BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...

39
79 Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nasution (2009, hlm. 23) mengemukakan bahwa: “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.” Dalam penelitian ini, desain penelitian dapat digambarkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Desain Penelitian NO PROSES HASIL 1 Memilih masalah Peneliti mendapatkan fokus masalah penelitian 2 Merumuskan masalah Peneliti mendapatkan rumusan masalah 3 Merumuskan hipotesis Peneliti memperoleh rumusan hipotesis 4 Memilih metode dan pendekatan Ketetapan peneliti mengenai metode dan pendekatan 5 Menentukan variabel dan sumber data Ketetapan peneliti dalam memperoleh variabel X1 , Y1, Y2 dan Z beserta sumber data yang diperoleh 6 Menentukan, menyusun dan validasi instrumen Peneliti mendapatkan kisi-kisi, instrumen dan hasil uji angket atau validitas 7 Mengumpulkan data Peneliti memperoleh data-data penelitian 8 Analisis data Peneliti memperoleh hasil penelitian 9 Menarik kesimpulan dan rekomendasi Peneliti memperoleh kesimpulan dari seluruh penelitian dan memberikan rekomendasi 10 Menyusun laporan Peneliti memperoleh hasil laporan berupa tesis

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...

79 Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Nasution (2009, hlm. 23) mengemukakan bahwa: “Desain

penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data

agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian

itu.”

Dalam penelitian ini, desain penelitian dapat digambarkan seperti tabel

dibawah ini :

Tabel 3.1

Desain Penelitian

NO PROSES HASIL

1 Memilih masalah Peneliti mendapatkan fokus

masalah penelitian

2 Merumuskan masalah Peneliti mendapatkan rumusan

masalah

3 Merumuskan hipotesis Peneliti memperoleh rumusan

hipotesis

4 Memilih metode dan pendekatan Ketetapan peneliti mengenai

metode dan pendekatan

5 Menentukan variabel dan sumber data Ketetapan peneliti dalam

memperoleh variabel X1 , Y1, Y2

dan Z beserta sumber data yang

diperoleh

6 Menentukan, menyusun dan validasi

instrumen

Peneliti mendapatkan kisi-kisi,

instrumen dan hasil uji angket

atau validitas

7 Mengumpulkan data Peneliti memperoleh data-data

penelitian

8 Analisis data Peneliti memperoleh hasil

penelitian

9 Menarik kesimpulan dan rekomendasi Peneliti memperoleh kesimpulan

dari seluruh penelitian dan

memberikan rekomendasi

10 Menyusun laporan Peneliti memperoleh hasil laporan

berupa tesis

80

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Catatan : Tabel Desain Penelitian dibuat dengan rancangan sendiri

Dalam penelitian ini, secara umum akan dicari pengaruh Kepemimpinan

Kepala Sekolah (X) terhadap kinerja Mengajar guru (Z) secara langsung, maupun

melalui variabel perantara kompensasi guru (Y1) dan Motivasi Kerja Guru (Y2)

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan variabel

bebas, variabel perantara dengan variabel terikat, dapat digambarkan sebagai

berikut:

. rx1.y

rx1.y1 rx,y1 ry1.z

R rx1.Z

rx1.y2 r.y2.z

Keterangan :

rx1.y1 = Pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y1

rx1.y2 = Pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y2

ry1.z = Pengaruh variabel Y1 terhadap variabel z

ry2.z = Pengaruh variabel Y2 terhadap variabel z

rx1.z = Pengaruh variabel X1 secara langsung terhadap variabel Z

Gambar 3.1

Paradigma Penelitian

B. Metode Penelitian

Motivasi Kerja Guru

(Y2 )

Kompensasi Guru ( Y1 )

Kinerja Mengajar

Guru (Z) Kepemimpinan

Kepala Sekolah

( X1 )

81

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode

penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah salah satu metode

penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk

menjelaskan suatu kejadian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007, hlm

5) “penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk

memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini

dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual”.

Sedangkan, Sukmadinata (2006, hlm 52) menyatakan bahwa metode penelitian

deskriptif adalah sebuah metode yang berusaha mendeskripsikan,

menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat

yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi

atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung.

Proses penelitian deskriptif berupa pengumpulan dan penyusunan data,

serta analisis dan penafsiran data. Penelitian deskriptif dapat bersifat komparatif

dengan membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu. Kemudian

metode penelitian deskriptif menurut Mohamad Ali (2000, hlm.12), adalah

sebagai berikut:

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau

menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.

Dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

analisis/pengolahan data serta membuat kesimpulan dan laporan dengan

tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara

objektif dalam suatu deskripsi situasi.

C. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Sukamadinata (2007, hlm.53) menjelaskan bahwa “penelitian kuantitatif didasari

oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan

dikaji secara kuantitatif. Pendekatan analisis kuantitatif digunakan karena

penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

82

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan pendapat tersebut, Sugiyono (2007, hlm. 11) menyatakan bahwa

pendekatan kuantitatif cocok digunakan untuk pembuktian/konfirmasi.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada 41 Sekolah Dasar (SD) Negeri di

kecamatan Ngamprah. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan atas kemudahan

memperoleh data, dan hasil penelitiannya dapat memberikan masukan kepada

penulis dan guru-guru yang berada dalam lingkungan wilayah kecamatan

Ngamprah..

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2002, hlm. 57) di dalam Akdon (2008, hlm. 96)

memberikan pengertian bahwa : “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitats dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Adapun Istijanto (2005, hlm. 109), menyatakan bahwa populasi

merupakan jumlah keseluruhan semua anggota yang diteliti. Berkaitan dengan

penelitian yang akan dilakukan.

Sementara Akdon (2008, hlm. 96) menyatakan bahwa populasi merupakan

objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat

tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Unit penelitian dalam penelitian ini yaitu 41 SD Negeri di Kecamatan

Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Adapun Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh guru pada sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ngamprah

Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 517 guru

83

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiono (2007, hlm. 81) adalah bagian dari jumlah dan

karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, dan sampel yang diambil harus

betul-betul representatif (mewakili).

Arikunto (1998, hlm. 117 ) dalam Akdon (2008, hlm. 98) mengatakan bahwa

sampel adalah bagian dari populasi (sebagian populasi yang diteliti )..Sampel

penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan

dapat mewakili seluruh populasi.

Sementara menurut Akdon (2008, hlm. 98 ) sampel adalah bagian dari

populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

Berkaitan dengan teknik ini pula, Nasution (Akdon, 2008 , hlm. 99) berpendapat

bahwa “Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi

oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu

pelaksanaan dan pengolahannya”. Melalui sampel ini sebagian dari jumlah

populasi diambil datanya. Data yang terkumpul kemudian dianalisis. Hasil akhir

penelitian yang didapatkan kemudian digunakan untuk merefleksikan keadaan

populasi yang ada (Sukardi, 2007, hlm. 54).

