BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...

22
58 Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Karakteristik mahasiswa yang menjadi populasi penelitian adalah sebagai berikut. a. Usia mahasiswa 17-19 tahun dalam lingkup psikologi perkembangan individu pada saat ini memasuki masa remaja akhir, diutamakan pada mahasiswa tingkat pertama (angkatan 2013). b. Mahasiswa terdaftar kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia - Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis - Jurusan Pendidikan Akuntansi (tidak sedang mengambil cuti), c. Jumlah mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 adalah 95 mahasiswa yang dibagi menjadi 2 kelas, kelas A dan kelas B. Klasifikasi jenis kelamin 84 orang perempuan dan 11 orang laki-laki. 2. Sampel Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1993:104). Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan terhadap seluruh populasi. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu cara mengambil sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu, dan berbagai pertimbangan peneliti (Arikunto, 2022:117). Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling ditentukan dengan langkah- langkah sebagai berikut. a. Menyebarkan instrumen identitas karier mahasiswa terhadap 95 orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi tahun akademik 2013/2014 yang terdiri dari 2 kelas.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1. -...

58

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan

Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI). Karakteristik mahasiswa yang menjadi populasi

penelitian adalah sebagai berikut.

a. Usia mahasiswa 17-19 tahun dalam lingkup psikologi perkembangan individu

pada saat ini memasuki masa remaja akhir, diutamakan pada mahasiswa

tingkat pertama (angkatan 2013).

b. Mahasiswa terdaftar kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia - Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis - Jurusan Pendidikan Akuntansi (tidak

sedang mengambil cuti),

c. Jumlah mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 adalah 95

mahasiswa yang dibagi menjadi 2 kelas, kelas A dan kelas B. Klasifikasi jenis

kelamin 84 orang perempuan dan 11 orang laki-laki.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 1993:104). Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang

obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan

terhadap seluruh populasi. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

yaitu cara mengambil sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu, dan

berbagai pertimbangan peneliti (Arikunto, 2022:117).

Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling ditentukan

dengan langkah- langkah sebagai berikut.

a. Menyebarkan instrumen identitas karier mahasiswa terhadap 95 orang

mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi tahun akademik 2013/2014

yang terdiri dari 2 kelas.

59

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

Tabel 3.1

Jumlah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi

Tahun Akademik 2013/2014

No Kelas Jumlah

Mahasiswa

1. A 48

2. B 47

Jumlah 95

b. Pengolahan data yang telah disebar dibagi menjadi rendah dan tinggi dalam

aspek eksplorasi dan komitmen selanjutnya diklasifikasikan menjadi 4 status

identitas yakni diffusion, foreclosure, moratorium dan achievement.

c. Mengambil mahasiswa yang termasuk pada kategori diffusion, foreclosure

dan moratorium maksimal 40 orang.

Langkah pengambilan sampel tersebut dimaksud agar dapat menyaring

mahasiswa yang memiliki kategori identitas dari diffusion, foreclosure dan

moratorium. Tujuan pengambilan sampel dengan teknik purposive untuk

digunakan dalam eksperimen Program Bimbingan Karier.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Pendekatan kualitatif sebagai penunjang pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif digunakan untuk mengkaji kondisi empirik gambaran tingkat identitas

karier peserta didik dan menguji keefektifan program bimbingan karier untuk

mengembangkan identitas karier. Sementara pendekatan kualitatif digunakan

untuk mengetahui validitas rasional program bimbingan karier untuk

mengembangkan identitas karier.

Tujuan akhir yang diharapkan dari penelitian ini adalah tersusunnya

program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier. Strategi

penelitian yang dipandang tepat dalam penelitian ini adalah penelitian dan

pengembangan. Menurut Borg & Gall (2003) penelitian dan pengembangan

60

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

merupakan “… a process used to develop and validate educational product”.

Produk yang dimaksud adalah program bimbingan karier untuk mengembangkan

identitas karier.

Menurut Borg dan Gall (2003), langkah-langkah yang seyogianya

ditempuh dalam penelitian pengembangan meliputi : (1) studi pendahuluan

(research and information collecting); (2) perencanaan (planning); (3)

pengembangan produk awal (develop preliminary form of product); (4) revisi

produk awal (main product revision); (5) uji coba terbatas (main field testing); (6)

revisi produk ujicoba (operational product process); (7) ujicoba lebih luas

(operasional field testing); (8) finalisasi produk (final product revision); (9)

diseminasi dan implementasi produk (dissemination and implementation).

Bagan 3.1

Alur Penelitian Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan

Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi UPI Tahun

Akademik 2013/2014

Pengembangan program

hipotetik bimbingan

karier untuk

mengembangkan

identitas karier

mahasiswa.

Studi Pustaka

Pengembangan

instrumen identitas

karier mahasiswa

Uji coba program

bimbingan karier

terhadap

mahasiswa

Program Studi

Pend. Akuntansi

Revisi program

bimbingan karier

hipotetik yang layak

menurut pakar dan

praktisi bimbingan dan

konseling.

Revisi akhir

program

bimbingan karier

untuk

mengembangkan

identitas karier

mahasiswa.

Studi

Lapangan

PENDAHULUAN

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

HASIL

Program

bimbingan karier

untuk

mengembangkan

identitas karier

mahasiswa.

61

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

Studi pendahuluan terdiri dari dua kegiatan, yaitu (1) studi pustaka dan (2)

kajian empiris identitas karier. Studi pustaka dilakukan untuk menelaah konsep

identitas karier, konsep bimbingan karier, hasil penelitian terdahulu tentang

identitas karier dan kefektifan program bimbingan karier. Telaah empiris

dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang program bimbingan karier yang

telah diberikan di Jurusan Pendidikan Akuntansi tahun akademik 2013/2014,

permasalahan mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik

2013/2014 dan gambaran identitas karier yang diungkap melalui instrument

identitas karier yang disebar kepada mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi

tahun akademik 2013/2014 untuk menentukan sampel penelitian. Selanjutnya

semua data digunakan untuk menyusun program hipotetik bimbingan karier.

Penyusunan program hipotetik diikuti dengan mempersiapkan materi-materi

program bimbingan karier. Selanjutnya dilakukan uji kelayakan program untuk

mengetahui ketepatan program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas

karier mahasiswa. Setelah layak maka dilakukan uji efektivitas program, pada

tahap ini dilakukan pengujian efektivitas progarm bimbingan karier untuk

mengembangkan identitas karier mahasiswa dengan metode pre eksperimental

desain pretest-posttest satu-kelompok. Metode pre eksperimental desain pretest-

posttest satu-kelompok melibatkan tiga langkah: (1) pemberian pretest yang

mengukur variabel terikat; (2) implementasi perlakuan eksperimen (variabel

bebas) untuk para partisipan; dan (3) pemberian posttest yang mengukur kembali

variabel terikat. Efek-efek perlakuan eksperimen ditentukan dengan

membandingkan skor-skor pretest dan posttest.

C. Pengembangan Instrumen

Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini terdapat variabel

identitas karier mahasiswa

1. Definisi Operasional Variabel

Sesuai dengan landasan teoretik yang telah dikemukakan pada Bab II,

Identitas karier dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pemaknaan diri

62

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014 terhadap

tujuan, pengalaman, nilai-nilai, kepercayaan, minat dan kemampuan dalam

hubungannya dengan pendidikan yang ditempuh saat ini dan pekerjaan yang

sesuai di masa depan. Pemaknaan diri tersebut dilihat berdasarkan tinggi

rendahnya eksplorasi dan komitmen yang dilakukan mahasiswa terhadap tujuan,

pengalaman, nilai-nilai, kepercayaan, minat dan kemampuannya.

Eksplorasi yang dimaksud adalah rentang waktu untuk berusaha atau aktif

bertanya hingga mencapai keputusan mengenai tujuan, nilai dan kepercayaan.

1. Pengetahuan diri, kemampuan/upaya mahasiswa untuk menilai kebutuhan

dan kemampuan diri dengan tepat dan memiliki gambaran realistis

mengenai kesempatan yang ada di masyarakat.

2. Aktifitas untuk mendapatkan informasi mengenai karier, mahasiswa

mampu menilai perilaku yang benar-benar penting untuk mengumpulkan

informasi mengenai alternatif seperti berbicara dengan orang-orang yang

mewakili dari beberapa pekerjaan.

3. Mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial, kesadaran

mahasiswa dalam menilai alternatif-alternatif karier lain yang potensial,

mempertimbangkannya sebagai suatu konsekuensi yang dipilih.

4. Hasrat untuk membuat keputusan lebih awal, mahasiswa mampu

memutuskan karier yang tepat dan benar-benar sesuai untuk dirinya.

Komitmen yang dimaksud adalah membuat pilihan tetap tentang elemen

identitas dan melibatkan aktifitas yang mengarah pada implementasi atas pilihan

tersebut.

1. Aktifitas untuk mengimplementasikan karier yang telah dipilih, mahasiswa

melakukan kegiatan yang sesuai dengan apa yang sudah dipilihnya untuk

memperoleh pengalaman yang relevan.

2. Tingkat emosi terhadap karier yang dipilih, adanya komitmen

menghasilkan kepercayaan diri dan ketenangan, jika tidak ada maka akan

ada rasa kekecewaan.

63

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

3. Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang

telah dipilihnya, mengetahui dan membangun hubungan dengan sosok

orang yang dapat membantu dalam kariernya.

4. Proyeksi masa depan, memiliki pandangan dan rencana terhadap masa

depan.

5. Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya,

mengetahui berbagai macam kemungkinan yang akan mengubah

keputusannya dan memiliki strategi dalam menghadapinya.

Berdasarkan eksplorasi dan komitmen mengenai karier tersebut kemudian

dikategorikan menjadi 4 status identitas yaitu:

a. Status identitas achievement, yakni tingginya eksplorasi dan komitmen

mahasiswa terhadap kariernya.

b. Status identitas foreclosure, yakni tingginya komitmen mahasiswa pada

kariernya akan tetapi rendah dalam melakukan eksplorasi.

c. Status identitas moratorium, yakni tingginya eksplorasi mahasiswa akan tetapi

rendah dalam komitmen terhadap kariernya.

d. Status identitas diffusion, yakni rendahnya eksplorasi dan komitmen

mahasiswa terhadap kariernya.

Tabel 3.2

Status Identitas Marcia

Komitmen

Rendah Tinggi

Eksplorasi Rendah Identity diffusion Identity foreclosure

Tinggi Identity Moratorium Identity achievement

Sumber: Schwartz (2011)

2. Alat Pengumpul Data

Instrumen merupakan alat bantu dalam penelitian yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data. Pengumpulan data

variabel identitas karier mahasiswa dilakukan dengan menggunakan instrumen

64

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

berbentuk skala, yakni sebuah pengumpul data yang berbentuk daftar cocok

dengan alternatif jawaban tersedia berupa sesuatu yang berjenjang. Bentuk skala

dipilih karena identitas karier merupakan kapasitas dinamis yang sifatnya

threshold sehingga dapat dideskripsikan mulai dari tingkatan paling rendah

sampai dengan tingkatan paling tinggi. Instrumen penelitian disajikan dalam

angket tertutup dalam bentuk daftar cek, yakni angket yang disajikan dalam

bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda check (√)

pada kolom jawaban yang sesuai (Arikunto, 2005). Angket yang digunakan untuk

mengumpulkan data dikontruksi oleh peneliti dengan berbagai acuan.

a. Penganalisaan Teori dan Penelitian Terdahulu

Analisis teori tentang identitas karier, terutama yang berkaitan dengan

identitas karier mahasiswa. Selanjutnya analisis terhadap hasil kajian lapangan

yang telah dilakukan peneliti terdahulu.

b. Uji Coba Alat Ukur

Angket sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan telah melalui

beberapa tahap pengujian, sebagai berikut.

1) Uji kelayakan Instrumen

Sebelum diujicobakan, angket yang telah disusun dinilai oleh tiga orang

ahli yaitu Dr. Nurhudaya, M. Pd, Dr. Ilfiandra, M.Pd., dan Dr. Ipah Saripah,

M.Pd. Setelah melalui penimbangan (judgement) 3 orang ahli dan petunjuk kedua

pembimbing penulisan tesis terhadap kesesuaian construct dan content instrumen,

uji keterbacaan dan validitas serta reliabilitas instrumen.

Penimbangan perlu dilakukan untuk mendapatkan angket yang sesuai

dengan kebutuhan penelitian. Bila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai,

maka butir pernyataan tersebut akan dibuang atau direvisi kemudian disesuaikan

dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Sebelum dilakukan penimbangan, jumlah

item soal sebanyak 50 butir pernyataan. Setelah dijudgment jumlah item yang

memadai sebanyak 30 butir pernyataan, item pernyataan yang harus diperbaiki 20

item. Sehingga jumlah item yang dipakai dalam uji coba sebanyak 50 item.

2) Uji Keterbacaan

65

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

Setelah dilakukan penimbangan butir pernyataan, langkah berikutnya

adalah melakukan validasi eksternal berupa uji keterbacaan setiap butir

pernyataan yang ada dalam instrumen kepada kepada 10 mahasiswa. Uji coba

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa

apakah pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam angket dapat dipahami.

3) Uji coba (try out) Instrumen

Uji coba meliputi validitas dan reliabilitas. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh kualitas instrumen yang layak pakai yang dapat digunakan dalam

penelitian.

Uji coba instrumen dilakukan kepada 35 orang mahasiswa. Jumlah item

yang diujicobakan sebanyak 50 item. Setelah dilakukan perhitungan validitas,

diperoleh item soal yang valid sebanyak 45 item dan yang tidak valid sebanyak 5

item. Sehingga item soal yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 item.

Suatu alat ukur dapat digunakan dalam penelitian apabila telah memenuhi

persyaratan yaitu uji validitas dan reliabilitas. Suryabrata (1999:58) menyebutkan

bahwa secara klasik, validitas instrumen didefinisikan sebagai “sejauh mana

instrumen itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur”. Validitas

instrumen merupakan derajat kecermatan-ukur suatu instrumen.

Adapun reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil

pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas

intrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh

oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda.

Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek. Skor

perolehan terdiri atas skor murni dan skor kekeliruan alat pengukuran. Oleh

karena itu, reliabilitas instrumen secara operasional dinyatakan sebagai koefisien

korelasi (r) (Suryabrata, 1999:41).

a) Uji Validitas Instrumen

Validitas item adalah derajat kesesuaian antara satu item dengan item-item

yang lainnya dalam suatu perangkat instrumen. Uji validitas dilakukan dengan

66

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

tujuan untuk menunjukan tingkat kesahihan instrumen yang akan digunakan

dalam mengumpulkan data penelitian.

- Validitas isi dan konstruk dilakukan kepada tiga orang ahli untuk menguji

instrumen apakah tepat untuk digunakan ataukah tidak, selanjutnya para ahli

tersebut memberikan pendapatnya terhadap kekurangan instrumen sehingga

dapat dilakukan perbaikan atas pendapat dari para ahli tersebut.

- Uji keterbacaan dilakukan kepada mahasiswa yang berguna untuk menguji

apakah instrumen yang digunakan tiap poinnya dapat dimengerti oleh

mahasiswa.

- Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan teknik pengolahan statistik

yakni Pearson Correlation. Penghitungan validitas butir pernyataan dilakukan

dengan bantuan program komputer Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for

windows (hasil terlampir). Berdasarkan hasil penghitungan, diperoleh butir

pernyataan yang tidak valid berjumlah 5 butir. Oleh karena itu jumlah item

instrumen yang semula berjumlah 50 item setelah diujicoba berkurang

menjadi 45 item.

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat kesamaan

data dalam waktu yang berbeda. Makin tinggi harga reliabilitas instrumen,

kemungkinan kesalahan yang terjadi akan makin kecil jika keputusan tentang

variabel pengukuran ditetapkan berdasarkan skor yang diperoleh dari instrumen.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan pengujian dengan

menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (α). Proses pengujian reliabilitas

instrumen ini dilakukan secara statistik memakai bantuan perangkat lunak

Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for windows.

Guilford (Furqon, 1999) menyatakan harga reliabilitas berkisar antara -1

sampai dengan +1, harga reliabilitas yang diperoleh berada di antara rentangan

tersebut. Semakin tinggi harga reliabilitas instrumen maka semakin kecil

kesalahan yang terjadi, semakin rendah harga reliabilitas instrumen maka semakin

besar kesalahan yang terjadi.

67

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

Sedangkan dalam pengkriteriaannya digunakan kriteria Guilford

(Riduwan, 2004:98).

Tabel 3.3

Klasifikasi Reliabilitas

Indeks Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,80-100

0,60-0,799

0,40-0,599

0,20-0,399

0,00-0,199

Derajat keterandalan sangat tinggi

Derajat keterandalan tinggi

Derajat keterandalan cukup

Derajat keterandalan rendah

Derajat keterandalan sangat rendah

Berdasarkan pedoman di atas didapatkan nilai reliabilitas dari tiap variabel

yang dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.4

Reliabilitas Instrumen

Cronbach's

Alpha N of Items

.904 50

Berdasarkan pada pedoman diatas, nilai reliabilitas instrumen kompetensi

pribadi konselor sebesar 0,904 berada pada kategori derajat keterandalan sangat

tinggi.

3. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen yang didasarkan pada definisi operasional tentang

identitas karier mahasiswa , yaitu menyusun kisi-kisi instrumen dengan menyusun

pernyataan-pernyataan yang merujuk pada indikator-indikator dalam kisi-kisi,

selanjutnya pernyataan-pernyataan yang dibuat disusun dalam bentuk angket yang

dapat mengungkap informasi yang diperlukan dari subjek penelitian untuk

mencapai tujuan dari penelitian, kemudian dikembangkan kisi-kisi penelitian

tentang identitas karier mahasiswa seperti terlihat pada tabel. Guna mengetahui

68

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

identitas karier mahasiswa. Sebelum menyusun butir pernyataan, terlebih dahulu

dirumuskan kisi-kisi instrumen. Kemudian disusun butir-butir pernyataan yang

merupakan penjabaran dari kisi-kisi yang telah ditentukan. Selanjutnya disusun

angket dalam bentuk pilihan jawaban. Kisi-kisi instrumen tersebut dijelaskan

sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Identitas Karier Mahasiswa

Sebelum Uji Coba

Setelah dilakukan validitas instrumen dengan menggunakan SPSS.

Dihasilkan 5 nomor item yang tidak valid seperti yang terlihat dalam tabel 3.6

berikut.

