BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...

15
Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa dengan menerapkan metode pembelajaran aktif tipe Group To Group Exchange (GGE) dalam pembelajaran matematika. Hal ini berarti, perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran aktif tipe GGE, sedangkan aspek yang diukurnya adalah kemampuan pemahaman matematis siswa. Oleh karena itu, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran aktif tipe GGE dan variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman matematis siswa. Pengambilan sampel pada penelitian ini tidak secara acak siswa, tetapi acak kelas. Peneliti harus menerima kondisi dua kelas yang diperoleh secara acak tersebut (kelas eksperimen dan kelas kontrol). Sehingga, berdasarkan metodenya, penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen (Ruseffendi, 2005:32). Desain penelitian pada penelitian ini disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Digunakan 2 kelompok siswa yang berbeda yaitu kelompok pertama (eksperimen) dan kelompok kedua (kontrol). 2. Kelompok-kelompok tersebut dipilih secara acak dari keseluruhan kelas yang ada. 3. Kedua kelompok diberikan pretes (tes awal) dan postes (tes akhir). Maka desain dari penelitian ini adalah: O X O O O Keterangan: X : Pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran aktif tipe GGE

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman

matematis siswa dengan menerapkan metode pembelajaran aktif tipe Group To

Group Exchange (GGE) dalam pembelajaran matematika. Hal ini berarti,

perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran aktif tipe GGE, sedangkan aspek yang

diukurnya adalah kemampuan pemahaman matematis siswa. Oleh karena itu,

yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran

aktif tipe GGE dan variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman

matematis siswa.

Pengambilan sampel pada penelitian ini tidak secara acak siswa, tetapi

acak kelas. Peneliti harus menerima kondisi dua kelas yang diperoleh secara

acak tersebut (kelas eksperimen dan kelas kontrol). Sehingga, berdasarkan

metodenya, penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen (Ruseffendi,

2005:32). Desain penelitian pada penelitian ini disusun dengan memperhatikan

hal-hal sebagai berikut.

1. Digunakan 2 kelompok siswa yang berbeda yaitu kelompok pertama

(eksperimen) dan kelompok kedua (kontrol).

2. Kelompok-kelompok tersebut dipilih secara acak dari keseluruhan kelas

yang ada.

3. Kedua kelompok diberikan pretes (tes awal) dan postes (tes akhir).

Maka desain dari penelitian ini adalah:

… O X O

… O O

Keterangan:

X : Pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran aktif

tipe GGE

16

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

O : pretes dan postes

B. Populasi dan Sampel

Populasi yang telah dipilih pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Conggeang. Subjek penelitian adalah dua kelas yang dipilih secara

random. Alasan random sampling karena setiap kelas merupakan kelas regular.

Satu kelas menjadi kelas eksperimen yaitu kelas VII-D dan satu lagi menjadi

kelas kontrol yaitu kelas VII-E yang ditentukan secara random. Kelas

eksperimen mendapat perlakuan berupa pelajaran matematika dengan metode

pembelajaran aktif tipe GGE, sedangkan kelas kontrol mendapatkan

pembelajarn matematika dengan metode ekspositori.

C. Alat dan Bahan Ajar

Bahan ajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

RPP disusun untuk mendukung terlaksananya pembelajaran di kelas. RPP

merupakan pedoman pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam setiap

pertemuan di kelas. Dalam penelitian ini, penulis membuat empat RPP untuk

masing-masing kelas yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Langkah-

langkah pembelajaran dalam RPP untuk kelas kontrol dirancang dengan

menggunakan metode ekspositori, sedangkan langkah-langkah pembelajaran

dalam RPP kelas eksperimen dirancang dengan menggunakan metode

pembelajaran aktif tipe GGE.

2. LKS (Lembar Kerja Siswa)

LKS hanya diberikan kepada kelas eksperimen. LKS berisi beberapa

permasalahan terbuka yang harus dipecahkan siswa. Kelas kontrol tidak

menggunakan LKS, kelas kontrol menggunakan buku paket yang sudah ada.

Kendatipun demikian, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol

mendapatkan asupan materi yang sama.

