BAB III METODE PENELITIAN A. METODE...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. METODE...
43
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian tentunya diperlukan suatu metode. Metode ini
merupakan cara atau jalan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian yaitu
mengambarkan dan menyimpulkan data dengan maksud untuk memecahkan suatu
masalah. Menurut (Sukmadinata, 2012, hlm. 52) adalah, “Rangkaian cara atau
kegiatan pelaksaan peneliatian didasari oleh asumsi dasar, pandangan-pandangan
filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.
Banyak sekali metode-metode penelitian yang dapat digunakan dalam
melakukan suatu penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
atau sebab dan akibat dari suatu perlakuan. Mengenai metode eksperimen ini
menurut Sugiyono (2013, hlm. 72) “metode penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Dalam metode ini
kita melakukan suatu perlakuan (treatment) sehingga mendapatkan hasil
penelitian.
Berdasarkan kutipan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa dalam
kondisi dimanapun atau beberapa variabel dapat dikontrol dan dicobakan untuk
mengetahui hasil percobaan tersebut. Dalam peneliti ini variabel yang dicobakan
yaitu bentuk latihan batting-T drills dan toss drills kelompok untuk mengetahui
pengaruh dari kedua bentuk latihan tersebut terhadap produktifitas hasil pukulan
dalam olahraga baseball. Oleh sebab itu peneliti menggunakan metode
eksperimen.
44
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 44
B. DESAIN PENELITIAN
Desain atau rancangan yang digunakan adalah pre test-post test desain,
mengenai hal ini Arikunto (2006, hlm. 86) menjelaskan, seperti yang terlihat di
Gambar 3.1 berikut.
Kelompok A 01 𝑋1 02
Kelompok B 01 𝑋2 02
Gambar 3.1
Desain penelitian
Arikunto (2010, hlm. 125)
Keterangan:
Kelompok A : Kelompok batting-T drills
Kelompok B : Kelompok toss drills
01 : Tes awal
𝑋1 : Treatment memukul menggunakan bentuk latihan batting-T drills
𝑋2 : Treatment memukul menggunakan bentuk latihan toss drills
02 : Test Akhir
Dari desain penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa tes yang akan
dilakukan yaitu dua tes keterampilan kelompok dengan batting-T drills dan toss
drills. Untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan
maka diperlukan langkah penelitian sebagai rencana kerja, dengan adanya
gambaran langkah penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai
langkah dari sebuah penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggambarkan langkah penelitian seperti
disajikan pada Gambar 3.2.
45
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 45
Gambar 3.2
Alur penelitian
Skema tersebut dapat penulis jelaskan sebagai berikut :
1. Langkah pertama menentukan populasi yang akan digunakan untuk
melakukan penelitian;
2. Kemudian, menentukan populasi. Dari populasi itu diambil sempel dengan
teknik sempling jenuh;
KELOMPOK B
TOSS DRILLS
POPULASI
SAMPEL
TREATMENT/ PERLAKUAN
TEST AWAL
TEST AKHIR
KESIMPULAN
KELOMPOK A
BATTING-T DRILLS
ANALISIS DATA
46
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 46
3. Setelah sempel terpilih selanjutnya diberikan tes awal, lalu hasil tersebut
disusun dari hasil tertinggi sampai yang terendah.
4. Setelah pengambilan data awal subjek dan mengetahui hasilnya, sampel
dibagi menjadi 2 kelompok yang ditentukan menurut hasil tes awal
tersebut;
5. Setelah pengambilan data dan pembagian kelompok subjek menjalani
kegiatan eksperimen dengan memberikan treatment bagi kelompok A yang
berlatih dengan bentuk latihan batting-T drills dan kelompok B yang
berlatih dengan bentuk latihan toss drills;
6. Setelah subjek menjalani kegiatan eksperimen dengan diberikan treatment
selama 18 kali pertemuan, kemudian dilakukan pengambilan data dengan
melakukan tes akhir;
7. Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka dilakukan pengolahan dan
analisis data sehingga hasilnya dapat dijabarkan;
8. Sebagai langkah akhir yaitu dengan membuat kesimpulan yang didasarkan
hasil pengolahan data.
C. POPULASI
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, yang harus dilakukan ialah
penentuan populasi dan sampel. Dalam hal ini Arikunto (2006, hlm.130)
menjelaskan sebagai berikut: ‘‘Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,
objek peneliti yang dimaksud adalah kelompok yang lebih besar dimana hasil
peneliti digeneralisasi’’. Sedangkan menurut Rusli Lutan (2007, hlm.82)
menjelaskan bahwa: ‘‘Sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti, yaitu
kelompok dimana peneliti ingin menggeneralisasikan temuan penelitiannya’’.
