BAB III METODE PENELITIAN -...

21
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri 2 Gedongsari pada semester I tahun pelajaran 2014/2015. SD ini terletak di Desa Gedongsari Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung. Akses menuju SD Negeri 2 Gedongsari ini tergolong mudah dikarenakan letaknya yang berada di pinggir jalan raya. Sebagian besar siswa menuju ke sekolah dengan berjalan kaki atau diantar oleh orang tua mereka. Sedangkan guru dan staf menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi. Suasana di SD Negeri 2 Gedongsari sangat tenang. Hal ini dikarenakan letaknya yang jauh dari perkotaan sehingga tidak terganggu oleh suara bising kendaraan. Jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Sampetan adalah 204 siswa yang terdiri dari 18 siswa kelas 1, 17 siswa kelas 2, 15 siswa kelas 3, 29 siswa kelas 4, 49 siswa kelas 5, dan 25 siswa kelas 6. Staf pengajar SD Negeri Sampetan ini terdiri dari 9 guru, 3 guru wiyata bakti, 1 penjaga dan 1 kepala sekolah. Terdapat berbagai fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar siswa. Fasilitas tersebut terdiri dari sarana dan prasarana yang memadai. Prasarana yang terdapat di SD Negeri 2 Gedongsari terdiri dari gedung sekolah yang dilengkapi dengan, lapangan sekolah serta ruang kelas yang bersih dan terdapat beberapa wastafel. Sedangkan sarana yang terdapat di SD ini yaitu tersedianya berbagai buku yang dapat digunakan siswa untuk belajar. Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa hasil belajar pada pelajaran Matematika masih rendah. Maka perlu ditingkatkan hasil belajar Matematika dengan menggunakan metode problem based introduction pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung. 3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas VI SD Negeri 2

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1.1 Setting Penelitian

Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri 2 Gedongsari pada semester I tahun

pelajaran 2014/2015. SD ini terletak di Desa Gedongsari Kecamatan Jumo Kabupaten

Temanggung. Akses menuju SD Negeri 2 Gedongsari ini tergolong mudah dikarenakan

letaknya yang berada di pinggir jalan raya. Sebagian besar siswa menuju ke sekolah dengan

berjalan kaki atau diantar oleh orang tua mereka. Sedangkan guru dan staf menggunakan

kendaraan pribadi sebagai alat transportasi. Suasana di SD Negeri 2 Gedongsari sangat

tenang. Hal ini dikarenakan letaknya yang jauh dari perkotaan sehingga tidak terganggu oleh

suara bising kendaraan. Jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Sampetan adalah 204 siswa

yang terdiri dari 18 siswa kelas 1, 17 siswa kelas 2, 15 siswa kelas 3, 29 siswa kelas 4, 49

siswa kelas 5, dan 25 siswa kelas 6. Staf pengajar SD Negeri Sampetan ini terdiri dari 9 guru,

3 guru wiyata bakti, 1 penjaga dan 1 kepala sekolah.

Terdapat berbagai fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar siswa. Fasilitas

tersebut terdiri dari sarana dan prasarana yang memadai. Prasarana yang terdapat di SD

Negeri 2 Gedongsari terdiri dari gedung sekolah yang dilengkapi dengan, lapangan sekolah

serta ruang kelas yang bersih dan terdapat beberapa wastafel. Sedangkan sarana yang terdapat

di SD ini yaitu tersedianya berbagai buku yang dapat digunakan siswa untuk belajar.

Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa hasil belajar pada

pelajaran Matematika masih rendah. Maka perlu ditingkatkan hasil belajar Matematika

dengan menggunakan metode problem based introduction pada siswa kelas VI SD Negeri 2

Gedongsari Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung.

3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari

Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 14

siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas VI SD Negeri 2

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

33

Gedongsari dalam mengikuti kegiatan pembelajaran cenderung pasif dan pada saat guru

menjelaskan materi pelajaran banyak siswa yang ramai sendiri. Hal tersebut mengakibatkan

hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah. Tempat tinggal siswa kelas VI SD Negeri 2

Gedongsari berada di sekitar desa Gedongsari Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung.

