BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...
Nori Agustini, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE (INTRODUCTION, CONNECT, APPLY, REFLECT, EXTEND) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGAPLIKASIKAN DALAM KONTEKS DUNIA NYATA SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).
Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized pretest - posttest control
group design (Fraenkel dan Wallen, 2008:269). Penggunaan desain ini untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan yang diukur dan sejauh mana
besar pengaruh model yang diterapkan terhadap subjek penelitian. Dengan
menggunakan desain ini subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, satu
kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan
pembelajaran dengan model pembelajaran ICARE, sedangkan kelompok kontrol
adalah kelompok yang mendapatkan model pembelajaran yang biasa digunakan
(learning cycle 3E) di sekolah tersebut. Pengaruh model yang diterapkan terhadap
kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasi pengetahuan siswa
diketahui dari perbandingan gain yang dinormalisasi pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Desain Penelitian Randomized Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok Pre-test Perlakuan Pos-test
Ekperimen O1 O2 X1 O1 O2
Kontrol O1 O2 X2 O1 O2
Keterangan:
X1 : model pembelajaran ICARE
X2 : model pembelajaran biasa (learning cycle 3E)
O1 : tes kemampuan memahami
O2 : tes kemampuan mengaplikasi dalam konteks dunia nyata
36
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA pada sebuah SMA
Negeri di kota Kayuagung kabupaten Ogan Komering Ilir pada Tahun Ajaran
2015/2016 yang memiliki 4 kelas dengan komposisi siswa masing-masing 27-29
orang dalam satu kelas.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah dua kelas dari keseluruhan kelas XI IPA
pada SMA tersebut, yang ditetapkan melalui teknik secara acak kelas. Teknik
random yang dilakukan dengan cara pengundian. Pengundian sampel dilakukan
pada semua kelas, satu kelas terpilih dijadikan kelas eksperimen yaitu kelas yang
menerima perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran ICARE dan
satunya lagi menjadi kelas kontrol yang menerima pembelajaran menggunakan
model pembelajaran biasa (learning cycle 3E).
Tabel 3.2
Jadwal Penerapan Model dan Kehadiran Siswa
Keterangan Kelas Eksperimen (28
Siswa)
Kelas Kontrol (29 Siswa)
Agustus 2015 Agustus 2015
6 7 13 20 21 27 3 4 11 18 24 25
Tes Awal 25 25
Perlakuan 26 25 26 25 27 28 29 27 28
Tes akhir 26 29
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam kegiatan penelitian adalah:
1) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk
mengukur sebatas mana tahapan model pembelajaran ICARE terlaksana dalam
proses belajar mengajar. Pada lembar obeservasi ini terdapat kolom “ya” dan
“tidak”, dimana observer bisa memberikan tanda checklist () pada kolom
tersebut sesuai dengan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran,
disamping itu juga terdapat kolom “keterangan” yang bisa diisi oleh observer
dengan catatan kejadian selama proses pembelajaran berlangsung.
37
2) Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan memahami dan kemampuan
mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata pada materi fluida statis dalam proses
pembelajaran fisika. untuk mengetahui tingkat kemampuan memahami dan
kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata digunakan instrumen
berupa 42 soal pilihan ganda, 27 soal kemampuan memahami dan 15 soal
kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata. Tes ini dilakukan dalam
dua tahap, yaitu tahap awal (pretest) dan di tahap akhir (posttest) pada proses
pembelajaran secara keseluruhan.
D. Teknik Analisis Instrumen
Hasil penelitian yang bermutu ditentukan oleh baik tidaknya data, karena
data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai
pembuktian hipotesis. Sedangkan baik tidaknya data bergantung dari baik
tidaknya instrumen pengumpulan data. Menurut Arikunto (2006:168) instrumen
yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
Instrumen penelitian ini sudah memenuhi kriteria validitas isi menurut ahli dan
diuji coba untuk mendapatkan gambaran reliabilitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda.
