aerobic dengan permainan yang mengandung nilai
kerjasama.
Perencanaan
Tindakan I
1) Menentukan pokok bahasan 2) Mengembangkan skenario pembelajaran 3) Menyiapkan alat dan sumber belajar 4) Mengembangkan format evaluasi 5) Mengembangkan format observasi
pembelajaran
Tindakan I 1) Melakukan dengan menggunakan permainan jala ikan.
2) Melakukan dengan menggunakan permainan kucing tangkap (kucing satu
kucing semua).
3) Melakukan permainan bola raja. 4) Melakukan dengan permainan kumpul
angka (bertujuan untuk membentuk
kelompok)
-
57
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Menugaskan siswa untuk membuat gerakan senam perkelompok.
6) Melakukan berdoa.
Pengamatan 1) Melakukan observasi dengan memakai format observasi tindakan I
2) Mengamati secara langsung dengan format catatan lapangan tindakan I
Refleksi 1) Evaluasi tindakan I 2) Mengevaluasi secara total berkenaan
dengan proses dan hasil yang dicapai pada
tindakan yang telah dilakukan untuk
menentukan rencana tindakan dalam
tindakan berikutnya
SIKLUS I Perencanaan 1) Pengembangan program tindakan II 2) Menentukan pokok bahasan 3) Mengembangkan skenario pembelajaran 4) Menyiapkan alat dan sumber belajar 5) Mengembangkan format evaluasi 6) Mengembangkan format observasi
pembelajaran
Tindakan II 1) Melakukan dengan menggunakan permainan jala ikan.
2) Melakukan dengan menggunakan permainan kucing tangkap (kucing satu kucing semua).
3) Melakukan permainan bola raja. 4) Melakukan permainan kumpul angka
(bertujuan untuk membentuk kelompok).
5) Melakukan permainan tiru gaya. 6) Menugaskan siswa untuk membuat gerakan
senam perkelompok.
7) Melakukan berdoa.
Pengamatan 1) Melakukan obsevasi dengan memakai format
obsevasi tindakan II
2) Mengamati secara langsung dengan format
catatan lapangan tindakan II
Refleksi 1) Evaluasi tindakan dua 2) Mengevaluasi secara total berkenaan dengan
proses dan hasil yang dicapai pada tindakan
yang telah dilakukan untuk menentukan
rencana tindakan dalam siklus berikutnya.
Siklus-siklus berikutnya jika tujuan belum tercapai
Kesimpulan jika tujuan sudah tercapai
Tabel 3.2
Perencanaan tindakan kelas
-
58
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Instrumen dan Teknik Analisis Data
1) Instrumen penelitian
Instrumen penelitian selama kegiatan penelitian berlangsung adalah sebagai
berikut :
a. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam pembelajaran senam aerobik.
b. Peneliti membuat lembaran observasi pada saat pembelajaran senam aerobik
yang bertujuan untuk melihat, mengamati, dan mengetahui segala sesuatu hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu berisi item-item
tentang kejadian atau tingkah laku yang dirasakan ketika berlangsungnya
pembelajaran senam aerobik.
c. Membuat catatan lapangan untuk mengetahui kejadian-kejadian dilapangan
yang berisi kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
d. Mempersiapkan alat bantu pendukung peneliti yang akan digunakan seperti
type/DVD Player, kaset dan lapangan.
e. Menyiapkan peralatan dokumentasi yaitu kamera sebagai pelengkap dalam
mengumpulkan data, dan merekam setiap kegiatan yang dilakukan.
f. memberikan angket yang telah dibuat. Angket ini berisi point-point kerjasama
yang merupakan alat untuk mengetahui terjadi atau tidaknya peningkatan
kerjasama dalam proses pembelajaran senam aerobik melalui model pembelajaran
kooperatif. Alat dalam sebuah penelitian dapat dikatakan dengan instrumen
penelitian. Mengenai instrumen ini, Arikunto (2002:127) yang dikemukakan
kembali oleh Dini (2014:46), sebagai berikut:
Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data
sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi.
Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu
dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena
mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran.
-
59
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh karena itu alat atau instrumen dalam sebuah penelitian mutlak harus ada
sebagai bahan untuk pemecahan masalah penelitian yang hendak diteliti. Secara
garis besar mengenai alat evaluasi ini Arikunto (2002:127) menyatakan bahwa:
Menggolongkan evaluasi atas dua macam yaitu tes dan non tes. Adapun
pengertian tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Non
tes adalah dengan mengamati sampel yang diteliti sesuai dengan
kebutuhan penelitian sehingga diperoleh data yang diinginkan.
