BAB III METODE PENELITIAN -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
survey. Penelitian survey merupakan penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk
meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Penggalian data dapat melalui kuisioner,
wawancara, observasi maupun data dokumen. Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Penelitian survey dapat digunakan
untuk maksud penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatori) yaitu untuk
menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa.
3.2. Subjek dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen Salatiga, Jln. Tentara Pelajar
no.6 Salatiga. SMK Kristen ini berada di bawah Yayasan Kemakmuran Rejeki. Subjek yang diteliti adalah siswa
SMK Kristen Salatiga kelas II dan III. Pemilihan siswa kelas II dan III SMK Kristen salatiga sebagai populasi dalam penelitian ini dikarenakan mereka yang telah
mengalami dan merasakan layanan yang diberikan oleh sekolah selama 2/3 tahun. Sedangkan siswa kelas I, mereka baru saja memasuki semester pertama di SMK
Kristen Salatiga. Sehingga belum bisa diukur persepsi dan loyalitas mereka terhadap layanan SMK Kristen
Salatiga. 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek yang diamati. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas
35
II dan III SMK Kristen Salatiga, sebanyak sepuluh kelas. Kelas II terdiri atas empat kelas (empat jurusan), dan
kelas III terdiri atas enam kelas (empat jurusan). Jumlah keseluruhan siswa kelas II dan III adalah 261 orang siswa, yang terbagi atas 110 orang siswa kelas II
dan 151 orang siswa kelas III. Berikut ini adalah data jumlah siswa kelas II dan III
SMK Kristen Salatiga tahun 2012/2013:
Tabel 3.1
Data Jumlah Siswa Kelas II dan III SMK Kristen Salatiga tahun 2012/2013
NO KELAS PROLI L P JUMLAH
1 II – 1 PEMASARAN 6 11 17
2 II – 2 AKUNTANSI 6 26 32
3 II– 3 ADM. PERKANTORAN - 29 29
4 II - 4 MULTIMEDIA 18 14 32
JUMLAH
30
80
110
5 III - 1 PEMASARAN 5 13 18
6 III - 2 AKUNTANSI 3 29 32
7 III – 3 AKUNTANSI 2 27 29
8 III - 4 ADM. PERKANTORAN - 25 25
9 III - 5 MULTIMEDIA 14 10 24
10 III - 6 MULTIMEDIA 14 9 23
JUMLAH
38
113
151
Sumber: Data SMK Kristen Salatiga Tahun 2012
2. Sampel Sampel adalah sebagian dari anggota populasi
yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu
dan dapat mewakili populasinya. Sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel
dipilih dari populasi yaitu siswa kelas II dan III SMK Kristen Salatiga tahun ajaran 2012/2013. Memilih populasi kelas II dan III dengan pertimbangan bahwa
mereka telah merasakan layanan dari pihak sekolah dalam jangka waktu yang panjang (dua dan tiga tahun).
36
Perhitungan jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah berdasarkan rumus Slovinseperti
yang dikemukakan dalam Supramono & Haryanto (2005) yaitu:
N n = …………………….(1)
1+Ne² Keterangan: N : Jumlah Populasi N : Jumlah Sampel e : Prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, yaitu 10%.
Dengan demikian, maka perhitungan jumlah
sampel untuk penelitain ini adalah sebagai berikut: Ukuran populasi 302 dengan presisi 10% (0,1), maka:
261 N = = 72,299
1 + 261 (0,1²)
Jumlah sampel minimum yang diperlukan untuk analisa menggunakan Structral Equation Model (SEM)
adalah 100 sampel, Gozhali (2008). Maka dalam penelitian ini menggunakan 100 siswa sebagai responden, sehingga telah melebihi batas jumlah
sampel minimal yang ditentukan berdasarkan perhitungan di atas.
3.3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari
perseorangan seperti hasil pengisian kuisioner. Data sekunder merupakan metode penggunaan bahan
dokumen atau data primer yang telah diolah oleh pihak lain untuk memberikan gambaran tambahan dan disajikan.
37
Data primer dalam penelitian ini didapat dari individu (siswa SMK Kristen Salatiga) berupa hasil
pengisian kuisioner. Data sekunder yang dipakai adalah struktur organisasi sekolah, jenis layanan yang ada di SMK Kristen Salatiga, data jumlah siswa dan guru SMK
Kristen Salatiga, dan visi misi SMK Kristen Salatiga.
3.4. Variabel dan Instrumen Penelitian
Penelitian ini mempunyai tiga variabel, yaitu
variabel kulaitas layanan, variabel kepuasan konsumen dan variabel loyalitas konsumen. Dalam pengukuran variabel kualitas layanan memakai lima dimensi yaitu
tangiable, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Kelima dimensi ini menggunakan instrumen
berdasarkan kuisioner Cronin dan Taylor (1992) dalam Matabei (2008). Dalam penyusunan instrumen
dilakukan penyesuaian dan instrumen ini terdiri dari 47 item pertanyaan. Sedangkan variabel loyalitas konsumen diukur dengan menggunakan instrumen
yang terdiri dari enam item pertanyaan berdasarkan konseptualisasi mengenai service loyalty oleh Gemler
dan Brown (1996) dalam Aryani & Rosinta (2010).
1.5. Pengukuran Konsep Konsep akan dijabarkan ke dalam indikator
empirik. Menurut Lin, Jacobson dan Lalu dalam Ihalauw (2008), indikator empirik adalah pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan beserta kategori jawaban.
Indikator dari setiap konsep tersebut akan dijabarkan dalam setiap pertanyaan pada kuisioner yang
digunakan dalam penelitian ini. Dalam pengukuran konsep, peneliti
menggunakan metode skala kategori yaitu pengukuran
sikap yang terdiri dari beberapa alternatif kategori pendapat sehingga responden dapat memberikan alternatif penilaian. Setiap pertanyaan diberi skor 1
sampai 5 pada setiap kategori, yaitu 1 (sangat rendah), 2 (rendah), 3 (cukup), 4 (tinggi), dan 5 (sangat tinggi).
38
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan batasan konsep dan indikator yang digunakan dalam
penelitian: Tabel 3.2
Konsep dan Indikator Empirik
KONSEP/DEFINISI INDIKATOR EMPIRIK
Kualitas Layanan adalah manfaat
yang dihasilkan oleh suatu produk, berupa jasa yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan
dan yang dirasakan oleh konsumen setelah
menggunakan jasa tersebut dilihat dari dimensi Tangiable, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy (Parasuraman, dkk, 1998)
Tangiable (bukti
fisik), meliputi: fasilitas fisik, peralatan, dan
sarana komunikasi yang dimiliki
institusi serta perlengkapan pegawai
1. Memiliki guru dan karyawan yang berpenampilan rapi dan sopan
2. Memiliki buku perpustakaan yang lengkap
3. Memiliki tempat parkir yang luas
4. Memiliki ruang tunggu yang
nyaman dan bersih 5. Mempunyai alat-alat
laboratorium yang dapat
mencukupi kebutuhan siswa untuk praktek
6. Memiliki lingkungan sekolah
yang bersih dan terjaga
dengan baik
39
Tabel 3.2 Konsep dan Indikator Empirik (Lanjutan)
KONSEP/DEFINISI INDIKATOR EMPIRIK
7. Mempunyai materi pendukung informasi, seperti: papan pengumuman, brosur tersaji
dengan menarik dan indah 8. Mempunyai kamar kecil yang
mencukupi dan terjaga dengan bersih
9. Memiliki fasilitas olah raga
yang mencukupi dan memadai 10. Mempunyai kantin sekolah
yang bersih 11. Mempunyai ruang kelas dan
ruang lainnya dengan
penerangan yang baik. 12. Mempunyai sarana
pendukung pembelajaran
13. Memiliki ruang konseling yang rapih dan bersih.
14. Memilki halaman bermain yang mencukupi dan bersih
Reliability (keandalan), yaitu kemampuan
institusi untuk memberikan layanan yang
dijanjikan dengan tepat, akurat dan
memuaskan.
1. Layanan untuk siswa sesuai dengan waktu yang dijanjikan
2. Nomor telepon SMK Kristen
Salatiga mudah dihubungi 3. Mempunyai BP yang
memperhatikan siswanya
4. Mempunyai guru dan karyawan yang berkompeten
5. Memberikan layanan yang tidak berbelit-belit
6. Kegiatan harian danlayanan
sekolah sesuai jadwal 7. Layanan dan kegiatan OSIS
yang mudah diikuti
8. Memiliki jaringan internet dengan akses yang cepat
40
Tabel 3.2 Konsep dan Indikator Empirik (Lanjutan)
KONSEP/DEFINISI INDIKATOR EMPIRIK
9. Layanan kerohanian teratur 10. Membuat catatan
administrasi secara akurat
11. Layanan dari karyawan tepat waktu
Reliability (keandalan), yaitu
kemampuan institusi untuk memberikan
layanan yang dijanjikan dengan tepat, akurat dan
memuaskan.
1. Cepat dalam menanggapi keluhan siswa
2. Informasi yang diberikan jelas dan mudah dimengerti
3. Kecepatan dalam memberi
layanan 4. Lokasi perpustakaan mudah
dijangkau
5. Kesediaan dan kemampuan guru BP serta karyawan dalam
memberikan layanan setiap waktu pada saat jam sekolah
Assurance (jaminan), mencakup
pengetahuan, kemampuan, kesopanan dn sifat
yang dimiliki para staf dan karyawan
sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dan
keyakinan bagi siswa.
1. Petugas tata usaha selalu memberikan layanan dengan ramah dan sopan
2. Pegawai sekolah, staf dan karyawan selalu bersikap profesional dan ramah
3. Petugas satuan pengamanan (SATPAM) bersikap profesional
dan memberikan rasa aman kepada siswa
4. Lokasi sekolah dan area parkir
yang aman 5. Mempunyai ruang LAB yang
nyaman 6. Proses pembelajaran yang
nyaman
7. Program sekolah sesuai dengan kurikulum pemerintah
41
Tabel 3.2 Konsep dan Indikator Empirik (Lanjutan)
KONSEP/DEFINISI INDIKATOR EMPIRIK
8. Lulusan dapat diterima bekerja pada bidang yang sesuai dengan jurusannya
9. Lulusan dapat diterima pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi
Empathy (empati)
merupakan usaha institusi untuk memmahami
kebutuhan siswa dngan
menempatkan diri pada posisi siswa.
1. Siswa selalu merasa bahwa
kepentingannya lebih diutamakan
2. Waktu dan jam layanan
ekstrakurikuler sesuai dengan kebutuhan siswa
3. SMK Kristen Salatiga selalu
memberikan informasi terbaru tentang perkembangan dan
layanan sekolah 4. Menumbuhkan kesan positif
bagi setiap siswa
5. Layanan yang sama kepada semua siswa tanpa
memandang status sosial 6. Memberikan perhatian secara
khusus kepada siswa dan
keluarganya 7. Pegawai sekolah memahami
kebutuhan setiap siswa secara
spesifik
Kepuasan
konsumen adalah perasaan seseorang
yang puas atau sebaliknya setelah merasakan dan
membandingkan antara kenyataan dan harapan yang
1. Keharusan institusi/lembaga
memiliki unsur-unsur dari lima dimensi kualitas layanan
(Tangiable, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy)
42
Tabel 3.2 Konsep dan Indikator Empirik (Lanjutan)
KONSEP/DEFINISI INDIKATOR EMPIRIK
diterima dari sebuah produk barang atau jasa
(Kotler, 2000)
2. Kenyataan bahwa institusi/lembaga benar-benar memiliki dan
melaksanakan unsur-unsur dari lima dimensi kualirtas
layanan tersebut.
Loyalitas (service loyalty) Didefinisikan
sebagai tingkatan dimana konsumen menunjukkan
perilaku pembelian ulang dan penyedia jasa, memiliki
kecenderungan bersikap positif
terhadap penyedia jasa tersebut dan hanya
menggunakan penyedia jasa tersebut ketika
kebutuhan akan jasa tersebut
muncul. (Gremler dan Brown, 1996)
1. Bersedia merekomendasikan
SMK Kristen Salatiga kepada keluarga, teman atau kenalan
2. Mendorong keluarga, teman
dan kenalan yang telah lulus SMP untuk melanjutkan sekolah di SMK Kristen
Salatiga 3. Tidak pernah berpikir untuk
pindah ke sekolah yang lain 4. Yakin bahwa SMK Kristen
Salatiga adalah jelas sekolah
terbaik 5. Bersedia menceritakan hal-hal
positif tentang SMK Kristen Salatiga
6. Bersedia mempromosikan
SMK Kristen Salatiga pada keluarga, teman dan kenalan
1.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah menggunakan teknik kuisioner. Kuisioner diberikan kepada siswa yang terpilih dari setiap kelas II
dan III. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 orang. Pengambilan sample di kelas dilakukan dengan teknik convenience sampling. Convenience
43
sampling merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan bertemu
dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel. Dalam memilih sampel, peneliti tidak
mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Kelas II dan III SMK Kristen Salatiga
berjumlah 10 kelas, maka pada masing-masing kelas dipilih sebanyak 10 siswa. Penulis dibantu guru pendamping, membagikan kuisioner pada setiap kelas.
Siswa diminta untuk mengisi setiap pernyataan dan perntanyaan yang ada sesuai dengan persepsi mereka.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kepuasan siswa melalui persepsi terhadap kualitas layanan yang diberikan SMK Kristen Salatiga dan loyalitas siswa.
3.7. Teknik Analisis Data 3.7.1. Analisis Deskriptif
Teknik analisis data yang digunakan adalah
deskriptif, yaitu memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya (Arikunto, 2010). Untuk mengukur kualitas layanan
adalah dengan menggunakan metode servqual yang dapat mengukur harapan dan persepsi siswa terhadap
kualitas layanan sekolah dan menemukan gap diantara dua kategori tersebut. Langkah selanjutnya adalah menganalisa antara harapan dan perepsi siswa
terhadap loyalitas siswa pada SMK Kristen Salatiga. Nilai Servqual adalah nilai yang diperoleh dari
selisih persepsi responden terhadap kualitas layanan yang diterima dengan harapan responden terhadap kualitas layanan yang ada. Indikatornya dijabarkan
dalam masing-masing atribut untuk persepsi dan harapan yang disusun dalam pertanyaan kuisioner berdasarkan skala 1 (sangat rendah) sampai 5 (sangat
tinggi).
44
Rumus skor servqual untuk mengetahui kualitas jasa adalah:
Skor Servqual = skor persepsi – skor harapan …………(2)
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data identitas responden dengan
metode prosentase, kualitas layanan dan loyalitas dengan melihat nilai maximum, minimum dan rata-rata (mean). Untuk mengukur kualitas layanan dan tingkat
loyalitas, maka harus menghitung interval dengan rumus sebagai berikut:
skor max – skor min
I = ………..(3)
K 5 – 1
= = 0,8 5 Keterangan : I : Interval Max : jawaban tertinggi (skala 5) Min : Jawaban terendah (skala 1) K : Kategori jawaban (5 pilihan)
Tabel 3.3
Kategori Persepsi dan Harapan Siswa
Sumber: Data primer yang diolah, 2013 3.7.2. Pengujian Instrumen
Dalam pengujian instrumen diadakan uji validitas dan reabilitas yang dapat menguji kesahihan dan
kehandalan instrument penelitian yaitu pertanyaan-
Range Persepsi dan harapan siswa
1,00 – 1,80
1,81 – 2,60 2,61 – 3,40 3,41 – 4,20
4,21 – 5,00
Sangat rendah
Rendah Cukup Tinggi
Sangat tinggi
45
pertanyaan dalam kuisioner dengan teknik pengujian crobach’s alpha. Menurut Guilford dalam Matabei
(2008), item-item pertanyaan dalam kuisioner diyatakan valid apabila koefisien korelasi item total > 0,3. George dan Mallery dalam Matabei (2008) mengemukakan
kriteria reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:
α > 0,9 = Sangat Tinggi (ST) 0,8 < α < 0,9 = Tinggi (T) 0,7 < α < 0,8 = Cukup (C)
0,6 < α < 0,7 = Rendah (R) 0,5 < α < 0,6 = Sangat Rendah (SR)
Α < 0,5 = Tidak dapat diterima
3.7.2.1. Analisis Hasil Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan
suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner (Susanti, 2011). Pada
tabel 3.4 akan disajikan hasil uji validitas berdasarkan masing-masing item pertanyaan, sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas
Item pertanyaan
Corrected item-total correlation
Keterangan
Harapan1 0.568 Valid
Harapan2 0.411 Valid
Harapan3 0.565 Valid
Harapan4 0.525 Valid
Harapan5 0.556 Valid
Harapan6 0.658 Valid
Harapan7 0.626 Valid
Harapan8 0.614 Valid
Harapan9 0.510 Valid
46
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas (Lanjutan)
Item
pertanyaan
Corrected item-total
correlation Keterangan
Harapan10 0.464 Valid
Harapan11 0.613 Valid
Harapan12 0.654 Valid
Harapan13 0.536 Valid
Harapan14 0.547 Valid
Harapan15 0.669 Valid
Harapan16 0.521 Valid
Harapan17 0.628 Valid
Harapan18 0.642 Valid
Harapan19 0.680 Valid
Harapan20 0.517 Valid
Harapan21 0.590 Valid
Harapan22 0.510 Valid
Harapan23 0.627 Valid
Harapan24 0.573 Valid
Harapan25 0.607 Valid
Harapan26 0.653 Valid
Harapan27 0.618 Valid
Harapan28 0.722 Valid
Harapan29 0.638 Valid
Harapan30 0.767 Valid
Harapan31 0.679 Valid
Harapan32 0.661 Valid
Harapan33 0.698 Valid
Harapan34 0.605 Valid
Harapan35 0.564 Valid
Harapan36 0.671 Valid
Harapan37 0.640 Valid
Harapan38 0.516 Valid
Harapan39 0.600 Valid
47
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas (Lanjutan)
Item
pertanyaan
Corrected item-
total correlation
Keterangan
Harapan40 0.486 Valid
Harapan41 0.513 Valid
Harapan42 0.460 Valid
Harapan43 0.550 Valid
Harapan44 0.521 Valid
Harapan45 0.634 Valid
Harapan46 0.585 Valid
Harapan47 0.537 Valid
Persepsi1 0.440 Valid
Persepsi2 0.333 Valid
Persepsi3 0.567 Valid
Persepsi4 0.352 Valid
Persepsi5 0.539 Valid
Persepsi6 0.552 Valid
Persepsi7 0.496 Valid
Persepsi8 0.544 Valid
Persepsi9 0.523 Valid
Persepsi10 0.499 Valid
Persepsi11 0.511 Valid
Persepsi12 0.558 Valid
Persepsi13 0.541 Valid
Persepsi14 0.370 Valid
Persepsi15 0.424 Valid
Persepsi16 0.319 Valid
Persepsi17 0.442 Valid
Persepsi18 0.522 Valid
Persepsi19 0.389 Valid
Persepsi20 0.340 Valid
48
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas (Lanjutan)
Item
pertanyaan
Corrected item-
total correlation
Keterangan
Persepsi21 0.439 Valid
Persepsi22 0.395 Valid
Persepsi23 0.351 Valid
Persepsi24 0.472 Valid
Persepsi25 0.471 Valid
Persepsi26 0.540 Valid
Persepsi27 0.529 Valid
Persepsi28 0.452 Valid
Persepsi29 0.554 Valid
Persepsi30 0.553 Valid
Persepsi31 0.524 Valid
Persepsi32 0.432 Valid
Persepsi33 0.405 Valid
Persepsi34 0.419 Valid
Persepsi35 0.390 Valid
Persepsi36 0.495 Valid
Persepsi37 0.453 Valid
Persepsi38 0.383 Valid
Persepsi39 0.422 Valid
Persepsi40 0.432 Valid
Persepsi41 0.517 Valid
Persepsi42 0.576 Valid
Persepsi43 0.469 Valid
Persepsi44 0.407 Valid
Persepsi45 0.510 Valid
Persepsi46 0.495 Valid
Persepsi47 0.549 Valid
49
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas (Lanjutan)
Item
pertanyaan
Corrected item-
total correlation
Keterangan
Loyalitas1 0.561 Valid
Loyalitas2 0.576 Valid
Loyalitas3 0.389 Valid
Loyalitas4 0.466 Valid
Loyalitas5 0.616 Valid
Loyalitas6 0.736 Valid
Sumber: data primer yang diolah, 2013
Hasil uji instrumen dengan melihat Corrected item-total Correlation menunjukkan bahwa semua item
pertanyaan dalam kuisioner penelitian ini dinyatakan valid, karena semua item pertanyaan memiliki nilai
Corrected item-total Correlation >0,3.
3.7.2.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Cronbach’s Alpha adalah
salah satu metode yang sering dipakai dalam pengujian reliabilitas. Metode alpha sangat cocok digunakan pada
skor berbentuk skala (misal 1-4, 1-5). Berikut ini adalah tabel hasil uji reliabilitas
menggunakan Cronbach’s Alpha.
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabililtas
Variabel Cronbach Alpha
Keterangan
Harapan 0,964 Reliable sangat tinggi
Persepsi 0,894 Reliabel tinggi
Loyalitas 0,785 Reliabel cukup
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
50
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai alpha harapan 0,964, nilai alpha persepsi 0,969 dan
nilai alpha loyalitas 0,866. Kuisioner dinyatakan reliable karena nilai Cronbach Alpha dari semua variabel > 0,5.
3.7.3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis
penelitian. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model yang diajukan dalam
penelitian ini dinyatakan lolos dari penyimpangan asumsi klasik. Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS).
Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki nilai residual yang berdistribusi
normal, dengan melihat gambar grafik normal P-P Plot, yang terdeteksi melalui titik-titik yang mengikuti arah garis linear dari kiri ke kanan atas. Bila titik-titik
mengikuti arah garis linear berarti terjadi gejala normalitas (Karsono, 2005).
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang memenuhi persyaratan yaitu model yang terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau
disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan
memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, misalnya:
jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
51
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Gisa, 2012).
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode
sebelumnya (t -1). Secara sederhana, analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi
antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series
(runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section. Beberapa cara untuk menanggulangi masalah autokorelasi adalah dengan
mentransformasikan data atau bisa juga dengan mengubah model regresi ke dalam bentuk persamaan
beda umum (generalized difference equation) (Gisa, 2012). Dalam uji autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson. Durbin-Watson menguji apakah residual yang
berdekatan saling berkorelasi. Statistik pengujian bervariasi antara 0 hingga 4 dengan nilai 2
mengindikasikan residu tidak berkorelasi. Dasar pengambilan keputusannya adalah: angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, angka D-W
diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, dan angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.7.4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
dengan analisis regresi linier sederhana dan sobel test. Menurut Sembiring (2003), analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis regresi linier sederhana dilakukan untuk
menguji hipotesis pertama, kedua, ketiga dan hipotesis keempat. Adapun persamaan umum analisis regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:
52
Y = a + b X ……..…………………….….. (4)
Keterangan:
Y : Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) a : konstanta (nilai Y’ apabila X = 0) b : koefisien regresi untuk variable independen
(nilai peningkatan ataupun penurunan) X : Variabel independen
Analisis regresi linier sederhana dilakukan untuk
mengetahui pengaruh satu variabel independen terhadap satu variabel dependen. Dengan demikian, dapat mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis regresi linier sederhana ini dilakukan dengan memakai alat bantu
SPSS 16. Apabila koefisien regresi yang dihasilkan positif, maka terdapat pengaruh positif variabel
independen terhadap veriabel dependen. Pada hipotesis ketiga, selain memakai regresi
sederhana, akan dilakukan pengujian variabel mediasi
(variabel intervening) dengan menggunakan sobel test. Menurut Baron dan Kenny (1986) dalam Ghozali (2005),
suatu variabel disebut variabel intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Pengujian hipotesis
mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan Uji Sobel (Sobel Test). Uji Sobel ini dilakukan dengan cara
menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) kepada variabel dependen (Y) melalui
variabel intervening (M). Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau ab. Jadi koefisien
ab = (c − c’), di mana c adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien
pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standar error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb,
53
besarnya standar error tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung dengan rumus berikut ini:
………………...(5)
Signifikansi pengaruh tidak langsung, diuji dengan cara menghitung nilai t dari koefisien ab dengan
rumus sebagai berikut : …….………………………………(6)
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel dan jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh
mediasi. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel, maka tidak terjadi pengaruh mediasi.
Berikut ini adalah hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini:
H01 = β1 = 0 :
H11 ≠ β1 ≠ 0 :
tidak ada pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen.
kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
H02 = β1 = 0 :
H12 ≠ β1 ≠ 0 :
tidak ada pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen.
kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.
H03 = β1 = 0 :
H13 ≠ β1 ≠ 0 :
Tidak ada pengaruh kualitas layanan melalui mediasi variabel kepuasan konsumen.
Kualitas layanan melalui variabel kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.
H04 = β1 = 0 :
H14 ≠ β1 ≠ 0 :
kualitas layanan tidak berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas konsumen.
Kualitas Layanan berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas konsumen.
222222
babaab SSSaSbS
abS
abt
54