Pada penelitian ini, dikarenakan populasi penelitian sudah diketahui dan

datanya homogen, maka penarikan jumlah sampel menggunakan teknik random

sampling dengan rumus sebagai berikut

Rumus Issac & Michael (Sugiyono, 2013, hlm. 68) sebagai berikut :

S =λ2. N. P. Q

d2 N − 1 + λ2. P. Q

Keterangan :

S = Jumlah Sampel

λ2 = Chi Kuadrat (5%=3,841)

N = Jumlah Populasi

P = Peluang Benar (0,5)

Q = Peluang Salah (0,5)

D = Perbedaan antara rata-rata (0,05)

84

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumus di atas, maka proses penarikan sampel keseluruhan dapat

dilihat sebagai berikut :

S= 3,841.x 517 x 0,5 x 0,5____

(0,05)2 x(517 -1) + 3,841 x 0,5 x 0,5

= 496, = 221 responden

2,25 .

Tabel 3.2

Daftar Distribusi Sampel Penelitian

NO Nama SD Jumlah

Guru PNS Ni : N x n Sampel

1 BABAKAN CIANJUR 11 11:517 x 221 5

2 BUDIASIH 7 7 : 517 x 221 3

3 BUNISARI 15 15:517 x 221 6

4 CIBAYUN 8 8 : 517 x 221 3

5 CIHALIWUNG 11 11:517 x 221 5

6 CIHAMPELAS 9 9 : 517 x 221 4

7 CIHARASHAS 1 14 14:517 x 221 6

8 CIHARASHAS 3 17 17:517 x 221 8

9 CIHARASHAS 4 14 14:517 x 221 6

10 CILAME 16 16:517 x 221 7

11 CILEDUG 1 22 22:517 x 221 9

12 CILEDUG 2 22 22:517 x 221 9

13 CIMANGGU 8 8 : 517 x 221 3

14 CIMAREME 1 18 18:517 x 221 8

15 CIMAREME 2 18 18:517 x 221 8

16 CIMAREME 4 17 17:517 x 221 8

17 GIRIRAHARJA 7 7 : 517 x 221 3

85

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18 JAYAGIRI 9 9 : 517 x 221 4

19 KARYALAKSANA 15 15:517 x 221 6

20 KARYAMULYA 22 22:517 x 221 9

21 KIARAPAYUNG 9 9 : 517 x 221 4

22 LANGENSARI 12 12:517 x 221 5

23 LEBAKGEDE 8 8 : 517 x 221 3

24 MARGAASIH 9 9 : 517 x 221 4

25 MARGAJAYA 15 15:517 x 221 6

26 MARGAMULYA 10 10:517 x 221 4

27 MEKARSARI 9 9 : 517 x 221 4

28 NGAMPRAH 1 9 9 : 517 x 221 4

29 NGAMPRAH 2 14 14:517 x 221 6

30 NGAMPRAH KIDUL 10 10:517 x 221 4

31 PAKUHAJI 11 11:517 x 221 5

32 PAKUSARAKAN 15 15:517 x 221 6

33 PANARUBAN 9 9 : 517 x 221 4

34 PASIRHAUR 9 9 : 517 x 221 4

35 PASIRHUNI 7 7 : 517 x 221 3

36 SINDANGSARI 9 9 : 517 x 221 4

37 SIRNAGALIH 25 25:517 x 221 11

38 SITUBOLANG 9 9 : 517 x 221 4

39 SUKAMAJU 19 19:517 x 221 8

40 TEGALLAJA 8 8 : 517 x 221 3

41 WARUNGAWI 11 11:517 x 221 5

JUMLAH 517 221

Sumber : Dokumen Dapodik SD Kecamatan Ngamprah

86

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

( Perhitungan sampel penelitian oleh peneliti, menggunakan rumus pemilihan

sampel oleh Issac & Michael (Sugiyono, 2013, hlm. 68))

F. Pengembangan Instrumen

1. Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian merupakan konsep yang diuraikan dalam

definisi konsep. “Operational definitions are the specification of how variables

will be defined and measured (or assessed) in a study.”(Creswell. 2012, hlm. 151).

Maksud dan tujuan definisi operasional ini untuk menggambarkan konsep yang

diamati dan diukur. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel yakni

Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X) sebagai variabel bebas (independent

variabel), Kompensasi Guru (Y1) dan Motivasi Kerja Guru (Y2) sebagai variabel

perantara serta Kinerja Mengajar Guru (Z) sebagai variabel terikat (dependent

variabel). Untuk lebih jelasnya, definisi operasional masing-masing variabel

tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, ini

mempunyai maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan . Dalam

mempengaruhi orang, pemimpin dapat melakukannya melalui pemotivasian yang

dapat menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan yang ingin

dilakukan pemimpin. Kemampuan mempengaruhi orang lain mengidentifikasi

adanya suatu komunikasi dan interaksi antara pemimpin dengan yang dipimpin

Sedangkan menurut Mulyasa (2009, hlm. 90) : “Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan

visi, misi, tujuan dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap

Menurut Mulyasa (2009, hlm. 90) bahwa dalam paradigma baru manajemen

pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah sedikitnya harus meliputi dimensi

kepemimpinan yaitu berfungsi sebagai educator, manager, administrator,

supervisor, leader, inovator dan motivator (EMASLIM).

87

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kompensasi Guru

Kompensasi adalah imbalan yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa

atas kontribusi yang diberikannya kepada organisasi dalam jangka waktu tertentu

sesuai ketentuan yang berlaku. Kompensasi yang dikelola secara benar akan

membantu organisasi mencapai tujuan dan untuk mendapatkan, memelihara dan

mempertahankan pekerja yang produktif. Oleh karena itu, pengelola kompensasi

perlu memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh agar tujuan pemberian

kompensasi bagai para pekerja dapat terwujud sesuai dengan yang diinginkan.

Kompensasi dalam penelitian ini mengukur bagaimana persepsi guru terhadap

kompensasi yang mereka terima, baik berupa penghargaan ekstinsik maupun

instrinsik.

Menurut Panggabean dalam tulisan Edy Sutrisno (2009), kompensasi

dapat dibedakan menjadi dua dimensi, yaitu :

1) Kompensasi Langsung adalah kompensasi yang langsung dirasakan olah

penerimanya, yakni berupa gaji, tunjangan, insentif merupakan hak karyawan dan

kewajiban perusahaan untuk membayarnya.

2) Kompensasi Tidak Langsung adalah kompensasi yang tidak dapat dirasakan

secara langsung oleh karyawan, yakni benefit dan services (tunjangan pelayanan).

