BAB III Metodologi Penelitian

5
18 III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kultur Bacillus thuringiensis subsp. aizawai yang diperoleh dari IPB Culture Collection (IPBCC) pada medium agar miring. Substrat yang digunakan adalah ampas tahu dan limbah cair tahu yang diperoleh dari Industri Tahu Cibanteng. Kubis yang digunakan diperoleh dari pasar-pasar tradisional dan super market. Serta larva ulat Croccidolomia binotalis (ulat kubis) yang diperoleh dari Laboratorium Fisiologi dan Toksin Departemen Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB. Mineral yang digunakan adalah MgSO 4 .7H 2 O, MnSO 4 . H 2 O, ZnSO 4 .7H 2 O, FeSO 4 .7H 2 O, CaCO 3 , dan urea. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisa adalah nutrien agar (NA), nutrien broth (NB), HCl, NaOH, CH 3 COOH, H 2 SO 4 pekat, fenil, garam fisiologis, etanol 95 %, aqua destilata, Pro-Stiker, dan spiritus. 2. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi autoklaf, pH-meter, oven, lemari es, inkubator, neraca analitik, desikator, spektrofotometer, freezer, loop inokulasi, dan alat-alat gelas lainnya seperti labu erlenmeyer, tabung reaksi, pipet, bunsen, cawan petri, dan gelas piala. B. METODE PENELITIAN 1. Penelitian Pendahuluan a. Analisa Bahan Baku Analisa ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia ampas tahu dan limbah cair tahu yang digunakan, yaitu analisis kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar serat, kadar nitrogen, dan kadar karbon. Prosedur analisis tercantum pada Lampiran 1.

description

metil pelajaran asik

Transcript of BAB III Metodologi Penelitian

  • 18

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    A. BAHAN DAN ALAT

    1. Bahan

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kultur Bacillus

    thuringiensis subsp. aizawai yang diperoleh dari IPB Culture Collection

    (IPBCC) pada medium agar miring. Substrat yang digunakan adalah ampas

    tahu dan limbah cair tahu yang diperoleh dari Industri Tahu Cibanteng. Kubis

    yang digunakan diperoleh dari pasar-pasar tradisional dan super market. Serta

    larva ulat Croccidolomia binotalis (ulat kubis) yang diperoleh dari Laboratorium

    Fisiologi dan Toksin Departemen Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

    IPB. Mineral yang digunakan adalah MgSO4.7H2O, MnSO4. H2O,

    ZnSO4.7H2O, FeSO4.7H2O, CaCO3, dan urea. Bahan-bahan yang digunakan

    untuk analisa adalah nutrien agar (NA), nutrien broth (NB), HCl, NaOH,

    CH3COOH, H2SO4 pekat, fenil, garam fisiologis, etanol 95 %, aqua destilata,

    Pro-Stiker, dan spiritus.

    2. Alat

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi autoklaf, pH-meter,

    oven, lemari es, inkubator, neraca analitik, desikator, spektrofotometer, freezer,

    loop inokulasi, dan alat-alat gelas lainnya seperti labu erlenmeyer, tabung

    reaksi, pipet, bunsen, cawan petri, dan gelas piala.

    B. METODE PENELITIAN

    1. Penelitian Pendahuluan

    a. Analisa Bahan Baku

    Analisa ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia ampas tahu

    dan limbah cair tahu yang digunakan, yaitu analisis kadar air, kadar abu,

    kadar lemak, kadar serat, kadar nitrogen, dan kadar karbon. Prosedur

    analisis tercantum pada Lampiran 1.

  • 19

    b. Penyiapan Inokulum Bacillus thuringiensis subsp. aizawai

    Inokulum (kultur bibit) kultivasi disiapkan secara bertahap mengikuti

    metode Vandekar dan Dulmage (1982). Diagram alir persiapan inokulum

    disajikan pada Gambar 6.

    Gambar 6. Diagram Alir Pembiakan Inokulum

    2. Penelitian Utama

    a. Penyiapan Media Kultivasi

    Susunan medium kultivasi yang akan dibuat dalam penelitian ini dapat

    dilihat pada Tabel 4 yang dibuat dua kali ulangan.

    Tabel 4. Perbandingan Medium Kultivasi

    Sandi Medium Perbandingan Medium

    A Ampas Tahu 20% : Limbah cair tahu 80%

    B Ampas Tahu 30% : Limbah cair tahu 70%

    C Ampas Tahu 40% : Limbah cair tahu 60%

    Inokulum / Starter

    Inkubasi dalam rotary shaking incubator

    30 0C ; 180 rpm ; 12 jam

    Satu loop biakan Bt subsp. aizawai

    Inokulasi dalam 50 ml medium NB (labu pembibitan 1)

    Inkubasi dalam rotary shaking incubator

    30 0C ; 180 rpm ; 12 jam

    Kultur digunakan untuk menginokulasi labu pembibitan II

    (5 % dari volume media kedua)

  • 20

    Jenis dan jumlah mineral yang digunakan dalam penelitian ini sesuai

    dengan yang digunakan oleh Dulmage dan Rhodes (1971), yaitu 0,3 g/l

    MgSO4.7H2O, 0,02 g/l MnSO4. H2O, 0,02 g/l ZnSO4.7 H2O, 0,02 g/l

    FeSO4.7 H2O, dan 1,0 g/l CaCO3.

