BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...

18
Nori Agustini, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE (INTRODUCTION, CONNECT, APPLY, REFLECT, EXTEND) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGAPLIKASIKAN DALAM KONTEKS DUNIA NYATA SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized pretest - posttest control group design (Fraenkel dan Wallen, 2008:269). Penggunaan desain ini untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan yang diukur dan sejauh mana besar pengaruh model yang diterapkan terhadap subjek penelitian. Dengan menggunakan desain ini subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran ICARE, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang mendapatkan model pembelajaran yang biasa digunakan (learning cycle 3E) di sekolah tersebut. Pengaruh model yang diterapkan terhadap kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasi pengetahuan siswa diketahui dari perbandingan gain yang dinormalisasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Desain Penelitian Randomized Pretest-Posttest Control Group Design Kelompok Pre-test Perlakuan Pos-test Ekperimen O1 O2 X1 O1 O2 Kontrol O1 O2 X2 O1 O2 Keterangan: X1 : model pembelajaran ICARE X2 : model pembelajaran biasa (learning cycle 3E) O1 : tes kemampuan memahami O2 : tes kemampuan mengaplikasi dalam konteks dunia nyata

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

Nori Agustini, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE (INTRODUCTION, CONNECT, APPLY, REFLECT, EXTEND) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGAPLIKASIKAN DALAM KONTEKS DUNIA NYATA SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized pretest - posttest control

group design (Fraenkel dan Wallen, 2008:269). Penggunaan desain ini untuk

mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan yang diukur dan sejauh mana

besar pengaruh model yang diterapkan terhadap subjek penelitian. Dengan

menggunakan desain ini subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, satu

kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai

kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan

pembelajaran dengan model pembelajaran ICARE, sedangkan kelompok kontrol

adalah kelompok yang mendapatkan model pembelajaran yang biasa digunakan

(learning cycle 3E) di sekolah tersebut. Pengaruh model yang diterapkan terhadap

kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasi pengetahuan siswa

diketahui dari perbandingan gain yang dinormalisasi pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Desain Penelitian Randomized Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pre-test Perlakuan Pos-test

Ekperimen O1 O2 X1 O1 O2

Kontrol O1 O2 X2 O1 O2

Keterangan:

X1 : model pembelajaran ICARE

X2 : model pembelajaran biasa (learning cycle 3E)

O1 : tes kemampuan memahami

O2 : tes kemampuan mengaplikasi dalam konteks dunia nyata

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

36

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA pada sebuah SMA

Negeri di kota Kayuagung kabupaten Ogan Komering Ilir pada Tahun Ajaran

2015/2016 yang memiliki 4 kelas dengan komposisi siswa masing-masing 27-29

orang dalam satu kelas.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah dua kelas dari keseluruhan kelas XI IPA

pada SMA tersebut, yang ditetapkan melalui teknik secara acak kelas. Teknik

random yang dilakukan dengan cara pengundian. Pengundian sampel dilakukan

pada semua kelas, satu kelas terpilih dijadikan kelas eksperimen yaitu kelas yang

menerima perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran ICARE dan

satunya lagi menjadi kelas kontrol yang menerima pembelajaran menggunakan

model pembelajaran biasa (learning cycle 3E).

Tabel 3.2

Jadwal Penerapan Model dan Kehadiran Siswa

Keterangan Kelas Eksperimen (28

Siswa)

Kelas Kontrol (29 Siswa)

Agustus 2015 Agustus 2015

6 7 13 20 21 27 3 4 11 18 24 25

Tes Awal 25 25

Perlakuan 26 25 26 25 27 28 29 27 28

Tes akhir 26 29

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam kegiatan penelitian adalah:

1) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk

mengukur sebatas mana tahapan model pembelajaran ICARE terlaksana dalam

proses belajar mengajar. Pada lembar obeservasi ini terdapat kolom “ya” dan

“tidak”, dimana observer bisa memberikan tanda checklist () pada kolom

tersebut sesuai dengan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran,

disamping itu juga terdapat kolom “keterangan” yang bisa diisi oleh observer

dengan catatan kejadian selama proses pembelajaran berlangsung.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

37

2) Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan memahami dan kemampuan

mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata pada materi fluida statis dalam proses

pembelajaran fisika. untuk mengetahui tingkat kemampuan memahami dan

kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata digunakan instrumen

berupa 42 soal pilihan ganda, 27 soal kemampuan memahami dan 15 soal

kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata. Tes ini dilakukan dalam

dua tahap, yaitu tahap awal (pretest) dan di tahap akhir (posttest) pada proses

pembelajaran secara keseluruhan.

D. Teknik Analisis Instrumen

Hasil penelitian yang bermutu ditentukan oleh baik tidaknya data, karena

data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

pembuktian hipotesis. Sedangkan baik tidaknya data bergantung dari baik

tidaknya instrumen pengumpulan data. Menurut Arikunto (2006:168) instrumen

yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

Instrumen penelitian ini sudah memenuhi kriteria validitas isi menurut ahli dan

diuji coba untuk mendapatkan gambaran reliabilitas, taraf kesukaran dan daya

pembeda.

1) Uji Validitas

Validitas instrumen tes yang digunakan adalah validitas konstruk dengan

Validitas konstruk ditentukan melalui hasil pertimbangan para ahli (Judgement

experts). Judgement dilakukan dengan cara meminta para ahli untuk mengamati,

mengoreksi dan memberikan pertimbangan atau saran supaya tes tersebut bisa

menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur, kesesuaian soal dengan materi

pelajaran, proses kognitif soal, kalimat soal yang digunakan, dan kunci jawaban.

Lalu memberikan keputusan apakah instrumen tes akan digunakan langsung atau

butuh perbaikan atau mungkin dirombak total.

Instrumen tes pada penelitian ini di-judgement oleh 5 dosen ahli yang

berkompeten dalam bidangnya. Berdasarkan hasil judgement dapat diketahui

bahwa instrumen tes kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

38

dalam konteks dunia nyata dinyatakan valid. Penjabaran jumlah butir soal yang

terdapat pada instrumen tes sebagai berikut:

a) Validitas Konstruk untuk Instrumen Kemampuan Memahami

Setelah dinilai oleh ahli, jumlah soal kemampuan memahami menjadi 36

soal pilihan ganda dengan rincian, untuk proses kognitif menginterpretasikan

sebanyak 5 soal, mencontohkan 7 soal, menyimpulkan sebanyak 6 soal,

membandingkan sebanyak 10 soal, menjelaskan sebanyak 8 soal. Soal-soal

kemampuan memahami dapat dilihat pada kisi-kisi soal kemampuan memahami

pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan

memahami setelah dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan memahami

Sub Konsep

Proses kognitif Kemampuan memahami Menginterpretasi

kan

(Interpreting)

Mencontohkan

(Exemplifying)

Menyimpulkan

(Inferring)

Membandingkan

(Comparing)

Menjelaskan

(Explaining)

Tekanan

Hidrostatis 3 6 - 1, 4, 5 2, 7, 8

Hukum

Pascal 9 14,15 11 10 12,13

Gaya apung

dan H.

Archimedes

16 24, 28, 29 19, 22, 26 17, 18, 21,

24, 27 20, 23

Tegangan

Permukaan 32, 33 34 30, 31 36 35

Jumlah 5 7 6 10 8

b) Validitas konstruk untuk Instrumen Kemampuan Mengaplikasikan dalam

Konteks Dunia Nyata.

Setelah dinilai oleh para ahli jumlah soal kemampuan mengaplikasikan

dalam konteks dunia nyata menjadi 20 butir soal pilihan ganda dengan rincian

proses kognitif mengeksekusi 9 soal dan mengimplementasikan 1 soal. Soal-soal

kemampuan mengaplikasikan dapat dilihat pada kisi-kisi soal kemampuan

mengaplikasikan pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif

kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata dapat dilihat pada Tabel

3.4

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

39

Tabel 3.4

Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam

Konteks Dunia Nyata

Sub Konsep

Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam

Konteks Dunia Nyata

Mengeksekusi Mengimplementasikan

Tekanan Hidrostatis 1,3 2

Hukum Pascal 4,5 6,7

Gaya apung dan

hukum Archimedes

9,13,14,15 8,10,11,12,16,17

Tegangan Permukaan 19, 18, 20

Jumlah 9 11

Selanjutnya instrumen tes diuji cobakan kepada siswa yang sudah sudah

mendapatkan konsep fluida statis untuk mendapatkan reliabilitas, taraf kesukaran

dan daya pembeda.

2) Uji Reliabilitas

Pada penelitian ini uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik test-

retest atau single test-double trial method dimana tester hanya menggunakan satu

seri tes, pada responden yang sama dan percobaannya dilakukan dua kali pada

waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien antara percobaan pertama

dengan percobaan kedua. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka

instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2009:184)

Untuk mengetahui reliabilitas digunakan rumus korelasi Product Moment

angka kasar dari Person (Arikunto, 2015:87).

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√{𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2}{𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2} (3.1)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = skor tes uji coba pertama

Y = skor tes uji coba kedua

N = jumlah sampel

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel

3.5.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

40

Tabel 3.5

Interpretasi Reliabilitas Tes

Besarnya nilai r Interpretasi

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup

0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2015:89)

3) Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar (Arikunto, 2015: 222). Indeks kesukaran menunjukan taraf kesukaran soal.

Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar,

sedangkan indeks 1,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu mudah. Indeks

kesukaran diberi simbol P singkatan dari “proporsi”, indeks kesukaran dapat

dicari dengan persamaan (Arikunto, 2015: 223).

𝑃 =𝐵

𝐽𝑆 (3.2)

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Interpretasi indeks kesukaran suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Interpretasi Indeks Kesukaran

Besarnya Nilai P Interpretasi

0,00 < P ≤ 0,30 Soal Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Soal Sedang

0,70 < P≤ 1,00 Soal Mudah

(Arikunto, 2015: 225)

4) Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

41

(berkemampuan rendah) (Arikunto, 2015:226). Angka yang menunjukan daya

pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Penelitian ini adalah penelitian

kelompok kecil (kurang dari 100), seluruh kelompok tes dibagi dua sama, 50%

kelompok atas dan 50% kelompok bawah. indeks diskriminasi dapat dicari

dengan rumus (Arikunto, 2015: 228)

𝐷 =𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 (3.3)

Keterangan :

D

BA

BB

JA

JB

PA

PB

=

=

=

=

=

=

=

Indeks diskriminasi

Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal

dengan benar

Banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

Banyaknya peserta tes kelompok atas

Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Proporsi peserta kelompok atas yang mejawab benar

Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Interpretasi indeks diskriminasi suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7

Interpreatsi Indeks Diskriminasi

Besarnya Nilai D Interpretasi

0,00 < D ≤ 0,20 Jelek (poor)

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup (statistifactory)

0,40 < D ≤ 0,70 Baik (good)

0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)

D<0 (Negatif) Tidak baik, buang saja

(Arikunto, 2015:232)

a. Deskripsi Hasi Uji Coba Instrumen Tes

Uji coba instrumen tes dilakukan di pada siswa kelas XI IPA di salah satu

Sekolah Menengah Atas (SMA) Majalengka di Jawa Barat. Soal tes kemampuan

memahami yang diuji cobakan berjumlah 36 butir soal, sedangkan soal tes

kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata berjumlah 20 butir soal.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

42

Rekapitulasi hasil uji coba tes kemampuan memahami dan tes kemampuan

mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata secara terperinci tertera pada

lampiran C. Rekapitulasi hasil uji coba pertama tes kemampuan memahami

disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Hasil Uji Coba Tes Kemampuan memahami

No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda

Keputusan Akhir P Interpretasi D Interpretasi

1 0.33 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

2 0.53 Sedang 0.13 Jelek Dibuang

3 0.20 Sukar 0.27 Cukup Dipakai

4 0.17 Sukar 0.07 Jelek Dibuang

5 0.67 Sedang 0.33 Cukup Dipakai

6 0.63 Sedang 0.40 Cukup Dipakai

7 0.70 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

8 0.40 Sedang 0.40 Cukup Dipakai

9 0.53 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

10 0.43 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

11 0.40 Sedang 0.00 Jelek Dibuang

12 0.70 Sedang 0.40 Cukup Dipakai

13 0.50 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

14 0.27 Sukar -0.13 TB Dibuang

15 0.63 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

16 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai

17 0.77 Mudah 0.27 Cukup Dipakai

18 0.27 Sukar 0.00 Jelek Dibuang

19 0.57 Sedang 0.33 Cukup Dipakai

20 0.57 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

21 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai

22 0.37 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

23 0.33 Sedang -0.07 TB Dibuang

24 0.40 Sedang 0.00 Jelek Dibuang

25 0.43 Sedang 0.40 Cukup Dipakai

26 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai

27 0.23 Sukar -0.20 TB Dibuang

28 0.13 Sukar -0.13 TB Dibuang

29 0.50 Sedang 0.47 Baik Dipakai

30 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai

31 0.43 Sedang 0.40 Cukup Dipakai

32 0.33 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

33 0.37 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

34 0.30 Sukar 0.33 Cukup Dipakai

35 0.00 Sukar 0.27 Cukup Dipakai

36 0.60 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

43

Berdasarkan hasil uji coba pertama dan uji coba kedua instrumen tes

kemampuan memahami seperti yang disajikan pada tabel 3.8 mengenai taraf

kesukaran dan daya pembeda, serta pertimbangan mengenai proporsi indikator

proses kognitif kemampuan memahami dan sub konsep fluida statis maka

diputuskan 27 butir soal yang dipakai dengan rincian proses kognitif

menginterpretasikan sebanyak 5 butir soal, mencontohkan 5 butir soal,

menyimpulkan 5 butir soal, membandingkan 6 butir soal, dan menjelaskan 6 butir

soal. Soal-soal kemampuan memahami dapat dilihat pada soal pretest-posttest

pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan

memahami setelah diuji cobakan dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Rekapitulasi Soal Per Proses Kognitif Kemampuan Memahami

Sub Konsep

Proses kognitif Kemampuan memahami Menginterpretasi

kan

(Interpreting)

Mencontoh

kan

(Exemplifyi

ng)

Menyimpul

kan

(Inferring)

Membanding

kan

(Comparing)

Menjelaskan

(Explaining)

Tekanan Hidrostatis 2 4 - 1, 3 6, 7

Hukum Pascal 10 16 - 11 13, 14

Hukum Archimedes 17 23, 27 19, 22, 24 18, 21 20

Tegangan Permukaan 35, 36 39 33, 34 42 40

Jumlah 5 5 5 6 6

Reliabilitias instrumen tes kemampuan memahami diperoleh dari

menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama dan uji coba kedua

mengahasilkan nilai sebesar 0,755 dengan interpretasi tinggi. Sedangkan hasil uji

coba instrumen tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata

disajikan pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10

Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengaplikasikan dalam

Konteks Dunia Nyata

No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda

Keputusan Akhir P Interpretasi D Interpretasi

1 0.33 Sedang 0.13 Jelek Dibuang

2 0.70 Sedang 0.33 Cukup Dipakai

3 0.30 Sukar 0.47 Baik Dipakai

4 0.33 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

5 0.23 Sukar 0.33 Cukup Dipakai

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

44

No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda

Keputusan Akhir P Interpretasi D Interpretasi

6 0.30 Sukar 0.47 Baik Dipakai

7 0.63 Sedang 0.20 Jelek Dibuang

8 0.23 Sukar 0.20 Jelek Dipakai

9 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai

10 0.80 Mudah 0.00 Jelek Dibuang

11 0.20 Sukar 0.27 Cukup Dipakai

12 0.63 Sedang 0.07 Jelek Dibuang

13 0.37 Sedang 0.33 Cukup Dipakai

14 0.23 Sukar 0.33 Cukup Dipakai

15 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai

16 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai

17 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai

18 0.43 Sedang 0.33 Cukup Dipakai

19 0.27 Sukar 0.00 Jelek Dibuang

20 0.27 Sukar 0.40 Cukup Dipakai

Berdasarkan hasil uji coba pertama dan uji coba kedua instrumen tes

kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata seperti yang disajikan

pada tabel 3.9 mengenai taraf kesukaran dan daya pembeda, serta pertimbangan

mengenai proses kognitif kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia

nyata dan sub konsep fluida statis maka diputuskan 15 butir soal yang dipakai

denan rincian proses kognitif mengeksekusi 7 butir soal dan

mengimplementasikan 7 butir soal. Soal-soal kemampuan mengaplikasikan dapat

dilihat pada soal pretest-posttest pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per

proses kognitif kemampuan mengaplikasikan setelah diuji cobakan dapat dilihat

pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam

Konteks Dunia Nyata

Sub Konsep

Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam

Konteks Dunia Nyata

Mengeksekusi Mengimplementasikan

Tekanan Hidrostatis 8 5

Hukum Pascal 9, 12 15

Gaya apung dan

hukum Archimedes

26, 29, 30,31 25, 28, 32

Tegangan Permukaan - 37, 38, 41

Jumlah 7 8

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

45

Reliabilitas instrumen tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks

dunia nyata diperoleh dari menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama

dan uji coba kedua mengahasilkan nilai sebesar 0,74 dengan interpretasi tinggi.

E. Teknik Analisis Data Penelitian

Terdapat 4 jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: data

kemampuan memahami, data kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia

nyata, data observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket tanggapan siswa

terhadap pembelajaran.

1. Analisis Kemampuan memahami dan Kemampuan Mengaplikasikan dalam

konteks Dunia Nyata

Analisis data kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan

dalam konteks dunia nyata menggunakan uji statistik, guna mengetahui

peningkatan keduanya. Setelah instrumen diujikan melalui tes awal dan tes akhir

maka yang dilakukan terlebih dahulu memberikan skor kepada jawaban siswa.

Jawaban benar bernilai satu dan jawaban yang salah bernilai nol. Hal ini sesuai

dengan cara pengolahan skor menurut Arikunto (2015:188) yaitu tanpa denda.

𝑆 = 𝑅 ( 3.4)

S = Skor yang diperoleh (Raw Score)

R = Jawaban yang betul

a. Menentukan skor gain

Untuk mengetahui peningktan kemampuan memahami dan kemampuan

mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata, maka menggunakan perbandingan

skor pretets dan posttest yang dikemukanan oleh Mark (2007:87)

𝐺𝑎𝑖𝑛 = 𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑝𝑟𝑒 ( 3.5)

b. Menentukan karakteristik peningkatan individu

Untuk menentukan karakteristik atau kategori peningkatan pada setiap

siswa menurut Mark (2007:87) harus membandingkan skor gain yang diperoleh

siswa dengan skor gain maksimum. Secara matematis dapat dituliskan sebagai

berikut:

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

46

𝑔 =𝑃𝑜𝑠𝑡 − 𝑃𝑟𝑒

100 − 𝑝𝑟𝑒 (3.6)

Keterangan :

g = gain yang dinormalisasi

𝑃𝑜𝑠𝑡 = skor tes akhir yang diperoleh setiap siswa

𝑃𝑟𝑒 = skor tes awal yang diperoleh setiap siswa

100 = skor maksimum ideal

c. Menentukan karateristik peningkatan rata-rata kelompok

Untuk menentukan karakteristik atau kategori peningkatan rata-rata

kelompok maka harus perbandingan skor rata-rata posttest dan skor rata-rata

pretets yang dibagi oleh perbandingan skor maksimum dan skor rata-rata pretest

(Mark, 2007: 87).

⟨𝑔⟩ =⟨𝑃𝑜𝑠𝑡⟩ − ⟨𝑝𝑟𝑒⟩

100 − ⟨𝑝𝑟𝑒⟩ (3.7)

Keterangan :

⟨𝑔⟩ = skor rata-rata gain yang dinormalisasi

⟨𝑃𝑜𝑠𝑡⟩ = skor rata-rata tes akhir yang diperoleh seluruh siswa

⟨𝑝𝑟𝑒⟩ = skor rata-rata tes awal yang diperoleh seluruh siswa

100 = skor maksimum ideal

d. Menginterpretasikan skor rata-rata gain yang dinormalisasi dengan

menggunakan Tabel 3.12

Tabel 3.12

Interpretasi skor rata-rata gain yang dinormalisasi

Batasan Interpretasi

⟨𝑔⟩ ≥ 0.7 Tinggi

0.7 > ⟨𝑔⟩ ≥ 0.3 Sedang

⟨𝑔⟩ < 0.30 Rendah

(Hake, 1998:65)

2. Uji hipotesis

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris,

dengan menggunakan t-test untuk dua sampel. Penggunaan statistik parametris

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

47

mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisa harus berdistribusi

normal (Sugiyono, 2009: 241). Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih

dahulu harus melakukan pengujian normalitas data dan uji homogenitas

selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Berikut tahapan yang dilakukan dengan

menggunakan bantuan piranti lunak pengolah data SPSS Statistic 17.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk.

dengan taraf signifikansi (α = 0,050). Apabila nilai sig.> α maka HA diterima

artinya data tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam atau tidaknya variansi

sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini,

uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene Test (Test of

Homogeneity of Variances) dengan taraf signifikansi (α = 0,050). Apabila

nilai dari sig.> α maka HA diterima artinya varians untuk kedua data tersebut

homogen.

c. Pengujian Hipotesis dengan uji-t

1) Uji Statistik Parametrik

Uji statistik parametrik digunakan jika data memenuhi asumsi statistik,

yaitu jika terdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen.

Pengujian hipotesis pada data statistik parametrik dapat menggunakan

uji-t (t-test). Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig.< α,

dengan α = 0,050 maka HA diterima.

2) Uji Statistik Non-parametrik

Jika distribusi datanya tidak memenuhi persyaratan uji parametrik, data

terdistribusi tidak normal dan tidak homogen maka pengujian hipotesis

dilakukan dengan uji statistik non-parametrik. Uji statistik non-

parametrik yang digunakan jika asumsi parametrik tidak terpenuhi adalah

uji Mann-Whitney U Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig.<

α, dengan α = 0,050 maka HA diterima

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

48

Berikut alur pengolahan uji hipotesis di bawah ini:

Gambar 3.1 Alur Pengolahan Uji Hipotesis

d. Pengukuran pengaruh (Effect Size)

Jika didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara dua rata-rata kelas

(eksperimen dan kontrol), maka diperlukan perhitungan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh perlakuan yang dilakukan. Untuk mengetahui

pengaruh dari perlakuan yang diberikan pada subjek penelitian, maka

digunakan perhitungan dengan menggunakan nilai effect size untuk jumlah

sampel yang kecil, yaitu sebagai berikut (Cohen dalam Nandy, 2012:16)

𝑑 =�̅�1 − �̅�2

𝑠𝑝𝑜𝑜𝑙𝑒𝑑 (3.8)

dimana

𝑠𝑝𝑜𝑜𝑙𝑒𝑑 = √(𝑛1 − 1)𝑠2

1+ (𝑛2 − 1)𝑠2

2

𝑛1 + 𝑛2 − 2 (3.9)

Keterangan:

d = ukuran besar pengaruh

�̅�1 = mean rata-rata kelompok eksperimen

�̅�2 = mean rata-rata kelompok kontrol

Data

Uji Normalitas

Uji Homogenitas

Uji Mann-

Whitney

Tidak

Ya

Uji-t

Kesimpulan

Ya

Tidak Uji-t’

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

49

𝑆12 = varian kelompok eksperimen

𝑆22 = varian kelompok kontrol

𝑛1 = jumlah kelompok ekperimen

𝑛2 = jumlah kelompok kontrol

Setelah didapatkan nilai d, maka ukuran pengaruh (effect size) dari dua

rata-rata yang berbeda, nilai d disesuaikan dengan kategori ukuran pengaruh

sebagai berikut (Cohen dalam Nandy, 2012:15).

Tabel 3.13

Interpretasi Ukuran Pengaruh

Batasan Interpretasi

- ∞ ≤ d≤ 0,20 Pengaruh kecil

0,2<d < 0,80 Pengaruh sedang

0,8 ≤ d ≤∞ Pengaruh besar

(Nandy, 2012:15)

e. Analisis Hubungan antara Kemampuan Memahami dengan Kemampuan

Mengaplikasikan dalam konteks Dunia Nyata

Untuk melihat hubungan antara kemampuan memahami dengan kemampuan

mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata siswa yang mendapat perlakuan

berupa penerapan model pembelajaran pembangkit ICARE, digunakan uji

korelasi antara data skor rata-rata kemampuan memahami dan kemampuan

mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata. Jika data berdistribusi normal

dan homogen, maka uji korelasi dilakukan dengan uji Pearson product

moment. Sedangkan jika data tidak normal dan tidak homogen, maka uji

korelasi dilakukan dengan uji Rank Spearman. Pengolahan data dilakukan

dengan bantuan piranti lunak pengolah data SPSS Statistic 17. Interpretasi

koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.14

Tabel 3.14

Interpretasi Koefisien Korelasi

Besarnya nilai r Interpretasi

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup

0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2015:89)

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

50

f. Analisi Data Obeservasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan model pembelajaran ICARE

sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Dapat dihitung dengan:

%𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑒𝑙 =∑ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖

∑ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛× 100% (3.10)

Interpretasi keterlaksanaan model dapat diketahui dari tabel 3.15

Tabel 3.15

Kriteria Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Keterlaksanaan (%) Kriteria

0%-20% Sangat kurang

21%-40% Kurang

41%-60% Cukup

61%-80% Baik

81%-100% Sangat baik

(Riduwan, 2012)

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahapan Persiapan

Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Melakukan studi pendahuluan berupa wawancara dan skala sikap kepada guru

dan siswa, studi literatur terhadap jurnal, buku, dan laporan penelitian

mengenai model ICARE, menganalisis kurikulum IPA Fisika SMA dan materi

pelajaran Fisika kelas X IPA SMA.

b. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), Skenario Pembelajaran dan Lembar Kerja

Siswa (LKS)

c. Membuat instrumen penelitian yang meliputi tes kemampuan memahami, tes

kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata, lembar obeservasi,

dan skala sikap.

d. Mempersiapkan peralatan dan bahan demonstrasi dan praktikum siswa.

e. Meminta pertimbangan dosen ahli terhadap intrumen yang dibuat lalu

melakukan revisi berdasarkan saran dan dosen ahli.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

51

f. Melakukan uji coba dan analisis instrumen penelitian untuk mengukur

reliabilitas butir-butir soal yang akan digunakan pada tes awal (pretest) dan tes

akhir (posttest).

g. Memperbaiki intrumen yang sudah divalidasi dan diuji coba.

h. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

i. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol

2. Tahapan Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap proses pembelajaran berlangsung yang

meliputi:

a. Memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan memahami dan

kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata awal siswa pada

kedua kelompok sampel penelitian.

b. Melakukan proses pembelajaran di kelas ekperimen dan kelas kontrol.

c. Melakukan observasi keterlaksanaan model pembelajaran ICARE

d. Memberikan posttest untuk mengathui kemampuan memahami dan

kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata pada kedua

kelompok sampel penelitian setelah diberikan perlakuan.

e. Menyebarkan angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang

telah berlangsung pada kelas eksperimen

3. Tahap Analisi Data

Tahapan analisis data meliputi :

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest.

b. Menganalisis dan membahas temuan yang diperoleh sebelum penelitian.

c. Menarik kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian.

d. Memberikan saran terhadap hambatan dan kekurangan selama pembelajaran

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/24828/6/T_FIS_1201542_Chapter3.pdf · data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai

52

Berikut bagan alur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini:

Persiapan

Pelaksanaan

Analisis

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

Menyusun Proposal

Mengembangkan Insturmen

1. Tes PK dan KM

2. Skala Sikap

3. Pedoman Observasi

Menyusun Perangkat

Pembelajaran

1. RPP

2. LKS

Kelas Kontrol

Kelas Eksprimen

Analisis Data

Kesimpulan

Tes Awal

Perlakuan

Tes Akhir observasi

Angket

Validasi. Uji coba. Revisi

Revisi

observasi