Dikarenakan lokasi sekolah yang berdekatan dengan tempat tinggal siswa, maka sebagian

besar siswa kelas VI menuju ke sekolah dalah berjalan kaki. Latar belakang siswa kelas VI

SD Negeri 2 Gedongsari berbeda-beda. Mata pencaharian orang tua siswa juga beragam.

Rata-rata pekerjaan orang tua siswa kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari adalah petani.

Sebagian besar orang tua siswa belum menyadari arti penting pendidikan, sehingga mereka

kurang memberikan pengawasan kepada anak pada saat dirumah. Hal tersebut dapat dilihat

dari banyaknya siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru. Kelas

VI SD Negeri 2 Gedongsari di wali kelasi oleh salah satu guru yang bernama Daryono.

Bapak Daryono merupakan guru kelas VI yang sudah memiliki masa kerja selama 8 tahun di

SD Negeri 2 Gedongsari.

3.1.3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November semester I tahun ajaran

2014/2015. Pada bulan Oktober peneliti melakukan persiapan. Bulan November peneliti

mulai melakukan Penelitian tindakan kelas siklus I dan siklus II serta dilanjutkan dengan

membuat laporan hasil penelitian.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas disebut juga dengan variabel independen, sedangkan variabel terikat disebut

juga variabel dependen. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas. (Sugiyono, 2013:39) Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Pendekatan scientific melalui metode problem based introduction. Sedangkan yang menjadi

variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika. Untuk memberikan

arahan yang jelas mengenai definisi masing-masing variabel maka dibuatlah definisi

operasional masing-masing pada sub bab 3.2.1.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

34

3.2.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Penerapan pembelajaran menggunakan metode problem based introduction

merupakan suatu kegiatan pembelajaran dimana dalam pelaksanaanya menekankan

pada pemberian masalah melalui tahapan:

a. orientasi siswa pada masalah

b. mengorganisasi siswa untuk belajar,

c. membantu investigasi kelompok,

d. mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

e. menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menemukan pengalaman belajarnya baik menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan hasil dari aktivitas belajar. Dalam penelitian

ini hasil belajar yang akan diukur adalah hasil belajar yang menyangkut aspek

kognitif yang diperoleh dari skor tes pada akhir pembelajaran matematika.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan prosedur pelaksanaan penelitian

tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam

Rochiati Wiriaatmadja (2005:66) dalam satu siklus penelitian tindakan kelas terdiri dari 4

tahapan yaitu: perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi

(reflect). Alur dalam penelitian ini sesuai dengan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang

disajikan dalam gambar berikut.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

35

Gambar 1: Bagan Metode PTK Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988)

Berdasarkan metode penelitian Kemmis dan Mc Taggart maka penelitian ini akan

dilaksanakan melalui beberapa siklus sampai indikator proses belajar dan indikator hasil

belajar mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti. Sebelum melaksanakan

penelitian, peneliti menyusun perencanaan (plan). Dalam tahap ini peneliti menyusun

serangkaian persiapan penelitian yang, kemudian tahap selanjutnya adalah pelaksanaan

tindakan (act) yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah

disusun. Bersama dengan pelaksanaan tindakan dilakukan pengamatan (observe) untuk

mengamati jalannya tindakan dalam pembelajaran. Dan yang kemudian berdasarkan hasil

pengamatanpengamatan pada saat pelaksanaan tindakan dilaksanakan refleksi. Hasil dari

refleksi ini akan digunakan untuk menemukan kekurangan dari siklus I yang kemudian akan

diperbaiki pada siklus berikutnya.

3.3.1 Rencana Tindakan Siklus I

Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan. Pada siklus I materi yang

diajarkan adalah tentang cara menghitung luas segi banyak yaitu bangun datar persegi dan

persegi panjang. Pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah tentang cara menghitung luas

segi banyak yaitu bangun datar segitiga dan gabungan dari dua bangun datar sederhana. Pada

pertemuan ketiga membahas materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan II kemudian

siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus I. Berdasarkan pembelajaran menggunakan

melalui metode problem based introduction pada mata pelajaran matematika maka kegiatan

siklus I dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

36

1. Tahap Perencanaan

Adapun tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Menentukan SK, KD dan indikator pembelajaran Matematika berdasarkan materi

Matematika yang akan diajarkan.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode

problem based introduction

c. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan respon siswa.

d. Menyusun lembar evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus I

2. Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan metode problem based introduction. Pelaksanaan tindakan dilakukan

bersamaan dengan observasi. Pada penelitian ini guru kelas VI berperan sebagai observer.

