BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Penelitian dan ......perpustakaan, 1 toilet guru dan 4 toilet...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Penelitian dan ......perpustakaan, 1 toilet guru dan 4 toilet...
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Seting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran
2013/2014 di SDN 1 Reco Kertek Wonosobo. Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas IV yang berjumlah 29 siswa dengan 10 siswa laki-laki dan 19 siswa
perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian
ini dilakukan untuk memecahkan masalah di kelas.
Siswa yang ada di SDN 1 Reco Kertek Wonosobo ini memiliki karakteristik
sebagai berikut: Sebagian besar siswa baerasal dari keluarga yang bermata
pencaharian petani dan beberapa ada yang pegawai. Motivasi belajar yang
dimiliki siswa juga kurang karena orang tua kurang memperhatikan apakah
anaknya sudah belajar apa belum.Waktu belajar yang dimiliki siswa juga kurang,
dimana sebagian besar siswa sehabis pulang sekolah membantu orang tuanya
untuk bekerja di ladang.
SDN 1 Reco Kertek Wonosobo adalah sekolah yang terletak di kaki gunung
yaitu gunung Sindoro. Meskipun terletak di kaki gunung sekolah ini tidak jauh
dari jalan raya sehingga akses trasnportasinya juga mudah. Meskipun terletak di
kaki gunung infrastruktur yang dimiliki sekolah cukup lengkap. Dimana sekolah
memiliki 8 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang kantor guru, 1
perpustakaan, 1 toilet guru dan 4 toilet siswa, 1 lapangan upacara yang cukup
luas. Selain itu luas area yang dimiliki SDN 1 Reco ini sangat luas jika didirikan
2-3 ruang kelas pun masih cukup.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebasnya yaitu pendekatan scientific dan variabel terikatnya
yaitu hasil belajar tema keanekaragaman hewan dan tumbuhan.
27
Pendekatan pembelajaran scientific adalah pendekatan pembelajaran dengan
langkah-langkah siswa menyimak, siswa menanya, siswa menyimak, siswa
menalar, siswa mencoba, dan siswa membuat jejaring.
Hasil belajar adalah besarnya total skor atau angka yang diperoleh melalui
pengukuran baik itu tes dan non tes (siswa menyimak, siswa menanya, siswa
menalar, siswa mencoba, siswa berdiskusi kelompok, dan siswa melakukan
presentasi dengan tema keanekaragaman hewan dan tumbuhan). Bobot skor pada
tes adalah 50% dan non tes 50%.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
mengunakan model spiral dari C.Kemmis dan Mc.Taggart. Prosedur penelitian
melalui 3 siklus yang terdiri dari 3 tahap yakni Planning (Perencanaan Tindakan),
Acting (Implementasi Tindakan), dan Observasing (Observasi) serta Reflecting
(Refleksi) (Supardi,2007:117). Secara tergambar, prosedur penelitian inidisajikan
melalui gambar 3.1 PTK Model Spiral dari C. Kemmis & Mc Taggart di bawah
ini.
Gambar 3.1
PTK Model Spiral dari C. Kemmis & Mc Taggart
28
Pelaksanaan penelitian
1. Siklus 1
Dalam siklus 1 kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk
mengatasi permasalahan yang timbul pada pra siklus. Setiap siklus dilakukan
sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan.
Kegiatan dalam tahap ini dimulai dengan penyusunan perangkat
pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terlampir
dalam (lampiran 1) yang sesuai dengan kompetensi yang ingin di capai yaitu:
Menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal.
Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,
teknologi, dan masyarakat. Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. Menyatakan pecahan ke bentuk
desimal dan persen. Menyajikan laporan tentang sumberdaya alam dan
pemanfaatannya oleh masyarakat. Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang
teknologi yang digunakan di kehidupan sehari-hari serta kemudahan yang
diperoleh oleh masyarakat dengan memanfaatkan teknologi tersebut.
Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial,
budaya, dan ekonomi. Secara rinci integrasi antar KD dengan tema
keanekaragaman hewan dan tumbuhan dapat disajikan melalui gambar 3.2.
29
Gambar 3.2
Jaring-jaring Tema Keanekaragaman Hewan dan Tumbuhan Siklus
Matematika
Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan factual
dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual
dalam bahas yang jelas dan logis
dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak
mulia.