Berdasarkan pengertian di atas mengenai tes maka sasaran yang ditinjau
dari objek yang dievaluasi, perilaku sosial termasuk ke dalam nontes. Hal tersebut
diperkuat dengan pernyataan Arikunto (2002:127-128) bahwa, “…macam Tes
diantaranya adalah tes sikap (Attitude Test) yaitu alat yang digunakan untuk
mengadakan pengukuran terhadap sikap seseorang.”
Selanjutnya setelah mengetahui tes yang digunakan dalam penelitian, maka
untuk mengetahui instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan angket atau kuesioner. Mengenai angket atau
kuesioner ini Arikunto (2002:128) menjelaskan sebagai berikut: “kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”
Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut
pandang dari cara menjawab. Pembagian dari sudut pandang tersebut dibagi
menjadi dua macam yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Pengertian dari ke dua
tersebut menurut Arikunto (2002:128-129) adalah sebagai berikut: Dipandang dari
cara menjawab kuesioner dibagi menjadi dua yaitu:
a. Kuesioner Terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kalimat tersendiri.
b. Kuesioner Tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
-
60
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sesuai dengan pengertian di atas maka penulis mengambil kuesioner untuk
penelitian adalah kuesioner tertutup dengan maksud mempermudah pengisian
bagi responden yang dijadikan subjek untuk penelitian. Kesimpulan yang dapat
diambil berdasarkan uraian di atas maka penulis menentukan bahwa angket adalah
seperangkat pernyataan yang harus dijawab oleh responden secara langsung untuk
diungkapkan pengalaman yang telah dimilikinya. Adapun angket yang penulis
gunakan adalah angket tertutup, maksudnya adalah angket yang disusun dalam
bentuk pernyataan terbatas, tegas, lengkap, dan kongkret sehingga responden
hanya diminta untuk mengisi jawaban pada halaman yang telah disediakan.
Dengan demikian yang diperoleh dari responden tidak berupa uraian yang lebih
rinci tetapi hanya membubuhkan jawaban yang sudah disediakan. Adapun kisi-
kisi dari angket tersebut dapat dilihat di tabel 3.2.
Komponen Sub Komponen Indikator No Soal Dalam Angket
+ −
Kerjasama
(Suherman,
2001:86)
Mengikuti Aturan 1. Di Dalam Kelas 1, 21 63, 41
2. Di Luar Kelas 64, 42 2, 22
Membantu Teman
Yang Belum Bisa
1. Pembelajaran Teori 3, 23 65,43
2. Pembelajaran Praktek 66, 44 4, 24
Ingin Semua Teman
Bermain Dan
Berhasil
1. Kesempatan 5, 25 67, 45
2. Dukungan 68, 46 6, 26
3. Bimbingan 7, 27 69, 47
4. Ajakan 70, 48 8, 28
Memotivasi Orang
Lain
1. Penghargaan 9, 29 71, 49
2. Pujian 72, 50 10, 30
3. Himbauan 11, 31, 61 73, 51
-
61
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bekerja Keras
Menerapkan Skill
1. Tingkat Kesulitan Tugas 74, 52 12, 32, 62
2. Penetapan Target 13, 33 75, 53
Hormat Terhadap
Orang Lain
1. Guru 76, 54 14, 34
2. Teman Sebaya 15, 35 77, 55
3. Adik Kelas 78, 56 16, 36
4. Kakak Kelas 17, 37 79, 57
Mengendalikan
Tempramen
1. Teguran 80, 58 18, 38
2. Koreksi/Perbaikan 19, 39 81, 59
Memperhatikan
Perasaan Orang Lain
1. Simpati 60, 82 20, 40
2. Ejekan 109, 86 110, 84
Kerjasama Meraih
Tujuan
1. Giat Belajar 107, 90 108, 88
2. Belajar Tambahan 105, 94 97, 92
Menerima Pendapat
Orang Lain
1. Diskusi 93, 98 104, 96
2. Sosialisasi Dengan Teman 101, 85 102, 100
Bermain Secara
Terkendali
1. Proses Belajar Mengajar 89, 106 103, 87
2. Diluar Proses Belajar
Mengajar 99, 83 107, 95
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket Kerjasama siswa
a. Skala Penelitian
Skala pada penelitian sangat berbeda dengan tes karena pengukuran
instrumennya, mengukur mengenai derajat atau tingkat perhatian yang dimiliki
seseorang terhadap suatu objek. Adapun pengertian dari skala menurut Nurhasan
dan Cholil (2007:348) yaitu, “Skala adalah satu set angka-angka yang menyatakan
nilai-nilai terhadap subjek, objek atau perilaku dengan tujuan
-
62
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengkuantifikasikan pengukuruan kualitatif.” Skala dibagi menjadi beberapa
macam diantaranya adalah.
