BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...

16
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learningini dilaksanakan di SDN Gudangkopi I pada siswa kelas IV Kecamatan Sumedang Kabupaten Sumedang. Dipilihnya SDN Gudangkopi I sebagai lokasi penelitian ini karena didasari oleh pertimbangan bahwa di kelas IV SDN Gudangkopi I ini terdapat masalah dalam proses pembelajaran pada materi perubahan wujud benda yang harus segera mendapatkan tindakan, masalah tersebut yaitu kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar, bahkan karena hal tersebut pula yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang telah direncanakan adalah penelitian dilakukan selama tujuh bulan. Penelitian ini direncanakan dari mulai bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Juni 2016. Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan selama itu diantaranya adalah penyusunan dan seminar proposal penelitian dari bulan Desember 2015 sampai akhir bulan Januari 2016. Pada awal bulan Febuari sampai dengan bulan April kegiatan yang dilakukan adalah revisi, bimbingan, perencanaan dan smulai melaksanakan siklus ke SD yang telah dipilih. Kemudian masih dengan kegiatan pelaksanaan siklus yang disertai dengan melakukan pengolahan dan analisis data, serta melakukan penyusunan dan revisi skripsi dari bulan Mei hingga pertengahan bulan Juni. Kegiatan berikutnya pada penelitian ini adalah pertanggungjawaban hasil penelitian ini dalam bentuk sidang skripsi yang dilakukan perkiraan pertengahan bulan Juni hingga akhir bulan Juni 2016. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas IV yang berjumlah 27 orang. Adapun alasan peneliti memilih siswa dan siswi kelas IV SDN Gudangkopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ini adalah karena setelah melakukan observasi proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran IPA,

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery

learningini dilaksanakan di SDN Gudangkopi I pada siswa kelas IV Kecamatan

Sumedang Kabupaten Sumedang. Dipilihnya SDN Gudangkopi I sebagai lokasi

penelitian ini karena didasari oleh pertimbangan bahwa di kelas IV SDN

Gudangkopi I ini terdapat masalah dalam proses pembelajaran pada materi

perubahan wujud benda yang harus segera mendapatkan tindakan, masalah

tersebut yaitu kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar, bahkan karena hal

tersebut pula yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang telah direncanakan adalah penelitian dilakukan

selama tujuh bulan. Penelitian ini direncanakan dari mulai bulan Desember 2015

sampai dengan bulan Juni 2016. Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan

selama itu diantaranya adalah penyusunan dan seminar proposal penelitian dari

bulan Desember 2015 sampai akhir bulan Januari 2016. Pada awal bulan Febuari

sampai dengan bulan April kegiatan yang dilakukan adalah revisi, bimbingan,

perencanaan dan smulai melaksanakan siklus ke SD yang telah dipilih. Kemudian

masih dengan kegiatan pelaksanaan siklus yang disertai dengan melakukan

pengolahan dan analisis data, serta melakukan penyusunan dan revisi skripsi dari

bulan Mei hingga pertengahan bulan Juni. Kegiatan berikutnya pada penelitian ini

adalah pertanggungjawaban hasil penelitian ini dalam bentuk sidang skripsi yang

dilakukan perkiraan pertengahan bulan Juni hingga akhir bulan Juni 2016.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas IV yang berjumlah 27

orang. Adapun alasan peneliti memilih siswa dan siswi kelas IV SDN Gudangkopi

I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ini adalah karena setelah

melakukan observasi proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran IPA,

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

24

menunjukkan bahwa keadaan siswa yang pasif pada saat proses pembelajaran dan

siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar sehingga nilai hasil belajar siswa,

seperti pengetahuan siswa tentang materi sebelum dilaksanakan pembelajaran

dengan setelah dilaksanakannya pembelajaran tidak menunjukkan perbedaan yang

besar. Hal tersebut dibuktikan dengan setelah dilakukannya tes tertulis pada siswa

mengenai pembelajaran tersebut hasilnya masih banyak siswa yang tidak

mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh guru. Adapun

pokok bahasan yang di sampaikan kepada siswa pada saat itu adalah mengenai

perubahan wujud benda.

C. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kelas

(classroom action research). Wiriaatmadja (2006, hlm. 13) mendefinisikan bahwa

penelitian tindakan kelas (PTK) adalah “Bagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri”. Sedangkan Sanjaya (2009, hlm. 26) PTK dapat

diartikan “Sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas

melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan

cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta

menganalisis setiap pengaruh dari pelaksanaan tersebut”.

PTK berkembang dari penelitian tindakan (action research) yang dapat

diartikan sebagai suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan

oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial

mereka. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, melakukan

penelitian tindakan kelas merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru

professional. Untuk dapat melakukannya perlu didukung oleh kondisi yang

kondusif, baik kondisi gurunya sendiri maupun kondisi pemimpin sekolah.

Menurut Grundy dan Kemmis (dalam Sanjaya, 2009, hlm. 30) „Tujuan

penelitian tindakan meliputi tiga hal, yaitu peningkatan praktik, pengembangan

profesional, dan peningkatan situasi tempat praktik berlangsung‟.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

25

Namun perlu diketahui pula bahwa tujuan umum dari PTK adalah

peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Sanjaya (2009, hlm. 34-37)

mengemukakan bahwa “PTK memiliki manfaat untuk guru, siswa, sekolah, dan

perkembangan teori pendidikan”. Manfaat PTK untuk guru yaitu mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, melalui

perbaikan dan peningkatan kinerja, maka akan tumbuh kepuasan dan rasa percaya

diri yang dapat dijadikan sebagai modal untuk terus-menerus meningkatkan

kemampuan dan kinerjanya, keberhasilan PTK dapat berpengaruh terhadap guru

lain, PTK juga dapat mendorong guru untuk memiliki sikap professional, dan guru

akan selalu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain untuk

guru, PTK juga bermanfaat untuk siswa, diantaranya melalui PTK dapat

mengurangi bahkan menghilangkan rasa jenuh dalam mengikuti proses

pembelajaran, PTK dapat berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar

siswa. Guru-guru yang kreatif dan inovatif dengan selalu berupaya meningkatkan

hasil belajar siswa, secara langsung akan membantu sekolah yang bertanggung

jawab dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mendidik siswanya. PTK pun

dapat menjembatani antara teori dan praktik.

Sedangkan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2005, hlm. 1) “Metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi”.

Kriteria dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti

adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang

sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang

terlihat dan terucap tersebut. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak

dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat

penelitian di lapangan. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan bersifat

induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat

dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

26

2. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang akan digunakan dalam

menyelesaikan permasalahan penerapan model discovery learning untuk

meningkatkan hasil belajar siswa mengacu kepada rancangan penelitian yang

dilakukan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 66) yaitu

„dimulai dari perencanaan(plan), tindakan(act), observasi(observe) dan

refleksi(reflect)‟. Model ini dilakukan secara berulang-ulang sampai perencanaan

yang telah dirancang sudah mencapai target yang diinginkan.

Dalam perencanaan Kemmis dan Taggart menggunakan sistem spiral bahwa

tahapan-tahapan dalam refleksi diri dimulai dari perencanaan (Plan), tindakan

(Action), pengamatan (Observe), refleksi (Reflect), perencanaan kembali.

Sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart

(Wiriaatmadja, 2005, hlm. 66)

Sebelum dilakukannya tindakan, yang pertama dilakukan adalah rencana

tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan (Plan) dalam kegiatan tersebut

melakukan rencana apa yang akan dikaji dan yang akan dijadikan dalam

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

27

pelaksanaan, seperti merancang RPP, lembar observasi, catatan lapangan

danpedoman wawancara. Setelah itu dilanjutkan kepada tahap tindakan (Action),

tindakan yang dilakukan yaitu melaksanakan yang sebelumnya telah dirancang.

Tahap berikutnya adalah pengamatan (Observe), pelaksanaan tindakan

berlangsung dengan cara observasi dengan maksud untuk mengetahui bagaimana

kinerja guru dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran. Kemudian pada tahap

refleksi (Reflect) yaitu, berdasarkan hasil observasi tersebut maka dilakukan

refleksi atau tindakan yang akan dilakukan untuk tindakan selanjutnya.

D. Prosedur Penelitian

Adapun rancangan penelitian mengacu kepada rancangan penelitian yang

dilakukan oleh Kemmis dan Taggart yaitu model spiral (dalam Wiriaatmadja,

2005, hlm. 66) yaitu „tahapan-tahapan dalam refleksi diri dimulai dari

perencanaan (plan), tindakan (action), pengamatan (observe), refleksi (reflect),

perencanaan kembali‟.

1. Tahapan Perencaan Tindakan

Tahapan perencanaan tindakan merupakan langkah awal dalam setiap

kegiatan. Tahapan ini meliputi, pembuatan RPP, menentukan model

pembelajaran, mempersiapkan media, sumber belajar yang akan digunakan,

merancang langkah-langkah pembelajaran, dan merencanakan tindakan yang akan

dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun tahapan-tahapan

perencanaan tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Peneliti mengajukan permohonan ijin kepada kepala sekolah SDN Gudang

Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang bahwa akan

diadakan penelitian di sekolah tersebut.

b) Peneliti mencari data awal untuk mengetahui permasalahan yang harus dicari

pemecahannya dengan cara melakukan observasi dan wawancara terhadap

guru kelas dan siswa.

c) Peneliti dan guru kelas berdiskusi mengenai hasil observasi dan wawancara.

d) Peneliti menginformasikan kepada pihak sekolah mengenai model discovery

learning yang mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa

berdasarkan data awal yang telah diperoleh sebelumnya.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

28

e) Membuat RPP dengan menerapkan model discovery learning di dalamnya.

f) Menyusun format observasi dan wawancara bagi guru dan siswa.

g) Menyusun instrumen penilaian, seperti perangkat soal, lembar kerja siswa

(LKS), dan format penilaian.

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini kegiatan dilakukan dengan mengadakan penelitian di kelas,

dalam artian peneliti menerapkan pembelajaran dengan menerapkan pelaksanaan

pembelajaran model discovery learning pada pembelajaran IPA tentang

perubahan wujud benda di kelas IV. Pelaksanaan penerapan model pembelajaran

ini oleh guru model, adapun peneliti bertindak sebagai observer yang akan

mengamati pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran dari model discovery

learning.

Pelaksanaan observasi tidak hanya dilakukan oleh peneliti akan tetapi

peneliti akan berkolaborasi dengan teman sejawat yang telah memahami dan

mengerti tentang penelitian tindakan kelas. Hal ini dimaksudkan agar hasil

observasi dapat seobjektif mungkin. Bersamaan dengan dilakukannya tindakan,

peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dan hasil tindakan.

Kemudian dibantu oleh teman sejawat. Pada setiap pelaksanaan tindakan diamati

dan dicatat sesuai dengan alat pengumpul data yang telah direncanakan.

3. Tahapan Observasi

Observasi merupakan proses pengamatan mengenai hasil atau dampak dari

tindakan yang dilaksanakan kepada siswa. Menurut Patton (dalam Wiriaatmadja,

2005, hlm. 67-68) observasi memiliki manfaat, diantaranya:

1. Dengan observasi di lapangan, peneliti akan lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan diperoleh

pandangan yang holistik atau menyeluruh.

2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga

memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak

dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan

induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak

diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu.

4. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan

terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif

karena dapat merugikan nama lembaga.

5. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden,

sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

29

6. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan

data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan

merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian

tindakan kelas. Dalam penelitian ini, observer mengamati pelaksanaan tindakan

yang sedang berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi yang

sebelumnya telah dipersiapkan oleh peneliti, yaitu format observasi mengenai

kinerja guru dan aktivitas siswa. Hal tersebut dilakukan agar dapat diketahui

bagaimana kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sekaligus

untuk mengumpulkan data serta membuat catatan lapangan selama proses

pembelajaran. Hasil observasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman untuk

mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan yang dilakukan.

4. Tahapan Analisis dan Refleksi

Pada pelaksanaannya peneliti dan teman sejawat yang telah memahami

tentang permasalahan yang diteliti, melakukan analisis, interpretasi dan evaluasi

atas data yang berhasil diperoleh melalui kegiatan observasi. Data yang diperoleh

dipahami, diuji, dicarikan keterkaitannya dengan teori yang relevan. Data yang

sudah dianalisis-sintesis tersebut kemudian melalui proses refleksi ditarik

kesimpulan yang tepat dan akurat.

Hasil tahap refleksi ini, dilanjutkan dengan merumuskan rencana tindakan

selanjutnya yang merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari tindakan

sebelumnya. Pada intinya merancang pembelajaran dengan merumuskan hal-hal

yang belum ada sebelumnya, yang dirasakan dapat membantu menyelesaikan

permasalahan.

E. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat mengumpulkan data yang berupa tindakan dan kata-kata yang

terungkap ketika penerapan model discovery learning, maka peneliti

menggunakan observasi, wawancara, catatan lapangan dan melakukan tes hasil

belajar.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

30

a) Lembar Observasi

Observasi merupakan alat pengumpulan data dengan melihat atau

mengamati kegiatan tertentu, seperti mengamati kegiatan siswa pada saat proses

pembelajaran. Menurut Hatimah dkk. (2010, hlm. 205) “Observasi dalam sebuah

penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan

melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data”. Pada penelitian ini yang

digunakan adalah format observasi kinerja guru dan format observasi aktivitas

siswa.

b) Wawancara

Denzim (dalam Wiriaatmadja,2005, hlm. 117) menyatakan bahwa

„Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal

kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan

hal-hal yang dipandang perlu‟. Instrumen wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pedoman wawancara langsung.

c) Catatan Lapangan

Dalam penelitian tindakan kelas, menurut Hanifah (2014, hlm. 68), “Catatan

lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan

dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian kualitatif”. Dengan

demikian catatan lapangan penelitian ini adalah seluruh kegiatan pembelajaran

dari mulai kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran.

d) Tes

Menurut Arikunto (dalam Sujana, 2014, hlm. 162) „tes merupakan suatu alat

atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam

suasana tertentu, dengan cara dan aturan yang telah ditetapkan‟. Dalam penelitian

ini, tes digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan mengenai materi perubahan wujud benda.

2. Instrumen Penelitian

a) Lembar Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dengan melakukan

pengamatanterhadap kegiatan yang berlangsung. Observer mengamati proses

pembelajarandan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

31

proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun situasi di

dalam kelas.

b) Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa yang bersangkutan.

Pedoman wawancara penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan kepada guru

mengenai kegiatan belajar mengajar, mengenai kesulitan-kesulitan mengajar yang

dialami oleh guru tersebut. Sedangkan kepada siswa berupa pertanyaan-

pertanyaanmengenai dampak yang dihasilkan setelah proses pembelajaran dengan

menerapkan model discovery learning.

c) Format Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan selama proses pembelajaran, yaitu dari kegiatan

awal hingga kegiatan akhir. Catatan lapangan berfungsi untuk mencatat apa saja

yang terjadi ketika model discovery learning ini diterapkan.

d) Format Penilaian Tes Hasil Belajar

Bentuk tes tertulis ini yaitu berupa tes essay atau uraian. Tes ini terdiri dari

sejumlah pertanyaan dalam bentuk uraian yang harus dijawab dalam bentuk

uraian tertulis atau berupa kalimat-kalimat bebas yang disusun sendiri. Tes tertulis

berfungsi untuk mengukur kemampuan tentang suatu konsep atau kinerja.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti, sesuai dengan

instrumen yang telah ditentukan, yaitu observasi,wawancara, catatan lapangan dan

tes. Data yang diolah dalam penelitian ini merupakan data pelaksanaan tindakan

dan data hasil belajar siswa. Data pelaksanaan tindakan yang dimaksud pada

penelitian ini mengenai proses berlangsungnya penerapan model discovery

learning pada materi perubahan wujud benda yang diperoleh dari hasil observasi,

wawancara, dan catatan lapangan. Sedangkan hasil belajar siswa diperoleh dari

penilaian setelah kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari format observasi dan

tes tertulis.

Berikut ini adalah teknik pengolahan data pelaksanaan dan teknik

pengolahan data hasil belajar.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

32

a. Teknik Pengolahan Data Pelaksanaan

1) Hasil Observasi Kinerja Guru

Teknik pengolahan data untuk kinerja guru dalam penelitian ini dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif, melalui interpretasi dan jumlah skor dan

persentase indikator yang dicapai dengan target keberhasilan yang diharapkan

yaitu 85%.

Untuk mempermudah dalam melakukan interpretasi untuk setiap pencapaian

indikator, digunakan kategori presentase sebagai berikut:

a) Cara menghitungnya sebagai berikut:

b) Kriteria penskoran :

Persentase maksimal ideal 100%

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian

Menurut Hanifah (2014, hlm. 80)

Rentang persentase

penilaian Kriteria penilaian

81 % - 100% Baik Sekali

61% - 80% Baik

41% - 60% Cukup

21% - 40% Kurang

0% - 20% Kurang Sekali

2) Pengolahan Data Wawancara

Format wawancara baik bagi guru dan siswa diberikan dengan tujuan untuk

mengetahui hambatan-hambatan serta kelebihan-kelebihan yang dimiliki model

discovery learning. Wawancara lebih difokuskan pada pelaksanaan tahapan-

tahapan yang terdapat dalam model discovery learning.

3) Catatan Lapangan

Data yang diperoleh dari catatan lapangan diolah dengan dianalisis

kemudian diringkas mengenai kejadian-kejadianyang dianggap penting pada saat

proses pembelajaran berlangsung. Setelah diringkas, catatan lapangan tersebut

diubah menjadi sebuah bentuk uraian singkat tentang kesimpulan yang terjadi

ketika proses pembelajaran berlangsung.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

33

4) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Teknik pengolahan data untuk aktivitas siswa diarahkan pada pembelajaran

dengan menerapkan model discovery learning dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pedoman

observasi aktivitas siswa, kemudian diartikan dengan penilaian kuantitatif.Target

yang harus dicapai pada penilaian aktivitas siswa, yaitu 85% dari siswa yang

mendapatkan kategori minimal baik. Untuk kategori minimal baik dihitung siswa

yang skornya termasuk pada kategori baik dan baik sekali dalam pembelajaran

perubahan wujud benda. Penilaian tersebut menggunakan kategori persentase

sebagai berikut:

a) Cara menghitungnya sebagai berikut:

b) Kriteria penskoran :

Persentase maksimal ideal 100%

Kriteria Penilaian aktivitas siswa sama dengan kriteria pada tabel 3.1

Rentang persentase

penilaian Kriteria penilaian

81 % - 100% Baik Sekali

61% - 80% Baik

41% - 60% Cukup

21% - 40% Kurang

0% - 20% Kurang Sekali

Menurut Hanifah (2014, hlm. 80)

b. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar

Teknik pengolahan data hasil belajar siswa pada penelitian ini dilakukan

dengan cara seperti yang dikemukakan oleh Purwanto (2012, hlm. 102-103)

sebagai berikut ini.

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau yang diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

34

Adapun kegiatan terakhir adalah menentukan lulus atau tidaknya siswa

dalam mencapai kompetensi. Interpretasi ini disesuaikan dengan Kriteria

Kentuntasan Minimum (KKM). Berikut ini merupakan tabel menentukan KKM.

Tabel 3.2

Analisis Penentuan KKM

Mata Pelajaran: IPA

Kelas/Semester: IV (empat)/1 (satu)

Kompetensi Dasar dan

Indikator

Kriteria Ketuntasan Minimal Skor Nilai

Kompleks

itas

Daya

Dukung

Intake

Siswa

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Mendeskripsikan

terjadinya perubahan

wujud cairpadat cair; cair

gascair; padat gas.

1. Menjelaskan

pengertian perubahan

wujud benda.

√ √ √ 6 67

2. Membedakan setiap

perubahan wujud

benda yang terjadi.

√ √ √ 5 55

3. Menjelaskan cara

mempercepat proses

perubahan wujud

benda.

√ √ √ 5 55

4. Menyebutkan lima

macam perubahan

wujud benda. √ √ √ 5 55

5. Menjelaskan faktor

yang mempengaruhi

perubahan wujud

benda.

√ √ √ 5 55

Jumlah Skor 10 10 6 27 287

KKM 72

Keterangan:

Kompleksitas

1) Guru memahami kompetensi yang akan diajarkan kepada siswa.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

35

2) Guru menjelaskan materi ajar dengan benar pada siswa.

3) Guru menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.

Daya Dukung

1) Tersedianya tenaga pendidik.

2) Adanya sumber belajar mengenai kompetensi yang akan diajarkan,

misalnya buku pelajaran IPA.

3) Adanya sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran sesuai

dengan tuntutan kompetensi.

Intake Siswa

1) Memiliki kemampuan penalaran yang tinggi.

2) Cakap dan terampil dalam menerapkan konsep.

3) Cermat dan kreatif pada saat menyelesaikan tugas.

Deskriptor Penilaian:

Kompleksitas

3 (Baik) = Jika memenuhi tiga indikator.

2 (Cukup) = Jika memenuhi dua indikator.

1 (Kurang) = Jika hanya memenuhi satu indikator.

Daya Dukung

3 (Baik) = Jika memenuhi tiga indikator.