Kompetensi Dasar:
3.7 Menentukan hasil operasi
penjumlahan dan pengurangan
bilangan desimal
4.2 Menyatakan pecahan ke
bentuk desimal dan persen
IPS Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan factual
dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual
dalam bahas yang jelas dan logis
dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar:
3.5 Memahami manusia dalam
dinamika interaksi dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi
4.5 Menceritakan manusia dalam
dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya,
dan ekonomi
IPA Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan
factual dengan cara
mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, benda-benda
yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan
factual dalam bahas yang jelas
dan logis dalam karya yang
estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar:
3.7 Mendeskripsikan hubungan
antara sumber daya alam dengan lingkungan,
teknologi, dan masyarakat
4.6 Menyajikan laporan tentang
sumberdaya alam dan
pemanfaatannya oleh masyarakat
4.7 Menyajikan laporan hasil
pengamatan tentang teknologi yang digunakan
di kehidupan sehari-hari
serta kemudahan yang diperoleh oleh masyarakat
dengan memanfaatkan
teknologi tersebut
Kelangkaan Burung
Cenderawasih
30
RPP dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan, menyiapkan format
lembar observasi untuk guru sebagai alat untuk mengamati jalannya proses
pembelajaran dan lembar observasi untuk siswa serta membuat alat evaluasi
siswa.
b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi.
Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah mengimplementasi tindakan yang
disusun dalam RPP yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan
kegiatan observasi, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang
berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh
guru kelas yang berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai
observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
c. Refleksi.
Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus
1. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-
hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat
keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan
untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus 2. Siklus 2 akan dilaksanakan untuk
memantapkan pembelajaran selanjutnya.
2. Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 dirancang apabila siklus 1 belum berhasil mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 2
merupakan perbaikan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus 1. Pelaksanaan
siklus 2 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yang terdiri dari:
a. Tahap Perencanaan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan siklus 1 yaitu
penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP (lampiran 2) yang sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni tentang Menentukan hasil operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal. Menyatakan pecahan ke bentuk
desimal dan persen. Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam dengan
31
lingkungan, teknologi, dan masyarakat . Menyajikan laporan tentang sumberdaya
alam dan pemanfaatannya oleh masyarakat. Menggali informasi dari teks cerita
petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku. Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan
sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah kosakata baku. RPP dalam siklus ini dibuat untuk 2
kali pertemuan, menyiapkan format lembar observasi untuk guru sebagai alat
untuk mengamati jalannya proses pembelajaran dan lembar observasi untuk siswa
serta membuat alat evaluasi siswa. Secara rinci integrasi antar KD dengan tema
keanekaragaman hewan dan tumbuhan dapat disajikan melalui gambar 3.3.
32
Gambar 3.3
Jaring-jaring Tema Keanekaragaman Hewan dan Tumbuhan Siklus 2
Perencanaan dalam siklus 2 ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil
refleksi pada siklus 1. Tindakan pada siklus 2 ini disertai dengan penambahan
atau apenyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada
siklus 1.
b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengimplementasi
tindakan yang disusun dalam RPP yang telah disusun dalam pembelajaran di
kelas. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan
Hewan-hewan Langka
Matematika Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan factual
dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual
dalam bahas yang jelas dan logis
dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar: 3.7 Menentukan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal
4.2 Menyatakan pecahan ke bentuk
desimal dan persen
Bahasa Indonesia 3. Memahami pengetahuan factual
dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual
dalam bahas yang jelas dan logis
dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar:
3.4 Menggali informasi dari teks
cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya
alam dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku
4.4 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan
dan sumber daya alam secara
mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata
baku
IPA
3. Memahami pengetahuan factual
dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual
dalam bahas yang jelas dan logis
dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar:
3.7 Mendeskrpisikan hubungan
antara sumber daya alam
dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4.6 Menyajikan laporan tentang
sumberdaya alam dan pemanfaatannya oleh
masyarakat
33
ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan
pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang
berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan
waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
c. Refleksi.
Kegiatan pada tahap ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus 1.
Refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan dan
kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan
serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi ini berguna untuk
menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
3. Siklus 3
Pelaksanaan siklus 3 dirancang apabila siklus 2 belum berhasil mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 3
merupakan perbaikan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya.
Pelaksanaan siklus 3 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yang terdiri dari:
a. Tahap Perencanaan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan siklus 1 yaitu
penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP yang sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai yakni tentang Menentukan hasil operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan decimal. Menyatakan pecahan ke
bentukdesimal dan persen. Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam
kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat. Melaksanakan
kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. RPP
dalam siklus ini dibuat untuk 2 kali pertemuan, menyiapkan format lembar
observasi untuk guru sebagai alat untuk mengamati jalannya proses pembelajaran
dan lembar observasi untuk siswa serta membuat alat evaluasi siswa. Secara rinci
integrasi antar KD dengan tema keanekaragaman hewan dan tumbuhan dapat
disajikan melalui gambar 3.4.