    Pembuatan media kultivasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    ampas tahu dan CaCO3 disterilkan secara terpisah dari urea, limbah cair

    tahu, dan trace alement. Bahan-bahan medium yang lain dicampur diatas

    pemanas berpengaduk. Setelah itu didinginkan sampai 50 0C dan pH

    diatur hingga 7,2. Kemudian medium dibagi-bagi dalam beberapa labu

    erlenmeyer. Ampas tahu + CaCO3 dan limbah cair tahu disterilkan dalam

    autoklaf pada suhu 121 0C selama 15 menit. Setelah steril dan dingin, ampas

    tahu + CaCO3 dan limbah cair tahu dicampurkan menjadi satu sesuai

    formulasi yang ditentukan kemudian ditambahkan bahan-bahan lain secara

    aseptik.

    b. Kultivasi

    Kultivasi Bt subsp. aizawai dilakukan secara curah dengan kondisi

    kultivasi sebagai berikut : kultivasi dilakukan dalam labu erlenmeyer 250 ml

    pada suhu 28 32 0C, pH awal medium diatur pada 6,5 7,5, volume

    medium fermenntasi 50 ml, diinkubasi menggunakan rotary shaking

    incubator dengan kecepatan 180 rpm, dan dipanen pada waktu inkubasi 30

    jam dan 48 jam. Kultivasi dilakukan dua kali ulangan dengan kondisi

    kultivasi yang sama antara ulangan I dan ulangan II.

    Tabel 5. Perlakuan pada kultivasi Bta

    Sandi

    Medium

    Sandi Medium

    Kultivasi

    Jumlah Stater yang

    Ditambahkan

    A

    A1 A2

    A3

    10 % (v/w)

    15 % (v/w)

    20 % (v/w)

    B

    B1

    B2

    B3

    10 % (v/w)

    15 % (v/w)

    20 % (v/w)

    C

    C1

    C2

    C3

    10 % (v/w)

    15 % (v/w)

    20 % (v/w)

  • 21

    c. Pemanenan

    Pemanenan (recovery) hasil kultivasi dilakukan pada waktu akhir

    inkubasi, yaitu pada jam ke-30 dan jam ke-48. Kemudian dilakukan analisis

    pH, total mikroba, jumlah spora hidup, total gula sisa, dan toksisitas.

    Prosedur analisa dapat dilihat pada Lampiran 1.

    Gambar 7. Diagram alir proses produksi bioinsektisida

    d. Penentuan Toksisitas Produk (Bioassay)

    Penentuan jumlah spora hidup yang terkandung dalam produk

    bioinsekktisida atau campuran spora-kristal hasil kultivasi dan pengujian

    toksisitasnya terhadap larva Croccidolomia binotalis yang dinyatakan dalam

    LC50 dengan metode bioassay. LC50 dapat ditentukan dengan menggunakan

    analisis probit program Probit Quant (software dari Steve Maund,

    University of Wales, College of Cardiff, Inggris).

    3. Rancangan Percobaan

    Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial dengan dua kali ulangan. Rancangan

    Acak Lengkap Pola Faktorial adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari

    dua peubah bebas (Faktor) dalam klasifikasi silang yaitu faktor A (konsentrasi

    ampas tahu dan limbah cair tahu sebagai substrat) yang terdiri dari 3 taraf dan

  • 22

    faktor B (konsentrasi starter yang digunakan) yang terdiri dari 3 taraf dan

    kedua faktor tersebut diduga saling berinteraksi. Saling berinteraksi

    dimaksudkan bahwa pengaruh suatu faktor tergantung dari taraf faktor yang

    lain, dan sebaliknya jika tidak terjadi interaksi berarti berarti pengaruh suatu

    faktor tetap pada setiap taraf faktor yang lain. Jadi bila tidak terjadi interaksi

    antar taraf-taraf suatu faktor saling sejajar satu sama lainnya, sebaliknya bila

    ada interaksi tidak saling sejajar

    Model rancangan percobaan pada penelitian utama menggunakan dua

    faktor yaitu faktor konsentrasi substrat yang terdiri dari 3 taraf, yaitu

    perbandingan ampas tahu dan limbah cair tahu 20 : 80, 30 : 70, dan 40 : 60

    serta faktor konsentrasi starter yang terdiri dari 3 taraf, yaitu 10, 15, 20 % (v/v)

    dan kedua faktor tersebut diduga saling berinteraksi. Model yang digunakan

    adalah sebagai berikut :

    Yij = + i + j + i j + ij (Hanafiah, 2005)

    Keterangan :

    Yij = Variabel respon karena pengaruh faktor konsentrasi gula taraf

    ke i dan faktor konsentrasi starter taraf ke j

    = Efek rata-rata yang sebenarnya

    i = Efek dari taraf ke i konsentrasi gula

    j = Efek dari taraf ke j konsentrasi starter

    ij = Efek dari interaksi antara taraf ke i konsentrasi gula dan taraf

    ke j konsentrasi starter

    Data yang diperoleh dari pengukuran parameter, masing-masing

    dianalisis menggunakan analisis ragam uji F. Apabila hasilnya menunjukkan

    perbedaan yang nyata, maka analisis dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil

    (LSD).