BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/584/6/T_PKN_1103883_CHAPTER...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/584/6/T_PKN_1103883_CHAPTER...
96 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang
mencakup lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian,
definisi oprasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analsis
data, keabsahan temuan penelitian serta tahap-tahap pelakasanaan penelitian di
lapangan.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah LSM WALHI Kota Pontianak, Provinsi
Kalimantan Barat yang terletak di Jalan M. Husin Thamin No. P. 25, Kelurahan
Bansir Laut, RT 01/RW 05 Pontianak Tenggara. LSM WALHI Kota Pontianak,
Provinsi Kalimantan Barat dijadikan tempat penelitian karena saat ini LSM
WALHI bergerak dalam penanggulangan pencemaran Sungai Kapuas.
2. Subjek Penelitian
Dalam kaitannya penetapan subjek penelitian, maka ada beberapa kriteria
yang digunakan yaitu latar(setting),parapelaku(actors),peristiwa-
peristiwa(events), danproses(process)(MilesdanHuberman,2007:57).
Kriteriapertama:adalahlatar,yang dimaksud adalah situasi dan tempat
berlangsungnyaprosespengumpulandata,yakniLSM WALHI dan masyarat
setempat. Kriteria kedua:pelakuyang dimaksudadalahDirektur, Ketua Divisi
Advokasi dan Kolaborasi, Ketua Divisi Riset dan Kampanye LSM WALHI Kota
Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat dan masyarakat di sekitar fokus penelitian.
Kriteriaketiga:adalahperistiwayangdimaksud hal-hal yang berkaitan dengan
proses pembinaan tanggung jawab warga negara dan penanggulangan pencemaran
sungai Kapuas. keempat:adalah proses, yang dimaksudwawancara peneliti dengan
subjek
penelitianberkenaandenganpendapatdanpandangannyaterhadapfokusmasalah
dalam penelitian ini.
97 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan hakikat dalam penelitian kualitatif, maka subjek dalam
penelitian ini ditentukan secara snow ball sampling, artinya, subjek penelitian
relatif sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian; namun subjek penelitian
dapat terus bertambah sesuai keperluannya. Dalam penelitian ini, teknik snow ball
sampling dilakukan apabila dalam pengumpulan datanya tidak cukup hanya dari
satu sumber, maka dikumpulkan juga data dari sumber-sumber lain yang
berkompeten. Misalnya, jika pengumpulan data tidak cukup, hanya dari pegawai
WALHI, maka dikumpulkan juga dari pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah
dan Kota Pontianak, Wahana Visi Indonesia ADP Urban Pontianak, KSM Cahaya
Maju, Riak Bumi dan masyarakat. Teknik-teknik penentuan jumlah subjek
penelitian seperti ini di kenal dengan snowball sampling (Bogdan & Biklen, 1982;
Miles & Huberman, 1994; dan Nasution, 1992: 11-33).
Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu: Direktur,
Ketua Divisi Advokasi dan Kolaborasi, dan Ketua Divisi Riset dan Kampanyedari
LSM WALHI, organisasi sosial (WVI, KSM Cahaya Maju, Riak Bumi),
masyarakat Kota Pontianak, dan Badan Lingkungan Hidup Daerah/Kota
Pontianak. Adapun subjek dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 3.1
Proses PengambilanInformasi
Model Snowballing
Informan Tingkat III
Informan Tingkat II
Informan Tingkat I
Informan Kunci
BLHD/BLH KOTA PONTIANAK
Masyarakat Kota Pontianak
Masyarakat Kota Pontianak
Masyarakat Kota Pontianak
WVI RIAK BUMI KSM CM
WALHI
98 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatanyangdigunakandalampenelitianini tentangpembinaan
tanggung jawab warga negara dalam memecahkan masalah-masalah sosial
melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan (community civics)
adalahpendekatanpenelitiankualitatif. Pendekatan
kualitatifyaitusuatupendekatanyangtidak
menggunakanupayakuantifikasiatauperhitungan-perhitunganstatistik,
melainkanlebihmenekankankepadakajianinterpretatif.
Creswell (1998:15) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut:
Qualitativeresearchisaninquiryprocessofunderstandingbasedon
distinctmethodologicaltraditionsofinquirythatexploreasocialor
humanproblem.Theresearcherbuildsacomplex,holisticpicture,
analyzeswords,reportsdetailedviewsofinformants,andconductsthe study in a
natural setting.