Benefit dan services adalah kompensasi tambahan (financial atau non financial)

yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan

dalam usaha meningkatkan kesejahteraan mereka. Seperti tunjangan hari raya,

uang pensiun, pakaian dinas, olah raga dan darma wisata.

c. Motivasi Kerja Guru

Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk bertindak dengan cara

tertentu. Motivasi pada dasarnya merupakan kondisi mental yang mendorong

seseorang melakukan suatu tindakan atau aktivitas dan memberikan kekuatan

yang mengarah kepada pencapaian pemenuhan keinginan, kebutuhan, memberi

kepuasan, ataupun mengurangi ketidakseimbangan

Motivasi adalah Suatu proses yang mulai dilakukan oleh seseorang karena

adanya kebutuhan psikologis dan fisiologis sehingga menggerakkan perilaku atau

88

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dorongan untuk mencapai tujuan. (Teori dua faktor, Herzberh dalam Gibson,

1997). Pada penelitian ini, motivasi kerja yang dimaksud yaitu motivasi kerja

berdasarkan faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor motivasional dan faktor

pemeliharaan ( Hygiene )

Atas dasar hasil penelitiannya, Herzberg memisahkan motivasi menjadi

dua dimensi kategori pekerjaan, yaitu :

1) Faktor “Motivasional”

Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang

mendorong berprestasi yang sifatnya instrinsik yang berarti bersumber dalam

diri seseorang.

2) Faktor “Hygiene”

Yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor

yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut

menentukan prilaku seseorang dalam kehidupannya.

d. Kinerja Mengajar Guru

Kinerja mengajar guru merupakan kemampuan kerja yang dilihat dari

tingkat kecapaian atau penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawabnya,

apakah sudah sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan dari suatu bidang

pekerjaan. Syarat-syarat yang telah ditetapkan itu bisa berupa tujuan atau targed

pekerjaan yang harus diselesaikan atau dicapai. Kinerja mengajar guru merupakan

perilaku kerja yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik dan pengajar ketika mengajar di depan kelas sesuai dengan

kriteria tertentu. Muwarti (2013, hlm.17) mengemukakan bahwa kinerj guru

adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik

dan pengajar yang didasarkan pada kecakapan dan kemampuannya dalam rangka

pembinaan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Kinerja mengajar dalam penelitian ini yaitu kemampuan guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran, dimulai dari kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti sampai kegiatan penutup.Berkaitan dengan kinerja yang digunakan

dalam kajian penelitian ini adalah dimensi-dimensi kinerja mengajar guru.

89

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Nasution (2006, hlm. 7) dimensi yang dimaksud adalah kegiatan

guru dalam proses pembelajaran yaitu merencanakan bahan pelajaran,

melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai atau evaluasi hasil belajar.

Sedangkan menurut Rachmawati, Tutik dan Daryanto (2013,

hlm.121-124 ) menjelaskan indicator kinerja mengajar guru, yakni:

a. Kegiatan pendahuluan (perencanaan program kegiatan pembelajaran)

Kegiatan pendahuluan merencanakan program kegiatan pembelajaran :

pekerjaan seorang guru menyusun tujuan belajar yang berupa penyiapan

rencana pembelajaran, memepesiapkan silabus, mempersiapkan alat-alat

pendukung dalam proses pembelajaran, mencari sumber-sumber yang dapat

membantu dalam proses belajar mengajar.

b. Kegiatan inti (pelaksanaan kegiatan pembelajaran)

Kegiatan inti pelaksanaan kegiatan pembelajaran: guru harus mampu

mengelola kelas dengan baik, guru mengabsen kehadiran siswa, guru

mengajar dengan variatif, guru memberikan kesempatan belajar secara merata,

guru menggunakan media pembelajaran, guru mampu memanfaatkan media

yang sudah ada, seperti globe, peta, gambar dan sebagainya, guru harus

berusaha agar apa yang disampaikannya dapat dipahami siswa.

c. Kegiatan penutup (evaluasi atau penilaian pembelajaran)

Kegiatan penutup evaluasi atau penilaian : guru mengevaluasi terhadap

kegiatan belajar mengajar, guru menyusun alat-alat tes, guru mengolah dan

melakukan remedial, mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan cara

menambah jam pelajaran, mengadakan tes, perbaikan program pembelajaran.

2. Instrumen dan Kisi-Kisi Instrumen

a. Instrumen

Instrumen ini merupakan alat yang dapat mempermudah peneliti dalam

memperoleh data mengenai masalah yang akan diteliti. Alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini berupa angket dengan menggunakan 5 skala likert.Skala

90

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,

yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Akdon, 2008, hlm.118).

Tabel 3.3

Skala Likert

(Akdon, 2008)

Alternative Jawaban Skor Pernyataan

Selalu (SL) 5

Sering (SR) 4

Kadang-kadang (KK) 3

Pernah (P) 2

Tidak Pernah (TP) 1

91

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

90

a. .Kisi – Kisi Instrumen

Tabel 3.4

Kisi –kisi Instrumen Kinerja Mengajar Guru

Variabel Teori Definisi Oprasional Dimensi Diskriptor Indikator

No

Item

Kinerja

Mengajar

Guru

(Z)

1. Mathis dan Jackson

(2009, hlm. 378)

berpendapat pada

dasarnya kinerja

adalah apa yang

dilakukan atau tidak

dilakukan pegawai.

2. Suharsaputra (2010,

hlm. 176)

mengemukakan

bahwa kinerja guru

adalah prilaku yang

dihasilkan oleh

seorang guru dalam

melaksanakan

tugasnya sebagai

pendidik dan

pengajar ketika

mengajar di depan

Kinerja mengajar

guru merupakan

kemampuan kerja

yang dilihat dari

tingkat kecapaian

atau penyelesaian

tugas yang menjadi

tanggung jawabnya,

apakah sudah sesuai

dengan syarat yang

telah ditetapkan dari

suatu bidang

pekerjaan. Syarat-

syarat yang telah

ditetapkan itu bisa

berupa tujuan atau

target pekerjaan yang

harus diselesaikan

atau dicapai. Kinerja

a. Kegiatan

Pendahuluan

pembelajaran

Kegiatan awal

dalam suatu

pertemuan

pembelajaran

yang ditunjukan

untuk

membangkitkan

motivasi dan

memfokuskan

perhatian peserta

didik untuk

berpartisipasi

aktif dalam

proses

pembelajaran

1. Membuka pelajaran

2. Menyajikan materi

pelajaran yang

sistematis

1-

2-3

b. Kegiatan inti

pembelajaran

Pelaksanaan

pembelajaran

kegiatan inti

1. Menetapkan metode

dan prosedur

pembelajaran yang

4-5

91

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas sesuai dengan

kriteria tertentu.