1) Uji Validitas
Validitas instrumen tes yang digunakan adalah validitas konstruk dengan
Validitas konstruk ditentukan melalui hasil pertimbangan para ahli (Judgement
experts). Judgement dilakukan dengan cara meminta para ahli untuk mengamati,
mengoreksi dan memberikan pertimbangan atau saran supaya tes tersebut bisa
menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur, kesesuaian soal dengan materi
pelajaran, proses kognitif soal, kalimat soal yang digunakan, dan kunci jawaban.
Lalu memberikan keputusan apakah instrumen tes akan digunakan langsung atau
butuh perbaikan atau mungkin dirombak total.
Instrumen tes pada penelitian ini di-judgement oleh 5 dosen ahli yang
berkompeten dalam bidangnya. Berdasarkan hasil judgement dapat diketahui
bahwa instrumen tes kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan
38
dalam konteks dunia nyata dinyatakan valid. Penjabaran jumlah butir soal yang
terdapat pada instrumen tes sebagai berikut:
a) Validitas Konstruk untuk Instrumen Kemampuan Memahami
Setelah dinilai oleh ahli, jumlah soal kemampuan memahami menjadi 36
soal pilihan ganda dengan rincian, untuk proses kognitif menginterpretasikan
sebanyak 5 soal, mencontohkan 7 soal, menyimpulkan sebanyak 6 soal,
membandingkan sebanyak 10 soal, menjelaskan sebanyak 8 soal. Soal-soal
kemampuan memahami dapat dilihat pada kisi-kisi soal kemampuan memahami
pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan
memahami setelah dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan memahami
Sub Konsep
Proses kognitif Kemampuan memahami Menginterpretasi
kan
(Interpreting)
Mencontohkan
(Exemplifying)
Menyimpulkan
(Inferring)
Membandingkan
(Comparing)
Menjelaskan
(Explaining)
Tekanan
Hidrostatis 3 6 - 1, 4, 5 2, 7, 8
Hukum
Pascal 9 14,15 11 10 12,13
Gaya apung
dan H.
Archimedes
16 24, 28, 29 19, 22, 26 17, 18, 21,
24, 27 20, 23
Tegangan
Permukaan 32, 33 34 30, 31 36 35
Jumlah 5 7 6 10 8
b) Validitas konstruk untuk Instrumen Kemampuan Mengaplikasikan dalam
Konteks Dunia Nyata.
Setelah dinilai oleh para ahli jumlah soal kemampuan mengaplikasikan
dalam konteks dunia nyata menjadi 20 butir soal pilihan ganda dengan rincian
proses kognitif mengeksekusi 9 soal dan mengimplementasikan 1 soal. Soal-soal
kemampuan mengaplikasikan dapat dilihat pada kisi-kisi soal kemampuan
mengaplikasikan pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif
kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata dapat dilihat pada Tabel
3.4
39
Tabel 3.4
Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam
Konteks Dunia Nyata
Sub Konsep
Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam
Konteks Dunia Nyata
Mengeksekusi Mengimplementasikan
Tekanan Hidrostatis 1,3 2
Hukum Pascal 4,5 6,7
Gaya apung dan
hukum Archimedes
9,13,14,15 8,10,11,12,16,17
Tegangan Permukaan 19, 18, 20
Jumlah 9 11
Selanjutnya instrumen tes diuji cobakan kepada siswa yang sudah sudah
mendapatkan konsep fluida statis untuk mendapatkan reliabilitas, taraf kesukaran
dan daya pembeda.
2) Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik test-
retest atau single test-double trial method dimana tester hanya menggunakan satu
seri tes, pada responden yang sama dan percobaannya dilakukan dua kali pada
waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien antara percobaan pertama
dengan percobaan kedua. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka
instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2009:184)
Untuk mengetahui reliabilitas digunakan rumus korelasi Product Moment
angka kasar dari Person (Arikunto, 2015:87).
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2}{𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2} (3.1)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = skor tes uji coba pertama
Y = skor tes uji coba kedua
N = jumlah sampel
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel
3.5.
40
Tabel 3.5
Interpretasi Reliabilitas Tes
Besarnya nilai r Interpretasi
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2015:89)
3) Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar (Arikunto, 2015: 222). Indeks kesukaran menunjukan taraf kesukaran soal.
Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar,
sedangkan indeks 1,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu mudah. Indeks
kesukaran diberi simbol P singkatan dari “proporsi”, indeks kesukaran dapat
dicari dengan persamaan (Arikunto, 2015: 223).
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆 (3.2)
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Interpretasi indeks kesukaran suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Interpretasi Indeks Kesukaran
Besarnya Nilai P Interpretasi
0,00 < P ≤ 0,30 Soal Sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Soal Sedang
0,70 < P≤ 1,00 Soal Mudah
(Arikunto, 2015: 225)
4) Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
41
(berkemampuan rendah) (Arikunto, 2015:226). Angka yang menunjukan daya
pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Penelitian ini adalah penelitian
kelompok kecil (kurang dari 100), seluruh kelompok tes dibagi dua sama, 50%
kelompok atas dan 50% kelompok bawah. indeks diskriminasi dapat dicari
dengan rumus (Arikunto, 2015: 228)
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 (3.3)
Keterangan :
D
BA
BB
JA
JB
PA
PB
=
=
=
=
=
=
=
Indeks diskriminasi
Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
Banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
Banyaknya peserta tes kelompok atas
Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Proporsi peserta kelompok atas yang mejawab benar
Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Interpretasi indeks diskriminasi suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.7
Tabel 3.7
Interpreatsi Indeks Diskriminasi
Besarnya Nilai D Interpretasi
0,00 < D ≤ 0,20 Jelek (poor)
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup (statistifactory)
0,40 < D ≤ 0,70 Baik (good)
0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)
D<0 (Negatif) Tidak baik, buang saja
(Arikunto, 2015:232)
a. Deskripsi Hasi Uji Coba Instrumen Tes
Uji coba instrumen tes dilakukan di pada siswa kelas XI IPA di salah satu
Sekolah Menengah Atas (SMA) Majalengka di Jawa Barat. Soal tes kemampuan
memahami yang diuji cobakan berjumlah 36 butir soal, sedangkan soal tes
kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata berjumlah 20 butir soal.
42
Rekapitulasi hasil uji coba tes kemampuan memahami dan tes kemampuan
mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata secara terperinci tertera pada
lampiran C. Rekapitulasi hasil uji coba pertama tes kemampuan memahami
disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Hasil Uji Coba Tes Kemampuan memahami
No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda
Keputusan Akhir P Interpretasi D Interpretasi
1 0.33 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
2 0.53 Sedang 0.13 Jelek Dibuang
3 0.20 Sukar 0.27 Cukup Dipakai
4 0.17 Sukar 0.07 Jelek Dibuang
5 0.67 Sedang 0.33 Cukup Dipakai
6 0.63 Sedang 0.40 Cukup Dipakai
7 0.70 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
8 0.40 Sedang 0.40 Cukup Dipakai
9 0.53 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
10 0.43 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
11 0.40 Sedang 0.00 Jelek Dibuang
12 0.70 Sedang 0.40 Cukup Dipakai
13 0.50 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
14 0.27 Sukar -0.13 TB Dibuang
15 0.63 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
16 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai
17 0.77 Mudah 0.27 Cukup Dipakai
18 0.27 Sukar 0.00 Jelek Dibuang
19 0.57 Sedang 0.33 Cukup Dipakai
20 0.57 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
21 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai
22 0.37 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
23 0.33 Sedang -0.07 TB Dibuang
24 0.40 Sedang 0.00 Jelek Dibuang
