BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Jenis dan Format ...eprints.umm.ac.id/48405/5/BAB...

13
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Jenis dan Format Penelitian 1. Pendekatan penelitian Menurut Syaifuddin Azwar (2010:5) Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan pada analisinya pada data-data numerical( angka-angka) yang diolah dengan statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hoipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalaha penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh siknifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar. Menurut sugiono (2015:11) Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan, kongkrit, teramati, terukur dan hubungan variabel berrsifat sebab akibat dimana data penelitianya berupa angka-angka dan hasil analisisnya mengunakan ststistika. 2. Jenis Penelitian Berdasarkan jenis permasalahan yang terdapat pada judul penelitian, maka peneliti mengunakan jenis penelitian korelasi sebab akibat, yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Jenis dan Format ...eprints.umm.ac.id/48405/5/BAB...

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan, Jenis dan Format Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Menurut Syaifuddin Azwar (2010:5) Pendekatan penelitian yang digunakan

peneliti adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan pada analisinya

pada data-data numerical( angka-angka) yang diolah dengan statistika. Pada

dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam

rangka pengujian hoipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu

probabilitas kesalaha penolakan hipotesis nihil.

Dengan metode kuantitatif akan diperoleh siknifikansi hubungan antara

variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian

sampel besar.

Menurut sugiono (2015:11) Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan ilmiah

yang memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan, kongkrit, teramati,

terukur dan hubungan variabel berrsifat sebab akibat dimana data penelitianya

berupa angka-angka dan hasil analisisnya mengunakan ststistika.

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis permasalahan yang terdapat pada judul penelitian, maka

peneliti mengunakan jenis penelitian korelasi sebab akibat, yaitu penelitian yang

dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel.

23

Jenis penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru

pendidikan agama islam (X) terhadap moral Siswa (Y).

3. Format penelitian

Menurut Emzi (2015:28) Format penelitian ini yaitu mengunakan format

eksplanasi karena tujuan penelitian ini untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan

antara variable yang dihipotesiskan.

B. Sasaran Penelitian

Adapun Siswa yang dijadikan objek penelitian adalah Siswa SMKN 5

Malang tahun ajaran 2019/2020.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMKN 5 Malang. Sekolah ini merupakan salah

satu sekolah unggul di kota malang. Hal itu dibuktikan dengan didapatkanya

akreditasi A dari badan Akreditasi Diknas Republik Indonesia. Beralamatkan Jl.

Ikan Piranha, Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

D. Teknik Sampling

Menurut Ibnu Hajar (2013:156) Populasi adalah keseluruhan objek

penelitian, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam

suatu penelitian, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi

sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian, artinya secara sederhana

sampel adalah bagian dari populasi. Mengenai populasi guru, penulis

mengambil guru di SMKN 5 Malang. Karena jumlah guru tersebut cukup

banyak, maka untuk memudahkan penulis dalam penelitian ini, guru yang

dijadikan sampel adalah guru Pendidikan Agama Islam.

24

Menurut Sugiono (2009:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakter yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) mengatakan dalam bukunya

jika jumlah subjeknya besar (diatas 100 orang), dapat diambil antara 10-15%

atau 20-25% atau lebih. Sugiono (2009:85) Oleh karena itu, peneliti akan

mengambil 50% dari populasi siswa SMKN 5 Malang, yaitu sebanyak 99

orang. Pengambilan sampel ini dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

E. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2015:38) Variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatau yang berbentuk apa saja yang diteteapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang merupakan variabel

bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).

Variabel penelitian adalah perubahan perilaku yang bisa diukur. Adapun

yang dijadikan variabel dalam penelitian ini adalah:

25

1. Variabel bebas atau variabel independent (variabel X) adalah variabel bebas yang

sedang dianalisis hubunganya dengan variabel terikat. Dalam hal ini variabel

bebasnya adalah Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam

2. Variabel terikat atau variabel dependen (variabel Y) adalah variabel yang sedang

dianalisis tingkat hubunganya oleh variabel independent dalam hal ini variabel

dependenya adalah Moral Siswa.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.

Dalam penelitian ini hipotesisnya dapat dirumuskan, sebagai berikut:

H0: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable kompetensi

kepribadian guru PAI dengan variable Moral siswa.

Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara variable kompetensi kepribadian

guru PAI dengan variable Moral siswa.

G. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

penulis menggunakan Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada

siswa untuk memperoleh informasi mengenai kompetensi kepribadian guru

26

Pendidikan Agama Islam dan Moral Siswa. Berdasarkan data angket yang telah

dibagikan, pertama yang dilakukan adalah perhitungan angket, dengan tujuan

untuk mengetahui hasil prosentase tingkat kompetensi guru Pendidikan Agama

Islam dan Moral Siswa.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun instrumen

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Membuat Kisi-Kisi Instrumen

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur

Kompetensi Kepribadian Guru PAI dan Moral siswa berupa angket tertutup,

adapun kisi- kisinya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Instrumen Angket Kompetensi Kepribadian Guru PAI

Variabel Dimensi Indikator Item

posit

if

Item

negat

if

1. Menghargai Siswa tanpa

membedakan keyakinan

yang dianut, suku, adat-

istiadat, daerah asal, dan

1

11

27

1. Bertindak sesuai

norma agama,

hukum, sosial,

dan kebudayaaan

Nasional

Indonesia.

gender

2. Bersikap sesuai dengan

norma agama yang

dianut, hukum, norma

sosial yang berlaku

dalam masyarakat, dan

kebudayaan nasional

Indonesia yang beragam

2

12

2. Menampilkan diri

sebagai pribadi

yang jujur,

berakhlak mulia,

1. Berperilaku yang

mencerminkan

ketakwaan dan akhlak

mulia.