3. Permendiknas No. 41

Tahun 2007 tentang

standart proses untuk

satuan pendidikan

dasar dan menengah

yang mengungkapkan

bahwa Pelaksanaan

pembelajaran

merupakan

implementasi dari

RPP. Pelaksanaan

pembelajaran

meliputi kegiatan

pendahuluan,

kegiatan inti dan

kegiatan penutup.

guru merupakan

prilaku kerja yang

dilakukan oleh

seorang guru dalam

melaksanakan

tugasnya sebagai

pendidik dan

pengajar

ketika mengajar di

depan kelas sesuai

dengan kriteria

tertentu.

yaitu proses

pembelajaran

untuk mencapai

KD seperti

mengikuti

prosedur dari

memulai

pelajaran,

mengelola

kegiatan belajar

mengajar,

mengorganisasik

an waktu, sisiwa

dan fasilitas

belajar

telah ditentukan

2. Memberikan

pertanyaan dan

umpan balik

3. Mengatur kegiatan

siswa dikelas

4. Penggunaan metode

pembelajaran

5. Penggunaan sumber

belajar yang telah

dipilih

6. Melakukan interaksi

dan memotivasi

siswa

7. Menggunakan waktu

yang efektif dan

efisien

6-7

8-9

10

11

12-13

14-15

92

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Kegiatan

penutup

pembelajaran

Pelaksanaan

pembelajaran

dalam kegitan

penutup yaitu

kegiatan yang

dilakukan untuk

mengakhiri

aktivitas

pembelajaran

yang dapat

dilakukan dalam

bentuk

kesimpulan,

penilaian,

refleksi, umpan

balik dan tindak

lanjut

1.Menyimpulkan

pembelajaran

2.Melaksanakan

penilaian

3.Memeriksa

jawaban/memberikan

score tes berdasarkan

indicator

4.Menganalisis hasil

penilaian

5.Mengevaluasi hasil

penilaian

16-17

18-19

20-21

22-23

24-25

93

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Kisi –Kisi Instrumen Variabel Kompensasi Guru

Variabel Teori Definisi

Oprasional

Dimensi Diskriptor Indikator No.

Item

Kompensasi

(Y1)

1. Kompensasi menurut

Schuler (1987, hlm.

287) merupakan

kegiatan dimana

organisasi menilai

kontribusi pekerja

yang akan ditukarkan

dengan imbalan

financial dan non

financial, atau

disebut dengan

istilah total

compensation.

2. Desseler (2007: 46)

Kompensasi adalah

semua bentuk upah

atau imbalan yang

berlaku bagi

karyawan dan

muncul dari

pekerjaan mereka,

dan memiliki dua

Kompensasi

adalah imbalan

yang diterima oleh

pekerja sebagai

balas jasa atas

kontribusi yang

diberikannya

kepada organisasi

dalam jangka

waktu tertentu

sesuai ketentuan

yang berlaku.

Kompensasi yang

dikelola secara

benar akan

membantu

organisasi

mencapai tujuan

dan untuk

mendapatkan,

memelihara dan

mempertahankan

a. Kompensasi

Financial

b. Kompensasi

Non

financial

Kompensasi yang

diberikan secara

teratur untuk guru,

terdiri dari bayaran

yang diperoleh

seseorang dalam

bentuk gaji, upah,

bonus dan komisi.

Kompensasi

financial berupa

uang.

Kompensasi non-

financial atau tidak

langsung yang

disebut juga

tunjangan, meliputi

semua imbalan ya

ng tidak mencakup

dalam kompensasi

1. Kelayakan insentif

yang diterima

2. Keadilan kompensasi

yang diterima

3. Keseimbangan

kompensasi yang

diterima dengan

beban tugas

4. Kompensasi yang

diterima mendorong

kinerja

1. Pujian diberikan

kepada orang yang

tepat

2. Penghargaan

diberikan terhadap

kinerja guru

3. Kompensasi yang

diterima mendorong

1-3

4-6

7-9

10-12

13-15

16-18

19-21

94

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komponen. Ada

pembayaran

keuangan langsung

dalam bentuk upah,

gaji, insentif, komisi,

dan bonus. Dan ada

pembayaran yang

tidak langsung dalam

bentuk tunjangan

keuangan seperti

uang asuransi dan

uang liburan

3. Hasibuan S.P (2007:

118) mengemukakan

kompensasi adalah

semua pendapatan

yang berbentuk uang,

barang langsung atau

tidak langsung yang

diterima

karyawan/pegawai

sebagai imbalan atas

jasa yang diberikan

kepada organisasi

pekerja yang

produktif. Karena

itu, pengelola

kompensasi perlu

memperhatikan

berbagai faktor

yang berpengaruh

agar tujuan

pemberian

kompensasi bagai

para pekerja dapat

terwujud sesuai

dengan yang

diinginkan.

Kompensasi dalam

penelitian ini

mengukur

bagaimana

persepsi guru

terhadap

kompensasi yang

mereka terima,

baik berupa

penghargaan

ekstinsik maupun

instrinsik.

langsung.

Kompensasi non-

financial adalah

imbalan dalam

bentuk bukan uang

seperti hadiah,

fasilitas dan lain-

lain

kinerja

4. Kompensasi yang

diterima memberikan

umpan balik untuk

berprestasi

22-25

95

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Kisi – Kisi Instrumen Variabel Motivasi Kerja Guru

Variabel Teori Definisi Oprasional Dimensi Diskriptor Indikator No.

Item

Motivasi

Kerja Guru

( Y2 )

1. Berdasarkan studi

tersebut, Herzberg

dan kawan-kawan

merumuskan teori

motivasi yang

disebut dengan

Teori Dua Faktor.

Teori ini dikenal

juga dengan teori

Motivator –

Hygienes

2. Stephen P. Robbins

dan mary coulter

dalam winardi,

yang dimaksud

motivasi karyawan

adalah kesediaan

untuk

melaksanakan

upaya tinggi, untuk

mencapai tujuan-

tujuan

Motivasi merupakan

dorongan seseorang

untuk bertindak

dengan cara tertentu.

Motivasi pada

dasarnya merupakan

kondisi mental yang

mendorong

seseorang melakukan

suatu tindakan atau

aktivitas dan

memberikan

kekuatan yang

mengarah kepada

pencapaian

pemenuhan

keinginan,

kebutuhan, memberi

kepuasan, ataupun

mengurangi

ketidakseimbangan

Motivasi adalah

a. Faktor

Motivasional

b. Faktor pemeliharaan (Hygienes)

Faktor

motivasional

adalah hal-hal yang

mendorong

berprestasi yang

sifatnya instrinsik

yang berarti

bersumber dalam

diri seseorang.

faktor hygiene atau

pemeliharaan

adalah faktor-

faktor yang

sifatnya ekstrinsik

yang berarti

1. Kesempatan untuk

berprestasi

2. Pengakuan dari teman

sejawat

3. Merasa bangga

dengan pekerjaan

sebagai guru

4. Tanggung jawab atas

pekerjaannya

5. Pekerjaan itu sendiri

6. Kesempatan untuk

meningkatkan

karir

1. Hubungan dengan

atasan

2. Hubungan dengan

rekan kerja

3. Pengawasan oleh

atasan

1-2

3

4-5

6-7

8-9

10-11

12

13

14-15

96

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keorganisasian,

yang dikondisi oleh

kemampuan upaya

demikian, untuk

memenuhi

kebutuhan

individual tertentu

(Winardi, 2001:12).

