BAB III METODE PENELITIAN -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...
-
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Dukuh 01. Adapun faktor
penghambat dalam proses pembelajaran antara lain; aparatur Sekolah terutama
guru, belum keseluruhan memperoleh kualifikasi pendidikan Strata 1 sehingga
belum memiliki kompetensi akademik secara maksimal, Sarana dan prasarana
masih terbatas (belum optimalnya penggunaan perpustakaan dan laboratorium
sebagai penunjang dalam pembelajaran) dan penggunaan media pembelajaran
yang kurang maksimal sehingga berdampak pada hasil belajar siswa secara
keseluruhan yang belum memenuhi target yang diharapakan dan terbukti dari
hasil belajar peserta didik masih terdapat nilai di bawah standar Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Standar Kompetensi Kelulusan Ujian Akhir
Sekolah Berstandar Nasional (SKLUASBN) masih rendah yang disebabkan
keterbatasan sarana dan prasarana di Sekolah, sehingga Kepala Sekolah selalu
berupaya untuk mengusahakan adanya bantuan/blockgrant sarana dan
prasarana dari pemerintah. Desain penelitian ini dilakukan dengan tahapan-
tahapan tertentu, yaitu sebagai berikut.
1. Permohonan izin, peneliti memohon izin kepada Kepala Sekolah SD
Negeri Dukuh 01. untuk melaksanakan penelitian, serta memohon izin
pula kepada guru kelas V SD Negeri Dukuh 01. untuk melaksanakan
penelitian di kelas tersebut.
2. Observasi, kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui proses belajar
mengajar di kelas V SD Negeri Dukuh 01. serta menemukan masalah-
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
3. Identifikasi masalah mengenai rendahnya hasil belajar peserta didik di
kelas 5 pada pembelajaran IPA.
-
35
4. Menyusun rencana penelitian yang berupa rencana penggunaan
penerapan metode pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
3.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Dukuh
01 sebanyak 34 peserta didik. Secara keseluruhan peserta didik SD Negeri
Dukuh 01. berjumlah 132 anak, yang terdiri dari 6 rombongan belajar
(rombel) dan diampu oleh guru kelas. Keadaan aparatur sekolah di SD Negeri
Dukuh 01. terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 6 orang guru kelas, 1 guru mapel
Pendidikan Agama Islam (PAI), 1 guru mapel Pendidikan Agama kristen, 1
orang guru mapel Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan (
Penjasorkes) dan 1 orang Penjaga Sekolah. Adapun jam efektif sekolah
diawali dengan kegiatan pembiasaan yang dimulai pada pukul 07.00 sampai
pukul 07.30 dan dilanjutkan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang
dimulai pada pukul 07.30 sampai pukul 1.30, kecuali pada hari jumat dan
sabtu pembelajaran berakhir pada pukul 11.00.
Tingkat kecerdasan peserta didik kelas V SD Negeri Dukuh 01.
sangat beragam, ada sebagian yang cerdas dan aktif namun ada sebagian
peserta didik yang pasif. Kondisi sosial ekonomi wali peserta didik sangat
heterogen, yakni sebagian besar bekerja sebagai buruh, petani dan yang
lainnya sebagai pedagang. Mayoritas tingkat pendidikan wali peserta didik
masih rendah yaitu lulusan SD sehingga perhatian dan kesadaran mereka
terhadap pendidikan anak-anaknya juga tergolong kurang.
3.2. Variabel Penelitian
Penggunaan penerapan metode pembelajaran Quantum Learning (x) dan
Meningkatkan hasil belajar siswa (y). Hal ini mengandung arti bahwa
penggunaan penerapan metode pembelajaran Quantum Learning meningkatkan
hasil belajar siswa.
-
36
a. Variabel X (Variabel Bebas )
Pembelajaran Quantum Learning merupakan variabel tindakan
atau disebut variabel X. Pembelajaran Quantum Learning adalah suatu
model pembelajaran yang membiasakan siswa belajar dengan nyaman
dan menyenangkan, serta menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Sehingga diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
dapat meningkatkan prestasi belajar.
b. Variabel Y (Variabel Terikat)
Variabel Y atau veriabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar
(Y). Hasil belajar di sini dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh
siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang
berupa data angka (hasil tes) maupun proses belajar. Hasil belajar
tersebut dapat diketahui melalui tes tertulis pilihan ganda yang diberikan
setelah proses pembelajaran selesai. Pencapaian hasil belajar dapat
diketahui dalam bentuk nilai.
