BAB III METODE PENELITIAN -...

download BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/3/T1_292012595_BAB... · Penelitian dilaksanakan di SD Negeri . Dukuh 01. ... (PAI), 1

If you can't read please download the document

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

  • 34

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

    3.1.1 Jenis Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Dukuh 01. Adapun faktor

    penghambat dalam proses pembelajaran antara lain; aparatur Sekolah terutama

    guru, belum keseluruhan memperoleh kualifikasi pendidikan Strata 1 sehingga

    belum memiliki kompetensi akademik secara maksimal, Sarana dan prasarana

    masih terbatas (belum optimalnya penggunaan perpustakaan dan laboratorium

    sebagai penunjang dalam pembelajaran) dan penggunaan media pembelajaran

    yang kurang maksimal sehingga berdampak pada hasil belajar siswa secara

    keseluruhan yang belum memenuhi target yang diharapakan dan terbukti dari

    hasil belajar peserta didik masih terdapat nilai di bawah standar Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM). Standar Kompetensi Kelulusan Ujian Akhir

    Sekolah Berstandar Nasional (SKLUASBN) masih rendah yang disebabkan

    keterbatasan sarana dan prasarana di Sekolah, sehingga Kepala Sekolah selalu

    berupaya untuk mengusahakan adanya bantuan/blockgrant sarana dan

    prasarana dari pemerintah. Desain penelitian ini dilakukan dengan tahapan-

    tahapan tertentu, yaitu sebagai berikut.

    1. Permohonan izin, peneliti memohon izin kepada Kepala Sekolah SD

    Negeri Dukuh 01. untuk melaksanakan penelitian, serta memohon izin

    pula kepada guru kelas V SD Negeri Dukuh 01. untuk melaksanakan

    penelitian di kelas tersebut.

    2. Observasi, kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui proses belajar

    mengajar di kelas V SD Negeri Dukuh 01. serta menemukan masalah-

    masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.

    3. Identifikasi masalah mengenai rendahnya hasil belajar peserta didik di

    kelas 5 pada pembelajaran IPA.

  • 35

    4. Menyusun rencana penelitian yang berupa rencana penggunaan

    penerapan metode pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan

    hasil belajar siswa.

    3.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian

    Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Dukuh

    01 sebanyak 34 peserta didik. Secara keseluruhan peserta didik SD Negeri

    Dukuh 01. berjumlah 132 anak, yang terdiri dari 6 rombongan belajar

    (rombel) dan diampu oleh guru kelas. Keadaan aparatur sekolah di SD Negeri

    Dukuh 01. terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 6 orang guru kelas, 1 guru mapel

    Pendidikan Agama Islam (PAI), 1 guru mapel Pendidikan Agama kristen, 1

    orang guru mapel Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan (

    Penjasorkes) dan 1 orang Penjaga Sekolah. Adapun jam efektif sekolah

    diawali dengan kegiatan pembiasaan yang dimulai pada pukul 07.00 sampai

    pukul 07.30 dan dilanjutkan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang

    dimulai pada pukul 07.30 sampai pukul 1.30, kecuali pada hari jumat dan

    sabtu pembelajaran berakhir pada pukul 11.00.

    Tingkat kecerdasan peserta didik kelas V SD Negeri Dukuh 01.

    sangat beragam, ada sebagian yang cerdas dan aktif namun ada sebagian

    peserta didik yang pasif. Kondisi sosial ekonomi wali peserta didik sangat

    heterogen, yakni sebagian besar bekerja sebagai buruh, petani dan yang

    lainnya sebagai pedagang. Mayoritas tingkat pendidikan wali peserta didik

    masih rendah yaitu lulusan SD sehingga perhatian dan kesadaran mereka

    terhadap pendidikan anak-anaknya juga tergolong kurang.

    3.2. Variabel Penelitian

    Penggunaan penerapan metode pembelajaran Quantum Learning (x) dan

    Meningkatkan hasil belajar siswa (y). Hal ini mengandung arti bahwa

    penggunaan penerapan metode pembelajaran Quantum Learning meningkatkan

    hasil belajar siswa.

