BAB III METODE PENELITIAN -...

15
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Eksperimental (Ekperimental Research). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi atau metode penelitian semu yaitu dengan menggunakan seluruh subjek dalam kelompok yang utuh (intract group) untuk diberi perlakuan (treatment). Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada proses pembelajaran IPA, pokok bahasan “Membuat suatu karya, yaitu membuat periskop dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya”. Penelitian eksperimen semu ini menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar yaitu siswa kelas V Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga untuk diberikan perlakuan (Treatment). 3.1.2 Desain Peneltian. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pre-Test Post Test Design. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan sebelum adanya perlakuan (Treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi. Desainnya adalah sebagai berikut : Desain Eksperimen One Group Pre-Test Post Test Design O1 X O2 Endang Mulyatiningsih (2011: 98) Keterangan : O1 = Pengukuran awal X = Perlakuan (Treatment) O2 = Pengukuran akhir

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Eksperimental (Ekperimental Research). Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian kuasi atau metode penelitian semu yaitu

dengan menggunakan seluruh subjek dalam kelompok yang utuh (intract group)

untuk diberi perlakuan (treatment). Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas

metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada proses pembelajaran

IPA, pokok bahasan “Membuat suatu karya, yaitu membuat periskop dari bahan

sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya”.

Penelitian eksperimen semu ini menggunakan seluruh subjek dalam kelompok

belajar yaitu siswa kelas V Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

untuk diberikan perlakuan (Treatment).

3.1.2 Desain Peneltian.

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group

Pre-Test – Post Test Design. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu

kali pengukuran di depan sebelum adanya perlakuan (Treatment) dan setelah itu

dilakukan pengukuran lagi. Desainnya adalah sebagai berikut :

Desain Eksperimen

One Group Pre-Test – Post Test Design

O1

X

O2

Endang Mulyatiningsih (2011: 98)

Keterangan :

O1 = Pengukuran awal

X = Perlakuan (Treatment)

O2 = Pengukuran akhir

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

38

Pada desain ini pengukuran awal diberikan pada siswa kelas V SD Kanisius

Cungkup yang diteliti sebelum diterapkannya perlakuan (Treatment), kemudian

peneliti memberikan perlakuan (Treatment) yaitu menerapkan metode praktikum

dengan alat peraga periskop sederhana. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk

kedua kalinya untuk mengetahui perubahan setelah diberi treatment.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.

Penelitian ini diadakan pada bulan Maret 2012 hingga selesai di SD Kanisius

Cungkup yang terletak di dekat Kota Salatiga, tepatnya di Jalan R. Patah Nomor 01,

Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Sekolah ini dipilih

berdasarkan pertimbangan kemudahan akses untuk mengadakan penelitian, karena

tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis, sehingga memudahkan penulis dalam

melakukan penelitian.

3.3 Variabel Penelitian.

Menurut Sugiyono (2007: 3) variabel merupakan gejala yang menjadi fokus

peneliti untuk diamati. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (x)

dan variabel terikat (y). Variabel bebas (x) adalah unsur yang mengikat munculnya

unsur lain, jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap

variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan metode

praktikum dengan alat peraga periskop sederhana, sedangkan variabel terikat (y)

adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat

merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel terikat adalah kreativitas siswa.

3.3.1 Definisi operasional.

Metode praktikum adalah cara yang digunakan oleh seorang guru dalam proses

pembelajaran yang terkait dengan penelitian ini yaitu pembelajaran IPA pada pokok

bahasan “Membuat suatu karya, yaitu membuat periskop dari bahan sederhana

dengan menerapkan sifat-sifat cahaya”, dimana siswa secara aktif dan langsung

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

39

dalam usaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman teori tentang pemantulan

cahaya atau memberikan suatu keterampilan berdasarkan kegiatan yang telah

dilakukan serta petunjuk yang ada.

Alat peraga periskop sederhana adalah suatu benda atau alat pembantu dalam

mengajar yang dibuat dengan bahan-bahan sederhana, contohnya menggunakan kotak

susu yang diberi cermin pararel dan saling berhadapan. Alat peraga periskop

sederhana ini dapat membantu siswa dalam memahami materi tentang cahaya dan

sifat-sifatnya terutama pada poin pemantulan cahaya.