3.3. Model Penelitian
Penelitian yang hendak dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) Kolaboratif yang dalam pelaksanaannya terdapat kolaborasi atau
kerjasama anatara dengan guru kelas. PTK timbul dan dilaksanakan karena
adanya kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga
setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan kesenjangan tersebut tidak ada. Desain
penelitian PTK ini mengikuti desain penelitian tindakan Kurt Lewin (dalam
Wahidmurni dan Nur Ali, 2008: 33), yang terdiri dari empat komponen, yaitu
(1) perencanaan (planning); (2) tindakan (acting); (3) pengamatan (observing);
dan (4) refleksi (reflecting).
a. Planning (Perencanaan)
Dalam tahap ini, perencanaan yang dilakukan seperti menelaah materi
mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Dukuh 01, Semester II Tahun Pelajaran
2015/2016yang akan dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-
indikator pelajaran, persiapan instrument penelitian, persiapan bahan ajar, serta
-
37
persiapan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
disesuaikan dengan silabus kelas V SD Negeri Dukuh 01, Semester II Mata
Pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2015/2016.
b. Acting (pelaksanaan tindakan)
Pelaksanaan penelitian ini dengan melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya yaitu dengan melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan Pembelajaran Quantum Learning. Pelaksanaan tindakan penelitian
ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus yang pertama dilaksanakan dengan
menerapkan Pembelajaran Quantum Learning, dan siklus yang kedua
dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum baik pada siklus
satu.
c. Observasing (Pengamatan)
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru
pengamat saat pembelajaran dan setelah pembelajaran. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan menggunakan rekaman atau foto yang dibantu oleh guru
pangamat atau observer untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika
mengikuti pembelajaran IPA yang menerapkan Pembelajaran Quantum
Learning. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan
Pembelajaran Quantum Learning.
d. Reflecting (Refleksi)
Refleksi dilakukan untuk mengkaji hasil belajar IPA siswa dan hasil
observasi kegiatan yang dilakukan guru serta melihat ketercapaian indikator
kinerja. Ketiga hal ini dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus
dua agar pelaksanaannya lebih efektif. Bentuk penelitian tersebut bila
digambarkan adalah sebagai berikut:
-
38
Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin
Pada Gambar 1 pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 4 tahap yakni
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian yang dilaksanankan
ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar IPA dan menjelaskan alasan
mengapa penerapan Pembelajaran Quantum Learningdapat meningkatkan hasil
belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Dukuh 01Semester II Tahun
Pelajaran 2015/2016.
3.4. Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian dalam bentuk siklus dan dilakukan
secara berulang dan berkesinambungan. Dimana pada setiap siklus terdiri dari
empat tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi,
dan tahap refleksi.
3.4.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan peralatan yang mendukung
proses pembelajaran. Dalam persiapan ini, peneliti menentukan
penggunaan penerapan metode pembelajaran Quantum Learning pada
mata pelajaran IPA. Sebagai bahan penelitian selanjutnya, guru memilih
materi berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
disampaikan kepada siswa, menentukan indikator dan tujuan
pembelajaran, merancang media dan alat peraga, pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa dan merumuskan alat
evaluasi kemudian dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
Reflecting
(Refleksi)
Observing
(Pengamatan)
Planning
(Perencanaan)
Acting
(Tindakan)
-
39
3.4.2 Tahap Pelaksanaan
Siklus I.
1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning) Pada tahap ini guru :
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran. IPA dengan KD: 6.1 Membuat suatu karya/model
misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana menerapkan
sifat-sifat cahaya.
b. Menyiapkan media/alat peraga pembelajaran yang dibutuhkan.
c. Membuat lembar observasi.
d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap ini guru :
a. Kegiatan awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
d. Evaluasi
3. Tahap Observasi (Observing) Pada tahap ini guru :
a. Memonitor kegiatan siswa secara individu maupun kelompok
b. Membantu siswa jika menemui kesulitan
c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa.
4. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini guru :
a. Membahas dan mengevaluasi hasil pembelajaran
b. sebagai dasar perlu atau tidak melaksanakan siklus kedua. Jika
pada siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
pada mata pelajaran IPA materi batuan dengan menggunakan
penerapan metode pembelajaran Quantum Learning). Maka perlu
dilanjutkan dengan siklus II. Adapun tahapan pada Siklus II adalah
sebagai berikut:
Siklus II
1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning) Pada tahap ini guru :
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA dengan KD: 6.2 Mendeskrisikan sifat-sifat cahaya.
-
40
b. Menyiapkan media/alat peraga pembelajaran yang dibutuhkan
c. Membuat lembar observasi.
d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap ini guru :
a. Kegietan awal
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Akhir
d. Evaluasi
3. Tahap Observasi (Observing) Pada tahap ini guru :
a. Memonitor dan membantu siswa jika menemui kesulitan
b. Membantu siswa jika menemui kesulitan
c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa.
3.4.3 Tahap Observasi
Observasi dilakukan oleh observer secara kolaboratif pada saat
pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran yang berlangsung di
kelas. Semua temuan dicatat oleh observer sebagai bahan penelitian.
Adapun hal-hal yang diamati dalam kegiatan tersebut adalah mengenai
RPP, LKS, lembar observasi guru, dan lembar observasi siswa, pada saat
proses pembelajaran IPA dengan menggunakan penerapan metode
pembelajaran Quantum Learningyang dilaksanakan oleh peneliti. Selain
itu, diamati juga pemahaman siswa tentang materi pembelajaran
tersebut, apakah lebih baik ataukah sebaliknya. Dengan demikian,
pelaksanaan observasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengenali, merekam, mencatat, dan mendokumentasikan setiap tindakan
dari proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti
tersebut.
3.4.4 Tahap Refleksi
Observer secara kolaboratif melakukan refleksi melalui data-data
yang diperoleh dari lembar pengamatan, bukti dokumen dan hasil belajar
siswa yang diamati dan dianalisis oleh observer. Berdasarkan data-data
tersebut apakah pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran sudah
-
41
mampu mencapai semua indikator yang sudah dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran, ataukah belum mampu mencapai tujuan pembelajaran
tersebut. Jika dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus satu
ditemukan beberapa kekurangan-kekurangan seperti siswa kurang aktif,
motivasi belajar siswa kurang, dan hasil belajar siswa tidak meningkat
pada pembelajaran IPA dengan menggunakan penerapan metode
pembelajaran Quantum Learning tersebut, maka perlu adanya
komunikasi antara peneliti dan observer untuk memecahkan
permasalahan jika nilai rata-rata nilai yang diperoleh masih di bawah
nilai yang diharapkan. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah
dengan mengadakan perbaikan proses pembelajaran pada siklus dua dan
seterusnya, dimana pada akhir pembelajaran dilakukan uji kopetensi
(Tes) yang telah disiapkan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana
tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan penerapan metode pembelajaran Quantum Learning),
yang diharapkan dapat mencapai nilai target yang ditentukan.
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini digunakan tiga teknik,
yaitu dokumentasi, observasi, dan tes tertulis. Dokumentasi dalam penelitian
ini dipilih untuk mengetahui jumlah siswa dan kondisi sekolah. Teknik
observasi dipilih untuk mendapatkan data tentang tingkah laku dan kegiatan
siswa serta guru saat proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
Quantum Learning. Observasi ini berjalan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan tindakan. Teknik yang terakhir yaitu tes tertulis. Tes tertulis dalam
bentuk pilihan ganda ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil
belajar IPA siswasetelah melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkanpembelajaran Quantum Learning.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini diwujudkan dalam
butir-butir soal tes formatif berbentuk pilihan ganda, lembar observasi kegiatan
-
42
siswa dan lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran. Soal tes
formatif berbentuk pilihan ganda dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil
belajar IPA siswa. Lembar observasi kegiatan siswa dan guru dimaksudkan
untuk mengetahui dan mendapatkan data tentang tingkah laku dan kegiatan
siswa serta guru saat proses pembelajaran dengan menggunakan langkah-
langkah pembelajaran yang digunakan dalam penelitian.