  • 36

    a. Variabel X (Variabel Bebas )

    Pembelajaran Quantum Learning merupakan variabel tindakan

    atau disebut variabel X. Pembelajaran Quantum Learning adalah suatu

    model pembelajaran yang membiasakan siswa belajar dengan nyaman

    dan menyenangkan, serta menumbuhkan motivasi belajar siswa.

    Sehingga diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang

    dapat meningkatkan prestasi belajar.

    b. Variabel Y (Variabel Terikat)

    Variabel Y atau veriabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar

    (Y). Hasil belajar di sini dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh

    siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang

    berupa data angka (hasil tes) maupun proses belajar. Hasil belajar

    tersebut dapat diketahui melalui tes tertulis pilihan ganda yang diberikan

    setelah proses pembelajaran selesai. Pencapaian hasil belajar dapat

    diketahui dalam bentuk nilai.

    3.3. Model Penelitian

    Penelitian yang hendak dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas

    (PTK) Kolaboratif yang dalam pelaksanaannya terdapat kolaborasi atau

    kerjasama anatara dengan guru kelas. PTK timbul dan dilaksanakan karena

    adanya kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga

    setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan kesenjangan tersebut tidak ada. Desain

    penelitian PTK ini mengikuti desain penelitian tindakan Kurt Lewin (dalam

    Wahidmurni dan Nur Ali, 2008: 33), yang terdiri dari empat komponen, yaitu

    (1) perencanaan (planning); (2) tindakan (acting); (3) pengamatan (observing);

    dan (4) refleksi (reflecting).

    a. Planning (Perencanaan)

    Dalam tahap ini, perencanaan yang dilakukan seperti menelaah materi

    mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Dukuh 01, Semester II Tahun Pelajaran

    2015/2016yang akan dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-

    indikator pelajaran, persiapan instrument penelitian, persiapan bahan ajar, serta

  • 37

    persiapan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

    disesuaikan dengan silabus kelas V SD Negeri Dukuh 01, Semester II Mata

    Pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2015/2016.

    b. Acting (pelaksanaan tindakan)

    Pelaksanaan penelitian ini dengan melaksanakan perencanaan yang

    telah dibuat sebelumnya yaitu dengan melaksanakan pembelajaran dengan

    menerapkan Pembelajaran Quantum Learning. Pelaksanaan tindakan penelitian

    ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus yang pertama dilaksanakan dengan

    menerapkan Pembelajaran Quantum Learning, dan siklus yang kedua

    dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum baik pada siklus

    satu.

    c. Observasing (Pengamatan)

    Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru

    pengamat saat pembelajaran dan setelah pembelajaran. Kegiatan ini

    dilaksanakan dengan menggunakan rekaman atau foto yang dibantu oleh guru

    pangamat atau observer untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika

    mengikuti pembelajaran IPA yang menerapkan Pembelajaran Quantum

    Learning. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan

    Pembelajaran Quantum Learning.

    d. Reflecting (Refleksi)

    Refleksi dilakukan untuk mengkaji hasil belajar IPA siswa dan hasil

    observasi kegiatan yang dilakukan guru serta melihat ketercapaian indikator

    kinerja. Ketiga hal ini dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus

    dua agar pelaksanaannya lebih efektif. Bentuk penelitian tersebut bila

    digambarkan adalah sebagai berikut:

  • 38

    Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin

    Pada Gambar 1 pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 4 tahap yakni

    perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian yang dilaksanankan

    ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar IPA dan menjelaskan alasan

    mengapa penerapan Pembelajaran Quantum Learningdapat meningkatkan hasil

    belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Dukuh 01Semester II Tahun

    Pelajaran 2015/2016.

    3.4. Prosedur Penelitian

    Prosedur pelaksanaan penelitian dalam bentuk siklus dan dilakukan

    secara berulang dan berkesinambungan. Dimana pada setiap siklus terdiri dari

    empat tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi,

    dan tahap refleksi.

    3.4.1 Tahap Perencanaan

    Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan peralatan yang mendukung

    proses pembelajaran. Dalam persiapan ini, peneliti menentukan

    penggunaan penerapan metode pembelajaran Quantum Learning pada

    mata pelajaran IPA. Sebagai bahan penelitian selanjutnya, guru memilih

    materi berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan

    disampaikan kepada siswa, menentukan indikator dan tujuan

    pembelajaran, merancang media dan alat peraga, pembelajaran yang sesuai

    dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa dan merumuskan alat

    evaluasi kemudian dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP).

    Reflecting

    (Refleksi)

    Observing

    (Pengamatan)

    Planning

    (Perencanaan)

    Acting

    (Tindakan)

  • 39

    3.4.2 Tahap Pelaksanaan

    Siklus I.

    1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning) Pada tahap ini guru :

    a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata

    pelajaran. IPA dengan KD: 6.1 Membuat suatu karya/model

    misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana menerapkan

    sifat-sifat cahaya.

    b. Menyiapkan media/alat peraga pembelajaran yang dibutuhkan.

    c. Membuat lembar observasi.

    d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian.

    2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap ini guru :

    a. Kegiatan awal

    b. Kegiatan Inti

    c. Kegiatan Akhir

    d. Evaluasi

    3. Tahap Observasi (Observing) Pada tahap ini guru :

    a. Memonitor kegiatan siswa secara individu maupun kelompok

    b. Membantu siswa jika menemui kesulitan

    c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa.

    4. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini guru :

    a. Membahas dan mengevaluasi hasil pembelajaran

    b. sebagai dasar perlu atau tidak melaksanakan siklus kedua. Jika

    pada siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar

    pada mata pelajaran IPA materi batuan dengan menggunakan

    penerapan metode pembelajaran Quantum Learning). Maka perlu

    dilanjutkan dengan siklus II. Adapun tahapan pada Siklus II adalah

    sebagai berikut:

    Siklus II

    1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning) Pada tahap ini guru :

    a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata

    pelajaran IPA dengan KD: 6.2 Mendeskrisikan sifat-sifat cahaya.

  • 40

    b. Menyiapkan media/alat peraga pembelajaran yang dibutuhkan

    c. Membuat lembar observasi.

    d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian

    2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap ini guru :

    a. Kegietan awal

    b. Kegiatan Inti

    c. Kegiatan Akhir

    d. Evaluasi

    3. Tahap Observasi (Observing) Pada tahap ini guru :

    a. Memonitor dan membantu siswa jika menemui kesulitan

    b. Membantu siswa jika menemui kesulitan

    c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa.

    3.4.3 Tahap Observasi

    Observasi dilakukan oleh observer secara kolaboratif pada saat

    pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran yang berlangsung di

    kelas. Semua temuan dicatat oleh observer sebagai bahan penelitian.

    Adapun hal-hal yang diamati dalam kegiatan tersebut adalah mengenai

    RPP, LKS, lembar observasi guru, dan lembar observasi siswa, pada saat

    proses pembelajaran IPA dengan menggunakan penerapan metode

    pembelajaran Quantum Learningyang dilaksanakan oleh peneliti. Selain

    itu, diamati juga pemahaman siswa tentang materi pembelajaran

    tersebut, apakah lebih baik ataukah sebaliknya. Dengan demikian,

    pelaksanaan observasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

    mengenali, merekam, mencatat, dan mendokumentasikan setiap tindakan

    dari proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti

    tersebut.

    3.4.4 Tahap Refleksi

    Observer secara kolaboratif melakukan refleksi melalui data-data

    yang diperoleh dari lembar pengamatan, bukti dokumen dan hasil belajar

    siswa yang diamati dan dianalisis oleh observer. Berdasarkan data-data

    tersebut apakah pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran sudah

  • 41

    mampu mencapai semua indikator yang sudah dirumuskan dalam tujuan

    pembelajaran, ataukah belum mampu mencapai tujuan pembelajaran

    tersebut. Jika dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus satu

    ditemukan beberapa kekurangan-kekurangan seperti siswa kurang aktif,

    motivasi belajar siswa kurang, dan hasil belajar siswa tidak meningkat

    pada pembelajaran IPA dengan menggunakan penerapan metode

    pembelajaran Quantum Learning tersebut, maka perlu adanya

    komunikasi antara peneliti dan observer untuk memecahkan

    permasalahan jika nilai rata-rata nilai yang diperoleh masih di bawah

    nilai yang diharapkan. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah

    dengan mengadakan perbaikan proses pembelajaran pada siklus dua dan

    seterusnya, dimana pada akhir pembelajaran dilakukan uji kopetensi

    (Tes) yang telah disiapkan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana

    tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan

    menggunakan penerapan metode pembelajaran Quantum Learning),

    yang diharapkan dapat mencapai nilai target yang ditentukan.

    3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini digunakan tiga teknik,

    yaitu dokumentasi, observasi, dan tes tertulis. Dokumentasi dalam penelitian

    ini dipilih untuk mengetahui jumlah siswa dan kondisi sekolah. Teknik

    observasi dipilih untuk mendapatkan data tentang tingkah laku dan kegiatan

    siswa serta guru saat proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

    Quantum Learning. Observasi ini berjalan bersamaan dengan tahap

    pelaksanaan tindakan. Teknik yang terakhir yaitu tes tertulis. Tes tertulis dalam

    bentuk pilihan ganda ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil

    belajar IPA siswasetelah melaksanakan pembelajaran dengan

    menerapkanpembelajaran Quantum Learning.

    3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini diwujudkan dalam

    butir-butir soal tes formatif berbentuk pilihan ganda, lembar observasi kegiatan

  • 42

    siswa dan lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran. Soal tes

    formatif berbentuk pilihan ganda dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil

    belajar IPA siswa. Lembar observasi kegiatan siswa dan guru dimaksudkan

    untuk mengetahui dan mendapatkan data tentang tingkah laku dan kegiatan

    siswa serta guru saat proses pembelajaran dengan menggunakan langkah-

    langkah pembelajaran yang digunakan dalam penelitian.

    3.5.2.1 Tes Hasil Belajar

    Tes hasil belajar yang diwujudkan dalam butir-butir soal tes formatif

    berbentuk pilihan ganda pada siklus I dan II masing-masing berjumlah 20 soal.

    Soal tes pada siklus I dan siklus II diambil dari SK dan KD yang sama, yaituSK

    2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di

    lingkungan kabupaten/kota dan provinsi, dan KD 2.1 Mengenal aktivitas

    ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya.

    Perbedaan soal tes pada siklus I dan siklus II terletak pada indikator yang ingin

    dicapai dalam pembelajaran. Secara rinci kisi-kisi soal tes formatif siklus I

    disajikan pada Tabel 3berikut:

  • 43

    Tabel 3

    Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus I

    SK: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu

    karya/model KD: 6.1 Membuat suatu karya/model misalnya periskop atau

    lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

    Indikator Item Soal

    Nomor

    Soal

    Jumlah

    Soal

    Merumuskan pengertian Cahaya

    Merumuskan jenis-jenis cahaya

    Memberikan contoh jenis-jenis cahaya

    Merumuskan bukti perambatan cahaya

    Memberikan contoh perambatan

    cahaya lurus

    Merumuskan bentuk pembiasan

    cahaya

    Memberikan contoh bentuk pembiasan

    cahaya

    Merumuskan bentuk-bentuk benda

    bening

    Memberikan contoh bentuk benda

    bening

    Menyebutkan hasil pemantulan cahaya

    dari cermin

    1, 3

    2, 12

    4, 11

    5, 13

    6, 14

    7, 15

    16, 20

    10, 17

    8, 18

    9, 19

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    Pada soal tes formatif siklus I terdapat 10 indikator dan diwujudkan ke

    dalam 20 soal yang tersebar merata. Hal ini berbeda dengan siklus II yang

    memiliki 7 indikator dan diwujudkan ke dalam 20 soal yang memiliki

    komposisi jumlah soal berbeda. Secara rinci kisi-kisi soal tes formatif siklus II

    disajikan pada Tabel 4 berikut:

