BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian · SOP TAKS 0. Belum selesai mendapat TAKS sampai...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian · SOP TAKS 0. Belum selesai mendapat TAKS sampai...
45
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian analitik kuantitatif dengan tipe pendekatan model quasi
eksperimental yaitu penelitian yang memberikan perlakuan kepada
objek yang dapat mengendalikan variabel dan secara tegas
menyatakan adanya hubungan sebab akibat (Hidayat, 2007).
1.2. Desain Penelitian
Peneliti melakukan eksperimen dengan pre test-post test
design dimana dilakukan pengukuran kemampuan komunikasi
verbal (pretest) terlebih dahulu sebelum memberikan intervensi atau
terapi aktivitas kelompok sosialisasi dan setelah itu dilakukan
pengukuran akhir (posttest) di Rumah Sakit Daerah Madani Palu.
46
Kerangka desain pada penelitian ini dapat dilihat dalam
gambar 3.1 di bawah ini:
Pretest Posttest
Gambar 3.1 Kerangka Desain Penelitian (Hidayat, 2007)
1.3. Identifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas : Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
b. Variabel Terikat : Kemampuan komunikasi verbal pada klien
menarik diri
1.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional atas variabel adalah penegasan dari
variabel yang digunakan dalam cara tertentu untuk mengukurnya.
Subjek: Klien
menarik diri
Melakukan terapi
aktivitas
kelompok
sosialisasi 7 sesi
Melakukan pengamatan /
pengukuran: kemampuan
komunikasi verbal klien menarik
diri sebelum perlakuan
Melakukan pengamatan /
pengukuran: kemampuan
komunikasi verbal klien menarik
diri setelah perlakuan
Hasil pengamatan / pengukuran
dibandingkan sebelum dan
sesudah perlakuan
47
Definisi operasional tiap variabel penelitian ditulis dalam tabel 3.1
dibawah ini.
N
o
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur &
Cara Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur
1 Terapi
aktivitas
kelompok
sosialisasi
(TAKS)
Tindakan
keperawatan yang
rutin dilakukan
untuk
memfasilitasi
kemampuan
sosialisasi klien
menarik diri, terdiri
dari 7 sesi dan
dilakukan 3 kali
pertemuan
Check list
mengikuti
TAKS dari
sesi pertama
sampai sesi
ke tujuh &
SOP TAKS
0. Belum
selesai
mendapat
TAKS
sampai sesi
ke tujuh
1. Sudah
mendapat
TAKS
sampai sesi
ke tujuh
Nominal
2 Kemampuan
berkomunik
asi verbal
klien
menarik diri
Kemampuan
bersosialisasi
dalam hal
berkomunikasi
menggunakan
kata-kata maupun
lisan atau tertulis
Kuesioner
dengan cara
wawancara
0. Sangat
tidak baik:
0-25%
1. Tidak baik:
26-50%
2. Baik: 51-
75%
3. Sangat
baik: 76-
100%
(Hidayat, 2007)
Ordinal
48
3.5. Partisipan Penelitian
3.5.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh klien menarik diri yang
dirawat di ruang Salak, Srikaya, dan Manggis Rumah Sakit
Daerah Madani Palu, Sulawesi Tengah pada tanggal 6
Agustus-6 September 2014 yang berjumlah 27 orang.
3.5.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu(Sugiyono, 2009).
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil seluruh
populasi (sampling jenuh) yang berjumlah 27 responden.
Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti membutuhkan
kriteria inklusi dan eksklusi untuk responden. Kriteria inklusi
dan eksklusi responden dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
49
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini:
1. Klien menarik diri yang pernah diberi terapi aktivitas
kelompok sosialisasi namun hanya sampai sesi
kedua.
2. Klien menarik diri yang tidak pernah diberi terapi
aktivitas kelompok sosialisasi.
3. Klien menarik diri yang bersedia menjadi responden.
4. Klien menarik diri dengan gangguan dalam
berkomunikasi verbal.
5. Klien yang tenang dan kooperatif (tidak dalam fase
amuk, mampu mengikuti perintah dari perawat,
perpenampilan rapi, ekspresi wajah tenang, tidak
mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang).
6. Kondisi fisik dalam keadaan baik (tanda-tanda vital
normal). Tanda-tanda vital harus dilihat tersendiri dan
secara kolektif, memungkinkan perawat memantau
fungsi tubuh. Tanda-tanda vital memperlihatkan
perubahan pada tubuh yang tidak dapat diobservasi.
