BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat...
-
Upload
trinhtuyen -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat...
39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan Desember
2011 bertempat di SMK PGRI 02 Salatiga. Berikut adalah jadwal penelitian di SMK
PGRI 02 Salatiga :
No. hari Tanggal Keterangan
1. Rabu 3 Agustus 2011 Uji coba instrument
2. Senin 15 Agustus 2011 Pretest penelitian
3. Senin 3 Oktober 2011 Pertemuan pertama
4. Sabtu 8 Oktober 2011 Pertemuan kedua
5. Rabu 12 Oktober 2011 Pertemuan ketiga
6. Selasa 18 Oktober 2011 Pertemuan keempat
7. Sabtu 29 Oktober 2011 Pertemuan kelima
8. Senin 14 November 2011 Pertemuan keenam
9. Selasa 22 November 2011 Pertemuan ketujuh
10. Sabtu 26 November 2011 Pertemuan kedelapan
11. Senin 28 November 2011 Postest penelitian
Tabel 3.1. Jadwal penelitian di SMK PGRI 02 Salatiga
40
3.2. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis eksperimen.
Penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu atau quasi eksperimen
yaitu dengan memasangkan subjek melalui pre test - post test dan kelompok kontrol
(dalam Ardhana, 2008). Kelompok ekperimen adalah kelompok yang akan diberi
perlakuan (bimbingan kelompok dengan metode bermain peran) sedangkan kelompok
kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan sama sekali. Penelitian dilakukan
dengan cara memberikan perlakuan pada individu, dengan tujuan untuk mengetahui
akibat dari pemberian perlakuan tersebut terhadap perilaku individu yang diamati.
Manipulasi atau perlakuan yang dilakukan berupa tindakan tertentu kepada kelompok
dan setelah itu dilihat pengaruhnya. Karakteristik pertama yang selalu ada dalam
penelitian eksperimen adalah adanya tindakan manipulasi variabel yang secara
terencana dilakukan oleh si peneliti.
kelompok Nama test treatment Nama test
eksperiment Pre-test X ( bermain Peran / role play) Post-test
kontrol Pre-test ----------------------- Post-test
Tabel 3.2. Pola Kelompok Penelitian
Keterangan :
a. Pre-test (pengukuran/ observasi pertama, Empati sebelum diberi layanan
bimbingan kelompok dengan metode bermain peran (role play).
b. X : Perlakuan (Metode role play).
41
c. Post-test/kondisi setelah perlakuan (pengukuran/observasi kedua, empati sesudah
diberi layanan bimbingan kelompok dengan metode bermain peran dengan
menggunakan tenyang sama dengan pengukuran yang pertama).
Untuk memperjelas eksperimen dalam penelitian ini, disajikan tahap-tahap
rancangan ekpserimen, yaitu :
a. Melakukan pre-test adalah pemberian tes kepada sampel penelitian sebelum
diadakan perlakuan layanan bimbingan kelompok dengan metode bermain peran (role
play).
b. Memberikan perlakuan (treatment) adalah pemberian layanan dan perlakuan
dengan layanan bimbingan kelompok, yang akan diberikan sebanyak 7-8 kali pertemuan
dengan durasi sekitar 45-60 menit.
c. Melakukan observasi dan mencatat hasil dari tiap treatment.
d. Melakukan post-test sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok dengan
tujuan mengetahui hasil apakah layanan bimbingan kelompok dengan metode bermain
peran (role play) efektif.
Dalam penelitian ini manipulasi dilakukan dengan layanan bimbingan kelompok
dengan menggunakan metode bermain peran (role play). Sedangkan pengaruhnya
dilihat setelah kegiatan bimbingan kelompok, dengan membandingkan antara hasil pre-
test dan post-test yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Fungsi kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui perbedaan yang mungkin tanpak
antara kelompok yang belum diberi treatment dengan kelompok yang sudah diberi
treatment( kelompok treatment).
42
Baik kelompok treatment dan kelompok kontrol diberi tes awal (pre-test) dan tes
akhir(post-test), yaitu berupa tes angket empati.
3.3. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan administrasi
perkantoran( 2 kelas) di SMK PGRI 02 Salatiga, dengan jumlah sampel siswa sebanyak
24 siswa dari 73 siswa. Dari 24 sampel siswa akan dibagi menjadi dua, yaitu 12 siswa
sebagai kelompok eksperiment dan 12 siswa sebagai kelompok kontrol. Cara
pengambilan subyek penelitian menggunakan tehnik purposive sampling, Sesuai dengan
namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu
diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu
tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.
