BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain...
-
32
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III diuraikan secara jelas mengenai desain penelitian, partisipan
penelitian, populasi dan sampel, pengembangan instrumen penelitian kesehatan
reproduksi peserta didik, teknik analisis data dan prosedur penelitian
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian mengenai kesehatan
reproduksi adalah desain survei. Penelitian survei bertujuan untuk mendeskripsikan
kecenderungan dalam populasi yang besar dari kelompok kecil (sampel) (Creswell,
2012, hlm.21). Menggunakan desain ini, peneliti mendeskripsikan secara kuantitaif
(angka-angka) kecenderungan perilaku suatu populasi dengan meneliti sampel
populasi dalam satu waktu (Creswell, 2012).
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan penelitian kuantitatif (Creswell, 2012, hlm. 13) merupakan pendekatan
penelitian yang bertujuan untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti
hubungan antarvariabel menggunakan data-data numerik yang dianalisis melalui
statistika sebagai landasan penarikan kesimpulan penelitian. Pendekatan kuantitatif
digunakan untuk mengetahui data mengenai kesehatan reproduksi peserta didik
kelas VII di SMP Negeri 7 Bandung, data tersebut diperoleh dari profil kesehatan
reproduksi peserta didik yang diungkap dengan menggunakan instrumen kesehatan
reproduksi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode
penelitian deskriptif mendeskripsikan kecenderungan pada sebuah populasi
individu yang besar (Creswell, 2012, hlm.21). Dalam penelitian ini mengenai
kesehatan reproduksi peserta didik kelas VII di masa sekarang. Deskripsi tentang
kesehatan reproduksi peserta didik dijadikan landasan dalam perumusan program
bimbingan pribadi untuk meningkatkan kesehatan reproduksi peserta didik.
-
33
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Partisipan Penelitian
Partisipan penelitian ini yaitu peserta didik kelas VII SMP Negeri 7
Bandung Tahun Ajaran 2018/2019. Partisipan tersebut dipilih atas dasar
pertimbangan sebagai berikut;
3.2.1 Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan ketika PPL di SMP Negeri 7
Bandung pada tahun 2018 terdapat fenomena perilaku seksual yang kurang
sehat di kalangan peserta didik kelas VII.
3.2.2 Peserta didik kelas VII SMP berada pada rentang usia 12-13 tahun yang
merupakan masa remaja awal. Hal ini memberi gambaran bahwa pada usia
tersebut individu berada pada tahapan-tahapan perkembangan. Pemahaman
mengenai kesehatan reproduksi dapat diberikan kepada peserta didik kelas
VII SMP sebagai pengetahuan dasar atau bekal yang perlu dimiliki oleh
peserta didik. Ketika memberikan pemahaman dasar yang positif mengenai
kesehatan reproduksi, peserta didik akan mencapai perkembangan perilaku
seksual sehat, kesehatan reproduksi, dan menghindari masalah kesehatan
reproduksi remaja.
3.2.3 Belum terdapat penelitian yang membuat rumusan program bimbingan
pribadi untuk memberikan persepsi terhadap peserta didik kelas VII SMP
Negeri 7 Bandung mengenai kesehatan reproduksi remaja.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang diambil pada penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas
VII SMP Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019 dengan jumlah 296 peserta
didik. Menurut Creswell (2012, hlm.142) populasi adalah kelompok dari individu
yang memiliki karakteristik yang sama.
-
34
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Populasi
Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019
Kelas Anggota Populasi
VII-A 32
VII-B 32
VII-C 31
VII-D 32
VII-E 34
VII-F 34
VII-G 34
VII-H 34
VII-I 33
Total 296
Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian yang diambil dari keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi peserta didik kelas VII
SMP Negeri 7 Bandung mengenai kesehatan reproduksi. Sampel dalam sebuah
penelitian adalah sebuah kelompok dari individu atau kelompok organisasi yang
memiliki beberapa karakteristik umum yang dapat diidentifikasi dan dipelajari oleh
peneliti (Creswell, 2012, hlm.142). Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik sampel jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2001).
Sampel penelitian merupakan seluruh peserta didik kelas VII yaitu sebanyak 296
orang.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan merupakan angket pengembangan dari ICPD
(International Converence Population and Development) yang diadaptasi dari
WHO (2008) mengenai kesehatan reproduksi. Data yang diperlukan dalam
penelitian kesehatan reproduksi membutuhkan instrumen dalam bentuk angket
dengan 2 (dua) pilihan alternatif jawaban, yaitu Ya atau Tidak.
3.4.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional kesehatan reproduksi pada penelitian ini merupakan
persepsi peserta didik kelas VII SMP Negeri 7 Bandung mengenai kesehatan
reproduksi. Peserta didik perlu memiliki kesehatan reproduksi untuk mendapatkan
-
35
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesejahteraan sehat secara fisik, sosial, mental, fungsi reproduksi, dan proses
reproduksi yang mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh ICPD
(International Converence on Population and Development) dan PP No.61 Tahun
2014.
Kesehatan reproduksi dalam penelitian ini adalah persepsi peserta didik
kelas VII SMP Negeri 7 Bandung terhadap pernyataan yang menunjukan
pengetahuan, sikap, dan perilaku untuk mencapai perilaku seksual sehat, kesehatan
reproduksi, dan terhindar dari masalah kesehatan reproduksi. Aspek yang meliputi
kesehatan reproduksi yaitu;
a. Kebersihan organ genital. Persepsi peserta didik tentang organ-organ
genital, pemahaman peran dan fungsi organ genital, serta perawatan dan
menjaga kebersihan alat-alat genital.
b. Hubungan seksual pranikah. Persepsi peserta didik tentang pergaulan bebas
(free sex).
c. Hubungan harmonis dengan keluarga. Persepsi peserta didik tentang
interaksi sosial antara anak dengan keluarga.
d. Akses terhadap pendidikan kesehatan. Persepsi peserta didik tentang
perkembangan remaja dan perilaku beresiko dalam kesehatan reproduksi.
e. Penyalahgunaan NAPZA. Persepsi peserta didik tentang macam-macam
NAPZA dan dampak penyalahgunaan NAPZA.
f. Pengaruh media massa. Persepsi peserta didik tentang pengaruh media
cetak, media elektronik, dan media sosial.
g. Akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi. Persepsi peserta didik
ptentang konsultasi tentang kesehatan reproduksi dan tempat-tempat yang
memungkinkan untuk pelayanan kesehatan reproduksi.
Penyakit menular seksual. Persepsi peserta didik tentang macam-macam
penyakit menular seksual, cara penularan penyakit menular seksual, dan
cara menghindari penyakit menular seksual.
3.4.2 Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan
pengembangan dari ICPD yang diadaptasi dari WHO (2008) dengan penjabaran
sebagai berikut.
-
36
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen
(Sebelum Judgment Instrumen)
No Aspek Indikator Nomor Item
Jumlah (+) (-)
1 a. Kebersihan
Organ Genital
1) Mengetahui Organ-
Organ Genital
1,2 3 3
2) Memahami Peran
dan Fungsi Organ
Genital
4 5,6 3
3) Merawat dan
Menjaga Kebersihan
Alat Genilat
7,8,9 10 4
2 b. Hubungan
Seksual Pranikah
4) Pergaulan Bebas
(Free Sex)
11,12 13 3
3 c. Hubungan
Harmonis
Dengan Keluarga
5) Interaksi Sosial
Antara Anak dengan
Keluarga
14,15 16 3
4 d. Akses Terhadap
Pendidikan
Kesehatan
6) Perkembangan
Remaja
17,18 19 3
7) Perilaku Beresiko
dalam Kesehatan
Reproduksi
20 21,22 3
5 e. Penyalahgunaan
NAPZA
8) Macam-Macam
NAPZA
23,24 25 3
9) Dampak
Penyalahgunaan
NAPZA
26,27,28 3
6 f. Pengaruh Media
