BAB III METODE PENELITIAN -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
Eksperimental (Ekperimental Research). Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kuasi atau metode penelitian semu yaitu
dengan menggunakan seluruh subjek dalam kelompok yang utuh (intract group)
untuk diberi perlakuan (treatment). Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas
metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada proses pembelajaran
IPA, pokok bahasan “Membuat suatu karya, yaitu membuat periskop dari bahan
sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya”.
Penelitian eksperimen semu ini menggunakan seluruh subjek dalam kelompok
belajar yaitu siswa kelas V Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
untuk diberikan perlakuan (Treatment).
3.1.2 Desain Peneltian.
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group
Pre-Test – Post Test Design. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu
kali pengukuran di depan sebelum adanya perlakuan (Treatment) dan setelah itu
dilakukan pengukuran lagi. Desainnya adalah sebagai berikut :
Desain Eksperimen
One Group Pre-Test – Post Test Design
O1
X
O2
Endang Mulyatiningsih (2011: 98)
Keterangan :
O1 = Pengukuran awal
X = Perlakuan (Treatment)
O2 = Pengukuran akhir
38
Pada desain ini pengukuran awal diberikan pada siswa kelas V SD Kanisius
Cungkup yang diteliti sebelum diterapkannya perlakuan (Treatment), kemudian
peneliti memberikan perlakuan (Treatment) yaitu menerapkan metode praktikum
dengan alat peraga periskop sederhana. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk
kedua kalinya untuk mengetahui perubahan setelah diberi treatment.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.
Penelitian ini diadakan pada bulan Maret 2012 hingga selesai di SD Kanisius
Cungkup yang terletak di dekat Kota Salatiga, tepatnya di Jalan R. Patah Nomor 01,
Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Sekolah ini dipilih
berdasarkan pertimbangan kemudahan akses untuk mengadakan penelitian, karena
tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis, sehingga memudahkan penulis dalam
melakukan penelitian.
3.3 Variabel Penelitian.
Menurut Sugiyono (2007: 3) variabel merupakan gejala yang menjadi fokus
peneliti untuk diamati. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (x)
dan variabel terikat (y). Variabel bebas (x) adalah unsur yang mengikat munculnya
unsur lain, jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap
variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan metode
praktikum dengan alat peraga periskop sederhana, sedangkan variabel terikat (y)
adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat
merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah kreativitas siswa.
3.3.1 Definisi operasional.
Metode praktikum adalah cara yang digunakan oleh seorang guru dalam proses
pembelajaran yang terkait dengan penelitian ini yaitu pembelajaran IPA pada pokok
bahasan “Membuat suatu karya, yaitu membuat periskop dari bahan sederhana
dengan menerapkan sifat-sifat cahaya”, dimana siswa secara aktif dan langsung
39
dalam usaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman teori tentang pemantulan
cahaya atau memberikan suatu keterampilan berdasarkan kegiatan yang telah
dilakukan serta petunjuk yang ada.
Alat peraga periskop sederhana adalah suatu benda atau alat pembantu dalam
mengajar yang dibuat dengan bahan-bahan sederhana, contohnya menggunakan kotak
susu yang diberi cermin pararel dan saling berhadapan. Alat peraga periskop
sederhana ini dapat membantu siswa dalam memahami materi tentang cahaya dan
sifat-sifatnya terutama pada poin pemantulan cahaya.
Kreativitas siswa merupakan kemampuan siswa untuk membuat, melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-
ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan
hal-hal yang sudah ada, yang meliputi aspek rasa ingin tahu, keterbukaan terhadap
pengalaman, toleransi terhadap resiko, dan energi. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pada mata
pelajaran IPA untuk melihat kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup, yang
akan diukur dengan hasil pengukuran awal (angket) – pengukuran akhir (angket), dan
tes unjuk kerja.