3.4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto 2002). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu
variabel independen dan dependen. Variabel independen/bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau penyebab. Pada penelitian ini, sebagai variabel independen adalah
bimbingan kelompok dengan metode role play. Sedangkan Varabel dependen /terikat
adalah variabel yang keberadaannya bergantung pada variabel bebas. Pada penelitian ini
variabel dependen adalah empati
43
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka untuk memperoleh data, maka penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
3.5.1. Metode Observasi (Pengamatan)
Metode observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data
dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian
untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi
yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis
dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis, 1995: 63). Teknik observasi yang
penulis gunakan adalah metode observasi langsung, artinya penulis terjun langsung
dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan di SMK PGRI 02 khususnya kelas
administrasi perkantoran untuk mendapatkan data, data yang dikumpulkan dengan
metode ini adalah pengamatan layanan BK, dan masalah-masalah khususnya yang
berhubungan dengan empati teman sebaya siswa yang sering muncul.
3.5.2. Inventori empati
Dalam penelitian ini menggunakan inventori empati dari Eisenberg. Penelitian ini
menggunakan inventori empati yang disusun oleh Eisenberg (2002) terdiri dari 22 item
pernyataan. Prosedur pengisian Angket empati sangat mudah dan sederhana. Responden
diminta memilih jawaban “Sangat Tidak Setuju” (STS), “Tidak Setuju” (TS), “Setuju”
(S) dan “Sangat Setuju” (SS) terhadap item pernyataan yang tercantum pada angket
tersebut sesuai dengan keadaan dirinya. Pemberian skor pada setian item inventori :
44
4. Skor 4 untuk jawaban SS ( sangat setuju )
5. Skor 3 untuk jawaban S ( setuju )
6. Skor 2 untuk jawaban TS ( tidak setuju )
7. Skor 1 untuk jawaban STS sangat tidak setuju
3.5.3. Skala Empati
Konsep Sub Konsep
Indikator Sub Indikator No Item
Empati adalah sebuah respons afektif, penangkapan atau pemahaman keadaan emosi, dan memahami dan menginterprestasikan perasaan orang lain
1. Empati kognitif
1.1 Membayangkan perasaan orang lain
1.2 Memahami
keadaan orang lain
1. marah atau tersinggung terhadap seseorang
2. mengetahui suasana hati orang tua dengan melihat raut wajah mereka.
3. mengetahui seseorang sedang bahagia atau sedih melalui nada suara
1. mengetahui apakah
seseorang sedang senang dengan menatap wajah orang tersebut.
2. memperhatikan orang-orang membuka hadiah
3. berfikir dengan hati-hati tentang apa yang orang lain katakana
4. memperhatikan perasaan tidak bahagia orang lain
5. menebak akhir kalimat orang lain
6. berfikir jika setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda
7. mengetahui dari pandangan wajah orang tua, apakah ini waktu yang tepat untuk meminta sesuatu dari mereka
1 5 9 2 3 4 6 7 11 12
�
�
2. Empati Afektif
Mengalami perasaan emosional orang
1. sedih saat melihat seseorang anak sedang sendirian
2. melihat seorang anak yang sedang menagis merasa
13 14
45
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
lain ingin ikut menangis 3. menangis ketika menonton
acara televisi 4. menjadi gundah ketika
melihat seorang anak terluka 5. beberapa lagu membuat
perasaan begitu sedih 6. merasakan orang lain yang
sedang menderita 7. ingin memberi sesuatu
kepada orang miskin 8. merasa terganggu ketika
melihat orang lain diganggu 9. merasa tidak nyaman ketika
orang tua tersinggung. 10. sedih ketika melihat
binatang sedang disakiti. 11. mengetahui akhir cerita dari
banyak film maupun buku-buku
12. mengerti keadaan orang lain dengan melihat dari sudut pandang orang tersebut
15 16 17 18 19 20 21 22 10 8
Tabel. 3.3. Kisi-kisi Skala Penilaian Penyusunan Empati
3.6. Tahap-Tahap Operasional Bermain Peran ( Role Play)
Dalam penelitian ini jenis bermain peran yang digunakan yaitu Peranan ulangan
(role-play repetition). Peranan utama dalam suatu drama atau simulasi dapat
dilakukan oleh setiap siswa secara bergiliran peran. Siswa diminta memerankan sebuah
simulasi dengan menyertakan beberapa siswa sebagai pengamat, dan peran dalam
simulasi tersebut diperankan secara bergantian atau rotasi.
46
Dengan mengutip dari Shaftel dan Shaftel, E. Mulyasa (2003) mengemukakan
tahapan pembelajaran bermain peran meliputi :
a. menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik.
b. memilih peran.
c. menyusun tahap-tahap peran.
d. menyiapkan pengamat.
e. menyiapkan format pengamat.
f. tahap pemeranan.
g. diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I
h. pemeranan ulang.
i. diskusi dan evaluasi tahap II
j. membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.
3.7. Sistematika dan Rencana Penilainan Pelaksanaan Bermain peran (Role play)
3.7.3. Panduan sistematika bermain peran
Role playing (bermain peran) merupakan suatu teknik pembelajaran untuk
menghadapi proses pemikiran dan perasaan yang majemuk secara efektif.
Sedangkan pengertian metode role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Konsep dasar bermain peran untuk meningkatkan empati adalah memainkan suatu
skenario yang diambil dari kehidupan sehari-hari dengan menghubungkan aspek
kognitif dan afektif siswa yang diperankan secara bergantian.
47
3.7.4. Tujuan
Tujuan umum dari bermain peran ini adalah suatu metode pembelajaran untuk
meningkatkan empati siswa dengan menggunakan Peranan ulangan (role-play
repetition).
Tujuan khusus metode bermain peran adalah :
• Siswa terampil dalam pembelajaran bermain peran.
• Siswa mampu menguasai teknik bermain peran.
• Mampu megembangkan aspek empati yang meliputi kognitif dan afektif siswa.
• bermain peran mendorong penggunaan berpikir kritis karena melibatkan analisis
dan pemecahan masalah.
3.7.5. Sasaran
Sasaran dari pemberian layanan ini adalah sampel siswa kelas XII jurusan
Administrasi Perkantoran SMK PGRI 02 Salatiga yang mempunyai skala penilaian
empatinya rendah. Siswa –siswa tersebut akan diberi layanan bimbingan kelompok
dengan menggunakan metode bermain peran.
48
3.7.6. Sistematika pelaksanaan bermain peran ( role play ).
Pertemuan ke
Materi Indikator Uraian Kegiatan waktu
Pertemuan 1
Empati dan role play
- Siswa mampu memahami pengertian empati dan role play
- Siwa mampu menangkap infirmasi yang diberikan oleh penulis.
- Peneliti memberikan materi dan penjelasan empati dan role play kepada subyek penelitian
- Tanya jawab
45-60 menit
Pertemuan 2
Permainan peran
- Siswa mampu membayangkan perasaan orang lain
- Siswa mampu berimajinasi terhadap sudut pandang orang lain
- Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain
peran - Evaluasi - Pemeranan ulang
secara bergantian
45-60 menit
Pertemuan 3
Permainan peran
- Siswa mampu membayangkan perasaan orang lain
- Siswa mampu berimajinasi terhadap sudut pandang orang lain.
- Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain
peran - Evaluasi - Pemeranan ulang
secara bergantian
45-60 menit
Pertemuan 4
Permainan peran
- Siswa mampu memahami keadaan orang lain
- Siwa mampu mengambil perspektif orang lain
- Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain
peran - Evaluasi - Pemeranan ulang
secara bergantian
45-60 menit
49
Pertemuan 5
Permainan peran
- Siswa mampu memahami keadaan orang lain
- Siwa mampu mengambil perspektif orang lain
- Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain
peran - Evaluasi - Pemeranan ulang
secara bergantian
45-60 menit
Pertemuan 6
Permainan peran
- Siwa mampu mengalami perasaan emosional orang lain
- Siswa mampu merasakan perasaan emosional orang lain
- Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain
peran - Evaluasi - Pemeranan ulang
secara bergantian
45-60 menit
Pertemuan 7
Permaian peran
- Siwa mampu mengalami perasaan emosional orang lain
- Siswa mampu merasakan perasaan emosional orang lain
- Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain
peran - Evaluasi - Pemeranan ulang
secara bergantian
45-60 menit
Pertemuan
8
Pemantapan - Evaluasi
pertemuan 1-7
- Evaluasi 45-60 menit
Tabel. 3.4. Sistematika Pelaksanaan Role play
50
• Pertemuan 1 : Pembentukan kelompok dan pemberian materiKegiatan ini
merupakan kegiatan awal pertemuan dalam pelatihan bermain peran. Tujuannya adalah
agar terjadinya dinamika kelompok, di mana konselor dan remaja saling berkenalan satu
sama lain sehingga terjalin ikatan dalam kelompok, dan juga pemberian materi serta
informasi tentang materi empati dan bermain peran.
Pertemuan 2 – 7 : Pelaksanaan Bermain peran. Dalam pertemuan 2-7 ini, siswa sudah
mulai mempraktekkan role play dengan indikator scenario yang berbeda. Mula-mula
siswa diberikan pencelasan dari scenario dan setelah itu pembagian peran. Dari
pemeranan role play, disisakan 2 siswa sebagai tim penilai, dan dalam pergantian peran,
tim penilai ini jug berganti siswa, jadi semua dapat merasakan tokoh utama dan tim
penilai. Setiap pertemuan ini akan dilaksanakan satu kali scenario dan diulang dengan
peran yang bebeda. Setelah melakukan role play sesuai dengan scenario maka setelah
itu melakukan evaluasi dan penjelasan dari scenario tersebut.
Dalam pemeranan role play diambil 6 kali permainan karena dalam kisi-kisi
instrument dari Eisenberg terdapat tiga indikator yaitu, memahami perasaan orang lain,
membayangkan perasaan emosional orang lain dan, mengalami perasaan emosional
orang lain. Setiap indikator diisi denga dua skenario,dan setiap 1 kali pertemuan
memainkan satu skenario.
• Pertemuan 8 : Evaluasi dan Pemantapan
Pertemuan 8 ini adalah pertemuan yang terahkir dalam melakukan praktek metode
role play. Dalam pertemuan ini berisikan evaluasi dari hasil-hasil kekurangan dan
51
manfaa role play yang telah dilaksanakan, serta pemantapan siswa tentang makna dan
manfaat role play dalam penggunaan empati di kehidupan sehari-hari.
3.7.7. Rencana Penilainan
Mempertimbangkan penilaian tim penilai yang diambil dari siswa itu sendiri, dan
juga penilaian peneliti, siswa dianggap bisa dan mampu memerankan dengan baik role
play jika :
a. Melalui metode role play, siswa mampu menangap dan memahami empati secara
mendalam.
b. Siswa mampu memerankan simulasi role play dengan totalitas dan lancar,
termasuk menangkap sifat-sifat dalam tokoh simulasi tersebut.
c. Siswa mampu menangkap aspek-aspek, manfaat dan fungsi empati yang
terkandung dalam simulasi role play.
Dalam penelitian ini, penilaian yang dilakukan tidaklah menjadi patokan dan
harga mati siswa dalam menangkap makna dan intisari dalam bermain peran untuk
meningkatkan empati siswa. Tetapi yang terpenting adalah siswa mampu menangkap
dam mengaplikasikan aspek-aspek empati kedalam kehidupan sehari-hari.
3.8. Reliabilitas dan validitas inventori empati
Sebelum penulis melakukan penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrument yang akan digunakan untuk penelitian. Guna untuk mengetahui validitas
(kesahian item) dan reliabelitas (keandalan item) instrument. Uji coba instrument
52
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 3 Agustus 2011, pada jam 10.00 di kelas XII.C
Akuntansi, dengan jumlah 32 siswa.
Hasil uji validitas dan reliabelitas dapat terlihat pada tabel dibawah ini :
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 56.9375 73.544 .265 .871
item2 57.2188 68.951 .568 .858
item3 56.9063 68.023 .594 .857
item4 56.8750 68.887 .356 .867
item5 56.8125 68.544 .580 .857
item6 56.9688 69.773 .440 .862
item7 57.4063 69.668 .510 .860
item8 56.9063 68.023 .594 .857
item9 57.1563 70.910 .287 .868
item10 56.8438 68.523 .612 .857
item11 56.7188 71.370 .372 .864
item12 57.0000 71.355 .335 .865
item13 56.9063 70.023 .404 .863
item14 56.9688 66.612 .658 .854
item15 56.9375 73.028 .248 .867
item16 56.9375 69.609 .489 .860
item17 56.9688 70.870 .267 .870
item18 56.8125 69.899 .544 .859
item19 56.7188 67.628 .712 .854
item20 56.7188 71.951 .296 .867
item21 56.5313 71.418 .316 .866
item22 56.8750 68.048 .692 .855
Tabel 3.5. Validitas dan Reliabelitas Instrumen Empati
53
3.8.3. Validitas
Menurut Azwar (1997) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam
melakukan fungsi ukurnya. (Azwar, 2000) juga mengatakan Suatu item dikatakan valid
bila item tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya atau memberi hasil ukur yang
sesuai dengan maksud pengukuran tersebut..� .Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung
pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki
dengan tepat.