3.5.2.1 Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar yang diwujudkan dalam butir-butir soal tes formatif
berbentuk pilihan ganda pada siklus I dan II masing-masing berjumlah 20 soal.
Soal tes pada siklus I dan siklus II diambil dari SK dan KD yang sama, yaituSK
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi, dan KD 2.1 Mengenal aktivitas
ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya.
Perbedaan soal tes pada siklus I dan siklus II terletak pada indikator yang ingin
dicapai dalam pembelajaran. Secara rinci kisi-kisi soal tes formatif siklus I
disajikan pada Tabel 3berikut:
-
43
Tabel 3
Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus I
SK: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model KD: 6.1 Membuat suatu karya/model misalnya periskop atau
lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
Indikator Item Soal
Nomor
Soal
Jumlah
Soal
Merumuskan pengertian Cahaya
Merumuskan jenis-jenis cahaya
Memberikan contoh jenis-jenis cahaya
Merumuskan bukti perambatan cahaya
Memberikan contoh perambatan
cahaya lurus
Merumuskan bentuk pembiasan
cahaya
Memberikan contoh bentuk pembiasan
cahaya
Merumuskan bentuk-bentuk benda
bening
Memberikan contoh bentuk benda
bening
Menyebutkan hasil pemantulan cahaya
dari cermin
1, 3
2, 12
4, 11
5, 13
6, 14
7, 15
16, 20
10, 17
8, 18
9, 19
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Pada soal tes formatif siklus I terdapat 10 indikator dan diwujudkan ke
dalam 20 soal yang tersebar merata. Hal ini berbeda dengan siklus II yang
memiliki 7 indikator dan diwujudkan ke dalam 20 soal yang memiliki
komposisi jumlah soal berbeda. Secara rinci kisi-kisi soal tes formatif siklus II
disajikan pada Tabel 4 berikut:
-
44
Tabel 4
Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus II
SK: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model KD:6.2 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator
Item Soal
Nomor
Soal Jumlah Soal
Merumuskanpengertian Pembiasan
cahaya
Memberikan contoh pembiasan cahaya
Memberikan contoh pembiasan cahaya
pada benda-benda
Memberikan contoh perambatan cahaya
Memberikan pengertian periskop
Menyebutkan urutan warna pelangi
yang benar
Menyebutkan jenis-jenis cermin
Menyebutkan kegunaan macam-macam
cermin
1, 3, 7
2, 4, 6
5, 9, 12
11, 15
13, 16, 19
8, 10, 17, 20
14, 18
3
3
3
2
3
4
2
3.5.2.2 Lembar Observasi
Dalam penelitian ini, tingkah laku dan kegiatan guru serta siswa saat
pembelajaran berlangsung perlu diperhatikan. Untuk mengetahui dan
mendapatkan data tersebut, maka digunakan lembar observasi. Lembar
observasi yang digunakan dalam penelitian terdiri dari lembar observasi
kegiatan siswa dan lembar observasi kegiatan guru. Secara rinci kisi-kisi
lembar observasi kegiatan siswa disajikan pada Tabel 5 berikut:
-
45
Tabel 5
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa
Jika untuk mengetahui tingkah laku dan kegiatan siswa digunakan lembar
observasi kegiatan siswa, maka untuk mengetahui tingkah laku dan kegiatan
digunakan lembar observasi kegiatan guru. Secara rinci kisi-kisi lembar observasi
kegiatan guru disajikan pada Tabel 6 berikut:
Tahapan
Kegiatan
Aspek yang
Diamati Indikator
Kegiatan
Awal
Membuka
Pelajaran
a. Siswa siap menerima pelajaran.
b. Siswa dapat menjawab pertanyaan
apersepsi.
c. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran.
Kegiatan
inti
Penyampaian
Materi dan
Strategi
Pembelajaran
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru. b. Siswa aktif bertanya tentang materi ajar
yang dijelaskan.
Penggunaan
Model
Pembelajaran dan
Pemanfaatan
Sumber
Belajar
a. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang dilakukan oleh guru
b. Siswa mengemukakan konsep awal tentang konsep yang akan dibahas
c. Siswa membentuk kelompok d. Siswa bekerja sama dalam memecahkan
permasalahan yang diberikan guru.
e. Siswa melakukan pembahasan mengenai hasil kerja kelompok.