Pendapatdiatasdapatdijelaskanbahwapenelitiankualitatifadalahproses
penelitianuntukmemahamiberdasarkantradisimetodologipenelitiantertentu
dengancaramenyelidikimasalahsosialataumanusia.Penelitimembuat
gambarankompleksbersifatholistik,menganalisiskata-kata,melaporkan pandangan-
pandanganparainformansecararinci,danmelakukanpenelitian dalam situasi yang
alamiah. Pendekatanpenelitiankualitatifdisebutjugapendekatannaturalistik
karenasituasilapanganpenelitianbersifatnaturalataualamiah,apaadanya,dan
tidakdimanipulasi.(Cresswell,1998;Nasution,1992:18).
Alasan peneliti memilih pendekatan ini, karena masalah yang diteliti sedang
berlangsung dalam penanggulangan pencemaran sungai Kapuas yang ada di
Pontianak, Kalimantan Barat baik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota maupun
Lembaga Swadaya Masyarakat. Dari penelitian ini diharapkan peneliti dapat
memperoleh informasi dan data yang akurat untuk penelitian. Alasan lainnya
mengapa peneliti memilih pendekatan kualitatif-naturalistik adalah disebabkan
data yang akan diperoleh dari penelitian ini di lapangan lebih banyak menyangkut
perbuatan dang ungkapan kata-kata dari responden yang sedapat mungkin bersifat
alami, tanpa adanya rekayasa serta pengaruh dari luar. Sebagaimana Moleong
99 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(2003:3) mengatakan bahwa “penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
perilaku orang-orang yang diamati”.
Karakteristikpokokyangmenjadiperhatiandalampenelitiankualitatif adalah
kepedulianterhadap”makna”.Dalamhalinipenelitiannaturalistiktidak
peduliterhadappersamaandariobyekpenelitianmelainkansebaliknya
mengungkaptentangpandangantentangkehidupandariorang-orangyang berbeda-
beda.Pemikiraninididasaripulaolehkenyataanbahwamaknayangada dalamsetiap
orang (manusia)berbeda-beda.Oleh karenaitu, tidakmungkinuntuk
mengungkapkenyataanyangadadalamdiriorangyangunikitumenggunakan
alatlainkecualimanusiasebagaiinstrumen.
Beberapaliteraturmenyebutkanciri-
ciripenelitiankualitatif/naturalistik,antaralain,sumberdataadalahsituasiwajar(natur
alsetting),penelitisebagai
instrumenutamapengumpuldatapenelitian(key,instrument),sangatdeskriptif,
mementingkanproses,mengutamakandatalangsung(firsthand),triangulasi(data
darisatusumberharusdicekkebenarannyadengancaramemperolehdata yang
sama dari sumber lain),mementingkan perspektifemik(pandangan informan),audit-
trail(apakahlaporanpenelitiansesuaidatayangterkumpul),
partisipasitanpamengganggu(passiveparticipation),analisisdilakukansejak awal
dan selama melakukan penelitian dan desain penelitian muncul selama proses
penelitian (emergent, evolving dan developing).
2. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus atau
penelitian kasus (case study) yang merupakan bagian dari penelitian kualitatif.
Creswell (2010:20)
mengemukakanbahwa“metodepenelitiankualitatifjugameliputisejumlah
metodepenelitian,antaralainpenelitian etnografi, grounded theory, studi kasus,
fenomenologi dan naratif”.
Adapun menurut Stake (dalam Creswell, 2010:20), menyatakan bahwa:
100 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Studikasusmerupakanstrategipenelitiandimana di
dalamnyapenelitimenyelidikisecaracermatsuatu program, peristiwa,
aktivitas, proses, atausekelompokindividu.Kasus-
kasusdibatasiolehwaktudanaktivitas,
danpenelitimengumpulkaninfromasisecaralengkapdenganmenggunakanberb
agaiprosedurpengumpulan data berdasarkanwaktu yang telahditentukan.
Melalui penelitian studi kasus diharapkan peneliti dapat menyelidiki secara
cermat suatu program berdasarkan prosedur pengumpulan data yang telah
ditentukan.
Sebagaisuatumetodekualitatif,studikasusmempunyaibeberapa
keuntungan.Lincon dan Guba (DeddyMulyana,2002:201) mengemukakan bahwa
keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut :
a. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni
menyajikan pandangan subjek yang diteliti.
b. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang
dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
c. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan
antara peneliti dan informan.
d. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi
internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi
faktual tetapi juga keterpercayaan (trustworthiness)
e. Studi kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian
atau transferabilitas.
f. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi
pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.
Uraian di atas menyatakan bahwametode studikasus lebih
menitikberatkanpadasuatukasus,adapunkasusyangdimaksuddalampenelitian ini
adalah bagaimana pembinaan tanggung jawab warga negara dalam memecahkan
masalah-masalah sosial melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan
(community civics).Kasus tersebut dibatasi dalam suatu ruang lingkup LSM
WALHI Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
Penggunaanpendekatanpenelitiankualitatifdenganstudikasusdalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahuikondisiyangobyektif dan
mendalamtentangfokuspenelitian.Pendekatanstudikasusdipilihkarena
permasalahanyangdijadikanfokuspenelitianinihanyaterjadiditempattertentu yaitu
101 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LSM WALHI Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan
Barat.Dalampelaksanaannya,peneliti menggunakan pendekatan antar personal di
lingkungan fokus penelitian.