17

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Instrumen Tes

Tes diberikan untuk mengukur atau mengetahui kemampuan pemahaman

matematis siswa terhadap materi yang diajarkan. Tes ini berupa tes kemajuan

atau perolehan belajar. Selain meninjau hasil belajar setelah kegiatan

dilakukan, pada tes perolehan belajar ditinjau pula kondisi (keadaan) sebelum

kegiatan dilakukan (Suherman, 2003). Oleh karena itu, pada penelitian ini tes

yang digunakan terbagi ke dalam dua macam tes, yaitu:

a. Pretes yaitu tes yang dilakukan sebelum perlakuan diberikan.

b. Postes yaitu tes yang diberikan setelah perlakuan diberikan.

Tipe tes yang digunakan adalah tes uraian atau subjektif dengan

pertimbangan bahwa tes dengan tipe ini lebih mampu mengungkapkan

kemampuan pemahaman matematis siswa. Melalui tes uraian, proses atau

langkah penyelesaian yang dilakukan dan ketelitian siswa dalam menjawab

dapat teramati. Seperti yang diungkapkan oleh Suherman (2003) bahwa

keunggulan tes uraian salah satunya adalah proses pengerjaan tes akan

menimbulkan kreativitas dan aktivitas positif siswa, karena tes tersebut

menuntut siswa agar berpikir secara sistematik, menyampaikan pendapat dan

argumentasi, serta mengaitkan fakta-fakta yang relevan.

Sebelum penelitian ini dilakukan, instrumen diujicobakan terlebih dahulu,

supaya dapat terukur ketepatan (validitas), keajegan (reliabilitas), indeks

kesukaran dan daya pembeda dari instrumen tersebut.

1) Validitas Instrumen

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu

instrumen sehingga mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi.

Validitas tes yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus korelasi

produk momen memakai angka kasar (Suherman, 2003:112), yaitu:

18

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

: koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

: banyak subjek

: skor yang diperoleh dari tes

: skor total

Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai tersebut dibagi ke dalam

kriteria (Suherman, 2003:113) yang disajikan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1

Tabel Interpretasi Validitas Nilai

Nilai Keterangan

Validitas sangat tinggi

Validitas tinggi

Validitas sedang

Validitas rendah

Validitas sangat rendah

Tidak valid

Hasil pengolahan data diperoleh:

Tabel 3.2

Hasil Perhitungan Validitas Setiap Butir Soal

Nomor

Soal X Y

2X 2Y YX xyr Interpretasi

1 147

1088

1101

45388

6232 0,60 Validitas Sedang

2 128 804 5496 0,69 Validitas Sedang

3 160 1170 5580 0,57 Validitas Sedang

4 149 1027 6095 0,53 Validitas Sedang

5 165 1235 6873 0,64 Validitas Sedang

6 130 790 5199 0,42 Validitas Sedang

7 106 588 4462 0,55 Validitas Sedang

19

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8 103 573 4451 0,63 Validitas Sedang

2) Uji Realibilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk mengetahui ketetapan suatu instrumen

dan untuk menunjukan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya. Sugiyono

(Herdian, 2010:53) mendefinisikan realibilitas alat ukur sebagai ketetapan

alat ukur dalam mengukur apa yang diukurnya, yang artinya kapan pun alat

ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama.

Koefisien realibilitas perangkat tes berupa bentuk uraian dapat

diketahui menggunakan rumus Alpha (Suherman, 2003:155) sebagai

berikut:

Keterangan:

n : banyak butir soal

: jumlah varians skor setiap soal

: varians skor total

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi

yang dapat digunakan dibuat oleh Guilford (Suherman, 2003:160) adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.3

Tabel Interpretasi Derajat Reliabilitas

Nilai Interpretasi

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

20

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel. 3.4

Hasil Perhitungan Reliabilitas Setiap Butir Soal

Nomor

Soal X Y

2X 2Y

2

is 2

ts

1 147

1088

1101

45388

12,69

197,66

2 128 804 8,60

3 160 1170 10,56

4 149 1027 9,57

5 165 1235 10,92

6 130 790 7,56

7 106 588 7,12

8 103 573 7,31 2

is 74,31

Koefisien reliabilitas tersebut menyatakan bahwa reliabilitas instrumen

tes termasuk kriteria tinggi.