Massa
10) Media Cetak 29,30 31 3
11) Media Elektronik 32,32 34,35 4
12) Media Sosial 36,37 38 3
-
37
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 g. Akses Terhadap
Pelayanan
Kesehatan
Reproduksi
13) Konsultasi Tentang
Kesehatan
Reproduksi
30,40 41 3
14) Tempat-Tempat
yang Memungkinkan
untuk Pelayanan
Kesehatan
Reproduksi
42,43 44,45 4
8 h. Penyakit Menular
Seksual
15) Macam-Macam
Penyakit Menular
Seksual
46,47,48 3
16) Cara Penularan
Penyakit Menular
Seksual
49,50 51 3
17) Cara Menghindari
Penyakit Menular
Seksual
52,53 54 3
Total 35 19 55
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen
(Setelah Judgement Instrumen)
No Aspek Indikator Nomor Item
Jumlah (+) (-)
1 a. Kebersihan
Organ Genital
1) Mengetahui Organ-
Organ Genital
1,2 3 3
2) Memahami Peran
dan Fungsi Organ
Genital
4 5,6 3
3) Merawat dan
Menjaga Kebersiha
Alat Genilat
7,8,9 10 4
-
38
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 b. Hubungan
Seksual Pranikah
4) Pergaulan Bebas
(Free Sex)
11,12 13 3
3 c. Hubungan
Harmonis
Dengan Keluarga
5) Interaksi Sosial
Antara Anak dengan
Keluarga
14,15,16 17 4
4 d. Akses Terhadap
Pendidikan
Kesehatan
6) Perkembangan
Remaja
18,19 20 3
7) Perilaku Beresiko
dalam Kesehatan
Reproduksi
21 22,23 3
5 e. Penyalahgunaan
NAPZA
8) Macam-Macam
NAPZA
24,25 26 3
9) Dampak
Penyalahgunaan
NAPZA
27,28,29 3
6 f. Pengaruh Media
Massa
10) Media Cetak 30,31 32 3
11) Media Elektronik 33,34 35,36 4
12) Media Sosial 37,38 39 3
7 g. Akses Terhadap
Pelayanan
Kesehatan
Reproduksi
13) Konsultasi Tentang
Kesehatan
Reproduksi
40,41 42 3
14) Tempat-Tempat
yang Memungkinkan
untuk Pelayanan
Kesehatan
Reproduksi
43,44 45,46 4
8 h. Penyakit Menular
Seksual
15) Macam-Macam
Penyakit Menular
Seksual
47,48,49 3
16) Cara Penularan
Penyakit Menular
Seksual
50,51 52 3
-
39
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
17) Cara Menghindari
Penyakit Menular
Seksual
53,54 55 3
Total 36 19 55
3.4.3 Penimbangan Instrumen
3.4.3.1 Uji Kelayakan Instrumen
Terdapat beberapa tahap yang dilakukan untuk penimbangan instrumen
kesehatan reproduksi yaitu uji kelayakan instrumen, uji keterbacaan instrumen, dan
uji coba instrumen. Sebelum dilakukan uji keterbacaan instrumen dan uji coba
instrumen, instrumen lebih dahulu diuji kelayakannya dan dievaluasi oleh pakar
atau ahli di bidang atribut yang akan diukur. Maka dari itu, dilakukan validitas
konstruk terhadap instrumen pemahaman kesehatan reproduksi oleh ahli
(judgement experts).
Tujuan dari penimbangan instrumen pemahaman kesehatan reproduksi
yaitu untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, isi, dan
konstruk dari setiap butir pernyataan. Penimbangan dari ahli tersebut akan
memberikan sebuah hasil yang menjadikan instrumen lebih layak digunakan dalam
penelitian sebagai alat pengumpul data. Ketika dilakukan penimbangan instrumen,
beberapa butir pernyataan mengalami revisi dan disesuaikan dengan keperluan
dalam penelitian. Adapun hasil penimbang dalam instrumen pemahaman kesehatan
reproduksi adalah sebagai berikut.
1. Hasil penimbang dari segi konstruk, pertimbangan instrumen dilakukan
dengan melihat kesinambungan antara aspek dengan indikator serta item,
dan menimbang item dari kesesuaian dengan maksud dan partisipan
penelitian. Secara umum, kontruk dari instrumen kesehatan reproduksi
peserta didik kelas VII SMP Negri 7 Bandung sudah baik dan layak. Tidak
ada item yang dibuang.
2. Hasil penimbang dari segi isi, perbaikan dilakukan dengan menambah dan
merubah beberapa kata. Pada semua pernyataan menghilangkan kata
“tidak” dan menggantinya dengan kata dengan makna yang sesuai. Pada
pernyataan lainnya juga dihilangkan kata “mengetahui” dan menggantinya
-
40
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan kata yang lebih operasional. Hal tersebut dilakukan untuk
memudahkan responden dalam memahami arti dan isi pernyataan.
3. Hasil penimbang dari segi bahasa, perbaikan dilakukan pada kata “menurut
saya” dan menggantinya degan kata “saya berpendapat”. Perbaikan pada
pernyataan lainnya juga dihilangkan kata “akan”.
Dari 54 pernyataan yang dibuat, terdapat 35 butir pernyataan yang harus
direvisi dan 19 pernyataan sudah memadai namun perlu ditambah sebanyak 1 item
pernyataan dengan penjabaran sebagai berikut
Tabel 3.4
Hasil Judgement Instrumen
Item Nomor Item Jumlah
Memadai 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 32, 37,
38, 45, 49, 52, 53.
19
Revisi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,
30, 31, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47,
48, 50, 51, 54.
35
Jumlah 54
Tabel 3.5
Instrumen Setelah Judgement
Item Nomor Item Jumlah
Item Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,
33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46,
47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55.
54
Tambahan 15. 1
Jumlah 55
3.4.3.2 Uji Keterbacaan Instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk penelitian, dilakukan uji keterbacaan
instrumen terlebih dahulu kepada 33 orang peserta didik kelas VII SMP Negeri 1
Cicalengka Bandung untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami
-
41
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setiap item pernyataan dalam instrumen. Apabila ada item yang kurang atau tidak
dipahami oleh peserta didik, maka item tersebut akan direvisi. Secara keseluruhan
item dapat dipahami namun terdapat item yang diperbaiki dari segi redaksi agar
dapat dipahami yaitu penggunaan kata organ genital yang diganti menjadi organ
reproduksi, kata menangguhkan yang diganti menjadi kata menunda. Hasil uji
keterbacaan menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan instrumen
kesehatan reproduksi.
3.4.3.3 Uji Coba Instrumen
Setelah dilakukan pengujian konstruk instrumen oleh ahli dan uji
keterbacaan dilanjutkan dengan uji coba instrumen. Tujuan dari uji coba instrumen
adalah untuk menganalisis setiap butir data hasil uji coba. Hasil dari uji coba dapat
memberikan masukan yang berharga untuk merevisi butir yang diujicobakan karena
berbagai pernyataan yang sudah dibuat diuji secara empiris (Sumintono &
Widhiarso, 2014, hlm. 21). Adapun analisis butir instrumen melibatkan uji validitas
dan realibilitas sebagai berikut
1. Uji Validitas
Uji validitas berkaitan dengan uji item yang hendak diukur oleh skala yang
bersangkutan sama dengan pertanyaan bersangkutan (Azwar, 2017, hlm. 92-93).
Uji validitas dibantu oleh aplikasi winsteps pemodelan Rasch. Menurut Sumintono
& Widhiarso (2014, hlm. 115) kriteria yang harus diperhatikan dalam uji validitas
adalah sebagai berikut.
a. Outfit Mean Square (MNSQ) : 0,5
-
42
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen
Kesehatan Reproduksi
Kesimpulan Item Jumlah
Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16,
17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,
39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49,
50, 51, 53,
46
Eliminasi 12, 13, 14, 20, 23, 42, 52, 54, 55 9
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan rasch model menunjukan
bahwa sebanyak 46 item pada instrumen kesehatan reproduksi memenuhi kriteria.
Sehingga item ini yang digunakan dalam penelitian.
Selain itu, ada kriteria lain yang dapat digunakan untuk menguji validitas
instrumen yaitu menggunakan kriteria undimensionality. Menurut Sumintono &
Widhiarso (2014, hlm. 122) kriteria undimentionality instrumen merupakan ukuran
yang penting untuk mengevaluasi apakah instrumen yang dikembangkan mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Kriteria dari undimentionality disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 3.7
Kriteria Undimensionality
Skor Kriteria
> 60% Istimewa
40 – 60 % Bagus
20 - 40% Cukup
≥ 20% Minimal
< 20% Jelek
< 15% Unexpected Variance
Berdasarkan hasil pengujian validitas instrumen kesehatan reproduksi
menggunakan rasch model, diperoleh persentase undimensionality yang dilihat dari
nilai raw variance sebesar 42,8%. Ini menunjukan bahwa instrumen berada pada
-
43
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kriteria bagus yang artinya instrumen dapat terpenuhi untuk mengukur pemahaman
kesehatan reproduksi peserta didik.
Bagian lain dari uji validitas yaitu uji ketepatan skala. Uji ketepatan skala
dilakukan untuk memverifikasi sejauh mana peringkat (rating) pilihan yang
digunakan membingungkan bagi responden atau tidak. Skala yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan skala gutman dengan dua alternatif jawaban. Uji
ketepatan skala dalam penelitian ini menggunakan rasch model melalui aplikasi
winstep versi 3.73 dengan melihat pada output tables rating (partial credit) scale.
Ketepatan pilihan jawaban pada skala yang digunakan ditunjukan dengan hasil
observed average yang memiliki nilai meningkat. Berikut disajikan tabel hasil uji
ketepatan skala peer attachment.
Tabel 3.8
Uji Ketepatan Skala
Berdasarkan hasil analisis uji ketepatan skala yang telah di lakukan, pada
skala instrumen kesehatan reproduksi pada kolom observed average menunjukan
peningkatan pada nilai logit -0,44 menuju 2,42. Ini berarti responden dapat
memastikan berbagai pilihan jawaban.
2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas mengacu pada konsistensi hasil ukur yang mengandung makna
kecermatan pengukuran (Azwar, 2017, hlm. 111). Uji reliabilitas instrumen
menggunakan alpha Cronbach dengan bantuan aplikasi Winstep menggunakan
model Rasch. Kriteria reliabilitas menggunakan model Rasch adalah sebagai
berikut.
a. Mean Measure
Mean measure merupakan nilai rata-rata logit responden dan pernyataan
untuk mengetahui rata-rata nilai responden dalam instrumen kesehatan reproduksi.
-
44
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai rata-rata atau mean measure untuk responden yang lebih dari logit 0,00
menunjukkan kecenderungan responden lebih banyak menjawab setuju pada
pernyataan di setiap butir item (Sumintono & Widhiarso, 2014, hlm. 112).
b. Separation
Separation merupakan pengelompokkan responden dan pernyataan. Semakin
besar nilai separation maka semakin bagus kualitas instrumen dalam hal
keseluruhan responden dan pernyataan karena hal tersebut dapat mengidentifikasi
kelompok responden dan kelompok pernyataan (Sumintono & Widhiarso, 2014,
hlm. 112). Persamaan lain yang digunakan untuk melihat pengelompokkan secara
lebih teliti disebut pemisah strata dengan rumus.
𝐻 =[(4 × 𝑆𝐸𝑃𝐴𝑅𝐴𝑇𝐼𝑂𝑁) + 1]
3
(Sumintono & Widhiarso, 2014, hlm. 112)
c. Reliability
Reliability pada pemodelan Rasch adalah untuk mengukur terandalan dalam
hal konsistensi responden dalam memilih pernyataan dan kualitas pernyataan.
Adapun kriteria nilai untuk person reliability dan item reliability adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.9
Kriteria Person Reliability dan Item Reliability
Nilai Person Reliability dan Item
Reliability
Kategori
< 0.67 Lemah
0.67 – 0.80 Cukup
0.81 – 0.90 Bagus
0.91 – 0.94 Bagus Sekali
> 0.94 Istimewa
(Sumintono & Widhiarso, 2014, hlm. 112)
d. Alpha Cronbach
Alpha Cronbach yaitu untuk mengukur reliabilitas interaksi antara responden
dan pernyatan secara keseluruhan (Sumintono & Widhiarso, 2014, hlm. 112).
Adapun kriteria nilai alpha cronbach adalah sebagai berikut.