C. Definisi Operasional
Defenisi operasional merupakan pembatasan tentang hal-hal yang diamati
sebagai konsep pokok dalam penelitian ini adalah : pembinaan, tanggung jawab
warga negara, dan community civics (Pendidikan Kewarganegaraan
Kemasyarakatan).
1. Pembinaan
Pembinaanmerupakan suatu proses pembelajaran, karenapada
dasarnya,pembinaanmelatihdanmengarahkanberbagaipotensiyang
dimilikisetiaporanguntukberkembangkearahyanglebihbaik.
MenurutBSimandjuntak ( 1980:84)menyatakan bahwa:
Pembinaanpadadasarnyaadalahupayapendidikanbaik formal maupun non
formal yang dilaksanakansecarasadar ,berencanadanterarah
,teraturdanbertanggungjawabdalamrangkamemperkenalkanmenumbuhkanda
nmembimbingdanmengembangkansuatudasar- dasarkepribadian yang
seimbang, utuhdanselaras, pengetahuandanketerampilansesuaidenganbakat
,kecenderungandankeinginansertakemampuansebagaibekaluntukselanjutnya
atasprakarsasendiri, menambahdanmeningkatkandirirnya,
sesamanyamaupunlingkungannyakearahtercapainyamartabatmutudankemam
puanmanusiawi yang optimal danpribadi yang mandiri.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembinaan dilakukan dalam
proses belajar dengan tujuan membantu orang untuk mengembangkan
pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada dalam dirinya.
2. TanggungJawab
Tanggung jawab merupakan suatu kewajiban seseorang untuk melakukan
sesuatu. Menurut Sapriya (dalam Sapriya dkk, 2010:17), menyatakan bahwa
sedikitnya ada dua pengertian tanggung jawab:
1. Tanggung jawab adalah kewajiban atau keharusan seseorang untuk
melakukan sesuatu atau berperilaku menurut cara tertentu.
2. Tanggung jawab adalah kewajiban atau keharusan seseorang untuk tidak
melakukan sesuatu atau tidak berperilaku menurut cara tertentu.
102 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa tanggung jawab merupakan
kewajiban seseorang untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
menurut cara tertentu.
3. Warga Negara
Warga negara adalah seseorang yang menjadi anggota dari suatu negara.
Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 pasal 1 ayat (1) menyatakan:
“warga negara adalah warga suatu negara yang di tetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan”. Sedangkan yang dimaksud dengan warga negara Indonesia
menurut UUD 1945 pasal 26 ayat (1) menyatakan bahwa: “warga negara
Indonesia adalah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara”.
4. Community Civics (PendidikanKewarganegaraanKemasyarakatan)
Sumantri menyatakan bahwa :”Community Civics merupakan salah satu
bahan Pendidikan Kewarganegaraan melalui metoda ceramah yang sering
disampaikan kepada masyarakat termasuk masyarakat awam melalui “institusi”
agama seperti metoda dakwah, tauladan, dan metode latihan melalui program
civic mission.
5. LembagaSwadayaMasyarakat (LSM)
LSMatauyangumumdikenaldenganOrganisasinon-Pemerintahan(Non
GovernmentOrganization)merupakanorganisasiyangdibentukolehkalangan
yangbersifatmandiri. Menurut Intruksi Mendagri No. 8 Tahun 1990, pengertian
LSM, adalah:
Organisasi/lembaga yang di bentukmasyarakatwarga Negara Republik
Indonesia secarasukarelaataukehendaksendiridanberminatsertabergerak di
bidangkegiatan-kegiatan yang di
tetapkanolehorganisasi/lembagasebagaiwujudpartisipasimasyarakatdalamup
ayameningkatkantarafhidupdankesejahteraanmasyarakat yang
menitikberatkankepadapengabdianmasyarakat.
Jadi LSM merupakan organisasi non pemerintah yang dibentuk dalam
kehidupan masyarakat untuk mewujudkan partisipasi masyarakat.