3

13

2. Berperilaku yang dapat

diteladani oleh Siswa

28

Kompetensi

kepribadian

guru PAI

dan teladan bagi

Siswa dan

masyarakat

dan anggota masyarakat

di sekitarnya

4

14

3. Menampilkan diri

sebagai pribadi

yang mantap,

stabil, dewasa,

arif, dan

berwibawa.

1. Menampilkan diri

sebagai pribadi yang

mantap dan stabil.

5

15

2. Menampilkan diri

sebagai pribadi yang

dewasa, arif dan

berwibawa.

6

16

4. Menunjukkan

etos kerja,

tanggung jawab

yang tinggi, rasa

bangga menjadi

guru, dan rasa

percaya diri.

1. Menunjukkan etos kerja

dan tanggung jawab

yang tinggi.

7

17

2. Bangga menjadi guru

dan percaya pada diri

sendiri.

8

18

5. Menjunjung

tinggi kode etik

profesi guru.

1. Menerapkan kode etik

profesi guru

9

19

2. Berperilaku sesuai

29

dengan kode etik guru 10 20

Tabel 3.2

Instrumen Angket Moral Siswa

Variabel Dimensi Indikator Item

positif

Item

Negatif

Moral

siswa

Moral beragama

1. Meyakini Allah

yang telah menciptakan

Manusia

1

11

2. Meyakini Allah

yang telah memberikan

perlengkapan

pancaindera, berupa

pendengaran,

penglihatan, akal pikiran

dan hati sanubari,

disamping anggota

badan yang kokoh dan

sempurna kepada

manusia

2

12

30

3. Bersyukur karena

telah disediakan

berbagai bahan dan

sarana yang diperlukan

bagi kelangsungan

hidup manusia

3

13

Moral Sekuler

1. Moral kepada guru 4 14

2. Moral di

lingkungan sekitar

5

10

15

20

3. Moral keluarga 6 16

4. Moral masyarakat 7 17

5. Moral teman 8 18

6. Moral petugas

kebersihan

9 19

2.Perhitungan Skor

Skala pengukuran instrument yang digunakan dalam penelitian inii adalah

skala likert. Model skala likert yang digunakan adalah tiga kriteria, yaitu sangat

setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Perhitungan skor setiap jawaban

pada instrument kompetensi guru dan motivasi belajar siswa adalah sebagai

berikut: Sumber belum

Tabel 3.3

Indikator Skor

31

Skor

Indikator

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat tidak Setuju 1 4

H. Metode Analisis Data

1. Pengujian Hipotesis

Menurut Syofian Siregar (2013:252) Berdasarkan dari

permasalahan penelitian ini dapat dihitung dengan melakukan pengujian hipotesis

dengan menggunakan perhitungan korelasi product moment. Product moment

adalah salah satu teknik korelasi yang digunakan untuk mencari korelasi antar

variable bebas X dengan variable tak bebas Y. Menurut Agus Purwadi (2014:60-

32

62) Pengujian hipotesis menggunakan perhitungan korelasi product moment

karena di pandang sesuai dan melihat dari permasalahan tersebut, yaitu untuk

mengetahui apakah ada dan tidaknya pengaruh kompetensi Kepribadian guru PAI

dengan Moral siswa. Adapun langkah-langkah untuk menentukan nilai korelasi

(r) sebagai berikut:

2. Membuat tabel penolong

Tabel 3.4

Tabel Penolong

No

Kompetens

i

kepribadia

n guru PAI

Moral Siswa

X12 X2

2 X1X2 (X1) (X2)

1

2

3

∑X1= ∑X2= ∑X12= ∑X22= ∑X1X2=

3. Menghitung koefisien korelasi (r) product moment pearson, digunakan rumus

sebagai berikut:

33

𝑟ₓᵧ =N ∑X₁X₂−(∑X₁)(∑X₂)

√[(N∑X₁²−(∑X₁)²][N∑X₂²−(∑X₂)²]

Keterangan:

𝑟ₓᵧ = angka indeks korelasi product-moment

N = Number of cases

ΣX₁X₂= = Jumlah hasil perkalian X1 dan X2

ΣX₁ = Jumlah seluruh skor X1

ΣX₂ = Jumlah seluruh skor X2

Untuk menguji hasil koefisien korelasi (r) product moment, kita hubungkan

dengan tabel korelasi product moment (r-tabel). Tetapi sebelumnya harus

dicari derajat bebasnya (db).

Rumus: db = N – 1

Pada r-tabel dengan taraf signifikansi 5% dan 1% terhadap db= … masing-

masing adalah … dan …, maka bisa kita perbandingkan antara r-hitung

dengan r-tabel.

4. Kaidah pengujian

Dalam pengujian hipotesis, perlu diperhatikan kriteria sebagai berikut:

-hipotesis H0 diterima, apabila r-hitung < r-tabel (Ha ditolak)

-hipotesis H0 ditolak, apabila r-hitung > r-tabel (Ha diterima)

-Membandingkan r-hitung dan r-tabel

34

Tujuan membandingkan r-hitung dan r-tabel adalah untuk mengetahui,

apakah H0 ditolak atau diterima berdasarkan kaidah pengujian.

5. Membuat keputusan

Mengetahui hipotesis mana yang terpilih H0 atau Ha

H0: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable kompetensi

Kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dengan variable Moral Siswa.

Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara variable kompetensi

Kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dengan variable Moral Siswa.