3.4 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V SD
Kanisius Cungkup yang berjumlah 25 orang siswa, terdiri dari 11 siswa putra dan 14
siswa putri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas metode praktikum
dengan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA terhadap kreativitas siswa kelas
V SD Kanisius Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
3.5 Prosedur Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan siswa, guru
IPA, dan peneliti. Pada penelitian eksperimen ini yang menjadi subjek penelitian
adalah siswa kelas V SD Kanisius Cungkup, yang menjadi observer atau bertugas
40
mengamati dan menilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran yaitu guru IPA
SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, sedangkan yang bertugas
untuk mengajar adalah peneliti sendiri. Pelaksanaan eksperimen ini secara rinci
dijabarkan sebagai berikut :
1) Perencanaan
a. Memilih sebuah subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Kanisius Cungkup
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
b. Melakukan observasi sekolah untuk melihat proses belajar mengajar mata
pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga.
c. Menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dalam instrumen.
d. Mengujicobakan instrumen pada kelas uji coba yaitu kelas VI SD Kanisius
Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga .
e. Menganalisis hasil instrumen untuk menguji apakah instrumen valid dan
reliabel.
f. Melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran biasa atau secara
konvensional.
g. Melakukan pengukuran awal pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga untuk mengetahui kondisi awal sebelum
diberi perlakuan (treatment).
h. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum dengan
alat peraga periskop sederhana pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
i. Melaksanakan pengukuran akhir pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga untuk mengetahui perubahan setelah diberi
perlakuan (treatment).
j. Menganalisis hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir yang dilakukan
pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
41
k. Menghitung perbedaan antara hasil pengukuran pertama dan pengukuran
kedua.
l. Membandingkan perbedaan tersebut untuk menentukan apakah penggunaan
metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA
berpengaruh terhadap kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
m. Menghitung dan menganalisis data dilakukan dengan bantuan sofware SPSS
16.0 (Statistical Product and Service Solution).
n. Interprestasi hasil perhitungan data.
2) Observasi
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum
tentang keadaan sekolah SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga dan kegiatan proses belajar mengajar mata pelajaran IPA di kelas V.
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat metode yang digunakan oleh guru kelas V
SD Kanisius Cungkup pada saat pembelajaran IPA.
3) Tindakan
Pembelajaran dengan pokok bahasan membuat suatu karya, yaitu membuat
periskop dari bahan sederhana, dengan menerapkan sifat-sifat cahaya yang
dilaksanakan adalah dengan menerapkan metode praktikum. Pada setiap kegiatan
diajukan permasalahan yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan seputar kegiatan
yang akan dilakukan, siswa diminta untuk memberikan pendapat serta
menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukan pada lembar kerja siswa. Untuk
mengukur kreativitas siswa ini dalam proses pembelajarannya sudah
diberlakukan penilaian yaitu dengan instrumen tes unjuk kerja atau produk, yang
akan dinilai oleh obsever (Pengamat) karena penilaian produk tidak hanya
diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya. Setelah
pembelajaran dengan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana
selesai siswa diminta untuk mengisi angket kreativitas.
42
3.6 Teknik Pengumpul Data
Dalam penelitian ini skala pengukuran kreativitas yang digunakan oleh penulis
adalah mengadopsi skala pengukuran dari Dukapare L (2004) yang diambil
berdasarkan teori dari Ayan (2002).
Aspek-aspek kreativitas menurut Ayan (2002) yang menjadi indikator dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Rasa ingin tahu; meliputi suka mencoba-coba, suka bertanya hal yang tidak tahu
di kelas pada pengajar.
2) Keterbukaan terhadap pengalaman; meliputi mencari informasi dan pengalaman,
menghargai karya seni, dan menerima pendapat orang lain.
3) Toleransi terhadap resiko; meliputi berani mengambil resiko, tidak merasa malu
ketika mengalami kegagalan.
4) Energi; meliputi melakukan pekerjaan tanpa mengenal lelah, cepat
menyelesaikan tugas.
Sedangkan data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi :
1) Data hasil keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dari hasil observasi terhadap
jalannya pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
2) Data kreativitas siswa diperoleh dari lembar penilaian tes unjuk kerja dan angket.
3) Data pengukuran awal dan pengukuran akhir diperoleh dengan menggunakan
lembar angket kreativitas.