6. WALHI
103 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut Wikipedia Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)
adalah organisasi lingkungan hidup independen, non-profit dan terbesar di
Indonesia. WALHI didirikan pada 15 Oktober1980 sebagai reaksi dan
keprihatinan atas ketidakadilan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan sumber-
sumber kehidupan, sebagai akibat dari paradigma dan proses pembangunan yang
tidak memihak keberlanjutan dan keadilan. WALHI merupakan forum kelompok
masyarakat sipil yang terdiri dari organisasi non-pemerintah (LSM/Ornop/NGO),
Kelompok Pecinta Alam (KPA) dan Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM).sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Wahana_Lingkungan_Hidup_Indonesia 16
Oktober 2012)
D. Instrumen Penelitian
Sebagai mana telah dijelaskan diatas bahwa dalam penelitian kualitatif
instrumen penelitiannya dilakukan oleh manusia. Hal ini senada dengan pendapat
Sugiono (2011:222) bahwa “terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas hasil
penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data”.
Senada dengan pemaparan di atas menurut
Creswell(1998:261)bahwa“penelitiberperansebagai
instrumentkunci(researcheraskeyinstrument)atauyangutama”parapeneliti
kualitatifmengumpulkansendiridatamellauidokumentasi,observasiperilaku
atauwawancara.HumanInstrumentinidibangunatasdasarpengetahuandan
menggunakanmetodeyangsesuaidengantuntutanpenelitian.
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus
“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang akan
terjun ke lapangan. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam
penelitian kualitatif.
HaltersebutdiperkuatolehpendapatCreswell(2010 :264)bahwapeneliti
terlibatdalam pengalamanyangberkelanjutandanterus-
menerusdenganparapartisipan. Instrumenutamadalampenelitianadalahpeneliti
sendiriyangterjun langsung ke lapangan untuk
104 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mencariinformasimelaluiobservasidanwawancara. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan antar manusia, artinya selama proses penelitian peneliti
akan lebih banyak mengadakan kontak dengan orang-orang dilokasi penelitian
yaitu LSM WALHI. Dengan demikian peneliti lebih leluasa mencari informasi
dan data yang terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan
penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan diadakannya penelitian adalah untuk mendapatkan data.
Menurut Sugiono (2011:225) menyatakan bahwa:
Sumber data adaduamacamyaitusumber primer,
dansumbersekunder.Sumber primer adalahsumber data yang
langsungmemberikan data kepadapengumpul data,
dansumbersekundermerupakansumber yang tidaklangsungmemberikan data
kepadapengumpul data, misalnyalewat orang lain ataudokumen.
Dalampenelitiankualitatif, pengumpulan data dilakukanpada natural setting
(kondisi yang alamiah), sumber data primer, danteknikpengumpulan data
lebihbanyakpadaobervasiberperanserta (participant observation),
wawancaramendalam (in depth interiview) dandokumentasi.
Selanjutnya menurut Catherine Marshall, Gretchen B. Rossman (Sugiono,
2011: 225) menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by qualitative
researchers for gathering information are, participation in the setting, direct
observation, in-depth interviewing, document review”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif
alat pengumpul data yang digunakan yaitu observasi partisipatif, wawancara
mendalam, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. Namun dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara
mendalam, dokumentasi, triangulasi dan studi literatur.
1. Observasi
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang tidak lepas dari melakukan
obervasi. Adapun yang dimaksud observasi dalam penelitian kualitatif menurut
Cresswell(2010: 267) menyatkan bahwa: “observasiyangdilakukandalam
penelitiankulitatifadalahobservasiyangdidalamnyapenelitilangsungturun
105 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kelapangan untukmengamatiperilakudanaktivitasindividu-individudilokasi
penelitian”.Observasi dalampenelitian inidenganterjunlangsungdi
lapangandanmengamati bagaimana keadaan tanggung jawab sosial masyarakat,
bagaimana bentuk koordinasi antara community civics dan masyarakat dalam
membina tanggung jawab sosial dan upaya apa yang dilakukan community civics
dalam membina tanggung jawab sosial. Hal tersebut
dilakukanuntukmemperolehinformasiyang
seutuhmungkindenganmemperhatikantingkatpeluangkapandandimana
sertakepadasiapapenelitisebagaiinstrumendapatmenggali,mengkaji,
memilih,mengorganisasikan, dan mendeskripsikaninformasiselengkap mungkin.
Senada dengan pendapat diatas menurut Sugiono (2011:227) menyatakan
“dalam observasi partisipatif peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian”.
Artinya sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data. Dengan obervasi ini diharapkan data yang diperoleh
akan lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang nampak.
Susan Stainback 1988 (dalam Sugiono, 2011: 227) menyatakan “in
participant observation, the researcher what people do, listen to what they say,
and participates in their activities’. Dalam observasi partisipatif, peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan,
dan berpartipasi dalam aktivitas mereka.
Ada beberapa manfaat dilakukannya suatu observasi. Menurut Patton
(Sugiono, 2011:228), menyatakan bahwa manfaat observasi adalah:
a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami
konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh
pandangan yang holistik atau menyeluruh.
b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak
dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan
induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak
diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu,
karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan
106 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dalam wawancara.
d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak
akan terungkapkan oleh respon dalam wawancara karena bersifat sensitif
atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi
responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih
komprehensif.
f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan
daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan
merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.
Diharapkan dengan melakukan observasi peneliti dapat memperoleh data
yang valid, sehingga hasil yang diperoleh memang benar-benar sesuai dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang yang
dilakukan secara langsung. Esterberg 2002 (Sugiono, 2011:231) mendefinisikan
interview sebagai:”a meeting of two person to exchange information and idea
throung question and responses, resulting in communication and joint
construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.
Menurut Cresswel (2010: 267) menyatakan:
Dalamwawancarakualitatifpenelitidapatmelakukanface to face interview
(wawancaraberhadaphadapan) denganpartisipan,
mewawancaraimerekadengantelepon, atauterlibatdalamfacus group
interview
(interviewdalamkelompoktertentu)yangterdiridarienamsampaidelapanpartisi
panperkelompok. Wawancara-
wawancarasepertiinitentusajamemerlukanpertanyaan-pertanyaan yang
secaraumumtidakterstruktur (unstructed) danbersifatterbuka (open-ended)
yang dirancanguntukmemunculkanpadangandanopinidaripartisipan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu
kegiatan yang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung antara dua
orang untuk memperoleh informasi tertentu. Dengan melakukan
wawancaramendalaminidiharapkandapatdiperolehbentuk-
107 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bentukinformasitertentudarisemuarespondendengansusunankatadan
urutanyangdisesuaikandenganciri-cirisetiapresponden. Metode ini memungkinkan
pihakyangdiwawancaraiuntukmendefinisikandirinya
sendiridanlingkungannya,untukmenggunakanistilah-istilahmereka
sendirimengenaifenomenayangditeliti,tidaksekedarmenjawab pertanyaan.
Teknikpengumpulandatainiberdasarkanpadalaporantentangdiri
sendiriatauself-report,atausetidak-tidaknyapadapengetahuanatau
keyakinanpribadi. Menurut Lincoln and Guba (Sugiono, 2011: 235) menyatakan
langkah-langkahdalampenggunaanwawancarauntuk
mengumpulkandatadalampenelitiankualitatif,yaitu:
a . Menetapkan kepadasiapawawancaraituakandilakukan,
b . Menyiapkanpokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan
c . Mengawali dan membuka alur wawancara
d . Melangsungkanalurwawancara
e . Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
f . Menuliskanhasil wawancarakedalamcatatanlapangan,
g . Mengidentifikasitindaklanjut hasil wawancarayang telah diperoleh.
Menurut Sugiono (2011: 239) supaya hasil wawancara dapat terekam
dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada
informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat-alat sebagai berikut:
a. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan denga
sumber data.
b. Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau
pembicaraan. Penggunaan tap recorder dalam wawancara perlu
memberi tahu kepada informan apakah dibolehkan atau tidak.
c. Kamera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan
pembicaraan dengan informan/sumber data.
Untuk memperoleh data yang valid maka responden yang akan
diwawancarai yaitu: Direktur, Ketua Divisi Advokasi dan Kolaborasi, dan Ketua
Divisi Riset dan Kampanye dari LSM WALHI, organisasi sosial (WVI, KSM
Cahaya Maju, Riak Bumi), masyarakat Kota Pontianak, dan Badan Lingkungan
Hidup Daerah/Kota Pontianak.
3. StudiDokumentasi
108 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Studidokumentasimerupakansalahsatusumberdatapenelitian
kualitatifyangsudahlamadigunakan,karenasangatbermanfaat.Cresswell (2010;269-
270)menyatakan bahwa:
Pengumpulandatadalamkualitatifmelaluidokumendapatdilakukanmelaluido
kumenpublic(sepertiKoran,majalah,laporankantor)
ataupundokumenprivat(bukuharian,diary,surat,email)danmateriaudio
visualberupafoto,objek-objek,seni,videotapeatausegalajenissuaraataubunyi.
Menurut Sugiono (2011: 240) menyatakan bahwa “dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbetnuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang”. Pendapat Bogdan (Sugiono, 2011:
240) tentang dokumen yaitu: “ puslish autobiographies provide a readiley
available source of data for the discerning qualitative research”. Artinya hasil
penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya
tulis akademik dan seni yang telah ada. Studi
dokumentasimerupakanpelengkapdaripenggunaanmetodeobservasidan wawancara
dalam penelitian kualitatif.
4. Triangulasi
Menurut Sugiono (2011:241) menyatakan bahwa “triangulasi sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik, bearti
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi
partisipasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang
sama secara serempak.
Menurut Susan Stainback 1988 (Sugiono, 2011: 241) menyatakan bahwa:
“the aim is not to determine the truth about some social phenomenon, rather the
purpose of triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being
investigated”. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang
beberap fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap
apa yang telah ditemukan.
109 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jadi melalui triangulasi dapat menjadikan penelitian benar-benar kridibel
yaitu dengan menggunakan berbagi teknik pengumpulan data dan berbagai
sumber.
5. StudiLiteratur
Studi literatur, yaitualatpengumpuldatauntukmengungkapkan
berbagaiteoriyangrelevandenganpermasalahanyangsedangdihadapiatau diteliti
sebagai bahanpembahasan hasil penelitian. Faisal (992:30) mengemukakan bahwa
“hasil studi literaturbisa dijadikan masukan danlandasandalammenjelaskan
danmerincimasalah-masalahyangakanditeliti,
termasukjugalatarbelakangmengapamasalahtadipentingditeliti”.Teknik studi
literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah mempelajari
sejumlahliteraturyangberupabuku,jurnal,suratkabardansumber-sumber
kepustakaanlainnyagunamendapatkaninformasi-informasiyangmenunjang
danberhubungandenganpembinaan tanggung jawab warga negara, communtiy
civics, sungai, peraturan-peraturan tentang lingkungan dan LSM.
F. Teknik Analisis Data
Analisisdatadalam penelitian kualitatifdilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dilapangan (Sugiono, 2011:
245). Adapun teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
yaitu model Miles dan Huberman. Menurut Miles and Huberman (2007)
mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas
dalam analisis data yaitu
reduksidata,sajiandata,danpenarikankesimpulan/verifikasi.
Reduksidatamerupakanprosespemilihan,pemfokusan,penyederhanaan,
abstraksidantransformasiterhadapdata“kasar”yangdiperolehdaricatatan
lapangan.Reduksidatamerupakansuatubentukanalisisdatayangbertujuan
untukmenajamkan,mengelompokkan,memfokuskan,pembuanganyangtidak
perlu,danmengorganisasikandatauntukmemperolehkesimpulanfinal. Penyajian
datadilakukandenganmenyajikansekumpulaninformasiyangtersusundalam
110 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
suatukesatuanbentukyangdisederhanakan,selektifdalamkonfigurasiyang
mudahdipakaisehinggamemberikemungkinanadanyapengambilankeputusan.
Setelahdatatersajisecarabaikdanterorganisasimakadilakukanpenarikan kesimpulan
atau verifikasi.
Bagan 3.1
Komponen-komponenAnalisis Data
(Miles &Huberman, 2007: 21-22) 1. Reduksi Data
Reduksi data digunakan untuk mendeskripsikan, mengkonstuksi, catatan
lapangan. Mereduksi data bearti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Selama proses
reduksi data peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema,
reduksi data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai pada pelaporan
penelitian selesai. Reduksi data merupakan yang menajamkan untuk
Pengumpulan
data
Penyajian
data
Reduksi
data
KesimpulandanVer
ifikasi
111 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk
dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti. Reduksi data ini
dilakukan dengan cara mengelompokkan data sesuai dengan aspek-aspek
permasalahan penelitian. Dengan cara melakukan pengelompokkan tersebut maka
peneliti untuk menampilkan konstruksi data yang diperoleh.
2. Display Data
Data yang telah direduksi kemudian disajikan atau ditampilkan (display)
dalam bentuk deskripsi sesuai dengan aspek-aspek penelitian. Penyajian data ini
dimaksudkan untuk menyimpulkan informasi secara konsisten. Penyajian data
yang paling sering dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif tetapi ada juga yang disajikan dalam bentuk grafik, matrik,
network (jejaring kerja) dan chart.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan akan dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap
data yang telah dikumpulkan. Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif,
penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan cara bertahap. Pertama, manarik
kesimpulan sementara atau tentatif, namun seiring dengan bertambahnya data
maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang
telah ada. Kedua, verifikasi data juga dilakukan dengan cara meminta
pertimbangan dari pihak-pihak lain yang ada keterkaitannya dengan penelitian,
atau dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari sumber-sumber
tertentu dengan sumber-sumber lain. Akhirnya peneliti menarik kesimpulan akhir
untuk mengungkap temuan-temuan penelitian ini.
G. Keabsahan Temuan Data
Dasar keabsahan adalah jawaban atas pertanyaan, bagaimana peneliti dapat
meyakinkan audiens bahwa temuan peneliti memiliki nilai dan kegunaan:
argument apa yang dikemukakan oleh peneliti, kriteria apa yang digunakan dalam
penelitian, pertanyaan apa yang akan dijawab melalui penelitian tersebut. Menurut
Sugiono (2011:269) dalam penelitian kualitatif pengujian keabsahan data
meliputi: “creadibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal),
112 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dependability (reabilitas), dan confirmability (obyektivitas)”. Keempat kriteria ini
merupakan atribut-atribut yang membedakan penelitian kualitatif berturut-turut
dengan validitas internal, validitas eksternal, reliabilitas, dan objektivitas dalam
tradisi atau paradigma penelitian positivistik (Moleong,1996:176; Sudjana&
Ibrahim, 1989; dan Nasution, 19). Selain itu, peneliti juga melakukan triangulasi
dengan melakukan cross-check yang bertujuan untuk pemeriksaan keabsahaan
data dalam penelitian ini, yaitu membandingkan data yang terkumpul dengan cara
memeriksa kesesuaian hasil analisis dengan kelengkapan data.
Triangulasi merupakan pengecekan kebenaran data yang dikumpulkan dari
suatu sumber berdasarkan kebenarannya dari sumber-sumber lain. Sesuai dengan
konteks penelitian ini, suatu data atau informasi penelitian, dicek kebenarannya
dari sumber-sumber lain yang juga terlibat dalam penelitian ini. Selain itu,
triangulasi juga dilakukan untuk pengecekan kebenaran informasi atau data
penelitian dari berbagai sumber dan/atau teknik pengumpulan data. Misalnya,
informasi atau data yang diperoleh melalui teknik wawancara dicek kebenarannya
melalui teknik dokumentasi.
1. Ujian Kreadibilitas
Menurut Sugiono (2011: 270) menyatakan “dalam penelitian kualitatif
untuk menguji kreadibilitas datau atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan
dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,
dan membercheck.
a. Perpanjangan pengamatan bearti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru.
b. Meningkatkan ketekunan bearti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data
dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
c. Triangulasi bearti pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
d. Analisis kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda
dengan hasil penelitian hingga saat tertentu.
113 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e. Menggunakan bahan referensi adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh
rekaman wawancara, foto-foto, dan camera, handycam.
f. Mengadakan membercheck adalah proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data.
2. Pengujian Transferability
Derajat keteralihan atau transferability ini identik dengan validitas eksternal
dalam tradisi penelitian kuantitatif. Transferability yang tinggi dalam penelitian
kualitatif dapat dicapai dengan menyajikan deskripsi yang relatif banyak, karena
metode ini tidak dapat menetapkan validitas ekternal dalam arti yang tepat. Dalam
hal ini, peneliti mencoba mendeskripsikan informasi atau data penelitian secara
luas dan mendalam tentang pembinaan tanggung jawab warga negara dalam
memecahkan masalah-masalah sosial melalui community civics.Oleh karena itu
maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci,
jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
3. Pengujian Depenability
Keterandalan dalam penelitian ini identik dengan validitas internal dalam
tradisi penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini melakukan uji dependability
dengan cara menggunakan catatan-catatan tentang seluruh proses dan hasil
penelitian. Selain itu dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian.
4. Pengujian Konfirmability
Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantatif disebut dengan uji
obyektifitas penelitian. Dalam penetian kualitatif, uji konfirmability bearti
menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil
penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka
penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.
Teknik utama menentukan penegasan atau konfirmabilitas adalah melalui
audit trial (baik proses maupun produk). Teknik yang lain yaitu triangulasi dan
membuat jurnal reparatif sendiri. Dengan audit trial, peneliti dapat mendeteksi
114 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
catatan-catatan dilapangan sehingga dapat ditelusuri kembali, peneliti juga dapat
melakukan triangulasi dengan dosen pembimbing agar diperoleh penafsiran yang
akurat.Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui tahapan persiapan yang
meliputi :
a. Survey pendahuluan dan studi literatur
Sebelum menyusun rancangan penelitian, terlebih dahulu dilakukan studi
literatur dan survey pendahuluan. Melalui studi literatur dalam dokumen tentang
pembinaan, tanggung jawab, warga negara, masalah-masalah sosial, dan
community civics dan peneliti juga mengkaji penelitian terdahulu guna
mengetahui posisi penelitian peneliti sehingga sebelum penelitian peneliti
memiliki sedikit gambaran tentang apa yang harus digali dilapangan. Kemudian
untuk memantapkan substansi permasalahan terutama pada proses
implementasinya dilakukan survei pendahuluan ke LSM WALHI Kota Pontianak.
b. Menyusun rancangan penelitian
Berdasarkan hasil survei pendahuluan, selanjutnya disusun rancangan
penelitian untuk diajukan kepada tim peniliai dalam forum seminar pra-desain.
permasalahan yang diajukan pada prinsipnya disetujui.
c. Mengurus perizinan
Prosedur yang ditempuh dalam hal ini memperoleh izin penelitian adalah
sebagai berikut :
1) Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada
ketua program studi Pendidikan Kewarganegaraan pascasarjana, selanjutnya
diteruskan kepada asisten direktur I untuk mendapatkan surat rekomendasi
dari kepala BAAK UPI yang secara kelembagaan mengatur segala jenis
urusan administrasi dan akademis.
2) KepalaLSM WALHI, mengeluarkansuratrekomendasiizinpenelitian.
Padahakikatnya,teknikutamauntukmenentukanderajatpenegasanatauconfirm
ability(obyektivitas)adalahdengancaramelakukanaudit-trail,baik
terhadapprosesmaupunmendeteksicatatan-catatanlapangansehinggadapat
115 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ditelusurikembalidenganmudah.Selainitu,penelitijugamelakukantriangulasi untuk
memperoleh penafsiran yang akurat.
H. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian Di Lapangan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap orientasi,
tahap eksplorasi dan tahap member check.
1. Tahap Orientasi
Tahap orientasi pada penelitian ini dilakukan sejak memasuki lapangan
penelitian, untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik-karakteristik yang
akan dikaji sehubungan dengan fokus masalah. Peneliti melakukan pendekatan
dengan ketua LSM WALHI, Devisi Advokasi dan Publikasi WALHI beserta staff,
Badan Lingkungan Hidup, dan organisasi sosial lainnya yang ada berkaitan
dengan pembinaan tanggung jawab warga negara yang dilakukan oleh LSM
WALHI dalam penanggulangan pencemaran Sungai Kapuas .
Pada tahap awal ini peneliti tidak langsung membicarakan mengenai
masalah penelitian, tetapi lebih banyak menampung berbagai permasalahan atau
informsi yang diungkapkan ketua LSM WALHI, Devisi Advokasi dan Publikasi
WALHI beserta staff, Badan Lingkungan Hidup, dan organisasi sosial lainnya
yang ada berkaitan dengan penanggulangan pencemaran Sungai Kapuas.
Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti ini akan menghasilkan suatu kondisi
dimana pada akhirnya informan menganggap peneliti sebagai bagian dari
lingkungan mereka. Dengan demikian, ketika peneliti memasuki tahap eksplorasi,
tidak lagi terjadi kecangungan-kecangungan dikalangan para ketua LSM WALHI,
Devisi Advokasi dan Publikasi WALHI beserta staff, Badan Lingkungan Hidup,
dan organisasi sosial lainnya.
2. Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjawab
pertanyaan penelitian melalui wawancara. Observasi dan studi dokumentasi
penulis melakukan wawancara dengan ketua ketua LSM WALHI, Devisi
Advokasi dan Publikasi WALHI beserta staff, Badan Lingkungan Hidup, dan
116 Rohani, 2013 Pembinaan Tanggung Jawab Warga Negara Dalam Memecahkan Masalah-masalah Sosial Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Kemasyarakatan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
organisasi sosial lainnya selain menggunakan buku catatan penulis juga
mengambil data dokumentasi
3. Tahap member-check
Tahap member-check merupakan kegiatan yang tidak dapat diabaikan,
karena yang dilaporkan oleh peneliti harus sejalan dengan apa yang diungkapkan
oleh informan. Dalam tahap member-check dilakukan pemantapan informasi atau
datapenelitianyangtelahterkumpulselamatahapeksplorasiataustudilapangan,
dengandemikianhasilpenelitiannyadapatdiharapkanmemilikitingkat
kredibiritas,transferabilitas,dependabilitas,dankonfirmabilitasyangtinggi.
Dalamkaitanitu,datayangdiperolehmelaluipenggunaanteknikwawancara
dibuatdalambentuktranskrip.Demikianjugahalnyadengandatayangdiperoleh
melaluipenggunaanteknikstudidokumentasi,dandatayangdiperolehmelalui
teknikobservasidibuatdalambentukcatatan-catatanlapangan.Kemudian,
penelitimenunjukkannyakepadainformanpenelitian.Penelitimemintamereka
membacadanmemeriksakesesuaianinformasinyadenganapayangtelah
dilakukan.Apabiladitemukanadainformasiyangtidaksesuai,makapeneliti
harussegeraberusahamemodifikasinya,apakahdengancaramenambah, mengurangi,
atau bahkan menghilangkannya.
Pelaksanaan member-check ini dilakukan pada saat penelitian
berlangsung,dansifatnyasirkulersertaberkesinambungan.Artinya,setelahdata
diperoleh,langsungdibuatdalambentuktranskrip,kemudiandikonfirmasikan
kepadainformanpenelitianuntukdiperiksakesesuaiannya,kemudiandilakukanmodifi
kasi, perbaikan atau penyempurnaan sampai kebenarannya dapat dipercaya.