BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain...

22
32 Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III diuraikan secara jelas mengenai desain penelitian, partisipan penelitian, populasi dan sampel, pengembangan instrumen penelitian kesehatan reproduksi peserta didik, teknik analisis data dan prosedur penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian mengenai kesehatan reproduksi adalah desain survei. Penelitian survei bertujuan untuk mendeskripsikan kecenderungan dalam populasi yang besar dari kelompok kecil (sampel) (Creswell, 2012, hlm.21). Menggunakan desain ini, peneliti mendeskripsikan secara kuantitaif (angka-angka) kecenderungan perilaku suatu populasi dengan meneliti sampel populasi dalam satu waktu (Creswell, 2012). Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif (Creswell, 2012, hlm. 13) merupakan pendekatan penelitian yang bertujuan untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel menggunakan data-data numerik yang dianalisis melalui statistika sebagai landasan penarikan kesimpulan penelitian. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui data mengenai kesehatan reproduksi peserta didik kelas VII di SMP Negeri 7 Bandung, data tersebut diperoleh dari profil kesehatan reproduksi peserta didik yang diungkap dengan menggunakan instrumen kesehatan reproduksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif mendeskripsikan kecenderungan pada sebuah populasi individu yang besar (Creswell, 2012, hlm.21). Dalam penelitian ini mengenai kesehatan reproduksi peserta didik kelas VII di masa sekarang. Deskripsi tentang kesehatan reproduksi peserta didik dijadikan landasan dalam perumusan program bimbingan pribadi untuk meningkatkan kesehatan reproduksi peserta didik.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain...

  • 32

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Pada bab III diuraikan secara jelas mengenai desain penelitian, partisipan

    penelitian, populasi dan sampel, pengembangan instrumen penelitian kesehatan

    reproduksi peserta didik, teknik analisis data dan prosedur penelitian

    3.1 Desain Penelitian

    Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian mengenai kesehatan

    reproduksi adalah desain survei. Penelitian survei bertujuan untuk mendeskripsikan

    kecenderungan dalam populasi yang besar dari kelompok kecil (sampel) (Creswell,

    2012, hlm.21). Menggunakan desain ini, peneliti mendeskripsikan secara kuantitaif

    (angka-angka) kecenderungan perilaku suatu populasi dengan meneliti sampel

    populasi dalam satu waktu (Creswell, 2012).

    Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

    Pendekatan penelitian kuantitatif (Creswell, 2012, hlm. 13) merupakan pendekatan

    penelitian yang bertujuan untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti

    hubungan antarvariabel menggunakan data-data numerik yang dianalisis melalui

    statistika sebagai landasan penarikan kesimpulan penelitian. Pendekatan kuantitatif

    digunakan untuk mengetahui data mengenai kesehatan reproduksi peserta didik

    kelas VII di SMP Negeri 7 Bandung, data tersebut diperoleh dari profil kesehatan

    reproduksi peserta didik yang diungkap dengan menggunakan instrumen kesehatan

    reproduksi.

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode

    penelitian deskriptif mendeskripsikan kecenderungan pada sebuah populasi

    individu yang besar (Creswell, 2012, hlm.21). Dalam penelitian ini mengenai

    kesehatan reproduksi peserta didik kelas VII di masa sekarang. Deskripsi tentang

    kesehatan reproduksi peserta didik dijadikan landasan dalam perumusan program

    bimbingan pribadi untuk meningkatkan kesehatan reproduksi peserta didik.

  • 33

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    3.2 Partisipan Penelitian

    Partisipan penelitian ini yaitu peserta didik kelas VII SMP Negeri 7

    Bandung Tahun Ajaran 2018/2019. Partisipan tersebut dipilih atas dasar

    pertimbangan sebagai berikut;

    3.2.1 Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan ketika PPL di SMP Negeri 7

    Bandung pada tahun 2018 terdapat fenomena perilaku seksual yang kurang

    sehat di kalangan peserta didik kelas VII.

    3.2.2 Peserta didik kelas VII SMP berada pada rentang usia 12-13 tahun yang

    merupakan masa remaja awal. Hal ini memberi gambaran bahwa pada usia

    tersebut individu berada pada tahapan-tahapan perkembangan. Pemahaman

    mengenai kesehatan reproduksi dapat diberikan kepada peserta didik kelas

    VII SMP sebagai pengetahuan dasar atau bekal yang perlu dimiliki oleh

    peserta didik. Ketika memberikan pemahaman dasar yang positif mengenai

    kesehatan reproduksi, peserta didik akan mencapai perkembangan perilaku

    seksual sehat, kesehatan reproduksi, dan menghindari masalah kesehatan

    reproduksi remaja.