Penilaian Hasil
Belajar
a. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru
b. Siswa mendapatkan reward dari perolahan skor dalam pembelajaran yang telah
dilakukan.
Kegiatan
Akhir
Mengakhiri
Pelajaran
a. Siswa mampu menjawab soal yang diberikan secara lisan.
b. Siswa mampu menyimpulkan hasil pembelajaran.
-
46
Tabel 6
Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
seharusnya diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai
dengan kriteria yang sudah ditentukan. Uji validitas ini menggunakan uji
korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap item atau pertanyaan dengan nilai total tes.
Tahapan
Kegiatan
Aspek yang
Diamati Indikator
Kegiatan
Awal
Membuka
Pelajaran
a. Memberikan salam.
b. Memberikan apersepsi.
c. Penyampaian tujuan pembelajaran.
Kegiatan
inti
Penyampaian
Materi dan
Strategi
Pembelajaran
a. Menyiapkan alat peraga yang disesuaikan dengan materi
b. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uruaian kegiatan sesuai silabus.
Penggunaan
Model
Pembelajaran dan
Pemanfaatan
Sumber
Belajar
a. Guru menjelaskan materi ajar dengan
menggunakan model Quantum Learning. b. Siswa didorong mengemukakan pengetahuan
awal tentang konsep yang akan dibahas
c. Guru membimbing siswa dalam menemukan konsep terkait dengan materi ajar
d. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
e. Guru memberikan masalah untuk setiap kelompok
f. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugasnya.
g. Guru membimbing siswa dalam melakukan pembahasan mengenai hasil kerja kelompok
Penilaian
Hasil Belajar
a. Mengevaluasi hasil belajar
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan.
c. Pemberian penghargaan atas hasil yang dicapai
siswa.
Kegiatan
Akhir
Mengakhiri
Pelajaran
a. Guru memberikan pertanyaan secara lisan
sebagai bentuk penguatan terhadap materi ajar.
b. Melakukan bimbingan dalam penarikan
kesimpulan.
c. Pemberian tindak lanjut
-
47
Bila korelasinya rendah berarti pertanyaan ini tidak bergayut atau harus didrop.
Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Teknik korelasi
yang dipakai adalah Corrected Item-Total Correlation dilakukan dengan
bantuan SPSS 16.0.
Instrumen tes berupa butir soal pada siklus 1 dan 2 yang akan diberikan
pada siswa kelas 5 SD Negeri Dukuh 01 yang sebelumnya telah diuji cobakan
pada siswa kelas 6 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga. Dari 32 siswa kelas 6 SD
Negeri Dukuh 01 Salatiga didapatkan hasil yang berupa skor dari pekerjaan
siswa, kemudian dilakukan perhitungan uji validitas instrument hasil dengan
bantuan SPSS 16.0. Pada siklus 1 dengan 30 butir soal pilihan ganda, setelah
dilakukan uji validitas diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 25 soal
dan yang tidak valid sebanyak 5 soal. Karena telah mencukupi kebutuhan soal
yang akan digunakan dalam siklus 1 yaitu 20 soal. Secara rinci hasil analisis
validitas uji instrumen tes hasil belajar siklus I disajikan pada Tabel 7 sebagai
berikut:
Tabel 7
Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I
No Soal Kriteria
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17,
18, 19, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30
Valid
15, 16, 20, 21, 24 Tidak Valid
Pada siklus II dengan 30 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan uji
validitas diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 24 soal dan yang tidak
valid sebanyak 6 soal. Secara rinci hasil analisis validitas uji instrumen tes hasil
belajar siklus II disajikan pada Tabel 8 sebagai berikut:
-
48
Tabel 8
Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II
No Soal Kriteria
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15,
16, 17, 18, 21, 23, 25, 26, 29, 30
Valid
19, 20, 22, 24, 27, 28 Tidak Valid
3.6.2 Uji Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut menunjukkan
hasil yang konsisten. Antara reabilitas dan validitas memiliki hubungan yang
erat, untuk memehuhi syarat reabilitas, suatu soal harus valid dulu. Apabila
suatu soal memiliki validitas yang tinggi secara otomatis reabilitasnya juga
tinggi. Namun, jika reabilitasnya tinggi belum tentu validitasnya tinggi. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Menurut
Sekaran (dalam Priyatno, 2012:98) menyatakan batasan pengujian reabilitas
sebagai berikut:
< 0,6 : reabilitas kurang baik
0,6 - 0,8 : reabilitas dapat diterima
>0,8 : reabilitas baik
Hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai instrumen
evaluasi pada akhir siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 9:
Tabel 9
Hasil Reabilitas Instrumen Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.930 25
Berdasarkan Tabel 9 uji reabilitas instrumen yang digunakan untuk
evaluasi siklus I dapat diketahui bahwa reabilitasnya .930, sehingga termasuk
dalam kriteria reabilitas baik.