Empat jenis tanda-tanda vital adalah suhu tubuh,
nadi, pernapasan, dan tekanan darah. Rentang
normal suhu tubuh 36,7°C s/d 37°C, nadi normal 80-
100x/menit, pernapasan normal 16-24x/menit,
50
tekanan darah normal 120/80 mmHg (Audrey Berman
, 2009).
7. Klien tidak mengalami disfungsi panca indera (mata,
hidung, telinga, mulut, kulit) agar member respon
yang adekuat (Keliat dan Akemat, 2012). Keadaan
klien dapat dilihat dari status pengkajian asuhan
keperawatan klien atau dalam catatan medis klien.
8. Klien menarik diri dalam tahap rehabilitasi.
9. Klien menarik diri yang bias membaca dan menulis.
b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini:
1. Pasien gangguan jiwa dengan diagnosa lainnya,
seperti halusinasi, waham, perilaku kekerasan, harga
diri rendah, resiko bunuh diri, dan defisit perawatan
diri.
2. Klien menarik diri pada masa akut.
3. Klien menarik diri yang tidak bersedia menjadi
responden
3.6. Tempat dan Waktu Penelitian
3.6.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat Rumah Sakit
Daerah Madani Palu dengan pertimbangan sebagai berikut:
51
a. Pasien gangguan jiwa dengan diagnosa menarik diri
cukup banyak terdapat di Rumah Sakit Daerah Madani
Palu.
b. Peneliti menemukan adanya masalah gangguan
komunikasi verbal pada klien menarik diri yang telah
diberikan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
c. Terapi aktivitas kelompok yang dilakukan pada pasien
menarik diri di Rumah Sakit Daerah Madani Palu
berfokus pada terapi aktivitas kelompok secara umum
dan tidak berfokus pada terapi aktivitas kelompok
sosialisasi.
3.6.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai berlansung dengan penelusuran
daftar pustaka, survei awal, persiapan proposal penelitian,
pelaksanaan penelitian sampai penyusunan laporan akhir.
Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama satu bulan,
dari tanggal 6 Agustus sampai 6 September 2014 di Rumah
Sakit Daerah Madani Palu.
3.7. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.7.1. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
peneliti melakukan pengukuran kemampuan komunikasi
52
verbal dengan cara wawancara dan observasi secara
langsung kepada klien menarik diri.
3.7.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen atau alat pengumpul data dalam penelitian
ini dengan menggunakan kuesioner kemampuan komunikasi
verbal yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada 30 klien
menarik diri di RS Marzoeki Mahdi Bogor (Nyumirah, 2012)
dimana kuesioner terdiri dari:
3.7.2.1. Kuesioner karakteristik responden
Kuesioner karakteristik responden
merupakan instrumen untuk mendapatkan
gambaran karakteristik responden terdiri dari usia,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, lama sakit, dan peran serta
responden pada kegiatan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi (TAKS). Data karakteristik
responden masuk dalam lembar kuesioner yang
terdiri dari 6 pertanyaan dan diisi dengan cara
memberi tanda check list (√) pada jawaban yang
dipilih oleh responden atau mengisi titik-titik yang
telah disediakan.
53
3.7.2.2. Kuesioner kemampuan komunikasi verbal klien
menarik diri
Instrumen yang dipakai untuk mengukur
kemampuan komunikasi verbal klien menarik diri
dengan beberapa pertanyaan dan akan
dikembangkan dengan pilihan jawaban selalu,
sering, jarang, dan tidak pernah. Jika klien
menjawab selalu akan diberi nilai 4, klien
menjawab sering akan diberi nilai 3, klien
menjawab jarang akan diberi nilai 2 sedangkan
jika klien menjawab tidak pernah akan diberi nilai
1. Instrumen ini akan diisi oleh responden
ditemani oleh peneliti.
Untuk mengetahui presentase dari hasil
komunikasi verbal setiap klien menarik diri akan
dihitung berdasarkan rumus:
3.7.3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu
data yang diperoleh lansung dari klien menarik diri
(responden) lewat lembar kuesioner yang diisi oleh peneliti
54
setelah dilakukan observasi serta data sekunder yang
didapatkan dari informasi perawat ruangan.
3.8. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
3.8.1. Pengolahan Data
Setelah peneliti melakukan tahap pre test, intervensi,
dan post test, terlebih dahulu peneliti akan melihat data-data
kuesioner yang telah dikumpulkan apakah data-data tersebut
sudah terisi lengkap oleh responden atau masih ada
beberapa bagian yang belum terisi. Jika sudah terisi lengkap,
peneliti akan memasukkan data-data tersebut ke dalam
komputer yang masih berupa data mentah hasil pengisian
kuesioner kemampuan klien berkomunikasi verbal ke dalam
bentuk tabel. Dalam tabel tersebut akan di bagi berdasarkan
nama klien dan nilai dari setiap pertanyaan dalam kuesioner
(selalu bernilai 4, sering bernilai 3, jarang bernilai 2, dan tidak
pernah bernilai 1). Dari nilai-nilai tersebut, akan dihitung
persentasenya berdasarkan rumus yang telah ditentukan
oleh peneliti.