    3.2.3 Belum terdapat penelitian yang membuat rumusan program bimbingan

    pribadi untuk memberikan persepsi terhadap peserta didik kelas VII SMP

    Negeri 7 Bandung mengenai kesehatan reproduksi remaja.

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi yang diambil pada penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas

    VII SMP Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019 dengan jumlah 296 peserta

    didik. Menurut Creswell (2012, hlm.142) populasi adalah kelompok dari individu

    yang memiliki karakteristik yang sama.

  • 34

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.1

    Jumlah Anggota Populasi

    Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019

    Kelas Anggota Populasi

    VII-A 32

    VII-B 32

    VII-C 31

    VII-D 32

    VII-E 34

    VII-F 34

    VII-G 34

    VII-H 34

    VII-I 33

    Total 296

    Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian yang diambil dari keseluruhan

    objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi peserta didik kelas VII

    SMP Negeri 7 Bandung mengenai kesehatan reproduksi. Sampel dalam sebuah

    penelitian adalah sebuah kelompok dari individu atau kelompok organisasi yang

    memiliki beberapa karakteristik umum yang dapat diidentifikasi dan dipelajari oleh

    peneliti (Creswell, 2012, hlm.142). Pengambilan sampel pada penelitian ini

    menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik sampel jenuh adalah teknik penentuan

    sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2001).

    Sampel penelitian merupakan seluruh peserta didik kelas VII yaitu sebanyak 296

    orang.

    3.4 Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan merupakan angket pengembangan dari ICPD

    (International Converence Population and Development) yang diadaptasi dari

    WHO (2008) mengenai kesehatan reproduksi. Data yang diperlukan dalam

    penelitian kesehatan reproduksi membutuhkan instrumen dalam bentuk angket

    dengan 2 (dua) pilihan alternatif jawaban, yaitu Ya atau Tidak.

    3.4.1 Definisi Operasional Variabel

    Definisi operasional kesehatan reproduksi pada penelitian ini merupakan

    persepsi peserta didik kelas VII SMP Negeri 7 Bandung mengenai kesehatan

    reproduksi. Peserta didik perlu memiliki kesehatan reproduksi untuk mendapatkan

  • 35

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    kesejahteraan sehat secara fisik, sosial, mental, fungsi reproduksi, dan proses

    reproduksi yang mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh ICPD

    (International Converence on Population and Development) dan PP No.61 Tahun

    2014.

    Kesehatan reproduksi dalam penelitian ini adalah persepsi peserta didik

    kelas VII SMP Negeri 7 Bandung terhadap pernyataan yang menunjukan

    pengetahuan, sikap, dan perilaku untuk mencapai perilaku seksual sehat, kesehatan

    reproduksi, dan terhindar dari masalah kesehatan reproduksi. Aspek yang meliputi

    kesehatan reproduksi yaitu;

    a. Kebersihan organ genital. Persepsi peserta didik tentang organ-organ

    genital, pemahaman peran dan fungsi organ genital, serta perawatan dan

    menjaga kebersihan alat-alat genital.

    b. Hubungan seksual pranikah. Persepsi peserta didik tentang pergaulan bebas

    (free sex).

    c. Hubungan harmonis dengan keluarga. Persepsi peserta didik tentang

    interaksi sosial antara anak dengan keluarga.

    d. Akses terhadap pendidikan kesehatan. Persepsi peserta didik tentang

    perkembangan remaja dan perilaku beresiko dalam kesehatan reproduksi.

    e. Penyalahgunaan NAPZA. Persepsi peserta didik tentang macam-macam

    NAPZA dan dampak penyalahgunaan NAPZA.

    f. Pengaruh media massa. Persepsi peserta didik tentang pengaruh media

    cetak, media elektronik, dan media sosial.

    g. Akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi. Persepsi peserta didik

    ptentang konsultasi tentang kesehatan reproduksi dan tempat-tempat yang

    memungkinkan untuk pelayanan kesehatan reproduksi.

    Penyakit menular seksual. Persepsi peserta didik tentang macam-macam

    penyakit menular seksual, cara penularan penyakit menular seksual, dan

    cara menghindari penyakit menular seksual.

    3.4.2 Kisi-Kisi Instrumen

    Kisi-kisi instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan

    pengembangan dari ICPD yang diadaptasi dari WHO (2008) dengan penjabaran

    sebagai berikut.

  • 36

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.2

    Kisi-Kisi Instrumen

    (Sebelum Judgment Instrumen)

    No Aspek Indikator Nomor Item

    Jumlah (+) (-)

    1 a. Kebersihan

    Organ Genital

    1) Mengetahui Organ-

    Organ Genital

    1,2 3 3

    2) Memahami Peran

    dan Fungsi Organ

    Genital

    4 5,6 3

    3) Merawat dan

    Menjaga Kebersihan

    Alat Genilat

    7,8,9 10 4

    2 b. Hubungan

    Seksual Pranikah

    4) Pergaulan Bebas

    (Free Sex)

    11,12 13 3

    3 c. Hubungan

    Harmonis

    Dengan Keluarga

    5) Interaksi Sosial

    Antara Anak dengan

    Keluarga

    14,15 16 3

    4 d. Akses Terhadap

    Pendidikan

    Kesehatan

    6) Perkembangan

    Remaja

    17,18 19 3

    7) Perilaku Beresiko

    dalam Kesehatan

    Reproduksi

    20 21,22 3

    5 e. Penyalahgunaan

    NAPZA

    8) Macam-Macam

    NAPZA

    23,24 25 3

    9) Dampak

    Penyalahgunaan

    NAPZA

    26,27,28 3

    6 f. Pengaruh Media

    Massa

    10) Media Cetak 29,30 31 3

    11) Media Elektronik 32,32 34,35 4

    12) Media Sosial 36,37 38 3

  • 37

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    7 g. Akses Terhadap

    Pelayanan

    Kesehatan

    Reproduksi

    13) Konsultasi Tentang

    Kesehatan

    Reproduksi

    30,40 41 3

    14) Tempat-Tempat

    yang Memungkinkan

    untuk Pelayanan

    Kesehatan

    Reproduksi

    42,43 44,45 4

    8 h. Penyakit Menular

    Seksual

    15) Macam-Macam

    Penyakit Menular

    Seksual

    46,47,48 3

    16) Cara Penularan

    Penyakit Menular

    Seksual

    49,50 51 3

    17) Cara Menghindari

    Penyakit Menular

    Seksual

    52,53 54 3

    Total 35 19 55

    Tabel 3.3

    Kisi-Kisi Instrumen

    (Setelah Judgement Instrumen)

    No Aspek Indikator Nomor Item

    Jumlah (+) (-)

    1 a. Kebersihan

    Organ Genital

    1) Mengetahui Organ-

    Organ Genital

    1,2 3 3

    2) Memahami Peran

    dan Fungsi Organ

    Genital

    4 5,6 3

    3) Merawat dan

    Menjaga Kebersiha

    Alat Genilat

    7,8,9 10 4

  • 38

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    2 b. Hubungan

    Seksual Pranikah

    4) Pergaulan Bebas

    (Free Sex)

    11,12 13 3

    3 c. Hubungan

    Harmonis

    Dengan Keluarga

    5) Interaksi Sosial

    Antara Anak dengan

    Keluarga

    14,15,16 17 4

    4 d. Akses Terhadap

    Pendidikan

    Kesehatan

    6) Perkembangan

    Remaja

    18,19 20 3

    7) Perilaku Beresiko

    dalam Kesehatan

    Reproduksi

    21 22,23 3

    5 e. Penyalahgunaan

    NAPZA

    8) Macam-Macam

    NAPZA

    24,25 26 3

    9) Dampak

    Penyalahgunaan

    NAPZA

    27,28,29 3

    6 f. Pengaruh Media

    Massa

    10) Media Cetak 30,31 32 3

    11) Media Elektronik 33,34 35,36 4

    12) Media Sosial 37,38 39 3

    7 g. Akses Terhadap

    Pelayanan

    Kesehatan

    Reproduksi

    13) Konsultasi Tentang

    Kesehatan

    Reproduksi

    40,41 42 3

    14) Tempat-Tempat

    yang Memungkinkan

    untuk Pelayanan

    Kesehatan

    Reproduksi

    43,44 45,46 4

    8 h. Penyakit Menular

    Seksual

    15) Macam-Macam

    Penyakit Menular

    Seksual

    47,48,49 3

    16) Cara Penularan

    Penyakit Menular

    Seksual

    50,51 52 3

  • 39

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    17) Cara Menghindari

    Penyakit Menular

    Seksual

    53,54 55 3

    Total 36 19 55

    3.4.3 Penimbangan Instrumen

    3.4.3.1 Uji Kelayakan Instrumen

    Terdapat beberapa tahap yang dilakukan untuk penimbangan instrumen

    kesehatan reproduksi yaitu uji kelayakan instrumen, uji keterbacaan instrumen, dan

    uji coba instrumen. Sebelum dilakukan uji keterbacaan instrumen dan uji coba

    instrumen, instrumen lebih dahulu diuji kelayakannya dan dievaluasi oleh pakar

    atau ahli di bidang atribut yang akan diukur. Maka dari itu, dilakukan validitas

    konstruk terhadap instrumen pemahaman kesehatan reproduksi oleh ahli

    (judgement experts).

    Tujuan dari penimbangan instrumen pemahaman kesehatan reproduksi

    yaitu untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, isi, dan

    konstruk dari setiap butir pernyataan. Penimbangan dari ahli tersebut akan

    memberikan sebuah hasil yang menjadikan instrumen lebih layak digunakan dalam

    penelitian sebagai alat pengumpul data. Ketika dilakukan penimbangan instrumen,

    beberapa butir pernyataan mengalami revisi dan disesuaikan dengan keperluan

    dalam penelitian. Adapun hasil penimbang dalam instrumen pemahaman kesehatan

    reproduksi adalah sebagai berikut.

    1. Hasil penimbang dari segi konstruk, pertimbangan instrumen dilakukan

    dengan melihat kesinambungan antara aspek dengan indikator serta item,

    dan menimbang item dari kesesuaian dengan maksud dan partisipan

    penelitian. Secara umum, kontruk dari instrumen kesehatan reproduksi

    peserta didik kelas VII SMP Negri 7 Bandung sudah baik dan layak. Tidak

    ada item yang dibuang.

    2. Hasil penimbang dari segi isi, perbaikan dilakukan dengan menambah dan

    merubah beberapa kata. Pada semua pernyataan menghilangkan kata

    “tidak” dan menggantinya dengan kata dengan makna yang sesuai. Pada

    pernyataan lainnya juga dihilangkan kata “mengetahui” dan menggantinya

  • 40

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    dengan kata yang lebih operasional. Hal tersebut dilakukan untuk

    memudahkan responden dalam memahami arti dan isi pernyataan.

    3. Hasil penimbang dari segi bahasa, perbaikan dilakukan pada kata “menurut

    saya” dan menggantinya degan kata “saya berpendapat”. Perbaikan pada

    pernyataan lainnya juga dihilangkan kata “akan”.

    Dari 54 pernyataan yang dibuat, terdapat 35 butir pernyataan yang harus

    direvisi dan 19 pernyataan sudah memadai namun perlu ditambah sebanyak 1 item

    pernyataan dengan penjabaran sebagai berikut

    Tabel 3.4

    Hasil Judgement Instrumen

    Item Nomor Item Jumlah

    Memadai 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 32, 37,

    38, 45, 49, 52, 53.

    19

    Revisi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,

    30, 31, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47,

    48, 50, 51, 54.

    35

    Jumlah 54

    Tabel 3.5

    Instrumen Setelah Judgement

    Item Nomor Item Jumlah

    Item Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18,

    19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,

    33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46,

    47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55.

    54

    Tambahan 15. 1

    Jumlah 55

    3.4.3.2 Uji Keterbacaan Instrumen

    Sebelum instrumen digunakan untuk penelitian, dilakukan uji keterbacaan

    instrumen terlebih dahulu kepada 33 orang peserta didik kelas VII SMP Negeri 1

    Cicalengka Bandung untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami

  • 41

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    setiap item pernyataan dalam instrumen. Apabila ada item yang kurang atau tidak

    dipahami oleh peserta didik, maka item tersebut akan direvisi. Secara keseluruhan

    item dapat dipahami namun terdapat item yang diperbaiki dari segi redaksi agar

    dapat dipahami yaitu penggunaan kata organ genital yang diganti menjadi organ

    reproduksi, kata menangguhkan yang diganti menjadi kata menunda. Hasil uji

    keterbacaan menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan instrumen

    kesehatan reproduksi.

    3.4.3.3 Uji Coba Instrumen

    Setelah dilakukan pengujian konstruk instrumen oleh ahli dan uji

    keterbacaan dilanjutkan dengan uji coba instrumen. Tujuan dari uji coba instrumen

    adalah untuk menganalisis setiap butir data hasil uji coba. Hasil dari uji coba dapat

    memberikan masukan yang berharga untuk merevisi butir yang diujicobakan karena

    berbagai pernyataan yang sudah dibuat diuji secara empiris (Sumintono &

    Widhiarso, 2014, hlm. 21). Adapun analisis butir instrumen melibatkan uji validitas

    dan realibilitas sebagai berikut

    1. Uji Validitas

    Uji validitas berkaitan dengan uji item yang hendak diukur oleh skala yang

    bersangkutan sama dengan pertanyaan bersangkutan (Azwar, 2017, hlm. 92-93).

