(KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam...

93
i PREVALENSI, KESADARAN, DAN TERAPI RESPONDEN HIPERTENSI DI DUKUH SEMBIR, MADUREJO, PRAMBANAN, SLEMAN, YOGYAKARTA (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Greta Paulina NIM : 118114079 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam...

Page 1: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

i

PREVALENSI, KESADARAN, DAN TERAPI RESPONDEN HIPERTENSI DI

DUKUH SEMBIR, MADUREJO, PRAMBANAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

(KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Greta Paulina

NIM : 118114079

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

iv

PERSEMBAHAN

But the Lord stood with me and strengthened me (2 Timothy 4:17)

Karya kecil ini kupersembahkan untuk : My Holy Father, Jesus Christ

Papa, mama dan keluarga tercinta My Sister, Gracia Stefani

Teman-teman FSM B 2011 dan FKK A 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

v

PRAKATA

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas penyertaan dan karuniaNya, skripsi yang berjudul “Prevalensi, Kesadaran, dan

Terapi Responden Hipertensi Di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman,

Yogyakarta (Kajian Faktor Risiko Kesehatan)” dapat diselesaikan untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dari

berbagai pihak. Maka, dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah mendukung penelitian.

2. Bapak Jumadi selaku Kepala Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman,

Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat

di Dukuh Sembir.

3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

4. Ibu Dr. Rita Suhadi, MSi., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing

serta memberi saran dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Aris Widayati, MSi., Apt., PhD. dan Maria Wisnu Donowati, MSi., Apt. selaku

dosen penguji yang telah memberi dukungan serta bimbingan hingga

terselesaikannya skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

vi

6. Bapak, Ibu, Kakak serta keluarga yang telah memberikan dukungan, kasih sayang,

dan doa hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Teman-teman seperjuangan Yovica, Tessa, Meilisa, Oppi, Gita, Yudist, Niken,

Danik, Shinta, Agesty, Berna atas kebersamaan dan kerjasamanya.

8. Ester, Canly, dan semua teman-teman terbaikku yang selalu memberikan

dukungan di saat peneliti lelah mengerjakan skripsi ini.

9. Teman-teman FKK A 2011 yang sudah menemani dalam proses perkuliahan

selama ini.

10. Seluruh dosen, laboran, karyawan yang sudah membantu dan mendukung dalam

proses perkuliahan maupun praktikum selama ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu dalam proses

perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

menyempurnakan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca sekalian. Terima kasih dan Tuhan Yesus memberkati.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

ix

INTISARI

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten

(≥140/90 mmHg). Masyarakat Dukuh Sembir memiliki tingkat kesadaran

(awareness) rendah terhadap hipertensi. Faktor risiko kesehatan yang meliputi

aktivitas fisik, merokok, pola makan, BMI, alkohol, riwayat penyakit dapat

dikendalikan untuk memperoleh tekanan darah yang stabil. Tujuan penelitian adalah

mengobservasi prevalensi hipertensi, tingkat kesadaran akan hipertensi, dan terapi

hipertensi serta melakukan kajian faktor risiko kesehatan. Hipotesis penelitian ini

adanya pengaruh dari faktor risiko kesehatan terhadap prevalensi, kesadaran, dan

terapi responden hipertensi. Jenis penelitian yang dilakukan observasional, bentuk

survei farmakoepidemiologi dengan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel

dilakukan secara purposive sampling pada bulan April 2014 di Dukuh Sembir.

Responden penelitian berumur ≥40 tahun. Pengukuran yang dilakukan meliputi

tekanan darah, body mass index. Hipotesis di uji dengan Chi Square. Hasil dari

penelitian menunjukkan prevalensi masyarakat menderita hipertensi 55,8%;

masyarakat sadar menderita hipertensi 29,1%; masyarakat yang melakukan terapi

hipertensi rutin 2,6% dan 14,7% jarang. Dilakukan subanalisis pada faktor risiko

merokok, tetapi yang dianalisis hanya responden laki-laki. Faktor risiko yang

mempengaruhi prevalensi hipertensi adalah merokok dengan OR 2,33(95% Cl: 1,01-

5,36), tingkat kesadaran hipertensi adalah merokok, pola makan, dan BMI dengan OR

0,35(95% Cl: 0,16-0,76), OR 4,60(95% Cl: 1,25-16,91, dan OR 0,47(95% Cl: 0,23-

0,95). Tidak ada faktor risiko yang mempengaruhi terapi responden hipertensi di

Dukuh Sembir.

Kata kunci: Hipertensi, Kesadaran, Faktor Risiko Kesehatan Hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

x

ABSTRACT

Hypertension is the persistently increased of arterial blood pressure (≥140/90

mmHg). Dukuh Sembir has low level of awareness for hypertension. One of the

efforts to maintain stable blood pressure is by preventing risk factors that lead to

hypertension. Health risk factors include physical activity, smoking, diet, BMI,

alcohol, history of the disease can be controlled to maintain the stability of blood

pressure. The purpose of this study is to observe the prevalence, awareness level of

hypertension, therapy and risk factors of hypertension towards prevalence, awareness,

therapy of hypertension and health risk factor . The hypothesis of this study is the

influence of health risk factors towards prevalence, awareness, and therapy of

hypertensive respondents. The type of research conducted is observational, which is

pharmacoepidemiology survey with cross-sectional design. Age of respondents is

about ≥40 years old, based on purposive sampling taken April 2014 in Dukuh Sembir.

Measurements performed including blood pressure, body mass index. Hypothesis

tested using Chi Square test. The results of the study in Dukuh Sembir showed that

55.8% has hypertension, 29.1% aware of hypertension, 2.6% (routine) and 14.7%

(rarely) do the therapy of hypertension. Sub analysis was performed for smoking risk

factor. However, the subject used only male The Risk factors affecting prevalence of

hypertension is smoking, with OR value 2.33 (95% CI: 1.01 to 5.36), awareness level

of hypertension is smoking, diet, and BMI with OR value OR 0,35(95% Cl: 0,16-

0,76), OR 4,60(95% Cl: 1,25-16,91, and OR 0,47(95% Cl: 0,23-0,95), and no risk

factors influencing therapy hypertensive respondents in Dukuh Sembir.

Keywords: Hypertension, Awareness, Health Risk Factors of Hypertension.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................. iv

PRAKATA.................................................................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................................................

vii

viii

INTISARI.................................................................................................................... ix

ABSTRACT......................................... ............. ............. ............. .............................. x

DAFTAR ISI............................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. xv

DAFTAR TABEL....................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................... xviii

BAB I. PENGANTAR................................................................................................ 1

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1

1. Rumusan masalah............................................................................................... 4

2. Keaslian penelitian............................................................................................. 4

3. Manfaat penelitian.............................................................................................. 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

xii

B. Tujuan Penelitian.................................................................................................... 8

1. Tujuan umum..................................................................................................... 8

2. Tujuan khusus.................................................................................................... 8

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA........................................................................ 9

A. Hipertensi............................................................................................................... 9

B. Penatalaksanaan terapi hipertensi...........................................................................

1. Terapi non farmakologi......................................................................................

2. Terapi Farmakologi............................................................................................

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi........................................................

1. Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol............................................................

2. Faktor risiko yang dapat dikontrol.....................................................................

11

11

12

13

13

13

D. Pengukuran Tekanan Darah.................................................................................... 17

E. Teori The ‘Rule of Halves’..................................................................................... 18

F. Profil Tempat Penelitian......................................................................................... 18

G. Landasan Teori....................................................................................................... 19

H. Hipotesis................................................................................................................. 20

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................................ 21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................................. 21

B. Definisi Operasional............................................................................................... 22

C. Subyek Penelitian................................................................................................... 24

D. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................................. 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

xiii

E. Ruang Lingkup Penelitian...................................................................................... 24

F. Teknik Pengambilan Sampel.................................................................................. 25

G. Instrumen Penelitian............................................................................................... 26

H. Tata Cara Penelitian................................................................................................. 26

1. Observasi awal................................................................................................... 26

2. Permohonan ijin dan kerja sama........................................................................

3. Pembuatan inform consent dan leaflet...............................................................

4. Seleksi dan penetapan calon responden.............................................................

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian...................................................

6. Pengukuran tekanan darah..................................................................................

7. Penjelasan hasil pemeriksaan.............................................................................

8. Pengumpulan data..............................................................................................

I. Analisis Data Penelitian..........................................................................................

J. Pembuktian Hipotesis.............................................................................................

K. Kesulitan Penelitian................................................................................................

26

27

27

27

28

29

29

30

31

33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 34

A. Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi...................................... 40

B. Faktor Risiko Kesehatan terhadap Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi

Responden Hipertensi Di Dukuh Sembir.................................................................

42

1. Aktivitas fisik...................................................................................................... 42

2. Merokok.............................................................................................................. 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

xiv

3. Pola Makan.........................................................................................................

4. BMI (Body Mass Index)......................................................................................

5. Riwayat penyakit.................................................................................................

45

46

48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 50

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 50

B.Saran.......................................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 51

LAMPIRAN................................................................................................................ 55

BIOGRAFI PENULIS................................................................................................. 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan profil subyek yang akan diamati dalam penelitian

prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi berdasarkan

faktor risiko kesehatan di Sleman, Yogyakarta berdasarkan

teori ‘Rule of Halves’..................................................................... 24

Gambar 2. Bagan Penelitian Payung............................................................... 25

Gambar 3. Alur Cara Kerja.......................................................................... 26

Gambar 4. Bagan Hipotesis ........................................................................ 32

Gambar 5. Faktor Risiko Subyek dalam Penelitian berdasarkan

teori ‘Rule of Halves’.................................................................. 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I.

Tabel II.

Tabel III.

Tabel IV.

Tabel V.

Tabel VI.

Tabel VII.

Tabel VIII.

Tabel IX.

Tabel X.

Tabel XI.

Klasifikasi Tingkat Tekanan darah (mmHg).........................

Definisi Operasional Penelitian di Dukuh Sembir ...............

Karakteristik Penelitian di Dukuh Sembir.............................

Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada

Umur dan Faktor Risiko Kesehatan Responden Penelitian

di Dukuh Sembir....................................................................

Perbandingan Umur dengan Hipertensi pada Responden

Penelitian di Dukuh Sembir...................................................

Proporsi Jenis Kelamin pada Responden Hipertensi di

Dukuh Sembir........................................................................

Terapi Responden Hipertensi di Dukuh Sembir....................

Terapi Obat Hipertensi Responden Penelitian di Dukuh

Sembir....................................................................................

Pengaruh Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Hipertensi

dengan Aktivitas Fisik di Dukuh Sembir..............................

Pengaruh Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Hipertensi

dengan Merokok di Dukuh Sembir.......................................

Pengaruh Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Hipertensi

10

22

34

36

39

39

41

42

43

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

xvii

Tabel XII

Tabel XIII.

dengan Mengatur Pola Makan di Dukuh Sembir..................

Pengaruh Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Hipertensi

dengan BMI di Dukuh Sembir..............................................

Pengaruh Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Hipertensi

dengan Riwayat Penyakit di Dukuh Sembir..........................

46

47

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian................................................................ 55

Lampiran 2. Ethical Clearance.................................................................. 57

Lampiran 3. Inform Consent....................................................................... 59

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Uji Realibilitas Instrumen Penelitian.....................................

Validasi Timbangan Berat Badan..........................................

64

65

Lampiran 6. Leaflet Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi responden

Hipertensi Berdasarkan Kajian Faktor Risiko Kesehatan

dan Sosio-Ekonomi di Kabupaten Sleman............................

67

Lampiran 7. Bukti Pelatihan Sphygmomanometer..................................... 68

Lampiran 8. SOP Pengukuran Tekanan Darah........................................... 79

Lampiran 9.

Lampiran 10.

Lampiran 11

CRF (Case Report Form).......................................................

Uji Post Hoc pada Kategori Umur Responden Penelitian

................................................................................................

Pedoman Wawancara Berdasarkan CRF...............................

70

71

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Penyakit degeneratif bukan suatu penyakit menular merupakan faktor utama

masalah morbiditas dan mortalitas. Pada abad ke-21 ini diperkirakan terjadi

peningkatan kejadian dan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM), yang

merupakan tantangan utama masalah kesehatan di masa yang akan datang. WHO

memperkirakan, pada tahun 2020 PTM akan menyebabkan 73% kematian dan 60%

dari keseluruhan penyakit di dunia. Diperkirakan negara yang paling merasakan

dampaknya adalah negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2005).

Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini

adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer. Menurut Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% pada

umur 18 tahun ke atas. Penduduk yang mengetahui dirinya terkena penyakit

hipertensi sebanyak 7,2% dan penduduk yang melakukan terapi hipertensi sebanyak

0,4%. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sisanya pada

jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Hipertensi merupakan gangguan sistem

peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal,

yaitu melebihi 140/90 mmHg. Data Riskesdas menyebutkan hipertensi sebagai

penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai

6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia (Departemen

Kesehatan RI, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

2

Menurut WHO pada tahun 2011, di Indonesia penduduk pria 42,7% dan

wanita 39,2% terdeteksi sebagai responden hipertensi. Prevalensi hipertensi tertinggi

di Indonesia di Pulau Jawa dan Sumatera (Departemen Kesehatan RI, 2012).

Penyakit hipertensi masuk dalam peringkat 3 dari 10 besar penyakit pada

Puskesmas di DIY pada bulan januari sampai dengan Desember 2012, dari 10 besar

tersebut penyakit hipertensi sebagai penyakit degeneratif pertama yang banyak

dialami oleh penduduk DIY. Hasil Riset kesehatan daerah menunjukkan propinsi

DIY masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak (Dinas

Kesehatan DIY, 2013).

Hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan

mengendalikan faktor risiko. Caranya, pertahankan berat badan dalam kondisi

normal. Atur pola makan, dengan mengkonsumsi makan rendah garam dan rendah

lemak serta perbanyak konsumsi sayur dan buah. Lakukan olahraga dengan teratur.

Atasi strees dan emosi, hentikan kebiasaan merokok, hindari minuman beralkohol,

dan periksa tekanan darah secara berkala (Departemen Kesehatan RI, 2010).

Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik 3

hingga 4 kali lipat dan keseluruhan risiko kardiovaskular 2 sampai 3 kali lipat.

Insiden stroke meningkat sekitar 3 kali lipat pada pasien pra hipertensi dan sekitar 8

kali lipat pada mereka dengan pasti hipertensi. Telah diperkirakan bahwa 40% dari

kasus infark miokard akut atau stroke dapat disebabkan oleh hipertensi (WHO, 2003).

Kebanyakan orang juga sering tidak sadar dengan karakter penyakit ini.

Ketika tekanan darah responden hipertensi sudah normal setelah menggunakan obat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

3

responden sering menganggap kesembuhannya permanen. Padahal, sekali terkena

hipertensi, penyakit itu hanya dapat dikontrol tekanan darahnya dan tidak dapat

disembuhkan. Kesadaran masyarakat untuk melakukan kontrol tekanan darah masih

jauh dari yang diharapkan. Hal ini kemungkinan karena meningkatnya tekanan darah

tidak menunjukkan gejala-gejala, di samping kurangnya pengetahuan terkait

hipertensi (WHO, 2003).

Meningkatnya tekanan darah selain dipengaruhi oleh faktor keturunan,

beberapa penelitian menunjukkan, erat pengaruhnya dengan perilaku responden.

Perilaku santai yang ditandai dengan lebih tingginya asupan kalori dan kurang

aktivitas fisik merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung, yang biasanya

didahului dengan meningkatnya tekanan darah. Hal ini menunjukkan betapa

seriusnya permasalahan peningkatan hipertensi yang sedang terjadi di Indonesia, Jika

tidak diikuti dengan peningkatan pengetahuan kesehatan yang berkaitan dengan

perilaku (WHO, 2003).

Pada survei pendahuluan, kepala Dukuh Sembir menyatakan bahwa

masyarakat Dukuh Sembir merupakan kelompok masyarakat yang kurang peduli

terhadap kesehatan. Masyarakat lebih berfokus pada pekerjaannya, salah satu alasan

masyarakat lebih memilih bekerja daripada melakukan upaya pemeliharaan kesehatan

mereka. Keadaan ini dapat dipicu karena rendahnya tingkat kesadaran (awareness)

terhadap penyakit hipertensi dan upaya pemeliharaan kesehatan yang minim pula.

Belum ada upaya yang berarti dari masyarakat maupun pemerintah untuk

meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Dukuh Sembir, yang ditunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

4

dengan jauhnya puskesmas dan rumah sakit. Selain itu juga berdasarkan data hasil

pelayanan kesehatan yang dilakukan pada bulan Juni 2013, dari 100 pasien sebanyak

18 orang menderita hipertensi stadium I dan 19 orang menderita hipertensi stadium II

(BEMF, 2013).

Pola hidup, aktivitas fisik serta faktor risiko lainnya merupakan salah satu

kunci utama dalam perawatan dan pengendalian tekanan darah, sehingga aspek ini

menjadi masalah yang bersifat esensial, apalagi dengan melihat tingkat kesadaran

(awareness) dari penderita hipertensi masyarakat dukuh yang sangat rendah serta

pola hidup masyarakat Dukuh Sembir yang tidak pernah peduli dengan pribadinya

sendiri yang sebagai faktor risiko hipertensi. Selain dari data pelayanan kesehatan

menunjukkan banyaknya masyarakat menderita hipertensi. Oleh karena itu, peniliti

melakukan penelitian di Dukuh Sembir, Madurejo.

1. Rumusan masalah

a. Berapa proporsi prevalensi hipertensi, tingkat kesadaran akan hipertensi, dan

terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir?

b. Apakah faktor risiko kesehatan meliputi aktivitas fisik, merokok, pola makan,

BMI, dan riwayat penyakit berpengaruh terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi

responden hipertensi di Dukuh Sembir?

2. Keaslian penelitian

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan prevalensi, kesadaran, dan terapi

dengan kajian risiko kesehatan hipertensi yang telah dipublikasikan antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

5

a. Trends in prevalence, awareness, therapy, and control of hypertension, and the

risk of mortality among middle-aged Lithuanian urban population in 1983–2009

(Reklaitiene, Tamosiunas, Virviciute, Baceviciene and Luksiene, 2012). Penelitian

tersebut menggunakan data yang diambil secara acak atau random yaitu 2.218 laki-

laki dan 2.491 perempuan. Hasil yang didapatkan ada peningkatan yang signifikan

pada kesadaran hipertensi di antara pria dan wanita (45,0-64,4% dan 47,7-72,3%,

masing-masing) hipertensi dan pada pasien hipertensi yang dirawat (55,4-68,3% pada

pria dan 65,6-86,2% pada wanita). Analisis menunjukkan pengaruh dosis dengan

respon yang kuat antara tingkat tekanan darah dan semua penyebab, CVD, PJK dan

risiko stroke-kematian pada laki-laki dan kelompok perempuan.

b. Prevalence and Risk Factors for Hypertension in Adults Living in Central

Development Region of Nepal (Chataut, Adhikari, Sinha, 2011) menggunakan studi

cross sectional, total 527 subyek (laki-laki 214 dan perempuan 313), subyek yang

diambil umur ≥18tahun. Secara keseluruhan prevalensi hipertensi adalah 22,4% (laki-

laki: 32,7% dan perempuan:15,3%). Dari hasil analisis menunjukkan pengaruh yang

signifikan dengan faktor-faktor risiko yaitu hipertensi dengan jenis kelamin, umur,

aktivitas fisik, indeks massa tubuh (BMI), merokok dan konsumsi alkohol.

c. Prevalence of hypertension and its risk factors in southwest Ethiopia: a hospital-

based cross-sectional survey (Gudina, Michael, Assegid, 2013) dilakukan dengan

metode cross- sectional berbasis rumah sakit dilakukan pada 734 peserta yang

berumur 15 tahun atau lebih tua dari Mei 2012 hingga Juni 2012. Hasil dari

penelitian, umur rata-rata peserta adalah 42,3 ± 13,2 tahun dan 71,7% yang 35 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

6

dan lebih tua, 58% perempuan. Pasien dengan riwayat hipertensi sebenyak 13,2%.

Hanya 35,1% yang menyadari hipertensi dan hanya 23,7% yang memakai

pengobatan. Tingkat kontrol secara keseluruhan adalah 15,5 %. Riwayat keluarga

hipertensi, memiliki diabetes mellitus, kegemukan, dan penggunaan kontrasepsi oral

dikaitkan dengan tekanan darah tinggi .

d. Prevalence, Awareness, Medication, Control, and Risk Factors Associated with

Hypertension in Bai Ethnic Group in Rural China: The Yunnan Minority Eye Study

(Zhang, Huang, Yu, Cha, Li, Yuan, Wei, Zhong, 2013) dilakukan pada tahun 2010

dengan pengambilan sampel secara Claster random di masyarakat pedesaan di Dali,

Cina barat daya. Sebanyak 2.133 orang dewasa berumur 50 atau di atas

diwawancarai, dan tekanan darah tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang

mereka diukur. Prevalensi hipertensi adalah 42,1% (899/2133), dan umur dan

prevalensi gender disesuaikan adalah 40,0%. Di antara peserta hipertensi, 28,4%

(255/899) menyadari kondisi mereka, sedangkan 24,6% (221/899) mengambil obat

antihipertensi, hanya 7,5% (67/ 899) dari mereka yang mencapai kontrol tekanan

darah (<140/90 mmHg).

e. Hypertension and associated factors in older adults in South Africa (Peltzer and

Mafuya, 2013) tentang orang dewasa yang terpengaruh oleh hipertensi, yang

merupakan faktor risiko yang dibuat untuk penyakit jantung. Pada tahun 2008,

penelitian ini dilakukan dengan studi cross-sectional berdasarkan populasi nasional

3.840 subyek yang berumur 50 tahun atau lebih tua di Afrika Selatan. Kuesioner

meliputi karakteristik sosial-demografi, variabel kesehatan, dan antropometri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

7

tekanan darah pengukuran. Hasil analisis regresi logistik multivariat menunjukkan

bahwa prevalensi hipertensi dikaitkan dengan kelompok populasi yang telah

mengalami stroke, kelebihan berat badan atau obesitas dan telah memiliki lima atau

lebih dengan perawatan kunjungan dalam 12 bulan terakhir. Hipertensi berbanding

terbalik dikaitkan dengan penggunaan alkohol saat ini.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan (contohnya seperti

di atas), perbedaan dengan penelitian ini adalah karakteristik demografi serta tujuan

penelitan juga berbeda karena penelitian akan mendapatkan prevalensi, kesadaran dan

terapi hipertensi, serta mengidentifikasi faktor resiko kesehatan (jenis kelamin, umur,

penyakit penyerta, pola makan, aktivitas fisik, Indeks Massa Tubuh atau obesitas,

konsumsi alkohol dan merokok).

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai faktor

risiko kesehatan terhadap responden hipertensi sehingga dapat membantu mencegah

prevalensi hipertensi meningkat dan tekanan darah responden hipertensi dapat

terkontrol.

b. Manfaat praktis. Data yang didapatkan diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai tekanan darah responden sehingga responden dapat melakukan tindak

lanjut yang harus dilakukan dengan mengetahui tekanan darahnya, serta dapat

memberikan informasi terkait faktor risiko kesehatan terhadap responden hipertensi

di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman. Pengukuran tekanan darah yang

dilakukan, diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai faktor risiko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

8

hipertensi seperti; pola hidup sehingga dapat memantau kesehatan fisik secara lebih

intensif.

B. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Mengidentifikasi prevalensi, tingkat kesadaran, dan terapi responden

hipertensi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2.Tujuan Khusus

a. Mengobservasi prevalensi hipertensi, tingkat kesadaran akan hipertensi, dan terapi

hipertensi di Dukuh Sembir

b. Mengobservasi faktor risiko kesehatan meliputi aktivitas fisik, merokok, pola

makan, BMI, alkohol, riwayat penyakit terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi

responden hipertensi di Dukuh Sembir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

9

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Hipertensi

Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan darah terhadap dinding

pembuluh darah dan ditimbulkan oleh desakan darah terhadap dinding arteri ketika

darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Besar tekanan bervariasi tergantung

pada pembuluh darah dan denyut jantung (Sheldon, 2005).

Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan

sistolik) dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik). Hipertensi

didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140

mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Responden hipertensi mengalami

peningkatan tekanan darah melebihi batas normal, di mana tekanan darah normal

sebesar 120/80 mmHg. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung, tahanan

perifer pada pembuluh darah, dan volume atau isi darah yang bersirkulasi (Wang,

2013).

Hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten

(Saseen, 2008). Menurut panduan European Society of Hypertension (ESH) dan

European Society of Cardiology (ESC), dikatakan hipertensi jika nilai tekanan darah

sistolik >140mmHg dan/atau nilai tekanan darah diastolik >90mmHg. Berikut tabel

klasifikasi tingkat tekanan darah (mmHg) menurut ESH dan ESC:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

10

Tabel 1. Klasifikasi Tingkat Tekanan darah (mmHg)

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal <120 Dan <80

Normal 120-129 dan/atau 80-84

Normal Kategori

Tinggi

130-139 dan/atau 85-89

Hipertensi Kelas 1 140-159 dan/atau 90-99

Hipertensi Kelas 2 160-179 dan/atau 100-109

Hipertensi Kelas 3 ≥180 dan/atau ≥110

Hipertensi Isolasi

Sistolik

≥140 Dan <90

(Mancia, 2013).

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua golongan yaitu

hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau hipertensi esensial

adalah hipertensi sistemik yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi sekunder

atau hipertensi renal merupakan hipertensi sistemik yang penyebabnya diketahui,

contohnya stres. Umumnya hipertensi sekunder dapat disembuhkan dengan

penatalaksanaan penyebabnya secara tepat (WHO, 2005).

Hipertensi awalnya dapat diobati dengan kebiasaan gaya hidup sehat untuk

pencegahan dan pengobatan hipertensi. Studi klinis menunjukkan bahwa tekanan

darah dapat turun, jika melakukan modifikasi gaya hidup yang setara dengan obat

monoterapi (ICSI, 2012).

Enam perilaku gaya hidup, yaitu tidak merokok, membatasi penggunaan

alkohol, mengatur aktivitas fisik, membatasi asupan natrium, melakukan diet dan

rutin konsumsi buah-buahan dan sayuran, mempertahankan berat badan normal dapat

meningkatkan harapan hidup. Individu yang melakukan gaya hidup tersebut pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

11

umur berapa pun, memiliki risiko lebih rendah terkena hipertensi dan gagal jantung

berikutnya (ICSI, 2012).

B. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi

1. Terapi Non-Farmakologi

Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk

mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam

penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus

melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang direkomendasi JNC

VII untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi meliputi:

a. Menurunkan berat badan. Pasien harus berusaha mengatur berat badannya dalam

kisaran normal yakni BMI berkisar 18,5-24,9 kg/m2.

b.Mengikuti aturan makan yang dianjurkan DASH (Dietary Approaches to Stop

Hypertension), yakni mengonsumsi banyak buah dan sayuran serta produk yang

terbuat dari susu rendah lemak.

c. Mengurangi asupan natrium. Asupan natrium perhari harus dibatasi kurang dari

atau sama dengan 100 mEq (2,4 g natrium atau 6 g natrium klorida).

d.Banyak melakukan aktivitas fisik, seperti rutin melakukan aerobik paling tidak 30

menit per hari.

e. Mengurangi kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok (Straka, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

12

2. Terapi Farmakologi

Obat antihipertensi ada beberapa golongan,yaitu diuretik (tiazid), Beta

bloker (atenolol, propanolol, metoprolol), ACE atau Angiotensin Converting Enzyme

Inhibitor (captopril, lisinopril, enalapril), Angiotensin Reseptor Bloker atau

ARB/AIIRA (candesartan, losartan, valsartan), Calcium Chanel Bloker atau CCB

[sub golongan dihidropiridin (amlodipin, felodipin, nifedipin) dan sub golongan non-

dihidropiridin (diltiazem, verapamil)], alfa bloker sebagai penghambat

adrenoseraptor-1 (Gormmer, 2007).

Paling sering digunakan pada masyarakat umumnya adalah ACE

(Angiotensin Converting Enzyme). Mekanisme kerja obat golongan ini adalah

menghambat secara kompetitif pembentukan angiotensin II dari prekusor angiotensin

I yang inaktif. Efek antihipertensi golongan ACE Inhibitor ini lebih kuat karena obat

ini dapat menghambat degradasi kini termasuk bradikinin yang memiliki efek

vasodilatasi. Selain itu Calcium Chanel Bloker (CCB) juga terkadang digunakan

sebagai kombinasi. Mekanisme kerja golongan CCB ini akan menurunkan influks ion

kalsium ke dalam sel miokard, sel-sel dalam sistem konduksi jantung, dan sel-sel otot

polos pembuluh darah sehingga akan menurunkan kontraktilitas jantung, menekan

pembentukan dan perambatan impuls elekterik dalam jantung dan memacu aktivitas

vasodilatasi (Gormmer, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

13

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi

1. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dikontrol

a. Umur. Semakin bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih

besar sehingga prevalensi di kalangan umur lanjut cukup tinggi, karena arteri

kehilangan elastisitas atau kelenturan seiring dengan bertambahnya umur. (Qiao,

2013). Bersamaan meningkatnya umur, peningkatan tekanan darah tidak dapat

dihindari, sehingga umur bertindak sebagai penanda jangka panjang yang dapat

mengakibatkan faktor risiko lain dapat terjadi (Sherlock, 2014). Menurut survei tahun

2002, Prevalensi hipertensi tanpa obat antihipertensi dari berbagai pulau besar di

Indonesia pada populasi dewasa yang berumur ≥40 tahun adalah 37,32% dari 1.814

subyek hipertensi yang mengalami hipertensi 677 (Setiati, 2005).

b. Jenis kelamin. Pada pasien wanita dengan umur ≥50 tahun memiliki

peluang lebih besar terjadinya hipertensi (Qiao, 2013). Penelitian meta-analisis di

dunia, (52%) perempuan memiliki rata-rata tekanan darah lebih tinggi daripada (48%)

laki-laki (Sherlock, 2014). Suatu penelitian yang dilakukan di Cina menunjukan hasil

pria (41,7%) dan wanita (42,4%) tidak ada perbedaan statistik yang signifikan

(Zhang, 2013).

2. Faktor Risiko yang Dapat Dikontrol

a. Aktivitas fisik. Lebih dari setengah (52,2%) memiliki aktivitas berat

yang mengakibatkan hipertensi (Peltzer, 2013). Aktivitas fisik sangat mempengaruhi

stabilitas tekanan darah. Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

14

cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Olahraga secara

rutin dapat sebagai upaya pencegahan dan pengobatan terhadap hipertensi. Olahraga

juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi (Alsairafi, 2010).

b. Merokok. Merokok merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

dengan hipertensi (Chataut, 2011). Merokok menyebabkan peningkatan langsung

tekanan darah (baik sistolik maupun diastolik) dan denyut jantung yang berlangsung

selama lebih dari 15 menit setelah satu batang rokok bila dibandingkan dengan non

perokok (Venkataraman, 2013).

Zat yang terdapat dalam rokok dapat merusak lapisan dinding arteri berupa

plak. Ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang dapat meningkatkan

tekanan darah. Kandungan nikotinnya bisa meningkatkan hormon epinefrin yang bisa

menyempitkan pembuluh darah arteri. Karbonmonoksida dapat menyebabkan jantung

bekerja lebih keras untuk menggantikan pasokan oksigen ke jaringan tubuh. Kerja

jantung yang lebih berat tentu dapat meningkatkan tekanan darah (Marliani, 2007).

c. Mengatur Pola Makan. Mengkonsumsi garam sebagai penyebab utama

hipertensi. Garam dapur mengandung 40% natrium dan 60% klorida. Amerika Latin

dan Karibia setelah tahun 2000, konsumsi garam melebihi 9 g/hari. Konsumsi garam

meningkat sekitar 40 kali lebih tinggi dari jumlah yang nenek moyang makan garam

selama beberapa juta tahun evolusi, sehingga disarankan mengurangi konsumsi

garam <5 g/hari, untuk pengontrolan 3-4g/hari (Feng, 2013). Mengurangi asupan

garam dapat meningkatkan kontrol tekanan darah 2,3 kali lipat. Konsumsi garam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

15

berlebihan secara langsung meningkatkan tekanan darah dan menumpulkan

efektivitas obat antihipertensi (ICSI, 2012).

Kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan

berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga

meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah.

Kandungan bahan kimia dalam minyak goreng terdiri dari beraneka asam lemak

jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh (ALTJ). Minyak goreng yang tinggi

kandungan ALTJ-nya hanya memiliki nilai tambah gorengan pertama saja.

Penggunaan minyak goreng lebih dari satu kali pakai dapat merusak ikatan kimia

pada minyak, dan hal tersebut dapat meningkatkan pembentukan kolesterol yang

berlebihan sehingga dapat menyebabkan aterosklerosis dan hal yang memicu

terjadinya hipertensi dan penyakit jantung (Goldman, 2014).

d. Obesitas. BMI ≥25 menjadi faktor risiko kuat yang mengakibatkan

hipertensi (Gudina, 2013). Aktivasi sistem saraf simpatik memiliki fungsi penting

dalam patogenesis terkait obesitas dengan hipertensi. Mekanisme kontrol tekanan

arteri diuresis dan natriuresis, memperoleh umpan balik yang tak terbatas, bergeser

ke arah yang lebih tinggi sehingga meningkatkan tekanan darah pada orang obesitas

(Kotsis, 2010).

Selama fase awal obesitas, ada retensi natrium primer sebagai akibat dari

peningkatan reabsorpsi tubular ginjal. Volume cairan ekstraseluler diperluas dan

ginjal menampung cairan dan gas sampai pada tingkat hipertensi, konsisten dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

16

model hipertensi karena volume overload. Aktivitas renin plasma, angiotensinogen,

angiotensin II dan aldosteron menampilkan peningkatan yang signifikan selama

obesitas. Resistensi insulin dan peradangan yang mengakibatkan fungsi pembuluh

darah berubah dan akibatnya hipertensi. Leptin dan neuropeptida sebagai penghubung

antara obesitas dan hipertensi. Obesitas harus dianggap sebagai kondisi medis yang

kronis, yang mungkin memerlukan pengobatan jangka panjang (Kotsis, 2010).

Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Indeks massa tubuh = (Chataut, 2011).

Indeks massa tubuh normal 18,5-25 kg/m2, obesitas dengan BMI ≥25 kg/m

2

(Chataut, 2011).

e. Konsumsi Alkohol. Alkohol juga sering dihubungkan dengan hipertensi.

Orang yang minum alkohol terlalu sering atau terlalu banyak memiliki tekanan darah

yang lebih tinggi daripada individu yang tidak minum atau minum sedikit. Pada

responden hipertensi yang konsumsi alkoholnya tinggi, tekanan darah akan menurun

dengan menurunnya konsumsi alcohol. Beberapa orang yang mengkonsumsi alkohol

biasanya juga merokok. Konsumsi alkohol 3-4 gelas per minggu mengurangi risiko

serangan jantung (Venkataraman, 2013). Konsumsi alkohol ringan atau sedang dapat

menurunkan risiko hipertensi (Pletzer, 2013). Namun, jika konsumsi alkohol berat

dapat mengakibatkan hipertensi (Sherlock, 2014).

f. Riwayat Penyakit. Riwayat keluarga menjadi faktor risiko yang kuat

terhadap hipertensi, seperti diabetes melitus (Gudina, 2013). Serum kreatinin, glukosa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

17

darah, kolesterol, L-DLC, asam urat, penyakit jantung koroner, stroke dan diabetes

yang terkait erat dengan hipertensi (Qiao, 2013).

D. Pengukuran Tekanan Darah

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat

penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik di

rumah sakit maupun di sarana pelayanan kesehatan lainnya. Kalibrasi alat kesehatan

bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan keakurasian informasi hasil pengukuran

peralatan kesehatan. Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sebagai institusi

penguji dan kalibrasi alat kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

(Permenkes) No.363/Menkes/Per/IV/1998, diberi wewenang melakukan pengujian

dan kalibrasi peralatan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan. Hal ini untuk

menjamin mutu (ketelitian, ketepatan dan keamanan) peralatan kesehatan. Kebijakan

yang mendukung pengujian dan kalibrasi adalah Peraturan Pemerintah (PP) No.72

Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Depkes RI,

2007).

Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah

sphygmomanometer, dimana ada dua jenis sphygmomanometer yaitu raksa dan

digital. Pengukuran tekanan darah dapat dilakakukan dalam keadaan berbaring atau

duduk dengan lengan diatur sedemikian rupa sehingga arteri brakialis setinggi

jantung (Berman, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

18

E. Teori The ‘Rule of Halves’

The ‘Rule of Halves‘ merupakan teori penyajian median dalam statistik,

dimana mencakup populasi dalam bentuk apapun dan dapat menggunakan ukuran

apapun. Setengah dari orang–orang akan berada pada satu sisi median dan

setengahnya disisi lain (Deepa, 2003). The’ Rule of Halves’ dapat digunakan dalam

penelitian bidang hipertensi. Teori ini menyatakan dimana setengah dari pasien

hipertensi tidak diketahui oleh pelayanan kesehatan (belum terdiagnosis), setengah

dari orang– orang yang responden hipertensi yang tidak menerima terapi pengobatan

dan setengah dari mereka diperlakukan (terapi), tidak melakukan kontrol

(Hooker,1999). Menurut Scheltens, the ‘Rule of Halves’ yaitu setengah dari semua

pasien hipertensi menyadari memiliki hipertensi, 50 % dari mereka yang dideteksi

diperlakukan dan setengah dari hipertensi diobati, serta memiliki tingkat tekanan

darah baik (Scheltens, 2007).

F. Profil Tempat Penelitian

Dukuh Sembir terletak di Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan di

Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan Rekapitulasi Pendataan Desa

Madurejo pada tahun 2012, jumlah laki-laki di Dukuh Sembir 502 orang dan

perempuan 470 orang yang totalnya 972 orang. Di Dukuh Sembir, masyarakat

dewasa dan lanjut umur umur 16-21 tahun (103 orang), 22- 59 tahun (536 orang), >60

tahun (135 orang).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

19

Berdasarkan rekam medik dari pengobatan gratis Desa Mitra Sanata Dharma

yang pernah di lakukan di Dukuh Sembir pada 16 Juni 2013, Sebagian besar

masyarakat Dukuh Sembir menderita hipertensi (penyakit darah tinggi). Dari 100

pasien, 18% masuk dalam Hipertensi grade 1, 19% masuk dalam Hipertensi grade 2

(BEMF, 2013).

G. Landasan Teori

Hipertensi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang

ditandai dengan peningkatan tekanan darah (≥140/90 mmHg) secara persisten.

Hipertensi dikenal sebagai “silent killer” karena penyakit ini tidak menampakkan

gejala sehingga untuk mengetahui apakah menderita hipertensi atau tidak harus

dilakukan pengukuran tekanan darah. The ‘Rule of Halves’ memiliki arti bahwa

setengah dari populasi adalah pasien hipertensi, setengah dari responden hipertensi

sadar menderita hipertensi, setengah dari mereka melakukan terapi, dan setengah tidak

berhasil mengendalikan tekanan darahnya.

Hipertensi umumnya dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin (Chataut,

2011), selain itu penyebab lain adalah faktor risiko hipertensi yang memiliki hasil

yang berbeda pada setiap kelompok. Aktivitas fisik mempengaruhi stabilitas tekanan

darah (Alsairafi, 2010). Merokok berpengaruh dengan tekanan darah (Venkataraman,

2013). Mengatur pola makan meliputi pembatasan konsumsi garam dan lemak.

