BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis...
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini berpendekatan kuantitatif, berjenis deskriptif dan asosiatif.
Dikatakan pendekatan kuantitatif sebab pendekatan yang digunakan di dalam
usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data dan
kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran,
perhitungan, rumus dan kepastian data numerik. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif karena bertujuan membuat pencanderaan/ lukisan/ deskripsi
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara
sistematik, faktual dan teliti (Ginting, 2008:55). Sedangkan dikatakan sebagai
penelitian asosiatif karena penelitian ini menghubungkan dua variabel atau lebih
(Ginting, 2008:57).
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 30 Medan. Waktu
penelitian dilakukan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Mei 2011.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Batasan Operasional
Batasan opersional variabel digunakan untuk menghindari
kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam
penelitian ini, dibuat suatu batasan operasional antara lain:
a. Yang menjadi variabel dependen (X) adalah Kompetensi Komunikasi
(X1), Kecerdasan Emosional (X2) dan Budaya Organisasi (X3).
b. Variabel dependen (Y) yaitu Kinerja Pegawai.
3.4. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah:
a. Variabel Independen (X)
1) Kompetensi Komunikasi (X1)
Kompetensi Komunikasi menurut merupakan kemampuan
seorang individu untuk mendemonstrasikan pengetahuan dari
perilaku berkomunikasi yang tepat dalam suatu situasi tertentu
(Wiemann dan Backlund dalam Jubaedah, 2009:375). Payne
(dalam Jubaedah, 2009:372) menjelaskan bahwa indikator dari
kompetensi komunikasi adalah motivasi komunikasi,
pengetahuan komunikasi dan keterampilan komunikasi.
2) Kecerdasan Emosional (X2)
Kecerdasan emosional menurut Goleman (2002:512) adalah
kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan
inteligensi; menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya
Universitas Sumatera Utara
melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,
motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Kecerdasan
emosional dapat diukur dengan lima indikator keterampilan
yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri
sendiri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan
3) Budaya Organisasi (X3)
Budaya Organisasi merupakan kesepakatan perilaku pegawai di
dalam organisasi yang digambarkan dengan selalu berusaha
menciptakan efisiensi, bebas dari kesalahan, perhatian terfokus
pada hasil dan kepentingan pegawai, kreatif, dan akurat
menjalankan tugas. Ada enam indikator pengukuran budaya
organisasi, namun ada lima indikator yang relevan dengan
penelitian ini yaitu memberi perhatian pada masalah secara
detil, berorientasi terhadap hasil yang akan dicapai, berorientasi
kepada semua kepentingan pegawai, agresif dalam bekerja,
serta menjaga dan mempertahankan stabilitas kerja
(Tampubolon, 2008:230).
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai.
Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya,
(Mangkunegara 2009:9). John Bernadin dalam (Edwardin
Universitas Sumatera Utara
2006:12-13) menyatakan ada enam indikator untuk mengukur
kinerja pegawai, namun hanya lima indikator yang relevan pada
penelitian ini yaitu kualitas, ketepatan waktu, efektivitas,
kemandirian dan komitmen kerja.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Defenisi Skala Kompetensi Komunikasi (X1)
Kemampuan pegawai untuk mendemonstrasikan pengetahuan dari perilaku berkomunikasi yang tepat dalam suatu situasi tertentu
Likert
1.Motivasi komunikasi Kesediaan untuk mendekati atau menghindari komunikasi
2.Pengetahuan komunikasi
Pengetahuan komunikator untuk dapat menyampaikan informasi
3.Keterampilan komunikasi
Keahlian komunikator mengubah motivasi dan rencana untuk berkomunikasi menjadi tindakan
Kecerdasan Emosional (X2)
Kemampuan pegawai mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi; menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial
Likert
1.Mengenali emosi diri
Kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi
2.Mengelola emosi Kemampuan dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat
3.Motivasi diri sendiri Ketekunan untuk mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif
4.Mengenali emosi orang lain
Kemampuan untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati
5.Membina hubungan Keterampilan dalam membina hubungan dengan pegawai lain
Universitas Sumatera Utara
Variabel Indikator Defenisi Skala Budaya Organisasi (X3)
Kesepakatan perilaku pegawai di dalam organisasi yang digambarkan dengan selalu berusaha menciptakan efisiensi, bebas dari kesalahan, perhatian terfokus pada hasil dan kepentingan pegawai, kreatif, dan akurat menjalankan tugas
Likert
1.Memberi perhatian pada masalah secara detil
Perhatian terhadap masalah secara terperinci
2.Berorientasi terhadap hasil yang akan dicapai
Mengarah kepada hasil kerja
3.Berorientasi kepada semua kepentingan pegawai
Mengarah kepada kepentingan semua pegawai
4.Agresif dalam bekerja
Bersemangat dalam bekerja
5.Menjaga dan mempertahankan stabilitas kerja
Usaha dalam menjaga mempertahankan kestabilan kerja
Kinerja Pegawai (Y)
Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya
Likert
1.Kualitas
Mutu dari hasil kerja yang dilakukan memenuhi tujuan yang diharapkan
2.Ketepatan Waktu
Pekerjaan diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan
3.Efektivitas Penggunan sumberdaya organisasi untuk menambah keuntungan atau mengurangi kerugian
4.Kemandirian Pegawai dapat melaksanakan kerjanya tanpa meminta bantuan
5.Komitmen Kerja Pegawai mempunyai komitmen kerja dan tanggung jawab kerja tehadap organisasi
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Wiemann dan Backlund (dalam Jubaedah, 2009:375), Payne (dalam Jubaedah, 2009:372), Goleman (2002:512), Tampubolon (2008:230), Mangkunegara (2009:9), dan John Bernadin (dalam Edwardin 2006:12-13). 3.5. Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran indikator variabel penelitian ini menggunakan Skala Likert,
yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing item
diberi range skor dalam Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial.
Dengan Skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan
(Sugiyono, 2007:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
No Skala Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5 2 Setuju (S) 4 3 Kurang Setuju (KS) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2007:105)
3.6. Populasi Dan Sampel
3.6.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2007:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Universitas Sumatera Utara
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 126 orang.
Tabel 3.3 Komposisi Pegawai Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Sumatera Utara Bidang Jumlah Pegawai
Sekretariat 34 Pengadaan dan Pembinaan 20 Pengembangan dan pemberdayaan 22 Mutasi 24 Informasi 26 Total 126
Sumber: Bidang Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara.
3.6.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya dianggap bisa
mewakili keseluruhan populasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang akan
diambil digunakan rumus Slovin (Ginting, 2008:132), yaitu:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Ukuran populasi e = Tingkat kesalahan = 10 %
Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:
Universitas Sumatera Utara
Melalui perhitungan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebesar 55.75,
angka tersebut dibulatkan sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 56 orang
pegawai. Kemudian untuk menarik sampel dari populasi digunakan teknik Simple
Random Sampling, yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Ginting,
2008:135).