3.8.2. Analisa Data
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah analisis univariat dan analisis bivariat.
55
3.8.2.1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk
menganalisis variabel-variabel yang ada secara
deskriptif dengan menghitung distribusi
frekuensinya agar dapat diketahui karakterisitk
dari subjek penelitian (Supriyanto, 2007). Analisa
univariat dalam penelitian ini adalah karakterisitik
responden yang terdiri dari jenis kelamin, umur,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perawatan (klien baru dank lien kambuh),
mengikuti TAKS, kemampuan komunikasi verbal
pre test dan post test.
Rumus:
Keterangan:
P = presentase
f = jumlah jawaban
n = jumlah responden
(Notoatmodjo, 2010).
56
3.8.2.2. Analisis Bivariat
a. Uji t-dependen
Analisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian terapi
aktivitas kelompok sosialisasi terhadap
kemampuan komunikasi verbal klien menarik
diri sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi. Analisis bivariat dilakukan dengan
uji dependent t-Test (paired t-Test), karena
data diambil dari sampel yang sama.
Berdasarkan uji statistik tersebut, jika
diperoleh nilai p ≤ α (0.05) maka dapat
diputuskan menerima hipotesis H1 (ada
pengaruh antara terapi aktivitas kelompok
sosialisasi dengan kemampuan komunikasi
verbal klien menarik diri), dan menolak
hipotesis H0 (tidak ada pengaruh antara terapi
aktivitas kelompok sosialisasi dengan
kemampuan komunikasi verbal klien menarik
diri) jika diperoleh nilai p > 0.05.
Rumus:
57
Keterangan:
T = nilai T
d = rata-rata deviasi atau selisih sampel
pre dengan sampel post
SD_d = standar deviasi dari deviasi atau
selisih sampel pre dan post
N = jumlah sampel
(Sabri & Hastono, 2009)
b. Uji Spearman Rank
Uji statistik yang digunakan untuk
menghubungkan karakteristik responden
dengan kemampuan komunikasi verbal klien
menarik diri adalah uji korelasi Spearman
Rank (Rho) dengan derajat kemaknaan atau
tingkat signifikan (ρ< α= 0.05). Apabila hasil uji
statistic dengan Spearman Rank (Rho)
menunjukkan ρ < α=0.05, maka ada korelasi
antara karakteristik responden dengan
kemampuan komunikasi verbal klien menarik
diri dan tidak ada hubungan jika ρ> α=0.05.
Rumus:
58
Keterangan:
rs = nilai korelasi Spearman Rank
d² = selisih setiap pasangan Rank
n = jumlah pasangan Rank untuk
Spearman (5<n<30)
(Notoatmodjo, 2010).
Nilai korelasi yang didapatkan kemudian
diinterpretasikan sesuai dengan pedoman dari
Sugiyono, 2009 yaitu sebagai berikut:
0.0 – 0.199 = sangat rendah
0.20 – 0.399 = rendah
0.40 – 0.599 = sedang
0.60 – 0.799 = kuat
0.80 – 1.000 = sangat kuat
3.9. Pelaksanaan Penelitian
3.9.1. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan
persiapan antara lain proses perijinan, yaitu peneliti meminta
surat pengantar dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang
berisi ijin untuk melakukan penelitian. Surat pengantar
tersebut ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit Daerah
Madani Palu untuk memohon ijin melakukan penelitian dan
pengambilan data.
59
3.9.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, pada
tanggal 6 Agustus sampai 6 September 2014. Tahap
pelaksanaan dimulai dengan mendapat persetujuan dari
pembimbing dan RS tujuan.
a. Tahap Pretest
Pretest dilakukan pada klien dengan cara peneliti
mengisi lembar observasi yang terkalit dengan penelitian
berdasarkan keterangan dari responden. Pretest
dilakukan secara individu pada setiap klien yang akan
dijadikan responden.
b. Tahap Intervensi
Intervensi terapi aktivitas kelompok sosialisasi
(TAKS) dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan sesuai
dengan tahapan sesi. Setiap pertemuan umumnya
dilaksanakan selama 45 menit setiap harinya. Responden
sebanyak 27 orang yang dibagi kedalam 4 kelompok kecil
yang terdiri dari kelompok pertama beranggotakan 8
orang (4 orang dari ruang Salak dan 4 orang dari ruang
Srikaya), kelompok kedua beranggotakan 5 orang (ruang
Manggis), kelompok ketiga beranggotakan 8 orang
(ruang Manggis), dan kelompok keempat beranggotakan
60
6 orang (3 orang dari ruang Salak dan 3 orang dari ruang
Srikaya).
Rincian pertemuan pada kelompok intervensi
sebagai berikut:
Pertemuan I
TAKS Sesi I: Memperkenalkan Diri dan Sesi II: Berkenalan
dengan Teman-temannya
Kegiatan:
1. Leader akan memberikan kertas berwarna pada setiap
pasien dengan acak
2. Klien mencari pasangan sesuai dengan warna kertas yang
dipegang
3. Leader akan memutar lagu untuk berjoget bersama sambil
mengedarkan bola tenis
4. Klien yang memegang bola tenis ketika musik berhenti
akan memperkenalkan dirinya, dilakukan sampai semua
klien memperkenalkan diri
5. Leader akan memutar lagu untuk berjoget bersama sambil
mengedarkan bola tenis
6. Pasangan yang memegang bola tenis ketika musik
berhenti akan saling berkenalan dan menanyakan identitas
selengkapnya, seperti nama, umur, alamat, hobi, serta
ketrampilan yang dimiliki. Dilakukan sampai semua
pasangan saling berkenalan
Pertemuan II
TAKS Sesi III: Bercakap-cakap dengan Teman, Sesi IV:
Memilih Topik Pembicaraan, dan Sesi V: Menceritakan
Masalah Pribadi
Kegiatan:
1. Mengevaluasi TAKS sebelumnya, yakni sesi I dan sesi II
2. Leader akan memutar lagu untuk berjoget bersama sambil
61
mengedarkan bola tenis
3. Klien yang memegang bola pada saat musik berhenti akan
memberikan topik yang akan dibahas, dilakukan sampai
semua klien memberikan topik
4. Leader membantu klien untuk menetukan topik yang akan
dibicarakan
5. Leader akan memutar lagu untuk berjoget bersama sambil
mengedarkan bola tenis
6. Klien yang memegang bola pada saat musik berhenti akan
memberikan pendapat atas topik yang telah dipilih,
dilakukan sampai semua klien memberikan pendapat atas
topik yang dipilih
Pertemuan III
TAKS Sesi VI: Mengajak Klien Ikut Berpartisipasi Dalam
Permainan dan Sesi VII: Mengajar Klien untuk Memberikan
Pendapat Aaas TAKS yang telah Dilakukan
1. Mengevaluasi TAKS sesi III, IV, dan V
2. Leader memberikan kesempatan kepada klien untuk
memilih pasangannya
3. Leader memberikan balon pada setiap pasangan
4. Leader akan memutar lagu dan setiap pasangan akan
mempertahankan posisi balon pada masing-masing kepala
5. Pasangan yang bolanya jatuh ke lantai akan diberi
hukuman berupa menyanyi di depan, dilakukan samapi
semua pasangan mendapat giliran menyanyi
6. Leader akan memutar lagu untuk berjoget bersama sambil
mengedarkan bola tenis
7. Klien yang memegang bola pada saat musik berhenti akan
memberikan pendapat atas TAKS yang telah dilakukan
sampai semua klien memberikan pendapat
62
c. Tahap Posttest
Setelah tahap intervensi selesai dilaksanakan,
makan pada pertemuan selanjutnya akan diadakan
kegiatan posttest pada klien yang telah dilakukan
intervensi terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS)
untuk mengetahui kondisi akhir kemampuan
berkomunikasi verbal klien.
3.9.3. Tahap Akhir
Beberapa hal yang dilakukan pada tahap akhir antara
lain, peneliti membandingkan kemampuan berkomunikasi
verbal klien berdasarkan nilai pretest dan posttest yang telah
diperoleh. Setelah data selesai diberi kode, kemudian data
diolah menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for
window dan beberapa data menggunakan proses manual.
3.10. Etika Penelitian
Selama melaksanakan penelitian harus diperhatikan etika
penelitian sebagai berikut:
3.10.1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan
antara peneliti dengan responden penelitian dengan
memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
63
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah sebagai subjek mengerti maksud
dan tujuan penelitian, serta mengetahui hasilnya. Jika subjek
bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti
harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang
harus ada dalam informed consent tersebut antara lain:
partisipasi pasien, tujuan dilakuakan tindakan, jenis data
yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial
masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi
yang sudah dihubungi, dan lain-lain.
3.10.2. Anomity (Tanpa Nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau mencatumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang akan disajikan.
3.10.3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan
memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
64
oleh peneliti, hanya sekelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian.