BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa....

17
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Jalan Pangeran Santri No. 37 Kelurahan Kotakulon, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang tepatnya di SD Negeri Gudangkopi 1. Alasan pertama peneliti memilih sekolah ini sebagai tempat penelitiannya karena ditemukannya permasalahan pada kelas V di sekolah tersebut. Alasan kedua karena letak sekolah ini bisa dikatakan strategis dan mudah dijangkau. Gambar 3.1 Denah Lokasi SD N Gudangkopi 1 2. Waktu Penelitian Pengambilan data awal pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 Januari 2016. Penelitian ini dilakukan dengan perkiraan waktu selama enam bulan, terhitung dari bulan Januari sampai bulan Juni 2016. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian di sini adalah siswa-siswa kelas V SD Negeri Gudangkopi 1 yang terdiri dari 26 siswa. Masing-masing siswa laki-laki berjumlah 13 orang dan siswa perempuan berjumlah 13 orang. Alasan pertama peneliti mengambil subjek penelitian ini karena adanya permasalahan pada kelas tersebut, yakni dalam kemampuan menyimpulkan isi cerita anak pada keterampilan membaca. Alasan kedua peneliti karena mengingat jumlah siswa sebanyak 26 orang yang tergolong ideal untuk dilakukan penelitian. Gudang Kamar Mandi Kelas I & II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Kantor Guru U Lapangan Upacara

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa....

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Jalan Pangeran Santri No. 37 Kelurahan

Kotakulon, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang tepatnya di SD

Negeri Gudangkopi 1. Alasan pertama peneliti memilih sekolah ini sebagai

tempat penelitiannya karena ditemukannya permasalahan pada kelas V di sekolah

tersebut. Alasan kedua karena letak sekolah ini bisa dikatakan strategis dan mudah

dijangkau.

Gambar 3.1 Denah Lokasi SD N Gudangkopi 1

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data awal pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 Januari

2016. Penelitian ini dilakukan dengan perkiraan waktu selama enam bulan,

terhitung dari bulan Januari sampai bulan Juni 2016.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian di sini adalah siswa-siswa kelas V SD Negeri Gudangkopi

1 yang terdiri dari 26 siswa. Masing-masing siswa laki-laki berjumlah 13 orang

dan siswa perempuan berjumlah 13 orang. Alasan pertama peneliti mengambil

subjek penelitian ini karena adanya permasalahan pada kelas tersebut, yakni

dalam kemampuan menyimpulkan isi cerita anak pada keterampilan membaca.

Alasan kedua peneliti karena mengingat jumlah siswa sebanyak 26 orang yang

tergolong ideal untuk dilakukan penelitian.

Gudang Kamar

Mandi

Kelas

I & II

Kelas

III

Kelas

IV Kelas V

Kelas

VI

Kantor

Guru

U

Lapangan Upacara

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

32

C. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

a) Pengertian PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian berbasis kelas

yang diadakan karena adanya permasalahan di dalam kelas guna memperbaiki

permasalahan tersebut. Menurut Wiriaatmadja (dalam Hanifah, 2014, hlm. 3)

mengatakan bahwa “PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat

reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara prefisional.”

Menurut Wiriaatmadja (2005, hlm. 13) “PTK adalah bagaimana sekelompok guru

dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan

untuk memperbaiki permasalahan pembelajaran dengan melakukan tindakan-

tindakan yang sesuai.

b) Tujuan PTK

Tujuan PTK menurut Boro (dalam Sumadayo, 2013, hlm. 22)

mengemukakan bahwa “tujuan utama penelitian ini adalah pengembangan

keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang

dihadapi guru pada kelasnya sendiri.” Adapun menurut Sumadayo (2013, hlm. 23)

mengemukakan bahwa “...tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengubah

perilaku penelitiannya, perilaku orang lain, dan atau untuk mengubah kerangka

kerja, organisasi, atau struktur lain yang pada gilirannya menghasilkan perubahan

pada perilaku orang lain.” Selain itu menurut Hanifah (2014, hlm. 9)

mengemukakan bahwa “tujuan utama PTK yaitu melakukan perbaikan dan

peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran.”