Angket pengukuran awal diberikan pada awal sebelum treatment dilakukan
yaitu untuk mengetahui kondisi awal. Penilaian hasil kerja dilaksanakan pada
saat proses pembelajaran berlangsung yaitu berupa lembar pengamatan yang
akan diisi oleh obsever (pengamat). Lembar kerja siswa diberikan kepada siswa
sebelum pembelajaran dimulai, LKS ini berupa petunjuk yang harus dikerjakan
siswa. Angket pengukuran akhir diberikan setelah proses pembelajaran selesai
dilaksanakan.
43
3.7 Instrumen Pengumpul Data
1) Pengukuran awal dan pengukuran akhir
Pengukuran awal diberikan sebelum menerapkan treatment yaitu
pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum dengan menggunakan alat
peraga periskop sederhana, sedangkan pengukuran akhir diberikan setelah
treatment selesai dilaksanakan.
2) Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan
pengamat melihat dan mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran dengan
metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana, kemudian mencatat
perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya saat proses
belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran
dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Observasi adalah instrumen yang
sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Instrumen observasi akan lebih
efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami,
tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaliknya,
instrumen observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang
berupa pendapat atau persepsi dari subjek yang diteliti (Soekowati, 2006: 64).
Kisi-kisi lembar observasi penggunaan metode praktikum dengan alat peraga
periskop sederhana dapat dilihat pada lampiran 4.
3) Tes Unjuk Kerja
Tes unjuk kerja atau produk merupakan penilaian kepada siswa dalam
mengendalikan proses dan memanfaatkan bahan untuk menghasilkan sesuatu,
kerja praktik atau kualitas estetik dari sesuatu yang mereka produksi. Penilaian
produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses
pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap
tahapan perlu diadakan penilaian yaitu:
44
a. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
b. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik
membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.
Berikut ini tabel kisi-kisi penilaian tes unjuk kerja yang digunakan peneliti
untuk mengukur kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup:
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Penilaian Tes Unjuk Kerja
Standar kompetensi Kompetensi dasar Indikator Item
Menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui
kegiatan membuat
suatu karya atau
model
Membuat suatu
karya/model,
misalnya periskop
atau lensa dari
bahan sederhana
dengan menerapkan
sifat-sifat cahaya
1. Rasa ingin
tahu.
1, 2, 3,4
2. Keterbukaan
terhadap
pengalaman.
5, 6, 7, 8
3. Toleransi
terhadap
resiko.
9, 10,11
4. Energi. 12,13, 14,
4) Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu
pembelajaran (Hidayah dan Sugiarto, 2006: 8). Lembar kerja siswa ini bersifat
guided discovery dengan topik Merancang Periskop Sederhana. LKS (Lembar
Kerja Observasi) ini merupakan instrumen yang berupa petunjuk dalam
melaksanakan kegiatan.
5) Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
dengan maksud agar orang tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan
45
permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan respon ini disebut
responden. Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 28) kuesioner atau angket
merupakan alat pengumpul data yang memuat sejumlah pertanyaan atau
pernyataan yang harus dijawab oleh subjek penelitian. Kuesioner efektif
digunakan untuk penelitian yang memiliki jumlah sampel yang banyak karena
pengisian kuesioner dapat dilakukan bersama-sama dalam satu waktu. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket adalah:
a. Hendaknya batasannya sederhana dan mudah dipahami.
b. Petunjuk dan perintahnya harus jelas.
c. Bentuk dan tingkat pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan
anak.
d. Kalimat hendaknya yang sederhana sehingga memungkinkan untuk
memperoleh jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup
atau terstruktur, dengan maksud responden hanya memberikan tanda centang ( )
pada setiap alternatif pernyataan, baik pernyataan positif (favorabel) maupun
pernyataan negatif (unfavorabel) yang telah disusun dan disediakan oleh peneliti.
Dalam mengukur instrumen angket kreativitas siswa peneliti menggunakan
pengukuran dengan skala Likert, skala Likert ini digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan,
dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket dengan item pernyataan.
Adapun skor yang dipakai untuk mengukur intrumen tersebut dapat dilihat
pada tabel 3.2 berikut ini.