Populasi dalam peneliti ini adalah atlet baseball Kabupaten Bandung.
47
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 47
D. SAMPEL
Setelah menentukan populasi, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan sampel untuk mendapatkan data yang diperlukan. Menurut Arikunto
(2006, hlm. 131) menyatakan bahwa: ‘‘Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti’’. Dengan kata lain sampel merupakan kelompok yang
digunakan dalam peneliti untuk memperoleh data. Adapun cara dalam penentuan
sampel penulis menggunakan cara sampling jenuh atau seluruh dari populasi yang
ada, mengenai hal ini Sugiyono (2010, hlm.124) menjelaskan pengertian sampling
jenuh:
Sampling jenuh yaitu penentuan sampel bila semua populasi
digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel.
Pertama peneliti melakukan tes awal setelah itu peneliti membagi 2
kelompok yaitu 8 atlet kelompok batting-T drills dan 8 atlet kelompok tosss drills
berdasarkan dengan metode ABBA, sehingga terdapat dua kelompok subjek yang
keterampilan dan kemampuan setara. Penentuan sempel ini dimaksudkan untuk
memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang benar-benar
mencerminkan populasinya.
E. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
1. Waktu
Penelitian ini berlangsung selama 6 minggu atau 18 x pertemuan dan
jadwal latihan sebanyak 3 kali dalam seminggu seperti yang diungkapkan oleh
Harsono (1998, hlm. 194) menjelaskan bahwa: ‘‘Latihan sebaiknya dilakukan tiga
kali dalam seminggu dengan diselingi waktu istirahat’’. Selanjutnya menurut
Harsono (1998, hlm. 106) menyatakan bahwa: ‘‘Meso cycle lamanya antara 3-6
48
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 48
minggu, dan micro cycle kurang dari 3 minggu, bisa 1 atau 2 minggu’’. Hal ini
bertujuan untuk memberikan istirahat bagian organ-organ tubuh supaya kembali
siap untuk menerima tugas gerak yang baru bertujuan mendapatkan hasil yang
optimal dari latihan. Selain itu menurut Delorme dan Waktin yang dikutip oleh
Sajoto (1988, hlm. 119) mengenai program latihan adalah sebagai berikut:
Program latihan yang dilaksanakan 4 kali setiap minggu selama 6
minggu cukup efektif. Namun rupa-rupanya pelatih cenderung
melaksanakan program 3 kali dalam seminggu untuk menghindari
terjadinya kelelahan atau kronik. Dengan lama latihan yang dilakukan
adalah selama 6 minggu atau lebih.
Penelitian ini dilaksanakan sesuai jadwal latihan baseball Kabupaten
Bandung, mulai pukul 15.00 WIB, dari tanggal 29 Oktober – 10 Desember 2014.
2. Tempat Penelitian
Lokasi untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan bentuk latihan
memukul batting-T drills dan dengan toss drills terhadap produktifitas hasil
pukulan dalam permainan baseball adalah bertempat di lapangan Si Jalak Harupat
Kabupaten Bandung dan lapangan softball – baseball Bumi Siliwangi UPI
Bandung. Yang dijadikan objek penelitian adalah atlet baseball Kabupaten
Bandung.
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2010, hlm.102) menjelaskan bahwa: ‘‘Instrument
penelitian adalah suatu alat yang digunakan menggunakan fenomena alam
maupun sosial yang diamati’’. Pada dasarnya dalam suatu penyusunan suatu tes
keterampilan olahraga harus berdasarkan aktifitas gerak cabang olahraga yang
bersangkutan. Sesuai penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
instrument penelitian adalah suatu alat untuk fasilitas yang digunakan peneliti
49
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 49
untuk pengumpulan data agar dapat mencapai hasil yang lebih baik. Penulis
menggunakan tes sebagai alat pengumpul data.
Sesuai konsep penelitian yaitu ‘‘Perbandingan bentuk latihan memukul
batting-T drills dengan toss drills terhadap produktifitas hasil pukulan dalam
permainan baseball’’, maka penulis memakai instrumen tes dengan pitching
machine. Alat ini digunakan untuk mengukur keterampilan memukul atau
produktifitas memukul dalam permainan baseball menurut komtek
PB.PERBASASI (1989). Pitching machine adalah suatu alat pelontar yang
bergerak secara AC – DC. Alat ini berbentuk sederhana dan dapat dibongkar
pasang, serta dapat diatur kecepatan bolanya sesuai dengan yang diinginkan.
Satuan dari pitching machine ini adalah mil
/jam, serta bola yang dihasilkan adalah
straight.
1. Peralatan yang digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam tes ini adalah:
a. Cap baseball;
b. Pitching machine;
c. Bola karet baseball;
d. Bat;
e. Pita pengukur;
f. Formulir pengisian skor.
2. Tester atau pengetes berjumlah 5 orang terdiri dari:
a. Tiga orang pengetes
b. Satu orang pencatat skor
c. Satu orang pengumpan bola pada pitching machine
3. Testi berjumlah 16 orang yang terdiri dari:
a. Satu orang berdiri di batter’ box untuk memukul;
b. Satu orang berdiri di circle ondek untuk menunggu giliran memukul
50
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 50
c. Sisanya mengambil hasil pukulan
4. Pelaksanaan tes
Orang/pemain coba masuk dalam batter’s box atau kotak pemukul, lalu
pemukul bola yang dilontarkan dari pitching machine. Setiap orang/pemain diberi
kesempatan memukul sebanyak 10 kali. Jumlah skor dari 10 kali kesempatan
memukul merupakan skor yang diperoleh naracoba.
G. PROSEDUR PENGAMBILAN DATA
1. Tes Awal
Tes awal ini dilakukan selama satu hari pada tanggal 29 Oktober 2014 di
lapangan baseball Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung sesuai dengan jadwal
latihan yaitu di siang hingga sore hari. Mengenai pelaksanaan dijelaskan dibawah
ini:
a) Tes yang digunakan adalah tes produktifitas hitting;
b) Sebelum dilaksanakan tes penulis mempersiapkan terlebih dahulu
lapangan yang akan dipakai;
c) Jarak dari base ke base 27,05 meter, jarak batter box dengan pitching
machine adalah 18,3 m.
d) Setelah lapangan siap, selanjutnya penulis menjelaskan mengenai
pelaksanaan tes, yaitu testi masuk ke batter box kemudian memukul bola
yang dilontarkan pitching machine.
Mengenai cara penilainnya dapat dilihat pada tabel dan gambar lapangan
dan bentuk tes produktivitas hitting seperti yang dilihat pada Gambar 3.3 dan
Tabel 3.1.
51
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 51
Gambar 3.3
Lapangan bentuk tes produktivitas hitting
(sumber: Komtek PB. PERBASASI)
Keterangan:
1. X1 : Daerah foulball
2. X2 : Daerah infield dengan jarak dari base ke base sepanjang 27,432 meter
3. X3 : Daerah outfield dihitung dari home plate ke pagar tengah lapangan
dengan jarak sepanjang 120,2 m
4. PM : Pitching machine yang diletakkan dengan jarak 18,3 m dari home plate
5. BB : Batter box atau ruang pemukul
Tabel 3.1
Tes Produktivitas Hitting
Nilai Keterangan
1
a. Swing foulball (ground/fly) ke arah backstop
b. Swing foulball (ground/fly) ke arah dug out tim atau dug out
lawan
2 a. Swing foulball (ground/fly) tidak jauh dari dug out
b. Hit popfly di daerah infield (fair/foul)
52
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 52
Nilai Keterangan
3 a. Swing and foulball jauh dari foul line
b. Hit fly ball di daerah outfield (fair)
4
a. Swing and hit fair ground ball (lemah)
b. Hit humpback line drive (agak melengkung) ke fair teritory di
depan outfield
5
a. Swing and hit ground ball-fair (keras)
b. Hit long fly ball (cukup keras)
c. Hit line drive foul ball yang jatuh dekat foul line
6
a. Swing and hit line drive (baik menyusur di tanah maupun di
udara)
b. Hit home run (over fence)
Catatan:
Setiap batter melakukan swing (menghasilkan hit atau tidak) dimulai dengan skala
0-6.
Pelaksanaan eksperimen ini berlangsung selama 18 kali pertemuan dan
dilaksanakan sesuai dengan jadwal latihan perkumpulan Atlet Baseball Kabupaten
Bandung, mulai pukul 15.00 wib hingga 18.00 wib. Pada setiap latihan masing-
masing atlet memukul sebanyak 60 bola yang dibagi kedalam 3 set latihan.
Sebelum latihan terlebih dahulu melakukan pemanasan statis dan dinamis yang
kemudian dilanjutkan dengan peregangan otot-otot dengan menggunakan bat dari
setiap gerakan, otot-otot yang diregangkan yanitu bagian pinggang, kaki, dan
pergelangan tangan. Setelah melakukan peregangan, kemudian dilanjutkan dengan
latihan inti, untuk kelompok A melakukan bentuk latihan batting-T drills dan
kelompok B melakukan bentuk latihan toss drills. Banyaknya pukulan bagi setiap
kelompok adalah 20 repetisi kali 3 set, yaitu sebanyak 60 kali pukulan dalam
setiap babak diselingi waktu istirahat.
Adapun pembagian babak ini berdasarkan pada pendapat Harsono (1998,
hlm.121-122) sebagai berikut:
53
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 53
“Waktu latihan sebaiknya adalah pendek akan tetapi berisi padat.
Suatu keuntungan dari latihan-latihan yang pendek adalah bahwa hal
ini akan terus membawa atlet dalam alam berpikir tentang latihannya,
artinya dalam latihan tadi akan dapat terus berdengung dalam alam
pikirnya”.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan latihan yang
singkat namun memiliki beban latihan yang berisi dan padat dapat
mengimplementasikan dan memvisualisasikan setiap gerakan memukul kedalam
pertandingan yang sebenarnya.
2. Tes Akhir
Setelah pelaksanaan eksperimen atau perlakuan berakhir, maka dilakukan
kembali pengambilan data yang terakhir pada tanggal 10 Desember 2014. Lalu
setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data dan analisis data agar
memperoleh penafsiran yang tepat sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
H. ANALISIS DATA
Data yang didapat dari hasil tes awal dan akhir masih merupakan data
mentah sehingga diperlukan pengolahan data untuk membakukannya. Data-data
yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu
temuan tentang penelitian yang dilaksanakan melalui data-data tersebut.
Setelah data yang penulis perlukan dalam penelitian terkumpul, langkah
selanjutnya adalah data-data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan
rumus secermat mungkin, sehingga nanti diperoleh jawaban diterima atau
ditolaknya hipotesis sesuai taraf yang diajukan.
Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data ini adalah
sebagai berikut:
54
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 54
1. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai
berikut:
�̅� = ∑ 𝒙𝒊
𝒏
Keterangan :
𝑋 ̅ = nilai rata-rata yang dicari
∑ = jumlah dari
X = skor mentah
n = jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1
2
1
n
xx
S
Keterangan:
S = Simpangan baku yang dicari
= Jumlah dari
x1 = Nilai data mentah
x = Nilai rata-rata
n = Jumlah sample
3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Sebelum
dilakukan analisis korelasi, maka terlebih dahulu dilakukan penghitungan
normalitas dari setiap butir tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah
data tersebut berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumus yang digunakan
yaitu dengan uji kenormalan secara non parametrik atau disebut uji
Liliefors. Pengujian hipotesis nol dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Pengamatan X1, X2,…….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …….,
Zn dengan mempergunakan rumus : S
xxZ
1
1 ( x dan S merupakan
rata-rata dan simpangan baku setiap kelompok butir tes).
55
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 55
n
ZZBanyaknyaZZS n........, 21
1
b. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung pula F ( Zi ) = P ( Z < Zi )
c. Selanjutnya dihitung proporsi Zi , Z2 ,………, Zn yang lebih kecil
atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1), maka:
d. Hitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Hitung harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).
f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka dibandingkan Lo
ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji
Liliefors, dengan taraf nyata = 0.05. Kriterianya adalah: tolak
hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang
diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar nilai kritis uji
Liliefors. Dalam hal ini hipotesis diterima.
4. Menguji homogenitas dengan menggunakan rumus :
F = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Terima Ho jika Fhitung ≤ Ftabel
Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel
5. Uji t dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
t = �̅�
𝑆𝐵√𝑛
⁄
Keterangan rumus:
t : Nilai kritis untuk uji signifikasi beda
�̅� : Rata-rata beda
SB : Simpangan baku beda
n : Jumlah responden
56
ARIF YUSUF SUBAGJA, 2015 PERBANDINGAN BENTUK LATIHAN MEMUKUL BATTING-T DRILLS DENGAN TOSS DRILLS TERHADAP PRODUKTIFITAS HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN BASEBALL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II
8 - 56
t hitung < t tabel : Ho diterima
t hitung > t tabel : Ho ditolak
6. Uji kesamaan dua rata-rata satu pihak dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Ho : µ1 ≤ µ2
H1 : µ1 > µ2
Pendekatan statistika
𝑡 =x1̅̅ ̅ − x2̅̅ ̅
Sgab√1n +
1n
𝑆𝑔𝑎𝑏 =√(𝑛1 − 1)𝑆12 + (n2 − 1)S22
n1 + n2 − 2
Keterangan:
x1̅̅ ̅ = nilai rata − rata
x2̅̅ ̅ = nilai rata − rata N1= nilai sampel
N2= nilai sampel
S1= simpangan baku
S2= simpangan baku