Konsumsi garam berlebihan secara langsung meningkatkan tekanan darah (ICSI,

2012). Kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

20

berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi (Goldman, 2014). BMI ≥25 memiliki

prevalensi hipertensi yang tinggi (Gudina, 2013). Konsumsi alkohol berat dapat

mengakibatkan hipertensi (Sherlock, 2014). Riwayat keluarga menjadi faktor risiko

yang kuat terhadap hipertensi, seperti diabetes melitus (Gudina, 2013). Mencegah

bertambah prevalensi hipertensi dapat dilakukan pengontrolan oleh penderita

hipertensi. Sebaiknya penderita hipertensi yang sudah mengetahui bahwa dirinya

mengalami hipertensi, diharapkan mematuhi untuk mengonsumsi obat antihipertensi

dan melakukan kontrol ke pihak pelayanan kesehatan. Kesadaran masyarakat terkait

masalah hipertensi masih rendah dan sedikit masyarakat yang melakukan terapi

secara rutin. Hal ini dikarenakan penderita belum menyadari bahaya hipertensi.

Berdasarkan penelitian yang telah disebutkan terkait faktor risiko kesehatan

(aktivitas fisiko, merokok, pola makan, BMI, alkohol, dan riwayat penyakit) terhadap

prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi. Dukuh Sembir merupakan pedesaan

dengan ingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap suatu penyakit . Penelitian

ini dilakukan di Dukuh Sembir, diharapkan dapat mengamati pengaruh faktor risiko

kesehatan terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi.

H. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini yaitu adanya pengaruh dari faktor risiko

kesehatan yang meliputi aktivitas fisik, merokok, mengatur pola makan, BMI,

alkohol, riwayat penyakit terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi responden

hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan

secara cross-sectional (potong lintang). Potong lintang merupakan rancangan studi

epidemiologi dengan cara pengamatan (observasi) dilakukan serentak pada individu-

individu dari populasi tunggal dalam suatu saat atau periode, dan tidak mencari sebab

akibat, tidak dipengaruhi oleh rentang waktu (Santoso, 2014). Analisis yang

dilakukan adalah secara kuantitatif, merupakan analisis data dalam bentuk angka.

Rancangan penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh faktor risiko

kesehatan terhadap penyakit hipertensi. Bentuk survei yang dilakukan adalah

farmakoepidemiologi, merupakan metode pengumpulan informasi terkait penggunaan

obat dan efek obat serta penyakit pada sejumlah populasi (Strom, 2006). Pada

penelitian ini dilakukan wawancara terstruktur secara langsung dengan respon

wawancara terstruktur sesuai Case Report Form (CRF).

Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Faktor risiko kesehatan hipertensi yaitu BMI, pola makan, aktivitas fisik,

merokok, alkohol, dan penyakit penyerta.

2. Variabel tergantung

Prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

22

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: umur, jenis kelamin.

b. Variabel pengacau tak terkendali: aktivitas selain aktivitas fisik dan terapi

lain yang dilakukan.

B. Definisi Operasional

Tabel II. Definisi Operasional Penelitian di Dukuh Sembir

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

Skala Penilaian

Umur Responden penelitian adalah

penduduk dewasa yang berumur

≥40 tahun di Dukuh Sembir,

Madurejo, yang memenuhi kriteria

eksklusi dan inklusi penelitian.

Rasio Tahun, jika tidak

normal yang dibaca

median.

Aktivitas

fisik

Melakukan olahraga secara rutin Nominal 1 = Mengatur aktivitas

fisik

2 = Tidak mengatur

aktivitas fisik

Merokok Setiap hari merokok dan dahulu

pernah merokok.

Nominal

1 = Merokok

2 = Tidak merokok

Pola

makan

Mengurangi konsumsi garam dan

makanan yang berlemak.

Nominal

1 = Mengatur pola

makan

2 = Tidak mengatur

pola makan

BMI

BMI≥25, jika dihitung dengan

rumus

BMI=

(Chataut, 2011).

Rasio

Kg/m2

1 = <25 kg/m2

2 = ≥25 kg/m2

Alkohol

Konsumsi alkohol secara rutin dan

berlebihan.

Nominal 1 = Konsumsi alkohol

2 = Tidak konsumsi

alkohol

Riwayat

penyakit

Memiliki riwayat penyakit diabetes

melitus, kolesterol, asam urat,

penyakit jantung koroner, stroke.

Nominal 1 = Memiliki riwayat

penyakit

2 = Tidak memiliki

riwayat penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

23

Lanjutan Tabel II

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

Skala Penilaian

Prevalensi Persentase responden yang

hipertensi dan tidak hipertensi.

Standar pengukuran tekanan

darah penelitian ini adalah

berdasarkan klasifikasi menurut

ESH and ESC Guidelines 2013.

Nominal 1 = Tidak Hipertensi

(Tekanan darah

<140/90 mmHg)

2 = Hipertensi (Tekanan

darah ≥140/90 mmHg

atau sebelumnya pernah

tekanan darah ≥140/90

mmHg) dan atau

mengkonsumsi obat

antihipertensi

Kesadaran Kesadaran (awereness) adalah

suatu keadaan seseorang

mengerti tentang apa yang

dirasakan atau dialami.

Kesadaran masyarakat akan

penyakit hipertensi dapat dilihat

dari hasil wawancara terstruktur

apakah responden pernah

melakukan pengukuran tekanan

darah sebelumnya, jika pernah

dan hasil pengukuran tekanan

darah termasuk hipertensi maka

responden termasuk sadar

terhadap penyakit hipertensi.

Selain itu dilihat dari hasil

pengukuran tekanan darah, serta

faktor-faktor pendukung lainnya.

Nominal 1 = Sadar Hipertensi

2 = Tidak Sadar

Hipertensi

Terapi Responden yang mengalami

hipertensi dan sadar menderita

hipertensi yang melakukan

terapi baik dengan obat maupun

non obat.

Nominal 1 = Terapi (Masih

mengkonsumsi obat

atau non obat untuk

antihipertensi) baik

secara rutin ataupun

jarang.

2 = Tidak Terapi (Tidak

pernah mengkonsumsi

obat atau non obat

untuk antihipertensi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

24

Gambar 1. Bagan profil subyek yang akan diamati dalam penelitian prevalensi, kesadaran dan

terapi hipertensi berdasarkan faktor risiko kesehatan di Sleman, Yogyakarta berdasarkan teori

‘Rule of Halves’.

C. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini disebut responden penelitian. Responden dalam

penelitian ini adalah penduduk dewasa di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan,

Sleman, meliputi responden ≥40 tahun. Kriteria inklusi yaitu responden dengan umur

≥40 tahun. Kriteria eksklusi yaitu responden tidak bersedia mengikuti jalannya

penelitian secara keseluruhan.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Dukuh Sembir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yaitu

Dukuh Sembir, Madurejo, Pambanan. Penelitian ini berlangsung pada bulan Maret-

Mei 2014.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Prevalensi Kesadaran dan Terapi

Responden Hipertensi di Kabupaten Sleman (Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan

Sosio-Ekonomi)”. Penelitian payung ini dilakukan berkelompok dengan jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

25

anggota sebanyak 12 orang dan setiap kelompok terdiri dari 2 orang dengan kajian

yang berbeda (faktor risiko kesehatan dan faktor sosio-ekonomi).

*Fokus peneliti

Gambar 2. Bagan Penelitan Payung

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian dilakukan secara

non-random yaitu setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama

untuk menjadi sampel (Swarjana, 2012). Teknik yang digunakan adalah dengan jenis

purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan khusus yang

dibuat oleh peneliti sehingga layak dijadikan sampel (Swarjana, 2012). Jumlah

responden didasarkan dari minimal responden yang melakukan terapi sebayak 30

responden dari seluruh responden (Agresti,-). Berdasarkan teori tersebut, peneliti

menetapkan jumlah responden yang menerima terapi >30, tetapi tidak menetapkan

responden total diawal. Dari jumlah populasi 402 orang (data KPU di Dukuh Sembir

2014) maka didapatkan responden penelitian 265 orang yaitu pendekatan sampling

dengan pertimbangan khusus, karena sebelum melakukan penelitian sudah ditetapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

26

bahwa minimal responden yang melakukan terapi 30 responden. Pada penelitian ini

responden yang melakukan terapi 46, karena sudah >30 maka didapatkan responden

265.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Case Report Form

(CRF), alat pengukur tinggi badan, timbangan, sphygmomanometer digital (Omron,

MX3 Plus, Kyoto, Jepang), leaflet dan informed consent. Alat pengukur tinggi badan

dan timbangan berfungsi untuk mengukur body mass index (BMI).

H. Tata Cara Penelitian

Gambar 3. Alur Cara Kerja

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan menetapkan dukuh yang tepat untuk diteliti

prevalensi penderita hipertensi yang tinggi.

2. Permohonan ijin dan kerjasama

Permohonan ijin ditujukan kepada Kepala Dukuh Sembir, Madurejo.

Permohonan ijin selanjutnya ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

27

dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk

memperoleh ethical clearence. Permohonan ijin dilakukan untuk memenuhi etika

penelitian menggunakan hasil pengukuran tekanan darah manusia dan hasil penelitian

dapat dipublikasikan.

3. Pembuatan inform consent dan leaflet

Informed consent dibuat dengan memenuhi standar yang ditetapkan oleh

Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta. Leaflet berupa selembaran kertas berukuran A4 yang berisi

informasi mengenai penjelasan tentang penelitian.

4. Seleksi dan penetapan calon responden

Penetapan calon responden dilakukan setelah mendapat ijin dari Kepala

Dukuh Sembir, Madurejo. Peneliti akan memberikan penjelasan mengenai maksud

dan tujuan dari penelitian kepada calon responden. Calon responden yang bersedia

mengikuti penelitian ditanyakan kesediaannya mengikuti wawancara berdasarkan

CRF dan diberi penjelasan terkait tujuan penelitian.

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan

sphygmomanometer digital. Sphygmomanometer digital (Omron, MX3 Plus, Kyoto,

Jepang) telah divalidasi sebagai protocol Internasional untuk Masyarakat Eropa,

pengukuran diulang tiga kali dalam kurun waktu tertantu (Babiker, 2013). Menurut

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), instrumen yang memiliki

validitas dan reliabilitas yang baik dapat dinyatakan dengan nilai CV (coefficient of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

28

variation) 5%. Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan tekanan darah

probandus menggunakan sphygmomanometer digital dan raksa di Pos Kesehatan

Kota Baru sebanyak 3 probandus dengan tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg) dan

3 probandus tekanan darah normal (data pada lampiran 4). Uji Reliabilitas dilakukan

dengan 3 probandus yang diukur tekanan darahnya sebanyak 5 kali. Uji Validitas dan

Reliabilitas ini dilihat nilai CV. CV ≥5, dapat disimpulkan valid dan reliabel. Pada

hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan memiliki validitas dan

reliabilitas yang baik.

6. Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah responden yang telah menandatangani informed

consent. Namun pada penelitian ini yang menandatangani diwakilkan oleh Bapak

Dukuh, karena banyaknya warga yang kesulitan membaca dan menulis. Setiap

responden ditanya terlebih dahulu atas kesediaan responden mengikuti penelitian dan

peneliti menjelaskan terkait tujuan. Setelah responden tidak bersedia penelti

melanjutkan proses pengambilan data dan melakukan wawacara terstruktur

berdasarkan CRF.

Pengukuran dilakukan pada bagian lengan kiri atas dan posisi duduk tegak.

Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital. Pengukuran

tekanan darah dilakukan dengan melilitkan manset mengelilingi lengan kiri atas

dengan rata, lalu rekatkan manset, sebanyak 2 kali berturut-turut diberi jeda 1-2

menit, jika dari 2 hasilnya >5mmHg dilakukan pengukuran 1 kali lagi, kemudian

hasilnya di rata-rata. Parameter yang diukur pada responden adalah tekanan darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

29

diperoleh dari hasil pemeriksaan menggunakan sphygmomanometer digital, pengukur

tinggi badan dan timbangan berat badan untuk mengukur BMI (Sebagai salah satu

faktor risiko hipertensi.

7. Penjelasan hasil pemeriksaan

Peneliti akan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada responden secara

langsung. Penjelasan hasil pemeriksaan disertai dengan penggalian beberapa

informasi dari responden. Informasi yang didapat dari responden akan

dikelompokkan sebagai data analisis. Standar pengukuran tekanan darah yang

digunakan dalam penelitian ini adalah ESH dan ESC 2013.

8. Pengumpulan data

Data diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara

terstruktur yang berpedoman pada CRF yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data

yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data

menjadi informasi. Langkah-langkah pengolahan data dimulai dari editing yaitu

memeriksa kebenaran dan kelengkapan data yang diperlukan. Entry data yaitu

memasukkan data berdasarkan CRF yang telah dikumpulkan ke dalam Program

Excel. Cleaning yaitu pengecekan data yang sudah dimasukkan untuk memastikan

bahwa data telah bebas dari kesalahan. Coding yaitu data diklasifikasi menurut

kategori masing-masing dan memberi kode pada data dengan mengubah kata-kata

menjadi angka. Sebelum dilakukan Coding di kelompokkan terlebih dahulu, seperti

tekanan darah di bagi menjadi <140/90 mmHg dan ≥140/90 mmHg, kesadaran dibagi

sadar dan tidak sadar hipertensi, terapi dibagi menjadi melakukan terapi (rutin dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

30

jarang) dan tidak melakukan terapi hipertensi. Faktor risko hipertensi, pada aktivitas

fisik dibagi menjadi melakukan aktivitas fisik dan tidak melakukan aktivitas fisik,

Merokok dibagi menjadi perokok dan tidak perokok, BMI dibagi <25 kg/m2 dan ≥25

kg/m2, pola makan dibagi menjadi mengatur pola makan dan tidak mengatur pola

makan, serta riwayat penyakit dibagi menjadi ada riwayat penyakit dan tidak ada

riwayat penyakit. Kemudian masing-masing variabel yang telah dikelompokkan di

beri kode dengan angka (1 dan 2). Kemudian Cleaning kembali sebagai pengecekan

data yang sudah dimasukkan untuk memastikan bahwa data telah bebas dari

kesalahan. Kemudian dianalisis dengan program komputer.

I. Analisis Data Penelitian

Data yang sudah diperoleh kemudian dikelompokkan secara statistik dengan

bantuan program komputer. Data yang sudah terdistribusi normal kemudian dihitung

frekuensi dan deskripsi data (mean, median, dan SD) setiap satu variabel untuk

mengetahui jumlah dari prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi serta masing-

masing faktor risiko hipertensi. Uji One Way Anova juga dilakukan pada penelitian

ini untuk menguji adanya perbedaan rata-rata pada lebih dari dua kelompok data,

yaitu tekanan sistolik, diastolik dan denyut nadi dengan umur dan faktor risiko

kesehatan hipertensi (Santoso, 2014). Kemudian di lakukan uji Chi Square untuk

mengetahui pengaruh antara 2 variabel yaitu hipertensi, kesadaran, terapi dengan

faktor risiko hipertensi (aktivitas fisik, merokok, pola makan, BMI, riwayat penyakit,

alkohol).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

31

Data yang sudah terolah kemudian dilakukan analisis univariat untuk

mengetahui distribusi frekuensi umur, jenis kelamin, variabel bebas (aktifitas fisik,

merokok, pola makan, BMI, alkohol, riwayat penyakit) dan variabel tergantung

(tekanan darah dan umur). Pada penelitian ini menggunakan mean jika data

terdistibusi normal, jika data tidak terdistribusi normal menggunakan median.

Namun pada faktor risiko alkohol tidak dibahas lebih lanjut, karena responden

yang mengkonsumsi alkohol hanya 2 dari 265 responden. Responden yang hanya 2

tidak dapat mewakili populasi. Kemudian dilakukan sub analisis pada faktor risiko

merokok untuk laki-laki, karena responden yang merokok hanya pada laki-laki. Pada

faktor risiko yang lain tidak dilakukan sub analisis karena setelah dilakukan sub

analisis pada BMI tetap tidak berpengaruh terhadap hipertensi, faktor risiko lain tidak

dapat dilakukan sub analisis lagi.

J. Pembuktian Hipotesis

Peneliti akan menganalisis hipotesis berdasarkan hipotesis yang sudah

ditetapkan sebelumnya dengan data yang diperoleh. Data yang terdistribusi normal

(≥30 responden yang melakukan terapi) dilanjutkan dengan uji Chi Square. Uji

hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi (Nurgiyantoro, 2009). Uji Chi

Square dilakukan untuk menguji perbedaan antara proporsi. Tingkat probabilitas

kurang dari 0,05 dianggap sebagai signifikan (Chataut, 2011). Pada uji Chi Square,

Ho ditolak apabila p≤α (0,05), artinya ada pengaruh bermakna antara variabel bebas

terhadap variabel tergantung. Ho diterima apabila p>α (0,05), artinya tidak ada

pengaruh bermakna antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Pada tabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

32

yang digunakan uji Pearson Chi Square. Kalau analisis diperoleh nilai p<0.05,

analisis chi Square dilanjutkan dengan perhitungan Ods ratio untuk memperoleh

seberapa besar pengaruh faktor risiko kesehatan hipetensi terhadap variabel

tergantung.

Gambar 4. Bagan Hipotesis

Faktor Risiko Hipertensi

H0 : P1 ≤ P2

H1,2,3 : P1>P2 ; <0.05

Keterangan:

P1 adalah Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden merokok;

tidak olahraga; tidak mengatur pola makan; BMI>25; adanya penyakit penyerta yang

berpengaruh dengan kardiovaskular.

P2 adalah Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden yang tidak

merokok; berolah raga; mengatur pola makan; BMI<25; tidak ada penyakit penyerta

yang berpengaruh dengan kardiovaskular.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

33

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan dalam penelitian ini adalah ketidakterbukaan responden saat

menjawab pertanyaan dari tim peneliti sehingga akan mempengaruhi hasil dari

penelitian. Penetapan subyek hipertensi diwakili tekanan darah ≥140/90 mmHg, tidak

dilakukan dalam 2 kesempatan yang berbeda. Banyak responden hipertensi yang

melakukan terapi lupa bahkan tidak mengetahui nama obat yang dikonsumsi dan

tiddak semua responden menunjukkan obat yang dikonsumsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang dibagi menjadi

dua, yaitu faktor risiko kesehatan dan faktor sosio ekonomi, kedua faktor tersebut

meneliti umur dan jenis kelamin. Faktor risiko kesehatan terdiri dari aktivitas fisik,

merokok, pola makan, BMI, alkohol, dan penyakit penyerta. Faktor sosio ekonomi

terdiri dari pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.

Tabel III. Karakteristik Penelitian di Dukuh Sembir

n (Responden) 265

Umur (tahun)

40-50

51-60

61-70

≥70

54 tahun (median) *

109 responden

87 responden

46 responden

23 responden

Laki-laki 114 (43%)

Mengatur aktivitas fisik

Ya

Tidak

3 (1,1%)

262 (98,9%)

Merokok

Ya

Tidak

76 (28,7%)

289 (71,3%)

Mengatur pola makan

Ya

Tidak

22 (8,3%)

243 (91,7%)

BMI

<25 kg/m2

≥25 kg/m2

178 (67,2%)

87 (32,8%)

Riwayat penyakit

Ada

Tidak

8 (3%)

275 (9,7%)

Tekanan Darah Sistolik

(TDS) mmHg

145,85 ± 25,04

Tekanan Darah Diastolik

(TDD) mmHg

82,84 ± 13,27

Denyut nadi x/menit 75,91 ± 10,83

*Median karena data tidak terdistibusi normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

35

Penelitian “Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi di

Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta (Faktor Risiko

Kesehatan)” merupakan penelitian yang menggunakan The ‘Rule of Halves‘ sebagai

dasar (Deepa, 2003). Responden penelitian ini telah memenuhi kriteria penelitian

baik inklusi maupun eksklusi. Profil karakteristik masing-masing kelompok

responden (laki-laki dan perempuan) dalam penelitian ini meliputi tekanan darah,

usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, merokok, pola makan, BMI, riwayat penyakit.

Tabel IV menunjukkan rata-rata setiap variabel berdasarkan tekanan sistolik,

diastolik ataupun denyut nadi. Tujuannya untuk membandingkan rata-rata setiap

variabel baik dari tekanan darah sistolik (TDS) maupun diastolik (TDD) serta denyut

nadi. Rata-rata keempat kategori umur memang berbeda untuk TDS serta tidak

berbeda pada TDD dan denyut nadi. Berdasarkan literatur yang ada, terbukti benar

karena semakin bertambahnya umur terjadi peningkatan tekanan darah sistolik, dan

penurunan tekanan darah diastolik.

Pada umur 40-49 tahun, memiliki nilai p pada tekanan darah diastolik

0,0001, tekanan darah sistolik 0,001, dan denyut nadi 0,79. Pada umur 50- 59 tahun

memiliki nilai p tekanan darah sistolik 0,01, tekanan darah diastolic 0,09, dan denyut

nadi 0,02. Pada kelompok umur ≥60 tahun, denyut nadi (p= 0,001), tekanan darah

sistolik (p= 0,001), dan 1,12 untuk tekanan darah diastolik (p= 0,08). Semakin

bertambahnya usia untuk tekanan darah diastolik cenderung menurun, sedangkan

denyut nadi dan sistolik meningkat dengan bertambahnya umur (Franklin, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

36

Tabel IV. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Umur dan

Faktor Risiko Kesehatan Responden Penelitian di Dukuh Sembir

Variabel TDS*

(mmHg) TDD*

(mmHg) Denyut Nadi

Umur (tahun)

40-50

51-60

61-70

≥70

138,46 ± 22,58

147,39 ± 24,63

151,61 ± 26,04

163,53 ± 24,29

p= 0,00

84,24 ± 12,2

84,53 ± 12,26

83,60 ± 26,42

78,75 ± 11,79

p= 0,44

77,82 ± 9,22

75,55 ± 10,11

78,32 ± 26,16

73,91 ± 10,89

p= 0,43

Mengatur aktivitas fisik

Ya

Tidak

173,61 ± 31,24

145,53 ± 24,86

p= 0,05

91,44 ± 9,79

82,75 ± 13,29

p= 0,26

79,78 ± 8,34

75,87 ± 10,86

p= 0,54

Merokok

Ya

Tidak

141,73 ± 22,75

147,51 ± 25,78

p= 0,09

80,78 ± 11,85

83,68 ± 13,75

p=0,12

73 ± 8,01

77,09 ± 11,59

p= 0,005

Mengatur pola makan

Ya

Tidak

148,51 ± 28,12

145,61 ± 24,8

p= 0,60

85,64 ± 12,75

82,59 ± 13,32

p= 0,30

74,69 ± 9,98

76,03 ± 10,92

p= 0,58

BMI

<25

≥25

144,42 ± 23,69

148,72 ± 17,48

p= 0,19

80,41 ± 12,75

87,74 ± 13,02

p= 0,00

73,53 ± 10,56

80,71 ± 9,77

p= 0,00

Riwayat penyakit

Ada

Tidak

147,54 ± 27,57

145,80 ± 25,02

p= 0,85

81,48 ± 6,16

82,89 ± 13,44

p= 0,77

80,98 ± 14,55

75,76 ± 10,70

p= 0,18

*TDS adalah Tekanan Darah sistolik

TDD adalah Tekanan Darah diastolik

Stres berkorelasi secara signifikan dengan tekanan darah sistolik (r = 0,10)

dan tekanan darah saat beristirahat (r = 0,14). Hal tersebut memiliki korelasi terbalik

secara signifikan dengan tekanan diastolik (r = 0,09). Tekanan darah diastolik

berkorelasi (r= 0,08 untuk tekanan diastolik selama kondisi istirahat; r= - 0,07 untuk

tekanan diastolik selama latihan), sehingga adanya korelasi yang berbanding terbalik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

37

dengan tekanan diastolik sebelum beraktivitas (r = - 0,08). Dapat disimpulkan

olahraga yang teratur dapat menurunkan tekanan darah (Jorde, 2014).

Tekanan sistolik meningkat, terjadi penurunan tekanan diastolik merupakan

jenis yang paling umum dari hipertensi pada usia ≥50 tahun. Perubahan dimulai pada

usia pertengahan atau mungkin sebelumnya bisa memperlambat atau menunda

perkembangan penyakit dan dapat mengurangi kejadian kardiovaskular. Namun,

perubahan gaya hidup lebih sulit pada orang tua, seperti pengurangan konsumsi

garam. Ada beberapa penelitian pada hipertensi lansia terkait modifikasi gaya hidup,

The TONE trial (uji coba Intervensi Nonpharmacological pada usia lanjut)

menunjukkan penurunan komplikasi kardiovaskular setelah mengurangi konsumsi

garam. Jika mengurangi konsumsi garam, akan efektif pada orang tua karena

penurunan volume darah arteri yang menyebabkan penurunan lebih besar pada

tekanan darah (Pinto 2007).

Perokok yang menghabiskan beberapa bungkus memiliki kemungkinan

tekanan sistolik lebih tinggi dibandingkan dengan perokok yang hanya sesekali

merokok (kurang dari 5 bungkus dalam setahun). Meskipun prevalensi lebih rendah

dari tekanan sistolik pada perokok. Telah terbukti bahwa merokok akan

meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung melalui efek vasokonstriksi akut

(Abtahi, 2011). Peningkatan signifikan secara statistik pada tekanan darah sistolik

pada subyek BMI≥25 mmHg bila dibandingkan dengan BMI<25 mmHg. Peningkatan

rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 15,4 mmHg. Demikian pula, ada peningkatan

signifikan secara statistik pada tekanan darah diastolik BMI≥25 mmHg bila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

38

dibandingkan dengan BMI<25 mmHg ada peningkatan rata-rata tekanan diastolik

sebesar 6,6 mmHg. Denyut jantung meningkat pada subyek kelebihan berat badan

(Jorde, 2014). Sebuah studi Framingham data, kolesterol HDL tidak memiliki

pengaruh dengan tekanan darah pada pria, tetapi korelasi terbalik secara signifikan

dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita. Kolesterol merupakan salah

satu riwayat penyakit dari hipertensi (Jorde, 2014).

Tabel IV menunjukkan, mengatur aktivitas fisik dan tidak mengatur aktivitas

fisik memiliki rata-rata berbeda pada TDS serta rata-rata tidak berbeda pada TDD dan

denyut nadi. Merokok dan tidak merokok memiliki rata-rata berbeda pada TDS dan

denyut nadi, serta rata-rata tidak merokok berbeda pada TDD. Mengatur pola makan

memiliki rata-rata TDS, TDD, dan denyut nadi yang tidak berbeda dengan tidak

mengatur pola makan. BMI ≥25 dengan BMI<25 memiliki rata-rata tidak berbeda

pada TDS serta rata-rata berbeda pada TDD dan denyut nadi. Responden yang

memiliki riwayat penyakit dan tidak memiliki riwayat penyakit memiliki rata-rata

tidak berbeda pada TDS, TDD dan denyut nadi. Dapat disimpulkann bahwa merokok

dan BMI≥25 kemungkinan berpengaruh terhadap tekanan darah sistolik dan diastotik.