34
Gambar 3.4
Jaring-jaring Tema Keanekaragaman Hewan dan Tumbuhan Siklus 3
Perencanaan dalam siklus 2 ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil
refleksi pada siklus 1 dan 2. Tindakan pada siklus 3 ini disertai dengan
penambahan atau penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi
masalah pada siklus 2.
b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengimplementasi
tindakan yang disusun dalam RPP yang telah disusun dalam pembelajaran di
kelas. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan
ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan
pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang
berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan
waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
c. Refleksi.
Pelestarian Pohon Pinus
Matematika Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan factual
dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di
sekolah
4. Menyajikan pengetahuan factual
dalam bahas yang jelas dan logis
dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar:
3.7 Menentukan hasil operasi
penjumlahan dan pengurangan
bilangan desimal 4.2 Menyatakan pecahan ke
bentukdesimal dan persen
PPKn
Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan factual
dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah
4. Menyajikan pengetahuan factual
dalam bahas yang jelas dan logis
dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar:
3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan
sehari-hari di rumah, sekolah dan
masyarakat
4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai
warga di lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat
35
Kegiatan pada tahap ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus 2.
Refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan dan
kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan
serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi ini berguna untuk
menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan jenis data
primer (tes) dan data sekunder (non tes). Teknik tes berupa tes tertulis, sedangkan
teknik non tes berupa observasi. Teknik tes digunakan dalam memperoleh data
primer berupa hasil belajar siswa. Pada teknik ini menggunakan instrumen butir
soal yang digunakan adalah obyektif dan uraian. Teknik non tes digunakan untuk
memperoleh data sekunder dengan penilaian unjuk kerja.
3.5 Indikator Kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar sebesar β₯ 90% dengan KKM β₯ 90.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam PTK ini menggunakan analisis kuantitatif dan
kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif menggunakan teknik deskriptif
komparatif yakni dengan membandingkan hasil belajar yang berupa ketuntasan
belajar, rata-rata, skor minimum dan skor maksimum dari pra siklus, siklus 1,
siklus 2, dan siklus 3.
Uji Validitas
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual
setelah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific. Untuk
mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba
yaitu kelas IV SDN 2 Reco Kertek Wonosobo. Validitas berkenaan dengan
36
ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai
apa yang seharusnya dinilai. Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat
angka pada (Corrected Item To Total Correlation). Menurut Arikunto (2007)
menyatakakan βvaliditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Kevaalidan atau kesahihan instrumen
menurut Arikunto (2007:75) ada lima tingkatan. Distribusi tingkat validitas
instrumen yang secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.1.
Tabel 3.1
Distribusi Tingkat Validitas Instrumen
Indeks Kriteria
0,800-1,00 Sangat tinggi
0,600-0,800 Tinggi
0,400-0,600 Cukup
0,200-0,400 Rendah
0,00-0,200 Sangat rendah
Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau
tidak dalam penelitian ini. Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20,0.
Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan instrument tersebut dalam
mengukur kemampuan siswa. Rumus yang digunakan untuk mengetahui valid
atau tidaknya soal yang diujikan adalah sebagai berikut:
Rumus korelasi product moment dengan simpangan
ππ₯π¦ = π₯π¦
( ) ( ) 2 π¦ 2
π¦
ππ₯π¦ = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan (x=X - π dan y= y - π )
π΄π₯π¦ =Jumlah perkalian x dengan y
π₯2 =Kuadrat dari x
π¦2 =Kuadrat dari y
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar
37
ππ₯π¦ = π π΄ ππβ π΄π (π΄π)
ππ΄π2βπ΄π )2 ππ΄π2 β(π΄π)2
Dimana:
ππ₯π¦ = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan.
Hasil Uji Validitas
Perhitungan validitas dilakukan di kelas IV SDN 2 Reco Kertek Wonosobo
sebagai SD uji coba. Uji validitas soal objektif menggunakan korelasi product
moment dengan bantuan SPSS 20.0. Distribusi hasil uji validitas soal siklus 1
secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.2.
Tabel 3.2
Distribusi Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1
No Item R (0,02) Keterangan
Valid Tidak Valid
1 ,237 v
2 ,288 v
3 ,535 v
4 -,095 v
5 ,334 v
6 ,102 v
7 -,038 v
8 ,334 v
9 ,283 v
10 ,078 v
11 ,004 v
12 ,350 v
13 ,000 v
14 ,230 v
15 ,422 v
16 ,544 v
17 -,109 v
18 ,339 v
19 ,230 v
20 ,445 v
Jumlah 12 8
Sumber: Data primer
38
Tabel 3.2 Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 1 nampak bahwa
dari 20 soal yang diuji terdapat 8 soal yang tidak valid yakni soal nomor 4, 6, 7,
10, 11, 13, 15, dan 17. Sedangkan soal yang valid ada ada 12 soal yakni soal
nomor 1, 2, 3, 5, 8, 9, 12, 14, 16, 18, 19, dan 20. Distribusi hasil uji validitas soal
siklus 2 secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.3.
Tabel 3.3
Distribusi Hasil Uji Validitas Soal Siklus 2
No Item R Keterangan
Valid Tidak Valid
1 ,152 v
2 ,624 V
3 ,140 v
4 ,341 V
5 ,453 V
6 ,744 V
7 ,611 V
8 ,252 V
9 ,654 V
10 ,537 V
11 ,523 V
12 -,199 v
13 ,065 v
14 ,573 V
15 ,465 V
16 ,049 v
17 ,033 v
18 ,065 v
19 ,026 v
20 ,217 V
Jumlah 12 8
Sumber: Data primer
Tabel 3.3 Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 2 nampak bahwa
dari 20 soal yang diuji terdapat 8 soal yang tidak valid yakni soal nomor 1, 3, 12,
13, 17, 18, dan 19. Sedangkan soal yang valid ada ada 12 soal yakni soal nomor 2,
39
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, dan 20. Distribusi hasil uji validitas soal siklus 3
secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.4.
Tabel 3.4
Distribusi Hasil Uji Validitas Soal Siklus 3
No Item R Keterangan
Valid Tidak Valid
1 -,103 v
2 ,590 v
3 ,067 v
4 ,177 v
5 ,405 v
6 ,723 v
7 ,593 v
8 ,252 v
9 ,739 v
10 ,510 v
11 ,142 v
12 ,336 v
13 ,145 v
14 ,496 v
15 ,492 v
16 ,287 v
17 ,107 v
18 ,144 v
19 ,006 v
20 ,090 v
Jumlah 11 9
Sumber: Data primer
Tabel 3.4 Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus 3 nampak bahwa
dari 20 soal yang diuji terdapat 9 soal yang tidak valid yakni soal nomor 1, 3, 4,
11, 13, 17, 18, 19, dan 20. Sedangkan soal yang valid ada ada 11 soal yakni soal
nomor 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 15, dan 16.
40
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran
tersebut diulang. Menurut Sugiyono (2012:184) menyatakan bahwa βsuatu
instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas minimal β₯ 0,6. Adapun
rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat reliabelitas soal adalah:
π11 =
π πβ1
π π‘
2 β πππππ π‘
2
Keterangan:
R11 : koefisien reliabilitas alpha
n : jumlah siswa
1 : konstanta
ππ : proporsi tes yang menjawab benar
ππ : proporsi tes yang menjawab salah
π π‘2 : varians total
Hasil uji reliabilitas instrumen yang diolah dengan SPSS 20,0 for windows
pada saat uji instrumen tes. Distribusi hasil uji reliabelitas butir soal siklus 1
secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.5.
Tabel 3.5
Distribusi Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 1
Cronbach's
Alpha
N of Items
,628 20
Sumber: Data primer
Tabel 3.5 distribusi hasil uji reliabilitas soal siklus 1 nampak bahwa pada
kolom Cronbach's Alpha menunjukkan 0,628. Karena nilai pada kolom tersebut
bernilai 0,628 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian
yang dipakai pada tingkat reliabbilitas dapat diterima atau reliabel. Selanjutnya
hasil uji reliabelitas butir soal siklus 2 secara rinci dapat disajikan melalui tabel
3.6.
41
Tabel 3.6
Distribusi Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 2
Cronbach's
Alpha
N of Items
,746 20
Sumber: Data primer
Tabel 3.6 distribusi hasil uji reliabilitas soal siklus 2 nampak bahwa pada
kolom Cronbach's Alpha menunjukkan 0,746. Karena nilai pada kolom tersebut
bernilai 0,746 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian
yang dipakai pada tingkat reliabbilitas dapat diterima atau reliabel. Distribusi
hasil uji reliabelitas butir soal siklus 3 secara rinci dapat disajikan melalui tabel
3.7.
Tabel 3.7
Distribusi Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 3
Cronbach's
Alpha
N of Items
,745 20
Sumber: Data primer
Tabel 3.7 distribusi hasil uji reliabilitas soal siklus 3 nampak bahwa pada
kolom Cronbach's Alpha menunjukkan 0,745. Karena nilai pada kolom tersebut
bernilai 0,745 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian
yang dipakai pada tingkat reliabbilitas dapat diterima atau reliabel.
Uji Pakar
Uji pakar pada tiap siklus digunakan untuk mengetahui kelayakan setiap
butir soal uraian pada tes formatif yang akan digunakan untuk penelitian ini. Butir
soal yang diujikan sejumlah 16 butir soal yang dikonsultasikan kepada pakar 1
yaitu pakar evaluasi dan pakar 2 yaitu pakar Bahasa Indonesia.
Pakar 1
1. Buatlah setiap butir soal lebih jelas lagi, misalkan ada kata-kata yang baru
diketahui siswa supaya di jelaskan terlebih dahulu makna kata tersebut.
42
2. Soal dibuat se-efektif mungkin.
Pakar 2
1. Gunakan kata-kata yang mudah dipahami anak. Jadi siswa tidak merasa
kesulitan dalam mengerjakan soal.
2. Gunakan tanda baca yang jelas supaya siswa lebih mudah memehami
setiap soal yang diberikan.
Tingkat Kesukaran Butir Soal
Menurut Slameto dalam (Wardani Naniek Sulistya dkk. 2012) tingkat
kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab
betul suatu butir soal. Untuk mengetahui tingkat kesukaran yaitu dengan rumus:
P = π΅
π
P = indeks tingkat kesukaran soal
B = jumlah peserta didik yang menjawab betul.
N = jumlah peserta didik
Rentang skor tingkat kesukaran butir soal secara rinci dapat disajikan
melalui tabel 3.8.
Tabel 3.8
Rentang Skor Tingkat Kesukaran Butir Soal
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0,00-0,39 Tinggi
0,40-0,79 Sedang
0,80-1,00 Rendah
Tabel 3.8 Rentang Skor Tingkat Kesukaran Butir Soal nampak bahwa
tingkat kesukaran tinggi apabila soal berada pada rentang nilai 0,00-0,39.
Sementara soal yang dikatakan tingkat kesukarannya sedang apabila berada pada
rentang nilai 0,40-0,79. Dan soal yang dikatakan tingkat kesukarannya rendah
apabila berada pada rentang nilai 0,80-1,00. Distribusi tingkat kesukaran butir
soal siklus 1 secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.9.
43
Tabel 3.9
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1
Tingkat Kesukaran Butir Soal No Butir Soal Jumlah
Tinggi 4, 7, 10, dan 18 4
Sedang 2, 11, 12, 16, 17, dan 20 6
Rendah 1, 3, 5, 6, 8, 9, 13, 14, 15, dan 19 10
Sumber: Data primer
Tabel 3.9 distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus 1 nampak bahwa
terdapat 4 soal yang yang berada pada tingkat kesukaran tinggi yakni soal nomor
4, 7, 10, dan 18. Sementara soal yang berada pada tingkat kesukaran sedang ada 6
soal yakni nomor 2, 11, 12, 16, 17, dan 20. Sedangkan soal yang berada pada
tingkat kesukaran rendah dikatakan soal mudah 12 soal yakni soal nomor 1, 3, 5,
6, 8, 9, 13, 14, 15, dan 19. Distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus 2 secara
rinci dapat disajikan melalui tabel 3.10.
Tabel 3.10
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2
Tingkat Kesukaran Butir Soal No Butir Soal Jumlah
Tinggi 18 1
Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14,
15, 16, 17 dan 20 17
Rendah 11 dan 19 2
Sumber: Data primer
Tabel 3.10 distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus 2 nampak bahwa
terdapat 1 soal yang yang berada pada tingkat kesukaran tinggi yakni soal nomor
18. Sementara soal yang berada pada tingkat kesukaran sedang ada 17 soal yakni
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17 dan 20. Sedangkan soal
yang berada pada tingkat kesukaran rendah terdapat 2 soal yakni soal nomor 11
dan 19. Distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus 3 secara rinci dapat disajikan
melalui tabel 3.11.
44
Tabel 3.11
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 3
Tingkat Kesukaran Butir
Soal
No Butir Soal Jumlah
Tinggi 17 1
Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 18, dan 20 18
Rendah 19 1
Sumber: Data primer
Tabel 3.11 distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus 3 nampak bahwa
terdapat 1 soal yang yang berada pada tingkat kesukaran tinggi yakni soal nomor
17. Sementara soal yang berada pada tingkat kesukaran sedang ada 18 soal yakni
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, dan 20. Sedangkan
soal yang berada pada tingkat kesukaran rendah terdapat 1 soal yakni soal nomor
19.