3.7. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden
terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar
pernyataan (kuesioner) kepada pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sumatera Utara.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini diperoleh
melalui dokumen organisasi meliputi profil organisasi, struktur organisasi dan
studi dokumentasi yang diperoleh dari buku, jurnal, majalah, dan internet yang
dapat menjadi referensi bagi penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
3.8. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Daftar Pernyataan (Kuesioner)
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan sejumlah daftar pernyataan atau pernyataan yang
tertulis kepada responden untuk dijawab.
b. Wawancara (Interview)
Merupakan suatu jenis pengumpulan data dimana peneliti
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pihak organisasi
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui buku,
jurnal, majalah, internet yang menjadi bahan referensi
pendukung bagi peneliti.
3.9. Uji Validitas Dan Reabilitas
Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu
diadakan uji validitas dan reliabilitas:
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah
didapat setelah penelitan merupakan data yang valid dan alat ukur
yang digunakan (kuesioner) (Sugiyono, 2007:109). Uji validitas ini
dilakukan kepada 30 orang pegawai Badan Kepegawaian Daerah
Universitas Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara sebagai responden diluar dari pada
sampel. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan
antara nilai korelasi atau rhitung dari variabel penelitian dengan nilai
rtabel. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan bantuan Software SPSS (Statistic Package and
Social Science) 17.0 for Windows.
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah
sebagai berikut:
1. Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid.
2. Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang
digunakan (kuesioner) menujukkan konsistensi dalam
mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2007:110). Pertanyaan
yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan
ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika ralpha positif atau > dari rtabel maka pertanyaan
reliabel.
2. Jika ralpha negatif atau < dari rtabel maka pertanyaan tidak
reliabel.
Universitas Sumatera Utara
3.10. Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan teknis analisis data yaitu:
a. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis
dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan,
dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga
diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan
menjelaskan hasil perhitungan.
b. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang
tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik
yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi
normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Kolmogrov-Smirnov. Dengan menggunakan
tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed)
diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual
berdistribusi normal (Situmorang, 2010:151).
2. Uji Heteroskedastisitas
Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk
setiap nilai tertentu variabel independen (Homokedastisitas).
Universitas Sumatera Utara
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan
menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika
variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya
heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas
tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi
tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain
dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan
secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance
dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.
Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum
yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF <
5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang,
2010:153).
Universitas Sumatera Utara
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi
linier berganda. Persamaan yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan:
Y = Kinerja Pegawai
a = Konstanta
b1b2 b3 = Koefisien regresi berganda
X1 = Skor dimensi Kompetensi Komunikasi
X2 = Skor dimensi Kecerdasan Emosional
X3 = Skor dimensi Budaya Organisasi
e = Standar error
d. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh kompetensi komunikasi, kecerdasan
emosional dan budaya organisai terhadap kinerja pegawai maka
dilakukan pengujian dengan menggunakan:
1. Uji Signifikan Simultan (Uji - F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Kriteria pengujiannya adalah:
Universitas Sumatera Utara
H0 : b1, b2, b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Ha : b1, b2, b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
2. Uji Signifikan Parsial (Uji - t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh suatu variabel independen secara parsial
(individual) terhadap variasi variabel dependen. kriteria
pengujiannya adalah:
H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
Ha ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%
Universitas Sumatera Utara
e. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
besar kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu)
menunjukkan semakin baik kemampuan variabel X menerangkan
variabel Y dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil
(mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh
variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti
model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh
variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Organisasi
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah unit
pelaksana teknis dibidang kepegawaian di lingkungan Pemerintah Daerah
Sumatera Utara dan bertanggungjawab kepada Gubernur Sumatera Utara melalui
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
dijelaskan bahwa daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua
urusan Pemerintahan dijelaskan bahwa di luar yang menjadi urusan Pemerintahan
Pusat yang ditetapkan undang-undang ini.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 32 Tahun 2004, dinyatakan
bahwa sejalan dengan kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan, maka ada sebagian kewenangan dibidang kepegawaian untuk
diserahkan kepada daerah yang dikelola dala sistem kepegawaian daerah.
Kepegawaian Daerah adalah suatu sistem dan prosedur yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan sekurang-kurangnya meliputi perencanaan,
pengangkatan, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penggajian, pembinaan,
kedudukan, hak, tanggung jawab, kewajiban dan larangan sanksi, penghargaan,
pemberhentian dan pesiun yang merupakan subsistem dari sistem kepegawaian
Universitas Sumatera Utara
secara nasional. Dengan demikian kepegawaian daerah merupakan suatu kesatuan
jaringan birokrasi dalam kepegawaian nasional.
4.1.1.Tugas dan Fungsi Pokok
a. Tugas Pokok
1. Badan Kepegawaian Daerah, adalah Unsur Penunjang Pemerintah
Propinsi, dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris
Daerah.
2. Badan Kepegawaian Daerah mempunyai membantu Kepala Daerah
dalam bidang kepegawaian.
3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
pasal ini, Badan Kepegawaian Daerah menyelenggarakan fungsi:
b. Fungsi
1. Menyiapkan bahan dalam Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup
Kepegawaian Daerah.
2. Menyelenggarakan Program Kepegawaian, Pengembangan dan
Pemberdayaan Pegawai, Mutasi Pegawai dan Penyajian Informasi
Kepegawaian.
3. Melakukan pengkajian dan Evaluasi Pengelolaan Kepegawaian.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.Visi dan Misi
a. Visi
Visi merupakan cara pandang jauh ke depan tentang ke mana Badan
Kepegawaian Daerah Propinsi Sumatera Utara akan diarahkan, dan
menggambarkan hendak menjadi apa Organisasi dimasa depan. Penetapan Visi
Badan Kepegawaian Daerah Propinsi Sumatera Utara sangat penting sebagai
penentu arah pelaksanaan tugas yang diemban oleh seluruh jajaran pimpinan dan
karyawan. Visi tersebut digali dari keyakinan dasar dan nilai-nilai yang dianut
seluruh organisasi, serta potensi organisasi dengan mempertimbangkan faktor
lingkungan sekitarnya, dan keselarasannya dengan Visi Negara Republik
Indonesia dan Visi Propinsi Sumatera Utara. Penjelasan dari visi tersebut diatas
adalah sebagai berikut:
1. Makin tersedianya PNS yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas.
2. Makin tersedianya tenaga PNS yang mengetahui Peraturan Kepegawaian.
3. Penyajian data PNS yang mengetahui data SIMPEG.
4. Meningkatkan Administrasi kenaikan pangkat PNS.
5. Meningkatkan kualitas data yang disajikan dalam penyusunan rencana
formasi PNS dan calon PNS.
6. Peningkatan pemahaman PNS mengenai peraturan PNS.
Universitas Sumatera Utara
b. Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan, sesuai dengan mandat
yang diberikan kepada organisasi, agar tujuan organisasi tercapai dan visi yang
telah ditetapkan berhasil diwujudkan.