Prevalensi di Dukuh Sembir yang menderita hipertensi cukup banyak,

karena hasil dari penelitian ini prevalensi hipertensi sebesar 55,8%. Menurut Setiati

pada survei tahun 2002, Prevalensi hipertensi tanpa obat antihipertensi dari berbagai

pulau besar di Indonesia pada populasi dewasa yang berumur ≥40 tahun adalah

37,32% dari 1.814 subyek hipertensi, yang mengalami hipertensi 677. Semakin

bertambahnya umur kemungkinan menderita hipertensi semakin tinggi. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

39

penelitian ini umur menjadi salah satu faktor yang harus diteliti oleh tim peneltitian

payung. Nilai median umur pada penelitian ini adalah 54 tahun. Kemudian umur

tersebut dikategorikan menjadi 4, 40-50 tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun, dan ≥70

tahun. Berdasarkan penelitian ini (tabel V) semakin bertambahnya umur

kemungkinan bisa menderita hipertensi. Hal tersebut memiliki kesimpulan yang sama

dengan penelitian Qiao (2013).

Tabel V. Perbandingan Umur dengan Hipertensi pada Responden Penelitian di

Dukuh Sembir

Berdasarkan data yang didapat dapat disimpulkan perbandingan antara 4

kategori umur tidak berbeda bermakna, kecuali antara umur 51-60 dan 61-70 serta

61-70 dan ≥70 (lampiran 10). Hal tersebut karena hasil nilai p>0,05. Dapat

disimpulkan bahwa umur memiliki pengaruh dengan hipertensi, karena dengan

bertambahnya umur terjadi peningkatan responden hipertensi yaitu kategori 1

(40,4%) , kategori 2 (62,1%), kategori 3 (65,2%), dan kategori 4 (87%).

Tabel VI. Proporsi Jenis Kelamin pada Responden Hipertensi di Dukuh Sembir

Keterangan Frekuensi

(responden)

Persen (%)

Laki-laki 66 44,6

Perempuan 82 55,4

Total 148 100

Beberapa penelitian terkait hipertensi dengan jenis kelamin memiliki

perbedaan. Pada penelitian Qiao 2013 dan Sherlock 2014 perempuan memiliki

Keterangan 40-50 (tahun) 51-60

(tahun)

61-70

(tahun)

≥70 (tahun)

≥140/90 mmHg 44 (40,4%) 54 (62,1%) 30 (65,2%) 20 (87%)

<140/90 mmHg 65 (59,6%) 33 (37,9%) 16 (34,8%) 3 (13,0%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

40

peluang lebih besar terjadinya hipertensi, berbeda dengan penelitian Zhang, 2013

pada laki-laki (41,7%) dan perempuan (42,4%) tidak ada perbedaan statistik yang

signifikan. Namun, pada penelitian ini jumlah perempuan 57%. Pada tabel VI dapat

dilihat responden yang hipertensi lebih banyak responden perempuan, hal ini karena

jumlah responden perempuan secara keseluruhan lebih banyak. Kemungkinan belum

tentu jenis kelamin mempengaruhi hipertensi pada penelitian ini.

A. Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi

Gambar 5. Faktor Risiko Subyek dalam Penelitian berdasarkan teori ‘Rule of

Halves’.

Prevalensi hipertensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita

hipertensi. Dari Gambar 5, dapat dilihat bahwa frekuensi hipertensi di Dukuh Sembir

55,8%. Persentase tersebut berarti prevalensi hipertensi di Dukuh Sembir lebih dari

setengah responden penelitian di Dukuh Sembir, sehingga dapat disimpulkan bahwa

prevalensi hipertensi di Dukuh Sembir cukup banyak karena sudah lebih dari

setengah populasi dan kurang sesuai dengan The ‘Rule of Halves‘.

Kesadaran (awareness) pada penelitian ini adalah responden hipertensi yang

sadar menderita hipertensi. Gambar 5 menunjukan responden hipertensi yang sadar

menderita hipertensi di Dukuh Sembir 29,1%. Jadi kesadaran responden hipertensi di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

41

Dukuh Sembir cukup rendah karena responden hipertensi yang sadar menderita

hipertensi tidak lebih dari setengah responden hipertensi. Hal tersebut menunjukkan

penelitian ini kurang sesuai dengan The ‘Rule of Halves‘.

Tabel VII. Terapi Responden Hipertensi di Dukuh Sembir

Keterangan Frekuensi

(responden)

Persen (%)

Terapi Rutin 7 2,6

Jarang 39 14,7

Tidak Terapi 102 38,5

Total 148 55,8

Terapi adalah upaya penyembuhan yang dilakukan seseorang. Dari tabel

VII, dapat dilihat bahwa responden hipertensi yang rutin melakukan terapi di Dukuh

Sembir 2,6%. Responden hipertensi yang tidak rutin melakukan terapi di Dukuh

sembir 14,7%. Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa responden

hipertensi yang melakukan terapi tidak cukup banyak karena tidak lebih dari setengah

responden yang sadar menderita hipertensi, sehingga kurang sesuai dengan The ‘Rule

of Halves‘.

Kebanyakan masyarakat Dukuh Sembir yang melakukan terapi hipertensi

mengkonsumsi obat golongan CCB seperti Amlodipin (13,04%) dan Nifedipin

(4,35%). Ada juga masyarakat Dukuh Sembir juga melakukan terapi dengan obat

golongan ACE seperti Captopril (21,74%). Diuretik seperti HCT (2,17%) juga

merupakan salah satu obat yang dikonsumsi beberapa masyarakt Dukuh Sembir.

Namun dari terapi yang telah dilakukan tidak dapat disimpulkan terkontrol atau tidak,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

42

karena peneliti hanya mengambil data sekali dan tidak mengecek terkontrolnya

tekanan darah responden setelah melakukan terapi baik herbal ataupun obat secara

rutin.

Tabel VIII. Terapi Obat Hipertensi Responden Penelitian di Dukuh Sembir

B. Faktor Risiko Kesehatan terhadap Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi

Responden Hipertensi Di Dukuh Sembir

Faktor risiko hipertensi meliputi kurangnya aktivitas fisik, perilaku

merokok, pola makan, BMI, riwayat penyakit.

1. Aktivitas Fisik

Mengatur aktivitas fisik seperti berolahraga secara teratur, mengurangi

aktivitas yang berat atau ekstrim dapat mengurangi risiko hipertensi. Lebih dari

setengah (52,2%) memiliki aktivitas berat yang mengakibatkan hipertensi (Peltzer,

2013). Menurut Chataut (2011), kurangnya aktivitas fisik juga menyebabkan

hipertensi. Namun, pada penelitian ini didapatkan hasil 0,173; 0,469, 0,403 (tabel

IX.) menunjukkan H0 diterima karena probabilitas di atas 0,05. Hal tersebut

menunjukkan tidak ada pengaruh antara mengatur aktivitas fisik dengan prevalensi,

tingkat kesadaran, dan terapi hipertensi. Pada faktor risiko aktivitas fisik, responden

Golongan Nama Obat Jumlah

(Responden)

%

ACEI Captopril 10 21,74%

CCB Amlodipin 6 13,04%

Nifedipin 2 4,35%

Diuretik HCT 1 2,17%

Lupa obat 25 54,35%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

43

penelitian yang mengatur aktivitas fisik hanya 3 responden dari 265 responden,

sehingga tidak dapat mewakili populasi yang ada. Salah satu penyebabnya

kemungkinan kurangnya kesadaran masyarakat.

Tabel IX. Pengaruh Prevalensi , Kesadaran, dan Terapi Hipertensi dengan

Aktivitas Fisik di Dukuh Sembir

Setelah dilakukan penelitian terkait aktivitas fisik di Dukuh Sembir,

informasi awal terkait kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan di Dukuh

Sembir terbukti memang cukup rendah. Pemeliharaan terkait kesehatan yang hampir

tidak pernah masyarakat Dukuh Sembir lakukan dapat dibuktikan dari kurangnya

mengatur aktivitas fisik yang menjadi salah satu faktor pemicu hipertensi. Hal

demikian yang kemungkinan menyebabkan prevalensi hipertensi di Dukuh Sembir

cukup tinggi.

Faktor Aktivitas Fisik Total P OR

Ya Tidak n %

n % n %

Prevalensi 0,173 1,02(95%

Cl: 0,10-

1,05) <140/90

mmHg

0 0 117 44,15 117 44,15

≥140/90

mmHg

3 1,13 145 54,72 148 55,85

Total 3 1,13 262 98,87 265 100

Kesadaran 0,469 0,45(95%

Cl: 0,04-

5,12) Ya 1 0,68 76 51,35 77 52,03

Tidak 2 1,35 69 46,62 71 47,97

Total 3 2,03 145 97,97 148 100

Terapi 0,403 2,53(95%

Cl: 1,92-

3,35) Ya 0 0 46 59,74 46 59,74

Tidak 1 1,30 30 38,96 31 40,26

Total 1 1,30 76 98,70 77 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

44

2. Merokok

Tabel X. Pengaruh Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Hipertensi dengan

Merokok di Dukuh Sembir

Tekanan darah yang tidak terkontrol lebih tinggi pada pria yang merokok

dibandingkan dengan wanita merokok (Babiker, 2013). Penelitan yang dilakukan

Qiao (2013) dan Sherlock (2014) menunjukkan bahwa rokok meningkatkan risiko

hipertensi.

Penelitian ini tidak ada responden wanita yang merokok, hanya responden

pria yang merokok. Maka dilakukan subanalisis hanya responden laki-laki yang

manjadi subyek perhitungan dengan program komputer. Demikian juga penelitian ini

menyimpulkan ada pengaruh antara merokok dengan prevalensi dan tingkat

kesadaran hipertensi ditunjukkan dari 0,034<0,05; 0,005<0,05 (tabel X), dengan OR

2,33(95% Cl: 1,01-5,36) dan OR 0,35(95% Cl: 0,16-0,76) sehingga H0 ditolak.

Faktor Merokok Total P OR

Ya Tidak n %

n % n %

Prevalensi 0,034 2,33(95%

Cl: 1,01-

5,36) <140/90

mmHg

37 32,46 11 9,65 48 42,11

≥140/90

mmHg

39 34,21 27 23,68 66 57,89

Total 76 66,67 38 33,33 265 100

Kesadaran 0,005 0,35(95%

Cl: 0,16-

0,76) Ya 13 8,78 64 43,24 77 52,02

Tidak 26 17,57 45 30,41 71 47,98

Total 39 26,35 109 73,65 148 100

Terapi 0,429 0,75(95%

Cl: 0,23-

2,48) Ya 7 9,09 39 50,65 46 59,74

Tidak 6 7,80 25 32,46 31 40,26

Total 13 16,88 64 83,12 77 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

45

Namun tidak ada pengaruh merokok dengan terapi hipertensi (tabel X) karena

probabilitas di atas 0,05 (p=0,429).

Pemeliharaan kesehatan di Dukuh Sembir yang kurang baik terbukti dengan

hasil penelitian yang telah dilakukan ini. Prevalensi yang tinggi terhadap hipertensi

kebanyakan dari responden laki-laki yang hipertensi mengkonsumsi rokok, serta

responden yang sadar akan menderita hipertensi dan telah melakukan terapi

hipertensi di Dukuh Sembir tetap mengkonsumsi rokok. Hal demikian juga

membuktikan tingakat kepedulian yang sangat rendah terkait kesehatan di Dukuh

Sembir. Hal demikian akan membuat prevalensi hipertensi di Dukuh Sembir semakin

meningkat.

3. Pola Makan

Mengatur pola makan seperti mengurangi garam dan makanan berlemak

dapat mengurangi risiko hipertensi. Mengurangi asupan garam dapat meningkatkan

kontrol tekanan darah 2,3 kali lipat. Konsumsi garam kurang dari 1.500 mg dalam

sehari (ICSI, 2012). Makan sayur dan buah-buahan yang cukup juga dapat

mengurangi risiko hipertensi (Peltzer, 2013). Pada penelitian ini (tabel XI)

probabilitas di atas 0,05, sehingga dapat disimpulkan H0 diterima. Berarti tidak ada

pengaruh antara mengatur pola makan dengan prevalensi (p=0,073) dan terapi

(p=0,571) hipertensi. Pada tabel XI menunjukkan ada pengaruh antara mengatur pola

makan dengan kesadaran hipertensi, karena probabilitas di bawah 0,05 (p=0,012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

46

Tabel XI. Pengaruh Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Hipertensi dengan

Mengatur Pola Makan di Dukuh Sembir

Mengatur pola makan merupakan salah satu upaya pemeliharan tekanan

darah yang stabil. Namun, Di Dukuh Sembir responden hipertensi yang sadar akan

hipertensi tidak mengatur pola makan dengan tidak mengurangi konsumsi garam

ataupun lemak. Penelitian awal yang bersumber dari kepala dukuh terbukti benar

bahwa masyarakat Dukuh Sembir kurang peduli terhadap kesehatan. Walaupun

masyarakat tersebut sudah mengatahui bahwa dirinya menderita sakit hipertensi.