Kreativitas siswa merupakan kemampuan siswa untuk membuat, melahirkan

sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-

ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan

hal-hal yang sudah ada, yang meliputi aspek rasa ingin tahu, keterbukaan terhadap

pengalaman, toleransi terhadap resiko, dan energi. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada mata

pelajaran IPA untuk melihat kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup, yang

akan diukur dengan hasil pengukuran awal (angket) – pengukuran akhir (angket), dan

tes unjuk kerja.

3.4 Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V SD

Kanisius Cungkup yang berjumlah 25 orang siswa, terdiri dari 11 siswa putra dan 14

siswa putri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas metode praktikum

dengan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA terhadap kreativitas siswa kelas

V SD Kanisius Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

3.5 Prosedur Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan siswa, guru

IPA, dan peneliti. Pada penelitian eksperimen ini yang menjadi subjek penelitian

adalah siswa kelas V SD Kanisius Cungkup, yang menjadi observer atau bertugas

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

40

mengamati dan menilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran yaitu guru IPA

SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, sedangkan yang bertugas

untuk mengajar adalah peneliti sendiri. Pelaksanaan eksperimen ini secara rinci

dijabarkan sebagai berikut :

1) Perencanaan

a. Memilih sebuah subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Kanisius Cungkup

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

b. Melakukan observasi sekolah untuk melihat proses belajar mengajar mata

pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga.

c. Menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dalam instrumen.

d. Mengujicobakan instrumen pada kelas uji coba yaitu kelas VI SD Kanisius

Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga .

e. Menganalisis hasil instrumen untuk menguji apakah instrumen valid dan

reliabel.

f. Melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran biasa atau secara

konvensional.

g. Melakukan pengukuran awal pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga untuk mengetahui kondisi awal sebelum

diberi perlakuan (treatment).

h. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum dengan

alat peraga periskop sederhana pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

i. Melaksanakan pengukuran akhir pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga untuk mengetahui perubahan setelah diberi

perlakuan (treatment).

j. Menganalisis hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir yang dilakukan

pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

41

k. Menghitung perbedaan antara hasil pengukuran pertama dan pengukuran

kedua.

l. Membandingkan perbedaan tersebut untuk menentukan apakah penggunaan

metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA

berpengaruh terhadap kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

m. Menghitung dan menganalisis data dilakukan dengan bantuan sofware SPSS

16.0 (Statistical Product and Service Solution).

n. Interprestasi hasil perhitungan data.

2) Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum

tentang keadaan sekolah SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga dan kegiatan proses belajar mengajar mata pelajaran IPA di kelas V.

Kegiatan ini dilakukan untuk melihat metode yang digunakan oleh guru kelas V

SD Kanisius Cungkup pada saat pembelajaran IPA.

3) Tindakan

Pembelajaran dengan pokok bahasan membuat suatu karya, yaitu membuat

periskop dari bahan sederhana, dengan menerapkan sifat-sifat cahaya yang

dilaksanakan adalah dengan menerapkan metode praktikum. Pada setiap kegiatan

diajukan permasalahan yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan seputar kegiatan

yang akan dilakukan, siswa diminta untuk memberikan pendapat serta

menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukan pada lembar kerja siswa. Untuk

mengukur kreativitas siswa ini dalam proses pembelajarannya sudah

diberlakukan penilaian yaitu dengan instrumen tes unjuk kerja atau produk, yang

akan dinilai oleh obsever (Pengamat) karena penilaian produk tidak hanya

diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya. Setelah

pembelajaran dengan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana

selesai siswa diminta untuk mengisi angket kreativitas.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

42

3.6 Teknik Pengumpul Data

Dalam penelitian ini skala pengukuran kreativitas yang digunakan oleh penulis

adalah mengadopsi skala pengukuran dari Dukapare L (2004) yang diambil

berdasarkan teori dari Ayan (2002).

Aspek-aspek kreativitas menurut Ayan (2002) yang menjadi indikator dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Rasa ingin tahu; meliputi suka mencoba-coba, suka bertanya hal yang tidak tahu

di kelas pada pengajar.

2) Keterbukaan terhadap pengalaman; meliputi mencari informasi dan pengalaman,

menghargai karya seni, dan menerima pendapat orang lain.

3) Toleransi terhadap resiko; meliputi berani mengambil resiko, tidak merasa malu

ketika mengalami kegagalan.

4) Energi; meliputi melakukan pekerjaan tanpa mengenal lelah, cepat

menyelesaikan tugas.