Tabel 3.6

Variabel Aspek Indikator Nomer

Item

Banyaknya

Item ∑

(+) (-)

Identitas

Karier

Mahasiswa

Eksplorasi Pengetahuan diri 1 – 8 5 3 8

Aktifitas untuk mendapatkan

informasi mengenai karier 9 – 13 5 0 5

Mempertimbangkan berbagai

alternatif karier yang potensial 14 – 17 3 1 4

Keinginan untuk membuat keputusan lebih awal

18 – 22 4 1 5

Komitmen Aktifitas untuk mengimplementasikan karier

yang telah dipilih

23 – 28 5 1 6

Tingkat Emosi 29 – 35 5 2 7

Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap

karier yang telah dipilihnya

36 – 40 4 1 5

Proyeksi masa depan 41 – 45 3 2 5

Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang

telah dipilihnya

46 – 50 3 2 5

Jumlah 50

69

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

Hasil Validitas Instrumen

Item Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33,

34, 35, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50

45 item soal

Item Tidak Valid dan

dihilangkan

7, 8, 32, 36, 37 5 item soal

Item-item yang tidak valid tersebut dihilangkan sehingga jumlah item

sebelum uji coba 50 berkurang menjadi 45 item yang digunakan untuk

mengungkap identitas karier mahasiswa. Digambarkan lebih jelas dalam tabel 3.7

berikut.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Identitas Karier Mahasiswa

Setelah Uji Coba

Aspek Indikator Sub Indikator Nomer

Item

Banyaknya

Item ∑ (+) (-)

Identitas

Karier

Mahasiswa

Eksplorasi Pengetahuan diri 1 – 6 5 3 6

Aktifitas untuk mendapatkan

informasi mengenai karier

7 – 11 5 0 5

Mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial

12 – 15 3 1 4

Keinginan untuk membuat

keputusan lebih awal

16 – 20 4 1 5

Komitmen Aktifitas untuk mengimplementasikan karier

yang telah dipilih

21 – 26 5 1 6

Tingkat Emosi 27 – 32 5 2 6

Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap

karier yang telah dipilihnya

33 – 35 4 1 3

Proyeksi masa depan 36 – 40 3 2 5

Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang

telah dipilihnya

41 – 45 3 2 5

70

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

4. Kriteria Penyekoran

Instrumen merupakan alat bantu dalam penelitian yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data. Untuk variabel

identitas karier mahasiswa, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

instrumen berbentuk skala, yakni sebuah pengumpul data yang berbentuk daftar

cocok dengan alternatif jawaban tersedia berupa sesuatu yang berjenjang. Bentuk

skala dipilih karena identitas karier merupakan kapasitas dinamis yang sifatnya

threshold sehingga dapat dideskripsikan mulai dari tingkatan paling rendah

sampai dengan tingkatan paling tinggi. Instrumen penelitian disajikan dalam

angket tertutup dalam bentuk daftar cek, yakni angket yang disajikan dalam

bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda check (√)

pada kolom jawaban yang sesuai (Arikunto, 2005).

Instrumen identitas Karier menggunakan skala pembentukan identitas

remaja dari Marcia (1993) yang diadaptasi. Instrumen ini berbentuk angket

berskala dengan kategori pilihan jawaban, Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak

Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS), yang masing-masing diberi skor

1 (STS), 2 (TS), 3 (S) dan 4 (SS).

5. Penilaian dan Pengukuran

Hasil penilaian dalam variabel identitas karier akan dikelompokkan

menjadi dua kelompok yakni rendah dan tinggi untuk menggambarkan eksplorasi

dan komitmen yang dilakukan oleh mahasiswa. Analisis data terkait profil

identitas karier mahasiswa menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft

Excel 2007. Tahapan teknik analisis data dijabarkan sebagai berikut.

a. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: skor

maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi.

Jumlah 45

71

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

b. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: skor

minimal ideal = jumlah skor x skor terendah.

c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: rentang

skor = skor maksimal ideal – skor minimal ideal.

d. Mencari interval skor dengan rumus: interval skor = rentang skor/2.

Dari langkah langkah di atas di atas didapatkan interval yang kemudian

didapatkan kategorisasi sebagai berikut.

Tabel 3.8

Kategorisasi Rentang Skor

Tingkatan Rentang

Rendah x < skor minimal ideal + 1.interval

Tinggi x > skor minimal ideal + 1.interval

Dari langkah langkah di atas di atas, kemudian dikategorikan sesuai

dengan 4 status identitas.

Tabel 3.9

Status Identitas Marcia

No Status Identitas Eskplorasi Komitmen

1. Diffusion Rendah Rendah

2. Foreclosure Rendah Tinggi

3. Moratorium Tinggi Rendah

4. Achievement Tinggi Tinggi

Pengkategorian status tersebut mengelompokkan mahasiswa menjadi

empat status yang berbeda, penjelasan setiap statusnya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.10

Penjelasan Setiap Status Identitas

Status Penjelasan

72

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

Identitas

Diffusion

Mahasiswa pada status ini memiliki eksplorasi dan komitmen

yang rendah. Mereka mengalami kebingungan, tidak

mempunyai gambaran masa depan, tidak mampu memaknai

yang dimiliki, tidak mampu mengendalikan masa depannya

secara optimis maupun pesimis.

Foreclosure

Mahasiswa pada status ini rendah dalam eksplorasi, tetapi

tinggi dalam komitmen. Terdapat pengaruh atau andil yang

kuat dari orang tua atau figur lain yang dianggap penting

terhadap rencana hidupnya. Mereka melihat dirinya hidup

dengan ideal dan bergantung pada tugas yang dihadapi.

Moratorium

Mahasiswa pada status ini tinggi dalam eksplorasi akan tetapi

rendah dalam komitmen. Mahasiswa masih dikuasai oleh

konsep-konsep sebelumnya, biasanya cemas, bingung dan

ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu.

Achievement

Mahasiswa pada status ini tinggi dalam eksplorasi dan

komitmen. Mereka memandang bahwa masa depan adalah

sesuatu yang harus diperjuangkan, mampu mengontrol proses

eksplorasi hingga mencapai suatu komitmen, dan mereka

memiliki self definition yang stabil.

D. Pengembangan Program

1. Struktur Program

Program bimbingan karier dalam penelitian ini mengacu pada teori

identitas Marcia untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa. Teori

identitas Marcia menjadi dasar teori dalam mengembangkan program dengan

menjadikan profil mahasiswa yang dikategorikan dalam status identitas sebagai

dasar kebutuhan pembuatan program. Adapun struktur program sebagai berikut.

73

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

a. Orientasi Program yaitu landasan pembuatan program penelitian yang

mengacu pada teori identitas Marcia sebagai pedoman utama.

b. Rasional dan Asumsi Program menjelaskan mengenai pandangan teori

identitas terhadap manusia khususnya dalam mengembangkan identitas karier

yang menitikberatkan pada pemaknaan atau disebut sebagai eksplorasi dan

komitmen.

c. Tujuan program yaitu menerapkan pendekatan teori identitas untuk

mengembangkan identitas karier mahasiswa.

d. Peran konselor yaitu menjabarkan tugas-tugas konselor dalam melaksanakan

program pribadi dari mulai persiapan, pelaksanaan dan evaluasi program.

e. Kompetensi konselor yaitu menjelaskan kemampuan-kemampuan konselor

dalam melaksanakan program bimbingan karier dalam penelitian ini.

f. Struktur dan tahapan program yaitu menjelaskan dengan rinci tahapan,

tujuan, deskripsi kegiatan, dan system penunjang pelaksanaan program .

g. Evaluasi program yaitu mecakup evaluasi proses dan hasil.

h. Indikator pencapaian pelaksanaan program bimbingan karier dalam

mengembangkan identitas karier mahasiswa

2. Isi Program

Program bimbingan karier merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi

siswa agar memiliki pemahaman tentang dirinya, kemampuan mengembangkan

potensi dirinya dan memecahkan masalah-masalah yang dialaminya terutama

dalam bidang karier.

Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah kepada pencapaian

karier yang mantap, dengan memperhatikan keunikan karakteristik karier serta

ragam permasalahan yang dialami (Syamsu Yusuf, 2009:53). Program bimbingan

karier dalam penelitian ini didasarkan pada teori identitas yang bertujuan untuk

membantu mahasiswa dalam mengembangkan identitas karier. Kegiatan

pengembangan dilakukan melalui kegiatan pelayanan bimbingan yang berkenaan

dengan masalah karier.

74

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

Proses belajar karier dalam pendekatan teori identitas menurut Loedwijk

(Meijers, 1998) membedakan enam dasar kondisi untuk menjadikannya sebagai

situasi belajar, yang dia sebut sebagai lingkungan pembelajaran yang kuat, yaitu :

1. Lingkungan pembelajaran yang kuat ,yang pertama harus berfungsi dengan

baik, keadaan dan situasinya harus menyerupai yang sebenarnya yang akan

dimasuki oleh mahasiswa.

2. Lingkungan pembelajaran yang kuat harus seperti kehidupan. Mahasiswa harus

dikondisikan agar selalu waspada terhadap apa yang dia bisa dan tidak bisa dia

lakukan oleh pengetahuan yang telah dimilikinya, lalu bagaimana dan kapan

dia bisa menggunakan keterampilannya.

3. Lingkungan pembelajaran yang kuat merangsang untuk melakukan suatu

aktifitas, lingkungan tersebut menstimulasi interaksi yang terintegrasi dengan

mata kuliah yang dipelajari.

4. Lingkungan pembelajaran yang kuat menyediakan pelatihan dan model

perilaku, guru/dosen dikhususkan untuk menjadi sebagai seorang pelatih.