Validitas item dianalisis dengan Corrected Item Total Correlation yang menurut
Ali (1995) dapat dikatakan valid jika batasan r � 0,20 dengan kategori sebagai berikut :
0,00 – 0,20 : tidak valid
0,21 – 0,40 : validitas rendah
0,41 – 0,60 : validitas sedang
0,61 – 0,80 : validitas tinggi
0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi
Tabel uji validitas item empati bisa dilihat dalam table di bawah ini :
ITEM CORRECTED ITEM- TOTAL
CORRRELATION
KETERANGAN ITEM
Item 1 .265 Item valid
Item 2 .568 Item valid
Item 3 .594 Item valid
Item 4 .356 Item valid
Item 5 .580 Item valid
Item 6 .440 Item valid
Item 7 .510 Item valid
54
Item 8 .594 Item valid
Item 9 .287 Item valid
Item 10 .612 Item valid
Item 11 .372 Item valid
Item 12 .335 Item valid
Item 13 .404 Item valid
Item 14 .658 Item valid
Item 15 .248 Item valid
Item 16 .489 Item valid
Item 17 .267 Item valid
Item 18 .544 Item valid
Item 19 .712 Item valid
Item 20 .296 Item valid
Item 21 .316 Item valid
Item 22 .692 Item valid
Tabel 3.6. Validitas Item Empati
Berdasarkan uji Corrected Item-Total Correlation atau validitas item diperoleh
koefisien korelasi terendah r adalah 0,248 dan koefisien tertinggi r = 0,712 dengan
demikian 22 item tersebut dinyatakan valid karena koefisien korelasi per satuan item >
0,20. Item angket empati dapat digunakan untuk penelitian
3.8.4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana alat ukur dapat memberikan hasil relatif sama
bila pengukuran kembali dilakukan terhadap subjek yang sama (Azwar, 1997). Alat
ukur yang reliabel yaitu apabila alat ukur itu digunakan untuk mengungkap masalah
yang sama walaupun untuk waktu yang berbeda memberikan hasil yang relatif sama.
apabila dalam pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh
55
hasil yang relatif sama selama dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah
dan dikatakan reliabel jika besarnya korelasi minimal α > 0.70.
Untuk mengetahui alat ukur reliabel, George dan Mallery (1995)
mengemukakan bahwa :
α > 0,9 sangat bagus (excellent)
α > 0,8 bagus (good)
α > 0,7 dapat diterima (acceptable)
α > 0,6 dapat dipertanyakan (questionable)
α > 0,5 jelek (poor)
α < 0,5 tidak dapa diterima (unacceptable)
Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.867 ( good) 22
Tabel 3.7. Reliabilitas instrument empati
56
Tabel uji reliabelitas item empati :
ITEM Cronbach's Alpha if Item Deleted
KETERANGAN ITEM
Item 1 .871 good Item 2 .858 good�
Item 3 .857 good�
Item 4 .867 good�
Item 5 .857 good�
Item 6 .862 good�
Item 7 .860 good�
Item 8 .857 good�
Item 9 .868 good�
Item 10 .857 good�
Item 11 .864 good�
Item 12 .865 good�
Item 13 .863 good�
Item 14 .854 good�
Item 15 .867 good�
Item 16 .860 good�
Item 17 .870 good�
Item 18 .859 good�
Item 19 .854 good�
Item 20 .867 good�
Item 21 .866 good�
Item 22 .855 good�
Tabel 3.8. Reliabelitas Item Impati
57
Berdasarkan uji reliabilitas instrument empati, diperoleh koefisien reliabilitas
alpha cronbach’s α = 0,867 > 0,7. Maka instrument yang digunakan termasuk dalam
kategori bagus (good).
3.9. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann
Whitney yaitu untuk melihat perbedaan nilai kelompok eksperimen/ percobaan pada tes
awal ( pre- test) dan tes akhir (post- test). Uji Mann Whitney mensyaratkan skala data
ordinal dalam pengujiannya (Sugiyono, 2010:153) dan skala data yang digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah skala data ordinal.
Dalam bidang psikologi, uji Mann Whitney salah satunya digunakan untuk
membandingkan perilaku, maka uji Mann Whitney dapat digunakan sebagai teknik
analisis dalam penelitian ini. Dalam analisis ini, penulis dibantu dengan program SPSS
17.0 for windows.