Sedangkan data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi :

1) Data hasil keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dari hasil observasi terhadap

jalannya pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

2) Data kreativitas siswa diperoleh dari lembar penilaian tes unjuk kerja dan angket.

3) Data pengukuran awal dan pengukuran akhir diperoleh dengan menggunakan

lembar angket kreativitas.

Angket pengukuran awal diberikan pada awal sebelum treatment dilakukan

yaitu untuk mengetahui kondisi awal. Penilaian hasil kerja dilaksanakan pada

saat proses pembelajaran berlangsung yaitu berupa lembar pengamatan yang

akan diisi oleh obsever (pengamat). Lembar kerja siswa diberikan kepada siswa

sebelum pembelajaran dimulai, LKS ini berupa petunjuk yang harus dikerjakan

siswa. Angket pengukuran akhir diberikan setelah proses pembelajaran selesai

dilaksanakan.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

43

3.7 Instrumen Pengumpul Data

1) Pengukuran awal dan pengukuran akhir

Pengukuran awal diberikan sebelum menerapkan treatment yaitu

pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum dengan menggunakan alat

peraga periskop sederhana, sedangkan pengukuran akhir diberikan setelah

treatment selesai dilaksanakan.

2) Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan

pengamat melihat dan mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran dengan

metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana, kemudian mencatat

perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya saat proses

belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran

dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Observasi adalah instrumen yang

sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Instrumen observasi akan lebih

efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami,

tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaliknya,

instrumen observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang

berupa pendapat atau persepsi dari subjek yang diteliti (Soekowati, 2006: 64).

Kisi-kisi lembar observasi penggunaan metode praktikum dengan alat peraga

periskop sederhana dapat dilihat pada lampiran 4.

3) Tes Unjuk Kerja

Tes unjuk kerja atau produk merupakan penilaian kepada siswa dalam

mengendalikan proses dan memanfaatkan bahan untuk menghasilkan sesuatu,

kerja praktik atau kualitas estetik dari sesuatu yang mereka produksi. Penilaian

produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses

pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap

tahapan perlu diadakan penilaian yaitu:

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

44

a. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan,

menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

b. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik

menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

c. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik

membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.

Berikut ini tabel kisi-kisi penilaian tes unjuk kerja yang digunakan peneliti

untuk mengukur kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Penilaian Tes Unjuk Kerja

Standar kompetensi Kompetensi dasar Indikator Item

Menerapkan sifat-sifat

cahaya melalui

kegiatan membuat

suatu karya atau

model

Membuat suatu

karya/model,

misalnya periskop

atau lensa dari

bahan sederhana

dengan menerapkan

sifat-sifat cahaya

1. Rasa ingin

tahu.

1, 2, 3,4

2. Keterbukaan

terhadap

pengalaman.

5, 6, 7, 8

3. Toleransi

terhadap

resiko.

9, 10,11

4. Energi. 12,13, 14,

4) Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu

pembelajaran (Hidayah dan Sugiarto, 2006: 8). Lembar kerja siswa ini bersifat

guided discovery dengan topik Merancang Periskop Sederhana. LKS (Lembar

Kerja Observasi) ini merupakan instrumen yang berupa petunjuk dalam

melaksanakan kegiatan.

5) Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain

dengan maksud agar orang tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

45

permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan respon ini disebut

responden. Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 28) kuesioner atau angket

merupakan alat pengumpul data yang memuat sejumlah pertanyaan atau

pernyataan yang harus dijawab oleh subjek penelitian. Kuesioner efektif

digunakan untuk penelitian yang memiliki jumlah sampel yang banyak karena

pengisian kuesioner dapat dilakukan bersama-sama dalam satu waktu. Ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket adalah:

a. Hendaknya batasannya sederhana dan mudah dipahami.

b. Petunjuk dan perintahnya harus jelas.

c. Bentuk dan tingkat pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan

anak.

d. Kalimat hendaknya yang sederhana sehingga memungkinkan untuk

memperoleh jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup

atau terstruktur, dengan maksud responden hanya memberikan tanda centang ( )

pada setiap alternatif pernyataan, baik pernyataan positif (favorabel) maupun

pernyataan negatif (unfavorabel) yang telah disusun dan disediakan oleh peneliti.

Dalam mengukur instrumen angket kreativitas siswa peneliti menggunakan

pengukuran dengan skala Likert, skala Likert ini digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan,

dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket dengan item pernyataan.