Suatu proses yang

mulai dilakukan oleh

seseorang karena

adanya kebutuhan

psikologis dan

fisiologis sehingga

menggerakkan

perilaku atau

dorongan untuk

mencapai tujuan.

bersumber dari luar

diri yang turut

menentukan

prilaku seseorang

dalam

kehidupannya

4. Kebijakan pimpinan

sekolah

5. Kondisi kerja yang

menyenangkan

6. Kehidupan pribadi

7. Gaji atau honor yang

diterima

16-17

18-20

21-23

24-25

97

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Kisi – Kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah

Variabel Teori Definisi Oprasional Dimensi Diskriptor Indikator No.

Item

Kepemimpi

nan Kepala

Sekolah

(X1)

1. Kepemimpinan

menurut Gary Yulk

(1994) dalam

Sagala ( 2011 : 115 )

“Kepemimpinan

adalah proses

mempengaruhi,

memerintah secara

persuasif, memberi

contoh, dan

bimbingan kepada

orang lain untuk

mencapai tujuan

yang telah

ditetapkan

2. Kepemimpinan

kepala sekolah

merupakan salah

satu faktor yang

dapat mendo-rong

sekolah untuk dapat

Kepemimpinan

adalah kemampuan

mempengaruhi orang

lain, ini mempunyai

maksud untuk

mencapai tujuan

yang telah ditetapkan

. Dalam

mempengaruhi

orang, pemimpin

dapat melakukannya

melalui pemotivasian

yang dapat

menggerakan

seseorang untuk

melakukan sesuatu

dengan yang ingin

dilakukan pemimpin.

1. Kepala

sekolah

sebagai

educator

Kepala sekolah

mampu menciptakan

iklim sekolah yang

kondusif,

memberikan nasihat

kepada warga

sekolah, memberikan

dorongan kepada

seluruh tenaga

kependidikan, serta

melaksanakan model

pembelajaran yang

menarik

1. Memberikan

pembinaan kepada

guru

2. Memberikan

pembinaan kepada

siswa

1

2-3

2. Kepala

sekolah

sebagai

manajer

merupakan suatu

proses

merencanakan,

mengorganisasikan,

melaksanakan,

memimpin dan

mengendalikan usaha

3. Membuat visi dan

misi

4. Pemberdayaan

guru pada

pelaksanaan

program

4

5 - 6

98

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mewujudkan visi,

misi, tuju-an dan

sasaran sekolahnya

melalui program -

program yang

dilaksanakan secara

terencana dan

terarah.(Mulyasa,

2009 : 90)

para anggota

organisasi serta

mendayagunakan

seluruh sumber-

sumber daya

organisasi dalam

rangka mencapai

tujuan yang telah

ditetapkan

5. Melakukan

pengawasan

program

6. Melakukan

evaluasi program

7 -8

9

3. Kepala

sekolah

sebagai administrator

Kapala sekolah

sebagai administrator

memiliki hubungan

yang sangat erat

dengan berbagai

aktivitas pengelolaan

administrasi yang

bersifat pencatatan,

penyusunan dan

pendokumenan

seluruh program

sekolah

7. Pengadministrasian pelaksanaan

program

8. Pendokumentasian hasil pelaksanaan

program

10 -11

12- 13

99

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kepala

sekolah

sebagai supervisor

salah satu tugas

kepala sekolah

adalah sebagai

supervisor, yaitu

mensupervisi

pekerjaan yang

dilakukan oleh

tenaga kependidikan.

9. Membuat

program

supervisi

10. Melaksanakan

supervisi

14-15

16-17

5. Kepala

sekolah

sebagai

leader

Kepala sekolah

sebagai leader harus

mampu memberikan

petunjuk dan

pengawasan,

meningkatkan

kemauan tenaga

kependidikan,

membuka

komunikasi dua arah,

dan mendelegasikan

tugas

11. Memberikan

keteladanan

kepada guru

12. Memberi

keputusan yang

tepat

18-19

20

6. Kepala

sekolah

sebagai

innovator

Dalam rangka

melaksanakan peran

dan fungsinya

sebagai innovator,

13. Memberikan

gagasan baru

dalam kegiatan

pembelajaran

21-22

100

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepala sekolah harus

memiliki strategi

yang tepat untuk

menjalin hubungan

yang harmonis

dengan lingkungan,

mencari gagasan

yang baru,

7. Kepala

sekolah

sebagai

motivator

Sebagai motivator,

kepala sekolah harus

memiliki strategi

yang tepat untuk

memberikan

motivasi kepada para

tenaga kependidikan

dalam melakukan

berbagai tugasnya

14. Memberikan

penghar gaan dan

sangsi kepada

guru

15. Menciptakan

suasana kerja

yang kondusif

23-24

25

101

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Proses Pengujian Instrumen

Sebelum mengadakan kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya pada

objek penelitian, terlebih dahulu angket diujicobakan kepada responden yang

sama. Uji coba ini dimaksudkan agar angket penelitian dapat diukur validitas dan

reliabilitasnya, untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas instrumen

pengumpulan data, disebar di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cimahi Utara

dengan jumlah respondennya yaitu 15 orang guru. Setelah data uji coba angket

terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji

validitas dan reliabilitasnya. Ukuran bagi memadai tidaknya instrumen sebagai

alat pengumpul data dan sebagai alat pengukur variabel penelitian, harus

memenuhi syarat umum, yaitu syarat validitas/kesahihan dan syarat

reliabilitas/keajegan.

Angket dianggap valid apabila terdapat kesamaan antara data terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Angket dianggap

reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Dengan

diketahui validitas dan reliabilitas alat pengumpul data, maka diharapkan

penelitian akan memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat

dipertanggungjawabkan

a. Uji Validitas

Validitas instrumen adalah ukuran sampel sejauh mana suatu instrumen

secara akurat mengukur apa yang hendak diukur (Ghozali, 2002, dalam Niwayan

Pranata, 2016). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui penafsiran responden

terhadap setiap butir pertanyaan dalam penelitian, apakah penafsiran setiap

responden sama atau beda sama sekali.

Untuk menguji validitas instrumen terlebih dahulu dicari harga korelasi

antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara

mengkolerasikan setiap butir pernyataan dengan skor total dengan menggunakan

rumus Pearson Product Moment (Akdon 2005, hlm. 144).