4. BMI (Body Mass Index)

Indeks massa tubuh ≥25 disebut obesitas. BMI ≥25 menjadi faktor risiko

kuat yang mengakibatkan hipertensi (Gudina, 2013). Beberapa penelitian lain yang

menyebutkan bahwa BMI memiliki pengaruh dengan hipertensi, seperti pada

penelitan Sherlock menghasilkan 6 dari 3 negara (Cina, Ghana, India, Meksiko,

Faktor Mengatur Pola Makan Total P OR

Ya Tidak n %

n % n %

Prevalensi 0,073 0,45(95%

Cl: 0,17-

1,18) <140/90

mmHg

6 2,26 111 41,89 117 44,15

≥140/90

mmHg

16 6,04 132 49,81 148 55,85

Total 22 8,0 243 91,70 265 100

Kesadaran 0,012 4,60(95%

Cl: 1,25-

16,91) Ya 13 8,78 64 43,24 77 52,02

Tidak 3 2,03 68 45,95 71 47,98

Total 16 10,81 132 89,19 148 100

Terapi 0,571 1,10(95%

Cl: 0,32-

3,72) Ya 8 10,40 38 49,35 46 59,74

Tidak 5 6,49 26 33,76 31 40,26

Total 13 16,88 64 83,12 77 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

47

Federasi Rumur dan Afrika Selatan) terbukti BMI meningkatkan risiko hipertensi.

Pada penelitian ini menghasilkan 0,490>0,05; 0,322>0,05 (tabel XII), hal tersebut

menunjukkan bahwa H0 diterima, sehingga tidak ada pengaruh antara BMI dengan

prevalensi dan terapi hipertensi. Sebaliknya pada tabel XII, menunjukkan

(0,026<0,05) H0 ditolak, sehingga ada pengaruh antara BMI dengan tingkat

kesadaran hipertensi dengan OR 0,47(95% Cl: 0,23-0,95).

Tabel XII. Pengaruh Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Hipertensi dengan

BMI di Dukuh Sembir

BMI menjadi salah satu faktor risiko hipertensi. Hampir semua masyarakat

Dukuh Sembir tidak mengetahui bahwa obesitas dapat berpengaruh terhadap

hipertensi. Hal tersebut membuat masyarakat tidak peduli dengan pola makan, dan

aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi BMI. Terbukti dengan adanya penelitian ini,

bahwa responden hipertensi yang sadar menderita hipertensi memiliki BMI≥25.

Kesadaran akan suatu penyakit tidak membuktikan kepedulian terhadap penyakitnya.

Faktor BMI (kg/m2) Total P OR

<25 ≥25 n %

n % n %

Prevalensi 0,490 0,96(95%

Cl: 0,57-

1,61 <140/90

mmHg

78 29,43 39 14,72 117 44,15

≥140/90

mmHg

100 37,74 48 18,11 148 55,85

Total 178 67,17 87 70,57 265 100

Kesadaran 0,026 0,47(95%

Cl: 0,23-

0,95) Ya 46 31,08 20,94 77 52,02

Tidak 54 36,49 17 11,49 71 47,98

Total 100 67,57 48 32,43 148 100

Terapi 0,322 0,72(95%

Cl: 0,28-

1,83) Ya 26 33,77 20 25,74 46 59,74

Tidak 20 25,97 11 14,29 31 40,26

Total 46 59,74 31 40,26 77 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

48

Terkait hal tersebut ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu kepedulian dan sadar

terhadap kesehatan menjadi faktor penting dalam mencegah suatu penyakit.

5. Riwayat Penyakit

Tabel XIII. Pengaruh Prevalensi Hipertensi dengan Riwayat Penyakit di Dukuh

Sembir

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa riwayat penyakit seperti

diabetes militus, kolesterol, asam urat dapat mempengaruhi hipertensi. Serum

kreatinin, glukosa darah, kolesterol, L-DLC, asam urat, penyakit jantung koroner,

stroke dan diabetes yang terkait erat dengan hipertensi (Qiao, 2013). Pada tabel XIII,

menunjukan bahwa Ho diterima karena probabilitas di atas 0,05, dapat diambil

disimpulkan bahwa riwayat penyakit tidak ada pengaruh dengan prevalensi

(p=0,504), tingkat kesadaran (p=0,659) dan terapi (p=0,227) responden hipertensi.

Masyarakat di Dukuh Sembir kurang mengetahui riwayat penyakit yang

pernah dialami. Hal demikian membuktikan bahwa masyarakat Dukuh Sembir kurang

Faktor Riwayat Penyakit Total P OR

Ya Tidak n %

n % n %

Prevalensi 0,504 1,27(95%

Cl: 0,31-

5,21) <140/90

mmHg

4 1,51 113 42,64 117 44,15

≥140/90

mmHg

4 1,51 144 54,34 148 55,85

Total 8 3,02 257 96,98 265 100

Kesadaran 0,659 0,92(95%

Cl: 0,13-

6,71) Ya 2 1,35 75 50,68 77 52,02

Tidak 2 1,35 69 46,62 71 47,98

Total 4 2,70 144 97,30 148 100

Terapi 0,227 2,14(95%

Cl: 1,72-

2,65) Ya 2 2,60 31 40,26 33 42,86

Tidak 44 57,14 0 0 44 42,86

Total 46 59,74 31 40,26 77 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

49

peduli terhadap kesehatan. Hal lain yang terjadi adalah beberapa responden hipertensi

menderita hipertensi karena memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, kolesterol,

dan lain-lain. Ada pula responden yang stroke karena memiliki riwayat hipertensi.

Jadi, riwayat penyakit sebaiknya harus tetap diperhatikan.

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil penelitian ini antara

lain :

a. Jumlah sampel yang sedikit pada beberapa faktor risiko, sehingga hasil yang

didapat kurang bisa mewakili nilai yang sebenarnya.

b. Pengukuran tekanan darah sesaat dan tidak dilakukan beberapa kali agar

menunjukkan tekanan darah persisten.

c.Ketidakterbukaan responden dalam menjawab pertanyaan.

d. Instrumen Sphygmomanometer yang digunakan tidak dapat dikalibrasi

e. Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh peneliti sendiri, tidak dilakukan oleh

tenaga profesional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Prevalensi masyarakat yang menderita hipertensi sebanyak 55,8%, yang sadar

menderita hipertensi sebanyak 29,1%, yang melakukan terapi hipertensi secara

rutin di Dukuh Sembir sebanyak 2,6% dan yang jarang melakukan terapi sebanyak

14,7%.

2. Faktor risiko kesehatan yang mempengaruhi Prevalensi hipertensi di Dukuh

Sembir adalah merokok, dengan OR 2,33(95% Cl: 1,01-5,36). Faktor risiko yang

mempengaruhi tingkat kesadaran hipertensi adalah merokok, pola makan, dan

BMI dengan OR 0,35(95% Cl: 0,16-0,76), OR 4,60(95% Cl: 1,25-16,91, dan OR

0,47(95% Cl: 0,23-0,95), serta tidak ada faktor risiko yang mempengaruhi terapi

responden hipertensi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran berupa :

1. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada pemantauan terapi rutin

hipertensi pada masyarakat agar mengetahui seberapa besar pengaruh pengobatan

rutin terhadap penyakit degenatif khususnya hipertensi.

2. Diadakan program penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan perilaku pola hidup

sehat, sehingga masyarakat sadar untuk melakukan pengecekan tekanan darah

secara rutin agar mendeteksi secara dini penyakit hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

51

DAFTAR PUSTAKA

Abtahi, F., Kianpour, K., Zibaeenezhad, M., J., Naghshzan, A., Heydari, S., T.,

Beigi, M., A., B., et al., 2011, Correlation between Cigarette Smoking and

Blood Pressure and Pulse Pressure among Teachers Residing in Shiraz,

Southern Iran, Iran Cardiovasc Res J, 5(3), 97-102.

Agresti, A., Min, Y., On Sample Size Guidelines for Teaching Inference about The

Binomial Parameter in Introductory Statistics, Department of Statistics

University of Florida Gainesville, 32611-8545.

Alsairafi, M., Alshamali, K., Al-rashed, A., 2010, Effect of Physical Activity on

Controlling Blood Pressure among Hypertensive Patients from Mishref Area

of Kuwait, Eur J Gen Med, 7(4), 377-384.

Babiker, F., Elkhalifa, L., Moukhyer, M.E., 2013, Awareness of Hypertension and

Factors Associated with Uncontrolled Hypertension in Sudanese Adults,

Cardiovascular Journal of Africa, 24(6), 1-5.

Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., Erb, G., 2009, Buku Ajar Praktik Keperawatan

Klinis, Edisi 5, EGC, Jakarta, hal. 44,45.

Badan Eksekutif Mahasiswa Farmasi (BMF), 2013, Laporan Pertanggungjawaban

Desa Mitra Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis di Dusun Sembir, Madurejo,

Prambanan, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, hal. 1-13.

Chataut, J., Adhikari, R.K., and Sinha, N.P., 2011, Prevalence and Risk Factors for

Hypertension in Adults Living in Central Development Region of Nepal,

ISSUE 33, 9(1), 13–8.

Deepa, R., Shanthirani, C.H., Pradeepa, R., and Mohan,V., 2003, Is the ‘Rule of

Halves’ in Hypertension Still Valid - Evidence from the Chennai Urban

Population Study, JAPI, www.ncbi.nlm.gov/pubmed/12725257, diakses

tanggal 20 Februari 2014.

Departemen Kesehatan RI, 2007, Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan, Depkes

RI, Jakarta, hal. 2-4.

Departemen Kesehatan RI, 2009, Masalah Hipertensi di Indonesia, Departemen

Kesehatan RI, http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1909 diakes

tanggal 13 Febuari 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

52

Departemen Kesehatan RI, 2010, Masalah Hipertensi di Indonesia, Departemen

Kesehatan RI, http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1909 diakes

tanggal 13 Februari 2014.

Deparetemen Kesehatan RI, 2012, Masalah Hipertensi di Indonesia, Departemen

Kesehatan RI, http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1909 diakes

tanggal 13 Februari 2014.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013, Profil Kesehatan Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun 2013, DinKes DIY, Yogyakarta, hal. 32,44.

Feng J. He, Norm R. C. Campbell, and Graham A. MacGregor, 2012, Reducing Salt

Intake to Prevent Hypertension and Cardiovascular Disease, Rev Panam Salud

Publica, 293-298.

Goldman, L., Schaver, A.I., 2014, Goldman's Cecil Medicine, 24 Edition, Elsevier

Saunders, Philadephia, pp. 1381.

Gormer, B., 2007, Hypertension Pharmacological Management,

http://www.pharmj.com/pdf/hp/200704/hp 200704 pharmacological.pdf,

diakses pada tanggal 12 Februari 2014.

Gudina, E.K., Michael, Y., Assegid, S., 2013, Prevalence of Hypertension and its

Risk Factors in Southwest Ethiopia: A Hospital-based Cross-sectional Survey,

Integrated Blood Pressure Control, 6, 111–117.

Hooker, R.C., Cowab, N., and Freeman, G.K., Better by Half: Hypertension in The

Elderly and The ‘ The of Halves’: A Primary Care Audit of The Clinical

Computer Record as A Springboard to Improving Care, Oxford University

Press, www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10381016, diakses tanggal 18 Februari

2014.

ICSI, 2012, Hypertension Diagnosis and Therapy, Health Care Guideline, 15-19.

Jorde, L., B., Williams, R., R., Kuida, H., 2011, Factor analysis suggesting

contrasting determinants for different blood pressure measurements, American

Heart Association, Inc., 1-10.

Kotsis, V., Stabouli, S., Papakatsika, S., Rizos, Z., Parati G., 2010, Mechanisms of

Obesity-Induced Hypertension, Hypertension Research, 386–393.

Mancia, G., Fagard, R., Narkiewicz, K., Redon, J., Zanchetti, A., Bohm, M., et al.,

2013, The Task Force for The Management of Arterial Hypertension of The

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

53

European Society of Hypertension (ESH) and of the European Society of

Cardiology (ESC), European Heart Journal, 10(1093), 4-10.

Marliani, L., Tantan, H.S., 2007, 100 Questions & Answers, PT Gramedia, Jakarta,

pp. 1-2.

Nurgiyantoro, B., Gunawan, Marzuki, 2009, Statistik Terapan, Gajah Mada

University Press, Yogyakarta, hal. 180-250.

Peltzer, K., Mafuya, N.P., 2013, Hypertension and Associated Factors in Older

Adults in South Africa, Cardiovascular Journal of Africa, 24(3), 1-6.

Pinto, E., 2007, Blood pressure and ageing, Postgrad Med J, 83, 09–114.

Qiao, S., Ye, Q., Dou, Y., Li, M., Kou, Y., Qian, D., et al., 2013, Analysis for

Hypertension and Related Risk Factors of Physical Examination Population,

Int J Clin Exp Med, 6(9), 785-793.

Reklaitiene, R., Tamosiunas, A., Virviciute, D., Baceviciene, M., Luksiene, D., 2012,

Trends in Prevalence, Awareness, Therapy, and Control of Hypertension, and

The Risk of Mortality Among Middle-Aged Lithuanian Urban Population in

1983–2009, BMC Cardiovascular Disorders, 12(68), 1-8.

Saseen, J.J., Maclaughun, E.J., 2008, Pharmacotherapy Handbook, Seventh Edition,

The McGraw-Hill Companies, Inc., United States, pp. 172-306.

Santoso, S., 2014, SPSS 22, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, hal. 213-238, 277-

307.

Setiati,S., 2005, Prevalence of Hypertension without Anti-hypertensive Medications

and Its Association with SocialDemographic Characteristics Among 40

Yearsand Above Adult Population in Indonesia, Acta Med Indones-Indones J

Intern Med, 37(1), 20-21.

Scheltens, T., Bots, M.L., Numans, M.E., Grobbee D.E., Hoe, A.W., 2007,

Awareness, Therapy and Control of Hypertension: The ‘Rule of Halves’ In

An Era of Risk-Based Therapy of Hypertension, Nature Publishing Group,

21, 99–1061-8.