46
Tabel 3.2
Skor untuk Mengukur Instrumen Angket Kreativitas Siswa
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Skor Jawaban/Pilihan Skor Jawaban/pilihan
5 Sangat Setuju (SS) 1 Sangat Setuju (SS)
4 Setuju (S) 2 Setuju (S)
3 Netral(N) 3 Netral(N)
2 Tidak Setuju (TS) 4 Tidak Setuju (TS)
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5 Sangat Tidak Setuju (STS)
Berikut ini tabel kisi-kisi angket penelitian yang digunakan peneliti untuk
mengukur kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup dengan metode
praktikum dengan menggunakan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA:
Table 3.3
Kisi – kisi angket penelitian
Varia-
bel
Aspek Indikator No item Total
V UV
Kreati-
vitas
Rasa
ingin
tahu
1. Suka mencoba-coba
penggunaan sebuah alat.
2. Suka bertanya hal yang tidak
tahu di kelas pada pengajar.
1,3,5,
6,7,8,
9,10,1
2
2,4
,11
12
Keterbu-
kaan
terhadap
pengala-
man
1. Mencari informasi dan
pengalaman.
2. Menghargai karya seni.
3. Menerima pendapat orang
lain.
13,14,
15,16,
17,19,
20,22
18,
21
10
Toleransi
terhadap
resiko
1. Berani mengambil resiko.
2. Tidak merasa malu ketika
mengalami kegagalan.
25,26,
27,29,
23,
24,
28,
30,
31
9
Energi 1. Melakukan pekerjaan tanpa
mengenal lelah.
2. Cepat menyelesaikan tugas.
33,34,
35,36,
37,38,
39,40
32 9
Jumlah 29 11 40
47
3.8 Kriteria Ketercapaian
Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk melihat efektivitas
penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana terhadap
kreativitas siswa, maka digunakan indikator ketercapaian dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
a. Penilaian kemampuan aktivitas proses belajar guru dan siswa dilakukan dengan
cara memberi tanda cek () pada kolom yang tersedia sesuai dengan fakta yang
diamati.
b. Bobot skor penilaian: jika memilih sangat baik skor 4, baik skor 3, cukup baik
skor 2, kurang baik skor 1. Jumlah keseluruhan bobot skor penilaian :
Tabel 3.4
Indikator Penilaian Lembar Observasi Penggunaan Metode
Praktikum dengan Alat Peraga Periskop Sederhana
No Nilai Interval Kategori
1 33 < x 52,8 Sangat Rendah
2 52,8 < x 72,6 Rendah
3 72,6 < x 92,4 Sedang
4 92,4 < x 112,2 Tinggi
5 112,2 < x 132 Sangat Tinggi
2. Tes Unjuk Kerja
a. Penilaian tes unjuk kerja dilakukan dengan cara menyilang atau melingkari
salah satu nilai pada kolom yang tersedia dengan fakta yang diamati, serta
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria lembar penilaian tes unjuk
kerja dapat dilihat pada lampiran 6.
b. Bobot skor penilaian : jika memilih 1 = Kurang, 2 = Sedang, 3 = Baik, 4 =
Sangat Baik. Jumlah keseluruhan bobot skor penilaian :
48
Tabel 3.5
Indikator Penilaian Tes Unjuk Kerja Penggunaan Metode
Praktikum dengan Alat Peraga Periskop Sederhana
No Nilai Interval Kategori
1 15 < x 24 Sangat Rendah
2 24 < x 33 Rendah
3 33 < x 42 Sedang
4 42 < x 51 Tinggi
5 51 < x 60 Sangat Tinggi
3. Angket
Penilaian angket ini di uji menggunakan uji normalitas, uji hipotesis, dan
dilihat pada perolehan total dan nilai rata-rata angket.
3.9 Teknik Analisis Data
3.9.1 Uji Validitas Instrumen
Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis
diuji coba. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur
yang telah disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai, karena
baik dan buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh
sehingga sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Validitas menunjukkan sejauh
mana satu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Instrumen dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui
dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor
setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation).