-
45
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10
Kriteria Alpha Cronbach
Nilai Alpha Cronbach Kategori
< 0.5 Buruk
0.5 – 0.6 Jelek
0.6 – 0.7 Cukup
0.7 – 0.8 Bagus
> 0.8 Bagus Sekali
(Sumintono & Widhiarso, 2014, hlm. 112)
Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen kesehatan reproduksi.
Tabel 3.11
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Kesehatan Reproduksi
No Deskripsi Mean
Measure Separation Reliability α Cronbach
1 Person 1,62 2,6 0,67 0,70
2 Item 0,00 10,16 0,98
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji reliabilitas instrument kesehatan
reproduksi menunjukkan reliabilitas item (pernyataan) instrumen sebesar 0.98
berada pada kategori istimewa, artinya kualitas item-item dalam instrumen tersebut
istimewa sehingga dapat dan layak digunakan dalam penelitian kesehatan
reproduksi serta mengungkap gambaran persepsi peserta didik mengenai kesehatan
reproduksi pada remaja. Sedangkan reliabilitas person (responden) sebesar 0.67
berada pada kategori cukup, artinya konsistensi responden dalam memilih
pernyataan sudah cukup baik. Nilai separation untuk person (responden) sebesar
2,6 artinya terdapat tiga kelompok responden. Adapun nilai cronbach alpha sebesar
0,70 yang berarti interaksi antara responden dan item secara keseluruhan berada
pada kategori bagus dan memenuhi kriteria reliabel.
3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Setelah Uji Coba
Berdasarkan hasil uji coba alat ukur melalui uji kelayakan, uji validitas dan
uji reliabilitas, terdapat beberapa item yang telah direvisi. Berikut kisi-kisi
instrumen yang layak untuk digunakan berdasarkan hasil uji coba alat ukur.
-
46
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.12
Kisi-Kisi Instrumen
(Setelah Uji Coba)
No Aspek Indikator Nomor Item
Jumlah (+) (-)
1 a. Kebersihan
Organ Genital
1) Mengetahui
Organ-Organ
Genital
1,2 3 3
2) Memahami
Peran dan Fungsi
Organ Genital
4 5,6 3
3) Merawat dan
Menjaga
Kebersiha Alat
Genilat
7,8,9 10 4
2 b. Hubungan
Seksual
Pranikah
4) Pergaulan Bebas
(Free Sex)
11 1
3 c. Hubungan
Harmonis
Dengan
Keluarga
5) Interaksi Sosial
Antara Anak
dengan Keluarga
12,13 14 3
4 d. Akses Terhadap
Pendidikan
Kesehatan
6) Perkembangan
Remaja
15,16 2
7) Perilaku
Beresiko dalam
Kesehatan
Reproduksi
17 18 2
5 e. Penyalahgunaan
NAPZA
8) Macam-Macam
NAPZA
19,20 21 3
-
47
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9) Dampak
Penyalahgunaan
NAPZA
22,23,24 3
6 f. Pengaruh Media
Massa
10) Media Cetak 25,26 27 3
11) Media
Elektronik
28,29 30,31 4
12) Media Sosial 32,33 34 3
7 g. Akses Terhadap
Pelayanan
Kesehatan
Reproduksi
13) Konsultasi
Tentang
Kesehatan
Reproduksi
35,36 2
14) Tempat-Tempat
yang
Memungkinkan
untuk Pelayanan
Kesehatan
Reproduksi
37,38 39,40 4
8 h. Penyakit
Menular
Seksual
15) Macam-Macam
Penyakit
Menular Seksual
41,42,43 3
16) Cara Penularan
Penyakit
Menular Seksual
44,45 2
17) Cara
Menghindari
Penyakit
Menular Seksual
46 1
Total 33 13 46
3.6 Prosedur Penelitian
Penelitian mengenai gambaran secara umum persepsi peserta didik kelas
VII SMP Negeri 7 Bandung mengenai kesehatan reproduksi ini dilaksanakan
-
48
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan memperhatikan prosedur dalam penelitian survei dalam Creswell (2012,
hlm. 403- 404), yaitu sebagai berikut.
a. Menentukan jika penelitian survei merupakan metode yang paling baik
dalam membahas gambaran persepsi peserta didik kelas VII SMP Negeri 7
Bandung mengenai kesehatan reproduksi.
b. Mengidentifikasi pertanyaan penelitian atau hipotesis dalam rangka
mendapatkan persetujuan dan pengesahan tema penelitian.
c. Mengidentifikasi populasi, kerangka pengambilan sampel, dan sampel.
d. Menentukan desain penelitian survei dan prosedur pengumpulan data
dengan mengajukan permohonan ijin penelitian dari Departemen
Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Kepala Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung, Dinas Pendidikan Kota
Bandung, serta sekolah yang bersangkutan yang menjadi sampel penelitian.
e. Mengembangkan atau menemukan instrumen. Instrumen yang digunakan
merupakan adaptasi dan pengembangan dari Nikmah (2016) tentang
pemahaman kesehatan reproduksi.
f. Mengolah data instrumen. Hasil dari penyebaran instrumen diolah dan
direvisi yang berkaitan dengan data gambaran persepsi peserta didik kelas
VII SMP Negeri 7 Bandung mengenai kesehatan reproduksi.
g. Menganalisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian atau hipotesis.
h. Menulis laporan penelitian. Konsultasi laporan akhir penelitian kepada
dosen pembimbing.
3.7 Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian ini menempuh prosedur sebagai berikut.
1. Verifikasi data penelitian dengan tujuan untuk memilah antara data yang
memadai dengan yang tidak memadai untuk diolah.
2. Melakukan pengolahan dan analisis data untuk mendeskripsikan gambaran
persepsi peserta didik kelas VII SMP Negri 7 Bandung mengenai kesehatan
reproduksi.
-
49
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.1 Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa, menyeleksi, dan memilih data
yang memadai untuk selanjutnya dilakukan pengolahan. Adapun tahapan yang
dilakukan dalam verifikasi data adalah sebagai berikut.
a. Mengecek hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden.
b. Memisahkan hasil kuesioner berdasarkan kelas responden.
c. Melakukan input data.
Data yang diolah adalah data yang memiliki kelengkapan dalam pengisian
identitas maupun kelengkapan responden dalam memilih pernyataan yang
ada di dalam kuesioner. Maka, berdasarkan hasil verifikasi data yang
dilakukan, total responden sebanyak 296 orang dapat dijadikan sampel
penelitian.
3.7.2 Pedoman Penskoran
1. Penentuan Skor
Kuesioner dalam penelitian kesehatan reproduksi menggunakan dua kategori
jawaban dan disajikan dalam bentuk pernyataan Favorable (F) dan Unfavorable
(UF). Favorabel artinya sependapat atau sesuai dengan pernyataan yang diajukan
sehingga rentang skor 0-1 dan unfavorable artinya tidak sependapat atau tidak
sesuai dengan pernyataan yang diajukan sehingga rentang skor 1-0. Dua kategori
jawaban tersebut meliputi jawaban Ya atau Tidak.
Tabel 3.13
Pola Skor Opsi Alternatif Respons
Instrumen Kesehatan Reproduksi
Pernyataan Skor Dua Opsi Alternatif Respons
YA TIDAK
Nilai untuk Skor Favorable 1 0
Nilai untuk Skor Unfavorable 0 1
Skor yang diberikan pada item pernyataan dalam instrumen kesehatan
reproduksi pada setiap aspeknya mengacu pada pedoman pola skor opsi
alternatif respons yang telah dibuat dan tidak ada item yang diberikan skor
secara terbalik (reversed score).
-
50
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pengkategorian
Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kemudian diolah dengan
menetapkan tingkatan kategorisasi pemahaman kesehatan reproduksi peserta didik.
Penentuan kategorisasi data penelitian ini menggunakan rumus skor ideal sebagai
berikut.
Skor Maksimal Ideal (SmaxI) = Jumlah item x bobot nilai tertinggi.
Skor Minimum Ideal (SminI) = Jumlah item x bobot nilai terkecil
Mean Ideal (Mi) = 1
2 (SmaxI)
Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 1
3 (Mi)
Dengan rumus tersebut didapatkan hasil perhitungan skor ideal untuk
pemahaman kesehatan reproduksi peserta didik dijabarkan dalam tabel sebagai
berikut
Tabel 3.14
Hasil Perhitungan Skor Ideal
No Skor Ideal SmaxI SMinI Mi Sdi
1 Kesehatan Reproduksi 46 0 23 7,66
Kebersihan organ genital 10 0 5 1,66
Hubungan seksual pranikah 1 0 0,5 0,16
Hubungan harmonis dengan keluarga 3 0 1,5 0,5
Akses terhadap Pendidikan kesehatan 4 0 2 0,66
Penyalahgunaan NAPZA 6 0 3 1
Pengaruh media massa 10 0 5 1,66
Akses terhadap pelayanan kesehatan
reproduksi
6 0 3 1
Penyakita menular seksual 6 0 3 1
Berdasarkan skor ideal tersebut, kemudian dihitung rentang nilai untuk di
klasifikasikan menjadi tiga kategori menurut Azwar (2017, hlm.149) sebagai
berikut.
-
51
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.15
Pengkategorian Skor Umum
No. Rentang Skor Kategori
1 X > (Mean + 1,0 SD) Tinggi
2 (Mean – 1,0 SD) ≤ X < (Mean + 1,0
SD)
Sedang
3 X < (Mean – 1,0 SD) Rendah
(Azwar, S, 2017, hlm.149)
Perolehan nilai rata-rata (mean) kesehatan reproduksi peserta didik adalah 23
dengan standar deviasi 7,66. Berdasarkan rumus pengkategorian skor, batas
kategori kesehatan reproduksi peserta didik adalah sebagai berikut.
Tabel 3.16
Batas Kategori Umum Kesehatan Reproduksi Peserta Didik
No Rentang Skor Kategori
1. X > 30,7 Tinggi
2. 15,4 ≤ X < 30,6 Sedang
3. X < 15,3 Rendah
Tabel 3.17
Kategorisasi Per Aspek Kesehatan Reproduksi Peserta Didik
Aspek Skor
Tinggi Sedang Rendah
Kebersihan organ
genital
X > 6,66 3,34 ≤ X <
6,66
X < 3,34
Hubungan seksual
pranikah
X > 0,66 0,34 ≤ X <
0,66
X < 0,34
Hubungan harmonis
dengan keluarga
X > 2 1 ≤ X < 2 X < 1
Akses terhadap
Pendidikan kesehatan
X > 2,66 1,34 ≤ X <
2,66
X < 1,34
-
52
Senny Elia Saputri, 2019 PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penyalahgunaan
NAPZA
X > 4 2 ≤ X < 4 X < 2
Pengaruh media massa X > 6,66 3,34 ≤ X <
6,66
X < 3,34
Akses terhadap
pelayanan kesehatan
reproduksi
X > 4 2 ≤ X < 4 X < 2
Penyakita menular
seksual
X > 4 2 ≤ X < 4 X < 2
Tabel 3.18
Interpretasi Kategori Kesehatan Reproduksi
Kategori Interpretasi
Tinggi Peserta didik memiliki persepsi yang sudah baik mengenai
kesehatan reproduksi.
Sedang
Peserta didik memiliki persepsi yang cukup baik mengenai
kesehatan reproduksi.
Rendah Peserta didik memiliki persepsi yang belum baik mengenai
kesehatan reproduksi.
3. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan untuk menjawab beberapa
pertanyaan penelitian mengenai kesehatan reproduksi yang menghasilkan data
pengukuran interval. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan
pemodelan Rasch (Rasch Model) akan menghasilkan data interval karena skor
yang diperoleh sudah dilakukan penyetaraan metrik ukur (kalibrasi) dalam
bentuk nilai logit (Suminonto & Widhiarso, 2014, hlm 52-54). Proses analisis
data kesehatan reproduksi ini menggunakan bantuan program Winstep for
Windows, daftar distribusi frekuensi dan Microsoft Excel 2013. Daftar distribusi
frekuensi menunjukkan rincian skor dari suatu perangkat data beserta
frekuensinya masing-masing dalam suatu pengukuran (Furqon, 2013, hlm. 22).
-
32
32