BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa...

49
37 BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN PERKEBUNAN KOPI BANARAN TAHUN 1996-2009 A. Awal Perkembangan Perkebunan Kopi Banaran Konon, sejarah perkopian dunia mencatat orang Sheikh dari Arab yang tertolong jiwanya sewaktu tersesat di hutan dengan memasak buah-buah biji kopi. Juga cerita kambing Kaldi yang tidak tidur-tidur karena memakan buah-buah tumbuhan kopi yang tumbuh di semak-semak di kawasan Ethiopia (kini). Ini catatan dari abad ke-tiga. Buah kopi pun kemudian dimanfaatkan oleh rohaniwan-rohaniwan di berbagai biara di Yemen dan dari kawasan Yemen inilah budidaya kopi dimulai. Bumi arab merupakan sumber tanaman kopi dan dari sanalah kegemaran minum kopi kemudian menyebar ke Mesir, Syria, Turki dan lain-lain negeri di kawasan Timur- Tengah. 1 Tumbuhan kopi diperkirakan berasal dari hutan-hutan tropik di kawasan Afrika, tumbuh dibawah pohon-pohon besar di hutan-hutan. Coffea arabica dianggap berasal dari kawasan pegunungan tinggi di barat Ethiopia maupun di kawasan utara Kenya. Jenis-jenis lainnya ditemukan di banyak kawasan di Afrika. Kegemaran minum kopi tumbuh di kalangan pedagang dari Eropa yang sering datang di pusat- pusat perdagangan di Timur Tengah dan menggunakan „warung kopi‟ di berbagai 1 P.S. Siswoputranto. Kopi Internasional dan Indonesia. (Yogyakarta: Kanisius, 1993), hlm. 23-24.

Transcript of BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa...

Page 1: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

37

BAB III

MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN

PERKEBUNAN KOPI BANARAN TAHUN 1996-2009

A. Awal Perkembangan Perkebunan Kopi Banaran

Konon, sejarah perkopian dunia mencatat orang Sheikh dari Arab yang

tertolong jiwanya sewaktu tersesat di hutan dengan memasak buah-buah biji kopi.

Juga cerita kambing Kaldi yang tidak tidur-tidur karena memakan buah-buah

tumbuhan kopi yang tumbuh di semak-semak di kawasan Ethiopia (kini). Ini catatan

dari abad ke-tiga. Buah kopi pun kemudian dimanfaatkan oleh rohaniwan-rohaniwan

di berbagai biara di Yemen dan dari kawasan Yemen inilah budidaya kopi dimulai.

Bumi arab merupakan sumber tanaman kopi dan dari sanalah kegemaran minum kopi

kemudian menyebar ke Mesir, Syria, Turki dan lain-lain negeri di kawasan Timur-

Tengah.1

Tumbuhan kopi diperkirakan berasal dari hutan-hutan tropik di kawasan

Afrika, tumbuh dibawah pohon-pohon besar di hutan-hutan. Coffea arabica dianggap

berasal dari kawasan pegunungan tinggi di barat Ethiopia maupun di kawasan utara

Kenya. Jenis-jenis lainnya ditemukan di banyak kawasan di Afrika. Kegemaran

minum kopi tumbuh di kalangan pedagang dari Eropa yang sering datang di pusat-

pusat perdagangan di Timur Tengah dan menggunakan „warung kopi‟ di berbagai

1P.S. Siswoputranto. Kopi Internasional dan Indonesia. (Yogyakarta:

Kanisius, 1993), hlm. 23-24.

Page 2: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

38

negeri di Timur Tengah untuk tempat-tempat melakukan bisnis. Pedagang-pedagang

ini lazim membawa kembali contoh dan mulailah digemari minuman kopi oleh

orang-orang Eropa. Tercatat pengapalan kopi dari Turki ke Venetia pada tahun 1615

dan „CAFÉ‟ mulai dibuka sekitar tahun 1645. Kopi kemudian dikenal penduduk di

Wina sejak tahun 1683, sebagai akibat terjadinya peperangan dengan Turki, dan

minuman kopi menjadi kegemaran di banyak kota di Austria, Jerman, Belanda,

Prancis, dan Inggris.

Dari Inggris kemudian minuman kopi diperkenalkan ke Amerika melalui

Virginia pada abad ke-17. Di benua ini kopi nyata menggeser minuman teh yang

dikenakan pajak tinggi (1773) sampai kejadian „Boston Tea Party‟ yang membuat

para pedagang teh membuang seluruh kiriman teh di kapal-kapal yang bersandar di

pelabuhan Boston. Sejak itu minuman kopi dapat dikatakan menggantikan teh.

Pedagang Belanda abad ke-17 mulai mengembangkan budidaya kopi di tanah-

tanah jajahan dan pelabuhan Amsterdam berperan sebagai pusat penjualan kopi dari

Java dan „Dutch East Indies’. Prancis memperoleh bibit tanaman kopi dari Belanda

dan memulai budidaya kopi di Martinique. Tercatat pulau ini telah memiliki sekitar

18 juta pohon kopi pada tahun 1777.

Budidaya kopi dikembangkan di Indonesia hampir tiga abad, yaitu sejak

tanaman kopi untuk pertama kali dimasukkan ke pulau Jawa di zaman Hindia

Belanda pada tahun 1696, bersamaan waktunya dengan digemarinya minuman kopi

di kawasan Eropa. Pertama kali dimasukkan bibit tanaman Kopi Arabika asal dari

Malabar-India dan diterima “a Plantentuin di Bogor untuk percobaan penanaman, dan

ternyata berhasil. Kemudian dilanjutkan dengan penyebaran bahan tanaman ke

Page 3: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

39

berbagai daerah di Jawa Barat. Namun sayang tanaman-tanaman yang pertama kali

dikembangkan ini mati karena banjir. Untuk menggantikannya pada tahun 1699 di

datangkan lagi bibit-bibit baru yang dikembangkan penanamannya di sekitar Batavia

(Jakarta sekarang) dan di banyak daerah di Jawa Barat. Dari penanaman ini kemudian

diperluas ke lain-lain daerah. Perkembangannya pesat karena tanaman kopi

dimasukkan dalam cultuurstelsel yang mewajibkan rakyat menanam kopi sesuai

rencana dan peraturan pemerintahan Belanda waktu itu.2

Ditetapkannya penanaman kopi berawal dari adanya kecenderungan

meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan

ini digunakan oleh VOC untuk menambah komoditi ekspornya dengan

membudidayakan tanaman kopi di daerah Priyangan. Dengan berbagai faktor

pendukung yang dimiliki, daerah Priyangan menjadi daerah kopi yang sangat

menguntungkan. Hasil kopi Priyangan bahkan mampu menggeser Yaman yang

semula menjadi pengekspor kopi utama untuk pasaran eropa.3

Daendels (Belanda) dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia setelah

bubarnya VOC, merupakan tokoh-tokoh penguasa yang menjadi penganut paham

liberal. Mereka memperjuangkan diterapkannya kebebasan perorangan, baik dalam

hak milik tanah, bercocok tanam, berdagang, menggunakan hasil tanaman, maupun

dalam pemberian kepastian hukum dan keadilan bagi rakyat tanah jajahan.

2 P.S. Siswoputranto., Ibid, hlm. 24-25.

3Mubyarto. Dkk., Tanah danTenaga Kerja Perkebunan, (Yogyakarta: Aditya

Media 1992),hlm. 17.

Page 4: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

40

Untuk melaksanakan gagasan liberalnya ini, Raffles mengubah sistem

pungutan paksa yang dijalankan oleh VOC, menjadi sistem pemungutan pajak tanah

(landrente). Dengan cara ini rakyat “dibebaskan” dari segala unsur paksaan, dan

sebaliknya rakyat diberi “kebebasan” baik dalam menentukan tanaman-tanaman yang

dikehendaki maupun dalam menentukan penggunaan hasil panenannya. Sistem ini

dilancarkan dengan harapan dapat memberikan “kebebasan dan kepastian hukum”

bagi para petani serta merangsang petani untuk menanam tanaman perdagangan, serta

di lain pihak diharapkan terjamin kelestarian pendapatan negara.

Banyak cara yang ditempuh agar rakyat terdorong untuk meningkatkan

tanaman ekspor. Mula-mula penanaman kopi secara paksa diubah menjadi

penanaman bebas dengan cara menyewakan kebun-kebun kopi kepada kepala-kepala

desa yang harus memeliharanya dengan baik. Cara yang diharapkan lebih menarik ini

ternyata tidak dapat berjalan sebagaimana diinginkan, karena petani seringkali

dirugikan dalam proses jual beli hasilnya dengan para penguasa asing. Akibatnya

produksi kopi turun. Upaya lain yang dilakukan adalah mengadakan kontrak

penyerahan hasil tanaman atau pengolahan produksi antara pengusaha-pengusaha

Eropa dengan penduduk melalui kepala desa ataupun secara langsung. Cara ini pun

tidak berhasil, karena berbagai faktor antara lain belum adanya pengalaman dagang di

kalangan penduduk.4

Pelaksanaan sistem sewa tanah yang dilaksanakan pada periode Raffles yang

mengalami kegagalan dalam merangsang para petani untuk meningkatkan produksi

tanaman ekspor digantikan dengan sistem tanam paksa (Cultuurstelel) pada tahun

4Mubyarto Ibid, hlm. 18-19.

Page 5: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

41

1830 oleh Johanes van den Bosch yang menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia pada

waktu itu. Jenis tanaman yang terkena sistem tanam paksa terutama adalah kopi, tebu,

dan nila (indigo). Sedangkan tanaman lain yaitu tembakau, lada, teh dan kayu manis

ditanam dalam skala kecil. Komoditi tersebut ditanam pada 1/5 bagian tanah

penduduk, kecuali kopi yang ditanam di tanah-tanah yang belum digarap. Wilayah

Tanam Paksa terutama di Jawa, khususnya di daerah gubernemen, dengan

pengecualian daerah Batavia, Bogor, daerah tanah partikelir, dan daerah

Varstenlanden (Surakarta dan Yogyakarta). Di daerah Vorstenlanden ada aturan

khusus yaitu dengan sistem sewa.5

Selama pelaksanaan Tanam Paksa dapat dikatakan bahwa diantara tanaman

ekspor yang dikembangkan, kopi dan tebu menduduki peran yang terpenting karena

mendatangkan keuntungan terbesar. Kopi yang tumbuhnya di daerah pegunungan,

tidak memerlukan irigasi, dan kebutuhan tenaganya pun relatif tetap jumlahnya,

sehingga tidak menimbulkan efek negatif bagi penduduk. Berbeda dengan kopi, tebu

menghendaki tempat tumbuh yang subur, irigasi yang cukup dan tersedianya tenaga

kerja yang banyak (terlebih setelah diperkenalkannya sistem reynoso) 6

Secara umum dapat ditarik suatu gambaran bahwa, Tanam Paksa memang

telah berhasil menjadikan Jawa daerah perkebunan yang subur. Disamping itu secara

tidak langsung pelaksanaan sistem Tanam Paksa juga telah mengenalkan suatu

5Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo., Sejarah Perkebunan di Indonesia:

Kajian Sosial Ekonomi(Yogyakarta: Aditya Media1991), hlm. 57.