a. Summated Rating Scales (Likert Scales). b. Equal-Spearing Scales (Thrustone Scales). c. Cummulative Scales (Guttman Scales) d. Sematic Differential Scales. (Nurhasan dan Cholil, 2007:348)
Dari beberapa macam skala di atas, maka penulis mengambil salah satu
skala yang berhubungan dengan penelitian yaitu Summated Rating Scales (Likert
Scales) atau Skala Likert yang sudah terbukti bahwa skala teresebut sering
digunakan untuk menentukan sikap/perilaku seseorang. Hal tersebut senada
dengan pengertian Skala Likert yang dikemukakan oleh Nurhasan dan Cholil
(2007:349) bahwa, “Skala Likert adalah suatu skala untuk menilai sikap seseorang
terhadap suatu topik.” Kemudian Sukardi dalam Yusti (2010:24) menjelaskan
sebagai berikut:
Skala ini telah banyak digunakan oleh para peneliti guna
mengukurpersepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau
tingkah lakuyang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan
beberap pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta
memberikanpilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah
disediakan,misalnya sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju.
Dengan beberapa pengertian di atas, maka penulis mengartikan Skala Likert
merupakan suatu penskalaan yang digunakan untuk menentukan sikap seseorang
terhadap suatu topik dan menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan
nilai skala. Distribusi respons atau pilihan jawaban yang dimaksud di atas yaitu
dalam penskalaan terhadap suatu topik dapat diberikan nilai dengan alternatif
pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tiada pendapat, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju. “cara memberikan nilai dilakukan dengan menyatakan
perilakunya itu ke dalam lima alternatif pilihan jawaban yaitu: (1) Sangat setuju,
(2) Setuju, (3) Tiada setuju, (4) tidak setuju, dan (5) Sangat tidak setuju.”
(Nurhasan dan Cholil 2007:349)
-
63
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun kategori penskoran setiap butir pernyataan positif, yaitu 5,4,3,2,1.
Sedangkan untuk kategori butir dengan pernyataan negatif, yaitu 1,2,3,4,5.
Menurut Nurhasan dan Cholil (2007:349) pemberian skala skor pada setiap
kategori pernyataan tes, dilakukan dengan pemberian bobot, terhadap lima
alternatif pilihan jawaban yaitu.
a. Untuk pernyataan yang positif, pemberian bobot pada setiap alternatif
jawaban yaitu: 5, 4, 3, 2, 1. Jadi untuk alternatif pilihan sangat setuju
diberi skor 5, setuju diberi skor 4, tiada pendapat (ragu-ragu) diberi skor 3,
tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1.
b. Untuk pernyataan yang negatif, pemberian bobot skor pada setiap
alternatif pilihan jawaban, dengan urutan, yaitu: 1, 2, 3, 4, 5. Untuk
alternatif pilihan jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor
2,tiada pendapat (ragu-ragu) diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 4, dan
sangat tidak setuju diberi skor 5.
Dari penjelasan diatas dapat gambarkan dengan tabel sebagai berikut:
No. Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
1. Sangat Setuju 5 1
2. Setuju 4 2
3. Kurang Setuju 3 3
4. Tidak Setuju 2 4
5. Sangat tidak Setuju 1 5
Tabel 3.4
Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa kuesioner
dan skala Likert yang dipilih sesuai dengan permasalahan yang hendak penulis
teliti, yaitu tentang meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran senam
aerobik melalui model pembelajaran kooperatif. Dalam pelaksanaannya sampel
-
64
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari populasi yang telah terlibat dalam kegiatan pembelajaran senam aerobik
diberikan angket kerjasama.
b. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah diuji cobakan
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan.
2) Memberikan skor untuk keseluruhan jumlah butir pernyataan.
3) Menyusun skor dari skor yang didapat secara keseluruhan.