5. Lingkungan pembelajaran yang kuat mengajarkan mahasiswa bagaimana cara

belajar. Pembelajaran tidak dilakukan dengan mengajarkan meta kognitif

(kecuali jika diperlukan), tapi pembelajaran dilakukan dengan membiarkan

mahasiswa untuk bertanggung jawab atas apa yang dipelajari.

6. Lingkungan pembelajaran yang kuat secara sistematis mengembangkan

kesadaran terhadap kemampuan yang dimiliki mahasiswa. Perhatian konstan

harus diberikan kepada mahasiswa agar mahasiswa menikmati dan termotivasi,

tapi mahasiswa juga harus diberikan alat yang memungkinkan mereka untuk

bisa melihat perkembangan yang telah mereka buat, yang memungkinkan

mereka untuk mengembangkan perasaan akan kompetensi yang mereka miliki.

Struktur dan tahapan program bimbingan karier berdasarkan teori identitas

untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa dilakukan secara berkala sesuai

dengan hasil dari pencapaian di setiap tahapannya. Seluruh kegiatan layanan

bimbingan dilakukan di dalam kelas dengan durasi waktu 1x pertemuan dihitung

50 menit.

75

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

Adapun deskrpsi kegiatan program sebagai berikut.

Tabel 3.11

Struktur dan Tahapan Program Bimbingan Karier untuk

Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa

No. Tahap Layanan Tujuan Sistem

Penunjang

1. Tahap I Orientasi, Pre Test

(1x pertemuan)

1. Mahasiswa memahami tujuan umum dan garis besar layanan

2. Mahasiswa memahami tujuan

pengungkapan tentang identitas karier

Instrumen Identitas Karier Mahasiswa

2. Tahap II

(2x pertemuan) “Pengetahuan

diri”

1. Mahasiswa mampu menilai

kebutuhan dan kemampuan diri dengan tepat dan menyadari kesempatan yang ada di

masyarakat (dunia kerja) 2. Mahasiswa berdiskusi dengan

temannya mengenai pengetahuan sifat-sifat dirinya

3. Mahasiswa mampu memecahkan

permasalahan pribadi 4. Mahasiswa mengetahui apa yang

harus dilakukan berdasarkan penilaian diri yang sudah dilakukan

SKLBK

Johari Windows Metode: diskusi,

dialog, refleksi dan penugasan.

3. Tahap III

(2x pertemuan)

“Jejak Karier Keluarga”

1. Mahasiswa mengetahui

kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung pencarian informasi

karier 2. Mahasiswa memiliki

pengetahuan terhadap karier

dalam keluarga 3. Mahasiswa menyadari berbagai

pekerjaan-pekerjaan yang potensial

SKLBK

Genogram

Metode: diskusi, dialog, refleksi dan penugasan.

4. Tahap IV (2x pertemuan)

“Peta Konsep

Karier”

1. Keputusan terhadap pekerjaan yang diinginkan yang dijadikan

tujuan karier 2. Menyadari berbagai hal yang

mempengaruhi karier

SKLBK Mind Map

Metode: diskusi,

dialog, refleksi dan penugasan.

76

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

5. Tahap IV (1x pertemuan)

“Aku Apa Adanya”

1. Mahasiswa memahami berbagai macam bentuk emosi

2. Mahasiswa memiliki keterampilan dalam merasakan dan mengelola emosi

3. Mahasiswa memiliki sikap percaya diri dan ketenangan

pada pilihan kariernya

SKLBK Story Telling

Metode: diskusi, dialog, refleksi

dan penugasan.

6. Tahap V (1x pertemuan)

“Berkomunikasi”

1. Mahasiswa menyadari siapa saja yang dapat membantu terhadap

pilihan kariernya 2. Mahasiswa memiliki sosok yang

dapat dijadikan inspirasi

3. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk

berkomunikasi dengan baik

SKLBK Bedah Film

Metode: diskusi, dialog, refleksi

dan penugasan.

7. Tahap VI (1x pertemuan)

“Rencana masa depan”

1. Mahasiswa memiliki rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang

2. Mahasiswa memiliki target-target yang harus dicapai

3. Mahasiswa memiliki tujuan karier yang jelas dan realistis

SKLBK Metode: diskusi,

dialog, refleksi dan penugasan.

8. Tahap VII (1x pertemuan)

“Alasan untuk

selalu tetap”

1. Mahasiswa mampu bertahan terhadap pilihan kariernya

2. Mahasiswa mampu menyusun beberapa pertanyaan dan

jawaban sebagai penjelasan pemilihan karier

3. Mahasiswa mampu menyusun

berbagai hal yang mungkin akan menjadi hambatan dalam karier

dan bagaimana penanganannya

SKLBK

Metode: diskusi, dialog, refleksi

dan penugasan.