Sheldon, G.S., 2005, Mayo Clinic Hipertension, Intisari Mediatama, Jakarta, pp. 26,

158.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

54

Sherlock, P.L., Beard. J., Minicuci, N., Ebrahim, S., Chatterji, S., 2014, Hypertension

among Older Adults in Lowand Middle-income Countries: Prevalence,

Awareness and Control, Int. J. Epidemiol, 1–13.

Strom, B.L., Kimmel, S.E., 2006, Pharmacoepidemoilogy, John Wiley & Sons Ltd.,

England, pp. 1-12

Franklin S., S., Larson, M., G., Khan, S., A., Wong, N., D., Leip, E., P., 2014, Does

the Relation of Blood Pressure to Coronary Heart Disease Risk Change With

Aging?: The Framingham Heart Study, American Heart Association, Inc., 1-6

Straka, R.J., 2008, Pharmaceutical Principles and Practise, The McGraw Hill

Companies, USA, pp. 9-31.

Swarjana, I. K., 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Andi Offset, h., Yogyakarta,

hal. 164-165.

Venkataraman, R., Kumar, Bp, S., Kumaraswamy, M., Singh, R., Pandey, M.,

Tripathi, P., et al.,2013, Smoking, Alcohol and Hypertension, Int J Pharm

Pharm Sci, 5(4), 28-32.

Wang, W., Lee, E.T., Fabsitz, R.R., Devereux, R., Best, L., et al., 2006, A

Longitudinal Study of Hypertension Risk Factors and Their Relation to

Cardiovascular Disease: The Strong Heart Study, Hypertension, 47, 403 –

409.

WHO, 2003, Adherence to Long-Term Therapies: Evidence for Action, WHO Library

Cataloguing, Switzerland, pp. 12, 120-125.

WHO, 2005, Regional Office for South-East Asia. Department of Sustainable

Development and Healthy Environments. Non Communicable Disease:

Hypertension, http://www.searo.who.int/, diakses tanggal 8 April 2014.

Zhang, J., Huang, Q., Yu, M., Cha, X., , Li, J., Yuan, Y., et al, 2013, Prevalence,

Awareness, Medication, Control, and Risk Factors Associated with

Hypertension in Bai Ethnic Group in Rural China: The Yunnan Minority Eye

Study, Plos One, 8, 1-9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

55

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

57

Lampiran 2. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

59

Lampiran 3. Inform Consent

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Kami dari Tim peneliti yang diketuai oleh Yovica Sagina. Dari Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma akan melakukan penelitian yang berjudul “Prevalensi,

Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi (Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan

Sosio-Ekonomi di Sleman)”. Penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengevaluasi tingkat prevalensi hipertensi, kesadaran responden terhadap

hipertensi dan terapi serta proporsi pengendalian tekanan darah yang terjadi.

2. Mengevaluasi pengaruh faktor risiko kesehatan dan sosio-ekonomi terhadap

prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi, serta pengendalian tekanan darah

responden.

Pembimbing Tim peneliti adalah Dr. Rita Suhadi, MSi., Apt, Yunita Linawati,

M.Sc., Apt dan Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt yang ikut serta dalam penelitian ini.

Penelitian ini membutuhkan sekitar 1200 responden penelitian. Waktu penelitian

diperkirakan 30 menit untuk masing-masing responden.

A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian

Responden penelitian dibebaskan untuk memilih keikutsertaan dalam penelitian ini

tanpa ada paksaan. Bila responden penelitian sudah memutuskan untuk ikut,

responden penelitian juga bebas untuk mengundurkan diri/ berubah pikiran setiap saat

tanpa dikenai denda atau pun sanksi apapun.

B. Prosedur Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

60

Apabila Responden penelitian bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Responden

penelitian diminta menandatangani lembar persetujuan ini. Prosedur selanjutnya

adalah:

1. Responden penelitian akan diwawancarai oleh Tim peneliti. Setiap dukuh terdiri

dari dua Tim peneliti untuk menanyakan: Nama, alamat, usia, jenis kelamin,

status, riwayat penggunaan obat, aktivitas fisik, penyakit penyerta, kebiasaan

merokok, kebiasaan minum alkohol, pola makan, penghasilan, jenis pekerjaan

(Berdasarkan CRF yang sudah disediakan).

2. Responden penelitian akan diukur berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah

oleh Tim peneliti.

C. Kewajiban subyek penelitian

Sebagai subyek penelitian berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk penelitian

seperti yang tertulis di atas. Bila ada yang belum jelas, reposnden penelitian bisa

bertanya lebih lanjut kepada peneliti.

D. Manfaat

Keuntungan langsung yang Responden penelitian dapatkan adalah

1. Responden penelitian mendapatkan pemeriksaan tekanan darah untuk

mengetahui tekanan darah secara gratis

2. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai faktor risiko

kesehatan terhadap responden hipertensi sehingga dapat membantu mencegah

prevalensi hipertensi meningkat dan tekanan darah responden hipertensi dapat

terkontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

61

3. Data yang didapatkan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

tekanan darah responden sehingga responden dapat melakukan tindak lanjut

yang harus dilakukan dengan mengetahui tekanan darahnya, serta dapat

memberikan informasi terkait faktor risiko kesehatan terhadap responden

hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman. Pengukuran

tekanan darah yang dilakukan, diharapkan mampu memberikan gambaran

mengenai faktor risiko hipertensi seperti; pola hidup sehingga dapat memantau

kesehatan fisik secara lebih intensif..

E. Kerahasiaan

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas responden penelitian akan

dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti.

F. Informasi Tambahan

Bapak/ ibu/ saudara responden penelitian diberi kesempatan untuk menanyakan

semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu

membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Bapak/ ibu/ saudara dapat menghubungi

Yovica Sagina pada 085743337760. Bapak/ ibu/ saudara juga dapat menanyakan

tentang penelitian kepada Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

Kedokteran UGM (Telp. 9017225 dari lingkungan UGM) atau 0274-7134955 dari

luar, atau email: [email protected]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

63

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Kami dari tim peneliti yang diketuai oleh Yovica Sagina dari Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma akan melakukan penelitian yang berjudul “Prevalensi

Kesadaran dan Terapi Respomden Hipertensi (Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan

Sosio-Ekonomi di Sleman)”.

Penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengevaluasi tingkat prevalensi hipertensi, kesadaran responden terhadap

hipertensi dan terapi serta proporsi pengendalian tekanan darah yang terjadi.

2. Mengevaluasi pengaruh faktor risiko kesehatan dan sosio-ekonomi terhadap

prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi, serta pengendalian tekanan

darah responden.

Tim peneliti mengajak bapak/ibu/saudara untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Penelitian ini membutuhkan sekitar 200 responden penelitian setiap, dengan jangka

waktu keikutsertaan masing-masing subyek sekitar 1 bulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

64

Lampiran 4. Uji Realibilitas Instrumen Penelitian

Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Pengukuran Tekanan Darah yang digunakan dalam

Penelitian

Uji Validitas Sphygmomanomter Digital dan Raksa pada Probandus dengan

Tekanan Darah Tinggi

Sphygmomanometer Probandus

Mean SD CV

(%) 1 2 3

Digital Sistolik (mmHg) 182 179 175 178,67 2,87 1,6

Diastolik (mmHg) 90 88 106 94,67 8,06 8,5

Raksa Sistolik (mmHg) 170 170 175 171,67 2,36 1,37

Diastolik (mmHg) 90 80 110 93,33 12,47 13,36

Perbandingan Sphygmomanomter Digital dan Raksa pada Probandus dengan

Tekanan Darah Normal

Sphygmomanometer Probandus

Mean SD CV

(%) 1 2 3

Digital Sistolik (mmHg) 122 125 130 125,67 3,3 2,62

Diastolik (mmHg) 78 83 64 75 8,04 10,72

Raksa Sistolik (mmHg) 125 120 130 125 4,08 3,27

Diastolik (mmHg) 80 80 70 76,67 4,71 6,15

Uji Reliablitias Sphygmanometer Digital pada Probandus

Probandus Spyghmomanometer Digital

Mean SD CV

(%) 1 2 3 4 5

1 Sistolik (mmHg) 131 123 129 128 134 129 4,06 3,15

Diastolik (mmHg) 81 80 82 80 80 80,6 0,89 1,11

2 Sistolik (mmHg) 117 123 121 123 129 122,6 4,34 3,54

Diastolik (mmHg) 80 78 77 78 77 78 1,22 1,57

3 Sistolik (mmHg) 130 134 137 135 134 134 2,55 1,90

Diastolik (mmHg) 81 85 88 86 88 85,6 2,88 3,37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

65

Lampiran 5. Validasi Timbangan Berat Badan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

67

Lampiran 6. Leaflet Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi responden Hipertensi

Berdasarkan Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan Sosio-Ekonomi di Kabupaten

Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

68

Lampiran 7. Bukti Pelatihan Sphygmomanometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

69

Lampiran 8. SOP Pengukuran Tekanan Darah

SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

1. Baterai diperiksa sebelum digunakan.

2. Lilitkan Cuff di sekitar lengan secara pas dan tidak ketat. Sejajarkan dengan

jantung.

3. Letakkan lengan dengan ditumpukan di atas meja agar sejajar dengan jantung.

4. Pasien dijelaskan bahwa saat pengukuran berjalan, Cuff akan mengembang

untuk sementara waktu dan akan mengempis kembali.

5. Saat dilakukan pengukuran, biarkan Cuff mengembang dan mengempis. Jika

pasien merasa tidak nyaman, matikan alat. Kemudian catat hasil pengukuran

sistolik dan diastolik pada layar pembacaan.

6. Biarkan pasien untuk istirahat terlebih dahulu. Jika tekanan darah yang pertama

dan kedua diukur mempunyai perbedaan lebih dari 5mmHg, maka dilakukan

pengukuran ulang dan diambil nilai rata-rata dari ketiga pengukuran tersebut.

7. Catat tekanan darah sistolik (atas) dan diastolik (bawah).

8. Hasil pengukuran tekanan darah diberitahukan kepada pasien. Apabila tekanan

darah yang dilakukan tidak normal, sarankan ke pasien untuk memeriksa lebih

lanjut ke dokter untuk mengetahui informasi selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

70

Lampiran 9. CRF (Case Report Form)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

71

Lampiran 10. Uji Post Hoc pada Kategori Umur Responden Penelitian

Tabel Uji Post Hoc pada Kategori Umur Responden Penelitian di Dukuh Sembir

Umur

(tahun)

40-50 51-60 61-70 ≥70

40-50 0,05 0,01 0,00

51-60 0,005 0,77 0,02

61-70 0,001 0,77 0,21

≥70 0,00 0,02 0,21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

72

Lampiran 11. Pedoman Wawancara Berdasarkan CRF

PEDOMAN WAWANCARA

1. Siapa nama anda? Berapa umur anda?

2. Maaf, apa pendidikan terakhir anda?

3. Apa pekerjaan anda?

4. Maaf, berapa penghasilan anda selama satu bulan?

5. Apakah anda pernah mengukur tekanan darah sebelumnya? Jika ya, berapakah

tekanan darah anda yang terakhir?

6. *Apakah anda mengetahui jika anda menderita hipertensi?

7. *Berapa lama anda menderita hipertensi? Apakah anda memiliki riwayat

penyakit hipertensi atau penyakit lainnya?

8. *Apakah anda pernah melakukan terapi untuk hipertensi?

9. *Apakah anda meminum obat anda secara teratur?

10. Untuk pola aktivitas apakah anda pernah melakukan olahraga?

11. Berapa kali anda melakukan olahraga selama seminggu?

12. Berapa waktu yang anda habiskan ketika anda berolahraga?

13. Mohon maaf sebelumnya, apakah anda merokok?

14. Jika ya, berapa batang rokok yang anda konsumsi setiap hari?

15. Maaf, Apakah anda mengkonsumsi alkohol?

16. Berapa kali anda mengonsumsi sayur setiap hari?

17. Berapa kali anda mengonsumsi buah setiap hari?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

73

18. Berapa kali anda mengkonsumsi daging setiap minggu?

19. Apakah anda suka mengkonsumsi makanan yang asin?

20. Kemana anda berobat ketika sakit dan berapa jarak ke tempat tersebut?

21. Apakah anda memiliki ASKES, JAMKESMAS atau BPJS?

*Apabila hasil pengukuran tekanan darah tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

74

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Greta Paulina, lahir di Kebumen pada tanggal

18 Juni 1993. Putri kedua dari 2 bersaudara dari pasangan Pius

Sugianto dan Veronika Nani Indrawati. Penulis menempuh

pendidikan di TK Pius Bakti Utama Gombong pada tahun

1997-1999, SD Pius Bakti Utama Gombong pada tahun 1999-2005, SMP Pius Bakti

Utama Gombong pada tahun 2005-2008, SMA Pius Bakti Utama Gombong pada

tahun 2008-2011 dan pada tahun 2011 meneruskan pendidikan di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma. Selama di Fakultas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis

mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi Bendahara dan

Sekretaris Ismafarsi Sanata Dharma periode 2012-2013, Ketua dan Wakil Ketua Desa

Mitra 2013, terlibat dalam berbagai kegiatan bakti sosial pada tahun 2011-2014. Pada

tahun 2014, penulia memperoleh juara 1 Patient Counseling Competition (PCC) di

Univesitas Indonesia dan juara 1 Patient Counseling Event (PCE) di Institut

Teknologi Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: (KAJIAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN - core.ac.uk · Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data pada masyarakat di Dukuh Sembir. 3. Masyarakat Dukuh Sembir yang telah

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI