BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

12
41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi Penelitian ini diambil di lokasi studi yang bertempat di TPA Tegalasri Desa Tegalasri, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. TPA Tegalasri melayani 3 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Wlingi, Kecamatan Gandusari, dan Kecamatan Talun. Jumlah TPS diseluruh wilayah yang dilayani TPA Tegalasri adalah 14 buah. Saat ini volume sampah yang masuk ke TPA sekitar 197 m 3 /hari. TPA Tegalasri dibangun dengan menggunakan metode pengurukan controlled landfill dengan luas lahan total 3,24 Ha. Untuk lokasi TPA Tegalasri Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Lokasi Studi TPA Tegalasri (Sumber: Google Maps) TPA Tegalasri dibagi menjadi 3 zona. Zona 1 merupakan zona yang fungsinya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan vegetasi berupa pohon jati. Sementara itu, zona 2 merupakan kawasan buffer yang dipenuhi oleh beberapa jenis tanaman pelindung TPA yang berfungsi merdeduksi bau dari TPA agar tidak menyebar luas. Tanaman pelindung TPA yang ditanam antara lain. Pohon jarak merah, pohon sengon, kayu putih, dan pohon jati. Zona terakhir adalah zona 3 yang

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

Penelitian ini diambil di lokasi studi yang bertempat di TPA Tegalasri Desa

Tegalasri, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. TPA Tegalasri melayani 3 wilayah

kecamatan yaitu Kecamatan Wlingi, Kecamatan Gandusari, dan Kecamatan Talun.

Jumlah TPS diseluruh wilayah yang dilayani TPA Tegalasri adalah 14 buah. Saat

ini volume sampah yang masuk ke TPA sekitar 197 m3/hari. TPA Tegalasri

dibangun dengan menggunakan metode pengurukan controlled landfill dengan luas

lahan total 3,24 Ha. Untuk lokasi TPA Tegalasri Kecamatan Wlingi Kabupaten

Blitar dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Lokasi Studi TPA Tegalasri (Sumber: Google Maps)

TPA Tegalasri dibagi menjadi 3 zona. Zona 1 merupakan zona yang

fungsinya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan vegetasi berupa pohon jati.

Sementara itu, zona 2 merupakan kawasan buffer yang dipenuhi oleh beberapa jenis

tanaman pelindung TPA yang berfungsi merdeduksi bau dari TPA agar tidak

menyebar luas. Tanaman pelindung TPA yang ditanam antara lain. Pohon jarak

merah, pohon sengon, kayu putih, dan pohon jati. Zona terakhir adalah zona 3 yang

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

42

merupakan tempat penimbunan sampah dan juga merupakan pusat kegiatan

pemrosesan akhir sampah.

Setiap truk pengangkut sampah akan diperiksa oleh petugas registrasi di pos

jaga guna di catat jumlah, jenis, dan sumbernya serta tanggal waktu pemasukan.

Untuk mengurangi jumlah sampah, di TPA Tegalasri sudah terdapat sistem

pengomposan, pengelolaan minyak, dan pengelolaan gas metan.

Untuk penanganan sampah yang tidak terkelola kemudian di timbun pada

lokasi TPA yang sudah dipersiapkan secara teratur, dan dalam kurun waktu tertentu

timbunan sampah tersebut diratakan dan dipadatkan oleh alat berat. Alat berat yang

digunakan di TPA Tegalasri adalah 1 unit excavator, 1 unit Bulldozer. Setelah rata

dan padat, timbunan sampah lalu ditutup dengan tanah. Manajemen alat berat dan

metode yang tepat sangat mendukung pengelolaan TPA yang baik dan ideal.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dapat digolongkan menjadi 3 kategori yaitu

pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan gabungan pendekatan kuantitatif-kualitatif

(mixed model). Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif-kualitatif

(mixed model). Metode kuantitatif digunakan pada saat perhitungan timbulan

sampah di TPA Tegalasri Kabupaten Blitar setiap harinya beserta komposisinya,

untuk kemudian dibuat analisis potensi pemetaan berupa desain pengumpulan,

pemrosesan dan pengangkutan.

Berdasarkan Diktat Kuliah Pengolahan Sampah Damnahuri (2010), metode

pengukuran timbulan sampah yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh

dengan survey pengukuran atau analisa langsung di lapangan yakni dengan

mengukur langsung satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel rumah tangga

yang ditentukan secara random-proporsional di sumber selama 8 hari berturut-

turut.

Dalam survei frekuensi pengambilan sampel sebaiknya dilakukan selama 8

hari berturut-turut guna menggambarkan fluktuasi harian yang ada. Dilanjutkan

dengan kegiatan bulanan guna menggambarkan fluktuasi dalam satu tahun.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

43

Penerapan yang dilaksanakan di Indonesia biasanya telah disederhanakan,

seperti (Damanhuri, 2010):

Hanya dilakukan 1 hari saja.

Dilakukan dalam seminggu, tetapi pengambilan sampel setiap 2 atau 3 hari.

Dilakukan dalam 8 hari berturut-turut.

Metode yang umum digunakan untuk menentukan kuantitas total sampah

yang akan dikumpulkan dan diangkut ke TPA adalah sebagai berikut (Damanhuri,

2010):

Rata-rata angkutan per hari dikalikan volume rata-rata pengangkutan dan

dikonversikan ke satuan berat dengan menggunakan densitas rata-rata yang

diperoleh melalui sampling.

Mengukur berat sampel di dalam kendaraan angkut dengan menggunakan

jembatan timbang, kemudian rata-ratanya dikalikan dengan total angkutan per

hari.

Mengukur berat setiap angkutan di jembatan timbang TPA.

Berdasarkan Diktat Kuliah Pengolahan Sampah Damanhuri (2010), jumlah

sampah yang masuk ke dalam TPA sulit untuk dijadikan indikasi yang akurat

mengenai timbulan sampah yang sebenarnya di sumber. Hal ini disebabkan oleh

terjadinya kehilangan sampah di setiap tahapan proses operasional pengolahan

sampah tersebut, terutama adanya aktivitas pemulungan atau pemilahan sampah.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian ini, populasi yang akan akan diambil adalah semua sampah

yang berada di area TPA Tegalasri, yang dihasilkan dari kegiatan setiap harinya.

Sampel yang akan diambil dari penelitian ini adalah sampah yang dihasilkan dari 3

kecamatan di Kabupaten Blitar yang diangkut ke TPA Tegalasri yaitu Kecamatan

Wlingi, Kecamatan Gandusari, dan Kecamatan Talun yang terdiri dari sampah

permukiman, sampah rumah, sampah rumah sakit, sampah industri, sampah pasar

serta sampah fasilitas umum dan sosial di Kabupaten Blitar.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

44

3.4 Metodologi Penelitian

3.4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli 2019. Lokasi penelitian di TPA

Tegalasri Desa Tegalasri, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

3.4.2 Kerangka Penelitian

1. Mengumpulkan data mengenai luas lahan, volume sampah, jumlah perkapita

di Kabupaten Blitar, jumlah alat berat yang digunakan di TPA Tegalasri

Kabupaten Blitar.

2. Pengamatan terhadap lokasi TPA Tegalasri Kabupaten Blitar yang dilakukan

secara teliti dan cermat.

3. Membaca dan mempelajari buku, jurnal, artikel dan peraturan yang terkait

dengan pengolahan sampah.

4. Melakukan perhitungan terhadap jumlah timbulan sampah yang dihasilkan

perkapita di Kabupaten Blitar, dan menghitung volume total sampah yang

dihasilkan.

5. Melakukan perhitungan tingkat pelayanan pengumpulan sampah.

6. Melakukan perhitungan kebutuhan lahan yang diperlukan untuk menampung

sampah yang terus meningkat jumlahnya.

7. Melakukan perhitungan produktivitas dari masing-masing alat berat

(excavator, dan Bulldozer).

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

45

Rancangan Umum Penelitian

Rancangan umum penelitian ini di tunjukkan pada Gambar 3.2

Mulai Mulai

Studi Pustaka

Sampah, Kebutuhan Lahan,

Produktivitas Alat berat

Pengumpulan data

Data Primer

Volume sampah dan

jumlah jiwa / KK

Data Sekunder

Data Eksisting TPA Tegalasri, Data

BPS Kabupaten Blitar (meliputi

jumlah penduduk dan jumlah KK

serta data pendukung lainya)

Analisa Data

Jumlah penduduk tahun 2019 dan 2029,

volume sampah tahhun 2019 dan 2029,

tingkat pelayanan sampah 2019,

kebutuhan lahan tahun 2029,

produktivitas alat berat pada tahun 2029

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

SELESAI

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

46

3.5 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, yang digolongkan sebagai variabel bebas adalah

timbulan sampah yang terdiri dari volume sampah yang dihasilkan dari survei di

Kabupaten Blitar. Sedangkan variabel terikatnya adalah volume sampah setiap

orang.

3.6 Data di TPA Tegalasri

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data sekunder,

data umum, dan data teknis. Pengertian data primer dan data sekunder dapat dilihat

di bawah ini.

3.6.1 Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dilapangan.

Pengumpulan data primer ini dengan cara melakukan survei 3 Kecamatan. Data

primer meliputi :

1. Timbulan sampah

2. Jumlah jiwa/KK

3. Volume sampah

3.6.2 Timbulan Sampah

Timbulan sampah adalah sampah yang dihasilkan dari setiap individu, untuk

menentukan timbulan sampah per orang kita harus melakukan survei lapang atau

terjun langsung ditengah-tengah lingkungan masyarakat dalam beberapa hari.

Menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka timbulan sampah sebagai

berikut (Damanhuri,2010):

1. Satuan timbulan sampah kota besar = 2-2,5 l/orang/hari, atau 0.4-0,5

kg/orang/hari

2. Satuan timbulan sampah kota sedang/kecul = 1,5-2 l/orang/hari atau, 0,3-0,4

kg/orang/hari

Untuk mencari timbulan sampah per orang per hari kita dapat melakukan survei

pada tiap-tiap rumah untuk mengambil sampa rumah tangga yang dihasilkan rumah

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

47

tersebut selama 24 jan. Untuk keakuratan data timbulan sampah peneliti harus

melakukan pengambilan sampah selama 8 hari berturut-turut.

3.6.3. Jumlah Jiwa/KK

untuk mengetahui jumlah jiwa per KK kita dapat melakukan survei terhadap

rumah-rumah yang sudah kita tentukan untuk pengambilan sampel sampah, dapat

juga dilakukan dengan meminta data pada dinas kependudukan Kabupaten Blitar

atau Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar.

3.6.4. Volume Sampah

Volume sampah yang masuk pada TPA Tegalasri per hari dapat di hitung

dari total truk pengangkut sampah yang masuk dalam waktu sehari, volume bak

truk x jumlah truk yang masuk perhari.

3.6.5. Densitas

Penggunaan satuan volume dapat menimbulkan kesalahan dalam

interpretasikarena terdapat faktor kompaksi yang harus diperhitungkan. Sebagai

ilustrasi, 10 unit wadah yang berisi air masing-masing 100 liter, bila air tersebut

disatukan dalam satu wadah besar, maka akan tetap berisi 1000 liter air. Namun 10

unit wadah yang berisi sampah 100 liter, bila sampah tersebut disatukan dalam satu

wadah besar, maka volume sampah akan berkurang karena mengalami kompaks.

Berat sampah akan tetap terdapat faktor kompaksi yaitu densitas.

3.6.6 Komposisi

Komposisi sampah di pedesaan dan di perkotaan agak berbeda. Sampah di

pedesaan bersifat sederhana dan mudah terurai sedangkan sampah diperkotaan

bersifat kompleks. Komposisi sampah yang dihitung pada TPA Tegalasri antara

lain : sampah basah, plastik, kertas, kain, logam, kayu, kaca/botol dan karet.

Dengan melakukan pemilihan sampah pada setelah itu dirata-ratakan kemudian

didapat persentase berat masing masing koimposisi sampah. Rumus yang dipakai

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

48

(Dirjen cipta Karya, direktorat pengembangan penyehatan lingkungan

permukiman ,2016)

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑖𝑛𝑒𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑥 100 = persentase komposisi sampah

3.6.7 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari berbagai pihak-pihak lain

yang terkait dengan ruang lingkup kajian. Data sekunder diperoleh dari :

1. TPA Tegalasri Kabupaten Blitar.

2. Badan Pusat Statistik meliputi data penduduk, dan jumlah KK di Kabupaten

Blitar

3. Data-data lain sebagai pendukung.

3.6.8 Data Umum

Lokasi : TPA Tegalasri Desa Tegalasri, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

3.6.9 Data Teknis

Tahun pengoperasian : 1994

Luas Lahan : 3,24 Ha

Taman, kantor, garasi : 1,41 Ha

Persediaan lahan : 1,83 Ha

Jumlah Penduduk : 1.116.639 jiwa di Kabupaten Blitar

Jenis Alat Berat : Excavator, dan Bulldozer

Jumlah Alat Berat : 1 unit excavator, dan 1 unit Bulldozer

Jam Kerja Alat Berat : 6 jam/hari

Bahan Bakar Alat Berat : Solar

Sumber sampah : 14 TPS

Pengumpulan data primer maupun sekunder dilakukan dengan beberapa

metode, antara lain wawancara, observasi, dan studi literatur. Berikut rincian data-

data yang diperlukan selama penelitian berlangsung : Tabel 3.1 Data yang

Diperlukan Selama Penelitian.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

49

Tabel 3.1 Data yang Diperlukan Selama Penelitian

No. Data yang

Diperlikan Keteranagan

Cara

Pengumpulan

1 Kondisi TPA

Tegalasri

Letak, peta situasi, luas lahan dan

bangunan, pemakaian lahan Survei lapangan

2 Volume Sampah Volume sampah yang dihasilkan

per jiwa di 3 kecamatan Survei lapangan

3 Jumlah

penduduk

Mengetahui jumlah penduduk

pada tahun 2019 – 2029

Literatur,

wawancara,

observasi,

perhitungan

4 Biaya alat berat

Biaya perawatan yang digunakan

untuk menghitung produktivitas

alat berat

Literatur,

observasi,

perhitungan

3.7 Cara Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengambilan dan penggukuran contoh

timbulan sampah berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1995 :

1) Lokasi

lokasi pengambilan sampel penelitian di 3 Kecamatan yang dilayani oleh TPA

Tegalasri Kabupaten Blitar. Sampel diambil di setiap Kecamatan yang dilayani

oleh TPA Tegalasri. Kriteria lokasi pengambilan sampel yaitu:

a. Perumahan

Permanen yang setara dengan tipe > 70

Semi permanen yang setara dengan tipe 45-70

Non permanen yang setara dengan tipe 21- 45

2) Frekuensi

Pengambilan sampel dilakukan 8 hari berturut-turut termasuk hari kerja dan hari

libur pada lokasi.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

50

3) Penentuan Jumlah Sampel

Cara pengambilan sampel sampah dilakukan langsung di sumber sampah

masing-masing perumahan. Jumlah sampel timbulan sampah dari perumahan

dihitung berdasarkan rumus di bawah ini :

S = Cd √Ps

Dimana:

S = Jumlah sampel (jiwa)

Cd = Koefisien perumahan

Cd = 1 ( kota besar / metropolitan )

Cd = 0,5 ( kota sedang atau kecil )

Ps = Populasi (jiwa)

Jumlah KK yang diamati :

K = 𝑆

𝑁

Dimana:

K = Jumlah sampel (KK)

N = Rata-rata jumlah jiwa per keluarga

S = Jumlah contoh jiwa

Laju timbulan sampah juga ditentukan oleh klasifikasi pemukiman.

Berdasarkan SNI 19-3964-1994 Tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran

Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan pemukiman di klasifikasikan

atas permukiman permanen, non-permanen dan semipermanen.

Contoh dari perumahan permanen = (S1 x K) keluarga.

Contoh dari perumahan semi permanen = (S2 x K) keluarga.

Contoh dari perumahan non permanen = (S3 x K) keluarga.

dimana :

S1 = Proporsi jumlah KK perumahan permanen dalam (25%)

S2 = Proporsi jumlah KK perumahan semi permanen dalam (30%)

S3 = Proporsi jumlah KK perumahan non permanen dalam (45%)

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

51

Setelah diketahui jumlah sampel KK yang harus diambil, selama 8 hari berturut-

turut dilaksanakan pengambilan contoh sampah.

Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses pengambilan

sampel antara lain:

a. Bahan

Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat 3 Kecamatan yang dilayani oleh

TPA Tegalasri sehari.

b. Peralatan dan perlengkapan

1. Alat pengambil sampel berupa kantong plastik dengan volume 40 liter

2. Alat pengukur volume sampel berupa kotak berukuran 20 cm x 20 cm x

100 cm yang dilengkapi dengan skala tinggi

3. Alat pengukur volume sampel berupa kotak berukuran 50 cm x 100 cm

x 100 cm yang dilengkapi dengan skala tinggi

4. Timbangan

5. Perlengkapan berupa alat pemindah seperti sekop

6. Sarung tangan

Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah berdasarkan

Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-3964-1994. Cara pengambilan dan

pengukuran sampel timbulan sampah adalah sebagai berikut:

1. Dibagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada sumber

sampah

2. Dicatat jumlah unit masing-masing penghasil sampah

3. Dikumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah

4. Diangkut seluruh kantong plastik ke tempat pengukuran

5. Ditimbang kotak pengukur

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi

52

6. Dituang secara bergiliran sampel tersebut ke kotak pengukur 40 liter (20

cm x 20 cm x 100 cm)

7. Dihentak 3 kali kotak sampel dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm,

lalu jatuhkan ke tanah

8. Diukur dan dicatat volume sampah (Vs)

9. Ditimbang dan dicatat berat sampah (Bs)

10. Ditimbang bak pengukur 500 liter

11. Dicampurkan seluruh sampel dari setiap lokasi pengambilan dalam bak

pengukur 500 liter

12. Diukur dan dicatat volume sampah

13. Ditimbang dan dicatat berat sampah

Cara pengukuran sampel komposisi sampah merupakan kelanjutan dari

pengukuran timbulan sampah, tahap selanjutnya setelah pengukuran timbulan

sampah adalah sebagai berikut:

1. Ambil sampah secara acak, masukkan ke dalam bak pengukur 500 liter

sampai penuh

2. Dipilah sampel berdasarkan komponen komposisi sampah

𝑘omposisi sampah (%) = jenis sampah (kg)

berat sampah (100 kg) 𝑥 100%

3. Ditimbang dan dicatat berat sampah

4) Perhitungan Volume Sampah

Volume sampah diperoleh dari timbulan sampah yang di hasilkan satu orang

dikalikan dengan jumlah penduduk pada 3 kecamatan yang dilayani oleh TPA

Tegalasri Kabupaten Blitar

Volume Sampah = Timbulan sampah x jumlah penduduk