WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak...
Transcript of WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM … · Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak...
TESIS
WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DALAM PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN
TANAH TERLANTAR
I WAYAN ADI SUMIARTA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
ii
TESIS
WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DALAM PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN
TANAH TERLANTAR
I WAYAN ADI SUMIARTA
NIM. 1292462011
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KENOTARIATAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iii
WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DALAM PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN
TANAH TERLANTAR
Tesis untuk memperoleh Gelar Magister
pada Program Magister Program Studi Kenotariatan Program Pascasarjana
Universitas Udayana
I WAYAN ADI SUMIARTA
NIM. 1292462011
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KENOTARIATAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL : 12 AGUSTUS 2015
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH., MS. Dr. I Nyoman Suyatna, SH., MH.
NIP. 19441221 197503 2 001 NIP. 19590923 198601 1 001
Mengetahui :
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Udayana
(Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 19590215 198510 2 001
Ketua Program Magister Kenotariatan
Program Pascasarjana Universitas Udayana
(Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH., M.Hum )
NIP. 19640402 198911 2 001
v
TESIS INI TELAH DIUJI
PADA TANGGAL : 5 AGUSTUS 2015
Panitia Penguji Tesis
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana
Nomor : 1703/UN 14.4/HK/2015
Tanggal : 5 Juni 2015
Ketua : Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH., MS.
Anggota : 1. Dr. I Nyoman Suyatna, SH., MH.
2. Prof. Dr. Ibrahim R., SH., MH.
3. Dr. I Gede Yusa, SH., MH.
4. Dr. Putu Gede Arya Sumerthayasa, SH., MH.
vi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : I Wayan Adi Sumiarta
NIM : 1292462011
Program Studi : Magister Kenotariatan
Judul Tesis : Wewenang Badan Pertanahan Nasional Dalam Penertiban Dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat. Apabila
dikemudian hari dalam karya ilmiah ini terbukti plagiat, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
Denpasar, 12 Agustus 2015
Yang Membuat Pernyataan
(I Wayan Adi Sumiarta)
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan Tesis ini guna memperoleh gelar Magister Kenotariatan
pada Program Studi Kenotariatan, Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Pada kesempatanini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH., MS. selaku
pembimbing pertama dan Dr. I Nyoman Suyatna, SH., MH. selaku pembimbing
kedua yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dan saran kepada penulis
dalam proses penyelesaian tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Magister Universitas Udayana, kepada
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka
Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi
mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana,
kepada Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Prof. Dr. I Gusti Ngurah
Wairocana, SH., MH. atas izin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti
Program Magister. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana Dr.
Desak Putu Dewi Kasih, SH., M.Hum. atas kesempatan dan dukungan yang telah
viii
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu
Dosen dan staf pengajar serta Pegawai di Program Studi Magister Kenotariatan
Program Pascasarjana Universitas Udayana atas ilmu dan bantuan yang telah
diberikan. Terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak dan Ibu tercinta Drs. I
Nyoman Arthana dan Ni Nyoman Sumini, saudara penulis I Kadek Ari Pebriarta,
I Wayan Gendo Suardana, SH., dan terkasih Ni Luh Putu Ekajayanthi Mandasari,
Amd.Keb., serta seluruh keluarga besar yang sangat penulis sayangi. Penulis
ucapkan banyak terimakasih atas doa, kasih sayang, motivasi, dukungan material
dan immaterial yang telah diberikan kepada penulis.