Adapun skor yang dipakai untuk mengukur intrumen tersebut dapat dilihat

pada tabel 3.2 berikut ini.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

46

Tabel 3.2

Skor untuk Mengukur Instrumen Angket Kreativitas Siswa

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Skor Jawaban/Pilihan Skor Jawaban/pilihan

5 Sangat Setuju (SS) 1 Sangat Setuju (SS)

4 Setuju (S) 2 Setuju (S)

3 Netral(N) 3 Netral(N)

2 Tidak Setuju (TS) 4 Tidak Setuju (TS)

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5 Sangat Tidak Setuju (STS)

Berikut ini tabel kisi-kisi angket penelitian yang digunakan peneliti untuk

mengukur kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup dengan metode

praktikum dengan menggunakan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA:

Table 3.3

Kisi – kisi angket penelitian

Varia-

bel

Aspek Indikator No item Total

V UV

Kreati-

vitas

Rasa

ingin

tahu

1. Suka mencoba-coba

penggunaan sebuah alat.

2. Suka bertanya hal yang tidak

tahu di kelas pada pengajar.

1,3,5,

6,7,8,

9,10,1

2

2,4

,11

12

Keterbu-

kaan

terhadap

pengala-

man

1. Mencari informasi dan

pengalaman.

2. Menghargai karya seni.

3. Menerima pendapat orang

lain.

13,14,

15,16,

17,19,

20,22

18,

21

10

Toleransi

terhadap

resiko

1. Berani mengambil resiko.

2. Tidak merasa malu ketika

mengalami kegagalan.

25,26,

27,29,

23,

24,

28,

30,

31

9

Energi 1. Melakukan pekerjaan tanpa

mengenal lelah.

2. Cepat menyelesaikan tugas.

33,34,

35,36,

37,38,

39,40

32 9

Jumlah 29 11 40

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

47

3.8 Kriteria Ketercapaian

Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk melihat efektivitas

penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana terhadap

kreativitas siswa, maka digunakan indikator ketercapaian dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

a. Penilaian kemampuan aktivitas proses belajar guru dan siswa dilakukan dengan

cara memberi tanda cek () pada kolom yang tersedia sesuai dengan fakta yang

diamati.

b. Bobot skor penilaian: jika memilih sangat baik skor 4, baik skor 3, cukup baik

skor 2, kurang baik skor 1. Jumlah keseluruhan bobot skor penilaian :

Tabel 3.4

Indikator Penilaian Lembar Observasi Penggunaan Metode

Praktikum dengan Alat Peraga Periskop Sederhana

No Nilai Interval Kategori

1 33 < x 52,8 Sangat Rendah

2 52,8 < x 72,6 Rendah

3 72,6 < x 92,4 Sedang

4 92,4 < x 112,2 Tinggi

5 112,2 < x 132 Sangat Tinggi

2. Tes Unjuk Kerja

a. Penilaian tes unjuk kerja dilakukan dengan cara menyilang atau melingkari

salah satu nilai pada kolom yang tersedia dengan fakta yang diamati, serta

dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria lembar penilaian tes unjuk

kerja dapat dilihat pada lampiran 6.

b. Bobot skor penilaian : jika memilih 1 = Kurang, 2 = Sedang, 3 = Baik, 4 =

Sangat Baik. Jumlah keseluruhan bobot skor penilaian :

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

48

Tabel 3.5

Indikator Penilaian Tes Unjuk Kerja Penggunaan Metode

Praktikum dengan Alat Peraga Periskop Sederhana

No Nilai Interval Kategori

1 15 < x 24 Sangat Rendah

2 24 < x 33 Rendah

3 33 < x 42 Sedang

4 42 < x 51 Tinggi

5 51 < x 60 Sangat Tinggi

3. Angket

Penilaian angket ini di uji menggunakan uji normalitas, uji hipotesis, dan

dilihat pada perolehan total dan nilai rata-rata angket.

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Uji Validitas Instrumen

Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis

diuji coba. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur

yang telah disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai, karena

baik dan buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh

sehingga sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Validitas menunjukkan sejauh

mana satu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur.

Instrumen dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui

dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor

setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation).