25 0.43 Sedang 0.40 Cukup Dipakai
26 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai
27 0.23 Sukar -0.20 TB Dibuang
28 0.13 Sukar -0.13 TB Dibuang
29 0.50 Sedang 0.47 Baik Dipakai
30 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai
31 0.43 Sedang 0.40 Cukup Dipakai
32 0.33 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
33 0.37 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
34 0.30 Sukar 0.33 Cukup Dipakai
35 0.00 Sukar 0.27 Cukup Dipakai
36 0.60 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
43
Berdasarkan hasil uji coba pertama dan uji coba kedua instrumen tes
kemampuan memahami seperti yang disajikan pada tabel 3.8 mengenai taraf
kesukaran dan daya pembeda, serta pertimbangan mengenai proporsi indikator
proses kognitif kemampuan memahami dan sub konsep fluida statis maka
diputuskan 27 butir soal yang dipakai dengan rincian proses kognitif
menginterpretasikan sebanyak 5 butir soal, mencontohkan 5 butir soal,
menyimpulkan 5 butir soal, membandingkan 6 butir soal, dan menjelaskan 6 butir
soal. Soal-soal kemampuan memahami dapat dilihat pada soal pretest-posttest
pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan
memahami setelah diuji cobakan dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9
Rekapitulasi Soal Per Proses Kognitif Kemampuan Memahami
Sub Konsep
Proses kognitif Kemampuan memahami Menginterpretasi
kan
(Interpreting)
Mencontoh
kan
(Exemplifyi
ng)
Menyimpul
kan
(Inferring)
Membanding
kan
(Comparing)
Menjelaskan
(Explaining)
Tekanan Hidrostatis 2 4 - 1, 3 6, 7
Hukum Pascal 10 16 - 11 13, 14
Hukum Archimedes 17 23, 27 19, 22, 24 18, 21 20
Tegangan Permukaan 35, 36 39 33, 34 42 40
Jumlah 5 5 5 6 6
Reliabilitias instrumen tes kemampuan memahami diperoleh dari
menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama dan uji coba kedua
mengahasilkan nilai sebesar 0,755 dengan interpretasi tinggi. Sedangkan hasil uji
coba instrumen tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata
disajikan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengaplikasikan dalam
Konteks Dunia Nyata
No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda
Keputusan Akhir P Interpretasi D Interpretasi
1 0.33 Sedang 0.13 Jelek Dibuang
2 0.70 Sedang 0.33 Cukup Dipakai
3 0.30 Sukar 0.47 Baik Dipakai
4 0.33 Sedang 0.27 Cukup Dipakai
5 0.23 Sukar 0.33 Cukup Dipakai
44
No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda
Keputusan Akhir P Interpretasi D Interpretasi
6 0.30 Sukar 0.47 Baik Dipakai
7 0.63 Sedang 0.20 Jelek Dibuang
8 0.23 Sukar 0.20 Jelek Dipakai
9 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai
10 0.80 Mudah 0.00 Jelek Dibuang
11 0.20 Sukar 0.27 Cukup Dipakai
12 0.63 Sedang 0.07 Jelek Dibuang
13 0.37 Sedang 0.33 Cukup Dipakai
14 0.23 Sukar 0.33 Cukup Dipakai
15 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai
16 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai
17 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai
18 0.43 Sedang 0.33 Cukup Dipakai
19 0.27 Sukar 0.00 Jelek Dibuang
20 0.27 Sukar 0.40 Cukup Dipakai
Berdasarkan hasil uji coba pertama dan uji coba kedua instrumen tes
kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata seperti yang disajikan
pada tabel 3.9 mengenai taraf kesukaran dan daya pembeda, serta pertimbangan
mengenai proses kognitif kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia
nyata dan sub konsep fluida statis maka diputuskan 15 butir soal yang dipakai
denan rincian proses kognitif mengeksekusi 7 butir soal dan
mengimplementasikan 7 butir soal. Soal-soal kemampuan mengaplikasikan dapat
dilihat pada soal pretest-posttest pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per
proses kognitif kemampuan mengaplikasikan setelah diuji cobakan dapat dilihat
pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam
Konteks Dunia Nyata
Sub Konsep
Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam
Konteks Dunia Nyata
Mengeksekusi Mengimplementasikan
Tekanan Hidrostatis 8 5
Hukum Pascal 9, 12 15
Gaya apung dan
hukum Archimedes
26, 29, 30,31 25, 28, 32
Tegangan Permukaan - 37, 38, 41
Jumlah 7 8
45
Reliabilitas instrumen tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks
dunia nyata diperoleh dari menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama
dan uji coba kedua mengahasilkan nilai sebesar 0,74 dengan interpretasi tinggi.
E. Teknik Analisis Data Penelitian
Terdapat 4 jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: data
kemampuan memahami, data kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia
nyata, data observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket tanggapan siswa
terhadap pembelajaran.
1. Analisis Kemampuan memahami dan Kemampuan Mengaplikasikan dalam
konteks Dunia Nyata
Analisis data kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan
dalam konteks dunia nyata menggunakan uji statistik, guna mengetahui
peningkatan keduanya. Setelah instrumen diujikan melalui tes awal dan tes akhir
maka yang dilakukan terlebih dahulu memberikan skor kepada jawaban siswa.
Jawaban benar bernilai satu dan jawaban yang salah bernilai nol. Hal ini sesuai
dengan cara pengolahan skor menurut Arikunto (2015:188) yaitu tanpa denda.
𝑆 = 𝑅 ( 3.4)
S = Skor yang diperoleh (Raw Score)
R = Jawaban yang betul
a. Menentukan skor gain
Untuk mengetahui peningktan kemampuan memahami dan kemampuan
mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata, maka menggunakan perbandingan
skor pretets dan posttest yang dikemukanan oleh Mark (2007:87)
𝐺𝑎𝑖𝑛 = 𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑝𝑟𝑒 ( 3.5)
b. Menentukan karakteristik peningkatan individu
Untuk menentukan karakteristik atau kategori peningkatan pada setiap
siswa menurut Mark (2007:87) harus membandingkan skor gain yang diperoleh
siswa dengan skor gain maksimum. Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut:
46
𝑔 =𝑃𝑜𝑠𝑡 − 𝑃𝑟𝑒
100 − 𝑝𝑟𝑒 (3.6)
Keterangan :
g = gain yang dinormalisasi
𝑃𝑜𝑠𝑡 = skor tes akhir yang diperoleh setiap siswa
𝑃𝑟𝑒 = skor tes awal yang diperoleh setiap siswa
100 = skor maksimum ideal
c. Menentukan karateristik peningkatan rata-rata kelompok
Untuk menentukan karakteristik atau kategori peningkatan rata-rata
kelompok maka harus perbandingan skor rata-rata posttest dan skor rata-rata
pretets yang dibagi oleh perbandingan skor maksimum dan skor rata-rata pretest
(Mark, 2007: 87).
⟨𝑔⟩ =⟨𝑃𝑜𝑠𝑡⟩ − ⟨𝑝𝑟𝑒⟩
100 − ⟨𝑝𝑟𝑒⟩ (3.7)
Keterangan :
⟨𝑔⟩ = skor rata-rata gain yang dinormalisasi
⟨𝑃𝑜𝑠𝑡⟩ = skor rata-rata tes akhir yang diperoleh seluruh siswa
⟨𝑝𝑟𝑒⟩ = skor rata-rata tes awal yang diperoleh seluruh siswa
100 = skor maksimum ideal
d. Menginterpretasikan skor rata-rata gain yang dinormalisasi dengan
menggunakan Tabel 3.12
Tabel 3.12
Interpretasi skor rata-rata gain yang dinormalisasi
Batasan Interpretasi
⟨𝑔⟩ ≥ 0.7 Tinggi
0.7 > ⟨𝑔⟩ ≥ 0.3 Sedang
⟨𝑔⟩ < 0.30 Rendah
(Hake, 1998:65)
2. Uji hipotesis
Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris,
dengan menggunakan t-test untuk dua sampel. Penggunaan statistik parametris
47
mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisa harus berdistribusi
normal (Sugiyono, 2009: 241). Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih
dahulu harus melakukan pengujian normalitas data dan uji homogenitas
selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Berikut tahapan yang dilakukan dengan
menggunakan bantuan piranti lunak pengolah data SPSS Statistic 17.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk.
dengan taraf signifikansi (α = 0,050). Apabila nilai sig.> α maka HA diterima
artinya data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam atau tidaknya variansi
sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini,
uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene Test (Test of
Homogeneity of Variances) dengan taraf signifikansi (α = 0,050). Apabila
nilai dari sig.> α maka HA diterima artinya varians untuk kedua data tersebut
homogen.
c. Pengujian Hipotesis dengan uji-t
1) Uji Statistik Parametrik
Uji statistik parametrik digunakan jika data memenuhi asumsi statistik,
yaitu jika terdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen.
Pengujian hipotesis pada data statistik parametrik dapat menggunakan
uji-t (t-test). Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig.< α,
dengan α = 0,050 maka HA diterima.
2) Uji Statistik Non-parametrik
Jika distribusi datanya tidak memenuhi persyaratan uji parametrik, data
terdistribusi tidak normal dan tidak homogen maka pengujian hipotesis
dilakukan dengan uji statistik non-parametrik. Uji statistik non-
parametrik yang digunakan jika asumsi parametrik tidak terpenuhi adalah
uji Mann-Whitney U Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig.<
α, dengan α = 0,050 maka HA diterima
48
Berikut alur pengolahan uji hipotesis di bawah ini:
Gambar 3.1 Alur Pengolahan Uji Hipotesis
d. Pengukuran pengaruh (Effect Size)
Jika didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara dua rata-rata kelas
(eksperimen dan kontrol), maka diperlukan perhitungan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh perlakuan yang dilakukan. Untuk mengetahui
pengaruh dari perlakuan yang diberikan pada subjek penelitian, maka
digunakan perhitungan dengan menggunakan nilai effect size untuk jumlah
sampel yang kecil, yaitu sebagai berikut (Cohen dalam Nandy, 2012:16)
𝑑 =�̅�1 − �̅�2
𝑠𝑝𝑜𝑜𝑙𝑒𝑑 (3.8)
dimana
𝑠𝑝𝑜𝑜𝑙𝑒𝑑 = √(𝑛1 − 1)𝑠2
1+ (𝑛2 − 1)𝑠2
2
𝑛1 + 𝑛2 − 2 (3.9)
Keterangan:
d = ukuran besar pengaruh
�̅�1 = mean rata-rata kelompok eksperimen
�̅�2 = mean rata-rata kelompok kontrol
Data
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji Mann-
Whitney
Tidak
Ya
Uji-t
Kesimpulan
Ya
Tidak Uji-t’
49
𝑆12 = varian kelompok eksperimen
𝑆22 = varian kelompok kontrol
𝑛1 = jumlah kelompok ekperimen
𝑛2 = jumlah kelompok kontrol
Setelah didapatkan nilai d, maka ukuran pengaruh (effect size) dari dua
rata-rata yang berbeda, nilai d disesuaikan dengan kategori ukuran pengaruh
sebagai berikut (Cohen dalam Nandy, 2012:15).
Tabel 3.13
Interpretasi Ukuran Pengaruh
Batasan Interpretasi
- ∞ ≤ d≤ 0,20 Pengaruh kecil
0,2<d < 0,80 Pengaruh sedang
0,8 ≤ d ≤∞ Pengaruh besar
(Nandy, 2012:15)
e. Analisis Hubungan antara Kemampuan Memahami dengan Kemampuan
Mengaplikasikan dalam konteks Dunia Nyata
Untuk melihat hubungan antara kemampuan memahami dengan kemampuan
mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata siswa yang mendapat perlakuan
berupa penerapan model pembelajaran pembangkit ICARE, digunakan uji
korelasi antara data skor rata-rata kemampuan memahami dan kemampuan
mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata. Jika data berdistribusi normal
dan homogen, maka uji korelasi dilakukan dengan uji Pearson product
moment. Sedangkan jika data tidak normal dan tidak homogen, maka uji
korelasi dilakukan dengan uji Rank Spearman. Pengolahan data dilakukan
dengan bantuan piranti lunak pengolah data SPSS Statistic 17. Interpretasi
koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.14
Tabel 3.14
Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya nilai r Interpretasi
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2015:89)
50
f. Analisi Data Obeservasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan model pembelajaran ICARE
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Dapat dihitung dengan:
%𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑒𝑙 =∑ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
∑ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛× 100% (3.10)
Interpretasi keterlaksanaan model dapat diketahui dari tabel 3.15
Tabel 3.15
Kriteria Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Keterlaksanaan (%) Kriteria
0%-20% Sangat kurang
21%-40% Kurang
41%-60% Cukup
61%-80% Baik
81%-100% Sangat baik
(Riduwan, 2012)
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahapan Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Melakukan studi pendahuluan berupa wawancara dan skala sikap kepada guru
dan siswa, studi literatur terhadap jurnal, buku, dan laporan penelitian
mengenai model ICARE, menganalisis kurikulum IPA Fisika SMA dan materi
pelajaran Fisika kelas X IPA SMA.
b. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), Skenario Pembelajaran dan Lembar Kerja
Siswa (LKS)
c. Membuat instrumen penelitian yang meliputi tes kemampuan memahami, tes
kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata, lembar obeservasi,
dan skala sikap.
d. Mempersiapkan peralatan dan bahan demonstrasi dan praktikum siswa.
e. Meminta pertimbangan dosen ahli terhadap intrumen yang dibuat lalu
melakukan revisi berdasarkan saran dan dosen ahli.
51
f. Melakukan uji coba dan analisis instrumen penelitian untuk mengukur
reliabilitas butir-butir soal yang akan digunakan pada tes awal (pretest) dan tes
akhir (posttest).
g. Memperbaiki intrumen yang sudah divalidasi dan diuji coba.
h. Menentukan populasi dan sampel penelitian.
i. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol
2. Tahapan Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah tahap proses pembelajaran berlangsung yang
meliputi:
a. Memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan memahami dan
kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata awal siswa pada
kedua kelompok sampel penelitian.
b. Melakukan proses pembelajaran di kelas ekperimen dan kelas kontrol.
c. Melakukan observasi keterlaksanaan model pembelajaran ICARE
d. Memberikan posttest untuk mengathui kemampuan memahami dan
kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata pada kedua
kelompok sampel penelitian setelah diberikan perlakuan.
e. Menyebarkan angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang
telah berlangsung pada kelas eksperimen
3. Tahap Analisi Data
Tahapan analisis data meliputi :
a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest.
b. Menganalisis dan membahas temuan yang diperoleh sebelum penelitian.
c. Menarik kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian.
d. Memberikan saran terhadap hambatan dan kekurangan selama pembelajaran
52
Berikut bagan alur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini:
Persiapan
Pelaksanaan
Analisis
Gambar 3.2 Alur Penelitian
Studi Pendahuluan
Menyusun Proposal
Mengembangkan Insturmen
1. Tes PK dan KM
2. Skala Sikap
3. Pedoman Observasi
Menyusun Perangkat
Pembelajaran
1. RPP
2. LKS
Kelas Kontrol
Kelas Eksprimen
Analisis Data
Kesimpulan
Tes Awal
Perlakuan
Tes Akhir observasi
Angket
Validasi. Uji coba. Revisi
Revisi
observasi