Observer berperan untuk melakukan pengamatan pada saat peneliti melaksanakan

implementasi dari RPP yang telah disusun. Setelah melakukan pengamatan selanjutnya

observer mencatat hasil pengamatan tentang aktivitas guru dan siswa pada lembar observasi

yang telah disusun oleh peneliti. Pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan, setiap

pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. Adapun gambaran pelaksanaan adalah sebagai

berikut:

I. Kegiatan Awal

a. Mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran

b. Melakukan apersepsi.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

e. Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan mengorintasikan siswa pada masalah.

II. Kegiatan Inti

a.Guru membimbing siswa dalam kelompok merancang aktivitas belajar untuk

menyelesaikan masalah yang telah di orientasikan pada tahap awal.

b. Guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan informasi yang tepat untuk mencari

penjelasan dan solusi.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

37

c. Guru memfasilitasi dan mendampingi siswa menyiapkan karya yang sesuai seperti

membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya.

d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan

ditanggapi kelompok lain

e. Guru bersama-sama dengan siswa membahas penyelesaian masalah, mengambil

keputusan mengenai sebuah konsep yang telah dipelajari.

III. Kegiatan penutup

a. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.

b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.

c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran I dan II dilakukan observasi. Observasi

dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan menggunakan metode problem based introduction. Hasil dari observasi

akan digunakan untuk bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

3. Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I.

Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan

pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis terhadap kelebihan dan kelemahan pada

pelaksanaan tindakan ini akan dijadikan sebagai tindak lanjut pada siklus II kekurangan-

kekurangan yang terdapat pada siklus I kemudian akan diperbaiki pada siklus II. Sedangkan

kelebihan dalam siklus I tetap dipertahankan dalam siklus II.

3.3.2 Rencana Tindakan Siklus II

Kegiatan pembelajaran pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Pada siklus I materi yang

diajarkan adalah tentang cara menghitung luas segi banyak yaitu bangun datar persegi dan

persegi panjang. Pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah tentang cara menghitung luas

segi banyak yaitu bangun datar segitiga dan gabungan dari dua bangun datar

sederhana.kemudian pada pertemuan ketiga akan membahas materi pada pertemuan I dan II

siklus II secara singkat kemudian dilanjutkan tes evaluasi akhir siklus II. Berdasarkan hasil

refleksi pembelajaran menggunakan metode problem based introduction pada mata pelajaran

matematika yang telah dilaksanakan pada siklus I maka dilakukan perbaikan pada

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

38

pembelajaran pada siklus II. Peneliti menyusun rencana pembelajaran siklus II dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Adapun tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan berdasarkan refleksi siklus I.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode

problem based introduction.

c. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

d. Menyusun lembar evaluasi yang akan diberikan pada akhir siklus II.

2. Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi

Tahap pelaksanaan pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan dengan

alokasi waktu 3 x 45 menit. Adapun gambaran pelaksanaan adalah sebagai berikut:

I. Kegiatan Awal

a. Mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran

b. Melakukan apersepsi.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

e. Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan mengorintasikan siswa pada

masalah.

II. Kegiatan Inti

a. Guru membimbing siswa dalam kelompok merancang aktivitas belajar untuk

menyelesaikan masalah yang telah di orientasikan pada tahap awal.

b. Guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan informasi yang tepat untuk mencari

penjelasan dan solusi.

c. Guru memfasilitasi dan mendampingi siswa menyiapkan karya yang sesuai seperti

membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya.

d. Masing-masing kelompok mempresentasikan jawabannya kemudian ditanggapi

kelompok lain.

e. Guru bersama-sama dengan siswa membahas penyelesaian masalah, mengambil

keputusan mengenai sebuah konsep yang telah dipelajari.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

39

III. Kegiatan penutup

a. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.

b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.

c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan observasi. Observasi

dilakukan pada pertemuan I dan II siklus II untuk mengamati aktivitas guru dan respon siswa

dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode problem based introduction.

3. Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II.

Pada siklus II ini, hasil yang diharapkan adalah semua tahapan pembelajarn menggunakan

metode problem based introduction sudah terlaksana dalam pembelajaran dengan baik, dan

terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Apabila hasil yang diharapkan belum nampak, maka

akan dilaksanakan siklus selanjutnya hingga hasil yang diharapkan tercapai.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka ditentukan teknik dan

instrumen pengumpulan data, adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Tekhnik pengumpulan data melalui metode problem based introduction dilakukan

dengan teknik non tes yaitu observasi. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui

perkembangan aktivitas guru dan respon siswa dalam penerapkan pembelajaran matematika

menggunakan metode problem based introduction. Observer bertugas untuk melakukan

pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi kegiatan mengajar guru pada

setiap pertemuan.

b. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah menerapkan

pembelajaran matematika menggunakan metode problem based introduction. Tes tersebut

digunakan untuk mengukur aspek kognitif.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

40

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi untuk

mengukur aktivitas guru dan respon siswa pada saat menerapkan pembelajaran matematika

menggunakan metode problem based introduction, dan butir soal tes pilihan ganda digunakan

untuk mengukur hasil belajar siswa.

a. Lembar Observasi

. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan respon siswa

dalam menerapkan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode problem based

introduction. Kegiatan pembelajaran harus mencerminkan tahap pembelajaran dengan

menggunakan metode problem based introduction mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup. Adapun kisi-kisi pelaksanaan pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode problem based introduction terdapat pada tabel 3 dan tabel 4.

Tabel 3

Kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode problem based introduction

No Aspek Indikator Item

1 Melakukan

kegiatan

pendahuluan

Guru mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran 1

Guru melakukan apersepsi. 2

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 4

Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan

mengorientasikan siswa pada masalah.

5

2 Melakukan

kegiatan inti

Guru membimbing siswa dalam kelompok merancang

aktivitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang telah di

orientasikan pada tahap awal.

6

Guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan informasi

yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi.

7

Guru memfasilitasi dan mendampingi siswa menyiapkan

karya yang sesuai seperti membuat laporan dan berbagi tugas

dengan temannya.

8

Masing-masing kelompok mempresentasikan jawabannya

kemudian ditanggapi kelompok lain.

9

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

41

Guru bersama-sama dengan siswa membahas penyelesaian

masalah, mengambil keputusan mengenai sebuah konsep yang

telah dipelajari.

10

3 Melakukan

kegiatan

penutup

Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang

telah dipelajari.

11

Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi. 12

Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran

selanjutnya.

13

Tabel 4

Kisi-kisi lembar observasi respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode problem based introduction

No Aspek Indikator Item

1 Melakukan

kegiatan

pendahuluan

Siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran 1

Siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru. 2

Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan

guru.

3

Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing. 4

Siswa memperhatikan masalah yang dimunculkan guru. 5

2 Melakukan

kegiatan inti

Siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi yang

tepat untuk mencari penjelasan dan solusi.

6

Semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan diskusi

kelompok.

7

Siswa menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat

laporan dan berbagi tugas dengan temannya.

8

Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di

depan kelas.

9

Siswa yang tidak presentasi menanggapi hasil diskusi dari

kelompok lain yang sedang presentasi

10

Siswa dengan bimbingan guru membahas penyelesaian

masalah, mengambil keputusan mengenai sebuah konsep

yang telah dipelajari.

11

3 Melakukan

kegiatan penutup

Siswa bersama dengan guru menarik kesimpulan materi

yang telah dipelajari.

12

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

42

No Aspek Indikator Item

Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi 13

Siswa menyimak informasi mengenai pembelajaran

selanjutnya yang disampaikan guru.

14

b. Soal Tes

Teknik pengumpulan data untuk siklus I dan siklus II adalah tes, yaitu dengan soal

pilihan ganda. Tes dilakukan pada pertemuan ketiga masing-masing siklus untuk mengukur

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika SD Negeri 2 Gedongsari Kecamatan

Jumo Kabupaten Temanggung. Kisi – kisi tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 5

dan tabel 6.