𝑟𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛 ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 (∑𝑌)

𝑛. ∑𝑋2 − (∑𝑋)2 . 𝑛. ∑𝑌2 − (∑𝑌)2

102

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana :

r hitung = Koefisien korelasi

ΣX = Jumlah Skor Item

ΣY = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Setelah diketahui r, maka selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan

rumussebagai berikut :

(Akdon 2005, hlm. 144)

Dimana :

t = Nilai t hitung

r= Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk 𝛼 = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n-2)

kaidah keputusan : Jika t hitung> t tabel berarti valid sebaliknya t hitung< t tabel berarti

tidak valid. Dalam uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden, sehingga t

tabel nya yaitu 1,701. Perhitungan dilakukan melalui bantuan Microsoft Excel

sebagaimana terlampir. Berikut rekapitulasi hasil perhitungannya:

Tabel 3.9

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X

Kepemimpinan Kepala Sekolah

No

Item

Koefisen

Korelasi Hargathitung

Harga

ttabel Keterangan Keputusan

1 0.394 2.268 1.701 VALID Digunakan

2 0.661 4.672 1.701 VALID Digunakan

3 0.668 4.763 1.701 VALID Digunakan

4 -0.127 -0.680 1.701 TIDAK

VALID

Digunakan

Setelah dilakukan

perbaikan

𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑟 𝑛 − 2

1 − 𝑟2

103

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No

Item

Koefisen

Korelasi Hargathitung

Harga

ttabel Keterangan Keputusan

5 0.415 2.419 1.701 VALID Digunakan

6 0.544 3.438 1.701 VALID Digunakan

7 0.645 4.475 1.701 VALID Digunakan

8 0.564 3.613 1.701 VALID Digunakan

9 0.401 2.315 1.701 VALID Digunakan

10 0.571 3.679 1.701 VALID Digunakan

11 0.489 2.975 1.701 VALID Digunakan

12 0.400 2.312 1.701 VALID Digunakan

13 0.430 2.520 1.701 VALID Digunakan

14 0.208 1.125 1.701 TIDAK

VALID

Digunakan

Setelah dilakukan

perbaikan

15 0.564 3.618 1.701 VALID Digunakan

16 0.396 2.284 1.701 VALID Digunakan

17 0.392 2.262 1.701 VALID Digunakan

18 0.378 2.167 1.701 VALID Digunakan

19 0.521 3.231 1.701 VALID Digunakan

20 0.385 2.211 1.701 VALID Digunakan

21 0.406 2.354 1.701 VALID Digunakan

22 0.411 2.388 1.701 VALID Digunakan

23 0.419 2.444 1.701 VALID Digunakan

24 0.391 2.253 1.701 VALID Digunakan

25 0.409 2.378 1.701 VALID Digunakan

Dari hasil uji coba instrumen penelitian terhadap 30 responden untuk variabel

kepemimpinan kepala sekolah diperoleh kesimpulan bahwa 25 item alat ukur

dinyatakan valid sebanyak 23 item, sedangkan yang dinyatakan tidak valid

sebanyak 2 item, dan item yang tidak valid dan digunakan setelah melakukan

perbaikan.

104

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y1

Kompensasi Guru

No

Item

Koefisen

Korelasi

Harga

thitung

Harga

ttabel

Keterang

an Keputusan

1 0.544 3.439 1.701 VALID Digunakan

2 0.412 2.393 1.701 VALID Digunakan

3 0.486 2.949 1.701 VALID Digunakan

4 0.362 2.060 1.701 VALID Digunakan

5 0.516 3.195 1.701 VALID Digunakan

6 0.371 2.119 1.701 VALID Digunakan

7 0.380 2.181 1.701 VALID Digunakan

8 0.396 2.290 1.701 VALID Digunakan

9 0.424 2.480 1.701 VALID Digunakan

10 0.399 2.305 1.701 VALID Digunakan

11 0.425 2.481 1.701 VALID Digunakan

12 0.387 2.224 1.701 VALID Digunakan

13 0.654 4.588 1.701 VALID Digunakan

14 0.363 2.065 1.701 VALID Digunakan

15 -0.371 -2.119 1.701 TIDAK

VALID

Digunakan Setelah

dilakukan

perbaikan

16 0.423 2.472 1.701 VALID Digunakan

17 0.542 3.423 1.701 VALID Digunakan

18 0.651 4.547 1.701 VALID Digunakan

19 0.571 3.681 1.701 VALID Digunakan

20 0.414 2.414 1.701 VALID Digunakan

21 0.575 3.721 1.701 VALID Digunakan

22 0.501 3.069 1.701 VALID Digunakan

23 0.398 2.296 1.701 VALID Digunakan

24 0.414 2.407 1.701 VALID Digunakan

25 0.363 2.061 1.701 VALID Digunakan

Dari hasil uji coba instrumen penelitian terhadap 30 responden untuk variabel

kepemimpinan kepala sekolah diperoleh kesimpulan bahwa 25 item alat ukur

dinyatakan valid sebanyak 24 item, sedangkan yang dinyatakan tidak valid

105

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebanyak 1 item, dan item yang tidak valid dan digunakan setelah melakukan

perbaikan

Tabel 3.11

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y2

Motivasi Kerja Guru

No

Item

Koefisen

Korelasi

Harga

thitung

Harga

ttabel Keterangan Keputusan

1 0.389 2.240 1.701 VALID Digunakan

2 0.664 4.706 1.701 VALID Digunakan

3 0.672 4.808 1.701 VALID Digunakan

4 0.367 2.094 1.701 VALID Digunakan

5 0.457 2.723 1.701 VALID Digunakan

6 0.551 3.502 1.701 VALID Digunakan

7 0.457 2.723 1.701 VALID Digunakan

8 0.551 3.498 1.701 VALID Digunakan

9 0.412 2.401 1.701 VALID Digunakan

10 0.558 3.567 1.701 VALID Digunakan

11 0.393 2.267 1.701 VALID Digunakan

12 0.396 2.289 1.701 VALID Digunakan

13 0.375 2.144 1.701 VALID Digunakan

14 0.391 2.250 1.701 VALID Digunakan

15 0.321 1.798 1.701 VALID Digunakan

16 0.563 3.616 1.701 VALID Digunakan

17 0.415 2.417 1.701 VALID Digunakan

18 -0.348 -1.968 1.701 TIDAK VALID Tidak

Digunakan

19 0.393 2.267 1.701 VALID Digunakan

20 0.495 3.018 1.701 VALID Digunakan

21 0.389 2.241 1.701 VALID Digunakan

22 0.377 2.161 1.701 VALID Digunakan

23 0.483 2.924 1.701 VALID Digunakan

24 0.426 2.496 1.701 VALID Digunakan

25 0.411 2.390 1.701 VALID Digunakan

Dari hasil uji coba instrumen penelitian terhadap 30 responden untuk variabel

kepemimpinan kepala sekolah diperoleh kesimpulan bahwa 25 item alat ukur

106

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dinyatakan valid sebanyak 24 item, sedangkan yang dinyatakan tidak valid

sebanyak 1 item, dan item yang tidak valid dihapus atau tidak digunakan.