Terima kasih juga kepada Prapta, Wahyu, Wily, Ade, Gek Widya, Icha,
Sisil, Desi, Bu Luh De, Pak De Prapta, Bli Yus, Ondel, Nana dan seluruh keluarga
besar Angkatan V Magister Kenotariatan Universitas Udayana, kawan-kawan di
Frontier Bali, Walhi Bali, ForBALI serta semua pihak yang telah membantu
memberikan semangat dan masukan dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa selalu memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan kepada kita
semua dan semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Denpasar, 12 Agustus 2015
Penulis
ix
ABSTRAK
WEWENANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM
PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR
Hak atas tanah harus digunakan sesuai dengan peruntukannya, karena
apabila tidak dipergunakan dalam waktu tertentu tanah tersebut dapat dikatakan
sebagai tanah terlantar. Pasal 3 huruf a PP No. 11 tahun 2010 menjelaskan tentang
pengecualian obyek penertiban tanah terlantar namun dalam hal ini masih belum
jelas bagaimana obyek serta kriteria tanah terlantar tersebut dan dalam Pasal 5
ayat (2) PP No. 11 Tahun 2010 menerangkan Badan Pertanahan Nasional dan
instansi terkait yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penertiban dan
pendayagunaan tanah terlantar dalam hal ini masih belum jelas bagaimana
kewenangan Badan Pertanahan Nasional terhadap tanah yang diterlantarkan. Oleh
karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi apakah yang menjadi
obyek dan kriteria tanah terlantar serta bagaimana kewenangan Badan Pertanahan
Nasional terhadap tanah yang diterlantarkan ditinjau dari peraturan perundang-
undangan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang
didasarkan pada kekaburan norma pada Pasal 3 huruf a dan Pasal 5 ayat (2) PP.
No. 11 Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan
dan pendekatan konseptual. Sumber bahan hukum dalam penelitian ini terdiri dari
bahan hukum primer, sekunder, dan tertier. Teknik pengumpulan bahan hukum
dalam penelitian ini adalah dengan studi dokumen dan teknik analisis bahan
hukum menggunakan teknik deskriftif dan teknik interprestasi.
Hasil penelitian terhadap permasalahan yang dikaji adalah Kriteria tanah
yang dapat diidentifikasi tanah terlantar adalah pemegang hak atas tanah dengan
sengaja tidak memelihara hak atas tanah tersebut dengan baik dalam jangka waktu
tertentu sehingga kualitas kesuburan tanahnya menjadi menurun dan tidak
produktif lagi. Sedangkan Objek penertiban tanah terlantar adalah Tanah Hak
Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan dan
atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan subjeknya adalah
Perseorangan, Badan Hukum Privat maupun Badan Hukum Publik. Sedangkan
kewenangan Badan Pertanahan Nasional dalam penertiban tanah terlantar
merupakan kewenangan delegasi dari pemerintah (Presiden), sedangkan Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional, Kantor Pertanahan, Pemerintah Daerah dan
instansi yang berkaitan dengan peruntukan tanah yang tergabung dalam panitia C
adalah memperoleh kewenangan subdelegasi dari Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia. Adapun mekanisme dalam penertiban tanah
terlantar dengan melakukan dengan melakukan inventarisasi tanah yang
terindikasi terlantar, melakukan identifikasi dan penelitian tanah terindikasi
terlantar, memberikan peringatan terhadap pemegang hak, dan terakhir apabila
pemegang hak tidak mengindahkan peringatan yang diberikan Kepala Badan
Pertanahan Nasional akan mengeluarkan penetapan tanah terlantar.
Kata Kunci : Kriteria, Objek, Kewenangan, Tanah Terlantar
x
ABSTRACT
THE AUTHORITY OF NATIONAL LAND AGENCY IN CONTROLLING AND
UTILIZING THE ABANDONED LAND
Land rights must be used according to its purpose, because if not used
within a certain time such land can be regarded as abandoned land. Article 3
letter a of the Government Regulation No. 11 of 2010 describes an exception of
the object of controlling of abandoned land, but in this case it remains unclear
what the criteria of abandoned land is and in Article 5 (2) of the Government
Regulation Number 11 of 2010 stipulates the National Land Agency and related
agencies that have the authority to take control and the utilization of abandoned
land, in this regard is still not clear what the authority of the National Land
Agency over the abandoned land. Therefore, the formulation of the problem in
this research include what the object and the criteria of abandoned land as well
as what the authority of the National Land Agency over the abandoned land in
terms of legislation.
This type of research is a normative legal research based on the vagueness
of the norms in Article 3 point a and Article 5 (2) of Government Regulation No.
11 of 2010. This research use statutory and conceptual approaches. Sources of
legal materials in this study consisted of primary, secondary, and tertiary legal
materials. The legal material collection techniques were conducted by studying
the documents and legal materials analysis techniques by using descriptive and
interpretation techniques.