3) Uji Daya Pembeda

Daya pembeda berkaitan dengan mampu/tidaknya instrumen yang

digunakan membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. Daya

pembeda soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Suherman,

2003:43):

atau

Keterangan:

DP : Daya Pembeda

JBA : Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar,

atau jumlah benar untuk kelompok atas

JBB : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar,

atau jumlah benar untuk kelompok bawah

JSA : Jumlah siswa kelompok atas

21

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

JSB : Jumlah siswa kelompok bawah

Klasifikasi interpretasi daya pembeda (Suherman, 2003:161) dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.5

Tabel Interpretasi Daya Pembeda

Nilai Keterangan

Sangat baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat jelek

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Daya Pembeda Setiap Butir Soal

Nomor

Soal AX BX SMI DP Interpretasi

1 8,25 2,38 10 0,59 Baik

2 7,13 1,63 10 0,55 Baik

3 6,38 1,63 10 0,48 Baik

4 7,13 3,5 10 0,36 Cukup

5 8,38 2,88 10 0,55 Baik

6 5,38 3,63 10 0,20 Cukup

7 5,5 3 10 0,25 Cukup

8 5,75 2,75 10 0,30 Cukup

4) Uji Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran menyatakan derajat kesukaran sebuah soal. Rumus

untuk mencari indeks kesukaran tiap soal yaitu (Suherman, 2003:45)

atau

22

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

IK : Indeks Kesukaran

JBA : Jawaban benar siswa kelompok atas

JBB : Jawaban benar siswa kelompok bawah

JSA : Jumlah siswa kelompok atas

JSB : Jumlah siswa kelompok bawah

Klasifikasi indeks kesukaran paling banyak digunakan (Suherman,

2003:170) adalah.

Tabel 3.7

Tabel Interpretasi Indeks Kesukaran

IK Keterangan

IK=0,00 Soal terlalu sukar

Soal sukar

Soal sedang

Soal mudah

IK=1,00 Soal terlalu mudah

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Setiap Butir Soal

Nomor

Soal iX SMI IK Interpretasi

1 4,9 10 0,49 Soal Sedang

2 4,27 10 0,43 Soal Sedang

3 5,33 10 0,53 Soal Sedang

4 4,97 10 0,50 Soal Sedang

5 5,5 10 0,55 Soal Sedang

6 4,33 10 0,43 Soal Sedang

7 3,53 10 0,36 Soal Sedang

8 3,43 10 0,34 Soal Sedang

Adapun rekapitulasi hasil analisis butir soal disajikan dalam table 3.9

berikut.

23

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9

Rekapitulasi Analisis Butir Soal

No

Soal

Validitas Daya Pembeda Indeks

Kesukaran Kesimpulan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0,60 Validitas

Sedang 0,59 Baik 0,49

Soal

Sedang Digunakan

2 0,69 Validitas

Sedang 0,55 Baik 0,43

Soal

Sedang Digunakan

3 0,57 Validitas

Sedang 0,48 Baik 0,53

Soal

Sedang Digunakan

4 0,53 Validitas

Sedang 0,36 Cukup 0,50

Soal

Sedang Digunakan

5 0,64 Validitas

Sedang 0,55 Baik 0,55

Soal

Sedang Digunakan

6 0,42 Validitas

Sedang 0,20 Cukup 0,43

Soal

Sedang Digunakan

7 0,55 Validitas

Sedang 0,25 Cukup 0,36

Soal

Sedang Digunakan

8 0,63 Validitas

Sedang 0,30 Cukup 0,34

Soal

Sedang Digunakan

2. Instrumen Non Tes

Instrumen ini berupa lembar observasi, jurnal harian dan angket.

a. Lembar Observasi

Menurut Suherman (2003), Observasi adalah salah satu teknik evaluasi

non-tes yang meinventarisasikan data tentang respon dan kepribadian siswa

dalam kegiatan belajarnya. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan

dan perilaku siswa secara langsung. Observasi dilakukan untuk memperoleh

data tentang proses pembelajaran yang dilakukan. Observasi berupa daftar cek

(√).

b. Angket

Menurut Suherman (2003), “Angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau

pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang akan dievaluasi (responden)”.