Tabel 5

Kisi – kisi Post Test Siklus I

Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar

Indikator No. Soal

3. Menghitung

luas segibanyak

sederhana, luas

lingkaran, dan

volume prisma

segitiga.

3.1 Menghitung

luas segi banyak

yang merupakan

gabungan dari

dua bangun datar

sederhana.

3.1.1 Menentukan

luas bangun datar

sederhana.

3.1.2

Menentukan luas

segi banyak yang

merupakan

gabungan dari

dua bangun datar

sederhana

1,2,3,4,5,6,7,9,10,1

1,12,13,15,16,17,1

8,19,20,22,23,25

8,14,21,24

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

43

Tabel 6

Kisi – kisi Post Test Siklus II

Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar

Indikator No. Soal

3. Menghitung

luas segibanyak

sederhana, luas

lingkaran, dan

volume prisma

segitiga.

3.1 Menghitung

luas segi banyak

yang merupakan

gabungan dari

dua bangun

datar sederhana.

3.1.1 Menentukan

luas bangun datar

sederhana.

3.1.2

Menentukan luas

segi banyak yang

merupakan

gabungan dari

dua bangun datar

sederhana

1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,

13,14,15,16,18,20

5,12,17,19

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

44

3.5 Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan Analisis Kesukaran

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji tiap butir soal yang

nantinya akan digunakan sebagai soal evaluasi setelah pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode problem based introduction dilaksanakan. Instrumen yang valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sukardi,

2008:131). Untuk mengetahui tingkat validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan pada

25 siswa kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari kecamatan Jumo kabupaten Temanggung.

Berdasarkan hasil uji coba instrumen uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS 17.0

for windows dengan cara mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor

total menggunakan teknik korelasi product moment. Setelah semua korelasi untuk setiap

pertanyaan dengan skor total diperoleh selanjurnya nilai korelasi tersebut tersebut

dibandingkan dengan nilai r table. Jika nilai korelasi yang didapat lebih besar atau sama

dengan nilai r tabel, berarti korelasi bersifat signifikan, artinya instrumen tes dapat dikatakan

valid. Namun jika nilai yang didapat lebih kecil dari nilai r tabel maka soal tersebut dapat

dinyatakan tidak valid. Untuk mencari nilai korelasi tersebut dilakukan dengan program

SPSS 17.0. Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh nilai

tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel, apabila nilai korelasi yang didapat lebih besar atau

sama dengan r tabel, berarti korelasi bersifat signifikan, artinya instrumen tes dapat dikatakan

valid. Namun jika nilai yang didapat lebih kecil dari nilai r tabel maka soal tersebut dapat

dinyatakan tidak valid. Nilai r tabel untuk jumlah responden 39 siswa yaitu 0,316 dengan

taraf signifikan 5%. Jika nilai korelasi ≥ 0,316 menyatakan bahwa soal tersebut valid.

Sedangkan, Jika nilai korelasi < 0,316 menyatakan bahwa soal tersebut tidak valid. Berikut

ini merupakan rekap hasil uji validitas soal pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II

.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

45

Tabel 7

Rekap Hasil Uji Validitas Siklus I

No Soal r hitung Keterangan

1 0,619 Valid

2 0,431 Valid

3 0,484 Valid

4 0,449 Valid

5 0,405 Valid

6 0,395 Tidak Valid

7 0,541 Valid

8 0,487 Valid

9 0,411 Valid

10 0,384 Tidak Valid

11 0,491 Valid

12 0,541 Valid

13 0,582 Valid

14 0,424 Valid

15 0,456 Valid

16 0,491 Valid

17 0,447 Valid

18 0,447 Valid

19 0,395 Tidak Valid

20 0,541 Valid

21 0,487 Valid

22 0,484 Valid

23 0,541 Valid

24 0,491 Valid

25 0,401 Valid

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

46

Tabel 8

Rekap Hasil Uji Validitas Siklus II

No Soal r hitung Keterangan

1 0,655 Valid

2 0,497 Valid

3 0,431 Valid

4 0,522 Valid

5 0,464 Valid

6 0,432 Valid

7 0,461 Valid

8 0,451 Valid

9 0,451 Valid

10 0,442 Valid

11 0,442 Valid

12 0,490 Valid

13 0,546 Valid

14 0,403 Valid

15 0,482 Valid

16 0,495 Valid

17 0,432 Valid

18 0,451 Valid

19 0,410 Valid

20 0,432 Valid

Berdasarkan tabel 9, maka dapat dinyatakan bahwa dari 25 soal terdapat 22 soal yang

dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung > 0,396 dan 3 soal yang tidak valid karena

memiliki nilai r hitung < 0,396. Adapun butir soal yang valid adalah item butir nomor 1, 2, 3,

4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24 dan 25 sedangkan yang tidak

valid adalah butir soal nomor 6, 10 dan 19. Berdasarkan analisis alokasi waktu dalam

kegiatan pembelajaran maka tidak semua soal yang valid akan digunakan untuk mengukur

hasil belajar pada akhir siklus I. Dari 25 soal yang valid kemudian ditetapkan 20 soal yang

akan digunakan adapun yang akan digunakan yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24 dan 25.

Selanjutnya berdasarkan hasil rekap uji validitas siklus II yang disajikan dalam tabel

10 maka, dapat diketahui bahwa dari 20 soal yang telah diujikan semua soal dinyatakan valid

karena memiliki nilai r hitung > 0,396.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

47

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. suatu instrumen penelitian

dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil

yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur (Sukardi, 2008:127). Uji reliabilitas

dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 for windows menggunakan Cronbacah Alpha. Kriteria

untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh

George dan Mallery sebagai berikut:

≤ 0,7 :Tidak dapat diterima

0,7 < a ≤ 0,8 : Dapat diterima

0,8 < a ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus

> 0,9 : Reliabilitas memuaskan

Hasil uji reliabilitas instrumen siklus I dan siklus II akan disajikan pada tabel 9 dan tabel 10.

Tabel 9

Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I

Cronbach's

Alphaa N of Items

.778 22

Tabel 10

Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II

Cronbach's

Alpha N of Items

.810 20

Berdasarkan tabel hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi yang akan digunakan

untuk mengukur hasil belajar siswa SD Negeri Sampetan menunjukan nilai Cronbacah Alpha

pada instrumen siklus I adalah 0,789 dan nilai Cronbacah Alpha pada instrumen siklus II

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

48

adalah 0,810. Sehingga dari hasil uji reliabilitas instrumen soal, baik siklus I maupun siklus II

termasuk dalam tingkat reliabilitas bagus.

3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat

kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks (Naniek S dkk.

2013:338). Semakin besar tingkat kesukaran soal berarti soal tersebut semakin mudah.

Demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran soal berarti soal tersebut

semakin sukar.

Penghitungan taraf kesukaran butir soal yang akan digunakan pada siklus I dan siklus

II dilakukan dengan cara menghitung proporsi siswa yang menjawab benar, yaitu jumlah

peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah

peserta tes keseluruhannya (Sumarna Surapranata 2004:12). Persamaan yang digunakan

untuk menelaah tingkat kesukaran dengan proporsi yang menjawab benar adalah sebagai

berikut:

Keterangan:

= tingkat kesukaran

m = banyaknya peserta tes yang menjawab benar

N = jumlah peserta

Tingkat kesukaran dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu sukar,

sedang, dan mudah. Adapun kategori tersebut disajikan pada tabel 11 berikut ini:

Tabel 11

Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat Kesukaran Kategori Soal

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 - 0,70 Sedang

0,71 - 1,00 Mudah

Berdasarkan tabel 11, suatu soal dikategorikan sukar jika hasil uji tingkat

kesukaran antara 0,00 sampai 0,30. Soal dikategorikan sedang jika hasil uji tingkat

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

49

kesukaran antara 0,31 sampai 0,70. Sedangkan soal dikategorikan mudah jika hasil uji

tingkat kesukaran antara 0,71 sampai 1,00.

Berdasarkan respon siswa terhadap soal uraian yang telah di uji validitas dan

akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siklus I dan II dimana masing-masing

soal memiliki skor maksimum bervariasi antara 3 sampai dengan 5 maka klasifikasi

item soal yang termasuk dalam kategori mudah, sedang, dan sukar dapat disajikan

pada tabel 12 dan tabel 13.