6Mubyarto. Dkk., Tanah dan Tenaga Kerja Perkebunan, (Yogyakarta: Aditya

Media 1992),hlm. 21.

Page 6: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

42

teknologi baru dalam bidang pertanian kepada rakyat Indonesia, serta pengenalan

terhadap tanaman perdagangan seperti tebu, indigo, tembakau, dan sebagainya.7

Pada tahun 1878 timbul serangan penyakit karat daun (Hemileia Vastatrix)

yang diperkirakan merembet dari Sri Langka (kemudian Sri Langka beralih ke

budidaya teh). Penyakit karat daun pertama-tama merusak tanaman-tanaman kopi di

sekitar daerah pegunungan di Padang dan dengan cepat menyebar ke Jawa Barat,

Jawa Tengah, dan Jawa Timur pada tahun-tahun 1880-an. Penyakit karat daun amat

merusak budidaya kopi Arabika yang giat dikembangkan waktu itu dan menurunkan

produksi sampai sekitar 50% tahun 1890 dan lebih rendah lagi tahun-tahun

sesudahnya. Kerena penyakit daun ini sulit diberantas, dilakukan usaha-usaha untuk

mendapatkan tanaman kopi dari lain jenis. Pada 1875 didatangkan jenis tanaman

kopi: Coffea Liberica dari Liberia untuk percobaan penanaman. Ternyata jenis ini

tidak demikian disenangi karena tinggi dan tanaman peka terhadap penyakit karat

daun.

Tanaman kopi Robusta diperoleh Hindia Belanda pada tahun 1900 dari

L‟horticule Coloniale di Brussel-Belgia. Tanamannya berasal dari Kongo jajahan

Belgia waktu itu. Percobaan penanamannya dilakukan di sekitar Malang di Jawa

Timur dan berhasil baik. Tanaman Robusta ini kemudian dikembangkan secara pesat

untuk menggantikan tanaman Arabika, karena tanamannya dapat diandalkan, dan

tahan terhadap penyakit karat daun yang amat ditakuti perkebunan-perkebunan kopi

waktu itu. Akan tetapi tanaman Robusta ini hanya cocok dikembangkan di dataran-

7Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo., Sejarah Perkebunan di Indonesia:

Kajian Sosial Ekonomi(Yogyakarta: Aditya Media1991), hlm. 69.

Page 7: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

43

dataran rendah sampai ketinggian sekitar 800 m. Terekam sejarah perkopian di

Hindia Belanda waktu itu bahwa mulai tahun 1908 dilancarkan usaha-usaha untuk

perluasan tanaman Robusta oleh petani-petani rakyat di berbagai daerah: Bali,

Sumatra Selatan, kemudian ke daerah Sulawesi Tengah, Lampung dan Kerinci di

Sumatra Barat, di Tapanuli dan di daerah Bengkulu. Sejak itu Indonesia (Hindia

Belanda) menjadi produsen kopi Robusta. Kopi Arabika terbatas dibudidayakan di

daerah-daerah tinggi diatas 1.100 m. Peran Hindia Belanda cepat menonjol dalam

perkopian dunia dan menjadi sumber kopi penting setelah Brasilia.8

Pada tahun 1905 mulailah budidaya kopi di kawasan Kabupaten Semarang

yang didirikan oleh NV Semadmij yang mendirikan Kebun Banaran dengan nama

CO Banaran (Cultur Onderneming Banaran). Kopi yang dibudidayakan di Kebun

Banaran merupakan jenis kopi Robusta yang pada waktu itu memang banyak di

kembangkan di perkebunan-perkebunan di Indonesia. Enam tahun kemudian tepatnya

pada tahun 1911 didirikanlah Pabrik Kopi Banaran yang bangunanya sampai saat ini

belum pernah dibongkar ataupun direhab.9

Kebun Getas didirikan sejak tahun 1896 yang dikelola oleh FA. HG. Th.

Crone yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda dengan nama CO Getas yang

berkantor pusat di Semarang. Selain Kebun Getas kebun yang dikelola oleh FA. HG.

Crone adalah Kebun Ngobo, Kebun Jatirunggo, Kebun Assinan, dan Kebun

8 P.S. Siswoputranto. Kopi Internasional dan Indonesia. (Yogyakarta:

Kanisius, 1993), hlm. 26. 9 Dokumen Pabrik Kopi Banaran PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

Kebun Getas.

Page 8: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

44

Batujamus.10

Dari daftar Kebun diatas yang dalam pengelolaannya digabung adalah

Kebun Getas yang merupakan perkebunan dengan budidaya karet dan Kebun Assinan

Banaran dengan budidaya Kakao dan kopi.

Selama pendudukan Jepang (1942-1945) segala lapangan kegiatan ditujukan

untuk menopang usaha perang. Hal ini berlaku pula bagi bidang ekonomi pada

umumnya dan bidang perkebunan pada khususnya. Tidak mengherankan apabila

perkebunan banyak yang terlantar sehingga produksinya juga merosot secara

mencolok.11

Selama masa pendudukan Jepang terjadi penurunan produksi perkebunan

yang sangat drastis. Hal ini disebabkan oleh kebijakan peningkatan produksi pangan

yang dijalankan pemerintahan Jepang untuk keperluan perang. Pemerintah Jepang

mengadakan pembatasan-pembatasan penggunaan lahan perkebunan untuk diganti

dengan tanaman pangan dan membongkar tanah tanah perkebunan untuk digantikan

tanaman pangan.

Pasca pendudukan Jepang, tepatnya setelah kemerdekaan, Perkebunan di

Kebun Getas diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia. Hal tersebut

berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 4 Tahun 1946 tentang

perusahaan perkebunan. Peraturan tersebut dikeluarkan oleh Presiden Soekarno

tanggal 6 Juni 1946 di Yogyakarta. Isi dari peraturan tersebut diantaranya adalah

mengenai pengambilalihan perusahaan-perusahaan perkebunan yang ada di Indonesia

10

Venti Dini Rahmatika ., Analisis Daya Saing Kopi (Coffea sp) PT.

Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Getas/ Assinan Kabupaten Semarang,

(skripsi, Universitas Sebelas Maret, 2011) hlm. 49. 11

Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo., Sejarah Perkebunan di Indonesia:

Kajian Sosial Ekonomi(Yogyakarta: Aditya Media1991) hlm. 161-162.

Page 9: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

45

untuk dijalankan dibawah kekuasaan negara. Perusahaan-perusahaan perkebunan itu

kemudian dijalankan oleh sebuah Badan Hukum Pemerintah yang diberi nama Pusat

Perkebunan Negara (PPN).

Pusat Perkebunan Negara (PPN) dari tiap-tiap daerah dipimpin oleh suatu

dewan pimpinan yang terdiri dari ketua dan dua orang anggota. Dewan pimpinan

tersebut bekerja dibawah pengawasan Djawatan Perkebunan dan Kementerian

Pertanian. Modal PPN berasal dari modal pertama yang disediakan oleh pemerintah

pada waktu PPN didirikan, kemudian modal juga berasal dari sisa uang yang terdapat

dalam kas badan-badan warisan dari zaman Jepang atau sesudahnya, serta uang

pinjaman dari Bank.12

Berdasarkan ketentuan Perundingan Meja Bundar pada tahun 1949

perkebunan milik asing perlu dikembalikan kepada pemilik semula, sedang

perkebunan milik pemerintah kolonial diambil alih oleh Pemerintah Republik

Indonesia, begitu pula dengan milik asing yang tidak akan dieksploitasi lagi oleh

pemiliknya.13

Termasuk Kebun Getas yang merupakan milik swasta dikembalikan

lagi kepada pemiliknya yaitu FA. HG. Th. Crone.

Pada waktu FA. HG. Th. Crone kembali, kondisi perkebunan pada umumnya

amat memprihatinkan, selain karena terlantar selama pendudukan Jepang atau rusak

akibat Agresi Militer I, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa selama perang

sebagian telah dikerjakan oleh rakyat. Setelah Agresi Militer yang Pertama,

12

Arsip Mangkunegaran VIII tentang “Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun

1946 tentang Perusahaan Perkebunan” Surakarta: Reksopustoko.

13

Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo., Op. Cid hlm. 166.

Page 10: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

46

perkebunan mulai mengadakan beberapa pembenahan seperti perbaikan alat-alat

produksi dan sarana transportasi, pembenahan administrasi, dan sebagainya. Melalui

bantuan financial dari kantor pusat firma FA. HG. Th. Crone di Amsterdam dan oleh

karena hampir semua perangkat telah diasuransikan maka pekerjaan lancar. Tetapi

sebagian kecil masih terdapat tanah-tanah yang dikuasai oleh rakyat.14

Pada tahun 1958 terjadi peristiwa pengambilalihan perusahaan-perusahaan

swasta Belanda yang ada di Indonesia. Termasuk perusahaan-perusahaan

perkebunannya. Peristiwa ini dikenal dengan istilah Nasionalisasi Perusahaan Swasta

Belanda. Peristiwa ini diawali dengan gagalnya pemerintah RI dalam memperoleh

dukungan pada pemungutan suara di PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) mengenai

tuntutan kedaulatan Indonesia atas Irian Barat yang selama itu masih dikuasai oleh

Belanda. Hal ini terjadi pada tanggal 29 November 1957. Sebagai akibatnya terjadi

protes yang berupa pemogokan buruh yang bekerja pada perusahaan Belanda dan

kemudian disusul dengan pengambilalihan perusahaan dan perkebunan-perkebunan

Belanda oleh para buruh dan kemudian militer.15

Kebun Getas yang pada tahun 1950 digabung dengan Kebun Assinan pada

tanggal 10 Desember 1957 diambil alih oleh RI berdasar surat nomor: Kpts-

PM/0073/12/1957 dari Panglima Teritorial & Teritorium IV Diponegoro, selaku

Penguasa Militer dibawah pimpinan Kolonel Soeharto, termasuk CO Banaran.16

14

Wawancara dengan Agus Wantoro. Tanggal 10 Mei 2016.

15

Mubyarto. Dkk., Op. Cit, hlm. 25-26.

16

Venti Dini Rahmatika ., Op. Cit, hlm. 49.

Page 11: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

47

Pada bulan Desember 1957 lebih dari 500 perkebunan Belanda atau 75% dari

seluruh perkebunan yang ada di Indonesia telah berada dibawah pengawasan militer.

Menurut Menteri Pertanian Sadjarwo, pengambilalihan ini dimaksudkan untuk

melindungi pabrik, sehingga produksi tidak sampai terhenti. Perkebunan-perkebunan

itu menurut rencana akan dikendalikan kepada pemiliknya segera setelah Belanda

setuju untuk menyerahkan kedaulatan atas Irian Barat. Hingga tahun 1958 Belanda

tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah, maka November 1958, kabinet

mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) Nasionalisasi, selanjutnya 27

Desember 1958 Presiden Soekarno menandatangani UU No 86 tahun 1958 tentang

nasionalisasi perusahaan milik Belanda di Indonesia.17

Berdasarkan keputusan tersebut, Kebun Getas dan juga Kebun Kopi Banaran

merupakan salah satu perusahaan perkebunan Belanda yang terkena Nasionalisasi

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1959 tentang Penentuan Perusahaan

Pertanian/ Perkebunan Milik Belanda yang dikenakan Nasionalisasi. Peraturan ini

ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1959 dan ditandatangani oleh Pejabat

Presiden Republik Indonesia, Sartono; Menteri Pertanian, Sadjarwo dan Menteri

Kehakiman, G.A. Maengkom.18

Pada tahun 1969 Pemerintah Republik Indonesia mengadakan perubahan

bentuk perkebunan Belanda menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dimana

Kebun Getas dan Kebun Assinan/Banaran diubah menjadi PN Perkebunan XVIII

17

Mubyarto. Dkk., Op. Cit, hlm. 26.

18

Arsip Nasional No. 667 tentang “Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1959

tentang Penentuan Perusahaan Pertanian/ Perkebunan Milik Belanda yang

Dikenakan Nasionalisasi”( Jakarta: ANRI, 1959), hlm. 8.

Page 12: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

48

Kebun Getas Salatiga untuk Kebun Getas, dan PN Perkebunan XVIII Kebun

Assinan/Banaran Ambarawa. Berdasar Akta Notaris di Jakarta nomor 98 tahun 1973,

tanggal 31 Juli 1973 diadakan pengalihan bentuk perusahaan, dari Perusahaan Negara

Perkebunan XVIII menjadi PT Perkebunan XVIII (Persero).

Berdasarkan surat keputusan Direktur Utama PT. Perkebunan XVIII (Persero)

nomor: XVIII/14.1/KPT/366/VI/1982 pada tanggal 05 Agustus 1982 Kebun Getas

dan Assinan/ Banaran digabung (regrouping) sampai sekarang, dengan beberapa

perubahan dalam AD PT. Perkebunan XVIII (Persero) yang tertuang dalam akta

Notaris Imas Fatimah, SH nomor: 107 tanggal 13 Agustus 1984 dan Akta Pembetulan

nomor 38 tanggal 08 Maret 1985, yang lebih disyahkan oleh Menteri Kehakiman

dengan Surat Keputusan nomor C.2.5436 HT 0104 tahun 1985 tanggal 26 Agustus

1985.19

Berdasarkan surat keputusan tersebut Perkebunan Kopi Banaran sepenuhnya

bergabung dengan Kebun Getas dan Kebun Assinan.

B. Perkebunan Kopi Banaran 1996-2009

Pada tahun 1996 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14

Tahun 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan XV-

XVI dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan XVIII menjadi Perusahaan

Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara IX. Modal pendiriannya disetor oleh

negara dan berasal dari seluruh kekayaan Negara Republik Indonesia yang tertanam

dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan XVIII, setelah dikurangi

dengan sejumlah dana yang akan dipergunakan dalam rangka pendirian Perusahaan

19

Venti Dini Rahmatika ., Op. Cit, hlm. 50.

Page 13: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

49

Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara XVIII dan besarnya modalnya

ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan Departemen Pertanian. Pelaksanaan

peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan XV-XVI dan Perusahaan

Perseroan (Persero) PT. Perkebunan XVIII, dilakukan oleh Menteri Keuangan dan

Menteri Pertanian.20

Berdasarkan Peraturan Pemerinah tersebut diatas, Perkebunan Kopi Banaran

yang awalnya bernama PT. Perkebunan XVIII (Persero) berubah menjadi PT.

Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Getas. PT. Perkebunan Nusantara IX

(Persero) dipimpin oleh seorang Administratur yang bertanggung jawab atas semua

kegiatan produksi yang terjadi di Perusahaan Perkebunan Karet Getas maupun

Perkebunan Kopi Banaran. Seorang Administratur bertanggung jawab untuk

mengorganisasikan perusahaan, termasuk menentukan proses produksi dan hasil yang

akan dicapai di Perusahaan Karet Getas maupun Perusahaan Perkebunan Kopi

Banaran.21

Pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Asia,

terutama di Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Krisis tersebut

mengakibatkann harga-harga berbagai macam kebutuhan naik. Melemahnya nilai

tukar rupiah telah menurunkan daya beli masyarakat karena kenaikan harga-harga

barang konsumsi yang sarat kandungan impor. Menurunnya atau tertundanya

konsumsi masyarakat secara luas memberi tekanan balik kepada sektor riil berupa

20

Arsip Perkebunan tentang “Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1996

tentang Peleburan Perusahaan Perseroan”, (Semarang: Badan Arsip Jawa Tengah,

1996)

21

Wawancara dengan Agus Wantoro. Tanggal 10 Mei 2016.

Page 14: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

50

berkurangnya tingkat keuntungan usaha yang sebelumnya sudah menurun karena

bertambah besarnya biaya produksi. Tekanan karena kenaikan biaya produksi dan

menurunnya daya serap pasar telah menjepit sektor usaha yang berakibat dengan

pengurangan skala aktivitas usaha yang tampak secara riil pada pengurangan jumlah

tenaga kerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa krisis ekonomi telah mendorong

intensitas krisis politik dan sosial semakin cepat dan hal ini rupanya yang

menyebabkan kinerja sektor rirl Indonesia semakin terpuruk.22

Krisis ekonomi tersebut juga melanda Perkebunan Kopi Banaran. Dampak

krisis ekonomi tersebut dirasakan pada tahun 1998 yaitu ditandai dengan turunnya

produksi kopi. Jumlah produksi kopi yang diproduksi pada tahun 1987 sebesar

3.749.018 kg dan pada tahun 1998 turun menjadi 1.260.080 kg. Walaupun demikian

tidak menyebabkan perkebunan Kopi menjadi jatuh, hal tersebut terbukti dengan

produksi kopi yang diproduksi pada tahun berikutnya mengalami kenaikan yaitu pada

tahun 1999 sampai dengan 2001 dimana pada tahun 1999 produksi kopi naik menjadi

2.610.913 kg, pada tahun 2000 mengalami kenaikan lagi menjadi 3.149.464 kg, dan

produksi kopi mengalami kenaikan kembali pada tahun berikutnya yaitu tahun 2001

yang memproduksi kopi dengan jumlah 4. 283.176 kg.

22

Noor Yudanto, M. Setyawan Santoso. “Dampak Krisis Moneter Terhadap

Sektor Riil” dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, edisi September 1998.

Page 15: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

51

1. Produktivitas Perkebunan Kopi Banaran Tahun 1996-2009

Perkebunan Kopi Banaran mempunyai luas tanah 424.580 ha dan yang

merupakan tanah produktif atau termasuk tanaman menghasilkan yaitu 401.060 ha,

karena yang 23.520 ha digunakan untuk kantor, pembibitan, dan sebagainya.

Perkebunan Kopi Banaran merupakan kebun kopi yang menanam kopi jenis Robusta.

Karena dalam sejarahnya kopi Robusta memiliki kualitas tinggi dan mempunyai nilai

jual internasional.

Selain itu kopi jenis Robusta juga sangat cocok ditanam di daerah Bawen

Kabupaten Semarang karena tempat perkebunan kopi yang berada di daerah iklim B

dengan tinggi tempat antara 480-600 meter dengan topografi umum dan

bergelombang serta jenis tanah alovial, coklat kemerahan, meditran coklat, Andosol

coklat, regosol, latosol coklat kemerahan, latosol.23

Tanaman yang diusahakan di

Kebun Getas Afdeling Assinan adalah tanaman kopi dari jenis Robusta (Coffea

canephora Pierre ex Froehner) dengan klon-klon yang diusahakan yaitu BP 42, BP

234, BP 254, BP 288, BP 358, BP 409 dan SA 237.

Umur Tanaman Menghasilkan (TM) umumnya sudah cukup tua yaitu 16-31

tahun (tahun tanam 1974-1989). Pada tanaman yang sudah tidak produktif lagi

dilakukan penanaman kembali (replanting) dengan menggunakan bibit yang berasal

dari biji kopi Exelsa sebagai batang bawah, sedangkan batang atas yang dipakai

umumya adalah klon BP 42, BP 234, BP 358 dan BP 409 karena klon-klon tersebut

mempunyai kelebihan antara lain berbunga lebih serempak, biji berukuran seragam

dan produktivitas tinggi. Jarak tanam yang digunakan adalah 2.50 m x 2.50 m dengan

23

Profil singkat PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Getas, hlm. 9.

Page 16: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

52

populasi tanaman 1.600 pohon/ha. Keseluruhan areal perkebunan kopi di Afdeling

Assinan Kebun Getas sudah memasuki tahap tanaman menghasilkan (TM). Dengan

luas lahan 401.060 ha memiliki populasi TM sebanyak 635.440 pohon dengan rata-

rata populasi 1.584 pohon/ha. Namun pada 2006 dan 2009 luas area tanaman kopi

mengalami penurunan yaitu menjadi 396,41 ha pada 2006, dan 376,97 ha pada 2009.

Tanaman naungan tetap yang digunakan adalah lamtoro (Leucaenaglauca)

klon L2 dan klon PG 79 dengan jarak tanam 3.5 m x 3.5 m. Tanaman lamtoro yang

ditanam berasal dari cangkokan. Hal yang penting diperhatikan adalah serangan kutu

loncat terhadap lamtoro. Sekarang sedang dikembangkan pemanfaatan predator

Curinus coreolus yang memakan telur dari hama kutu loncat (Heteropsylla spp.).

Tanaman naungan sementara yang digunakan adalah Moghania macrophylla (MM)

dengan jarak tanam 1.25 m x 1.25 m.24

Produksi kopi yang dihasilkan dari tahun ke tahun berfluktuasi, umumnya

produksi akan tinggi jika pemeliharaan kebun terjaga dengan baik dan keadaan iklim

mendukung untuk pertumbuhan dan produksi. Perkembangan produksi kopi Robusta

di Afdeling Assinan/Kempul Kebun Getas PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero),

Semarang, Jawa tengah dapat dilihat pada tabel 7.

24

Alpaseno., “Pengelolaan Pemupukan Tanaman Kopi Robusta (Coffea

canephora Pierre ex Froehner) Di Kebun Getas, PT Perkebunan Nusantara IX

Semarang”, (Semarang, Skripsi Agronomi, Fak. Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

2005) hlm. 6-7.

Page 17: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

53

Tabel 7

Jumlah Produksi dan Produktivitas Perkebunan Kopi Banaran PT. Perkebunan

Nusantara IX (Persero) Kebun Getas

Sumber: Kantor Administrasi Afdeling Assinan PT Perkebunan Nusantara IX

Kebun Getas Tahun 2005

Tahun

Panen

Luas (ha)

Produksi (kg) Produktivitas

(Per Ha)

Curah

Hujan Basah Kering

1995 401,06 397.621 88.122 220 2577

1996 40106 4.196.923 938.772 2.343 1790

1997 401,06 3.749.018 854.087 2.130 1581

1998 401,06 1.260.080 284.000 708 2833

1999 401,06 2.610913 610.225 1.499 2810

2000 401,06 3.152.534 703.321 1.754 2781

2001 401,06 4.283.176 988.328 2.646 2383

2002 401,06 3.073.296 685.215 1.709 2155

2003 401,06 1.973.583 437.180 1.090 2082

2004 401,06 3.155.140 680.355 1.696 2069

2005 401,06 4.304.821 926.200 2.309 2268

2006 396.41 2.754.029 599.824 1.513 1698

2007 396,41 1.529.600 344.000 868 1839

2008 396,41 3.178.753 688.853 1.738 1923

2009 376,97 3.659.362 763.316 2.025 2189

Page 18: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

54

Dari data pada tabel 7 menunjukkan bahwa produksi yang dihasilkan dari

tahun ke tahun berfluktuasi, umumnya produksi akan tinggi jika pemeliharaan kebun

terjaga dengan baik dan keadaan iklim mendukung untuk pertumbuhan dan

produksi.25

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada produksi tahun 1996 yaitu

sebanyak 4.196.923kg kopi basah, jumlah tersebut mengalami peningkatan tajam di

banding tahun sebelumnya yaitu tahun 1995 yang hanya397.621kg. Hal tersebut

karena pada tahun tersebut Perkebunan Kopi Banaran pengelolaannya sudah di

pegang oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) yang mulai mengelola kebun

sehingga menghasilkan produksi yang memuaskan. Tetapi pada tahun 1998 yang

merupakan terjadinya krisis ekonomi menjadikan produksi kopi turun

menjadi1.260.080kg kopi basah dan tahun tersebut merupakan yang paling rendah

produksinya dibandingkan tahun-tahun lain. Tetapi PT. Perkebunan Nusantara IX

(Persero) Kebun Getas terus meningkatkan pengelolaannya sehingga pada tahun

1999-2001 produksinya mengalami kenaikan. Data diatas juga menunjukkan bahwa

produksi dan produktivitas di perkebunan kopi banaran yang tertinggi terjadi pada

tahun 2005 yaitu sebanyak 4.304.821kg kopi basah dengan produktivitas sebesar

2.309 per ha.

2. Pengolahan Kopi

Pengolahan kopi yang dilakukan oleh perusahaan besar tentunya harus sesuai

dengan tekhnologi standart mutu yang tinggi. Pabrik kopi harus mengolah kopi dari

perkebunan dengan mengunakan peralatan yang baik dan berkapasitas besar agar

dapat mengolah kopi dengan maksimal. Proses pengolahan kopi dilakukan di Pabrik

25

Ibid, hlm 7

Page 19: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

55

Kopi Banaran yang terletak di dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan Jambu,

Kabupaten Semarang.

Pengolahan kopi robusta di pabrik kopi PT. Perkebunan Nusantara IX

(Persero) Kebun Getas yang terletak di Banaran ada 2 (dua) macam yaitu Robusta

Wet Process (RWP) dan Robusta Dry Process (RDP). Robusta Wet Process (RWP)

adalah pengolahan basah yaitu dengan tahapan-tahapan tertentu serta membutuhkan

biaya tinggi tetapi hasil dari proses ini sangat menarik dari segi penampakan karena

pada proses ini setiap aktifitas dapat dikontrol hasilnya. Biji kopi yang diolah dengan

RWP adalah buah yang berbiji merah. Robusta Dry Process (RDP) sering diterapkan

oleh masyarakat karena biayanya murah dan cocok untuk produksi skala kecil. Biji

kopi yang diolah dengan RDP adalah buah berbiji hijau. Kelemahan RDP adalah

membutuhkan waktu pengeringan yang lama. Tujuan utama dari pengolahan kopi

pasca panen adalah menurunkan kadar air biji kopi menjadi 9%-12%. Pada nilai

kadar air tersebut kopi mempunyai sifat tidak mudah berubah kondisi, sifat dan

karakteristiknya dikarenakan pengaruh lingkungan.26

a. Pengolahan RWP (Robusta Wet Process)

Bahan baku yang digunakan adalah buah kopi berwarna merah, tepat masak,

segar, sehat, tingkat kematangan homogen (seragam) dan bebas kontaminasi.

Pemisahan buah kopi dilakukan dikebun dan harus segera dibawa ke pabrik untuk

proses selanjutnya agar kesegaran buah tetap terjaga. Setelah sampai ke pabrik, kopi

segera di uraikan pada bak penerimaan agar tidak terjadi penempelan karena panas

dan lembab. Tahap selanjutnya adalah pengaliran kopi ke bak syphon yang berfungsi

26

Venti Dini Rahmatika ., Op. Cit, hlm. 59

Page 20: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

56

untuk memisahkan buah kopi yang baik dengan buah kopi yang jelek serta kotoran

yang terbawa dari kebun. Buah kopi yang baik akan tenggelam dalam air, sedangkan

yang jelek akan mengapung di atas air.

Tahap selanjutnya adalah ruang pulper untuk pengelupasan kulit buah dan

pencucian. Kulit yang masih terbawa pada proses ini akan dibersihkan di bak cuci

sebelum masuk ke bak penuntasan yang bertujuan untuk meminimalkan air yang

terbawa dari bak cuci agar dapat menjaga mesin pengeringan tetap stabil karena air

yang terbawa secara berlebihan akan dapat merusak instalasi pemanas serta akan

mengurangi kalori panas mesin pengering. Proses pengeringan ada dua macam yaitu

secara manual (Viss Dryer) dan mekanis (Masson Dryer). Tujuan dari proses ini

adalah menurunkan kadar air biji kopi dari 40%-55% menjadi 9%-12%. Pada proses

pengeringan, pengeturan suhu serta pembalikkan harus dilakukan secara tepat agar

mendapat hasil yang memuaskan.

Setelah kopi dikeringkan, kopi akan ditampung di bordes kering untuk

didinginkan minimal 24 sebelum digerbus/huller. Huller atau mesin gerbus adalah

suatu mesin yang digunakan untuk pengupasan kulit tanduk dan kulit ari biji kopi.

Proses selanjutnya adalah sortasi dan ayak biji kopi yang bertujuan untuk memilah

antara biji kopi yang baik (superior) dengan biji kopi yang jelek (inferior). Setelah

proses ayak selesai biji-biji kopi yang telah terpisah menurut ukurannya dimasukkan

dalam karung dan dikelompokkan berdasar jenis, mutu dan ukurannya. Penilaian

mutu dan besaran nilai diperoleh dari pengambilan contoh kopi hasil sortasi tenaga

terpilih. Berdasarkan nilai cacat mutu kopi produksi PT. Perkebunan Nusantara IX

(Persero) dapat digolongkan sendiri-sendiri yaitu Mutu 1 apabila nilai cacat antara

Page 21: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

57

0%-11%, Mutu 4 apabila nilai cacat antara 12%-80% dan Mutu lokal apabila nilai

cacat > 80%.

b. Pengolahan RDP (Robuta Dry Process)

Pengolahan kopi tanpa mengupas kulit buah, buah kopi basah lansung

dikeringkan dengan panas sinar matahari atau mesin pengering (Viss Dryer dan

Masson Dryer). Bahan baku yang digunakan pada proses RDP yaitu kopi hasil sortasi

dikebun maupun hasil sortasi bak syphon yang terdiri dari buah kopi hijau, hitam atau

kering dan terserang hama bubuk. Pada proses pengeringan RDP bisa dilakukan

dengan penjemuran di lantai plester dan saat proses berlangsung harus dilakukan

pembalikkan secara berkala.

Tahap berikutnya adalah buah kopi hasil pengeringan awal dimasukkan ke

ruang pengeringan/ bordes kering. Untuk proses lainnya, sistem RDP sama dengan

sistem RWP yaitu menuju ruang huller dan sebagainya. Perbedaan yang sangat

mencolok adalah pada proses penjemuran panas matahari pada RDP. Pada proses ini

kulit ari dari sistem RDP tidak dapat lepas dari biji, sehingga tampak kusam

warnanya.

3. Hama dan Penyakit Tanaman

Setiap perkebunan pasti selalu mempunyai kendala dalam mengatasi hama

dan penyakit tanaman, begitu juga pada perkebunan kopi. Hama yang menyerang

pada tanaman kopi diantaranya:

a. Bubuk buah (Hipothenemus hampei)

Hama ini sangat merugikan produksi kopi karena menurunkan mutu kopi

dan penyusutan berat kopi. Hama ini dapat dikendalikan dengan cara

Page 22: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

58

mengambil buah kopi yang terserang kemudian direbus dengan tujuan

mematikan hama, dapat pula dilakukan pengambilan biji-biji kopi yang terjatuh

agar tidak menjadi inang hama.

b. Kutu putih/ Kutu dompolan (Planococcus citri)

Kutu putih merupakan hama yang menyerang bunga dan buah kopi, tetapi

pada saat populasi hama tinggi dapat menyerang pucuk tanaman, daun, dan

cabang muda. Bunga, buah dan daun muda yang terserang akan mengalami

kekeringan dan gugur.

c. Kutu hijau (Coccus viridis)

Kutu hijau menyerang seluruh bagian tanaman yang masih muda yaitu

bunga, daun cabang dan batang. Akibat penusukan dan penghisapan cairan,

bagian hijau yang diserang menjadi kuning akhirnya akan mengering. Selain itu

tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan tunas-tunas dan cabang menjadi pendek

dan tidak sehat.

d. Nematoda

Nematoda parasit yang sangat merugikan tanaman kopi adalah

(Patylenchus coffeae), gejala serangannya adalah pertumbuhan tanaman tidak

normal, daun kelihatan pucat, kering dan kemudian gugur, cabang mengering

dan perlahan mati, akar serabutnya busuk dan mudah roboh.

Sedangkan penyakit tanaman kopi yang menyerang perkebunan kopi

diantaranya:

a. Cendawan akar coklat (Phellinus sp atau Fomes sp)

Page 23: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

59

Gejala serangannya adalah daun-daunnya menguning kemudian rontok

dan kadang ada juga daun menguning tapi tetap menempel pada batang. Akar

tunggang tertutup kerak anyaman misselia jamur berwarna coklat.

b. Jamur upas (Corticium salmonicolor)

Gejala awal serangan ditandai dengan adanya misselium tipis menyerabut

seperti sarang laba-laba pada bagian cabang yang terserang. Selanjutnya

misselium akan membentuk bintil dan akhirnya berubah menjadi kemerahan.

Bila serangan terus terjadi maka akan mengakibatkan tanaman yang diserang

mengering dan daunnya layu.27

4. Pembangunan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran

Perkebunan Kopi Banaran merupakan industri perkebunan yang merupakan

penghasil kopi. Kopi yang dihasilkan oleh perkebunan kemudian diangkut dan

diproses di Pabrik Kopi Banaran yang merupakan milik P.T Perkebunan Nusantara

IX (Persero) Kebun Getas. Pada awalnya kopi hasil perkebunan dijual dalam bentuk

biji kopi yang memiliki kualitas terbaik akan di ekspor sedangkan yang berkualitas

buruk dijual di pasar lokal. Kopi yang pada awalnya hanya dijual dalam bentuk biji

kopi kemudian berkembang dengan adanya kopi yang dijual dalam bentuk bubuk

yang dikemas dan diberi nama Kopi Banaran.

Berawal dari sebuah keresahan yang disebabkan oleh harga komoditi Kopi

yang terus menurun mulai tahun 1998 sampai dengan tahun 2001. Tahun 2002,

direksi PTPN IX (persero) melakukan sebuah terobosan dengan menerapkan pola

bisnis hulu hilir, komoditi Kopi tidak hanya saja dapat diperoleh hasilnya dengan

27

Venti Dini Rahmatika ., Op. Cit, hlm. 54-56.

Page 24: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

60

menjual biji kopi (green bean) akan tetapi dapat juga memperoleh hasil / pendapatan

yang lebih, dengan memberikan nilai tambah berupa perubahan bentuk ke arah hilir.

Komoditi Kopi yang tadinya dijual dalam bentuk biji (green bean), diolah sebagian

menjadi Kopi Bubuk dengan memberikan label/ nama dagang Banaran Coffee.

Untuk lebih meningkatkan proses penetrasi/ pengenalan produk kepada

khalayak umum, Pada tahun 2002, tepatnya tanggal 20 Agustus, dibangunlah sebuah

coffeeshop dengan tujuan sebagai etalase dari produk hilir yang berfungsi untuk

memperkenalkan produk hilir yang diproduksi oleh PTPN IX (persero). Pengenalan

produk hilir dilakukan dengan memajang produk dalam bentuk kemasan siap saji.

Selain itu, proses penetrasi dilakukan dengan bentuk sajian kopi maupun teh yang

disajikan hangat maupun dingin.

Seiring dengan bergulirnya waktu, minat konsumen pun semakin bertambah,

berbagai masukan dari konsumen ditanggapi secara positif oleh direksi, penambahan

variasi menu berbahan dasar kopi dan teh terus dilakukan. Tidak hanya berhenti

sampai disitu saja. Tahun 2005, tepatnya tanggal 28 Agustus direksi melakukan

terobosan dengan merubah kebun percontohan aneka tanaman perkebunan dan buah

koleksi di Afdeling Assinan, tepatnya dipinggir jalan Raya Bawen – Solo Km 1,5

Bawen Kabupaten Semarang menjadi sebuah Kawasan Agrowisata yang kemudian

lebih dikenal sebagai Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran. Kawasan Agrowisata ini

terus dikembangkan dengan memberikan berbagai macam tambahan fasilitas

penunjang, difrensiasi produk dan jasa terus dihasilkan melalui inovasi baik produk

maupun jasa.

Page 25: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

61

Nama Kampoeng Kopi Banaran merupakan sebuah nama yang dihasilkan dari

pemikiran yang dalam dan panjang. Pengambilan nama Kampoeng Kopi Banaran

didasarkan oleh proses dasar kopi, Banaran merupakan sebuah dusun di sebuah desa,

tepatnya di desa Gemawang kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, yaitu tempat

dimana berdiri Pabrik Pengolahan Kopi tempat buah kopi merah diolah menjadi biji

kopi siap ekspor (green bean). Sedangkan Kampoeng Kopi merupakan kawasan

perkebunan Kopi yang terletak di Desa Assinan Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang.28

Daerah Agrowisata ini memiliki ketinggian sekitar 480-600 meter dari

permukaan laut dengan suhu udara sejuk antara 23-27 derajat celcius. Agrowisata

Kampoeng Kopi Banaran menyediakan fasilitas utama yaitu berupa bangunan resto

atau dikenal dengan “Banaran Coffe” yang mana di tempat tersebut penunjung dapat

menikmati sedapnya aneka hidangan minuman berbahan dasar kopi serta aneka jenis

makanan, dan juga terdapat area bermain anak-anak, lapangan tenis, mushola, ruang

pertemuan, Griya Robusta, Family Gathering, Corporate Gathering, Coffe Walk,

Area Out Bond, kolam renang, Gazebo, taman buah dan jelajah kebun dengan

kendaraan ATV.29

28

http://tourismplaceofsemarangregency.blogspot.co.id., diakses Tanggal 20

Juli 2016. 21.15 WIB.

29

Wenry Agus Cahyono., Potensi dan Pengembangan Agrowisata Kampoeng

Kopi Banaran di Kabupaten Semarang Jawa Tengah., ( Laporan Tugas Akhir, UNS,

FSSR Jurusan Usaha Perjalanan Wisata, 2011) hlm. 23

Page 26: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

62

C. Sistem Perburuhan di Perusahaan Perkebunan Kopi Banaran

Dalam suatu perusahaan perkebunan tentu memiliki buruh yang berperan

penting dan bekerja pada mandor atau majikan. Buruh pada dasarnya adalah para

pekerja yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan gaji atau

upah dari majikannya. Buruh yang bekerja di suatu perusahaan mempunyai hak yang

harus dipenuhi oleh pihak perusahaan. Hak-hak tersebut diberikan kepada para buruh

untuk kesejahteraan dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hak-hak yang harus

diberikan oleh perusahaan kepada para buruh antara lain:

1. Pemberian Upah atau Gaji

Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh

untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau

dinilai dalam bentuk uang yang diterapkan menurut suatu persetujuan, atau peraturan

perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara

pengusaha dengan buruh termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun

keluarganya.30

Upah merupakan titik sentral dari perjuang serikat pekerja dalam

meningkatkan anggotanya. Suatu tingkat upah yang layak untuk kehidupan pekerja

merupakan salah satu ukuran dari tingkat kesejahteraan bangsa. Upah yang layak,

bahkan yang terlalu rendah akan menyebabkan menurunnya kemanpuan fisik dan

mental pekerja untuk bekerja, dan hasilyang dicapai pekerja tidak akan memuaskan,

ini disebabkan produktifitas rendah.31

Upah Minimum sesuai Pasal 1 ayat 1 Peraturan

30

Petaruran Pemerintah No. 8 Tahun 1981, Tentang Perlindungan Upah

31

Martoyo Rahmat., Serikat Pekerja Pengusaha dan Kesepakatan Kerja

Bersama. (Jakarta: Fikahati Anesa, 1991), hlm. 39.

Page 27: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

63

Meteri Tenaga Kerja Nomor Per-01/MEN/1999 tentang upah minimum, pengertian

upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari gaji pokok termasuk

tunjangan tetap, penetapan upah minimum dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. Kebutuhan hidup minimum

b.Indeks harga konsumen

c. Kemampuan, perkembangan dan kelangsungan perusahaan

d. Upah pada umumnya berlaku didaerah tertentu dan antar daerah

e. Kondisi pasar kerja

f. Tingkat perkembangan perekonomian dan perdapatan perkapita. 32

PT Perkebunan Nusantara IX Divisi Tanaman Tahunan wilayah kerjanya

seluruh Jawa Tangah, sedang upah minimal satu kabupaten dengan yang lain berbeda

seperti Surakarta lebih besar dari upah golongan terendah, berdasarkan kenyataan

yang demikian maka PT Perkebunan Nusantara IX Divisi Tanaman Tahunan

mengajukan penangguhan besarnya upah minimal Kabupaten Semarang kepada

Gubernur Jawa Tengah sehingga terjadi persamaan gaji diseluruh wilayah kerja PT.

Perkebunan Nusantara IX (Persero), hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 90 Ayat 2

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003.

Besarnya upah yang masih di bawah upah minimal memang dimaklumi oleh

Serikat Pekerja mengingat kondisi perusahaan tidak memungkinkan dan demi

kebersamaan sesama karyawan PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) asas

kebersamaan ini bisa mencegah timbulnya kecemburuan antar karyawan PT.

32

Peraturan Meteri Tenaga Kerja Nomor PER-01/MEN/1999 Pasal 6.

Page 28: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

64

Perkebunan Nusantara IX (Persero) di setiap daerah, disamping itu kesejahteraan

karyawan yang baik di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) membuat karyawan

memaklumi ketidakmampuan Perusahaan memberi upah sesuai dengan upah

minimal.33

Pemberian upah atau gaji di Perkebunan Kopi Banaran Kebun Getas

diberikan kepada karyawan atau buruh berdasarkan status buruhnya. Buruh atau

karyawan di Perkebunan Kopi Banaran meliputi:

a. Buruh Harian Insiden

Buruh Harian Insiden merupakan buruh harian yang menerima upah harian.

Buruh harian insiden dibayar sesuai dengan hari kerja buruh tersebut. Apabila buruh

masuk kerja akan mendapat upah, sedangkan jika tidak masuk kerja tidak akan

mendapatkan upahnya. Selain itu buruh harian insiden juga tidak mendapatkan

tunjangan maupun seragam kerja. Setiap bulan buruh harian insiden rata-rata

penghasilannya masih dibawah UMR (Upah Minimum Regional)

b. Buruh Lepas Teratur

Buruh Lepas Teratur merupakan buruh yang bekerja di perusahaan dengan

gaji atau upah harian. Buruh Harian Lepas dalam bekerja sudah memakai seragam,

buruh harian lepas juga akan mendapatkan tunjangan termasuk Tunjangan Hari Raya

(THR). Gaji rata-rata buruh lepas teratur per bulan sudah setara dengan UMR.

c. Karyawan Tetap

33

Sigit Anugroho., Pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama Periode 2004-

2005 antara Direksi PT. Perkebunan Nusantara IX dengan Federasi Serikat Pekerja

Kebun IX Divisi Tanaman Tahunan PT. Perkebunan Nusantara IX di Pabrik Kebun

Getas Kabupaten Semarang, (Semarang: skripsi, Universitas Negeri Semarang,

2006), hlm. 148.