Tabel 3.12

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y

Kinerja Mengajar Guru

No

Item

Koefisen

Korelasi

Harga

thitung

Harga

ttabel Keterangan Keputusan

1 0, 467 2, 796 1.701 VALID Digunakan

2 0, 481 2, 907 1.701 VALID Digunakan

3 -0.640 -4.409 1.701 TIDAK

VALID

Digunakan setelah

dilakukan

perbaikan

4 0, 499 3, 051 1.701 VALID Digunakan

5 0, 477 2, 874 1.701 VALID Digunakan

6 0, 329 1, 845 1.701 VALID Digunakan

7 0, 432 2, 535 1.701 VALID Digunakan

8 0, 470 2, 821 1.701 VALID Digunakan

9 0, 390 2, 245 1.701 VALID Digunakan

10 0, 413 2, 406 1.701 VALID Digunakan

11 0, 511 3, 151 1.701 VALID Digunakan

12 0,414 2, 409 1.701 VALID Digunakan

13 0,413 2, 406 1.701 VALID Digunakan

14 0, 310 1, 729 1.701 VALID Digunakan

15 0, 528 3, 295 1.701 VALID Digunakan

16 0, 467 2, 796 1.701 VALID Digunakan

17 0, 481 2, 907 1.701 VALID Digunakan

18 0, 367 2, 089 1.701 VALID Digunakan

19 0, 443 2, 621 1.701 VALID Digunakan

20 0, 494 3, 010 1.701 VALID Digunakan

21 0, 327 1, 833 1.701 VALID Digunakan

22 0, 418 2, 439 1.701 VALID Digunakan

23 0, 520 3, 228 1.701 VALID Digunakan

24 0, 632 4, 323 1.701 VALID Digunakan

25 0, 519 3, 215 1.701 VALID Digunakan

107

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil uji coba instrumen penelitian terhadap 30 responden untuk variabel

kepemimpinan kepala sekolah diperoleh kesimpulan bahwa 25 item alat ukur

dinyatakan valid sebanyak 24 item, sedangkan yang dinyatakan tidak valid

sebanyak 1 item, dan item yang tidak valid digunakan setelah dilakukan

perbaikan.

b. Uji Reabilitas Instrumen

Uji reliabilitas instrument adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh

mana hasil pengukuran relative konsisten apabila pengukuran diulang dua kali.

Metode pengujian reliabilitas instrument ini dapat dilakukan berbagai cara.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Alpha, metode

mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganlisis reliabilitas alat ukur dari

satu kali pengukuran: Uji realibilitas artinya tingkat kepercayaan terhadap hasil

atau suatu pengukuran. Dengan kata lain, pengukuran yang memiliki realibilitas

tinggi adalah yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya. Rumus yang

digunakan yaitu sebagai berikut :

(Akdon, 2005:161)

Dimana :

r 11 = Nilai reliabilitas

ΣSi = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

k = Jumlah Item

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alphasebagai berikut:

Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus

𝑟11 = 𝑘

𝑘 − 1 . (1 −

𝛴𝑆𝑖

𝑆𝑡

𝑆𝑖 = 𝛴𝑋𝑖² −

(𝛴𝑥𝑖2)

𝑁

𝑁

108

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan: Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi² = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)² = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlah varians semua item dengan rumus:

ΣSi = S1 + …..+Sn

ΣSi = Jumlah varians semua item

Langkah 3: menghitung varians total dengan rumus

Keterangan: Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXt² = Jumlah kuadrat item Xt

(ΣXt)² = Jumlah item Xt dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 4: menghitung mengguunakan alpha sebagai berikut:

Tabel 3.13

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel r11 rtabel Kesimpulan

Variabel X

(Kepemimpinan

Kepala Sekolah)

0,811

0,360

Reliabel

r11> rtabel

Variabel Y1

(Kompensasi Guru)

0.780

0,360

Reliabel

r11> rtabel

𝛴𝑆𝑡 = 𝛴𝑋𝑡² −

(𝛴𝑥𝑡2)

𝑁

𝑁

𝑟11 = 𝑘

𝑘 − 1 . (1 −

𝛴𝑆𝑖

𝑆𝑡

109

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel r11 rtabel Kesimpulan

Variabel Y2

(Motivasi Kerja Guru)

0.785

0,360

Reliabel

r11> rtabel

Variabel Z

(Kinerja Mengajar Guru)

0,726 0,360

Reliabel

r11> rtabel

4. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan

angket atau kuesioner. Penggunaan angket sebagai alat pengumpulan data

bertujuan untuk memperoleh informasi yang lengkap mengenai suatu masalah

yang diteliti, dimana responden mengisi angket yang telah disiapkan oleh peneliti

dengan jujur.

Penelitian ini menggunakan angket tertutup, agar jawaban responden dapat

dijaga kerahasiannya. Akdon (2008, hlm. 32), mengemukakan bahwa :

Angket terrutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk

sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang

sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau

tanda checklist (√). Dalarn pengisian angket, responden hanya cukup dengan

memberikan tanda checklist pada kolom yang tersedia dengan memilih jawaban

yang sesuai dengan pendapat responden itu sendiri.

Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket tertutup untuk

memperoleh informasi dan gambaran Kepemimpinan Kepala Sekolah,

Kompensasi Guru, Motivasi Kerja Guru dan Kinerja Mengajar Guru di SD Negeri

Kecamatan Ngamprah. Instrumen tersebut diberikan kepada 221 guru sebagai

responden pada penelitian ini. Responden untuk seluruh variabel ini yaitu guru.

Pada variabel kepemimpinan kepala sekolah, respondennya adalah guru karena

guru yang merasakan seberapa baik tingkat kepemimpinan dari kepala sekolah

110

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut. Pada variabel kompensasi guru, dipilih respondennya adalah guru,

karena guru yang merasakan kepuasan terhadap kompensasi yang diterimanya.

Semakin sering guru menerima kompensasi atas kinerjanya, maka semakin besar

tingkat kompensasi guru pada sekolah tersebut. Pada variabel motivasi kerja guru,

dipilih responden guru, karena guru yang merasakan apakah faktor-faktor

motivasi telah mereka terima atau belum. Jika banyak faktor motivasi yang guru

terima, maka motivasi kerja guru akan semakin meningkat. Pada variabel kinerja

mengajar guru, dipilih responden guru, karena pada penelitian ini pengukuran

kinerja mengajar guru berdasarkan atas evaluasi diri dari guru tersebut. Setelah

instrument tersebut diisi oleh responden, langkah selanjutnya dilakukan

pengolahan data untuk menguji kebenaran hipotesis dari penelitian ini.

5. Pengolahan Data

a. Analisis Data Deskriptif

Anatisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi

frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-

masing variabel Instrumen yang terkumpul selanjutnya diolah secara statistik

deskriptif untuk mengetahui gambaran kepemimpinan kepala sekolah,

kompensasi guru, motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru berdasarkan

pendekatan WMS (Weighted Means Score).

Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh

dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus:

Keterangan:

𝑋 : skor rata-rata yang dicari

X : jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot

nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N : jumlah responden

𝑋 = 𝑋

𝑁

111

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil kali perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 3.11 kriteria dan penafsiran

seperti dibawah ini:

Tabel 3.14

Daftar Konsultasi WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiaran

Variabel X1, X2 dan Y

4,01 – 5,00 Sangat Tinggi SL (Selalu)

3,01 – 4,00 Tinggi S (Sering)

2,01 – 3,00 Cukup KD (Kadang-kadang)

1,01 – 2,00 Rendah P (Pernah)

0,01 – 1,00 Sangat Rendah TP (Tidak Pernah)

b. Analisis Data Pengujian Hipotesis

1) Mengubah Data Ordinal Menjadi Interval

Analisis regresi hanya dapat dilakukan jika skala data mempunyai skala

interval atau rasio.Sedangkan jika data berupa skala ordinal atau nominal, maka

analisis regresi tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

penulis harus mengubah data ordinal menjadi data interval, sehingga analisis

regresi dapat dilakukan. Untuk mengubah data ordinal menjadi data baku, maka

menurut Akdon (2008, hlm 178) digunakan rumus:

𝑇𝑖 = 50 + 10. 𝑋𝑖 − 𝑥

𝑠

Dimana:

𝑋𝑖 : Nilai tengah

𝑥 : rata-rata (mean)

s : simpangan baku

2) Pengujian Normalitas Data

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah pengolahan

data dalam penelitian ini menggunakan analisis parametik atau nonparametik.

𝑋2 = (𝑓0 − 𝑓𝑒)2

𝑓

𝑘

絀=荾

112

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus

Chi Kuadrat (X2) sebagai berikut:

Keterangan:

𝑋2 : Chi-kuadrat

𝑓0 : Frekuensi hasil Pengamatan

𝑓𝑒 : Frekuensi yang diharapkan

Untuk mengetahui data tersebut normal atau tidak, maka dapat ditentukan

dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Jika 𝑋2𝑕𝑖ᕜ𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑋2𝑡𝑎𝑏𝑒 @ artinya Distribusi Data Tidak Normal dan

Jika 𝑋2𝑕𝑖=𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑋2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 artinya Data Berdisribusi Normal.

Sebagimana yaug diungkapkan Akdon (2005, hlm. 165) "pengujian

persyaratan analisis dilakukan apabila peneliti menggunakan analisis parametric,

maka harus dilakukan pengujian persyaratan analisis terhadap asumsi-asumsinya"'

Dalam penelitian ini maka telah dibuktikan pengujian normalitas sehingga

menggunakan analisis parametrik.

Adapun dalam penelitian ini, Pengujian data normalitas dilakukan dengan

bantuan Program SPSS 21 for windows

3) Pengujian Linieritas Data

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan

sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear

113

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas.Maksudnya apakah garis

regresi antar variabel independent dan variabel dependent membentuk garis linier

atau tidak.Kalau tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan

(Sugiyono, 2011).

Uji linieritas dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 21 for

windows.

c. Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui kesimpulan dari penelitian

apakah berakhir dengan penerimaan ataupun dengan penolakan cara-cara yag

dilakukan dalam uji hipotesis dalam penelitian ini antara lain :

1) Analisis Korelasi

Analisis korelasi berguna untuk menentukan seberapa kuat hubungan suatu

variabel dengan variabel lainnya. Sesuai dengan metode penelitian yang

ditentukan, maka pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan korelasi

Pearson Product Moment (r) yang dikemukakan oleh Karl Pearson. Teknik

korelasi Pearson Product Moment merupakan teknik statistik parametrik yang

menggunakan data interval dan rasio dengan persyaratan tertentu seperti: data

dipilih secara random, berdistribui normal, berpola linier, mempunyai pasangan

yang sama dengan subyek yang sama.

Berikut ini rumus Pearson Product Moment(Akdon 2005, hlm. 144):

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = Koefisienkorelasi yang dicari

𝑛 = Banyaknyasubjekpemiliknilai

𝑋 = Nilaivariabel 1

𝑟𝑥𝑦 =𝑛 ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 (∑𝑌)

𝑛. ∑𝑋2 − ∑𝑋 2 {𝑛. ∑𝑌2 − (∑𝑌)2}

114

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

𝑌 = Nilaivariabel 2

Adapun dalam penelian ini seluruh pengolahannya, peneliti menggunakan

bantuan SPSS 21 for windows.

2) Analisis Regresi

Analisis regresi adalah teknik statistikal yang digunakan untuk mengukur

hubungan antara satu variabel dependent (Y) dengan dua variabel independent

(X1) dan (X2). Analisia regresi digunakan untuk mendapatkan informasi agar

tujuan penelitian dapat tercapai, regresi dapat dipakai untuk memperkirakan

variabel mana dari atribut yang paling banyak memberikan kontribusi dengan uji

coba yang signifikan.

Analisis regresi sederhana ditunjukkan untuk menguji kontribusi variabel

bebas terhadap variabel terikat tanpa dikontrol varibale bebas lainnya, sedangkan

regresi ganda untuk menguji kontribusi antara variabel bebas terhadap variabel

terikat yang dikontrol variabel bebas lainnya.

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat

tanpa dikontrol variabel bebas lainnya, dalam uji regresi menggunakan rumus

sebagai berikut:

(Sugiyono:2010, hlm. 262)

Keterangan :

Y = Nilai tafsir Y Variabel terikat dari persamaan regresi

a = Nilai Konstanta

b1 = Nilai Koefesien regresi X1

X1 = Variabel bebas X1

(Sugiyono:2010, hlm. 262)

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑥1

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑥2

115

Taufik Ismail, 2017 PENGARUH FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN NGAMPRAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

Y = Nilai tafsir Y Variabel terikat dari persamaan regresi

a = Nilai Konstanta

b1 = Nilai Koefesien regresi X2

X2 = Variabel bebas X2

Dalam melaksanakan uji regresi ini menggunakan Smart PLS Versi 2.

Metode regresi berganda (mulitiple regression) digunakan untuk mengamati

hubungan antara setiap variabel. Persamaan regresi linier antara variabel bebas

yaitu kepemimpinan kepala sekolah (X), kompensasi guru (Y1), Motivasi Kerja

Guru ( Y2) terhadap kinerja mengajar guru (Z) adalah sebagai berikut:

(Sugiyono:2010, hlm. 275)

Keterangan :

Y = Nilai tafsir Y Variabel terikat dari persamaan regresi

a = Nilai Konstanta

b1 = Nilai Koefesien regresi X1

b2 = Nilai Koefesien regresi X2

X1 = Variabel bebas X1

X2 = Nilai Koefesien regresi X2

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑥1 + 𝑏2𝑥2