  • 44

    Tabel 4

    Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus II

    SK: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu

    karya/model KD:6.2 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

    Indikator

    Item Soal

    Nomor

    Soal Jumlah Soal

    Merumuskanpengertian Pembiasan

    cahaya

    Memberikan contoh pembiasan cahaya

    Memberikan contoh pembiasan cahaya

    pada benda-benda

    Memberikan contoh perambatan cahaya

    Memberikan pengertian periskop

    Menyebutkan urutan warna pelangi

    yang benar

    Menyebutkan jenis-jenis cermin

    Menyebutkan kegunaan macam-macam

    cermin

    1, 3, 7

    2, 4, 6

    5, 9, 12

    11, 15

    13, 16, 19

    8, 10, 17, 20

    14, 18

    3

    3

    3

    2

    3

    4

    2

    3.5.2.2 Lembar Observasi

    Dalam penelitian ini, tingkah laku dan kegiatan guru serta siswa saat

    pembelajaran berlangsung perlu diperhatikan. Untuk mengetahui dan

    mendapatkan data tersebut, maka digunakan lembar observasi. Lembar

    observasi yang digunakan dalam penelitian terdiri dari lembar observasi

    kegiatan siswa dan lembar observasi kegiatan guru. Secara rinci kisi-kisi

    lembar observasi kegiatan siswa disajikan pada Tabel 5 berikut:

  • 45

    Tabel 5

    Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa

    Jika untuk mengetahui tingkah laku dan kegiatan siswa digunakan lembar

    observasi kegiatan siswa, maka untuk mengetahui tingkah laku dan kegiatan

    digunakan lembar observasi kegiatan guru. Secara rinci kisi-kisi lembar observasi

    kegiatan guru disajikan pada Tabel 6 berikut:

    Tahapan

    Kegiatan

    Aspek yang

    Diamati Indikator

    Kegiatan

    Awal

    Membuka

    Pelajaran

    a. Siswa siap menerima pelajaran.

    b. Siswa dapat menjawab pertanyaan

    apersepsi.

    c. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran.

    Kegiatan

    inti

    Penyampaian

    Materi dan

    Strategi

    Pembelajaran

    a. Siswa memperhatikan penjelasan guru. b. Siswa aktif bertanya tentang materi ajar

    yang dijelaskan.

    Penggunaan

    Model

    Pembelajaran dan

    Pemanfaatan

    Sumber

    Belajar

    a. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang dilakukan oleh guru

    b. Siswa mengemukakan konsep awal tentang konsep yang akan dibahas

    c. Siswa membentuk kelompok d. Siswa bekerja sama dalam memecahkan

    permasalahan yang diberikan guru.

    e. Siswa melakukan pembahasan mengenai hasil kerja kelompok.

    Penilaian Hasil

    Belajar

    a. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru

    b. Siswa mendapatkan reward dari perolahan skor dalam pembelajaran yang telah

    dilakukan.

    Kegiatan

    Akhir

    Mengakhiri

    Pelajaran

    a. Siswa mampu menjawab soal yang diberikan secara lisan.

    b. Siswa mampu menyimpulkan hasil pembelajaran.

  • 46

    Tabel 6

    Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru

    3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

    3.6.1 Uji Validitas

    Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang

    seharusnya diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai

    dengan kriteria yang sudah ditentukan. Uji validitas ini menggunakan uji

    korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap item atau pertanyaan dengan nilai total tes.

    Tahapan

    Kegiatan

    Aspek yang

    Diamati Indikator

    Kegiatan

    Awal

    Membuka

    Pelajaran

    a. Memberikan salam.

    b. Memberikan apersepsi.

    c. Penyampaian tujuan pembelajaran.

    Kegiatan

    inti

    Penyampaian

    Materi dan

    Strategi

    Pembelajaran

    a. Menyiapkan alat peraga yang disesuaikan dengan materi

    b. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uruaian kegiatan sesuai silabus.