Page 29: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

65

Karyawan tetap merupakan pekerja di perusahaan perkebunan yang mendapat

gaji atau upah tetap setiap bulan dan seragam kerja. Selain itu karyawan tetap juga

mendapat tunjangan-tunjangan, jaminan sosial, dan pensiun. Setiap bulannya rata-rata

pada karyawan tetap mendapat gaji lebih besar daripada UMR.34

2. Hari kerja dan Jam Kerja

Hari kerja sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara

Direksi PT. Perkebunaan Nusantara IX (Persero) dengan federasi serikat pekerja

adalah 5 (lima) hari kerja untuk kantor direksi dan 6 (enam) hari kerja untuk kebun.

Kebun Getas memiliki sistem 6 (enam) hari kerja dan hari minggu serta hari libur

nasional yang ditetapkan pemerintah adalah hari libur bagi pekerja. Jam kerja untuk

Kantor Direksi adalah 8 (delapan) jam dan maksimum 40 (empata puluh) jam dalam

seminggu dan untuk Kebun Getas adalah 7 (tujuh) jam dan maksimal 40 (empat

puluh) jam dalam seminggu, untuk pekerjaan yang sifatnya harus dilakukan terus

menerus selama 24 jam, maka jam kerjanya diatur dalam shift.35

Untuk jam kerja di Perkebunan kopi Banaran Kebun Getas yang diterapkan

adalah selama 7 (tujuh) jam yang dimulai pada pukul 06.30 WIB, kemudian pada

pukul 09.00 WIB-09.30 WIB digunakan untuk istirahat, dan pekerjaan selesai pada

pukul 14.00 WIB. Untuk pekerjaan yang dilakukan dengan sistem shift seperti

satpam dan pengelolaan kopi jam kerja diatur untuk 24 jam kerja karena di bagian

pengelolaan kopi harus selalu mengolah kopi untuk mencapai target yang telah

34

Wawancara dengan Takari. Tanggal 10 Mei 2016.

35Sigit Anugroho., Op Cit, hlm. 110.

Page 30: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

66

ditetapkan. Para karyawan yang di bagian produksi kopi harus mengolah kopi mulai

dari pengeringan kopi, pembersihan kulit buah dan kulit ari, sampai kemudian disortir

sesuai dengan kualitas produksi kopi.36

Pekerjaan yang dilakukan diluar jam kerja dan hari kerja dinyatakan sebagai

lembur. Perhitungan uang lembur didasarkan kepada Keputusan Menteri Tenaga

Kerja RI Nomor: 72 Tahun 1984 dan Nomor: 608 tahun 1989 tentang Dasar

Perhitungan Upah Lembur yang perhitungannya sebagai berikut:

1) Rumusan uang lembur per jam

Uang lembur sejam : 1/173 x 75 % x Gaji pokok.

2) Rumusan faktor perkalian jam lembur

a) Hari Biasa

Untuk jam kerja lembur pertama x 1 ½ jam uang lembur sejam.

Untuk jam lembur kedua dan seterusnya setip jamnya x 2 uang lembur

sejam.

b) Apabila lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan atau hari

raya resmi:

- Untuk setiap jam dalam batas 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam apabila

hari raya tersebut jatuh pada hari kerja pendek, dibayar sedikit-

sedikitnya 2 (dua) kali uang lembur sejam.

- Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) apabila

hari raya tersebut jatuh pada hari kerja pendek dibayar 3 (tiga) kali

uang lembur sejam

36

Wawancara dengan Sujoyo. Tanggal 10 Mei 2016.

Page 31: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

67

- Untuk jam kerja kedua setelah 7 (tujuh) atau 5 (lima)jam apabila hari

raya tersebut jatuh pada hari kerja pendek dibayar 4 (empat) kali uang

lembur sejam.

3) Sesuai kondisi unit kerja, pelaksanaan lembur, perhitungan faktor dan jm

lembur diatur sebagai berikut:

a) Pelaksanaan lembur

- Lembur teratur : Diadakan karena sifat pekerja membutuhkan lebih

dari 7 jam kerja yang berlaku dan bersifat tetap yang dilakukan

secara shift beregu @ 8 jam sehari

- Insidentil : Diadakan karena pekerjaan yang perlu segera diselesaikan

dalam waktu tertentu sedang jam yang berlaku tidak mencukupi.

b) Perhitungan faktor lembur

- Hari kerja biasa

Untuk jam kerja lembur pertama 1 ½ x uang lembur sejam untuk

setiap jam, lembur selebihnya 2 x uang lembur sejam.

- Hari Minggu

Untk setiap jam kerja lembur dalam batas 7 jam 2 x uang lembur

sejam, untuk kerja lembur kedelapan 3 x uang lembur sejam, untuk

setiap jam kerja lebihnya jam kedelapan 4 x uang lembur sejam.

- Hari Raya Resmi

Page 32: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

68

Sama dengan ketentuan hari Minggu, kecuali hari kerja pendek. Dalam

satu Minggu dalam batas 5 jam 2 x ung lembur sejam, jam keenam 3 x

uang lembur sejam, selebihnya jam keenam 4 x uang lembur sejam.37

Selain libur pada hari libur atau hari raya, para karyawan juga berhak atas

libur tahunan atau cuti. Menurut pasal 79 Undang-Undang No 13 Tahun 2003, telah

menentukan bahwa buruh yang telah bekerja pada suatu perusahaan mendapatkan

cuti tahunan, sekurang-kurannya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/ buruh yang

bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus dan istirahat

panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan

kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/ buruh yang telah bekerja

selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan

ketentuan pekerja/ buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2

(dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6

(enam) tahun.

Bagi wanita yang sedang haid dan melahirkan juga diberikan istirahat kerja.

Bagi buruh wanita yang sedang berada dalam masa haid diberi waktu istirahat selama

2 hari. Buruh wanita yang berada dalam masa melahirkan anak diberi waktu istirahat

selama satu setengah bulah sebelum melahirkan dan satu setengah bulah setelah

melahirkan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan38

37

Sigit Anugroho., Op Cit, hlm. 112. 38

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, Tentang Ketenagakerjaan.

Page 33: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

69

3. Jaminan Sosial

Semua Perusahaan tentu harus memiliki Jaminan sosial yang diberikan kepada

para pekerjanya sesuai dengan Undang-Undang. Jaminan sosial diberikan dari pihak

Perusahaan Perkebunan Kopi Banaran kepada para tenaga kerjanya sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004. Penyelenggaraan jaminan sosial harus

dibentuk untuk kesejahteraan rakyat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2004 tentang sistem Jaminan sosial, para pekerja atau buruh mempenyai hak untuk

mendapatkan Jaminan Sosial selama mereka bekerja maupun setelah mereka tua dan

meninggal. Jaminan sosial yang diberikan oleh Perusahaan Perkebunan Kopi Banaran

sesuai dengan Undang-Undang tentang sistem Jaminan sosial diantaranya Jaminan

kecelakaan kerja, Jaminan kematian, Jaminan hari tua, Jaminan Kesehatan.

a. Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan kecelakaan kerja diberikan guna mengatasi masalah asuransi sosial

yang diselenggarakan secara nasional agar dapat memenuhi kebutuhan para pekerja

untuk mendapat jaminan kecelakaan kerja. Para pekerja atau buruh yang pada waktu

bekerja mengalami kecelakaan akan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan medisnya. Jika terjadi kecelakaan dan bahkan meninggal akan diberikan

santunan berupa uang tunai. Dalam hal ini jika kecelakaan kerja mengakibatkan harus

dirawat di Rumah sakit maka akan diberikan kelas standar untuk merawat para

pekerja. Besarnya jumlah jaminan kecelakaan kerja sesuai dengan kesepakatan antara

Perusahaan dan pekerja sesuai dengan presentase dari upah yang diberikan ataupun

keseluruhan akan ditanggung oleh Perusahaan.

b. Jaminan Kematian

Page 34: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

70

Jaminan Kematian diberikan kepada para pekerja atau buruh berupa santunan

yang akan dibayarkan kepada ahli waris. Ahli waris akan mendapat santunan dari

pihak perusahaan yang besarnya sesuai dengan yang telah disepakati atau disesuaikan

dengan upah ketika bekerja atau penghasilan yang didapat setiap bulannya. Dalam hal

ini perusahaan menjamin pekerja yang meninggal dunia akan mendapat bantuan

berupa uang untuk jaminan ketika terjadi kematian.

c. Jaminan Hari Tua

Jaminan hari tua diberikan dengan tujuan untuk menjamin para pekerja yang

bekerja di suatu perusahaan ketika memasuki hari tuanya atau ketika memasuki masa

pensiun. Jaminan hari tua akan diberikan oleh perusahaan kepada para pekerja yang

pensiun sampai batas tertentu ataupun yang mengalami cacat tetap. Apabila pekerja

mengalami kematian akan diberikan santunan kematian yang akan diberikan kepada

ahli warisnya.

d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan akan bermanfaat sebagai kebutuhan

kesehatan yang tentunya harus dimiliki setiap pekerja. Dalam memenuhi kebutuhan

dasar kesehatan perusahaan memberikan alat-alat kesehatan untuk menjaga diri dari

agar tidak mengalami sakit ataupun kecelakaan kerja berupa masker, sarung tangan,

sepatu dan lain sebagainya.Perawatan Kesehatan dan Pengobatan Karyawan beserta

menjadi tanggungan Perusahaan, Perusahaan menyediakan Poliklinik namun apabila

Karyawan memerlukan rawat inap di Rumah Sakit Perusahaan juga membiayai

seluruh biaya perawatan.

Page 35: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

71

Manfaat yang didapatkan dari jaminan pemeliharaan kerja berupa pelayanan

kesehatan baik itu mencegah maupun mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain

itu juga akan disediakan obat-obatan dan bahan medis yang diperlukan untuk para

pekerja yang sakit ataupun kecelakaan.39

4. Interaksi Sosial di Perkebunan Kopi Banaran

Manusia adalah makhluk Tuhan yang tidak bisa hidup sendiri, mereka

membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan fiik maupun

rohani serta kebutuhan lain untuk kelangsungan hidupnya. Individu memiliki potensi

untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun potensi yang ada pada setiap individu

sangat terbatas seingga harus meminta bantuan kepada individu lain yang sama-sama

hidup di lingkungan sekitarnya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tersebut

memunculkan suatu lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat dalam mengadakan

interaksi sosial agar dapat memberi perubahan atau corak kehidupan dalam kelompok

masyarakat.40

Interaksi tersebut terjadi apabila individu atau kelompok saling bertemu

kemudian melakukan kontak atau komunikasi. Bentuk interaksi tersebut tidak hanya

bersifat asosiatif yang mengarah pada bentuk kerjasama, akomodasi untuk mencapai

39

Undang-Undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

40

Soeryono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: UI Pres, 1981).

Hlm. 192.

Page 36: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

72

kestabilan dan asimilasi tetapi dapat berupa tindakan disosiatif yang lebih mengarah

pada hal yang bersifat persaingan, perlawanan dan sejenisnya.41

Sebagaimana yang dikutip oleh Soerjono Soekanto menurut Kingsley Davis,

suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat.

Pertama adanya kontak sosial, dalam hal ini kontak sosial dapat berlangsung dalam

tiga bentuk, bentuk tersebut dapat bersifat positif yakni mengarah pada suatu

kerjasama sedangkan negatif yakni mengarak kepada pertentangan. Kedua

komunikasi, yang mempunyai makna bahwa seseorang memberikan tafsiran pada

perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak badan atau sikap rasa yang

akan disampaikan oleh orang tersebut, kemudian orang yang bersangkutan

memberikan reaksi terhadap orang tersebut.

Istilah kelompok sosial mempunyai pengertian sebagai suatu kumpulan dari

orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, dan dapat mengakibatkan

tumbuhnya perasaan bersama. Melalui kelompok sosial manusia dapat bersama-sama

dalam usaha memenuhi berbagai kepentingannya. Di dalam suatu kelompok

masyarakat seorang pribadi harus dapat membedakan dua kepentingan, yaitu sebagai

makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu pada

dasarnya mempunyai hasrat yang besar untuk mengutamakan kepentingannya sendiri

namun dengan demikian manusia mungkin dapat hidup layak tanpa berkelompok.42

41

Muhammad Basrowi dan Soenyono, Memahami Sosiologi, (Surabaya:

Lutfansah Mediatama, 2004). Hlm. 172.

42 Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan (Jakarta: Bumi

Aksara, 2002), hlm. 98

Page 37: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

73

Sumber pembentuk kelompok adalah adanya minat dan kepentingan berama

dan keduanya dipuaskan melalui partisipasi kelompok. Kelompok merupakan suatu

keatuan dalam dirinya sendiri, ia memiliki warna dan ciri yang berbeda dari yang lain

bahkan berbeda dengan anggota-anggotanya secara pribadi. Kelompok tidak dapat

dipahami dengan semata-mata memahami perbedaan kualitas dan ciri dari para

anggota. Kelompok dapat dipahami melalui struktur yang ada di dalamnya sebagai

suatu unit yang utuh serta tunduk terhadap berbagai norma atau kaidah sosial yang

berlaku, sehingga setiap tindakan individu senantiasa mencerminkan kepentingan

kelompoknya.43

Menurut Hobert Blumer interaksi merujuk pada hubungan khusus yang

berlangsung antar manusia dengan cara menafsirkan setiap tindakan orang lain.

Interaksi tersebut akan berlangsung selama pihak-pihak yang bersangkutan saling

mendapatkan keuntungan dan mendapatkan tujuan tertentu atau adanya hubungan

timbal balik dan kelangsungan proses tersebut.44

Selain itu, kecenderungan manusia

untuk berhubungan menciptakan bentuk komunikasi melalui bahasa dan tindakan.

Melalui interaksi manusia belajar memahami ciri-ciri yang ada dalam masyarakat.

Masyarakat sebagai community dapat dilihat dari dua sudut pandang, pertama:

memandang masyarakat sebagai unsur statis, artinya masyarakat terbentuk dari suatu

wadah atau tempat dengan batas-batas tertentu yang mkenunjukkan bagian dari suatu

masyarakat sehingga dapat pula disebut masyarakat setempat, misalnya kampung,

43

Abdulsyani., Ibid, hlm 101.

44

Phil S Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial (Bandung,

Bhineka Cipta, 1979), hlm. 44.

Page 38: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

74

dusun, atau kota. Kedua: sebagai unsur dinamis, artinya menyangkut suatu proses

yang terbentuk melalui faktor psikologis dan hubungan antar manusia yang di

dalamnya terkandung unsur-unsur kepentingan, keinginan atau tujuan yang sifatnya

fungsional.45

Dalam sebuah kehidupan pada umumnya masyarakat terbagi menjadi

beberapa bentuk kelompok, sejajar dengan pembentukan struktur kelompok akan

dapat menumbuhkan sikap emosi antar anggota. Sikap tersebut dapat dijumpai dalam

kelompok in-group yang berkaitan usaha masing-masing dan orang-orang yang

dipahami dan dialami oleh anggota di dalam kelompoknya. Sedangkan perasaan out-

group merupakan sikap perasaan terhadap semua orang termasuk orang luar dan

merasa berdiri pada lingkungan kelompok tertentu dan tiap individu perlu adanya

identifikasi atau penyesuaian diri untuk masuk dalam sebuah kelompok.46

Hubungan antar individu dalam masyarakat didasari oleh sikap untuk saling

membina hubungan baik dengan anggota masyarakat dengan tujuan untuk saling

memberi dan menerima berbagai bentuk perbedaan. Kebersamaan tersebut nampak

dalam kegiatan selalu di jalankannya sebuah bentuk praktek hubungan perusahaan

dan para tenaga kerjanya. Bentuk interaksi tersebut tergambarkan dalam Perusahaan

Perkebunan Kopi Banaran di kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Jawa Tengah.

Adanya Perusahaan Perkebunan merupakan fenomena tersendiri dalam

kehidupan sosial masyarakat. Ditempat itulah antar masyarakat sekitar Perkebunan

45

Abdulsyani., Opcit, hlm 30. 46

W. A. Gerungan, Dipl. Psych Psikologi Sosial (Bandung: Refika Aditama,

2004), Edisi ketiga cetakan pertama, hlm. 100-102.

Page 39: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

75

saling bertemu dan berinteraksi dengan baik. Sebagai sistem perekonomian pertanian

baru, sistem perkebunan kopi memperkenalkan berbagai pembaharuan dalam sistem

perekonomian masyarakat, sehingga semakin berkembangnya usaha perkebunan

diharapkan akan mampu menumbuhkan perekonomian secara rasial dan terbukanya

modernisasi di kalangan masyarakat desa. Pengenalan tanaman kopi dan penyerapan

tenaga kerja menjadi pintu masuknya peredaran uang ke daerah lebih luas yang besar

pengaruhnya dalam membawa pergeseran perekonomian desa ke arah kehidupan

ekonomi pasar. Peredaran uang itu melalui sistem pembayaran upah kerja.

Perkebunan kopi mempunyai peranan penting dalam perubahan kehidupan ekonomi

masyarakat khususnya kehidupan ekonomi buruh perkebunan kopi yang bekerja di

perkebunan. Pengaruh yang langsung dirasakan oleh masyarakat adalah keberadaan

Perkebunan kopi Banaran membuka peluang kerja yang sangat besar bagi masyarakat

sekitar. Perkebunan kopi Banaran membuka kesempatan kerja bagi ribuan orang

untuk bekerja di perkebunan. Adapun macam-macam pekerja perkebunan kopi

Banaran yaitu :

a. Buruh Harian Lepas Insiden

b. Buruh Harian Lepas

c. Buruh Harian Lepas Teratur

d. Pembantu Pelaksana (golongan IA-IV D)

Dengan adanya pemberian upah standar UMR ditambah dengan berbagai

tambahan pendapatan seperti premi kualitas dan premi produksi, menjadikan

kehidupan buruh perkebunan kopi lebih meningkat dari yang sebelumnya hanya

mengandalkan hasil pertanian. Pihak perusahaan berharap dengan adanya kenaikan

Page 40: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

76

upah buruh dari waktu ke waktu dapat menjadikan buruh lebih baik dalam melakukan

pekerjaan sehingga tercipta keseimbangan dalam bekerja dan menerima upah.

Masuknya ekonomi perkebunan yang mencakup faktor produksi berupa tanah,

tenaga kerja, perdagangan dan pajak di pedesaan menambah beban hidup petani.

stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat desa. Golongan yang berada di kelas

atas dan kelas bawah, di kelas atas seperti pembesar desa, mandor perkebunan dan

pabrik sedangkan di kelas bawah para buruh dan petani. Adanya stratifikasi tersebut

banyak pemberontakan karena perbedaan kepentingan yang bersifat legal rasional.

Lembaga tradisional tidak diberi hak hidup tetapi ditempatkan di bawah subordinasi

lembaga kolonial sebab rendahnya tingkat kesejahteraan dan kepadatan penduduk

yang membuat desa-desa menjadi miskin dan kurang sejahtera karena penduduk desa

hanya mengandalkan pekerjaan dari perkebunan.

Di daerah Bawen memang penduduk banyak yang dialihkan menjadi petani

kopi dengan tugas menanam, memelihara, memanen hingga pengangkutan ke pabrik

kopi dan bekerja sebagai buruh di pabrik kopi Banaran. Peranan dari petani menjadi

buruh yang tersebar di daerah perkebunan kopi Banaran menghadirkan pula

pemukiman-pemukiman yang tersebar dan sekaligus membangun komunitas desa.

Sistem perkebunan ini menciptakan pengelompakan batas-batas desa dengan

memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penduduk desa.

Sebagai desa yang dijadikan perkebunan, desa Assinan memiliki tatacara

dalam mengatur kebutuhan desa. Tatacara yang pertama adalah dengan mengadakan

ronda malam yang dilakukan oleh dua orang yang bertugas untuk menjaga keamanan

penduduk dari hal-hal yang meresahkan warga seperti pencurian, perampokan dan

Page 41: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

77

lainnya. Ronda biasanya ditempatkan dalam gardu yang berbatasan dengan keluar

masuknya wilayah desa. Gardu adalah bagian dari kebudayaan pedesaan yang

tradisional yang sering mengambil bentuk “komunitas tergerbang”

Gardu mencitrakan suatu batas teritorial yang nyata dan asal muasalnya dapat

dilacak ke sejarah politik ruang ala negara kolonial Belanda. Gardu

mempresentasikan munculnya negara kolonial di Jawa pada abad ke-19 yang

mereorganisasi ruang kota dan desa. Gardu sangat terkait dengan politik ruang

kolonial dan wacana pembentukan jati diri sebuah komunitas. Pada abad ke-19

memang desa sudah memiliki batas yang kompleks yang terkait dengan komunitas

desa, batas tersebut merupakan batas dari keamanan, disiplin, kekuasaan, wilayah dan

identitas. Tatacara yang kedua, membuat semacam jembatan dan bendungan (kalen)

untuk kepentingan bersama warga desa, jembatan ini berfungsi sebagai

penyeberangan aliran sungai yang deras dan bendungan digunakan untuk menampung

air hujan saat musim hujan agar tidak terjadi banjir. Tatacara yang ketiga, adanya

bersih desa atau kerja bakti atau gugur gunung yang dilakukan oleh seluruh warga

desa demi kenyamanan dan kebersihan desa. Bersih desa ini dilaksanakan pada hari

hari raya, suran, ruwah, mulud, gumbregan. Tatacara yang keempat, apabila warga

desa ada yang punya acara pernikahan (gadhah damel mantu), tayuban, sunatan,

membangun rumah maka warga diwajibkan untuk membayar uang kepada desa yang

diwakilkan oleh kebayan, uang tersebut digunakan untuk keperluan desa. Hal ini

Page 42: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

78

dilakukan agar terjadi keselarasan antar warga desa lain dan hal di atas dapat diubah

oleh warga desa dengan kesepakatan kepala desa.47

D. Struktur Organisasi di Perkebunan Kopi Banaran Tahun 1996-2009

Perkebunan merupakan suatu bagian dari sistem perekonomian pertanian

komersial yang mempunyai peranan penting, tidak hanya bagi perekonomian negara

namun juga dalam perekonomian masyarakat di sekitar wilayah perkebunan.

Perkebunan sangat berpengaruh bagi masyarakat sekitar karena perkebunan

memberikan kesempatan kerja dan sebagai sumber penghasilan bagi sejumlah

penduduk.

Perusahaan perkebunan dalam menjalankan perusahaannya membutuhkan

suatu organisasi kerja yang baik. organisasi kerja yang baik akan berpengaruh juga

terhadap produk yang dihasilkan. Pengoperasian organisasi kerja di perkebunan

sangat dipengaruhi oleh peranan inti organisasi. Seorang pimpinan tidak hanya

berperan sebagai pemimpin unit, tetapi juga sekaligus sebagai perantara ke pihak

atas.48

Kebun Getas merupakan salah satu unit usaha PT Perkebunan Nusantara IX

(Persero) yang berkantor direksi di Semarang. Struktur organisasi Kebun Getas dapat

dilihat pada gambar berikut ini.

47

Wawancara dengan Suparjo, Tanggal 1 September 2016

48

Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo., Op. Cid hlm. 148.

Page 43: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

79

Gambar 1 : Struktur Organisasi Kebun Getas PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

Sumber: Dokumen PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Getas

Page 44: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

80

Dari data pada gambar 1 dapat dilihat bahwa sistem atau struktur organisasi di

Kebun Getas termasuk sistem organisasi garis. Pada sistem tersebut garis kekuasaan

dan tanggung jawab bercabang pada tingkat kepemimpinan teratas hingga tingkat

bawah. Setiap atasan mempunyai bawahan dan bertanggung jawab atas tugas yang

diberikan oleh atasannya. Penentuan kebijaksanaan dan mekanisme perintah selalu

berjalan dari atas ke bawah sesuai dengan sistem organisasi yang telah ditetapkan.

Pemimpin kebun tertinggi adalah administratur, dalam menjalankan tugasnya,

administratur dibantu oleh seorang sinder kepala. Sinder kepala membawahi sinder

kebun dan sinder teknik serta sinder kantor.

Administratur mempunyai tugas dan wewenang yaitu melakukan

pengendalian dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan, melakukan evaluasi

penyusunan rencana anggaran tahunan (RAT) dan rencana anggaran bulanan (RAB).

Administratur juga berwenang untuk mengelola kebun yang bersangkutan

berdasarkan rencana kerja dan rencana anggaran yang telah disetujui oleh direksi.

Administratur mendelegasikan rencana pemeliharaan alat dan mesin kepada sinder

kepala dan para sinder.

Sinder kepala bertugas membantu administratur dalam melaksanakan tugas

mengelola perkebunan terutama dalam bidang tanaman baik dari segi perencanaan,

pelaksanaan maupun pengawasan. Sinder kepala mengkoordinir penyusunan rencana

anggaran di bidang tanaman sesuai petunjuk dari administratur. Laporan harian dari

semua afdeling kebun diteliti guna mengikuti segala kegiatan yang dilaksanakan

untuk mencegah penyimpangan dari ketentuan yang berlaku. Sinder kepala

mengadakan pengawasan dan penilaian pelaksanaan pekerjaan di semua afdeling

Page 45: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

81

kebun dalam pertanaman meliputi pembibitan, persiapan dan penanaman tanaman

baru, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM), tanaman menghasilkan,

panen dan pengangkutan hasil ke pabrik. Sinder kepala dapat mewakili administratur

baik ke dalam maupun ke luar jika administratur berhalangan melaksanakan tugas

pekerjaan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Dalam hubungan organisasi

menerima tugas dan bertanggung jawab kepada administratur.

Kepala kantor atau sinder kantor bertugas dan bertanggung jawab atas

keuangan yang berhubungan dengan pekerja, asuransi penagihan dan asuransi

pembayaran serta memberikan data informasi dan data pertimbangan tertentu kepada

administratur. Kepala kantor menghimpun rencana anggaran bulanan (RAB) dari

semua afdeling untuk disampaikan kepada administratur dalam bentuk ajuan rencana

bulanan yang berlanjut ke direksi. Sinder kantor juga bertanggung jawab untuk

perhitungan laporan keuangan kebun seperti rugi laba, nilai breakevent point (BEP)

dan harga pokok produksi.

Sinder pabrik bertugas dan bertanggung jawab atas teknik-teknik pengolahan

yang menyangkut mesin-mesin pengolahan agar tetap dalam kondisi normal,

sehingga target, volume dan mutu produksi tercapai. Sinder pabrik menyusun

anggaran biaya pemeliharaan alat dan mesin pengolahan setiap bulannya yang

diajukan kepada sinder kepala.

Sinder afdeling bertanggung jawab untuk mengelola perkebunan baik segi

perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditentukan. Dalam pelaksanaan tugasnya, sinder afdeling menyusun rencana anggaran

belanja afdeling kebun sesuai dengan petunjuk sinder kepala atau administratur,

Page 46: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

82

merencanakan teknis pekerjaan, pemakaian tenaga kerja, barang bahan kemudian

melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap hal/kegiatan yang dikerjakan. Selain

itu, sinder afdeling juga memberikan petunjuk dan bimbingan kepada bawahannya

untuk meningkatkan prestasi kerja. Sistem pengawasannya dengan melaksanakan

pengawasan langsung ke kebun untuk memantau pencapaian prestasi kerja dan

kualitas hasil kerja di kebun.49

Mandor bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi pengawasan proses

produksi (teknik pengolahan di pabrik maupun perkebunan) dan alat-alat serta sarana

produksi. Sedangkan Karyawan harian lepas bertanggung jawab dalam fungsi

kegiatan produksi (teknik pengolahan di pabrik maupun di perkebunan).50

Struktur organisasi yang baik dan teratur akan menghasilkan kualitas produksi

yang baik pula. Selain itu juga sangat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan.

Untuk lebih jelasnya berikut ini merupakan tugas pada masing-masing bagian dilihat

dari status tenaga kerja dan tanggung jawabnya dapat dilihat pada tabel 8.

49

Alpaseno., Op Cit, hlm. 7-9.

50

Wawancara dengan Budi Rahayu., Tanggal 10 Mei 2016.

Page 47: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

83

Tabel 8

Status Tenaga Kerja dan Tanggung Jawabnya

Status Tenaga Kerja Jabatan Tanggung Jawab

Karyawan Pimpinan Administratur Mengorganisasikan

perusahaan

Sinder Kepala Mengorganisasikan divisi

kerja teknik (pengolahan)

dan perkebunan pada satu

wilayah perkebunan

Sinder Bagian Mengorganisasikan

operasional kerja pada

setiap bagian/ divisi kerja

Karyawan Pelaksana - Juru Tulis Kepala

- Agendaris

- Operator Komputer

- Staff Kantor

Melaksanakan fungsi

administrasi perusahaan,

baik di afdeling atau di

kantor induk

- Koordinator Satpam

Melaksanakan fungsi

keamanan

- Mandor Kebun

- Mandor Kepala

- Mantri Kebun

- Mandor Tehnik

- Mandor Sortasi

- Pembantu Mandor

Melaksanakan fungsi

pengawasan proses

produksi (tehnik

pengolahan di pabrik

maupun perkebunan) dan

alat atau sarana produksi

- Sopir (Karyawan dan

Pimpinan)

Melaksanakan fungsi

operasional kantor

Karyawan Pembantu

Pelaksana

- Pembantu Juru Tulis

Kantor/Kebun

Membantu fungsi

administrasi perusahaan

baik di afdeling atau di

kebun

- Satpam Kantor

- Keamanan Kebun

- Penjaga Mesin

- Penjaga/ Pemeliharaa

Kebun

Membantu melaksanakan

fungsi keamanan tempat

kerja dan sarana kerja

- Pemetik

- Pengolahan

- Sortasi

- Operator Mesin

- Mandor Kecil Pemetik

- Mandor Kecil

Pemelihara Kebun

Melaksanakan fungsi

kegiatan produksi (tehnik

pengolahan di pabrik

maupun di perkebunan)

- Pengantar/Penerima Membantu melaksanakan

Page 48: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

84

Sumber: Dokumen PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Getas

Berdasarkan data pada tabel 8 dalam struktur organisasi Perkebunan Kopi

Kebun Getas memiliki tenaga kerja yang memadai. Pada tiap-tiap bagian memiliki

- Penimbang Kopi

- Sopir

- Pelayan Kantor Induk

atau Kantor Afdeling

fungsi operasional

produksi

- Tukang Listrik

- Tukang Air

- Perawat Bangunan

Perusahaan

- Bengkel

- Tukang

Melaksanakan fungsi

perawatan sarana produksi

Karyawan Harian Lepas

Teratur

- Pembantu Juru Tulis

Kantor/Kebun

Pembantu fungsi

administrasi perusahaan

baik di afdeling maupun di

kantor induk

- Satpam Kantor

- Keamanan Kebun

- Penjaga Mesin

- Penjaga/ Pemelihara

Kebun

Membantu melaksanakan

fungsi keamanan tempat

kerja dan sarana kerja

- Pemetik

- Pengolahan

- Sortasi

- Operator Mesin

- Mandor Kecil Pemetik

- Mandor Kecil

Pemelihara Kebun

Melaksanakan fungsi

kegiatan produksi (tehnik

pengolahan di pabrik

maupun di perkebunan

- Pengantar/Penerima

- Penimbang Kopi

- Sopir

- Pelayan Kantor Induk

atau Kantor Afdeling

Membantu melaksanakan

fungsi operasional

produksi

- Tukang Listrik

- Tukang Air

- Perawat Bangunan

Perusahaan

- Bengkel

- Tukang

Melaksanakan fungsi

perawatan sarana produksi

Page 49: BAB III MANAJEMEN DAN HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN … · meningkatnya permintaan kopi di pasaran Eropa pada akhir abad ke -17. Kesempaan ... dan Raffles (Inggris) yang berkuasa di Indonesia

85

tanggung jawab atau tugas sendiri-sendiri. Perkebunan kopi banaran Kebun Getas

memiliki struktur organisasi produksi perkebunan yang terorganisir dengan baik dan

teratur. Organisasi yang baik sangat berpengaruh pada produk yang dihasilkan. Baik

secara kuantitas maupun kualitasnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

kecenderungan pada pengolahan kopi yang semakin baik sehingga bisa

memaksimalkan produksi terutama tahun 1996-2009.