The research results showed that the criteria of abandoned land is the
land rights holder deliberately does not preserve the land rights properly, within
a specified period so that the quality of the soil fertility is lowered and no longer
productive. While the controlling objects of abandoned land are Land Properties,
leasehold, Building Rights, Right to Use, Rights of management, or ones who
already have basic control over land and its subject are the Individual, Private
and Legal Entity of Public Law Firm. While the authority of the National Land
Agency in the controlling of abandoned land is a delegation of government
authority (the President), while the Regional Office of the National Land Agency,
Land Office, Local Government and agencies relating to the allotment of land
belonging to the C committee was to obtain sub-delegation of authority from the
Head of National Land Agency of the Republic of Indonesia. The controlling
mechanisms in the of abandoned land are: to conduct an inventory of abandoned
land indicated, to identify and study indicated abandoned land, to give a warning
to the right holder, and the lastly, if the right holder does not comply with the
warnings given, the National Land Agency will issue a determination of
abandoned land.
Keywords: Criteria, Object, Authority, Abandoned Land
xi
RINGKASAN
Tesis ini menganalisis mengenai wewenang Badan Pertanahan Nasional
dalam penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar. Tesis ini terdiri dari 5 (lima)
bab yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Bab I menguraikan latar belakang masalah yang berawal dari adanya
kekaburan norma pada Pasal 3 huruf a PP No. 11 tahun 2010 menjelaskan tentang
pengecualian obyek penertiban tanah terlantar namun dalam hal ini masih belum
jelas bagaimana obyek serta kriteria tanah terlantar tersebut dan dalam Pasal 5
ayat (2) PP No. 11 Tahun 2010 menerangkan Badan Pertanahan Nasional dan
instansi terkait yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penertiban dan
pendayagunaan tanah terlantar dalam hal ini masih belum jelas bagaimana
kewenangan Badan Pertanahan Nasional dalam penertiban dan pendayagunaan
tanah terlantar. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka pada sub
bab ini diuraikan mengenai rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,
landasan teoritis serta metode penelitian yang digunakan.
Bab II menguraikan tinjauan umum tentang hak atas tanah dan tanah
terlantar yang terdiri dari empat sub bahasan. Pada sub bahasan pertama
membahas mengenai pengertian tanah dan dasar hukum hak atas tanah. Pada sub
bahasan kedua membahas mengenai hak penguasaan atas tanah. Pada sub bahasan
ketiga membahas pengertian tanah terlantar menurut pakar hukum agraria, tanah
terlantar menurut hukum adat, dan tanah terlantar menurut peraturan perundang-
undangan. Kemudian pada sub bahasan keempat membahas mengenai fungsi
social hak atas tanah.
Bab III merupakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap rumusan
masalah pertama yang terdiri dari dua sub bahasan. Pada sub bahasan pertama
membahas tentang kriteria tanah terlantar dalam peraturan perundang-undangan.
Pada sub bahasan kedua membahas tentang objek dan subjek penertiban tanah
terlantar dalam peraturan perundang-undangan.
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap rumusan
masalah kedua yang terdiri dari dua sub bahasan. Pada sub bahasan pertama
membahas tentang sumber-sumber kewenangan pemerintah dan kewenangan
Badan Pertanahan dan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dalam
penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar. Pada sub bahasan kedua
membahas tentang mekanisme dalam penertiban dan pendayagunaan tanah
terlantar.
Bab V sebagai bab penutup menguraikan mengenai simpulan dan saran
yang didapatkan dari hasil uraian analisis yang dilakukan pada bab-bab
sebelumnya. Adapun simpulan yang didapatkan dari pembahasan tersebut adalah :
Kriteria tanah yang dapat diidentifikasi tanah terlantar adalah pemegang hak atas
tanah dengan sengaja tidak memelihara hak atas tanah tersebut dengan baik dalam
jangka waktu tertentu sehingga kualitas kesuburan tanahnya menjadi menurun dan
tidak produktif lagi. Sedangkan Objek dan Subjek penertiban tanah terlantar
adalah Tanah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak
Pengelolaan dan atau yang telah memiliki dasar penguasaan atas tanah dan
subjeknya yang diberikan kepada kepada Perseorangan, Badan Hukum Privat,
xii
maupun badan Hukum Publik (Pemerintah). Dalam hal penertiban tanah terlantar
dapat disimpulkan Badan Pertanahan Nasional memperoleh kewenangan delegasi
dari pemerintah (Presiden). Sedangkan Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional, Kantor Pertanahan, Pemerintah Daerah dan instansi yang berkaitan
dengan peruntukan tanah yang tergabung dalam panitia C adalah memperoleh
kewenangan subdelegasi dari Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia. Untuk mekanisme penertiban tanah terlantar adalah dilakukan dengan
membentuk panitia C yang kemudian panitia tersebut melakukan inventarisasi
tanah berindikasi terlantar, melakukan identifikasi dan penelitian tanah terindikasi
terlantar, memberikan peringatan terhadap pemegang hak, dan terakhir
mengeluarkan penetapan tanah terlantar yang dilakukan oleh Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia sehingga tanah tersebut kembali kepada
penguasaan negara dan oleh negara tanah tersebut akan didayagunakan untuk
kepentingan masyarakat.
xiii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
SAMPUL DEPAN....................................................................................
SAMPUL DALAM………………………………………………….….. i
PRASYARAT GELAR……………………………………………….… ii
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………...... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI…………………………………….. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT………………………………….... v
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………...... vi
ABSTRAK……………………………………………………………….. vii
ABSTRACT…………………………………………………………....... ix
RINGKASAN………………………………………………………….... x
DAFTAR ISI…………………………………………………………....... xii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………..... 12
1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 12
1.3.1. Tujuan Umum…………………………………………. 12
1.3.2. Tujuan Khusus………………………………………… 13
1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………. 13
1.4.1. Manfaat Teoritis……………………………………….. 13
1.4.2. Manfaat Praktis………………………………………… 13
1.5. Landasan Teoritis Dan Kerangka Berpikir…………………… 15
xiv
1.5.1. Landasan Teoritis……………………………………… 15
1.5.2. Kerangka Berpikir……………………………………... 31
1.6. Metode Penelitian……………………………………………. 33
1.6.1. Jenis Penelitian………………………………………… 34
1.6.2. Jenis Pendekatan………………………………………. 35
1.6.3. Sumber Bahan Hukum……………………………….... 35
1.6.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum………………….. 36
1.6.5. Teknik Analisis Bahan Hukum………………………… 37
BAB II TINJAUAN UMUM HAK ATAS TANAH DAN TANAH
TERLANTAR…………………………………………………………….. 39
2.1. Pengertian Tanah dan Dasar Hukum Hak Atas Tanah……….. 39
2.2. Hak Penguasaan Atas Tanah…………………………………. 43
2.3. Pengertian Tanah Terlantar………………………………….... 56
2.3.1. Tanah Terlantar Menurut Pakar Hukum Agraria………. 56
2.3.2. Tanah Terlantar Menurut Hukum Adat………………… 58
2.3.3. Tanah Terlantar Menurut Peraturan Perundang-undangan.59
2.4. Fungsi Sosial Hak Atas Tanah………………………………… 73
BAB III KRITERIA, OBJEK DAN SUBJEK TANAH TERLANTAR
MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN…………….. 76
3.1. Kriteria Tanah Terlantar Dalam Peraturan Perundang-undangan.76
3.2. Objek dan Subjek Penertiban Tanah Terlantar Dalam Peraturan
Perundang-undangan………………………………………….. 86
3.2.1. Objek Penertiban Tanah Terlantar Dalam Peraturan
xv
Perundang-undangan…………………………………… 86
3.2.2. Subjek Penertiban Tanah Terlantar Dalam Peraturan
Perundang-undangan…………………………………… 108
BAB IV KEWENANGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL DALAM
PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR. 111
4.1. Kewenangan Badan Pertanahan Nasional…………………….. 111
4.1.1. Sumber-Sumber Kewenangan Pemerintah……………… 111
4.1.2. Kewenangan Badan Pertanahan Nasional Dalam Penertiban
dan Pendayagunaan Tanah Terlantar…………………… 117
4.2. Mekanisme Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar… 128
BAB V PENUTUP…………………………………………………...…… 144
5.1. Kesimpulan……………………………………………………. 144
5.2. Saran…………………………………………………………... 145
DAFTAR PUSTAKA………………………………………...…………… 147