2 (Cukup) = Jika memenuhi dua indikator.

1 (Kurang) = Jika hanya memenuhi satu indikator.

Intake Siswa

3 (Baik) = Jika memenuhi tiga indikator.

2 (Cukup) = Jika memenuhi dua indikator.

1 (Kurang) = Jika hanya memenuhi satu indikator.

Target hasil belajar siswa yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah 85%.

Sebagaimana yang dikemukakan Suryosubroto (2009, hlm. 185) bahwa siswa

dapat dinyatakan melajutkan ke pokok pembahasan berikutnya, jika telah

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

36

mencapai 85% siswa mencapai KKM dari jumlah siswa yang berada pada suatu

kelas.

2. Analisis Data

Tahapan setelah pengumpulan data adalah analisis data. Analisis data akan

memberikan gambaran dalam kegiatan penelitian. Menurut Bogdan (dalam

Sugiyono, 2005, hlm. 88):

Analisis data adalah proses mencari, menyusun secara sistematis data

yangdiperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.2

Pendekatan Miles and Huberman

Komponen dalam analisis data (flow pendekatan)

(Sugiyono, 2007, hlm. 337)

Penjelasan pendekatan Miles and Huberman seperti yang diungkapkan oleh

Sugiyono (2007, hlm. 338-345) adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data (data reduction) adalah merangkum hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

37

2. Penyajian data (data display) adalah penyajian data dapat dilakukan

dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya.

3. Kesimpulan (conclusion drawing/verification) adalah kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.

Tahap kegiatan mereduksi data adalah merangkum dan memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Tahap kedua yaitu penyajian data. Penyajian data dalam penelitian ini

adalah menyajikan data dalam bentuk lebih sederhana, yakni bentuk paparan

naratif, grafik dan tabel.Tujuan utama penyajian data adalah untuk memudahkan

peneliti memahami data yang telah direduksi atau difokuskan.

Tahap ketiga yaitu kesimpulan. Pembuatan kesimpulan ini denga cara

pengambilan inti penyajian secara singkat dan padat, sehingga dapat menjawab

setiap rumusan masalah yang telah dibuat.

G. Validasi Data

Dalam penelitian ini validasi data yang digunakan merujuk pendapat

Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 168) bahwa validasi yang digunakan

meliputi:

1. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi dan wawancara dari

narasumber yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran hipotesis, analisis dari peneliti

dengan mencocokan data yang diperoleh dari beberapa observer yang

dilakukan secara kolaboratif untuk mengetahui kebenaran dari data yang

diperoleh.

3. Saturasi, yakni situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi

data lain yang berhasil dikumpulkan.

4. Eksplanasi saingan (kasus negatif), yakni tidaklah melakukan upaya

untuk menyanggah atau membuktikan kesalahan penelitian saingan,

melainkan mencari data yang akan mendukungnya. Tidak berhasil

menemukannya, maka hal ini mendukung kepercayaan terhadap

hipotesis, konstruk, atau kategori dalam penelitian.

5. Audit trail, yakni untuk mengecek kebenaran prosedur dan metode

pengumpulan data dengan mendiskusikannya dengan teman sejawat

yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian

tindakan kelas.

6. Expert Opinion, yakni meminta kepada orang yang dianggap ahli atau

pakar penelitian tindakan kelas atau pakar bidang studi untuk memeriksa

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/20665/5/s_pgsd_kelas_120589_chapter3.pdfLokasi penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model discovery learning

38

semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan pengarahan

terhadap masalah yang dikaji.

7. Key resepondents review, yakni meminta salah seorang atau beberapa

mitra peneliti anda atau orang yang banyak mengetahui tentang

penelitian tindakan kelas.

Pada penelitian ini validasi data yang digunakan adalah:

1. Member check,yaitu dengan mengkonfirmasi guru dan siswa kelas IV SDN

Gudangkopi I melalui diskusi akhir tindakan. Hal tersebut dilakukan untuk

memperoleh kepastian data terperiksa kebenarannya.

2. Triangulasi, yaitu dengan melakukan pencocokan data yang diperoleh dari

guru dan siswa kelas IV SDN Gudangkopi I.

3. Expert opinion, yakni jika dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menemukan

data atau permasalahan yang berupa hambatan di lapangan, kemudian

dikonsultasikan kepada selaku pembimbing I dan pembimbing II. Untuk

memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat

dipertanggungjawabkan.