BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penelitian ini dilakukan...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penelitian ini dilakukan...
43
Anisa Nisrina, 2020 APLIKASI BIONUTRIEN S-367B TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN BUNGA KOL
(Brassica oleracea var. botrytis) SERTA KAITANNYA DENGAN KONDISI TANAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 13 Februari 2020 hingga 14 Juli 2020.
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu
tahap karakterisasi bionutrien S-367B, tahap aplikasi bionutrien S-367B,
tahap pengamatan pertumbuhan tanaman dan tahap uji laboratorium hasil
panen. Tahapan karakterisasi bionutrien S-367B dilakukan di PT.
Saraswanti Indo Genetch dan Laboratorium Kimia Instrumen Universitas
Pendidikan Indonesia, tahap uji laboratorium hasil panen dilakukan di
Laboratorium Pengujian Balai Penelitian Tanaman dan Sayuran
(BALITSA) Bandung. Sedangkan tahap aplikasi bionutrien S-367B pada
tanaman bunga kol berlokasi di perkebunan yang berada di daerah Cibodas,
Lembang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan antara lain : alat penyiram, pompa,
selang sepanjang 50 meter, neraca analitik, gunting, pemeras,
pemanas listrik, batu didih, gelas kimia (50mL, 100 mL, 250 mL dan
1 L), stirer, labu erlenmeyer, statif dan klem, labu ukur (50 mL, 100
mL, 250 mL, dan 500 mL), labu kjehdal, lumpang alu, corong pendek,
tabung reaksi, pipet gondok (10 mL dan 25 mL), ball pipet, kuvet,
botol semprot, kertas saring, dan plastic wrap, cawan porselin, gelas
ukur, labu terukur 5 ml, 10 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, beaker gelas,
erlenmeyer, vial, mikropipet, pipet tetes, tissue, aluminium foil,
sendok tanduk, batang pengaduk, set alat destilasi, labu erlenmeyer
250 mL, gelas ukur 100 mL, mikroskop binokuler, kaca preparat,
komputer, gunting, selotip tak berwarna, instrumentasi kjeltec,
instrumentasi ICP – OES, instrumentasi freeze dryer, instrumentasi
FTIR.
44
Anisa Nisrina, 2020 APLIKASI BIONUTRIEN S-367B TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN BUNGA KOL
(Brassica oleracea var. botrytis) SERTA KAITANNYA DENGAN KONDISI TANAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
Bionutrien S-367B, air suling (aquades), KIO3 0,1 N, Na2S2O3, larutan
amilum 1 %, larutan I2, H2SO4 2 N, K2SO4, CuSO4, NaOH 40%,
H3BO4, indikator BCG-MR, HCl 0,1 M, H2O2 30 %, kertas saring
Whatman No. 40, larutan Ammonium molibda 4%, larutan asam
askorbat 0,1 N, kalium antimoniltatrat, dan larutan CsCl, etil asetat
teknis n-heksana teknis, diklorometana teknis, metanol teknis,
aquades, aseton, silica gel GF254 for TLC, silica gel 60 230-400 mesh
for CC. vitamin C murni, bunga kol hasil aplikasi bionutrien S-367B,
bunga kol kontrol positif, pupuk NPK “Mutiara”, pupuk kalsium,
pupuk daun, fungisida, insektisida.