Dengan adanya Misi yang diharapkan seluruh pegawai dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan dapat mengenal Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sumatera Utara dan mengetahui peran dan program-program yang akan diperoleh
dimasa yang akan dating. Misi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera
Utara meningkatkan kualitas Aparatur Pemerintah Daerah menuju Pemerintahan
yang baik (Good Governance).
4.1.3.Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun
2001 tentang Lembaga Teknis Daerah, maka Badan Kpegawaian Daerah Provinsi
Sumatera Utara merupakan unsur penunjang dalam Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah
dan bertanggungjawab kepada Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Adapun susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sumatera Utara, terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
1. Kepala Badan.
2. Sekretaris Badan, dibantu oleh:
a. Kepala Sub Bagian Umum.
b. Kepala Sub Bagian Keuangan.
c. Kepala Sub Bagian Program.
3. Kepala Bidang Pengadaan dan Pembinaan, dibantu oleh:
a. Kepala Sub Bidang Formasi dan Pengadaan.
b. Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Disiplin.
c. Kepala Sub Bidang Kesejahteraan.
4. Kepala Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Pegawai, dibantu oleh:
a. Kepala Sub Bidang Jabatan Struktural dan Fungsional.
b. Kepala Sub Bidang Pendidikan dan Latihan.
5. Kepala Bidang Mutasi Pegawai, dibantu oleh:
a. Kepala Sub Bidang Kepangkatan dan Penggajian.
b. Kepala Sub Bidang Pemindahan dan Pensiun.
6. Kepala Bidang Informasi, dibantu oleh:
a. Kepala Sub Bidang Arsip Pegawai.
b. Kepala Sub Bidang Pengolahan Data.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Bidang Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara
BADAN
SUBBAG UMUM
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUBBAG KEUANGAN
SUBBAG PROGRAM
SEKRETARIAT
BIDANG PENGADAAN &
PEMBINAAN
BIDANG PENGEMBANGAN
& PEMBINAAN
BIDANG MUTASI
BIDANG INFORMASI
SUB BIDANG FORMASI &
PENGADAAN
SUB BIDANG PEMBINAAN &
DISIPLIN
SUB BIDANG KESEJAHTERAAN
SUB BIDANG JABATAN
STRUKTURAL & FUNGSIONAL
SUB BIDANG ARSIP
PEGAWAI
SUB BIDANG PEMINDAHAN &
PENSIUN
SUB BIDANG PENDIDIKAN &
PELATIHAN
SUB BIDANG KEPANGKATAN &
PENGGAJIAN
SUB BIDANG PENGOLAHAN
DATA
Universitas Sumatera Utara
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1.Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
(kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science ) 17.0 for windows
dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner
cukup dilakukan sekali.
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total
correlation.
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas
diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi
memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel
dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% ,
maka angka yang diperoleh = 0.361.
Universitas Sumatera Utara
Setelah melakukan pengujian validitas pertama peryataan nomor 1, 7,
12, 21, 24, 26, 31, 36, 39, 42, 46,. 49, 54 tidak valid karena r hitung dibawah r
tabel untuk responden 30 orang adalah 0.361. Kemudian dilakukan pengujian
berikutnya dengan hasil yang didapat adalah:
Tabel 4.1 Uji Validitas
No Pernyataan r hitung r tabel Validitas 2 P2 0.562 0.361 Valid 3 P3 0.718 0.361 Valid 4 P4 0.712 0.361 Valid 5 P5 0.681 0.361 Valid 6 P6 0.439 0.361 Valid 8 P8 0.555 0.361 Valid 9 P9 0.769 0.361 Valid 10 P10 0.689 0.361 Valid 11 P11 0.523 0.361 Valid 13 P13 0.783 0.361 Valid 14 P14 0.716 0.361 Valid 15 P15 0.609 0.361 Valid 16 P16 0.423 0.361 Valid 17 P17 0.516 0.361 Valid 18 P18 0.716 0.361 Valid 19 P19 0.456 0.361 Valid 20 P20 0.702 0.361 Valid 22 P22 0.439 0.361 Valid 23 P23 0.529 0.361 Valid 25 P25 0.769 0.361 Valid 27 P27 0.523 0.361 Valid 28 P28 0.558 0.361 Valid 29 P29 0.783 0.361 Valid 30 P30 0.716 0.361 Valid 32 P32 0.716 0.361 Valid 33 P33 0.609 0.361 Valid 34 P34 0.423 0.361 Valid 35 P35 0.516 0.361 Valid 37 P37 0.712 0.361 Valid
Universitas Sumatera Utara
No Pernyataan r hitung r tabel Validitas 38 P38 0.681 0.361 Valid 40 P40 0.681 0.361 Valid 41 P41 0.439 0.361 Valid 43 P43 0.555 0.361 Valid 44 P44 0.769 0.361 Valid 45 P45 0.689 0.361 Valid 47 P47 0.558 0.361 Valid 48 P48 0.783 0.361 Valid 50 P50 0.609 0.361 Valid 51 P51 0.769 0.361 Valid 52 P52 0.689 0.361 Valid 53 P53 0.523 0.361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah vavlid
karena r hitung diatas r tabel untuk responden 30 orang yaitu 0.361.. Dengan
demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir
pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka
pertanyaan reliabel.
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.967 41
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Universitas Sumatera Utara
Pada 41 Pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui
bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0.967. ini berarti
0.967 > 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah
reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai
instrumen penelitian.
4.2.2.Analisis Deskriptif
4.2.2.1. Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan
dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
responden penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 orang
pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara. Karakteristik
responden terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, bidang, jabatan dan masa
kerja adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Persentase (%)
Laki-Laki 28 50 Wanita 28 50 Jumlah 56 100
Sumber: Data Primer Penelitian (Mei 2011)
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa jenis kelamin antara responden laki-
laki dan perempuan berjumlah sama yaitu 28 orang atau dalam persentase
masing-masing sebesar 50%.
Universitas Sumatera Utara
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden
Persentase (%)
< 30 tahun 14 25 30-40 Tahun 17 30,36 41-50 Tahun 21 37,5 > 50 Tahun 4 7,14
Jumlah 56 100 Sumber: Data Primer Penelitian (Mei 2011)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang terbesar
adalah responden yang berumur 41-50 Tahun atau sebesar 37,5%.
Kemudian untuk responden dengan jumlahnya terkecil adalah responden
dengan usia >50 tahun yaitu sebanyak 4 orang. Hal ini disebabkan Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara tidak banyak merekrut
pegawai baru dalam setiap tahunnya dan rekrutmen yang dilakukan untuk
menggantikan opersionalisasi pegawai yang sudah pensiun.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendididikan Jumlah Responden
Persentase (%)
SMA 15 26,79 Diploma 8 14,28 Sarjana 29 51,79
Pasca Sarjana 4 7,14 Jumlah 56 100
Sumber: Data Primer Penelitian (Mei 2011)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 menunjukkan tingkat pendidikan responden
menunjukkan mayoritas tingkat pendidikan responden adalah Sarjana
sebanyak 29 orang atau sebesar 51,79%. Untuk tingkat pendidikan SMA
sebanyak 15 orang responden, tingkat pendidikan Diploma sebanyak 8
orang dan untuk responden dengan tingkat pendidikan Strata 2 (Pasca
Sarjana) hanya 4 orang dari 56 orang responden. Hal ini dikarenakan
mayoritas syarat penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah tingkat pendidikan
Strata 1 (Sarjana).