    Uji validitas dibantu oleh aplikasi winsteps pemodelan Rasch. Menurut Sumintono

    & Widhiarso (2014, hlm. 115) kriteria yang harus diperhatikan dalam uji validitas

    adalah sebagai berikut.

    a. Outfit Mean Square (MNSQ) : 0,5

  • 42

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.6

    Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen

    Kesehatan Reproduksi

    Kesimpulan Item Jumlah

    Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16,

    17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28,

    29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,

    39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49,

    50, 51, 53,

    46

    Eliminasi 12, 13, 14, 20, 23, 42, 52, 54, 55 9

    Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan rasch model menunjukan

    bahwa sebanyak 46 item pada instrumen kesehatan reproduksi memenuhi kriteria.

    Sehingga item ini yang digunakan dalam penelitian.

    Selain itu, ada kriteria lain yang dapat digunakan untuk menguji validitas

    instrumen yaitu menggunakan kriteria undimensionality. Menurut Sumintono &

    Widhiarso (2014, hlm. 122) kriteria undimentionality instrumen merupakan ukuran

    yang penting untuk mengevaluasi apakah instrumen yang dikembangkan mampu

    mengukur apa yang seharusnya diukur. Kriteria dari undimentionality disajikan

    pada tabel berikut.

    Tabel 3.7

    Kriteria Undimensionality

    Skor Kriteria

    > 60% Istimewa

    40 – 60 % Bagus

    20 - 40% Cukup

    ≥ 20% Minimal

    < 20% Jelek

    < 15% Unexpected Variance

    Berdasarkan hasil pengujian validitas instrumen kesehatan reproduksi

    menggunakan rasch model, diperoleh persentase undimensionality yang dilihat dari

    nilai raw variance sebesar 42,8%. Ini menunjukan bahwa instrumen berada pada

  • 43

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    kriteria bagus yang artinya instrumen dapat terpenuhi untuk mengukur pemahaman

    kesehatan reproduksi peserta didik.

    Bagian lain dari uji validitas yaitu uji ketepatan skala. Uji ketepatan skala

    dilakukan untuk memverifikasi sejauh mana peringkat (rating) pilihan yang

    digunakan membingungkan bagi responden atau tidak. Skala yang digunakan

    dalam penelitian ini menggunakan skala gutman dengan dua alternatif jawaban. Uji

    ketepatan skala dalam penelitian ini menggunakan rasch model melalui aplikasi

    winstep versi 3.73 dengan melihat pada output tables rating (partial credit) scale.

    Ketepatan pilihan jawaban pada skala yang digunakan ditunjukan dengan hasil

    observed average yang memiliki nilai meningkat. Berikut disajikan tabel hasil uji

    ketepatan skala peer attachment.

    Tabel 3.8

    Uji Ketepatan Skala

    Berdasarkan hasil analisis uji ketepatan skala yang telah di lakukan, pada

    skala instrumen kesehatan reproduksi pada kolom observed average menunjukan

    peningkatan pada nilai logit -0,44 menuju 2,42. Ini berarti responden dapat

    memastikan berbagai pilihan jawaban.

    2. Uji Reliabilitas

    Uji realibilitas mengacu pada konsistensi hasil ukur yang mengandung makna

    kecermatan pengukuran (Azwar, 2017, hlm. 111). Uji reliabilitas instrumen

    menggunakan alpha Cronbach dengan bantuan aplikasi Winstep menggunakan

    model Rasch. Kriteria reliabilitas menggunakan model Rasch adalah sebagai

    berikut.

    a. Mean Measure

    Mean measure merupakan nilai rata-rata logit responden dan pernyataan

    untuk mengetahui rata-rata nilai responden dalam instrumen kesehatan reproduksi.

  • 44

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Nilai rata-rata atau mean measure untuk responden yang lebih dari logit 0,00

    menunjukkan kecenderungan responden lebih banyak menjawab setuju pada

    pernyataan di setiap butir item (Sumintono & Widhiarso, 2014, hlm. 112).

    b. Separation

    Separation merupakan pengelompokkan responden dan pernyataan. Semakin

    besar nilai separation maka semakin bagus kualitas instrumen dalam hal

    keseluruhan responden dan pernyataan karena hal tersebut dapat mengidentifikasi

    kelompok responden dan kelompok pernyataan (Sumintono & Widhiarso, 2014,

    hlm. 112). Persamaan lain yang digunakan untuk melihat pengelompokkan secara

    lebih teliti disebut pemisah strata dengan rumus.

    𝐻 =[(4 × 𝑆𝐸𝑃𝐴𝑅𝐴𝑇𝐼𝑂𝑁) + 1]

    3

    (Sumintono & Widhiarso, 2014, hlm. 112)

    c. Reliability

    Reliability pada pemodelan Rasch adalah untuk mengukur terandalan dalam

    hal konsistensi responden dalam memilih pernyataan dan kualitas pernyataan.

    Adapun kriteria nilai untuk person reliability dan item reliability adalah sebagai

    berikut.

    Tabel 3.9

    Kriteria Person Reliability dan Item Reliability

    Nilai Person Reliability dan Item

    Reliability

    Kategori

    < 0.67 Lemah

    0.67 – 0.80 Cukup

    0.81 – 0.90 Bagus

    0.91 – 0.94 Bagus Sekali

    > 0.94 Istimewa

    (Sumintono & Widhiarso, 2014, hlm. 112)

    d. Alpha Cronbach

    Alpha Cronbach yaitu untuk mengukur reliabilitas interaksi antara responden

    dan pernyatan secara keseluruhan (Sumintono & Widhiarso, 2014, hlm. 112).

    Adapun kriteria nilai alpha cronbach adalah sebagai berikut.

  • 45

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.10

    Kriteria Alpha Cronbach

    Nilai Alpha Cronbach Kategori

    < 0.5 Buruk

    0.5 – 0.6 Jelek

    0.6 – 0.7 Cukup

    0.7 – 0.8 Bagus

    > 0.8 Bagus Sekali

    (Sumintono & Widhiarso, 2014, hlm. 112)

    Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen kesehatan reproduksi.

    Tabel 3.11

    Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

    Kesehatan Reproduksi

    No Deskripsi Mean

    Measure Separation Reliability α Cronbach

    1 Person 1,62 2,6 0,67 0,70

    2 Item 0,00 10,16 0,98

    Berdasarkan tabel di atas, hasil uji reliabilitas instrument kesehatan

    reproduksi menunjukkan reliabilitas item (pernyataan) instrumen sebesar 0.98

    berada pada kategori istimewa, artinya kualitas item-item dalam instrumen tersebut

    istimewa sehingga dapat dan layak digunakan dalam penelitian kesehatan

    reproduksi serta mengungkap gambaran persepsi peserta didik mengenai kesehatan

    reproduksi pada remaja. Sedangkan reliabilitas person (responden) sebesar 0.67

    berada pada kategori cukup, artinya konsistensi responden dalam memilih

    pernyataan sudah cukup baik. Nilai separation untuk person (responden) sebesar

    2,6 artinya terdapat tiga kelompok responden. Adapun nilai cronbach alpha sebesar

    0,70 yang berarti interaksi antara responden dan item secara keseluruhan berada

    pada kategori bagus dan memenuhi kriteria reliabel.

    3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Setelah Uji Coba

    Berdasarkan hasil uji coba alat ukur melalui uji kelayakan, uji validitas dan

    uji reliabilitas, terdapat beberapa item yang telah direvisi. Berikut kisi-kisi

    instrumen yang layak untuk digunakan berdasarkan hasil uji coba alat ukur.

  • 46

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.12

    Kisi-Kisi Instrumen

    (Setelah Uji Coba)

    No Aspek Indikator Nomor Item

    Jumlah (+) (-)

    1 a. Kebersihan

    Organ Genital

    1) Mengetahui

    Organ-Organ

    Genital

    1,2 3 3

    2) Memahami

    Peran dan Fungsi

    Organ Genital

    4 5,6 3

    3) Merawat dan

    Menjaga

    Kebersiha Alat

    Genilat

    7,8,9 10 4

    2 b. Hubungan

    Seksual

    Pranikah

    4) Pergaulan Bebas

    (Free Sex)

    11 1

    3 c. Hubungan

    Harmonis

    Dengan

    Keluarga

    5) Interaksi Sosial

    Antara Anak

    dengan Keluarga

    12,13 14 3

    4 d. Akses Terhadap

    Pendidikan

    Kesehatan

    6) Perkembangan

    Remaja

    15,16 2

    7) Perilaku

    Beresiko dalam

    Kesehatan

    Reproduksi

    17 18 2

    5 e. Penyalahgunaan

    NAPZA

    8) Macam-Macam

    NAPZA

    19,20 21 3

  • 47

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    9) Dampak

    Penyalahgunaan

    NAPZA

    22,23,24 3

    6 f. Pengaruh Media

    Massa

    10) Media Cetak 25,26 27 3

    11) Media

    Elektronik

    28,29 30,31 4

    12) Media Sosial 32,33 34 3

    7 g. Akses Terhadap

    Pelayanan

    Kesehatan

    Reproduksi

    13) Konsultasi

    Tentang

    Kesehatan

    Reproduksi

    35,36 2

    14) Tempat-Tempat

    yang

    Memungkinkan

    untuk Pelayanan

    Kesehatan

    Reproduksi

    37,38 39,40 4

    8 h. Penyakit

    Menular

    Seksual

    15) Macam-Macam

    Penyakit

    Menular Seksual

    41,42,43 3

    16) Cara Penularan

    Penyakit

    Menular Seksual

    44,45 2

    17) Cara

    Menghindari

    Penyakit

    Menular Seksual

    46 1

    Total 33 13 46

    3.6 Prosedur Penelitian

    Penelitian mengenai gambaran secara umum persepsi peserta didik kelas

    VII SMP Negeri 7 Bandung mengenai kesehatan reproduksi ini dilaksanakan

  • 48

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    dengan memperhatikan prosedur dalam penelitian survei dalam Creswell (2012,

    hlm. 403- 404), yaitu sebagai berikut.

    a. Menentukan jika penelitian survei merupakan metode yang paling baik

    dalam membahas gambaran persepsi peserta didik kelas VII SMP Negeri 7

    Bandung mengenai kesehatan reproduksi.

    b. Mengidentifikasi pertanyaan penelitian atau hipotesis dalam rangka

    mendapatkan persetujuan dan pengesahan tema penelitian.

    c. Mengidentifikasi populasi, kerangka pengambilan sampel, dan sampel.

    d. Menentukan desain penelitian survei dan prosedur pengumpulan data

    dengan mengajukan permohonan ijin penelitian dari Departemen

    Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Kepala Badan

    Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung, Dinas Pendidikan Kota

    Bandung, serta sekolah yang bersangkutan yang menjadi sampel penelitian.

    e. Mengembangkan atau menemukan instrumen. Instrumen yang digunakan

    merupakan adaptasi dan pengembangan dari Nikmah (2016) tentang

    pemahaman kesehatan reproduksi.

    f. Mengolah data instrumen. Hasil dari penyebaran instrumen diolah dan

    direvisi yang berkaitan dengan data gambaran persepsi peserta didik kelas

    VII SMP Negeri 7 Bandung mengenai kesehatan reproduksi.

    g. Menganalisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian atau hipotesis.

    h. Menulis laporan penelitian. Konsultasi laporan akhir penelitian kepada

    dosen pembimbing.

    3.7 Analisis Data

    Proses analisis data dalam penelitian ini menempuh prosedur sebagai berikut.

    1. Verifikasi data penelitian dengan tujuan untuk memilah antara data yang

    memadai dengan yang tidak memadai untuk diolah.

    2. Melakukan pengolahan dan analisis data untuk mendeskripsikan gambaran

    persepsi peserta didik kelas VII SMP Negri 7 Bandung mengenai kesehatan

    reproduksi.

  • 49

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    3.7.1 Verifikasi Data

    Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa, menyeleksi, dan memilih data

    yang memadai untuk selanjutnya dilakukan pengolahan. Adapun tahapan yang

    dilakukan dalam verifikasi data adalah sebagai berikut.

    a. Mengecek hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden.

    b. Memisahkan hasil kuesioner berdasarkan kelas responden.

    c. Melakukan input data.

    Data yang diolah adalah data yang memiliki kelengkapan dalam pengisian

    identitas maupun kelengkapan responden dalam memilih pernyataan yang

    ada di dalam kuesioner. Maka, berdasarkan hasil verifikasi data yang

    dilakukan, total responden sebanyak 296 orang dapat dijadikan sampel

    penelitian.

    3.7.2 Pedoman Penskoran

    1. Penentuan Skor

    Kuesioner dalam penelitian kesehatan reproduksi menggunakan dua kategori

    jawaban dan disajikan dalam bentuk pernyataan Favorable (F) dan Unfavorable

    (UF). Favorabel artinya sependapat atau sesuai dengan pernyataan yang diajukan

    sehingga rentang skor 0-1 dan unfavorable artinya tidak sependapat atau tidak

    sesuai dengan pernyataan yang diajukan sehingga rentang skor 1-0. Dua kategori

    jawaban tersebut meliputi jawaban Ya atau Tidak.

    Tabel 3.13

    Pola Skor Opsi Alternatif Respons

    Instrumen Kesehatan Reproduksi

    Pernyataan Skor Dua Opsi Alternatif Respons

    YA TIDAK

    Nilai untuk Skor Favorable 1 0

    Nilai untuk Skor Unfavorable 0 1

    Skor yang diberikan pada item pernyataan dalam instrumen kesehatan

    reproduksi pada setiap aspeknya mengacu pada pedoman pola skor opsi

    alternatif respons yang telah dibuat dan tidak ada item yang diberikan skor

    secara terbalik (reversed score).

  • 50

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    2. Pengkategorian

    Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kemudian diolah dengan

    menetapkan tingkatan kategorisasi pemahaman kesehatan reproduksi peserta didik.

    Penentuan kategorisasi data penelitian ini menggunakan rumus skor ideal sebagai

    berikut.

    Skor Maksimal Ideal (SmaxI) = Jumlah item x bobot nilai tertinggi.

    Skor Minimum Ideal (SminI) = Jumlah item x bobot nilai terkecil

    Mean Ideal (Mi) = 1

    2 (SmaxI)

    Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 1

    3 (Mi)

    Dengan rumus tersebut didapatkan hasil perhitungan skor ideal untuk

    pemahaman kesehatan reproduksi peserta didik dijabarkan dalam tabel sebagai

    berikut

    Tabel 3.14

    Hasil Perhitungan Skor Ideal

    No Skor Ideal SmaxI SMinI Mi Sdi

    1 Kesehatan Reproduksi 46 0 23 7,66

    Kebersihan organ genital 10 0 5 1,66

    Hubungan seksual pranikah 1 0 0,5 0,16

    Hubungan harmonis dengan keluarga 3 0 1,5 0,5

    Akses terhadap Pendidikan kesehatan 4 0 2 0,66

    Penyalahgunaan NAPZA 6 0 3 1

    Pengaruh media massa 10 0 5 1,66

    Akses terhadap pelayanan kesehatan

    reproduksi

    6 0 3 1

    Penyakita menular seksual 6 0 3 1

    Berdasarkan skor ideal tersebut, kemudian dihitung rentang nilai untuk di

    klasifikasikan menjadi tiga kategori menurut Azwar (2017, hlm.149) sebagai

    berikut.

  • 51

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.15

    Pengkategorian Skor Umum

    No. Rentang Skor Kategori

    1 X > (Mean + 1,0 SD) Tinggi

    2 (Mean – 1,0 SD) ≤ X < (Mean + 1,0

    SD)

    Sedang

    3 X < (Mean – 1,0 SD) Rendah

    (Azwar, S, 2017, hlm.149)

    Perolehan nilai rata-rata (mean) kesehatan reproduksi peserta didik adalah 23

    dengan standar deviasi 7,66. Berdasarkan rumus pengkategorian skor, batas

    kategori kesehatan reproduksi peserta didik adalah sebagai berikut.

    Tabel 3.16

    Batas Kategori Umum Kesehatan Reproduksi Peserta Didik

    No Rentang Skor Kategori

    1. X > 30,7 Tinggi

    2. 15,4 ≤ X < 30,6 Sedang

    3. X < 15,3 Rendah

    Tabel 3.17

    Kategorisasi Per Aspek Kesehatan Reproduksi Peserta Didik

    Aspek Skor

    Tinggi Sedang Rendah

    Kebersihan organ

    genital

    X > 6,66 3,34 ≤ X <

    6,66

    X < 3,34

    Hubungan seksual

    pranikah

    X > 0,66 0,34 ≤ X <

    0,66

    X < 0,34

    Hubungan harmonis

    dengan keluarga

    X > 2 1 ≤ X < 2 X < 1

    Akses terhadap

    Pendidikan kesehatan

    X > 2,66 1,34 ≤ X <

    2,66

    X < 1,34

  • 52

    Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Penyalahgunaan

    NAPZA

    X > 4 2 ≤ X < 4 X < 2

    Pengaruh media massa X > 6,66 3,34 ≤ X <

    6,66

    X < 3,34

    Akses terhadap

    pelayanan kesehatan

    reproduksi

    X > 4 2 ≤ X < 4 X < 2

    Penyakita menular

    seksual

    X > 4 2 ≤ X < 4 X < 2

    Tabel 3.18

    Interpretasi Kategori Kesehatan Reproduksi

    Kategori Interpretasi

    Tinggi Peserta didik memiliki persepsi yang sudah baik mengenai

    kesehatan reproduksi.

    Sedang

    Peserta didik memiliki persepsi yang cukup baik mengenai

    kesehatan reproduksi.

    Rendah Peserta didik memiliki persepsi yang belum baik mengenai

    kesehatan reproduksi.

    3. Pengolahan dan Analisis Data

    Pengolahan dan analisis data dilakukan untuk menjawab beberapa

    pertanyaan penelitian mengenai kesehatan reproduksi yang menghasilkan data

    pengukuran interval. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan

    pemodelan Rasch (Rasch Model) akan menghasilkan data interval karena skor

    yang diperoleh sudah dilakukan penyetaraan metrik ukur (kalibrasi) dalam

    bentuk nilai logit (Suminonto & Widhiarso, 2014, hlm 52-54). Proses analisis

    data kesehatan reproduksi ini menggunakan bantuan program Winstep for

    Windows, daftar distribusi frekuensi dan Microsoft Excel 2013. Daftar distribusi

    frekuensi menunjukkan rincian skor dari suatu perangkat data beserta

    frekuensinya masing-masing dalam suatu pengukuran (Furqon, 2013, hlm. 22).

  • 32

    32