0,00 - 0,20 Tidak ada validitas

0,21 - 0,40 Validitas rendah

0,41 - 0,60 Validitas sedang

0,61 - 0,80 Validitas tinggi

0,81 - 1,00 Validitas sangat tinggi

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

49

Untuk menentukan validitas item digunakaan kriteria dari Ali (1987) yang

menyatakan bahwa suatu item adalah valid jika koefisien item teruji batas bawah

sama dengan 0,20.

3.9.2 Uji Reliabilitas Intrumen

Reliabilitas merujuk pada kestabilan respon individu terhadap item alat ukur,

yang diperoleh indikasi bahwa skor-skor keseluruhan item dan antar item yang

dihasilkan alat ukur itu tepat, terpercaya, konsisten dan menunjukan pada taraf

tertentu skor-skor yang diperoleh melalui alat ukur yang bebas dari kesalahan

pengukuran.

Instrumen dikatakan reliabel bila hasil pengukuran relatif konsisten jika

dikenakan pada satu objek. Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran relatif konsisten jika dikenakan pada suatu objek, Sutrisno Hadi (dalam

Sugiyono, 2009: 351). Kriteria untuk menentukan besarnya koefisien reliabilitas

menggunakan pedoman dari George & Mellery (1995) sebagai berikut:

α > 0,9 Sangat bagus

α > 0,8 Bagus

α > 0,7 Dapat diterima

α > 0,6 Diragukan

α > 0,5 Jelek

α < 0,5 Tidak dapat diterima

3.10 Pengujian Prasyarat Analisis Data

3.10.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

normal atau tidak (Duwi Priyatno, 2010). Uji normalitas varian bertujuan apakah

untuk menguji apakah variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak (Ardhi

Prawobo).

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

50

3.10.2 Uji Hipotesis dengan Uji Dua Sampel Berpasangan (Paired Samples T

Test).

Uji dua sampel berpasangan (Paired samples T test) digunakan untuk

mengetahui perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan

(berhubungan). Maksudnya disini adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua

perlakuan berbeda. (Duwi Priyatno, 2010). Untuk pengambilan keputusan dapat

dilihat setelah dilakukan analisa data yaitu :

Ho diterima jika signifikansi > 0,05

Ho ditolak jika signifikansi < 0,05

3.11 Hasil Uji Validitas Intrumen

Uji coba item instrumen diterapkan pada 13 orang siswa kelas VI SD Kanisius

Cungkup pada hari Jumat, 2 Maret 2012 (SD yang digunakan untuk penelitian). Data

yang diperoleh dari hasil uji coba instrumen itu kemudian dianalisis untuk

mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah disusun.

Hasil uji validitas berdasarkan rentang koefisien yang disampaikan oleh Ali

(1987) yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien item teruji

batas bawah sama dengan 0,20. Dari 40 item pernyataan yang diujikan validitasnya

terdapat 23 item yang valid dan yang tidak valid sebanyak 17 item. Adapun hasil

analisis validitas data angket kreativitas siswa disajikan dalam tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6

Hasil Validitas Instrumen Angket Kreativitas Siswa

Valid Tidak valid

6,8,11,12,13,15,17,18,20,21,22,23,

24,25,27,28,30,33,34,35,37,39,40

1,2,3,4,5,7,9,10,14,16,19,26,29,31,32

,36,38

Sedangkan hasil output uji validitas instrumen angket kreativitas siswa dapat

dilihat pada lampiran 5.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/4/T1_292008216_BAB III.pdf · metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada

51

3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.

Perhitungan ulang dari data sebelumnya setelah dikurangi item yang tidak

valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 14, 16, 19, 26, 29, 31, 32, 36, 38 yang

terdapat corrected item-total correlation, maka didapatkan hasil uji realibilitas angket

kreativitas siswa sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Reliabilitas Instrumen Angket Kreativitas Siswa

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh hasil Cronbach’s Alpha sebesar

0,893 untuk tingkat realibilitasnya dengan item yang berjumlah 23 semuanya valid,

oleh sebab itu berdasarkan kriteria George and Mallery (1995) cronbach’s alpha

masuk dalam kategori reliabilitas bagus, artinya instrumen valid dan reliabel. Dengan

demikian item yang layak digunakan peneliti untuk melakukan penelitian sejumlah

23 item. Adapun kisi-kisi angket kreativitas yang layak digunakan dalam penelitian

ini dapat dilihat pada lampiran 6.

Cronbach's Alpha N of Items

.893 23