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 4.6 KarakteristikRresponden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Responden
Persentase (%)
< 5 Tahun 14 25 5-15 Tahun 19 33,93 >15 Tahun 23 41,07
Jumlah 56 100 Sumber: Data Primer Penelitian (Mei 2011)
Dari tabel 4.6 terlihat bahwa responden yang terbanyak adalah
pegawai yang bekerja selama lebih dari 15 tahun sebesar 41,07%. Hal ini
sejalan dengan responden yang terbanyak berusia antara 41-50 tahun
dengan masa kerja diatas 15 tahun. Sedangkan untuk jumlah responden
terkecil adalah pegawai yang bekerja kurang dari 5 tahun dengan
persentase 25%.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2. Analisis Deskriptif Variabel
a. Variabel Kompetensi Komunikasi (X1)
Tabel 4.7 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Komunikasi
Pernyataan STS TS KS S SS F % F % F % F % F %
1. Senang dapat menerima informasi dari pegawai lain
0
0
0
0
2
3.6
29
51.8
25
44.6
2. Perlu berkomunikasi dengan semua pegawai
0
0
0
0
0
0
37
66.1
19
33.9 3. Mengetahui saat yang tepat menyampaikan informasi
0
0
0
0
1
1.8
43
76.8
12
21.4
4. Dapat membedakan jenis informasi yang harus disampaikan pada pegawai lain
0
0
0
0
0
0
43
76.8
13
23.2
5. Mengetahui dengan siapa informasi harus disampaikan
0
0
1
1.8
0
0
39
69.6
16
28.6
6. Keterampilan yang dimiliki membantu dalam menyampaikan informasi
0
0
0
0
1
1.8
39
69.6
16
28.6
7 Keterampilan yang dimiliki membantu dalam menerima informasi
0
0
1
1.8
0
0
41
73.2
14
25.0
Sumber: Data Primer Penelitian (Mei 2011) Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, 44.6% responden menyatakan sangat setuju,
51.8% menyatakan setuju, 3.6% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa senang dapat menerima
informasi dari pegawai lain.
2. Pada pernyataan kedua, 33.9% responden menyatakan sangat setuju,
66.1% menyatakan setuju, hal ini berarti responden merasa perlu
Universitas Sumatera Utara
berkomunikasi dengan semua pegawai. Dan tidak ada responden yang
menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga, 21,4% responden menyatakan sangat setuju,
76.8% menyatakan setuju, 1.8% menyatakan menyatakan kurang setuju
dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Hal ini berarti mayoritas responden merasa untuk menyampaikan
sebuah informasi haruslah pada waktu yang tepat.
4. Pada pernyataan keempat, 23,2% responden menyatakan sangat setuju,
76.8% menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan
kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari tanggapan tersebut
menunjukkan bahwa responden dapat membedakan jenis informasi yang
harus disampaikan pada pegawai lain
5. Pada pernyataan kelima, 28.6% responden menyatakan sangat setuju,
69.6% menyatakan setuju, 1.8% menyatakan tidak setuju. Kemudian tidak
ada responden yang menyatakan kurang setuju dan sangat tidak setuju jika
responden mengetahui dengan siapa informasi harus disampaikan.
6. Pada pernyataan keenam, 28.6% responden menyatakan sangat setuju,
69.6% menyatakan setuju, 1.8% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa responden merasa dengan keterampilan yang mereka
miliki dapat membantu dalam menyampaikan infomasi.
7. Pada pernyataan ketujuh, 25% responden menyatakan sangat setuju,
73.2% menyatakan setuju, 1.8% menyatakan tidak setuju dan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
responden yang menyatakan kurang setuju dan sangat tidak setuju. Dapat
dilihat bahwa mayoritas responden merasa dengan keterampilan yang
mereka miliki membantu dalam menerima informasi.
Berdasarkan hasil distribusi tanggapan responden terhadap kompetensi
komunikasi terlihat bahwa persentase terbesar pada pernyataan “mengetahui saat
yang tepat menyampaikan informasi” dan “dapat membedakan jenis informasi
yang harus disampaikan pada pegawai lain”. Hal tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas kompetensi komunikasi responden telah dapat membedakan informasi
yang harus disampaikan dan mengetahui kapan saat yang tepat untuk
menyampaikannya.
b. Variabel Kecerdasan Emosional (X2)
Tabel 4.8 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kecerdasan Emosional
Pernyataan STS TS KS S SS F % F % F % F % F %
1. Dalam keadaan tertekan tetap dapat bekerja
4
7.1
1
1.8
14
25.0
30
53.6
7
12.5
2. Yakin dapat menyelesaikan semua pekerjaan
0
0
0
0
8
14.3
38
67.9
10
17.9
3. Mengetahui cara yang terbaik mengungkapkan emosi
0
0
0
0
1
1.8
44
78.6
11
19.6
4. Tetap berusaha untuk tenang dalam bekerja
0
0
0
0
0
0
39
69.6
17
30.4 5. Dalam kondisi lingkungan kerja yang tidak mendukung tetap berusaha menyelesaikan pekerjaan
0
0
5
8.9
6
10.7
35
62.5
10
17.9
6. Berusaha melakukan pekerjaan dengan baik
0
0
0
0
3
5.4
33
58.9
20
35.7
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan STS TS KS S SS F % F % F F % F %
7. Beban kerja yang berat tidak menghalangi untuk bekerja dengan baik
4
7.1
0
0
6
10.7
32
57.1
14
25.0
8. Berusaha menjadi pegawai yang disiplin dalam bekerja
0
0
0
0
0
0
42
75.0
14
25.0
9. Berusaha untuk menciptakan rasa saling menghargai dengan pegawai lain
0
0
0
0
0
0
34
60.7
22
39.3
10. Berusaha memahami perilaku pegawai lain
0
0
0
0
1
1.8
40
71.4
15
26.8 11. Dapat bekerjasama dengan pegawai lain
0
0
1
1.8
3
5.4
39
69.6
13
23.2 12. Senang dapat membantu pegawai lain yang mengalami permasalahan kerja
0
0
0
0
3
5.4
40
71.4
13
23.2
Sumber: Data Primer Penelitian (Mei 2011)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, 12.5% responden menyatakan sangat setuju,
53.6% menyatakan setuju, 25% menyatakan kurang setuju, 1.8%
menyatakan tidak setuju dan 7.1% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden tetap dapat bekerja walaupun
dalam keadaan tertekan.
2. Pada pernyataan kedua, 17.9% responden menyatakan sangat setuju,
67.9% menyatakan setuju, 14.3% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden yakin dapat menyelesaikan
semua pekerjaan.
3. Pada pernyataan ketiga, 19.6% responden menyatakan sangat setuju,
78.6% menyatakan setuju, 1.8% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
dapat diartikan bahwa mayoritas responden mengetahui bagaimana cara
yang terbaik untuk mengungkapkan emosinya.
4. Pada pernyataan keempat, 30.4% responden menyatakan sangat setuju,
69.6% menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan
kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini berarti
mayoritas responden berusaha untuk tenang dalam bekerja.
5. Pada pernyataan kelima, 17.9% responden menyatakan sangat setuju,
62.5% menyatakan setuju, 10.7% menyatakan kurang setuju, 8.9%
menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini berarti mayoritas responden merasa tetap dapat
berusaha menyelesaikan pekerjaan walaupun dalam kondisi lingkungan
kerja yang tidak mendukung.
6. Pada pernyataan keenam, 35.7% responden menyatakan sangat setuju,
58.9% menyatakan setuju, 5.4% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa responden berusaha melakukan pekerjaan dengan
baik.
7. Pada pernyataan ketujuh, 25% responden menyatakan sangat setuju,
57.1% menyatakan setuju, 10.7% menyatakan kurang setuju, 7.1%
menyatakan sangat tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa
beban kerja yang berat tidak menghalangi untuk bekerja dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
8. Pada pernyataan kedelapan, 25% responden menyatakan sangat setuju,
75% menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang
setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
responden berusaha menjadi pegawai yang disiplin dalam bekerja
9. Pada pernyataan kesembilan, 39.3% responden menyatakan sangat setuju,
60.7% menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan
kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa responden berusaha menciptakan rasa saling menghargai dengan
pegawai lain
10. Pada pernyataan kesepuluh, 28.6% responden menyatakan sangat setuju,
71.4% menyatakan setuju, 1.8% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden berusaha memahami perilaku
pegawai lain.
11. Pada pernyataan kesebelas, 23.2% responden menyatakan sangat setuju,
69.6% menyatakan setuju, 5.4% menyatakan kurang setuju, 1.8%
menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dapat
bekerjasama dengan pegawai lain.
12. Pada pernyataan keduabelas, 23.2% responden menyatakan sangat setuju,
71.4% menyatakan setuju, 5.4% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa senang dapat membantu
pegawai lain yang mengalami permasalahan kerja.
Berdasarkan hasil distribusi tanggapan responden terhadap kecerdasan
emosional terlihat bahwa persentase terbesar pada pernyataan “mengetahui cara
yang terbaik mengungkapkan emosi”. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
kecerdasan emosional responden megetahui bagaimana cara terbaik yang mereka
lakukan dalam mengungkapkan emosinya.
c. Variabel Budaya Organisasi (X3)
Tabel 4.9 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Budaya Organisasi
Pernyataan STS TS KS S SS F % F % F % F % F %
1. Bila terjadi permasalahan kerja berusaha untuk mencari penyebabnya
0
0
1
1.8
6
10.7
37
66.1
12
21.4
2. Bila terjadi permasalahan mendiskusikannya dengan pegawai lain untuk menyelesaikannya
0
0
2
3.6
9
16.1
33
58.9
12
21.4
3. Hasil kerja maksimal menjadi tujuan dalam bekerja
0
0
0
0
1
1.8
37
66.1
18
32.1
4. Walaupun tidak mendapat dukungan dari pegawai lain berusaha menyelesaikan pekerjaan
3
5.4
0
0
7
12.5
38
67.9
8
14.3
5. Pekerjaan sesuai dengan standar organisasi
0
0
0
0
3
5.4
36
64.3
17
30.4 6. Dalam bekerja selalu memperhatikan semua kepentingan pegawai
0
0
4
7.1
9
16.1
35
62.5
8
14.3
7. Memberikan perhatian penuh untuk menyelesaikan pekerjaan
2
3.6
3
5.4
3
5.4
30
53.6
18
32.1
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan STS TS KS S SS F % F % F % F % F %
8. Memanfaatkan waktu kerja dengan baik untuk menyelesaikan setiap pekerjaan
0
0
0
0
1
1.8
40
71.4
15
26.8
9. Dapat memanfaatkan fasilitas kerja untuk membantu menyelesaikan pekerjaan
0
0
3
5.4
5
8.9
37
66.1
11
19.6
10. Berusaha agar hasil pekerjaan diatas standar organisasi
0
0
0
0
2
3.6
46
82.1
8
14.3
11. Tetap berusaha mempertahankan kerja terbaik walaupun mengalami kesulitan
0
0
0
0
2
3.6
39
69.6
15
26.8
Sumber: Data Primer Penelitian (Mei 2011)
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, 21.4% responden menyatakan sangat setuju,
66.1% menyatakan setuju, 10.7% menyatakan kurang setuju, 1.8%
menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan dan
sangat tidak setuju. Hal ini berarti mayoritas responden berusaha mencari
penyebab permasalahan kerja mereka.
2. Pada pernyataan kedua, 21.4% responden menyatakan sangat setuju,
58.9% menyatakan setuju, 16.1% menyatakan kurang setuju, 3.6%
menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berdiskusi
dengan pegawai lain dalam menyelesaikan permasalahan mereka.
3. Pada pernyataan ketiga, 32.1% responden menyatakan sangat setuju,
66.1% menyatakan setuju, 1.8% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan mayoritas responden merasa bahwa hasil kerja yang
maksimal menjadi tujuan dalam bekerja.
4. Pada pernyataan keempat, 14.3% responden menyatakan sangat setuju,
67.9% menyatakan setuju, 12.5% menyatakan kurang setuju, 5.4%
menyatakan sangat tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan
tidak setuju. Hal ini berarti mayoritas responden berusaha menyelesaikan
pekerjaan walaupun tidak mendapat dukungan dari pegawai lain.
5. Pada pernyataan kelima, 30.4% responden menyatakan sangat setuju,
64.3% menyatakan setuju, 5.4% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan mayoritas responden merasa pekerjaan yang dilakukan
sudah sesuai dengan standar organisasi.
6. Pada pernyataan keenam, 14.3% responden menyatakan sangat setuju,
62.5% menyatakan setuju, 16.1% menyatakan kurang setuju, 7.1%
menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan mayoritas responden merasa
memperhatikan semua kepentingan pegawai dalam bekerja.
7. Pada pernyataan ketujuh, 32.1% responden menyatakan sangat setuju,
53.6% menyatakan setuju, 5.4% menyatakan kurang setuju, 5.4%
menyatakan tidak setuju, 3.6% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Hal ini berarti mayoritas responden merasa setiap pegawai harus saling
membantu dalam melaksanakan tugas demi tercapainya tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
8. Pada pernyataan kedelapan, 26.8% responden menyatakan sangat setuju,
71.4% menyatakan setuju, 1.8% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan mayoritas responden merasa dapat memanfaatkan waktu
kerja dengan baik untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.
9. Pada pernyataan kesembilan, 19.6% responden menyatakan sangat setuju,
66.1% menyatakan setuju, 8.9% menyatakan kurang setuju, 5.4%
menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan mayoritas responden merasa dapat
memanfaatkan fasilitas kerja untuk membantu menyelesaikan pekerjaan.
10. Pada pernyataan kesepuluh, 14.3% responden menyatakan sangat setuju,
82.1% menyatakan setuju, 3.6% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
berarti mayoritas responden berusaha agar hasil pekerjaan yang dilakukan
diatas standar organisasi.
11. Pada pernyataan kesebelas, 26.8% responden menyatakan sangat setuju,
69.6% menyatakan setuju, 3.6% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan mayoritas responden tetap berusaha mempertahankan kerja
terbaik walaupun mengalami kesulitan.
Berdasarkan hasil distribusi tanggapan responden terhadap budaya
organisasi terlihat bahwa persentase terbesar pada pernyataan “berusaha agar
hasil pekerjaan diatas standar organisasi”. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
mayoritas budaya organisasi responden berusaha mendapatkan hasil kerja diatas
standar yang telah ditetapkan organisasi.
d. Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Tabel 4.10 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Pegawai
Pernyataan STS TS KS S SS F % F % F % F % F %
1. Pekerjaan sesuai dengan kualitas yang diinginkan organisasi
0
0
1
1.8
3
5.4
44
78.6
8
14.3
2. Dengan kemampuan yang dimiliki dapat mencapai kualitas kerja diatas standar organisasi
0
0
0
0
7
12.5
41
73.2
8
14.3
3. Dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
0
0
0
0
2
3.6
43
76.8
11
19.6 4. Tetap berusaha menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktu yang diharapkan
0
0
0
0
6
10.7
41
73.2
9
16.1
5. Walaupun tanpa pengawasan atasan berusaha menyelesaikan pekerjaan pada awal waktu
0
0
1
1.8
5
8.9
35
62.5
15
26.8
6. Dapat membagi waktu untuk setiap pekerjaan yang saya terima
0
0
0
0
1
1.8
42
75.0
13
23.2
7. Dapat mencapai kualitas kerja yang maksimal dengan memanfaatkan fasilitas kerja yang dimiliki
0
0
1
1.8
7
12.5
37
66.1
11
19.6
8. Sebelum meminta bantuan dari pegawai lain terlebih dahulu mengerjakan sendiri pekerjaan
0
0
1
1.8
4
7.1
41
73.2
10
17.9
9. Walaupun mengalami kesulitan dalam bekerja tetap berusaha melakukannya sendiri
1
1.8
4
7.1
17
30.4
27
48.2
7
12.5
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan STS TS KS S SS F % F % F % F % F %
10. Mendapatkan hasil kerja yang terbaik merupakan komitmen dalam setiap pekerjaan
0
0
0
0
1
1.8
39
69.6
16
28.6
11. Memberikan perhatian penuh untuk menyelesaikan pekerjaan
0
0
0
0
5
8.9
38
67.9
13
23.2
Sumber: Data Primer Penelitian (Mei 2011) Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan pertama, 14.3% responden menyatakan sangat setuju,
78.6% menyatakan setuju, 5.4% menyatakan kurang setuju, 1.8%
menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan mayoritas responden merasa pekerjaan
yang dilakukan sesuai dengan kualitas yang diinginkan organisasi.
2. Pada pernyataan kedua, 14.3% responden menyatakan sangat setuju,
73.2% menyatakan setuju, 12.5% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan mayoritas responden merasa dapat mencapai kualitas kerja
diatas standar organisasi dengan kemampuan yang mereka milki.
3. Pada pernyataan ketiga, 19.6% responden menyatakan sangat setuju,
76.8% menyatakan setuju, 3.6% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
berarti mayoritas responden merasa dapat dapat menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu.
4. Pada pernyataan keempat, 16.1% responden menyatakan sangat setuju,
73.2% menyatakan setuju, 10.7% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden tetap berusaha menyelesaikan
pekerjaan lebih cepat dari waktu yang diharapkan.
5. Pada pernyataan kelima, 26.8% responden menyatakan sangat setuju,
62.5% menyatakan setuju, 8.9% menyatakan kurang setuju, 1.8%
menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan mayoritas responden berusaha
menyelesaikan pekerjaan pada awal waktu walaupun tanpa pengawasan
dari atasan.
6. Pada pernyataan keenam, 23.2% responden menyatakan sangat setuju,
75% menyatakan setuju, 1.8% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
berarti mayoritas responden merasa dapat membagi waktu untuk setiap
pekerjaan yang saya terima.
7. Pada pernyataan ketujuh, 19.6% responden menyatakan sangat setuju,
66.1% menyatakan setuju, 12.5% menyatakan kurang setuju, 1.8%
menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan mayoritas responden dapat dapat
mencapai kualitas kerja yang maksimal dengan memanfaatkan fasilitas
kerja yang dimiliki.
8. Pada pernyataan kedelapan, 17.9% responden menyatakan sangat setuju,
73.2% menyatakan setuju, 7.1% menyatakan kurang setuju, 1.8%
menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat
Universitas Sumatera Utara
tidak setuju. Hal ini berarti mayoritas responden mengerjakan sendiri
pekerjaannya sebelum meminta bantuan dari pegawai lain.
9. Pada pernyataan kesembilan, 12.5% responden menyatakan sangat setuju,
48.2% menyatakan setuju, 30.4% menyatakan kurang setuju, 7.1%
menyatakan tidak setuju dan 1.8% responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Dari tanggapan tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
responden tetap berusaha melakukan pekerjaannya sendiri dalam bekerja
walaupun mengalami kesulitan.
10. Pada pernyataan kesepuluh, 28.6% responden menyatakan sangat setuju,
69.6% menyatakan setuju, 1.8% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari
tanggapan tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden
berkomitmen untuk mendapatkan hasil kerja yang terbaik dalam setiap
pekerjaan
11. Pada pernyataan kesebelas, 23.2% responden menyatakan sangat setuju,
67.9% menyatakan setuju, 8.9% menyatakan kurang setuju dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
berarti mayoritas responden memberikan perhatian penuh untuk
menyelesaikan pekerjaannya.
Berdasarkan hasil distribusi tanggapan responden terhadap kinerja
pegawai terlihat bahwa persentase terbesar pada pernyataan “pekerjaan sesuai
dengan kualitas yang diinginkan organisasi”. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
mayoritas kinerja pegawai responden bekerja sesuai kulaitas yang diinginkan
organisasi.
4.2.3. Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1.Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi
data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau
tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov
a. Pendekatan Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat
grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Gambar 4.2 Grafik Histogram Uji Normalitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Scatter Plot Uji Normalitas Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa variabel
berdfistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar tersebut, dimana
tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sedangkan pada Gambar 4.3 data
juga berdistribusi normal ini dapat dilihat pada scatter plot terlihat titik
yang mengikuti data disepanjang garis diagonal.
b. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal,
padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian
normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non-parametik
Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 56
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.35692450
Most Extreme Differences Absolute .106
Positive .106
Negative -.054
Kolmogorov-Smirnov Z .791
Asymp. Sig. (2-tailed) .559
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Berdasarkan Tabel 4.11, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed)
adalah 0.559, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05). dengan
kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.
4.2.3.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Metode Grafik
Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 4.4 Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji Glejser
Tabel 4.12 Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.682 2.634 -1.018 .313
KompetensiKomunikasi .075 .106 .120 .706 .483
KecerdasanEmosional .025 .066 .083 .378 .707
BudayaOrganisasi .022 .068 .067 .318 .752
a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa tidak satupun
variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen absolute Ut (absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi disimpulkan model
regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
4.2.3.3. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Berikut ini
disajikan cara mendeteksi multikolinierritas dengan menganalisis matrik korelasi
antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Uji Nilai Tolerance dan VIF
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 7.692 4.158 1.850 .070
KompetensiKomunikasi .380 .168 .237 2.271 .027 .626 1.598
KecerdasanEmosional .139 .104 .179 1.330 .189 .376 2.663
BudayaOrganisasi .420 .108 .497 3.881 .000 .414 2.416
a. Dependent Variable: KinerjaPegawai
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011) Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa:
a. Nilai VIF dari nilai lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti
tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model
regresi.
b. Nilai Tolerance dari lebih besar dari 0.1, ini berarti tidak terdapat
multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
4.2.4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0
dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang
terdiri dari kompetensi komunikasi, kecerdasan emosional dan budaya organisasi
terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai. Model persamaan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+e
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.692 4.158 1.850 .070
KompetensiKomunikasi .380 .168 .237 2.271 .027
KecerdasanEmosional .139 .104 .179 1.330 .189
BudayaOrganisasi .420 .108 .497 3.881 .000
a. Dependent Variable: KinerjaPegawai
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 4.14 di
atas, maka diperoleh persamaan hasil regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 7.692 + 0.380X1 + 0.139 X2+ 0.420 X3
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Konstanta (a) = 7.692, Konstanta sebesar 7.692 menyatakan bahwa
tanpa adanya kompetensi komunikasi, kecerdasan emosional dan
budaya organisasi maka besarnya nilai kinerja karyawan sebesar
7.692.
b. Koefisien X1 (b1) = 0.380, ini berarti bahwa variabel kompetensi
komunikasi (X1) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan,
dengan kata lain jika kompetensi komunikasi (X1) ditingkatkan sebesar
satu-satuan, maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0.380.
c. Koefisien X2 (b2) = 0.139, ini menunjukkan bahwa variabel
kecerdasan emosional (X2) berpengaruh positif terhapa kinerja
karyawan, dengan kata lain jika kecerdasan emosional (X2)
Universitas Sumatera Utara
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan akan
bertambah sebesar 0.139.
d. Koefisien X3 (b3) = 0.420, ini menunjukkan bahwa variabel budaya
organisasi (X3) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, dengan
kata lain jika budaya organisasi (X3) ditingkatkan sebesar satu-satuan,
maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0.420.
4.2.5. Uji Hipotesis
4.2.5.1.Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
H0 : b1, b2, b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ha : b1, b2, b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas
pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df (Pembilang) = k – 1
df (Penyebut) = n – k
Keterangan:
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 56 dan jumlah keseluruhan
variabel (k) adalah 4, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = 4 – 1 = 3
2. df (penyebut) = 56 – 4 = 52
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0 for
windows, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%, dengan
kriteria uji sebagai berikut :
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α= 5%
Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α= 5%
Tabel 4.15
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 559.898 3 186.633 31.764 .000a
Residual 305.530 52 5.876
Total 865.429 55
a. Predictors: (Constant), BudayaOrganisasi, KompetensiKomunikasi, KecerdasanEmosional
b. Dependent Variable: KinerjaPegawai Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F
yakni sebesar 31.764 dengan tingkat signifikansi = 0.000. sedangkan nilai Fhitung
lebih besar dari nilai Ftabel yakni 2.78, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau
dengan kata lain Fhitung > Ftabel (31.764 > 2.78). Berdasarkan kriteria pengujian
hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya (0.000) < 0.05,
menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (kompetensi komunikasi,
Universitas Sumatera Utara
kecerdasan emosional dan budaya organisasi) secara serempak adalah signifikan
terhadap kinerja pegawai.
4.2.5.2.Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel
dependen. kriteria pengujiannya adalah:
H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
Ha ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%
Tabel 4.16 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.692 4.158 1.850 .070
KompetensiKomunikasi .380 .168 .237 2.271 .027
KecerdasanEmosional .139 .104 .179 1.330 .189
BudayaOrganisasi .420 .108 .497 3.881 .000
a. Dependent Variable: KinerjaPegawai
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa:
1. Variabel Kompetensi Komunikasi (X1)
Nilai thitung variabel kompetensi komunikasi adalah 2.271 dan nilai ttabel
1.675 maka thitung > ttabel (2.271 > 1.675) sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel kompetensi komunikasi berpengaruh positif dan signifikan
(0.027 < 0.05) secara parsial terhadap kinerja pegawai pada pegawai
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara. Artinya, jika
variabel kompetensi komunikasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka
kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0.380.
2. Variabel Kecerdasan Emosional (X2)
Nilai thitung variabel kecerdasan emosional adalah 2.271 dan nilai ttabel
1.675 maka thitung > ttabel (1.330 < 1.675) sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel kecerdasan emosional berpengaruh positif dan tidak
signifikan (0.189 < 0.05) secara parsial terhadap kinerja pegawai pada
pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara. Artinya,
jika variabel kompetensi komunikasi ditingkatkan sebesar satu satuan,
maka kinerja pegawai tidak akan meningkat sebesar 0.139.
3. Variabel Budaya Organisasi (X3)
Nilai thitung variabel budaya organisasi adalah 3.881 dan nilai ttabel 1.675
maka thitung > ttabel (3.881 > 1.675) sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan (0.000 <
0.05) secara parsial terhadap kinerja pegawai pada pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara. Artinya, jika variabel
Universitas Sumatera Utara
kompetensi komunikasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka kinerja
pegawai akan meningkat sebesar 0.420. Variabel budaya organisasi
mempunyai nilai terbesar diantara variabel lain yang mempengaruhi
kinerja pegawai pada pegawai, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel
budaya organisasi merupakan variabel dominan dalam mempertahankan
kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera
Utara.
4.2.6. Pengujian Koefisien Determinasi (R²)
Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi
atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien
determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X)
adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan
semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dan demikian sebaliknya.
Tabel 4.17 Pengujian Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .804a .647 .627 2.42396
a. Predictors: (Constant), BudayaOrganisasi, KompetensiKomunikasi,
KecerdasanEmosional
b. Dependent Variable: KinerjaPegawai Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2011)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa:
a. R = 0.804 berarti hubungan antara variabel kompetensi komunikasi
(X1), kecerdasan emosional (X2) dan budaya organisasi (X3) terhadap
kinerja karyawan (Y) sebesar 80.4%. Artinya hubungannya sangat
erat.
b. Adjusted R Square sebesar 0.627 berarti 62.7% variabel kinerja
karyawan dapat dijelaskan oleh kompetensi komunikasi, kecerdasan
emosional dan budaya organisasi. Sedangkan sisanya 37.3% dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian
ini.
c. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur
variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar
deviasinya sebesar 2.42396. Semakin kecil standar deviasi berarti
model semakin baik.
4.3. Pembahasan
Penelitian ini menemukan hasil dari nilai Koefisien Determinasi pada tabel
4.20 sebesar 0.627 yang menunjukkan bahwa variabel kompetensi komunikasi,
kecerdasan emosional dan budaya organisasi mampu menjelaskan sebanyak
62,7% perubahan dari variabel kinerja pegawai. Sedangkan sisanya sebesar 37,3%
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
Dari pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel
independen, yaitu kompetensi komunikasi dan budaya organisasi berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja pegawai.
Nilai signifikansi ini didukung dengan variabel kompetensi komunikasi (X1)
dengan nilai thitung > ttabel (2.271 > 1.675) dan variabel budaya organisasi (X3)
dengan nilai thitung > ttabel (3.881 > 1.675). Hal ini terlihat dari distribusi tanggapan
responden dengan frekuensi dan persentase terbesar untuk variabel kompetensi
komunikasi yang mayoritas tanggapan responden setuju bahwa kompetensi
komunikasi berpengaruh terhadap kinerja mereka. Responden merasa kompetensi
mereka dalam berkomunikasi membantu mereka dalam membedakan jenis
informasi yang harus disampaikan kepada pegawai lain dan mengetahui saat yang
tepat untuk menyampaikannya. Sedangkan dalam variabel budaya organisasi hal
tersebut didukung dengan tanggapan responden dengan frekuensi dan persentase
terbesar adalah berusaha bekerja agar hasil kerja mereka diatas standar organisasi.
Sementara variabel kecerdasan emosional (X2) dengan signifikansi untuk
kecerdasan emosional (X2) yang lebih besar dari 0,05 dan nilai thitung > ttabel (1.330
< 1.675) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan. Yang terlihat dari
distribusi tanggapan responden yang lebih bervariasi dalam menanggapi
pernyataan mengenai variabel kecerdasan emosional. Dimana sebagian responden
merasa tidak dapat bekerja dalam keadaan tertekan dan beban kerja yang berat
menghalangi mereka bekerja dengan baik. Walaupun kecerdasan emosional tidak
signifikan mempengaruhi kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Sumatera Utara, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
telah berupaya dalam mengembangkan kompetensi pegawai dan budaya
organisasi yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi
komunikasi (X1), kecerdasan emosional (X2) dan budaya organisasi dengan
tingkat signifikansi = 0.000 dan nilai Fhitung > Ftabel (31.764 > 2.78) menunjukkan
secara serempak berpengaruh secara positif signifikan terhadap kinerja pegawai
pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara. Dimana distribusi
tanggapan responden yang mayoritas menyatakan setuju dalam menanggapi
pernyataan mengenai variabel kompetensi komunikasi, kecerdasan emosional dan
budaya organisasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan evaluasi pengaruh kompetensi komunikasi,
kecerdasan emosional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat diperoleh kesimpulan
yaitu hasil analisis data menunjukkan bahwa kompetensi komunikasi (X1),
kecerdasan emosional (X2) dan budaya organisasi (X3) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sumatera Utara.
Dari ketiga variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi kinerja
pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah
variabel budaya organisasi (X3). Variabel kompetensi komunikasi (X1) juga
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai, sedangkan variabel
kecerdasan emosional (X2) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
kinerja pegawai.
Variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan sebesar 62,7% oleh
kompetensi komunikasi, kecerdasan emosional dan budaya organisasi. Sedangkan
sisanya 37.3% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
5.2.Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diuraikan maka saran-saran yang dapat
diberikan oleh penelitian ini yaitu:
1. Organisasi perlu memperhatikan peningkatan kompetensi komunikasi
karyawan untuk memelihara motivasi komunikasi dan ketrampilan
komunikasi dengan memberikan penjelasan kepada pegawai mengenai
kepada siapa informasi harus disampaikan dan menjelaskan bahwa
keterampilan komunikasi pegawai dapat membantu mereka dalam
menerima informasi untuk meningkatkan kinerja.
2. Jika kecerdasan emosional dapat ditingkatkan melalui pelatihan, maka
hal ini bisa menjadi peluang yang perlu digali untuk mewujudkan
kinerja pegawai yang lebih baik guna meminimalisir kemungkinan
terjadinya kebosanan, stress kerja dan konflik di tempat kerja pada saat
pegawai merasa tertekan dengan beban kerja yang berat.
3. Organisasi hendaknya memperhatikan indikator-indikator budaya
organisasi, seperti berorientasi terhadap hasil yang akan dicapai dan
kepentingan semua pegawai dengan memberikan pelatihan
keterampilan dan motivasi untuk memberi perhatian pada masalah
secara detil. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga hasil kerja pegawai
yang telah baik tetap terjaga atau bahkan dapat menigkat secara
kualitas dan memotivasi pegawai dalam berusaha mencari penyebab
terjadinya permasalahan untuk menyelesaikan permasalahan kerja
yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
4. Organisasi juga perlu membuat tolok ukur/ penilaian kinerja individu
pegawai yang jelas setiap tahunnya, dimana kinerja tersebut meliputi
kualitas kerja, ketepatan waktu, efektivitas dan kemandirian yang
dimiliki oleh setiap pegawai. Adanya tolok ukur yang jelas diharapkan
pegawai akan terpacu untuk berprestasi dengan bekerja sungguh-
sungguh sesuai dengan kualitas kerja yang diinginkan organisasi, dapat
berkerja tepat waktu walaupun tanpa pengawasan dari atasan, dapat
memanfaatkan fasilitas kerja yang ada dan menjadi pegawai yang tetap
berusaha mandiri walaupun mengalami kesulitan dalam bekerja.
5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat terus mengembangkan
penelitian ini. Penelitian ini menggunakan populasi organisasi
Pemerintahan yaitu Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera
Utara yang bersifat Non Profit Oriented. Untuk menciptakan temuan
baru dan lebih memahami seberapa besar pengaruh kompetensi
komunikasi, kecerdasan emosional dan budaya organisasi terhadap
kinerja pegawai, penulis menyarankan bagi peneliti selanjutnya agar
melakukan penelitian dengan populasi organisasi yang bersifat Profit
Oriented seperti perusahaan swasta.
Universitas Sumatera Utara