    Penggunaan

    Model

    Pembelajaran dan

    Pemanfaatan

    Sumber

    Belajar

    a. Guru menjelaskan materi ajar dengan

    menggunakan model Quantum Learning. b. Siswa didorong mengemukakan pengetahuan

    awal tentang konsep yang akan dibahas

    c. Guru membimbing siswa dalam menemukan konsep terkait dengan materi ajar

    d. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.

    e. Guru memberikan masalah untuk setiap kelompok

    f. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugasnya.

    g. Guru membimbing siswa dalam melakukan pembahasan mengenai hasil kerja kelompok

    Penilaian

    Hasil Belajar

    a. Mengevaluasi hasil belajar

    b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

    mengajukan pertanyaan.

    c. Pemberian penghargaan atas hasil yang dicapai

    siswa.

    Kegiatan

    Akhir

    Mengakhiri

    Pelajaran

    a. Guru memberikan pertanyaan secara lisan

    sebagai bentuk penguatan terhadap materi ajar.

    b. Melakukan bimbingan dalam penarikan

    kesimpulan.

    c. Pemberian tindak lanjut

  • 47

    Bila korelasinya rendah berarti pertanyaan ini tidak bergayut atau harus didrop.

    Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Teknik korelasi

    yang dipakai adalah Corrected Item-Total Correlation dilakukan dengan

    bantuan SPSS 16.0.

    Instrumen tes berupa butir soal pada siklus 1 dan 2 yang akan diberikan

    pada siswa kelas 5 SD Negeri Dukuh 01 yang sebelumnya telah diuji cobakan

    pada siswa kelas 6 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga. Dari 32 siswa kelas 6 SD

    Negeri Dukuh 01 Salatiga didapatkan hasil yang berupa skor dari pekerjaan

    siswa, kemudian dilakukan perhitungan uji validitas instrument hasil dengan

    bantuan SPSS 16.0. Pada siklus 1 dengan 30 butir soal pilihan ganda, setelah

    dilakukan uji validitas diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 25 soal

    dan yang tidak valid sebanyak 5 soal. Karena telah mencukupi kebutuhan soal

    yang akan digunakan dalam siklus 1 yaitu 20 soal. Secara rinci hasil analisis

    validitas uji instrumen tes hasil belajar siklus I disajikan pada Tabel 7 sebagai

    berikut:

    Tabel 7

    Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I

    No Soal Kriteria

    1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17,

    18, 19, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30

    Valid

    15, 16, 20, 21, 24 Tidak Valid

    Pada siklus II dengan 30 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan uji

    validitas diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 24 soal dan yang tidak

    valid sebanyak 6 soal. Secara rinci hasil analisis validitas uji instrumen tes hasil

    belajar siklus II disajikan pada Tabel 8 sebagai berikut:

  • 48

    Tabel 8

    Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II

    No Soal Kriteria

    1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15,

    16, 17, 18, 21, 23, 25, 26, 29, 30

    Valid

    19, 20, 22, 24, 27, 28 Tidak Valid

    3.6.2 Uji Reliabilitas

    Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut menunjukkan

    hasil yang konsisten. Antara reabilitas dan validitas memiliki hubungan yang

    erat, untuk memehuhi syarat reabilitas, suatu soal harus valid dulu. Apabila

    suatu soal memiliki validitas yang tinggi secara otomatis reabilitasnya juga

    tinggi. Namun, jika reabilitasnya tinggi belum tentu validitasnya tinggi. Uji

    reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Menurut

    Sekaran (dalam Priyatno, 2012:98) menyatakan batasan pengujian reabilitas

    sebagai berikut:

    < 0,6 : reabilitas kurang baik

    0,6 - 0,8 : reabilitas dapat diterima

    >0,8 : reabilitas baik

    Hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai instrumen

    evaluasi pada akhir siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 9:

    Tabel 9

    Hasil Reabilitas Instrumen Siklus I

    Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    .930 25

    Berdasarkan Tabel 9 uji reabilitas instrumen yang digunakan untuk

    evaluasi siklus I dapat diketahui bahwa reabilitasnya .930, sehingga termasuk

    dalam kriteria reabilitas baik.

  • 49

    Tabel 10

    Hasil Reabilitas Instrumen Siklus II

    Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    .925 24

    Berdasarkan Tabel 10 uji reabilitas instrumen yang digunakan untuk

    evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa reabilitasnya .925, sehingga termasuk

    dalam kriteria reabilitas baik.

    3.7. Teknik Analisis Data

    Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan menggunakan dua

    analisis, yaitu yang pertama analisis ketuntasan hasil belajar dan yang kedua

    analisis data deskriptif komparatif. Analisis ketuntasan hasil belajar yaitu

    dengan melihat peningkatan ketuntasan hasil belajar pada tahap prasiklus,

    siklus I, dan siklus II. Sedangkan yang kedua analisis data deskriptif komparatif

    yaitu dengan membandingkan hasil belajar belajar pada tahap prasiklus, siklus

    I, dan siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi

    data.

    3.7.1 Data Nilai Siswa

    Nilai perolehan siswa dianalisis dengan menggunakan analisis

    deskriptif dan kualitatif dengan membandingkan antar siklus termasuk

    pra siklus termasuk pra tindakan. Data yang diperoleh diolah dengan cara :

    1. Menghitung jumlah peserta didik yang tuntas belajar, yaitu peserta

    didik dengan nilai 88

    2. Menghitung nilai rata rata kelas

    3. Menghitung prosentase ketuntasan.

    3.7.2 Data Nilai Tugas Individu Siswa

    Kriteria yang digunakan untuk menilai tugas individu adalah

    menggunakan nilai rata-rata seluruh siswa dengan menggunakan rumus:

    X=

    Keterangan :

  • 50

    X : rata-rata

    x : Jumlah nilai semua siswa

    N : Jumlah siswa

    Skala : 0-100

    Hasil nilai rata-rata ditafsirkan dengan berpedoman pada klasifikasi

    sbagai berikut:

    Nilai rata-rata 54 64 = sangat rendah

    Nilai rata-rata 65 75 = rendah

    Nilai rata-rata 77 88 = sedang

    Nilai rata-rata 89 100 = tinggi

    3.7.3 Data Hasil Observasi Guru

    Kriteria yang digunakan untuk menilai persiapan, pelaksanaan dan

    penampilan mengajar guru dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah

    dalam bentuk prosentase, dengan rumus:

    Nilai skor=

    X 100%

    Hasil prosentase ditafsirkan dengan berpedoman pada klasifikasi

    sebagai berikut:

    Prosentase 54% - 64% = kurang baik

    Prosentase 65% - 75% = cukup baik

    Prosentase 77% - 88% = baik

    Prosentase 89% - 100% = sangat baik

    Lembar observasi yang diisi dengan memberi tanda centang (V) jika

    kegiatan tersebut dilakukan. Kriteria yang digunakan untuk menilai siswa

    adalah dalam bentuk lembar observasi siswa. Cara pengisiannya sama seperti

    pada lembar observasi guru.

    Setelah data terkumpul, peneliti menganalisis data dan menggunakan

    analisis deskriptif dengan cara membandingkan hasil belajar matematika siswa

    kelas V SD Negeri Dukuh 01 pada kondisi awal dengan hasil belajar matematika

    pada siklus I dan dibandingkan dengan hasil belajar matematika pada siklus II

    serta dilanjutkan dengan refleksi.

  • 51

    3.8. Indikator Kinerja

    Indikator kinerja berdasarkan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan

    hasil belajar IPA setelah melakukan tindakan dengan penerapan metode

    pembelajaran Quantum Learning. SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga

    menetapkan nilai 65 sebagai KKM pada mata pelajaran IPA. Penerapan

    modelpembelajaran Quantum Learning dinyatakan dapat meningkatkan hasil

    belajar IPAsiswa apabila 85% dari jumlah siswa mendapat nilai 65.

    .