-
49
Tabel 10
Hasil Reabilitas Instrumen Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.925 24
Berdasarkan Tabel 10 uji reabilitas instrumen yang digunakan untuk
evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa reabilitasnya .925, sehingga termasuk
dalam kriteria reabilitas baik.
3.7. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan menggunakan dua
analisis, yaitu yang pertama analisis ketuntasan hasil belajar dan yang kedua
analisis data deskriptif komparatif. Analisis ketuntasan hasil belajar yaitu
dengan melihat peningkatan ketuntasan hasil belajar pada tahap prasiklus,
siklus I, dan siklus II. Sedangkan yang kedua analisis data deskriptif komparatif
yaitu dengan membandingkan hasil belajar belajar pada tahap prasiklus, siklus
I, dan siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi
data.
3.7.1 Data Nilai Siswa
Nilai perolehan siswa dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif dan kualitatif dengan membandingkan antar siklus termasuk
pra siklus termasuk pra tindakan. Data yang diperoleh diolah dengan cara :
1. Menghitung jumlah peserta didik yang tuntas belajar, yaitu peserta
didik dengan nilai 88
2. Menghitung nilai rata rata kelas
3. Menghitung prosentase ketuntasan.
3.7.2 Data Nilai Tugas Individu Siswa
Kriteria yang digunakan untuk menilai tugas individu adalah
menggunakan nilai rata-rata seluruh siswa dengan menggunakan rumus:
X=
Keterangan :
-
50
X : rata-rata
x : Jumlah nilai semua siswa
N : Jumlah siswa
Skala : 0-100
Hasil nilai rata-rata ditafsirkan dengan berpedoman pada klasifikasi
sbagai berikut:
Nilai rata-rata 54 64 = sangat rendah
Nilai rata-rata 65 75 = rendah
Nilai rata-rata 77 88 = sedang
Nilai rata-rata 89 100 = tinggi
3.7.3 Data Hasil Observasi Guru
Kriteria yang digunakan untuk menilai persiapan, pelaksanaan dan
penampilan mengajar guru dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah
dalam bentuk prosentase, dengan rumus:
Nilai skor=
X 100%
Hasil prosentase ditafsirkan dengan berpedoman pada klasifikasi
sebagai berikut:
Prosentase 54% - 64% = kurang baik
Prosentase 65% - 75% = cukup baik
Prosentase 77% - 88% = baik
Prosentase 89% - 100% = sangat baik
Lembar observasi yang diisi dengan memberi tanda centang (V) jika
kegiatan tersebut dilakukan. Kriteria yang digunakan untuk menilai siswa
adalah dalam bentuk lembar observasi siswa. Cara pengisiannya sama seperti
pada lembar observasi guru.
Setelah data terkumpul, peneliti menganalisis data dan menggunakan
analisis deskriptif dengan cara membandingkan hasil belajar matematika siswa
kelas V SD Negeri Dukuh 01 pada kondisi awal dengan hasil belajar matematika
pada siklus I dan dibandingkan dengan hasil belajar matematika pada siklus II
serta dilanjutkan dengan refleksi.
-
51
3.8. Indikator Kinerja
Indikator kinerja berdasarkan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan
hasil belajar IPA setelah melakukan tindakan dengan penerapan metode
pembelajaran Quantum Learning. SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga
menetapkan nilai 65 sebagai KKM pada mata pelajaran IPA. Penerapan
modelpembelajaran Quantum Learning dinyatakan dapat meningkatkan hasil
belajar IPAsiswa apabila 85% dari jumlah siswa mendapat nilai 65.
.