Gambar 3. 1 Bagan alir aplikasi Bionutrien S-367B
Tanaman Bunga Kol
Perlakuan
Dosis 5 mL/L
Kontrol Positif
Pengamatan
Tanaman Bunga
Kol Tanah Hasil Panen
pH dan
Kelembaban
Tanah
Tinggi
Tanaman
Panjang
Daun
Lebar
Daun Jumlah
Stomata
Uji
Laboratorium
Massa
Bunga
Kol
Protein Vitamin C
Pengolahan
Data
Kesimpulan
45
Anisa Nisrina, 2020 APLIKASI BIONUTRIEN S-367B TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN BUNGA KOL
(Brassica oleracea var. botrytis) SERTA KAITANNYA DENGAN KONDISI TANAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3. 2 Bagan alir analisis dan karakterisasi Bionutrien S-367B
3.3 Bagan Alir dan Tahapan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam empat tahapan, yaitu tahap
karakterisasi bionutrien S-367B, tahap aplikasi, tahap pengamatan
pertumbuhan, dan hasil panen, serta tahap uji laboratorium hasil panen
tanaman. Pada tahap karakterisasi bionutrien meliputi analisis kadar NPK
menggunakan metode kjeldah untuk uji nitrogen, ICP-OES (Inductively
Coupled Plasma-Optical Emission Spectroscopy) untuk uji fosfor dan
kalium; analisis kadar air dengan freeze dryer; analisis gugus fungsi dengan
FTIR (Fourier Transform Infra red). Pada tahap aplikasi, bagi tanaman
kelompok perlakuan diaplikasikan bionutrien S-367B dosis 5 ml/L
sedangkan tanaman bunga kol konrol positif diaplikasikan nutrisi sesuai
perlakuan petani. Pada tahap pengamatan pertumbuhan dilakukan analisis
terhadap tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, serta kondisi
lingkungan meliputi pH dan kadar air tanah, serta ketinggian area
perkebunan. Pada tahap hasil panen dilakukan analisis terhadap massa
bunga kol dan uji laboratorium melputi analisis kadar vitamin C dan protein
pada bunga kol serta jumlah stomata daun.
Bionutrien S-367B
Analisis Kadar N Dengan
Meetode Kjeldhal
Analisis Kadar P Dengan
Metode Inductively Coupled
Plasma (ICP)
Karakterisasi Gugus Fungsi
Dengan Fourier Transform Infra
Red (FTIR)
Analisis Kandungan Air Dengan
Metode Freeze Drying
46
Anisa Nisrina, 2020 APLIKASI BIONUTRIEN S-367B TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN BUNGA KOL
(Brassica oleracea var. botrytis) SERTA KAITANNYA DENGAN KONDISI TANAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.1 Analisis dan Karakterisasi Bionutrien S-367B
Analisis dan karakterisasi bionutrien S-367B meliputi tahap
penentuan kadar NPK, penentuan kandungan air dan penentuan
gugus fungsi Bionutrien S-367B.
3.3.1.1 Analisis Kadar N
Penentuan kadar nitrogen (N) menggunakan metode kjeldahl
dengan instrumentasi kjeltec yaitu sebuah alat destilasi yang mana
larutan NaOH ditambahkan melalui sistem, destilat yang dihasilkan
ditampung pada tabung destilat kemudian dititrasi menggunakan
larutan HCl.
3.3.1.2 Analisis Kadar P dan K
Mengacu pada Aizaki, M, et al (2016) sebagai komite teknis
dari Japan Incorporated Administrative Agency Food and
Agriculture Materials Inspection Center mengenai metode
pengujian untuk pupuk, penentuan kadar P menggunakan ICP-OES
merupakan metode pengukuran asam fosfat yang larut dalam air
(P2O5) yang memiliki panjang gelombag 178.287 nm. Sedangakan
untuk kadar K yang terukur merupakan kalium dalam senyawa K2O
yang memiliki panjang gelombang 766.491 nm.
Tahapan pengujian kadar P instrumentasi ICP-OES
disiapkan dengan menyesuaikan panjang gelombang 178.287 nm,
disiapkan kurva kalibrasi larutan standar P2O5 dengan cara membuat
larutan P2O5 20 µg/mL hingga 0.4 mg/mL, ditambahkan 25 mL
larutan HCl. Tahapan pengujian sampel sejumlah yang telah
ditentukan dalam rentang konsentrasi 20 µg/mL hingga 0.4 mg/mL
dan menambahkan 25 mL larutan HCl, sehingga diperoleh kadar P
pada pupuk dengan cara memploting hasilnya terhadap kurva
kalibrasi standar.
Tahapan pengujian kadar P sama dengan tahapan pengujian
P, hanya saja rentang konstrasi yang digunakan 20 µg/mL hingga
47
Anisa Nisrina, 2020 APLIKASI BIONUTRIEN S-367B TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN BUNGA KOL
(Brassica oleracea var. botrytis) SERTA KAITANNYA DENGAN KONDISI TANAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0.16 mg/mL, dengan larutan standar K2O dan panjang gelombang
766.491 nm.
3.3.1.3 Analisis Kadar Air dengan Metode Freeze Drying
Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode
pengeringan yang mempunyai keunggulan dalam mempertahankan
mutu hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang
sensitif terhadap panas. Prinsip dasar pengeringan beku (freeze
drying) adalah proses menghilangkan kandungan air dalam suatu
bahan atau produk yang telah beku (es) tanpa melalui fase cair
terlebih dahulu.
Tahapan penentuan kadar air dengan metode freeze drying
diawali dengan penimbangan massa bionutrien S-367B sebanyak
921 gram. Bionutrien S-367B disusun dalam ruang pengering,
ditutup rapat ruang pengering, dihidupkan sistem refrigerasi,
dihidupkan pompa vakum, ditunggu proses sublimasi (pengeringan)
seleesai, ditimbang massa bionutrien S-367B kering, dihitung kadar
air bionutrien S-367B yang hilang.
3.3.1.4 Karakterisasi Gugus Fungsi dengan FTIR
Penentuan gugus fungsi bionutrien S-367B menggunakan
FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang terkandung pada
bionutrien S-367B. Tahapan pengujian dilakukan dengan
memadatkan ekstrak bionutrien S-367B menjadi palet KBr dengan
perbandingan 1 mg bionutrien S-367B dan 200 mg KBr. Kemudian
palet disimpan dalam wadah palet dan dimasukkan pada
instrumentasi FTIR untuk dilakukan analisis hingga dihasilkan
spektra FTIR bionutrien S-367B.
3.3.2 Penomoran Sampel Tanaman Bunga Kol
Pada penelitian ini kelompok tanaman bunga kol dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu, kelompok perlakuan bionutien S-367B, dan kontrol
positif. Kelompok perlakuan perlakuan bionutrien S-367B diperoleh dari
baris ke-3 dan baris ke-4 sedangkan kelompok kontrol positif diperoleh
48
Anisa Nisrina, 2020 APLIKASI BIONUTRIEN S-367B TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN BUNGA KOL
(Brassica oleracea var. botrytis) SERTA KAITANNYA DENGAN KONDISI TANAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari tanaman pada baris ke-8 dan baris ke-9. Sebanyak 26 tanaman bunga
kol atau 13 tanaman per baris dari populasi tiap kelompok diamati.
Bunga kol yang diamati, diberi nomor untuk memudahkan dalam
pengamatan. Penomoran dilakukan dengam menghitung jumah total
tanaman dalam satu baris, kemudian dipilih 13 tanaman menggunakan
aplikasi random sampling yang diunduh di aplikasi playstore. Setelah
itu sampel tanaman diberi tanda menggunakan bendera plastik
berwarna merah pada setiap kelompok Berikut penomoran tanaman
bunga kol yang diperoleh:
Treatment Kontrol
Baris 2 Baris 3 Baris 8 Baris 9
3, 5, 8, 10, 17, 24,
25, 31, 34, 35, 38,
41, 48.
4, 5, 11, 16, 20, 23,
26, 30, 36, 40, 45,
46, 50.
1, 6,7, 9, 17, 23, 31,
32, 36, 40, 46, 49,
55.
6, 14, 20, 30, 36, 40,
46, 48, 50, 54, 56,
58.
49
Anisa Nisrina, 2020 APLIKASI BIONUTRIEN S-367B TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN BUNGA KOL
(Brassica oleracea var. botrytis) SERTA KAITANNYA DENGAN KONDISI TANAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3. 3 Penomoran Sampel Tanaman Bunga Kol
Keterangan:
PERLAKUAN PEMBATAS KONTROL POSITIF
BARIS 2 BARIS 3 BARIS 8 BARIS 9
Sampel tanah baseline Tanah baseline
Kelompok perlakuan Kelompok kontrol positif
Sampel
50
Anisa Nisrina, 2020
APLIKASI BIONUTRIEN S-367B TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN BUNGA KOL (Brassica oleracea var. botrytis) SERTA KAITANNYA DENGAN KONDISI TANAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.3 Aplikasi dan Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali hingga masa panen
tiba (70 Hari Setelah Tanam/HST). Pada kelompok tanaman perlakuan
dengan bionutrien S-367B diaplikasikan bionutrien S-367B dengan dosis
5 mL/L dalam 20 L air dengan cara disemprotkan pada daun setiap satu
minggu sekali. Selain itu pada kelompok perlakuan setiap dua minggu
sekali diaplikasikan campuran bionutrien S-367B dengan dosis 5 mL/L
dan 0,5 kg NPK mutiara dalam 20 L air yang dicorkan pada tanah. Pada
kelompok tanaman kontrol positif setiap dua minggu sekali diaplikasikan
campuran 0,5 kg NPK mutiara dan 20 L air yang dicorkan pada tanah,
selain itu pada tanaman kontrol positif sejak minggu ketiga hingga minggu
ke-10 (70 HST) setiap seminggu sekali diaplikasikan pada daun campuran
fungisida, insektisida dan pupuk daun dan campuran fungisida, insektisida
yang diselingi pupuk kalsium. Adapun pengamatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1.1.3.1 pH dan Kelembaban Tanah
pH dan kelembaban tanah diukur setiap seminggu sekali
menggunakan pH meter tanah analog selama massa pengamatan.
Pengukuran pH dan kelembaban tanah dilakukan pada daerah
baseline, tanah baris ketiga (perlakuan) dan tanah baris kesembilan
(kontrol positif). Pengukuran pada daerah tanam dilakukan di
barisan depan, tengah, dan belakang setiap kelompok tanaman
yang diamati menggunakan alat ukur pH dan kelembaban tanah
dengan merek ETP306 3in1 soil pH meter.
1.1.3.2 Ketinggian Area Perkebunan
Ketinggian area perkebunan diukur menggunakan aplikasi
altimeter yang diunduh dari aplikasi playstore.
1.1.3.3 Tinggi Tanaman, Panjang Daun, dan Lebar Daun
Tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun diamati
pertambahan panjangnya setiap minggu selama masa pengamatan.
51
Anisa Nisrina, 2020
APLIKASI BIONUTRIEN S-367B TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN BUNGA KOL (Brassica oleracea var. botrytis) SERTA KAITANNYA DENGAN KONDISI TANAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengukuran tanaman bunga kol dilakukan dengan alat penggaris
dengan mengamati pertambahan panjang tanaman dari minggu ke
minggu sampai tanaman bunga siap panen (70 HST).
1.1.3.4 Massa Hasil Panen Bunga kol
Pengukuran massa hasil panen bunga kol dilakukan ketika
bunga kol dalam kondisi siap panen yaitu telah membentuk krop
dengan diameter krop sekitar 11-15 cm. Pengukuran masssa
dilakukan dengan alat timbangan digital 3 digit.
3.3.4 Tahap Pengujian Laboratorium Hasil Panen
Tahap uji laboratorium yang dilakukan meliputi beberapa
analisis, yaitu uji jumlah stomata pada daun, uji kadar vitamin C dan
protein dalam bunga kol. Berikut tahapan yang dilakukan :
3.3.4.1 Penentuan Jumlah Stomata Pada Daun
Jumlah stomata pada daun di laksanakan oleh BALITSA
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x atau 0,25 mm.
Berdasarkan penelitian oleh Merdekawati, R. P (2015) penentuan
jumlah stomata menggunakan mikroskop berdasarkan metode replika.
Tahapan pengujian: satu buah helai daun yang telah disiapkan,
bagian atas dan bawahnya diolesi nail polish berwarna transparan,
dibiarkan mengering sekitar 10-15 menit. Setelah kering, bagian yang
diolesi nail polish ditempeli potongan selotip transparan dan
diratakan, lalu dikelupas perlahan. Hasil kelupasan terseubt
ditempelkan pada kaca preparat, kemudian kaca preparat diletakkan
pada mikroskop, dicari bayangan yang pas sehingga muncul gambar
stomata dengan jelas pada komputer. Selanjutnya dihitung jumlah
stomata.
3.3.4.2 Uji Kadar Protein dalam Bunga Kol
Berdasarkan Magomya, A.M, et al (2014) penentuan kadar
protein dalam bunga kol menggunakan metode kjeldhal dan faktor
konversi 6.25 (total nitrogen (N) x 6.25) untuk mengkonversi nitrogen
menjadi protein, pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa
52
Anisa Nisrina, 2020
APLIKASI BIONUTRIEN S-367B TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN BUNGA KOL (Brassica oleracea var. botrytis) SERTA KAITANNYA DENGAN KONDISI TANAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hampir semua nitrogen dalam buah atau makanan hadir dengan bentuk
asam amino dalam protein, rata-rata kandungan nitrogen pada protein
ditemukan sekitar 16% sehingga N x 6,25 ( 100/16). Uji kadar protein
dengan metode kjeldhal terdiri atas 3 tahap yaitu destruksi, destilasi
dan titrasi.
Tahap pengujian : bunga kol dikumpulkan sekitar 2 gram,
dicuci bersih dengan ari destilasi, dikeringkan dengan udara terbuka
dan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu hingga menjadi bubuk.
Sampel yang telah berwujud bubuk, sampel pada labu kjeldhal
didestruksi dengan mendidihkan menggunakan 20 mL H2SO4 pekat
dan tablet kjeldhal ( sebagai katalis) sampai larutan homogen.
Kemudian hasilnya disaring ke dalam 250 mL labu ukur untuk
didistilasi menggunakan 50 mL 45% NaOH yang dikumpulkan pada
labu berisi 100 mL HCL 0,1N dan indikator metil merah. Selanjutnya
destilat dititrasi dengan 2 M NaOH hingga menunjukkan titik akhir
titrasi yang ditandai dengan warna larutan menjadi kuning.
3.3.4.3 Uji Kadar Vitamin C dalam Bunga Kol
Tahap uji laboratorium analisis vitamin C dianalisis dengan
metode titrasi iodometri. Larutan Na2S2O3 distandarisasi terlebih
dahulu dengan menggunakan larutan KIO3 0,1 N. Ditambahkan 5 mL
larutan KI 10 % dan 2 mL H2SO4 1 N kemudian dititrasi hingga
berwarna kuning muda. Dengan penambahan indikator amilum 1%
hingga larutan Na2S2O3 dititrasi hingga tak berwarna. Selanjutnya 10
ml larutan iodium distandarisasi dengan menggunakan larutan standar
Na2S2O3. Ditambahkan indikator amilum 2% dan dititrasi hingga
larutan Na2S2O3 tak berwarna. Buah jeruk diperas secara manual yang
kemudian disaring untuk mendapatkan filtratnya. 10 ml filtrat
diencerkan dengan aquades hingga 100 mL yang kemudian
ditambahkan 6 mL H2SO4 2 N dan beberapa tetes indikator amilum
2%. Dititrasi dengan larutan I2 hingga terbentuk larutan berwarna biru.