Tabel 12

Klasifikasi Kesukaran Soal Pilihan Ganda Siklus I

Soal Kesukaran Klasifikasi

Mudah Sedang Sukar

1 0,8 √

2 0,88 √

3 0,88 √

4 0,8 √

5 0,88 √

6 0,64

7 0,84 √

8 0,72 √

9 0,72 √

10 0,8 √

11 0,8 √

12 0,84 √

13 0,72 √

14 0,84 √

15 0,76 √

16 0,8 √

17 0,84 √

18 0,68

19 0,64

20 0,84 √

21 0,72 √

22 0,88 √

23 0,84 √

24 0,8 √

25 0,84 √

Jumlah 22 3

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

50

Tabel 13

Klasifikasi Kesukaran Soal Pilihan Ganda Siklus II

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran pada tabel 10 dan 11 maka dapat

diketahui bahwa dari 25 soal siklus I terdapat 3 soal yang termasuk kategori soal sedang,

yaitu soal nomor 6, 18, dan 19. 22 soal yang termasuk kategori soal mudah, yaitu soal nomor

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 24, 25. Sedangkan pada

siklus II dapat diketahui bahwa dari 20 soal terdapat 3 soal yang termasuk kategori soal

sedang, yaitu soal nomor 6, 18, dan 19. 18 soal yang termasuk kategori soal mudah, yaitu

soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20.

3.6 Indikator Kinerja

Indikator kinerja pembelajaran matematika menggunakan metode problem based

introduction pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari kecamatan Jumo kabupaten

Temanggung meliputi indikator proses dan indikator hasil.

No Soal

Kesukaran

Klasifikasi

Mudah Sedang Sukar

1 0,8 √

2 0,88 √

3 0,88 √

4 0,8 √

5 0,88 √

6 0,64

7 0,84 √

8 0,72 √

9 0,72 √

10 0,8 √

11 0,8 √

12 0,84 √

13 0,72 √

14 0,84 √

15 0,76 √

16 0,8 √

17 0,84 √

18 0,68

19 0,64

20 0,84 √

Jumlah 17 3

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

51

3.6.1 Indikator Proses

Indikator proses dalam penelitian ini adalah indikator keberhasilan dari proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam penerapan pembelajaran matematika

menggunakan metode problem based introduction. Penerapan pembelajaran matematika

menggunakan metode problem based introduction dikatakan berhasil jika semua langkah-

langkah dalam proses pembelajaran itu sudah terlaksana terlaksana dengan baik.

3.6.2 Indikator Hasil

Indikator hasil dalam penelitian adalah hasil belajar matematika. Penerapan metode

problem based introduction dinyatakan meningkatkkan hasil belajar matematika siswa kelas

VI SD Negeri 2 Gedongsari jika hasil belajar Matematika mencapai minimal 60% dari

jumlah keseluruhan siswa dengan memperoleh nilai ≥70.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data yang diperoleh hasil

tes dan data yang diperoleh dari hasil observasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan

untuk menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut:

3.7.1. Analisis Data Hasil Tes

Data yang diperoleh dari hasil tes atau data kuantitatif dianalisis menggunakan

deskriptif komparatif dengan cara membandingkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada

kondisi awal, nilai setelah siklus I dan nilai setelah siklus II. Untuk dapat membandingkan

hasil belajar siswa yang perlu dilakukan adalah dengan mengolah jawaban soal tes menjadi

nilai akhir.Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai akhir adalah sebagai

berikut:

Nilai akhir

x 100

Nilai akhir yang diperoleh kemudian dianalisis presentase ketuntasannya berdasarkan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk siswa SD Negeri 2 Gedongsari

pada mata pelajaran Matematika yang disajikan dalam tabel 12.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11172/3/T1_292014705_BAB III.pdf · problem based introduction. ... operasional masing-masing

52

Tabel 14

Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar SD Negeri 2 Gedongsari

KKM Kualifikasi

≥ 70 Tuntas

< 70 Tidak Tuntas

x 100 %

3.7.2. Analisis Data Hasil Observasi

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung. Analisis data hasil observasi dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif

kualitatif dengan cara mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan

sesuai sintaks, dilihat dari keterlaksanaan setiap aspek yang diamati berdasarkan hasil

observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.