Dengan rumus sebagai berikut:
rxy = ( )( )
√( ( ) ( ) ) ( ( ) ( ) )
Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment
dengan taraf signifikan 5%. Jika rxy > r kritis maka butir soal tersebut
valid (Arikunto, 2003:73) dalam Saeful (2015:51)
b. Uji Realibilitas Instrumen
Dalam pengujian tingkat reliabilitas terhadap item tes yang digunakan
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode tes belah dua atau siflit
half yaitu metode yang dibagi dua bagian antara butir pernyataan yang
bernomor genap menjadi X dan yang bernomor ganjil menjadi Y, adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut: dalam pengujian tingkat reliabilitas
untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, penulis melakukan
pendekatan sebagai berikut:
1. Membagi butir pernytaan menjadi dua bagian pernyataan yang
bernomor ganjil dan bernomor genap.
-
65
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokkan
menjadi variabel X dan skor butir-butir pernyataan yang bernomor
genap dijadikan variabel Y.
3. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang nomor ganjil
dengan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan
menggunakan rumus korelasi Person Product Moment , sebagai
berikut:
( ) ( )
√( ) ( ) ( )
Keterangan :
: koefisien yang dicari
xy : jumlah perkalian skor x dan skor y
∑x : jumlah skor x
∑y : jumlah skor y
n : jumlah banyaknya soal
4. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan
rumus Spearmen Brown dengan rumus sebagai berikut : =
Keterangan :
: Koefisien yang dicari
.r : dua kali koefisien korelasi
: satu tambah koefisien korelasi
5. menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan
oleh Sudjana dalam Matahari (2014:49) sebagai berikut: t = √
keterangan :
t : nilai yang dicari
r : koefiaien seluruh tes
-
66
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n-2 : jumlah soal / pernyataan yang dikurangi dua.
Dari hasil perhitungan tersebut Person Product Moment yang
dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown, kemudian untuk
menentukan nilai nilai item tes yang dihasilkan
dimasukkan ke dalam rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan.
2) Teknik Analisis Data
1. Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data kualitatif.
Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan
dengan cara menganalisis, mensinentesis, menerangkan, dan menyimpulkan.
b. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan pengkatagorian dan
pengklasifikasian. Hasil yangg diperoeh berupa pola-pola dan kecenderungan
dalam pelaksaan pembelajaran senam aerobik.
c. Menyimpulkan data dan memverifikasi data.
G. Data dan Cara Pengambilannya
1. Sumber Data: Sumber data penelitian ini adalah siswa SD Percobaan Negeri
Setiabudhi Bandung.
2. Jenis Data: Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif yang terdiri dari:
a. Skenario pembelajaran
b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
c. Jurnal harian
d. Dokumentasi (kamera/photo)
3. Cara Pengambilan Data
a. Data hasil belajar di ambil dari sekenario pembelajaran.
b. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan
diambil dengan menggunakan lembar observasi.
-
67
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Data tentang refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan
diambil dari jurnal harian.
d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan palaksanaan didapat dari
skenario pembelajaran dan lembar observasi.
e. Data dokumentasi dilakukan pada proses belajar mengajar berlangsung.
H. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data
Data-data dalam penelitian ini akan diolah dengan tehnik sebagai berikut :
a. Observasi
Obsevasi yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung yang
dilakukan peneliti sebagai guru dan juga observer yaitu mitra peneliti ketika
proses pembelajaran senam aerobik berlangsung dan bertujuan untuk
mendapatkan data-data tentang suatu masalah yang muncul pada saat
pembelajaran berlangsung, hingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh. Observasi
dapat artikan sebagai pengamatan dan pencatatan kejadian yang diselediki
secara sistematik.
1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran
pada setiap tindakan penelitian yang sudah dilaksanakan.
2. Menganalisis perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan
catatan guru setelah tindakan-tindakan pembelajaran dilaksanakan
3. Menganalisa hasil observasi awal pembelajaran aktivitas senam aerobik
sebelum penerapan model kooperatif dengan observasi akhir pembelajaran
aktivitas senam aerobik berlangsung melalui model kooperatif yang
ditunjukkan dengan perubahan perilaku siswa terhadap penguasaan dan
pemahaman tugas gerak dalam aktivitas senam aerobik.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah tulisan tentang semua kejadian yang muncul
dan terlihat ketika proses pembelajaran senam aerobik berlangsung. Teknik
-
68
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul
sehingga peneliti mengetahui kejadian-kejadian penting yang muncul dalam
proses pembelajaran senam aerobik.
CATATAN LAPANGAN
Hari / tanggal :
Tempat :
Waktu :
Siklus :
Tindakan :
Catatan :
_________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
-
69
Liska Ankeda Sari, 2015 Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Senam Aerobik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) (Penelitian Tindakan Kelas Di Sd Percobaan Negeri Setiabudi Bandung ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________