0,00 - 0,20 Tidak ada validitas
0,21 - 0,40 Validitas rendah
0,41 - 0,60 Validitas sedang
0,61 - 0,80 Validitas tinggi
0,81 - 1,00 Validitas sangat tinggi
49
Untuk menentukan validitas item digunakaan kriteria dari Ali (1987) yang
menyatakan bahwa suatu item adalah valid jika koefisien item teruji batas bawah
sama dengan 0,20.
3.9.2 Uji Reliabilitas Intrumen
Reliabilitas merujuk pada kestabilan respon individu terhadap item alat ukur,
yang diperoleh indikasi bahwa skor-skor keseluruhan item dan antar item yang
dihasilkan alat ukur itu tepat, terpercaya, konsisten dan menunjukan pada taraf
tertentu skor-skor yang diperoleh melalui alat ukur yang bebas dari kesalahan
pengukuran.
Instrumen dikatakan reliabel bila hasil pengukuran relatif konsisten jika
dikenakan pada satu objek. Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran relatif konsisten jika dikenakan pada suatu objek, Sutrisno Hadi (dalam
Sugiyono, 2009: 351). Kriteria untuk menentukan besarnya koefisien reliabilitas
menggunakan pedoman dari George & Mellery (1995) sebagai berikut:
α > 0,9 Sangat bagus
α > 0,8 Bagus
α > 0,7 Dapat diterima
α > 0,6 Diragukan
α > 0,5 Jelek
α < 0,5 Tidak dapat diterima
3.10 Pengujian Prasyarat Analisis Data
3.10.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak (Duwi Priyatno, 2010). Uji normalitas varian bertujuan apakah
untuk menguji apakah variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak (Ardhi
Prawobo).
50
3.10.2 Uji Hipotesis dengan Uji Dua Sampel Berpasangan (Paired Samples T
Test).
Uji dua sampel berpasangan (Paired samples T test) digunakan untuk
mengetahui perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan
(berhubungan). Maksudnya disini adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua
perlakuan berbeda. (Duwi Priyatno, 2010). Untuk pengambilan keputusan dapat
dilihat setelah dilakukan analisa data yaitu :
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
3.11 Hasil Uji Validitas Intrumen
Uji coba item instrumen diterapkan pada 13 orang siswa kelas VI SD Kanisius
Cungkup pada hari Jumat, 2 Maret 2012 (SD yang digunakan untuk penelitian). Data
yang diperoleh dari hasil uji coba instrumen itu kemudian dianalisis untuk
mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah disusun.
Hasil uji validitas berdasarkan rentang koefisien yang disampaikan oleh Ali
(1987) yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien item teruji
batas bawah sama dengan 0,20. Dari 40 item pernyataan yang diujikan validitasnya
terdapat 23 item yang valid dan yang tidak valid sebanyak 17 item. Adapun hasil
analisis validitas data angket kreativitas siswa disajikan dalam tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6
Hasil Validitas Instrumen Angket Kreativitas Siswa
Valid Tidak valid
6,8,11,12,13,15,17,18,20,21,22,23,
24,25,27,28,30,33,34,35,37,39,40
1,2,3,4,5,7,9,10,14,16,19,26,29,31,32
,36,38
Sedangkan hasil output uji validitas instrumen angket kreativitas siswa dapat
dilihat pada lampiran 5.
51
3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.
Perhitungan ulang dari data sebelumnya setelah dikurangi item yang tidak
valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 14, 16, 19, 26, 29, 31, 32, 36, 38 yang
terdapat corrected item-total correlation, maka didapatkan hasil uji realibilitas angket
kreativitas siswa sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Reliabilitas Instrumen Angket Kreativitas Siswa
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh hasil Cronbach’s Alpha sebesar
0,893 untuk tingkat realibilitasnya dengan item yang berjumlah 23 semuanya valid,
oleh sebab itu berdasarkan kriteria George and Mallery (1995) cronbach’s alpha
masuk dalam kategori reliabilitas bagus, artinya instrumen valid dan reliabel. Dengan
demikian item yang layak digunakan peneliti untuk melakukan penelitian sejumlah
23 item. Adapun kisi-kisi angket kreativitas yang layak digunakan dalam penelitian
ini dapat dilihat pada lampiran 6.
Cronbach's Alpha N of Items
.893 23