Angket dalam penelitian ini merupakan sekumpulan pernyataan mengenai

bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode pembelajran aktif tipe GGE yang harus diisi oleh kelas

24

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

eksperimen setelah mengikuti pembelajaran. Model skala sikap yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model skala Likert.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaiutu sebagai berikut:

a. Melakukan studi kepustakaan tentang kemampuan pemahaman, metode

pembelajaran aktif tipe GGE, dan metode ekspositori.

b. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.

c. Membuat proposal penelitian.

d. Mengadakan seminar proposal.

e. Melakukan perizinan tempat untuk penelitian.

f. Menyusun dan mempersiapkan instrumen penelitian.

g. Melaksanakan uji coba instrumen tes.

h. Melakukan analisis atau kriteria instrumen.

i. Menentukan dan memilih sampel dan populasi yang telah ditentukan.

2. Tahap Pelaksanaan

Penulis dalam melaksanakan penelitian melakukan langkah-langkah

sebagai berikut.

a. Memilih secara acak 2 kelas yang akan dijadikan sebagai sampel dalam

penelitian.

b. Melaksanakan pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kedua kelas tersebut.

Pembelajaran yang dilakukan di kelas kontrol menggunakan

pembelajaran secara ekspositori, sedangkan pembelajaran di kelas

eksperimen menggunakan metode pembelajaran aktif tipe GGE.

d. Melakukan observasi kelas pada setiap pembelajaran, baik terhadap guru,

maupun siswa.

25

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e. Memberikan angket skala sikap pada pertemuan terakhir kepada siswa

untuk mengetahui kesan dan respon siswa di kelas eksperimen terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

f. Melaksanakan postes pada kedua kelas tersebut.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil penelitian.

b. Membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan

hipotesis untuk selanjutnya dituangkan dalam bentuk skripsi.

F. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian terbagi menjadi dua bagian, yaitu

data yang bersifat kuantitatif dan data yang bersifat kualitatif. Dalam penelitian

ini penulis menggunakan SPSS 17.0 for Windows dan Microsoft Excel 2007.

Adapun prosedur analisis tiap data adalah sebagai berikut.

1. Pengolahan Data Kuantitatif

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data pretes dan postes.

Langkah-langkah dalam melakukan analisis data kuantitatif adalah sebagai

berikut.

a. Analisis data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol

1) Menganalisis Data Secara Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian terhadap data hasil pretes, dilakukan

terlebih dahulu perhitungan terhadap deskripsi data yang meliputi mean,

standar deviasi, median. Hal ini diperlukan sebagai langkah awal dalam

melakukan pengujian hipotesis.

2) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data

pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas data

menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk.

3) Uji Homogenitas

26

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jika kedua kelompok berdistribusi normal, maka pengujian

dilanjutkan dengan menguji homogenitas varian kelompok dengan

menggunakan uji Levene. Sedangkan jika tidak berdistribusi normal, maka

pengujian dilakukan dengan pengujian non-parametrik dengan uji Mann-

Whitney.

4) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah rata-

rata skor pretes kedua kelas sama. Untuk data yang memenuhi asumsi

normalitas dan homogenitas, maka menggunakan uji t yaitu Independent

Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen. Sedangkan untuk

data yang asumsi normalitas tetapi tidak homogen, maka pengujiannya

menggunakan t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua

varians tidak homogen. Uji data yang tidak memenuhi asumsi normalitas

dan homogenitas maka pengujiannya menggunakan uji non-parametrik

dengan uji Mann-Whitney.

b. Analisis data peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa

Apabila hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan

kemampuan yang sama maka data yang digunakan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan pemahaman adalah data postes, akan tetapi apabila

hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan kemampuan

yang berbeda maka data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan pemahaman adalah data indeks gain. Peningkatan yang terjadi

dihitung dengan rumus Normalize Gain (Meltzer&Hake, dalam Suwarni,

2011) sebagai berikut:

N-Gain =

Adapun untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman kedua

kelompok tersebut menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menganalisis Data Secara Deskriptif

27

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sebelum melakukan pengujian terhadap data hasil postes atau skor gain,

dilakukan terlebih dahulu perhitungan terhadap deskripsi data yang

meliputi mean, standar deviasi, median. Hal ini diperlukan sebagai

langkah awal dalam melakukan pengujian hipotesis.

2) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik

Shapiro-Wilk.

3) Uji Homogenitas

Jika kedua kelompok berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan

dengan menguji homogenitas varian kelompok dengan menggunakan uji

Levene. Sedangkan jika tidak berdistribusi normal, maka pengujian

dilakukan dengan pengujian non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

4) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata

skor postes kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol atau

sebaliknya. Untuk data yang memenuhi asumsi normalitas dan

homogenitas, maka menggunakan uji t yaitu Independent Sample T-Test

dengan asumsi kedua varians homogen. Sedangkan untuk data yang

asumsi normalitas tetapi tidak homogen, maka pengujiannya

menggunakan t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua

varians tidak homgen. Uji data yang tidak memenuhi asumsi normalitas

dan homogenitas maka pengujiannya menggunakan uji non-parametrik

dengan uji Mann-Whitney.

c. Analisis data kualitas peningkatan kemampuan pemahaman matematis

siswa

Untuk melihat kualitas peningkatan kemampuan pemahaman matematis

siswa digunakan indeks gain. Adapun kriteria tingkat gain menurut

Hake&Meltzer (Suwarni, 2011) adalah sebagai berikut.

28

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10

Kriteria Indeks Gain

Batas Kriteria

N-Gain < 0,30 Rendah

0,30 N-Gain 0,70 Sedang

N-Gain > 0,70 Tinggi

2. Pengolahan Data Kualitatif

a. Lembar Observasi

Data hasil observasi merupakan data pendukung yang menggambarkan

suasana pembelajaran matematika dengan menggunakan metode

pembelajaran aktif tipe GGE. Data yang diperoleh dari hasil observasi

mengenai aktivitas guru dan siswa dianalisis secara deskriptif.

b. Angket

Dalam menganalisis hasil angket, skala kualitatif ditransfer ke dalam

skala kuantitatif. Untuk pernyataan yang bersifat positif (favorable) kategori

SS (Sangat Setuju) berisi skor tertinggi, makin menuju ke STS (Sangat

Tidak Setuju) skor yang diberikan berangsur-angsur menurun. Sebaliknya

untuk pernyataan yang bersifat negatif (unfavorable) untuk kategori SS

diberi skor terendah, makin menuju STS skor yang diberikan berangsur-

angsur tinggi. Penskoran yang digunakan menurut Suherman (2003) adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.11

Panduan Pemberian Skor Skala Sikap Siswa

Pernyataan Bobot Pendapat

SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

29

Eris Risnawati, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Group To Group Exchange (Gge) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah angket terkumpul dan diolah dengan menggunakan cara seperti

di atas, respon siswa terhadap sebuah pernyataan dapat digolongkan ke

dalam respon positif atau respon negatif. Penggolongan dapat dilakukan

dengan membandingkan skor subjek dengan skor alternatif jawaban netral

dari pernyataan. Jika rata-rata skor siswa terhadap pernyataan lebih dari skor

jawaban netral (3) maka respon siswa digolongkan positif. Jika rata-rata

skor siswa terhadap pernyataan kurang dari skor jawaban netral, maka siswa

mempunyai respon negatif.

Selajutnya hasil skala sikap ini dihitung persentasenya dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

p = × 100%

Keterangan:

p : persentase jawaban

f : frekuansi jawaban

n : banyaknya siswa

Penafsiran atau interpretasi dengan kategori persentase berdasarkan kriteria

Hendro (Heriyanto, 2007 : 44) tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.12

Klasifikasi Kategori Persentase Angket

Persentase Interpretasi

0% Tak seorangpun

1% - 24% Sebagian kecil

25% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 74% Sebagian besar

75% - 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya