BAB III METODE PENELITIAN -...

12
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research). Menurut Sugiyono (2011: 107) eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Eksperimen boleh juga disebut sebagai metode riset aktif karena karena peneliti sacara aktif memanipulasi variabel independen dan mengeukur dampaknya pada variabel dependen, sedangkan pada metode lain. Eksperimen semu merupakan penelitian yang mendekati eksperimen sungguhan (true experimental research). Penelitian ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. 3.1.2 Desain Penelitian Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Hal tersebut karena hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono,2013: 79). Bagan desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Grup Pretest Variable bebas Posttest Kelompok Eksperimen O 1 X 1 O 1 Kelompok kontrol O 3 X 2 O 4 Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design Terdapat empat kelompok data dalam desain penelitian ini yaitu data pretest kelompok eksperimen 1 (O 1 ) dan kelompok eksperimen 2 (O 3 ), data posttest kelompok eksperimen 1 (O 2 ) dan kelompok eksperimen (O 4 ). Secara rinci keterangan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut. X 1 : perlakuan 1 (pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning)

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen semu (quasi eksperimental research). Menurut Sugiyono (2011: 107)

eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

Eksperimen boleh juga disebut sebagai metode riset aktif karena karena

peneliti sacara aktif memanipulasi variabel independen dan mengeukur

dampaknya pada variabel dependen, sedangkan pada metode lain.

Eksperimen semu merupakan penelitian yang mendekati eksperimen

sungguhan (true experimental research). Penelitian ini melibatkan dua kelompok

yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

3.1.2 Desain Penelitian

Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain Nonequivalent

Control Group Design. Hal tersebut karena hanya pada desain ini kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random

(Sugiyono,2013: 79). Bagan desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut.

Grup Pretest Variable bebas Posttest

Kelompok Eksperimen O1 X1 O1

Kelompok kontrol O3 X2 O4

Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Terdapat empat kelompok data dalam desain penelitian ini yaitu data pretest

kelompok eksperimen 1 (O1) dan kelompok eksperimen 2 (O3), data posttest

kelompok eksperimen 1 (O2) dan kelompok eksperimen (O4). Secara rinci

keterangan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

X1 : perlakuan 1 (pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning)

32

X2 : perlakuan 2 (pembelajaran menggunakan model Project Based Learning)

O1 : hasil pretest kelompok eksperimen 1

O2 : hasil posttest kelompok eksperimen 1

O3 : hasil pretest kelompok eksperimen 2

O4 : hasil posttest kelompok eksperimen 2

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam penelitian yaitu:

a) History

Menurut Setyosari (2013: 156) history adalah peristiwa yang terjadi di

sekitar atau lingkungan pada saat yang sama ketika variabel eksperimental

tersebut dilakukan melalui pengujian.

b) Selection

Menurut Setyosari (2013: 158) selection adalah upaya membandingkan

pengaruh perlakuan pada kelompok subjek yang berbeda, kelompok yang

mengalami suatu perlakuan.

c) Maturation

Menurut Setyosari (2013: 159) Maturation adalah proses perubahan yang

terjadi dalam diri subjek yang dijadikan kelompok eksperimen.

d) Pretesting

Menurut Setyosari (2013: 160) Pretesting adalah pemberian tes awal

sebelum melakukan atau tindakan dan setelah itu dilakukan pascates.

e) Mortability

Menurut Setyosari (2013: 164) Mortbility adalah perbedaan hasil atau

unjuk kerja setelah adanya suatu perlakuan tertentu yang mungkin terjadi,

karena perubahan komposisi kelompok bukannya hasil perlakuan itu

sendiri.

3.1.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Gugus Joko Tingkir Salatiga yang terletak di

wilayah Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Gugus Joko

Tingkir ini terletak di daerah perkampungan yang cukup padat penduduknya.

Tidak semua SD di Gugus Joko Tingkir dijadikan objek penelitian, namun hanya

mengambil beberapa SD yang sudah mewakili Gugus Joko Tingkir. SD yang

33

dijadikan objek peneliti terdiri atas SD Negeri Inti yaitu SDN Tingkir Lor 2 dan

SDN Imbas yaitu SDN Tingkir lor 1 dan SDN Tingkir Tengah 1.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2011:61) adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas yaitu model pembelajaran Problem Based

Learning dan Project Based Learning. Sedangkan variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA.

Selain variabel bebas dan variabel terikat.

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang diawali

dengan pemberian masalah kepada siswa serta masalah yang diberikan merupakan

masalah yang sering dijumpai siswa di dalam kehidupan sehari-hari.

Model Project based Learning adalah model pembelajaran yang dilakukan

dengan pemberian project kepada siswa.

Hasil belajar IPA adalah hasil atau tingkat keberhasilan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran, atau tinkat pemahaman siswa mengenai materi

IPA.

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Joko Tingkir

Salatiga.

34

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Status Jumlah Siswa

Kelas IV

1 SD N Tingkir Lor 02 SD Inti 34

2 SD N Tingkir Lor 01 SD Imbas 25

3 SD N Tingkir Tengah 01 SD Imbas 30

4 SD N Tingkir Tengah 02 SD Imbas 20

5 MI Kalibening SD Imbas 50

Jumlah siswa 159

Berbeda dengan populasi, sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakter yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 62). Sampel dalam

penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Tingkir Lor 01 sebagai kelompok

eksperimen 1, dan siswa kelas 4 SD Negeri Tingkir Tengah 01 sebagai

eksperimen 2. Kedua SD tersebut mewakili SD Negeri Imbas di Gugus Joko

Tingkir Salatiga. Siswa kelas 5 SDN Tingkir Lor 02 akan dibagi menjadi 2

kelompok. Kelompok pertama yaitu sebagai kelompok eksperimen 1 sedangkan

kelompok kedua sebagai sebagai kelompok eksperimen 2. Lebih jelasnya akan

dijelaskan dengan tabel berikut.

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

No. Nama Sekolah Status Kelas Kelompok

1. SD N Tingkir

Lor 01

SD

Imbas

IV Eksperimen 1

2. SD N Tingkir

Tengah 01

SD

Imbas

IV Eksperimen 2

3. SD N Tingkir

Lor 02

SD Inti IV

kelompok

1

Eksperimen 1

IV

Kelompok

2

Eksperimen 2

35

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Diperlukan serangkaian data untuk dapat mendukung dalam pembuatan

simpulan (Slameto 2015: 227). Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah

hasil belajar IPA SD kelas IV. Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan

teknik tes dan teknik observasi. Teknik tes digunakan sebagai metode

pengumpulan data. Tes berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh

siswa yeng digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Bentuk tes yang

digunakan adalah pilihan ganda. Teknik tes digunakan untuk melaksanakan

pretest dan postest. Pretest digunakan untuk mengetahui kondisi awal siswa

sebelum mendapatkan perlakuan / sebelum mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model PBL dan PjBL. Posttest dilakukan setelah mengikuti

pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL. Teknik observasi

digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran

menggunakan model PBL dan PjBL.

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung untuk

mengetahui atau mendapatkan data tertentu secara spesifik dan secara sistematis

(Sugiyono 2011: 203) . Penelitian ini akan menggunakan dua instrumen lembar

observasi yaitu observasi kegiatan guru dan observasi kegiatan siswa. Lembar

observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan siswa dan guru selama proses

kegiatan belajar mengajar.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

adalah lembar soal pretest dan posttest berupa pilihan ganda. Instrumen observasi

digunakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan pembelajaran IPA kelas 4

SD menggunakan model PBL dan PjBL. Lembar observasi ini dibuat berdasarkan

sintaks model pembelajaran PBL dan PjBL. Lembar kisi-kisi observasi

ditunjukkan pada tabel berikut ini.

36

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Menerapkan Model

Pembelajaran PBL

No Kegiatan Nomor

Item Pertemuan Pertama

1 Guru memberikan soal pretest kepada siswa 1

2 Guru menunjukan contoh gambar sumber daya alam 2

3 Guru membacakan tujuan pembelajaran. 3

4 Guru membacakan langkah-langkah pembelajaran PBL 4

5 Guru membagi peserta didik menjadi kelompok. 5

6 Guru menyampaikan permasalahan. 6

7 Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. 7 Pertemuan Kedua

1 Guru membimbing siswa dalam berdiskusi. 1

2 Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan. 2

3 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling menanggapi jawaban

dari kelompok. 3

4 Guru membuat kesimpulan bersama dengan siswa 4

5 Guru memberikan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. 5

6 Guru memberikan soal posttest 6

Tabel 3.4

Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam penerapan Model

Pembelajaran PjBL

No Kegiatan Nomor Item

Pertemuan Pertama

1 Guru membagikan soal pretest. 1

2 Guru membacakan langkah-langkah pembelajaran 2

3 Guru menunjukan gambar. 3

4 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 4

5 Guru memberikan pengarahan mengenai proyek. 5

6 Guru membagikan gambar mengenai proyek. 6

7 Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan. 7 Pertemuan Kedua

1 Guru memeriksa kesiapan siswa mengenai materi yang telah dikumpulkan. 1

2 Guru meminta siswa bergabung dengan kelompok. 2

3 Guru meminta siswa menyelesaikan tugas. 3

4 Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi. 4

5 Guru meminta siswa memperhatikan siswa yang sedang presentasi. 5

6 Guru bersama siswa menyimpulkan materi. 6

7 Guru menayakan apakah ada yang belum dimengerti. 7

8 Guru membagikan soal posttest 8

37

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan siswa dalam Penerapan Model

Pembelajaran PBL

No Kegiatan Nomor

Item Pertemuan Pertama

1 Siswa menerima dan mengerjakan soal pretest dari guru. 1

2 Siswa memperhatikan gambar yang ditunjukan oleh guru.. 2

3 Siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai tujuan pembelajaran. 3

4 Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai langkah-langkah

pembelajaran. 4

5 Siswa berkumpul dengan kelompok yang telah dibagi oleh guru 5

6 Siswa mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh guru 6

7 Siswa bertanya kepada guru apabila ada yang mengalami kesulitan 7 Pertemuan Kedua

1 Siswa melakukan diskusi kelompok. 1

2 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 2

3 Siswa menanggapi hasil diskusi yang disampaikan oleh siswa lain. 3

4 Siswa bersama guru membuat kesimpulan. 4

5 Siswa menanggapi refleksi yang disampaikan oleh guru. 5

6 Siswa mengerjakan soal posttest. 6

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan siswa dalam Penerapan Model

Pembelajaran PjBL

No Kegiatan Nomor Item

Pertemuan Pertama

1 Siswa menerima dan mengerjakan soal pretest dari guru. 1

2 Siswa mendengarkan penjelasan langkah-langkah pembelajaran. 2

3 Siswa memperhatikan gambar yang ditunjukan oleh guru 3

4 Siswa bergabung dengan kelompok yag telah dibagi oleh guru. 4

5 Siswa mendengarkan pengarahan dari guru mengenai proyek 5

6 Siswa mengambil gambar yang telah disedia 6

7 Siswa bertanya kepada guru mengenai proyek. 7 Pertemuan Kedua

1 Siswa menyiapkan materi yang telah dikumpulkan dirumah. 1

2 Siswa bergabung dengan kelompok 2

3 Siswa menyelesaikan tugas yang belum selesai. 3

4 Siswa mempresentasikan hasil diskusi. 4

5 Siswa memperhatikan kelompok lain yang mempresentasikan. 5

6 Siswa bersama guru menyimpulkan materi. 6

7 Siswa menanyakan kembali mengenai materi yang kurang dipahami 7 8 Siswa mengerjakan Posttest 8

38

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Instrumen Tes

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Butir Soal

11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

11.1 menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan.

Menjelaskan

pengertian

sumber daya alam

21,27,30

Menyebutkan

jenis SDA

16,18,22,26

Mendiskusikan

pengertian

sumber daaya

alam yang dapat

diperbarui beserta

contohnya.

2,7,15,23,28

Mendiskusikan pengertian sumber daaya alam yang tidak dapat diperbarui beserta contohnya

8,13,19,20,24

Menyebutkan contoh manfaat dari sumber daya alam yang dapat diperbarui

3,4,5,6,9,10,11,12,29

Menyebutkan contoh manfaat dari sumber daya alam yang dapat diperbarui

14,17,25,30

Pengujian instrumen dilakukan di SD N 3 Tunggak dengan jumlah responden

31 siswa. Pengujian soal uji validitas dan reliabilitas soal, daya beda, tingkat

kesukaran soal, dan fungsi pengecoh. Analisis data uji soal ini dilakukan dengan

program anates versi 4.0.

39

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Uji Coba Berdasarkan Anates

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Butir Soal

Soal yang

Valid

11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

11.1 menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan.

Menjelaskan

pengertian

sumber daya

alam

1,21,27, 1,21,27

Menyebutkan

jenis SDA

16,18,22,26 22,26

Mendiskusikan

pengertian

sumber daaya

alam yang dapat

diperbarui

beserta

contohnya.

2,7,15,23,28 2,7,23,28

Mendiskusikan pengertian sumber daaya alam yang tidak dapat diperbarui beserta contohnya

8,13,19,20,24

13,19,20,24

Menyebutkan contoh manfaat dari sumber daya alam yang dapat diperbarui

3,4,5,6,9,10,11,12,29

3,4,9,10,12,29

Menyebutkan contoh manfaat dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui

14,17,25,30 25

Keterangan lebih lanjut mengenai hasil uji validitas dapat dilihat terdapat 20

soal yang dikatakan valid. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. menurut program

anates yang dilakukan tingkat nilai reliabilitas tes adalah 0,82. Instrumen

40

dikatakan memiliki nilai reliabilitas apabila >0,7 ( Arikunto, 2013: 115).

Berdasarkan hal itu instrumen yang telah dilakukan dikatakan reliabel.

Tingkat kesukaran soal uji coba menunjukkan bahwa terdapat 1soal mudah,2

soal sangat mudah, dan 26 soal sedang, dan 1 soal sukar. Dari 30 soal diambil soal

20 untuk digunakan soal pretest dan posttest. Fernandes seperti dikutip oleh

Sulistya Wardani, (2011: 5.24) menyatakan klasifikasi daya pembeda sebuah soal

tes adalah D≥ 0,40 adalah sama baik, 0,30 ≤ D < 0,40 adalah baik, 0,20 ≤ D <

0,30 adalah sedang, D < 0,20 adalah Tidak baik. Atau dapat diartikan daya beda

dikatakan sudah layak apabila lebih dari 0,2 untuk digunakan sedangkan daya

beda yang lebih dari 0,4, menunjukkan bahwa instrumen mempunyai daya beda

yang baik.

Fungsi pengecoh dari 20 soal yang akan digunakan pada soal pretest dan

posttest yang cukup baik. Suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik

jika paling sedikit dipilih oleh 5 % pengikut tes (Ayu, 2012: 5).

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian adalah menggunakan

teknik deskriptif dan teknik analisis statistik. Teknik analisis data terdiri atas Uji

coba instrumen, prasyarat dan Uji Hipotesis.

3.5.1 Teknik Deskriptif

Teknik Deskriptif akan dilakukan dengan program microsoft excel. Hasil dari

teknik diskriptif akan berisi tentang nilai minimal, nilai maksimal, mean, standar

deviasi, distribusi frekuensi dan grafik. Pada teknik akan dilakukan pada

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berupa hasil pretest dan

posttest.

3.5.2 Teknik Analisis Statistik

Teknik analisis statistik meliputi uji coba instrumen, uji prasayarat dan uji

hipotesis. Uji coba instrumen diperoleh melalui bantuan program anates. Uji

prasyarat terdiri atas uji normalitas untuk menentukan apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas untuk mengetahui tingkat

41

kesetaraan subjek yang akan diteliti. Kemudian dilakukan uji t (beda rata-rata)

sebagai acuan untuk menguji hipotesis. .

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap kelas

mempunyai distribusi data yang normal atau tidak, apabila data berdistribusi

normal maka dapat digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data tidak

berdistribusi normal maka digunakan statistik non parametrik. Acuan data

dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi/probabilitas > 0,05. Dalam

uji normalitas data ini bisa menggunakan bantuan software SPSS yaitu analyze-

descriptive statistic-explore-masukan data yang akan diujikan pada kolom

dependent list-klik plots-klik normality test with plots-continue-ok.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua

kelompok homogen atau tidak. Tahap uji homogenitas untuk memastikan

kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas

menggunakan kriteria signifikansi untuk uji dua sisi hasil perhitungan >0,05

berarti variansi pada tiap kelompok sama(homogen) dengan menggunakan SPSS

20 For windows. Langkah-langkah untuk melakukan uji homogenitas adalah

analyze-descriptives statistic- masukan data pada kolom dependent list- klik plot-

klik untransformed pada levine test- continue- ok.

c. Uji Beda Rata-rata

Uji beda rata-rata/uji t-test digunakan untuk melihat beda nilai tengah dua

buah distribusi nilai. Uji t adalah suatu pengujian untuk melihat apakah nilai rata-

rata suatu distribusi nilai kelompok berbeda secara signifikan dari nilai rata-rata

kelompok lainnya. Uji t (uji beda rata-rata) dapat dilakukan apabila uji asumsi/ uji

prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas dapat terpenuhi. Setelah

dilakukan dilakukan uji homogenitas dilakukan dan diperoleh varian sama maka

uji t dilakukan menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian

sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumed

(diasumsikan varian berbeda). Langkah-langkah untuk melakukan uji t yaitu

analyze-compare means- Independent Sample Ttest-masukkan nilai pada kolom

42

test variable-model pada kolom grouping variable-klik define groups-kolom

group 1 dan 2 diisi-continue- klik oke.

3.5.3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji anakova, hasil dari anakova kemudian dilakukan uji

hipotesis untuk mengetahui apakah H0 diterima atau tidak.

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Menentukan hipotesis

HO : Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA siswa

kelas SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus

Joko Tingkir Salatiga.

HA : Ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA siswa kelas 4

SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko

Tingkir Salatiga.

Hipotesis Statistik

Hipotesis yang akan digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis tipe A

atau hipotesis 2 ekor (kiri dan kanan).

Ho: μ1 = μ2 Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil

belajar IPA siswa kelas 4 SD menggunakan model

pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir

Salatiga.

Ha: μ1 ≠ μ2 Ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA

siswa kelas 4 SD model pembelajaran PBL dan PjBL di

Gugus Joko Tingkir Salatiga.

Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil uji t . Maka akan diambil

kesimpulan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.

Ho diterima jika probalitas / signifikansi > 0,05

Ha diterima jika probalitas / signifikansi < 0,05