BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/5657/6/Bab 3.pdf · diri...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/5657/6/Bab 3.pdf · diri...
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian.
Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu
pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip
dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran. Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dalam
mencapai suatu tujuan penelitian maka harus ditempuh langkah-langkah yang
relevan dengan masalah yang dirumuskan. Metode penelitian digunakan sebagai
pemandu dalam menentukan langkah-langkah pelaksanaan penelitian.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, Bogdan dan
Taylor mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini
diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam
hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel
63
atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.1
Deskriptif kualitatif adalah penelitian yang data-datanya berupa kata-kata
(bukan angka-angka, yang berasal dari wawancara, catatan laporan, dokumen,
dll) atau penelitian yang di dalamnya mengutamakan untuk pendiskripsian
secara analisis sesuatu peristiwa atau proses sebagaimana adanya dalam
lingkungan yang alami untuk memperoleh makna yang mendalam dari hakekat
proses tersebut.2
Penelitian kualitatif dalam kamus bahasa Indonesia merupakan
terjemahan dari bahasa inggris qualitative research. Jenis penelitian in
mendasarkan dari pada usaha mengungkapkan dan memformalisasikan data
lapangan dalam bentuk narasi verbal (kata-kata), yang semaksimal mungkin
utuh dan menggambarkan realitas aslinya. Prosedur kerjanya tidak dimulai dari
teori melainkan dari data lapangan.3
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan realitas empiris sesuai
fenomena rinci dan tuntas, serta untuk mengungkapkan gejala secara holistis
kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan
diri peneliti sebagai instrumen kunci.
1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 4
2 Ibid., h. 6
3 Fajrul Hakam Chozin, Cara Mudah Menulis Karya Ilmiah, (Sumatra: Alpha Grafika, 1997), h. 44
Sedangkan pendekatan penelitiannya menggunakan studi kasus. Gempur
Santoso mengatakan bahwa studi kasus adalah penelitian yang pada umumnya
bertujuan untuk mempelajari secara mendalam terhadap suatu individu,
kelompok, lembaga, atau masyarakat tertentu. Tentang latar belakang, keadaan
sekarang, atau interaksi yang terjadi.
Sedangkan Moh. Nazir mengatakan studi kasus atau penelitian kasus
adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu
fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat
saja individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat. Peneliti ingin
mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-
unit sosial yang menjadi subyek. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan
gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-
karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari
sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.4
Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh
peneliti masih bersifat sementara. Maka teori yang digunakan dalam
penyusunan penelitian kualitatif juga masi bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam
kaitannya dengan teori, penelitian kualitatif bersifat menemukan teori. Peneliti
kualitatif akan lebih professional kalau menguasai semua teori sehingga
4 Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Jakarta, 1999), h. 68
wawasannya akan menjadi lebih luas, dan menjadi instrumen penelitian yang
baik. Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa
memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Walaupun peneliti
kualitatif dituntut untuk menguasai teori yang luas dan mendalam. Namun
dalam pelaksanaannya peneliti harus mampu melepaskan teori yang dimiliki
tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan dan digunakan sebagai panduan
untuk menyusun instrumen dan sebagai panduan untuk wawancara, serta
obeservasi. Peneliti kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa
yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data.
Peneliti kualitatif harus bersifat “perspektif emic” artinya memperoleh data
bukan “sebagai mana seharusnya”. Bukan berdasarkan apa yang difikirkan oleh
peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang
dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh partisipan / sumber data.5
B. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian, menurut Suharsimi
Arikunto adalah subjek dimana data diperoleh. Sedangkan menurut Lofland,
yang dikutip oleh Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah
kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.
5 Ibid., h. 53
Adapun sumber data terdiri dari dua macam:
1. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data
primer secara khusu dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan
penelitian.6 Data diperoleh dari subyek penelitian menggunakan alat
pengambil data langsung pada subyek penelitian yang notabennya
sebagai sumber informasi.
2. Data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang terlebih dahulu
dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang diluar penyelidik sendiri
walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya merupakan data yang asli
yang terlebih dahulu perlu diteliti keasliannya.7 Sumber data sekunder
diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek
penelitiannya. Data sekunder biasanya terwujud data dokumentasi atau
laporan yang tersedia.
6 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2002), h. 157 7 Winarno Surakhman, Pengantar Ilmiyah Dasar Teknik, (Bandung: Tarsito, 1998), h. 63
Suharsimi Arikunto Mengklasifikasikan sumber data menjadi 3 tingkatan
huruf P dari bahasa inggris yaitu P (person) sumber data berupa orang, P
(place) sumber data berupa tempat, P (paper) sumber data yang berupa simbol.8
Keterangan singkat tentang ketiganya:
1. Person yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.
2. Place yaitu sumber data yang menyajikan berupa keadaan diam dan
bergerak. Diam misalnya ruangan, kelengkapan Alat, Wujud benda,
warna dll. Sedangkan bergerak misalnya aktivitas, kinerja, laju,
kendaraan, ritme, kegiatan belajar mengajar.
3. Paper yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,
angka, gambar/simbol-simbol lain.
Dalam penelitian kualitatif populasi maupun sempel disebut dengan
sumber data. Dalam penelitian kuantitatif sampel lazim dinamakan responden
hal ini berbeda dengan penelitian kualitatif yang disebut dengan narasumber,
atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.
Penelitian kualitatif juga bukan sebagai sampel statistik, melainkan
sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan
teori bukan membuktikan teori.9
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h.
236 9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 50
Sampel dalam penelitian kualitatif adalah semua orang, dokumentasi dan
peristiwa-peristiwa atau suatu keadaan budaya serta agama yang diterapkan
oleh peneliti untuk observasi, diteliti, diwawancarai sebagai sumber informasi
yang dianggap ada hubungannya dengan masalah penelitian. Oleh karena itu
penelitian kualitatif akan dihadapkan pada pilihan untuk menentukan orang
yang akan dijadikan informan. Informan yang ditetapkan adalah informan yang
sesuai dengan suatu kategori penelitian (unit analisis). Oleh karena itu langkah
yang ditentukan dalam pengambilan sempel adalah purposive sampling.10
purposive sampling sendiri merupakan teknik pengambilan sumber data
dengan pertimbangan atau tujuan tertentu. Pertimbangan terhadap informan
atau responden tersebut dinilai dari informan yang dianggap paling tahu dan
menguasai tentang apa yang akan diungkap dalam penelitian.11
C. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki.12
Metode observasi disini digunakan
10
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner, (Yogyakarta: Paradigma, 2012), h. 7 11
Ibid., 78 12
Sutrisno Hadi, Metode Research II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), h. 136
untuk mengetahui Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Perkembangan Kepribadian Remaja di MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo.
2. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi yakni teknik pengumpulan data mengenai
hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
notulen dan lain-lain. Metode dokumentasi ini digunakan untuk
mendapatkan data perkembangan kepribadian siswa, yaitu nilai afektif
atau nilai perilaku sehari-hari 36 siswa MTs Darul Ulum Waru Sidoarjo.
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan
memperoleh informasi. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban
diberikan secara verbal, biasanya komunikasi ini bersifat sementara yaitu
berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan kemudian diakhiri.13
Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden
secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa
faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu:
pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.
Wawancara di sini ditujukan kepada kepala sekolah terkait dengan
gambaran umum keadaan guru dan siswa di MTs Darul Ulum Waru
Sidoarjo.
13
Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 113
D. Teknik Analis Data
Tahapan-tahapan perolehan sumber data adalah sebagai berikut:
1. Editing
Data yang telah diteliti lengkap tidaknya, perlu diedit lagi yaitu
melakukan pemeriksaan kondisi dari dokumen, apakah cukup jelas dan
bisa dibaca untuk dilakukan pemindahan pada tahap selanjutnya.14
Pada
tahap ini dilakukan penyeleksian dan pemilihan terhadap data yang
terkait dengan Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Perkembangan Kepribadian Remaja dengan beberapa literatur yang ada.
2. Organizing
Mengatur dan manyusun data, dalam hal ini pengaturan dan
penyusunannya adalah data-data yang terkait dan berhubungan dengan
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Perkembangan Kepribadian
Remaja.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan “analisis telah mulai sejak
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi
pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang
14
Moh. Kasiram, Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN-Maliki Press, 2008), h. 125
“grounded”. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan
selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam
kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah selesai pengumpulan data.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu
pada konsep Miles & Huberman yaitu interactive model yang
mengklarifikasikan analisis data dalam tiga langkah, yaitu:15
1. Reduksi data (Data Reduction)
Reduksi data adalah suatu proses pemilahan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catata-catatan tertulis lapangan.
2. Penyajian data (Display Data)
Data ini disusun sedemikian rupa sehingga memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Adapun bentuk yang lazim digunakan pada data kualitatif terdahulu
adalah dalam bentuk teks naratif.
3. Penarikan kesimpulan (Verifikasi)
Dalam penelitian ini akan diungkap mengenai makna dari data
yang dikumpulkan. Dari data tersebut akan diperoleh kesimpulan yang
tentative, kabur, kaku dan meragukan, sehingga kesimpulan tersebut
15
Mathew B Miles and Huberman A Maichel, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru (Penerjemah Tjejep Rohendi Rohidi), (Jakarta: UI Press, 1992), h. 20
perlu diverifikasi. Verifikasi dilakukan dengan melihat kembali reduksi
data maupun display data sehingga kesimpulan yang diambil tidak
menyimpang.
E. Keabsahan Data
Keabsahan data berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur
benar-benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan data dapat
dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Uji validitas dan uji
reliabilitas dilakukan untuk menghindari ketidakvalidan dan ketidaksesuaian
instrument penelitian. Sehubungan dengan itu Moloeng mencoba membangun
teknik pengujian keabsahan yang ia beri nama teknik pemeriksaan. Penjelasan
mengenai teknik pemeriksaan, bisa dilihat pada tabel berikut:16
No Kriteria Teknik Pemeriksaan
1 Kredibilitas 1. Perpanjangan keikutsertaan
2. Ketekunan pengamat
3. Trianggulasi
4. Pengecekan sejawat
5. Kecukupan referensial
6. Kajian kasus negatif
7. Pengecekan anggota
16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 327
2 Kepastian 8. Uraian rinci
3 Kebergantungan 9. Audit kebergantungan
4 Kepastian 10. Audit kepastian
Pada penelitian ini, untuk pemeriksaan keabsahan data menggunakan
teknik trianggulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
dipopulerkan oleh Denzin. Teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data yang
didapatkan untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data tersebut. Ada tiga cara trianggulasi yang digunakan peneliti pada
penelitian ini adalah:17
1. Trianggulasi dengan sumber data
Cara yang dilakukan peneliti adalah membandingkan dan
mengecek derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu
dan cara yang berbeda. Yakni pertama membandingkan data hasil
observasi dengan wawancara serta dengan hasil dokumentasi, kedua
membandingkan perspektif remaja dan guru pendidikan agama islam.
Sehingga terdapat penilaian hasil penelitian oleh informan dan
memasukkan informan dalam kancah penelitian.
17
Ibid., 324
2. Trianggulasi dengan metode
Pada teknik trianggulasi dengan metode, peneliti melakukan
pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data. Cara yang
dilakukan peneliti adalah mencermati kesesuaian informasi yang
didapatkan dari observasi, wawancara dan dokumentasi.
3. Trianggulasi dengan teori
Cara yang dilakukan peneliti adalah dengan menyertakan usaha
pencarian tahapan lainnya untuk mengorganisasikan data yang barangkali
mengarahkan pada upaya penelitian lainnya. Secara logis, peneliti
memikirkan kemungkinan hasil penemuan lainnya yang ditunjang data
lain dengan maksud membandingkannya.