Dari ketiga pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari PTK yaitu

mengubah keadaan yang ada dengan memperbaiki dan mengembangkan

keterampilan guru serta mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik dalam

berinteraksi.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

33

c) Manfaat PTK

Manfaat PTK salah satunya menurut Hanifah (2014, hlm. 10)

mengemukakan bahwa “hasil PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka

melakukan pengembangan kurikulum. ”Menurut Sumadayo (2013, hlm. 24)

mengemukakan bahwa “manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu

melaksanakan penelitian tindakan kelas itu terkait dengan komponen

pembelajaran, antara lain: (1) inovasi pembelajaran, (2) pengembangan kurikulum

ditingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan (3) peningkatan profesionalisme guru.”

Maksud pertama yaitu inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran yang

dimaksud yaitu guru menggunakan beberapa komponen pendukung dalam

pembelajaran, yaitu contohnya menggunakan model, metode, pendekatan, atau

menggunakan media. Fungsi komponen pendukung pembelajaran adalah agar

siswa lebih mudah memahami mata pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru

serta dengan penambahan metode/media siswa tidak akan cepat merasa bosan.

Maksud kedua yaitu pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan di

tingkat kelas. Dengan adanya PTK akan memperbaiki saat pengembangan

kurikulum. Kurikulum yang telah ada akan diperbaiki sejalan dengan adanya

PTK. Hasil-hasil PTK akan bermanfaat jika dijadikan sumber untuk

mengembangkan kurikulum baik ditingkat sekolah maupun di tingkat kelas.

Maksud ketiga yaitu peningkatan profesionalisme guru. Apabila guru

terlibat dalam pembuatan PTK, maka secara otomatis dapat meningkatkan

profesionalisme guru. PTK dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui masalah

apa yang terjadi di kelas serta cara untuk mengatasi permasalahan tersebut.

2. Desain Penelitian

Model penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan

desain model penelitian Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc

Taggart ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh

Kurt Lewin. Pada model ini terdiri atas empat komponen penelitian, yaitu

perencanaan (planning), tindakan/aksi (action), observasi (observing), dan refleksi

(reflecting). Hubungan antara keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu

siklus. Keempat tahapan tersebut saling berhubungan dan berkaitan satu sama

lainnya. Untuk pelaksanaan sesungguhnya jumlah siklus tergantung pada

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

34

permasalahan yang perlu diselesaikanya serta adanya perbaikan dari satu tindakan

ke tindakan lainnya hingga target penelitian tercapai. Berikut adalah gambar

desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart.

Gambar 3.2 Desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart

Hanifah (2014, hlm. 53)

D. Prosedur Penelitian

1. Tahapan Perencanaan

Ada beberapa langkah kegiatan yang peneliti lakukan sebelum melakukan

siklus, yaitu:

a. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali

kelas V untuk mengadakan penelitian.

b. Meminta RPP dengan materi menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa

kalimat yang telah dibuat oleh guru.

c. Melakukan pembelajaran di kelas V.

d. Memperoleh data tentang gambaran umum mengenai keadaan kelas serta

siswanya dan masalah yang terjadi pada kelas.

e. Mengidentifikasi masalah.

f. Melakukan wawancara pada guru kelas V.

g. Menganalisis masalah.

h. Menentukan obat/tindakan yaitu metode yang cocok, yaitu metode PQRST

dengan teknik permainan “Amplop Warna”.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

35

Adapun perencanaan pada setiap siklus adalah:

a. Mempersiapkan rencana pembelajaran.

b. Mempersiapkan permainan amplop warna

c. Mempersiapkan format penilaian

d. Mempersiapkan alat evaluasi

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Langkah kegiatan dalam tahap pelaksanaan pembelajaran menyimpulkan isi

cerita anak di kelas V SD Negeri Gudangkopi 1 dengan menerapkan metode

PQRST dengan teknik permainan “Amplop Warna”, langkah-langkahnya yaitu:

a. Kegiatan Awal (5 menit)

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru bersama siswa berdo’a sebelum memulai proses pembelajaran.

3) Guru mengecek kehadiran siswa.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai kepada siswa.

5) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai cerita anak yang

sudah pernah dibacanya.

b. Kegiatan Inti (45 menit)

(1) Siswa mendengarkan materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru.

(2) Siswa dikondisikan untuk belajar dengan tenang.

(3) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah

dijelaskan.

(4) Siswa mengikuti aturan guru yang membagi siswa menjadi 6 kelompok,

masing-masing kelompoknya terdiri dari 4-5 orang siswa. Anggota

kelompok bersifat heterogen dengan kemampuan yang berbeda-beda.

(5) Siswa menerima LKS yang dibagikan oleh guru kepada setiap kelompok.

Tahap Preview/Peninjauan

(6) Siswa menerima cerita anak yang dibagikan oleh guru kepada setiap

kelompok.

(7) Siswa secara berkelompok melihat atau membaca sekilas judul, kalimat-

kalimat awal/akhir dan semua gambar yang terdapat di dalam cerita.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

36

Tahap Question/Pertanyaan

(8) Siswa membuat pertanyaan berdasarkan cerita anak yang dibagikan oleh

guru guna menganalisis isi bacaan.

(9) Siswa membuat pertanyaan secara berkelompok berdasarkan cerita anak

dengan bimbingan guru.

Tahap Read/Membaca

(10) Siswa ditugaskan guru untuk membaca cerita anak secara seksama untuk

mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang telah disusunnya.

(11) Siswa ditugaskan untuk memberi tanda bagian penting.

(12) Siswa ditugaskan untuk membaca lagi bagian yang kurang dipahami.

(13) Siswa ditugaskan guru untuk menuliskan jawaban yang ditemukan oleh

kelompok dalam lembar kerja yang dibagikan.

Tahap Sumary/Merangkum

(14) Siswa membuat sebuah rangkuman isi cerita anak dengan bantuan

Permainan Amplop Warna.

(15) Siswa mengikuti aturan permainan yang dijelaskan oleh guru.

(16) Siswa didampingi oleh guru dalam melakukan permainan.

(17) Kelompok dalam mendapatkan amplop warna itu harus mencari terlebih

dahulu di tempat yang telah ditentukan oleh guru.

(18) Setelah semua kelompok mendapatkan amplop warna, setiap kelompok

diminta untuk membukanya dan menjawab pertanyaan yang berada di

dalamnya.

(19) Siswa menggaris bawahi jawaban pada bacaan atas pertanyaan amplop

warna dengan bimbingan guru (cara mempermudahnya di teks cerita telah

dibedakan mana yang rangkuman dan yang bukan).

(20) Jawaban yang digaris bawahi tersebut yang nantinya akan dijadikan sebagai

rangkuman dari cerita anak.

(21) Kelompok diminta untuk mengurutkan jawaban sesuai cerita anak untuk

dijadikan sebagai rangkuman.

(22) Semua kelompok selesai merangkum isi cerita anak dengan kelompoknya

masing-masing.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

37

(23) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru apa yang harus dilakukan oleh

setiap kelompok setelah selesai merangkum isi cerita anak.

Tahap Tes/Ujian

(24) Setelah selesai merangkum, guru mengambil kembali teks cerita pada setiap

kelompok agar siswa tidak hanya menyalin dari teks saat membuat

kesimpulan.

(25) Setiap kelompok membuat kesimpulan berdasarkan hasil rangkuman serta

jawaban atas pertanyaan yang dibuatnya sendiri.

(26) Setiap kelompok mendiskusikan kesimpulan dari keseluruhan isi cerita.

(27) Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusi dengan syarat semua anggota kelompok memahami mengenai

menyimpulkan isi cerita anak.

(28) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan bagian-bagian yang belum

dimengerti untuk menyamakan persepsi.

c. Kegiatan Akhir (20 menit)

(1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan mengenai hasil belajar yang telah

dilaksanakan.

(2) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.

(3) Siswa menerima soal evaluasi yang dibagikan oleh guru.

(4) Setelah selesai, guru mengajak siswa untuk berdo’a.

(5) Guru mengucapkan salam.

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini pengamat bertugas untuk melakukan pengamatan selama

penelitian berlangsung. Peneliti mengamati dan mencatat semua hal yang terjadi

di dalam kelas ketika pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan berhubungan

dengan keadaan yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung dan lingkungan

belajar. Selain itu juga observer mengamati segala aktivitas siswa dan kinerja

guru. Guru yang dimaksud adalah peneliti, karena peneliti juga bertugas untuk

mengajar. Seluruh aktivitas yang terjadi di dalam kelas ketika penelitian direkam

menggunakan berbagai macam instrumen penelitian, yaitu lembar observasi

kinerja guru, lembar observasi aktivitas siswa, serta dokumentasi kegiatan yang

lainnya. Kegiatan diatas merupakan pengamatan ketika proses pembelajaran.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

38

Selain itu juga melakukan pengamatan pada saat evaluasi hasil belajar siswa.

Dalam hal ini, evaluasi hasil belajarnya adalah kemampuan dalam menyimpulkan

isi cerita anak. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi tujuan dalam

pembelajaran serta mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyimpulkan

isi cerita anak. Instrumen yang digunakan adalah format penilaian tes.

4. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dalam mengetahui

keberhasilan atau kegagalan dari tindakan penelitian yang telah dilakukan. Hal ini

mengkaji ulang data/aktivitas yang terjadi ketika penelitian berlangsung agar lebih

memahami proses dan hasil tindakan yang dilakukan. Setelah itu peneliti dapat

menentukan langkah selanjutnya dalam memperbaiki masalah yang ada di dalam

penelitian.

Dalam menentukan langkah selanjutnya untuk memperbaiki masalah yang

ada dapat dilakukan dengan cara menganalisis apa saja yang menghambat

keberhasilan ketika sedang pembelajaran. Kemudian peneliti merancang

pembelajaran ulang dengan menambahkan metode atau yang lainnya guna

memperbaiki permasalahan yang ditemukan. Ini disebut dengan perencanaan

siklus pada penelitian tindakan kelas yang digunakan. Siklus akan terus

bertambah sampai permasalahan yang ada dapat diselesaikan sesuai dengan yang

diharapkan.

E. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Riduwan (2013, hlm. 74) mengemukakan bahwa, “wawancara adalah suatu

cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung

dari sumbernya.” Adapun menurut Sukmadinata (2007, hlm. 216) yang

menyatakan bahwa “wawancara merupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data yang dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka

secara individual.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan

suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh sebuah informasi dari orang melalui

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

39

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penanya kepada narasumber (sumber

informasi).

Teknik ini dilakukan secara langsung kepada narasumber, misalnya guru

wali kelas atau siswa yang menjadi subjek penelitian. Dalam melakukan

wawancara diperlukan pedoman wawancara untuk menerapkan teknik wawancara

ini.

b. Observasi

Riduwan (2013, hlm. 76) menyatakan bahwa, “observasi yaitu melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan

yang dilakukan.” Selain itu menurut Sukmadinata (2007, hlm. 220)

mengemukakan bahwa, “observasi merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung.” Jadi observasi merupakan suatu teknik pengamatan

yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung ke tempat penelitian

dengan menggunakan pancaindera.

Seperti halnya dengan wawancara, observasi juga memerlukan pedoman

untuk melakukan penelitian. Pedoman observasi dapat berupa daftar check

(checklist).

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar,

dilihat, dialami, dan dipikirkan oleh observer dalam rangka pengumpulan data

dalam penelitian kualitatif. Hal ini sesuai yang diutarakan oleh Wiriaatmadja

(2005, hlm 125) mengemukakan bahwa “catatan lapangan memuat deskriptif

berbagai kegiatan suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk

interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya.”

d. Tes

Tes umumnya bersifat mengukur. Menurut Riduwan (2013, hlm. 76)

mengemukakan bahwa “tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok.” Adapun menurut Margono (2010, hlm. 170) mengemukakan bahwa

“tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

40

dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi

penetapan skor angka.”

Jadi tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan

seorang individu maupun kelompok guna mendapatkan jawaban/hasil yang

diinginkan. Untuk melakukan tes ini tentu saja mengacu pada indikator dan tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Pedoman Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian. Pedoman wawancara ini berupa

daftar pertanyaan yang diajukan untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam

penelitian. Pihak-pihak tersebut adalah guru wali kelas dan siswa itu sendiri yang

menjadi subjek dalam penelitian ini. Pertanyaann-pertanyaan yang diajukan

berkaitan dengan segala informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

b. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi

berupa data yang dibutuhkan dalam penelitian melalui kegiatan pengamatan dan

pencatatan. Dalam melakukan observasi, diperlukan format lembar observasi.

Format lembar observasi tersebut memuat identitas tempat, waktu observasi, serta

hal-hal yang perlu diamati dan dicatat. Lembar observasi yang diperlukan dalam

penelitian adalah lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi aktivitas

siswa. Lembar observasi ini digunakan baik sebelum, proses, maupun setelah

tindakan.

c. Catatan Lapangan

Dalam penelitian ini catatan lapangan dilakukan untuk mendapatkan data

yang terjadi di kelas. Format catatan lapangan ini berupa catatan selama proses

pembelajaran berlangsung. Mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir.

d. Format Penilaian Tes

Format penilaian tes dalam penelitian ini diperlukan untuk instrumen

sesudah melakukan tes. Format penilaian tes berbentuk tabel yang di dalamnya

terdapat nama-nama siswa beserta aspek yang menjadi bahan dalam penilaian.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

41

Format penilaian tes ini disertai juga dengan deskriptor dari masing-masing aspek

yang tersedia.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini meliputi pengolahan data proses

dan pengolahan data hasil. Adapun untuk penjelasan lebih lanjutnya mengenai

pengolahan data penelitian ini sebagai berikut.

a. Pengolahan Data Proses

Pengolahan data proses yang dilakukan pada penelitian ini yaitu

menggunakan pedoman wawancara dan lembar observasi kinerja guru, serta

lembar observasi aktivitas siswa. Pertama adalah pedoman wawancara diolah

dalam bentuk deskripsi yang berada di format wawancara.

Kedua yaitu format observasi kinerja guru. Data yang diperoleh melalui

instrumen ini ditafsirkan melalui pencapaian indikator dari setiap aspeknya.

Aspek yang dinilai mencakup perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Skor

maksimal dari setiap aspeknya adalah tiga dengan ketentuan mendapatkan skor

tiga jika memenuhi tiga indikator, skor dua jika memenuhi dua indikator dan skor

satu jika hanya memenuhi satu indikator. Langkah selanjutnya yaitu dengan

mempersentasekan jumlah skor yang telah didapatkan, dengan perhitungan:

Jumlah skor yang diperoleh

Jumlah skor ideal

Persentase yang telah didapatkan kemudian ditasfirkan dengan acuan

kriteria di bawah ini:

Tabel 3.1 Kriteria persentase observasi kinerja guru

Rentang Penilaian Kriteria Penilaian

81 % - 100% Baik Sekali

61% - 80% Baik

41% - 60% Cukup

21% - 40% Kurang

0% - 20% Kurang Sekali

x 100 % Persentase Skor :

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

42

Ketiga yakni format observasi aktivitas siswa, pengolahan data pada

instrumen ini sama halnya dengan format observasi kinerja guru. Data yang

didapatkan ditafsirkan dengan menggunakan skor pada setiap aspek dalam format

aktivitas siswa secara individu. Aspek yang diukur dalam observasi aktivitas

siswa ini adalah keaktifan, kerjasama, dan kedisiplinan. Setiap aspek mempunyai

skor maksimal tiga, dengan acuan mendapatkan skor tiga jika memenuhi tiga

indikator, skor dua jika memenuhi dua indikator dan skor satu jika hanya

memenuhi satu indikator. Tiga aspek yang dinilai dengan tiga indikator, maka

skor idealnya adalah sembilan.

Setelah setiap siswa dalam setiap aspeknya telah diberi skor, maka tahap

selanjutnya adalah mempersentasekan skor tersebut. Perhitungan yang digunakan

sama halnya dengan perhitungan persentase dalam kinerja guru, yaitu:

Jumlah skor yang diperoleh

Jumlah skor ideal

Tahap selanjutnya adalah menafsirkan persentase skor yang telah

didapatkan ke dalam kriteria penilaian dengan acuan tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Kriteria persentase observasi aktivitas siswa

Rentang Penilaian Kriteria Penilaian

81 % - 100% Baik Sekali

61% - 80% Baik

41% - 60% Cukup

21% - 40% Kurang

0% - 20% Kurang Sekali

b. Pengolahan Data Hasil

Data diperoleh melalui hasil tes siswa yang dilakukan di SD Negeri

Gudangkopi 1 pada materi menyimpulkan isi cerita anak. Terdapat tiga aspek

yang dinilai dalam penilaian hasil ini, yaitu penilaian pengertian kesimpulan,

menjawab pertanyaan berdasarkan cerita anak, dan membuat kesimpulan. Semua

aspek memiliki skor maksimal yaitu 12. Berikut adalah cara menghitung hasil tes

siswa, yaitu

x 100 % Persentase Skor :

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

43

Nilai = x 100

Selanjutnya menentukan tuntas atau tidak tuntasnya siswa dalam mencapai

KKM. Dalam menentukan KKM ada kriteria dalam penetapannya yaitu

kompleksitas, daya dukung, serta intake siswa. Berikut adalah tabel dalam

penentuan KKM

Tabel 3.3 Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kompetensi Dasar

(KD)

Kriteria Ketuntasan Minimal

Jumlah Kompleksitas

Daya

Dukung

Intake

Siswa

Menyimpulkan isi

cerita anak dalam

beberapa kalimat

75 77 63 216

KKM 72

Adapun rentang skor KKM dalam KTSP, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4 Rentang Skor

Kriteria Kategori Rentang Skor

Kompleksitas

Tinggi 81-100

Sedang 65-80

Rendah 50-64

Daya Dukung

Tinggi 81-100

Sedang 65-80

Rendah 50-64

Intake Siswa

Tinggi 81-100

Sedang 65-80

Rendah 50-64

Adapun kriteria dalam penetapan KKM pada kompetensi dasar ini, yaitu:

1) Kompleksitas

Kompleksitas berhubungan dengan tingkat kesulitan materi yang diberikan

oleh guru pada siswa. Indikator dalam tingkat kompleksitas ini adalah sebagai

berikut:

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

44

a. Memerlukan kemahiran dan kecermatan dalam menjelaskan materi.

b. Penggunaan metode pembelajaran yang menarik dan inovatif.

c. Membutuhkan alokasi waktu yang panjang.

Kompleksitas untuk kompetensi dasar ini termasuk dalam kategori sedang

yaitu 75. Hal ini dikarenakan ada satu dari tiga indikator yang tidak memenuhi,

yaitu penggunaan metode pembelajaran yang menarik dan inovatif.

2) Daya Dukung

Daya dukung berhubungan dengan kemampuan dari tersedianya sarana dan

prasarana yang dapat menunjang pembelajaran yang diajarkan. Selain itu juga

dapat dilihat dari buku sumber yang berkaitan dengan materi. Berikut adalah

indikator dalam pencapaian tingkat daya dukung, yaitu:

a. Tersedianya buku sumber sumber mengenai kompetensi yang diajarkan,

misalnya buku mata pelajaran bahasa Indonesia.

b. Tersedianya sarana yang sesuai dengan tuntutan kompetensi.

c. Tersedianya prasarana yang sesuai dengan tuntutan kompetensi.

Kompleksitas untuk kompetensi dasar ini termasuk dalam kategori sedang

yaitu 77. Hal ini dikarenakan ada satu dari tiga indikator yang tidak memenuhi,

yaitu tersedianya buku sumber sumber mengenai kompetensi yang diajarkan,

misalnya buku mata pelajaran bahasa Indonesia

3) Intake Siswa

Intake siswa merupakan tingkat kemampuan rata-rata yang dimiliki oleh

siswa secara keseluruhan. Berikut adalah indikator dalam pencapian intake siswa,

yaitu:

a. Siswa mempunyai kemampuan penalaran yang tinggi.

b. Siswa cakap atau terampil menerapkan konsep.

c. Siswa menyelesaikan tugas sesuai tugas yang telah diberikan.

Kompleksitas untuk kompetensi dasar ini termasuk dalam kategori rendah

yaitu 63. Hal ini dikarenakan hanya beberapa siswa yang memenuhi indikator

yang telah ditetapkan.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan cara mengelompokkan data sehingga data mudah

dibaca. Data yang telah didapat dari berbagai sumber seperti wawancara,

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

45

observasi, ataupun alat pengumpulan data yang lainnya harus dianalisis serta

diatur dengan sistematis. Analisis data perlu dilakukan karena agar antara satu

data dengan yang lainnya mempunyai kerelevanan sehingga dapat menjadi satu

kesatuan yang utuh untuk mendukung permasalahan yang terdapat saat penelitian.

Hanifah (2014, hlm. 75) mengemukakan bahwa pengolahan data dilakukan

melalui tiga tahap, yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses penyederhanaan yang dilakukan melalui

seleksi, pemfokusan dan pengabstrakan data mentah menjadi informasi yang

bermakna. Data yang diperolah dari lapangan jumlahnya cukup banyak yang perlu

untuk dicatat secara teliti dan rinci.

b. Paparan Data

Paparan data merupakan proses penampilan data secara lebih sederhana

dalam bentuk paparan naratif, termasuk dalam format matrik, grafik, dan

sebagainya.

c. Penyimpulan Data

Penyimpulan data merupakan proses pengambilan intisari dari penyajian

data yang telah di deskripsikan dalam bentuk pernyataan kalimat.

G. Validasi Data

Validasi data digunakan untuk mendapatkan kebenaran/keakuratan

mengenai suatu data. Selain itu, melakukan validasi data juga dapat membuktikan

proses, prosedur, dan solusi yang diterapkan sesuai dengan apa yang telah

ditetapkan. Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 168)

mengemukakan bahwa bentuk validasi yang dapat digunakan dalam penelitian

tindakan kelas adalah

1. Member check

2. Triangulasi

3. Saturasi

4. Eksplanasi saingan

5. Audit trail

6. Expert opinion.

Member check merupakan salah satu bentuk validasi data yang dilakukan

dengan memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh peneliti saat

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

46

melakukan penelitian. Yaitu dengan cara mengkonfirmasi kepada guru dan siswa

melalui tanya jawab pada setiap akhir tindakan. Hal tersebut seperti yang

dikemukakan oleh Syamsuddin, dan Damaianti, VS. (2011, hlm. 242) “melakukan

member check, yakni memeriksa kembali keterangan atau informasi data yang

diperoleh selama observasi atau wawancara, apakah keterangan/informasi itu

tidak berubah, atau ajeg.”

Triangulasi merupakan bentuk validasi yang memungkinkan untuk

memeriksa kembali kebenaran hipotesis dengan cara membandingkan terhadap

hasil orang lain atau sumber lain. Misalnya dengan membandingkan hasil

penelitian dengan yang hadir juga dalam penelitian tersebut.

Saturasi merupakan bentuk validasi yang dilakukan saat data sudah jenuh

atau ketika tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan.

Eksplanasi saingan merupakan bentuk validasi yang dilakukan dengan cara

mencari data yang mendukung penelitian yang dilaksanakan atau cara validasi

yang dilakukan dengan cara menggunakan pembandingan. Berdasarkan pendapat

Wiriaatmadja (2005, hlm. 170) berkaitan dengan validasi bentuk ini

mengemukakan bahwa

anda tidaklah melakukan upaya untuk menyanggah atau membuktikan

kesalahan penelitian saingan, melainkan mencari data yang akan

mendukungnya. Apabia anda tidak berhasil menemukannya, maka hal ini

mendukung kepercayaan terhadap hipotesis, kontruk atau kategori dalam

penelitian anda sendiri pada awalnya.

Audit trail merupakan bentuk validasi data yang dilakukan untuk mengaudit

atau untuk memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang

digunakan oleh peneliti serta dalam pengambilan kesimpulan. Cara ini pun

bermanfaat untuk memeriksa catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti.

Expert opinion merupakan bentuk validasi data yang mengarahkan pada

nasehat atau saran kepada para ahli atau pakar dalam bidang penelitian tersebut.

Misalnya dengan meminta arahan kepada pembimbing penelitian. Menurut

Hanifah (2014, hlm. 81) mengemukakan bahwa “pembimbing akan memeriksa

semua tahapan kegiatan penelitian, dan memberikan arahan terhadap masalah-

masalah penelitian yang peneliti kemukakan.”

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.upi.edu/20724/5/s_pgsd_kelas_1205277_chapter3.pdfa. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Gudangkopi 1 serta guru wali kelas V untuk

47

Berdasarkan keenam bentuk validasi data yang telah di jelaskan di atas,

dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk validasi triangulasi, dan expert

opinion. Berikut adalah alasan peneliti menggunakan bentuk validasi tersebut.

1. Triangulasi

Alasannya karena dalam penelitian ini data yang telah diperoleh diperiksa

kembali kebenarannya atau membandingkannya dengan orang lain. Yang

dimaksud orang lain disini yaitu observer, apabila peneliti yang menjadi gurunya.

Observer dan evaluator bertukar informasi atau memastikan kebenaran data

mengenai yang terjadi ketika pembelajaran. Jika data yang didapat peneliti

berbeda, maka ada kemungkinan untuk mengubah data menjadi data baru yang

lebih lengkap.

2. Expert Opinion

Alasannya karena dalam penelitian ini membutuhkan arahan serta masukan

dari pihak-pihak yang telah ahli dalam penelitian ini. Misalnya data yang telah

dicek kebenarannya oleh peneliti, diperiksa kembali oleh pihak yang telah ahli

seperti dosen pembimbing. Pembimbing akan memeriksa tahapan dalam kegiatan

penelitian dan akan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian

yang sedang diteliti.