9. Tahap VIII Refleksi Akhir, Post Test

(1x pertemuan)

1. Menganalisis hasil perolehan tes dan membandingkan dengan pencapaian di awal pertemuan.

2. Penjelasan hasil

Instrumen Identitas Karier Mahasiswa

Keterangan :

Pertemuan setiap layanan tertuang dalam SKLBK

3. Uji Kelayakan Program

Program bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier

mahasiswa sebelum diuji cobakan terlebih dahulu diuji kelayakannya oleh pakar

77

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

atau praktisi. Pakar dan praktisi yang dimaksud adalah Prof. Uman Suherman

A.S., M.Pd., Dr. Amin Budiamin, M. Pd., dan Dr. Mubiar Agustin, M. Pd.

Berdasarkan hasil pertimbangan, sehingga diadakan perbaikan program

dengan maksud menyajikan program yang layak untuk diuji coba pada mahasiswa

Jurusan Pendidikan Akuntansi di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

Terdapat perbaikan dalam penulisan kalimat, sistematika dan redaksi yang

digunakan dalam program.

4. Tahap Uji Coba Program

Pelaksanakan program bimbingan karier yang telah dirancang sebelumnya.

Berikut rancangan kegiatan pelaksanaan program bimbingan karier untuk

mengembangkan identitas karier mahasiswa.

Tabel 3.12

Tahap Pelaksanaan Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan

Identitas Karier Mahasiswa

Tahapan Tahapan Program Sistem Penunjang

1. Layanan Orientasi Instrumen Identitas Karier Mahasiswa

2. Pengetahuan kelebihan dan

kemampuan diri

SKLBK (terlampir)

3. Pengetahuan informasi karier dan pekerjaan-pekerjaan yang potensial

SKLBK (terlampir)

4. Pengetahuan terhadap faktor-

faktor yang mempengaruhi karier

SKLBK (terlampir)

5. Tingkat emosi SKLBK (terlampir)

6. Kemampuan berkomunikasi

secara efektif

SKLBK (terlampir)

7. Membuat rencana masa depan SKLBK (terlampir)

8. Membuat penjelasan untuk tetap bertahan pada keputusan

SKLBK (terlampir)

9. Evaluasi hasil akhir Instrumen Identitas

Karier Mahasiswa

E. Teknik Pengumpulan Data

78

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

Pengumpulan data dilakukan terhadap mahasiswa Jurusan Akuntansi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Bumi Siliwangi Bandung tahun pelajaran 2013/2014.

1. Tahap Persiapan

Langkah-langkah persiapan dalam pengumpulan data ditempuh secara

administratif dan personal. Secara administratif persiapan meliputi :

a. Pembuatan proposal penelitian lalu diseminarkan dan mengajukan

pembimbing tesis sesuai dengan judul penelitian.

b. Pelaksanaan bimbingan mulai dari perbaikan proposal, draft bab I, draft bab

2, draft bab 3 beserta instrumen Identitas Karier mahasiswa dan Program

Bimbingan Karier yang akan diuji coba.

c. Pengurusan perizinan penelitian kepada pihak pimpinan Program Studi

Pendidikan Akuntansi UPI.

d. Penjajagan dan pembuatan appointment dengan staf kurikulum dan staf

pengajar untuk keperluan pengumpulan data.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini memerlukan kecermatan dari peneliti dan bantuan dari

berbagai pihak yang ditunjuk untuk kepentingan kelancaran penelitian ini.

Pelaksanaan penelitian yaitu.

a. Penyusunan instrumen identitas karier sesuai dengan definisi operasional,

aspek dan indikator identitas karier.

b. Pernimbangan kelayakan instrument dengan men-judge instrument kepada

pakar dan praktisi di bidang Bimbingan dan Konseling.

c. Penghitungan validitas dan reliabilitas instrument kemudian menentukan item-

item yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data.

d. Penyusunan program teoretik berdasarkan teori identitas.

e. Penimbangan kelayakan program kepada pakar dan praktisi bidang bimbingan

dan konseling

79

Andi Kiswanto, 2014 PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Univers i tas Pendidikan Indones ia | repos i tory.upi .edu | perpustakaan.upi .edu

f. Pengumpulan data mencakup penyampaian tujuan pemilihan alternatif respons

skala, penyebaran skala, penjelasan petunjuk pemilihan alternatif respons

skala dan pengumpulan skala.

g. Pengumpulan data studi pendahuluan sebagai data pre-test dengan

menyebarkan instrumen Identitas Karier Mahasiswa

h. Pelaksanaan program bimbingan karier mengacu pada dasar kebutuhan yang

diperoleh dari hasil pretest.

i. Pengumpulan data post-test untuk memperoleh data efektivitas Program

Bimbingan karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa.

3. Tahap Pelaporan

Pada tahap pelaporan dimulai dari penyusunan draft bab I-V dan

melampirkan hasil-hasil penelitian dalam bentuk administratif pada pembimbing.

Melaporkan juga lampiran-lampiran bukti penelitian saat uji coba program

bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa.