BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari...

139
BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1. Proses Kerja Produser Penulis sebagai produser adalah kepala produksi yang bertanggung jawab atas program dokumenter yang akan dibuat dengan bantuan seluruh kru yang memiliki tanggung jawab masing-masing sesuai jodesk. Irwanto dkk (2019:49) menjelaskan bahwa “Produser adalah orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal hingga akhir produksi dalam me- manage produksi”. Penulis sebagai produser terlibat aktif dalam semua tahapan proses pembuatan dokumenter televisi, mulai dari tahap pra produksi; mengkoordinir sejak awal, dari penemuan ide sampai skrip jadi, tahap produksi; pengambilan gambar atau shooting dan tahap pasca produksi; penyuntingan gambar dan suara atau editing. Rusman Latief dan Yusiatie Utud dalam Freddy Yusanto (2017:32) menjelaskan bahwa “Tim produksi adalah personal yang terlibat sejak pra produksi hingga pasca produksi dalam sebuah proses produksi program TV. Produser adalah orang yang bertanggung jawab terhadap program secara keseluruhan. Sejak pra produksi hingga pasca produksi, seorang produser harus terus ikut terjun langsung dalam proses tersebut. Jika dalam sebuah produksi film, seorang sutradara adalah pimpinan produksi tertinggi, maka di televisi, produser lah pimpinan tertinggi. Seorang produser harus mampu mengatur jalannya proses produksi dengan baik, mulai dengan penjadwalan produksi hingga melakukan pendekatan dengan narasumber”. Penulis tak hanya terlibat aktif dalam tahap pra produksi tetapi juga ikut terjun langsung ke lapangan saat produksi dan ikut memantau jalannya proses editing pada tahap pasca produksi. Meski pada tahap produksi sutradara lah yang memimpin

Transcript of BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari...

Page 1: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

BAB III

LAPORAN PRODUKSI

3.1. Proses Kerja Produser

Penulis sebagai produser adalah kepala produksi yang bertanggung jawab

atas program dokumenter yang akan dibuat dengan bantuan seluruh kru yang

memiliki tanggung jawab masing-masing sesuai jodesk.

Irwanto dkk (2019:49) menjelaskan bahwa “Produser adalah orang yang

bertanggung jawab atas detail produksi dari awal hingga akhir produksi dalam me-

manage produksi”.

Penulis sebagai produser terlibat aktif dalam semua tahapan proses

pembuatan dokumenter televisi, mulai dari tahap pra produksi; mengkoordinir sejak

awal, dari penemuan ide sampai skrip jadi, tahap produksi; pengambilan gambar atau

shooting dan tahap pasca produksi; penyuntingan gambar dan suara atau editing.

Rusman Latief dan Yusiatie Utud dalam Freddy Yusanto (2017:32)

menjelaskan bahwa “Tim produksi adalah personal yang terlibat sejak pra produksi

hingga pasca produksi dalam sebuah proses produksi program TV. Produser adalah

orang yang bertanggung jawab terhadap program secara keseluruhan. Sejak pra

produksi hingga pasca produksi, seorang produser harus terus ikut terjun langsung

dalam proses tersebut. Jika dalam sebuah produksi film, seorang sutradara adalah

pimpinan produksi tertinggi, maka di televisi, produser lah pimpinan tertinggi.

Seorang produser harus mampu mengatur jalannya proses produksi dengan baik,

mulai dengan penjadwalan produksi hingga melakukan pendekatan dengan

narasumber”.

Penulis tak hanya terlibat aktif dalam tahap pra produksi tetapi juga ikut

terjun langsung ke lapangan saat produksi dan ikut memantau jalannya proses editing

pada tahap pasca produksi. Meski pada tahap produksi sutradara lah yang memimpin

Page 2: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

18

jalannya pengambilan gambar, namun penulis sebagai produser tetap membantu jika

ada kendala yang tak terduga.

3.1.1. Pra Produksi

Tahap pra produksi merupakan tahap awal dimana pembuatan proses kreatif

diperlukan. Produser bekerja sama dengan penulis dan sutadara yang merupakan

triangle system mencari ide kreatif yang kemudian dikembangkan menjadi konsep

dan disepakati bersama.

Menurut Rusman Latief dan Yusiatie Utud (2017:16) “Tugas produser dari

pra produksi; pencarian ide, pengembangan ide, perumusan konsep. Pada tahap

produksi; terlibat dalam pelaksanaannya sebagai tim leader, dan pasca produksi

terlibat dalam proses evaluasi dan penilaian akhir hasil editing”.

Tahap pra produksi merupakan tahap awal pembuatan sebuah program,

karena hasil dari pra produksi adalah langkah awal yang menentukan kelancaran

suatu proses produksi dan pasca produksi. Tahap pra produksi menjadi tahap utama

sebelum proses penciptaan program.

Pada tahap ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan produksi

program siaran. Bermula dari timbulnya ide atau gagasan ini, penulis sebagai

produser mulai mengadakan briefing dengan seluruh tim untuk membahas mengenai

ide/tema yang akan diangkat. Bekerja sama dengan penulis naskah dan sutradara, dan

juga menampung usulan ide dari anggota lainnya. Tak hanya membahas ide/tema,

penulis bersama tim juga membahas akan menentukan kategori dan format program

dokumenter televisi apa yang akan diangkat.

Page 3: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

19

Pada tahap ini, penulis sebagai produser bekerja bersama penulis naskah dan

sutradara menemukan ide gagasan yang sesuai dengan format dan kategori program

yang telah disepakati, kemudian dikembangkan menjadi tema acara. Setelah

menentukan tema acara, sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-

banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

Pada tahapan perencanaan, produser menentukan siapa narasumber yang

akan dimintai keterangan, berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan profesi yang

terkait dengan tema acara. Kemudian dapat melakukan pendekatan untuk wawancara

dengan narasumber pada saat riset.

Saat pra produksi, tugas produser memimpin rapat untuk menentukan ide

kreatif, dan mulai membagikan tugas (job desk) sesuai kemampuan masing-masing.

Produser bertugas menyusun anggaran biaya, menyetujui alat produksi yang akan

digunakan sutradara dan camera person pada saat proses produksi, menyusun jadwal

produksi, mengusulkan siapa narasumber yang akan diwawancarai, dan membuat

perizinan.

3.1.2. Produksi

Penulis sebagai produser pada tahap produksi tidak terlibat secara aktif

namum tetap membantu jalannya produksi. Diantaranya membantu menghubungi

dan mengonfirmasi narasumber yang sebelumya telah membuat janji wawancara.

Menurut Rusman Latief dan Yusiatie Utud (2017:17) “Pada tahap produksi,

produser non drama terlibat sebagai leader. Meskipun ada pengarah acara –Program

director (PD) yang bertugas menerjemahkan naskah dalam perspektif pemikirannya,

namun lebih bertanggung jawab ada penyajian visual saja dengan sentuhan artistik.”

Page 4: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

20

Pada proses produksi, produser secara keseluruhan membantu sutradara

mengawasi jalannya proses pengambilan gambar yang sedang berlangsung, terlebih

jika ada masalah dan atau kendala yang datang secara tiba-tiba dan tak terduga, karna

tidak dapat dipungkiri, saat proses produksi sedang berlangsung pasti ada kendala

yang datang secara tidak terduga, seperti keperluan teknis dari kamera sampai editing

harus benar-benar diperhatikan oleh produser, apabila timbul masalah maka produser

dituntut untuk dapat menyelesaikanya.

3.1.3. Pasca Produksi

Penulis bersama sutradara menemani editor saat melakukan penyuntingan

gambar dan membantu editor jika ada hal yang kurang dimengerti. Jika ada kendala

tak terduga yang mengharuskan keluar dari konsep awal dapat segera didiskusikan

dan mencari jalan keluar.

Menurut Rusman Latief dan Yusiatie Utud (2017:263) “Pasca Produksi

(post production) adalah tahapan terakhir dari produksi program siaran. Pada tahap

ini rekaman materi shooting (master shooting) yang didapatkan dari lokasi (venue)

akan dilakukan proses editing. Tujuan dari editing untuk menyempurnakan materi

program agar dapat memiliki makna dan menyesuaikan dengan durasi untuk slot time

on air yang tersedia”.

Proses pasca produksi adalah tahapan terakhir dari seluruh rangkaian

jalannya pembuatan program acara televisi. Yang penulis sebagai produser lakukan

pada proses pasca produksi adalah me-review hasil pengambilan gambar,

mendiskusikan adegan-adegan yang akan dipakai dan tidak dipakai, mana yang harus

dipotong dan juga mendiskusikan tentang audio mulai dari instrument, backsound

Page 5: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

21

atau ilustrasi musik yang ingin digunakan untuk program dokumenter televisi yang

sesuai dengan konsep yang sudah disepakati seluruh tim. Penulis juga memberi

target waktu penyelesaian proses editing kepada editor. Dan juga melakukan evaluasi

tahap akhir bersama seluruh tim.

3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser

Peran dan tanggung jawab penulis sebagai produser pada progam

dokumenter “Bandung Raya Menunggu (Sesar Lembang)” adalah bertanggung

jawab atas keseluruhan produksi baik dari segi dana maupun hasil akhir produksi,

bekerja sama dengan penulis dan sutradara dalam mencari ide kreatif sebelum

akhirnya membuat konsep.

Menurut Anton Mabruri KN (2018:55), tugas dan tanggung jawab produser

antaa lain mencari dan mendapatkan ide untuk diproduksi, membuat proposal

produksi berdasarkan ide, menyusun rancangan dan mengupayakan anggaran dana

untuk produksi”.

Produser bertanggung jawab menyusun rancangan produksi, mengupayakan

anggaran dana untuk produksi agar dapat meng-cover semua pengeluaran selama pra

produksi, produksi hingga pasca produksi. Tak hanya itu, penulis sebagai produser

juga bertanggung jawab membuat jadwal produksi, mengawasi pelaksanaan

produksi, bertanggung jawab atas kontrak secara hukum dengan berbagai pihak

dalam produksi yang dikelola. Produser mulai bekerja secara penuh jauh sebelum

tahapan produksi sebuah pembuatan progam dokumenter ini berlangsung.

Page 6: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

22

3.1.5. Proses Penciptaan Karya

Penulis sebagai produser memiliki tiga panduan dalam proses penciptaan

karya yaitu:

1. Konsep Kreatif

Penulis sebagai produser ingin membuat program dokumenter yang tema dan

konsepnya mengangkat tentang isu sosial Sesar Lembang yang masih banyak warga

Bandung Raya tidak ketahui. Penulis sebagai produser bersama tim mengumpulkan

informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan merangkumnya menjadi

satu untuk dapat memberikan informasi dengan lengkap. Membahas tentang Sesar

Lembang dan dampaknya, edukasi mitigasi bencana, simulasi bencana oleh BNPB

dan solusi proyek RISHA oleh Kepala Puslitbang Perumahan dan Permukiman,

Kementerian PUPR.

2. Konsep Produksi

Penulis lebih memfokuskan diri pada perizinan dengan narasumber. Pada saat

riset, penulis sudah membuat surat keterangan PKL/riset dari kampus untuk

diberikan kepada narasumber. Sehingga sehari sebelum produksi, penulis hanya

perlu mengingatkan narasumber untuk proses wawancara.

Sebelum produksi, penulis membantu mengingatkan untuk memeriksa peralatan

yang akan digunakan, ikut mengawasi jalannya proses pengambilan gambar terlebih

jika ada kendala yang tak terduga dan tidak terjadi kelebihan durasi (over time) dari

waktu yang sudah dibuat dalam jadwal pengambilan gambar (shooting schedule).

Karena jika kelebihan durasi dari waktu yang sudah ditentukan, bisa menghambat

produksi di hari selanjutnya terutama jika sudah memiliki janji temu dengan

narasumber lain.

Page 7: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

23

3. Konsep Teknis

Dalam konsep teknis, penulis menyetujui alat yang akan dipakai oleh sutradara,

camera person dan editor. Terlebih dahulu mengecek ketersediaan dan fungsi alat

yang akan disewa sebelum akhirnya disewa dan dibawa ke lokasi untuk proses

pengambilan gambar. Penulis juga menyetujui untuk mengganti peralatan yang

digunakan ketika ada alat yang bermasalah dan tidak bisa digunakan untuk

pengambilan gambar.

3.1.6. Kendala Produksi dan Solusi

Dalam proses penciptaan sebuah produksi program televisi pasti tidak lepas

dari kendala yang menghambat kelancaran produksi. Berikut kendala dan solusi yang

penulis sebagai produser alami saat pra produksi hingga pasca produksi, diantaranya:

1. Kendala : Pada saat menyewa alat, kamera Sony Nx-1 yang ingin digunakan

ternyata berjamur dan terdapat bayangan hitam di kedua sisi

gambar (vignate).

Solusi : Terpaksa mengganti kamera dengan Kamera Sony HXR MC2500

HD Camcorder karena hanya kamera tersebut yang sedang

tersedia dan dalam kondisi bagus.

2. Kendala : Saat menyewa peralatan lainnya seperti Zoom H4, ternyata saat

data audio akan dipindahkan ke laptop, alat tersebut tidak

menyimpan audio saat wawancara, sehingga audio tidak terrekam.

Solusi : Tidak menyewa Zoom H4 lagi untuk wawancara dan hanya

menggunakan audio dari kamera karena tidak ada alat perekam

audio lainnya yang tersedia.

Page 8: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

24

3. Kendala : Sulitnya mengatur jadwal temu dengan Ketua Puslitbang

Perumahan dan Permukiman Kementerian PU, Bapak Arief

Sabaruddin di Jakarta.

Solusi : Mengikuti jadwal Bapak Arief untuk wawancara di kantor beliau,

di Bandung.

Page 9: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

25

Lembar Kerja Produser

A. Konsep Produser

B. Working Schedule

C. Breakdown Budgeting

D. Shooting Schedule

E. Equipment List

Page 10: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

26

3.1.7. Lembar Kerja Produser

KONSEP PRODUSER

Produksi : Daun Kering Studio Produser : Andriez Pandu

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Penulis Naskah : Dian Retno A.

Dalam membuat suatu konsep suatu program tidaklah mudah, dibutuhkan ide

menarik agar konsep yang dibuat juga menarik dan tidak membosankan bagi audien

atau penonton. Pada proses pembuatan progam dokumenter “Bandung Raya

Menunggu (Sesar Lembang)”, penulis sebagai produser menggunakan konsep yang

mengedukasi dengan memberikan informasi-informasi penting yang disampaikan

langsung oleh narasumber dan memperliatkan gambar yang sesuai dengan informasi

yang diberikan.

Dokumenter ini bercerita tentang tentang isu sosial Sesar Lembang yang

masih banyak warga Bandung Raya tidak ketahui. Penulis dan tim berusaha

membantu pemeritah kota Bandung dalam mengedukasi warga khususnya Bandung

Rayadan sekitarnya terkait bencana Sesar Lembang dan dampaknya, edukasi mitigasi

bencana yang harus dilakukan oleh warga saat bencana terjadi, simulasi bencana dan

solusi proyek RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) untuk menjawab keresahan

masyarakat.

Dengan dibuatnya film dokumenter “Bandung Raya Menunggu (Sesar

Lembang)” diharapkan warga Bandung Raya dan sekitarya dapat lebih paham dan

peduli serta membantu memberitahu keluarga, tetangga, maupun teman yang tinggal

di Bandung untuk lebih paham dan peduli tentang bencana Sesar Lembang.

Page 11: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

27

TABEL III.2 WORKING SCHEDULE

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Produksi : Daun Kering Studio Produser : Andriez Pandu

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Penulis Naskah : Dian Retno A.

No Tahap Aktivitas Mar

et

April Mei Juni Juli

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1. Pra Pro

duksi

Pembagian

jobdesk dan

memikirkan

ide

2. Pembuatan

TOR

3. Bimbingan ide,

konsep, tema

dan

Pembahasan

TOR

4. Revisi TOR

dan

draft

pertanyaan

5. Bimbingan

Revisi TOR,

draft

Page 12: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

28

pertanyaan

dan

kuesioner

6. Riset ke

Bandung

7. Bimbingan

hasil

riset

8. Revisi TOR

dan

9. Bimbingan

Revisi TOR

dan draf

pertanyaan

narasumber

sebelum

produksi

10. Produk

si

Produksi 1

(momen

acara BNPB)

11. Evaluasi

produksi

12. Bimbingan

hasil

shooting 1

13. Bimbingan

sebelum

produksi

kedua

14. Produksi ke-2

15. Evaluasi

produksi

Page 13: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

29

16.

Pasca

Produk

si

Editing offline

17. Editing online

18. Merapikan

laporan

produksi

19. Bimbingan

karya

20. Bimbingan

revisi laporan

(desain

produksi)

21. Bimbingan

revisi

laporan

(desain

produksi)

22. Bimbingan

revisi

laporan dan

karya

23. Acc karya dan

Tabel 2. Working Schedule

Page 14: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

30

TABEL III.3 BREAKDOWN BUDGETING

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Produksi : Daun Kering Studio Produser : Andriez Pandu

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Penulis Naskah : Dian Retno A.

No. Item Unit Amount/hari Rate Notes

Pra Produksi

1. Konsumsi - -

Rp 25.000,- Konsumsi

Bimbingan

2. Print - -

Rp 25.000,- Surat dan

kuesioner

3. Riset

a. Bensin 2

motor

(PP)

2 x Rp

50.000,- x 2

hari

Rp 100.000,- 2 motor 2

hari

b. Konsumsi

Riset

4

orang

4 x Rp

60.000,- x 2

hari

Rp 480.000,- 4 orang 2

hari

c. Penginapan

Riset

4

orang

Rp

265.000,-

Rp 265.000,- Sehari

Total Pra Produksi Rp 895.000,-

Produksi

4. Sewa alat

a. Kamera Sony

HXR MC2500

1 pcs Rp 1.600.000,- Sewa 4 hari

Page 15: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

31

HD Camcorder

b. Tripod video

E-Image

EG04AS

1 pcs Rp 40.000,- Sewa 4 hari

c. Microphone

Condenser

Shotgun Rode

NTG2

1 pcs Rp 150.000,- Sewa 2 hari

d. Handy

Recorder Audio

Zoom H4N

PRO-4 Channel

1 pcs Rp 220.000,- Sewa 2 hari

e. SD Card

Samsung SDHC

16GB UHS-I

CARD

1 pcs - Termasuk

dalam

kamera

f. SD Card Sony

32GB

Professional

SDHC 1 UHS-I

1 pcs - Termasuk

dalam

kamera

g. Drone Dji

Spark 4

1 pcs Rp 500.000,- Sewa 7 hari

5. Transportasi 3

motor

Rp

265.000,-

Rp 500.000,- 3 motor 7

hari

6. Konsumsi 5

orang

Rp

2.475.000,-

Rp 2.475.000,- 5 orang 7

hari

7. Penginapan Rp

265.000,-

Rp 265.000,- Sehari

8. Biaya tak

terduga

Rp

2.200.000,-

Servis drone

Total Produksi Rp 8.250.000,-

Pasca Produksi

Page 16: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

32

9. Konsumsi

editing

3

orang

Rp

200.000,-

Rp 200.000,- Editor,

sutradara,

produser

10. Print 200

lembar

Rp

100.000,-

Rp 100.000,- Desain

Produksi

Total Pasca Produksi Rp 300.000,-

Total Keseluruhan Pra - Pasca Produksi Rp 9.445.000,-

Tabel 3. Breakdown Budgeting

Page 17: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

33

Produksi : Daun Kering Studio Produser : Andriez Pandu P.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Juru Kamera : Lutfi Ikhsan M.

No Hari, Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan

1. Selasa, 23 April

2019

04.00-05.00 WIB Tiba di Bandung

2. 05.00-08.00 WIB Istirahat di masjid

3. 08.00-19.00 WIB Tiba di Sekretariat Wanadri

Bandung

4. 19.00-21.30 WIB Brifing Untuk Mengikuti

Kegiatan HKBN (Hari

Kesiapsiagaan Bencana

Nasional) dan Shoting di

keesokan harinya.

5. 21.30 WIB Istirahat.

6. Rabu, 24 April

2019

05.00-06.00 WIB Solat, Sarapan dan Prepare

untuk mengikuti Acara HKBN

(Hari Kesiapsiagaan Bencana

Nasional)

7. 06.00-07.00 WIB Pengambilan alat di pondok

lensa

8. 07.00-10.00 WIB Tiba di tempat berlangsungnya

acara HKBN (Hari

Kesiapsiagaan Bencana

Tabel III.4 SHOOTING SCHEDULE

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 18: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

34

Nasional)

9. 10.00-11.00 WIB Survey lokasi untuk bloking

kamera

10 11.00-13.00 WIB ISHOMA

13.00-15.00 WIB Mengambil Gambar Kegiatan

15.15-17.00 WIB Mengambil Gambar Kegiatan

Materi dalam kelas

17.00-17.30 WIB Kegiatan Selesai

05.00-07.00 Solat, Sarapan dan Prepare

untuk mengikuti Acara HKBN

(Hari Kesiapsiagaan Bencana

Nasional)

11. Kamis, 25 April

2019

07.00-08.30 Tiba di SeskoAU

12. 08.30-11.00 Mengambil gambar kegiatan

dan statement dari bapak ridwan

kamil

13. 11.00-12.00 ISHOMA

14. 12.00-14.00 Penutupan Statement Dari Ketua

BNPB

15. 14.00-15.00 Kegiatan Selesai

16. Jumat, 26 April

2019

05.00-07.00 Solat, Sarapan dan Prepare

untuk mengikuti Acara HKBN

(Hari Kesiapsiagaan Bencana

Nasional)

17. 07.00-08.00 Tiba di sekolah SMA Al-

Musyawaroh

18. 08.00-09.00 Mengambil gambar kegiatan

simulasi yg diadakan BNPB di

sekolah tersebut

19. 09.00-11.00 Mengambil gambar kegiatan

simulasi dilapangan bentang

dengan peserta warga sekitar

Page 19: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

35

20. 11.30 Kegiatan selesai

21. Sabtu, 27 April

2019

05.00-07.00 Solat, Sarapan dan Prepare

untuk mengikuti Acara HKBN

(Hari Kesiapsiagaan Bencana

Nasional)

22. 07.00-09.00 Wawancara dengan Pak Mudrik

di kantor LIPI

23. 09.00-10.00 Menuju kampus ITB

24. 10.00-12.00 Wawancara dengan Bu Rahma

25. 12.00 Kegiatan Sselesai

26. Minggu, 28 April

2019

05.00-07.00 Solat, Sarapan dan Prepare

untuk mengikuti Acara HKBN

(Hari Kesiapsiagaan Bencana

Nasional)

27. 07.00-08.30 Tiba di tebing keratin

28. 08.30-11.00 Mengambil gambar ditebing

keraton

29. 11.00-13.00 Tiba di Desa Gunung Batu

30. 13.00-17.00 Mengambil gambar Desa

Gunung Batu

17.00 Kegiatan Selesai

31. Senin, 29 April

2019

05.00-07.00 Solat, Sarapan dan Prepare

untuk mengikuti Acara HKBN

(Hari Kesiapsiagaan Bencana

Nasional)

32. 07.00.08.00 Pamit dengan anggota Wanadri

33. 08.00.08.30 Mengambil gambar gedung sate

34. 08.30-09.00 Menuju Masjid Raya Bandung

35. 09.00-11.30 Mengambil gambar Masjid

Raya Bandung dan Jl.asia afrika

12.00 Kegiatan selesai dan kembali ke

Depok

Page 20: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

36

36. Rabu, 19 Juni

2019

09.00 Tiba dibandung untuk

mengambil wawancara Pak Arif

Sabarudin

37. 09.00-11.00 Tiba di kantor PUPR

38. 12.00-13.00 ISHOMA

39. 13.00-14.00 Wawancara Pak Arief

Sabaruddin

40. 15.00 Kegiatan selesai

41. Kamis, 20 Juni

2019

07.00-08.00 Prepare pengambilan gambar di

alun-alun Bandung

42. 08.00-09.00 Tiba di alun-alun Bandung

43. 09.00-12.00 Pengambilan gambar di alun-

alun Bandung

44. 12.00-13.00 Istirahat dan bergegas menuju

Lembang

45. 13.00-14.00 Tiba di desa dagogiri Lembang

46. 14.00-16.00 Mengambil kegiatan warga

47. 16.00-17.00 Bergegas menuju sekretariat

wanadri

48. 17.00-18.00 Tiba di wanadri dan istirahat

sambil menunggu ketua wanadri

siap untuk diwawancara

49. 19.00-20.00 Wawancara dengan kang rafi

ketua umum wanadri

50. 21.00 Kegiatan selesai dan bergegas

pulang ke Depok

Tabel 4. Shooting Schedule

Page 21: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

37

Produksi : Daun Kering Studio Produser : Andriez Pandu

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Juru Kamera : Lutfi Ikhsan M.

No Alat Jumlah Ket.

1. Kamera Sony HXR MC2500 HD Camcorder 1 Sewa

2. Tripod video E-Image EG04AS 1 Sewa

3. Microphone Condenser Shotgun Rode NTG2 1 Sewa

4. Handy Recorder Audio Zoom H4N PRO-4

Channel

1 Sewa

5. Drone Dji Spark 4 1 Sewa

6. SD Card Samsung SDHC 16GB UHS-I CARD 1 Sewa

7. SD Card Sony 32GB Professional SDHC 1

UHS-I

1 Sewa

8. Laptop Asus VivoBookMax 1 Milik Sendiri

9. Mouse Logitech dan Miniso 2 pcs Milik Sendiri

Tabel 5. Equipment List

Tabel III.5 EQUIPMENT LIST

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 22: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

38

3.2. Proses Kerja Sutradara

Penulis sebagai sutradara terlibat aktif dalam proses pembuatan program

dokumenter mulai dari pra produksi, produksi higga pasca produksi. Dan merupakan

seseorang yang bertanggung jawab atas terlaksananya sebuah produksi.

Menurut Irwanto dkk (2019:48) “Sutradara adalah orang yang bertanggung

jawab pada semua aspek produksi, baik sinematik, artistik maupun secara teknis”.

Penulis sebagai sutradara menyimpulkan bahwa sutradara adalah seorang

pemimpin produksi yang memiliki ide dan konsep jelas mengenai apa yang akan

disampaikan, bagaimana cara menerjemahkan naskah menjadi gambar, bagaimana

cara menyampaikannya dan mampu mengarahkan narasumber untuk bercerita sesuai

dengan data dan fakta yang ada. Sutradara juga terlibat aktif sejak tahap pra produksi

hingga pasca produksi.

Secara teknik, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan program, sejak

tahap pra produksi hingga pasca produksi. Penulis dalam membuat program

dokumenter berpedoman pada realitas serta fakta dan data yang telah dikumpulkan

saat observasi dan riset di lapangan.

Penulis membuat dokumenter televisi berjudul “Bandung Raya Menunggu

(Sesar Lembang)” dengan harapan dapat memberikan informasi yang bermanfaat

untuk masyarakat Bandung Raya khususnya dan masyarakat Lembang pada

umumnya. Dokumenter televisi yang penulis buat membahas Sesar Lembang yang

berpusat di Lembang namun berdampak hingga ke Bandung Raya dan sekitarnya

seperti Purwakarta, Sumedang. Untuk masalah teknis, penulis mengarahkan

pengambilan gambar yang menarik untuk ditonton, seperti keindahan Bandung dan

Lembang, aktifitas masyarakatnya serta keramaian di Bandung lalu masuk ke inti

Page 23: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

39

permasalahan. Pada saat riset, penulis sebelumnya sudah melakukan pendekatan

dengan narasumber agar narasumber mau melakukan wawancara bersama tim.

3.2.1. Pra Produksi

Pada tahap pra produksi, sutradaramerupakan leeadeer yang memimpin

seluruh kru, terlibat aktif dalam seluruh tahapan produksi program dokumenter dan

besama-sama penulis naskah dan produser mempersiapkan pembuatan proses kreatif

sebelum masuk tahap produksi.

Menurut Irwanto dkk (2019:44), “Daya tarik dokumenter yang layak dijual

adalah ide atau gagasan. Ide bisa saja, sejauh menarik minat si pembuat dan

penontonnya. Ide bisa didapat dari berbagai cara dan ide bisa dari mana saja. Ide

yang menarik biasanya harus ada pesan yang disampaikan”.

Proses pra produksi program televisi dimulai dengan penemuan ide,

perencanaan dan persiapan. Penemuan ide merupakan hal tersulit, karena selain

dituntut untuk lebih peka terhadap kejadian-kejadian yang ada di masyarakat, juga

ditantang untuk membuat ide menarik untuk diangkat.

Penulis sebagai sutradara melakukan briefing yang dipimpin oleh produser

untuk menentukan ide. Briefing dilakukan berkali-kali untuk menemukan ide kreatif

yang menarik untuk kemudian dikembangkan menjadi konsep program. Ide bisa

datang dari siapa saja, bukan hanya dari produser, sutradara dan penulis naskah saja,

tetapi camera person dan editor juga berhak memberi usulan ide.

‘Sesar Lembang’ adalah ide menjadi pilihan seluruh anggota tim untuk

diangkat dalam pembuatan dokumenter televisi. Ide didapat dari berbagai sumber

yang menjadi referensi seperti dari internet dan sosial media. Pesan yang ingin

Page 24: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

40

penulis sampaikan pada dokumneter televisi “Bandung Raya Menunggu (Sesar

Lembang)” adalah masyarakat Bandung diminta untuk tidak panik mengetahui

adanya Sesar Lembang yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Masyarakat juga dihimbau

untuk lebih mencari tahu sendiri mengenai Sesar Lembang dan memberi tahu

anggota keluarga sebagai informasi dini dan bagaimana mitigasi bencana yang dapat

dilakukan jika terjadi gempa. Karena pada dasarnya, bukan gempa yang membunuh,

tetapi bangunan yang runtuh akibat gempa lah yang membunuh. Masyarakat juga

dihimbau untuk mengecek kembanli banguan rumah masing-masing, dan jika ingin

membangun rumah, diharapkan membangun sesuai SNI dari pualitbang perumahan

dan permukiman.

1. Pengumpulan Ide

Menurut Andi Fachrudin (2016:338) “Untuk mempermudah penentuan fokus

cerita, agar lebih spesifik dan mengerucut ke suatu masalah, tetapkan premis awal.

Disebut premis awal karena bakal ada perubahan dalam prosesnya dan

menjadikannya sebagai premis akhir. Penyebabnya berkait dengan perkembangan

hasil riset dan situasi di lapangan”.

Setelah menemukan ide yang disepakati oleh seluruh anggota tim. Penulis

bersama penulis naskah dan produser menetapkan premis. Premis yang penulis

angkat yaitu ‘Sesar Lembang adalah sebuah ancaman nyata bagi Lembang dan

Bandung dan bagaimana mitigasi bencana yang harus dilakukan’.

Dalam dokumenter yang berjudul “Bandung Raya Menunggu (Sesar

Lembang)” penulis bermaksud ingin menyampaikan informasi sekaligus

mengedukasi khalayak khususnya masyarakat Bandung Raya dan masyarakat

Lembang pada umumnya, tentang bencana yang ditimbulkan dari Sesar Lembang,

Page 25: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

41

edukasi mitigasi bencana, simulasi bencana oleh BNPB dan solusi rumah RISHA

yang ditawarkan Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Kementerian PUPR.

2. Persiapan/Riset

Menurut Irwanto dkk (2019:46) “Hampir semua dokumentarian/documentary

maker atau dokumentaris sepakat bahwa riset merupakan hal yang teramat penting

dalam sebuah dokumenter”.

Riset yang dimaksud adalah untuk menggali dan mendapatkan informasi lebih

dalam mengenai topik yang akan diangkat, semua bukti atau keperluan untuk

menguatkan ide tersebut dikumpulkan serta pembuktian kebenaran ide yang ada di

lapangan dan yang terjadi sebenenarnya.

Menurut Rabiger (2004) dalam Irwanto dkk (2019:46) menjelaskan “Define

hypothetical approach to subject, List the action sequences, Check reality, Check

written resources, Do the legwork, Develop trust, Develop a working hypothesis,

Preinterview, Make final draft revision, Write a treatment, Obtain a permission,

Secure crew, Make a shooting schedule, Make a budget, Plan shooting style, Do trial

shooting” yang dalam artian bebas “Tetapkan pendekatan hipotetis terhadap subjek,

Buat daftar urutan tindakan, Periksa kenyataan, Periksa sumber daya tertulis,

Lakukan kerja keras, Kembangkan kepercayaan, Kembangkan hipotesis kerja,

Wawancara, Buat draf revisi akhir, Tulis perawatan, Dapatkan izin, Awak kru, Buat

jadwal pengambilan gambar, Buat anggaran, rencanakan gaya pengambilan gambar,

Lakukan pengambilan gambar”.

Setelah menemukan ide, membuat konsep, proses selanjutnya adalah melakukan

riset. Riset dilakukan oleh seluruh Tim pada minggu kedua bulan April. Penulis

bersama tim berada di Bandung selama 4 hari. Lokasi yang penulis tuju adalah ke

Page 26: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

42

Sekretariat Wanadri, Gedung Pusat Penelitian Geoteknologi LPI, Gunung Batu,

Tebing Keraton, Masjid Bandung Raya dan ke Jl. Asia Afrika. Yang penulis dan tim

lakukan pada saat riset adalah mendatangi para narasumber untuk meminta izin

wawancara dan melakukan pendekatan dengan mengobrol seputar ‘Sesar Lembang’

dan mendatangi lokasi-lokasi bukti Sesar Lembang, diantaranya di Gunung Batu dan

Tebing Keraton Lembang.

Untuk mengetahui reaksi masyarakat, penulis melakukan observasi dan

wawancara secara langsung dengan pihak-pihak bersangkutan. Mengumpulkan data

dan mencari kebenaran fakta-fakta yang ada mengenai Sesar Lembang.

3. Pencarian Narasumber

Saat melakukan riset pada minggu kedua bulan April lalu, tim mendapatkan

beberapa narasumber yang tepat untuk diwawancarai. Faktor penting yang menjadi

pertimbangan dalam memilih narasumber antara lain pekerjaan dan jabatan yang

mereka lakukan. Serta ketersediaan narasumber untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan dari tim. Adapun narasumber-narasumber yang tim sepakati untuk

dijadikan narasumber antara lain Peneliti Geoteknologi LIPI; Sekretaris PPMB

(Pusat Penelitian Mitigasi Bencana) ITB; Kepala Puslitbang Perumahan dan

Permukiman, Kementerian PUPR; Ketua Wanadri dan masyarakat di Gunung Batu,

Lembang.

Page 27: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

43

3.2.2. Produksi

Pada tahap produksi, sutradara memimpin jalannya produksi dengan

mengarahkan camera person dan penulis naskah sebagai reporter untuk menjalankan

tugas sesuai konsep yang telah disepakati.

Menurut Supriyadi dkk (20119: 92) “Pada tahap produksi sutradara mulai

memimpin dan mengontrol jalannya produksi”.

Setelah pra produksi terpenuhi, proses selanjutnya adalah produksi. Pada

proses produksi, penulis selaku sutradara bertugas memimpin jalannya produksi

sesuai dengan director treatment yang penulis buat dari ide cerita yang telah

dibentuk dalam TOR (Term Of Reference) oleh penulis naskah.

Beberapa jam sebelum memulai produksi, penulis mengingatkan camera

person untuk memeriksa kembali peralatan yang akan digunakan seperti kondisi

kamera, baterai, lensa, tripod. Pada saat akan melakukan produksi, penulis

memimpin doa agar diberi kemudahan dan kelancaran.

Begitu pula saat wawancara, apa yang akan ditanyakan harus sesuai dengan

TOR yang sudah penulis naskah buat, boleh juga pertanyaan spontan dari penjelasan

narasumber, tetapi jangan sampai keluar dari alur yang sudah disepakati oleh tim.

Pada saat wawancara, reporter menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh

narasumber, yaitu bahasa Indonesia. Dimaksudkan agar narasumber menjawab

dengan bergaya narasi, bukan sekedar jawaban ‘ya atau tidak’. Dan pada

pengambilan footage atau stock shoot, penulis berpedoman pada director treatment,

mengambil banyak angle agar saat editing tidak ada pengulangan gambar maupun

kekurangan stock shoot.

Page 28: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

44

3.2.3. Pasca Produksi

Setalah proses produksi selesai, peran sutarada masih dibutuhkan. Sutradara

bertanggung jawab dalam proses penyusunan gambar bersama editor, agar hasil akhir

dari karya tersebut tetap sesuai dengan konsep yang telah direncanakan.

Pada proses pasca produksi, Supriyadi dkk, (2014:94) menjelaskan

“Sutradara melakukan control terhadap proses edit gambar dan VO (voice over)”.

Peranan penulis sebagai sutradara masih sangat penting hingga pasca

produksi. Sutradara bertanggung jawab dalam proses penyusunan gambar bersama

editor, agar hasil akhir dari karya tersebut tetap sesuai dengan konsep yang telah

disepakati. Yang perlu diperhatikan pada proses pasca produksi adalah hasil

wawancara dan stock shoot yang akan disatukan pada proses editing. Tak hanya itu,

kendala-kendala tak terduga juga perlu diperhatikan, seperti shaking pada saat

pengambilan gambar, cahaya yang over atau terlalu terang atau sebaliknya, noise,

bahkan tangan yang tidak sengaja inframe. Dalam proses editing juga melakukan

penyuntingan gambar, color corection, penyesuaian audio dari narasumber, terutama

bagian isi wawancara yang akan dipakai dan mencari instrumen musik yang sesuai

dengan konsep.

3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara

Penulis sebagai sutradara bekerja sama dengan produser dan penulis naskah

dalam mencari ide kreatif yang kemudian dikembangkan menjadi konsep dan

treatment.

Menurut Supriyadi (2014: 50) “Sutradara adalah orang yang bertanggung

jawab atas semua hasil karya yang baik secara artistik maupun teknik sinematik. Dia

Page 29: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

45

juga harus mampu menjadi leader untuk kru yang lainnya. Sutradara harus mampu

mentransformasikan gagasannya, agar tujuan atau pesan yang ingin disampaikan bisa

dipahami oleh penontonya”.

Bertanggung jawab penuh dalam merencanakan dan melakukan

pengambilan gambar bersama camera person sesuai dengan director treatment yang

telah dibuat. Sutradara juga bertanggung jawab sebagai pemimpin produksi pada saat

proses pengambilan gambar. Dan bersama produser menemani editor saat melakukan

penyuntingan gambar (editing) dengan berpedoman pada director tratment agar tetap

sesuai dengan konsep yang telah dibuat dan disepakati.

3.2.5. Proses Penciptaan Karya

Penulis sebagai sutradara memiliki tiga panduan dalam proses penciptaan

karya yaitu:

1. Konsep Kreatif

Penulis sebagai sutradara ingin memberikan informasi lengkap yang telah

dirangkum dari berbagai sumber mengenai Sesar Lembang. Penulis akan membuat

suatu dokumenter menggunakan pendekatan Expository (paparan).

Pendekatan Expository adalah film dokumenter yang disertai dengan penjelasan.

Seiring perkembangan teknologi kamera dan perekam suara, bentuk Expository

mulai menggunakan wawancara baik langsung maupun menggunakan voice over

(vo), foto, footage dan teks.

Nicholas (1991) dalam Irwanto (2019:38) memaparkan bahwa “Pendekatan

Expository memakai narasi yang dikombinasikan dengan gambar yang bertujuan

agar lebih deskriptif dan informatif. Narasi sendiri diarahkan langsung kepada

Page 30: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

46

penonton yang penonton dengan menawarkan serangkaian fakta dan argumentasi yan

ilustrasinya bisa didapatkan dari shot-shot yang menjadi insert-nya”.

Ada beberapa hal yang bisa menjadi kekuatan narasi yaitu:

a. Dengan narasi dimungkinkan dapat menyampaikan informasi abstrak yang

tidak bisa digambarkan oleh shot-shot yang disuguhkan.

b. Dengan narasi dapat memperjalas peristiwa atau action tokoh yang terekam

dan kurang dipahami oleh penonton.

2. Konsep Produksi

Pada bagian ini, peran penulis sebagai sutradara adalah sebagai pimpinan yang

bertanggung jawab pada proses produksi. Penulis berpedoman pada director

treatment yang telah dibuat untuk mengarahkan camera person saat proses produksi.

Penulis harus menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh kru agar proses

produksi berjalan dengan baik.

3. Konsep Teknis

Melakukan riset pada proses pra produksi untuk melihat lokasi terlebih dahulu

agar dapat membuat director teratment, menggambarkan dari mana saja sudut

pandang pengambilan gambar akan berlangsung nanti. Penulis bersama camera

person dan persetujuan dari produser memilih peralatan yang dibutuhkan untuk

produksi. Peralatan yang akan digunakan untuk shooting harus dicek kelengkapan

dan fungsinya, terlebih sebelum melakukan pengambilan gambar, agar tahu alat yang

akan dipakai masih berfungsi baik atau tidak.

Page 31: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

47

3.2.6. Kendala dan Solusi

Dalam proses penciptaan sebuah produksi program televisi pasti tidak lepas

dari kendala yang menghambat kelancaran produksi. Berikut kendala dan solusi yang

penulis sebagai sutradara alami saat pra produksi hingga pasca produksi, diantaranya:

1. Kendala : Sulitnya mengambil footage di Gunung Batu menggunakan drone

karena lokasi yang terjal dan angin kencang.

Solusi : Mencari posisi yang pas untuk menerbangkan drone hingga batas

maksimal.

2. Kendala : Tidak dapat mengambil footage di Gedung Sate menggunakan

drone.

Solusi : Mengambil footage Gedung Sate di lapangan Gasibu, sebrang

Gedung Sate.

3. Kendala : Terpaksa membatalkan janji wawancara dengan Ketua Wanadri di

kantor sekretariat Wanadri karena tim harus kembali ke Depok

untuk mengikuti ujian sertifikasi kompetensi.

Solusi : Mengganti jadwal wawancara menjadi setelah libur lebaran.

4. Kendala : Perubahan konsep hingga dua kali dikarenakan adanya data dan

fakta baru yang ditemukan saat riset .

Solusi : Mengganti konsep sesuai dengan data dan fakta yang ditemukan

langsung saat riset.

Page 32: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

48

Lembar Kerja Sutradara

A. Konsep Sutradara

B. Konsep Penyutradaraan

C. Director Treatment

Page 33: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

49

3.2.7. Lembar Kerja Sutradara

KONSEP SUTRADARA

Produksi : Daun Kering Studio Sutradara : Febrianto D.

Judul : Bandung Raya Menunggu Penulis Naskah : Dian Retno A.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Juru Kamera : Lutfi Ikhsan M.

Proses pra produksi program dokumenter televisi “Bandung Raya

Menunggu (Sesar Lembang)”, penulis sebagai sutradara bekerja sama dengan

penulis naskah dan produser dan terlibat aktif dalam proses kreatif mulai dari

pencarian ide kreatif bersama penulis naskah dan produser, pengembangan konsep,

riset, pencarian narasumber dan pembuatan director treatment.

Pada proses produksi, sutradara bekerja sama dengan camera person.

Sutradara memimpin jalannya pengambilan gambar dan wawancara bersama para

narasumber dengan mengarahkan camera person sesuai dengan director treatment.

Sutradara dan camera person harus memiliki satu pemikiran agar mencapai tujuan

yang sama sesuai dengan konsep yang telah dibuat dan disepakati.

Pada proses pasca produksi, sutradara bekerja sama dengan penyunting

gambar (editor). Sutradara menemani editor dalam penyuntingan gambar, pemilihan

ilustrasi musik yang sesuai konsep, pembuatan narasi vo yang sudah ditulis oleh

penulis naskah dan memastikan alur yang sudah dirancang dapat terealisasikan. Jika

terjadi kendala tak terduga, sutradara memperbolehkan editor melakukan perubahan

konsep sesuai dengan yang dibutuhkan, namun terlebih dulu berdiskusi untuk

mencari jalan keluar yang terbaik.

Page 34: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

50

KONSEP PENYUTRADARAAN

Produksi : Daun Kering Studio Sutradara : Febrianto D.

Judul : Bandung Raya Menunggu Penulis Naskah : Dian Retno A.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Juru Kamera : Lutfi Ikhsan M.

Program dokumenter televisi “Bandung Raya Menunggu (Sesar

Lembang)” merupakan dokumenter bergenre ilmu pengetahuan yang mengangkat

isu sosial Sesar Lembang yang masih banyak warga Bandung Raya tidak ketahui.

Sesar Lembang adalah sebuah bencana alam gempa bumi yang berpusat di Lembang,

Jawa Barat. Tak hanya memberikan informasi seputar pengetahuan Sesar Lembang,

penulis sebagai sutradara bermaksud membantu pemerintah Bandung dalam

mengedukasi warga khususnya Bandung Raya dan sekitarnya terkait bencana Sesar

Lembang dan dampaknya, edukasi mitigasi bencana yang harus dilakukan oleh

warga saat bencana terjadi, simulasi bencana dan solusi proyek RISHA (Rumah

Instan Sederhana Sehat) untuk menjawab keresahan masyarakat yang kemudian akan

dipublikasikan kepada audien atau khalayak dalam bentuk audio visual. penulis

melakukan pengambilan gambar dan wawancara dengan para narasumber sesuai

dengan director treatment yang telah penulis buat.

Program dokumenter ini menggunakan teknik satu kamera (single camera).

Alasannya untuk memaksimalkan alat yang ada dan meminimalisir budget produksi.

Selain itu, pada program dokumenter ini menampilkan angle-angle menarik mulai

dari keindahan, kepadatan rumah penduduk, keramaian lalu lintas, aktivitas warga

juga menampilkan bukti nyata yang telah ditemukan oleh peneliti tentang adanya

Sesar Lembang.

Page 35: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

51

TABEL III.6 DIRECTOR TREATMENT

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Produksi : Daun Kering Studio Sutradara : Febrianto D.

Judul : Bandung Raya Menunggu Penulis Naskah : Dian Retno A

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik .Editor : Andriez Pandu

No. Shot D/N Location Visual Description

Shot Move Angle

1. 1 D Lab. LIPI FS Still Eye

Level

Wawancara

Peneliti

Geoteknologi LIPI

2. 2 D Ruang

Sekertaris

PPMB ITB

MS Still Eye

Level

Wawancara

Sekertaris Pusat

Penelitian Mitigasi

Bencana (PPMB)

ITB

3. 3 D Ruang

Kepala

Puslitbang

Perumahan

dan

Permukiman,

Kementerian

PUPR

FS Still Eye

Level

Wawancara

Kepala Puslitbang

Perumahan dan

Permukiman,

Kementerian

PUPR

Page 36: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

52

4. 4 N Ruang Ketua

Wanadri

FS Still Eye

Level

Wawancara Ketua

Umum

WANADRI

5. 5 D Lapangan

Gasibu

Bandung

ELS Track

Out

Bird

Eye

Level

Pemandangan

Gedung Sate

(Drone)

6. 6 D Jalan depan

Gedung Sate

FS Pan

Right

Eye

Level

Est. jalan depan

Gedung Sate

7. 7 D Terowongan

di jalan Asia

Afrika

FS Still Eye

Level

Est. terowongan di

jalan Asia Afrika

8. 8 D Jalan Asia

Afrika

FS Still Eye

Level

Transportasi

Bandros

9. 9 D Masjid Raya

Bandung

ELS Still Bird

Eye

Level

Keramaian Masjd

Raya Bandung

(Drone)

10. 10. D Masjd Raya

Bandung

FS Still Eye

Level

Keramaian Masjd

Raya Bandung

11. 11. D Masjd Raya

Bandung

FS Pan

Left

Eye

Level

Keramaian Masjd

Raya Bandung

12. 12. D Masjd Raya

Bandung

FS Still Eye

Level

Bersua foto di

Masjd Raya

Bandung

13. 13. D Lab. LIPI FS Still Eye

Level

Wawancara

Peneliti

Geoteknologi LIPI

Page 37: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

53

14. 14. - - - - - Insert Google

Earth

15. 15. D Jalan menuju

Lembang

FS Pan

Left

Eye

Level

Tugu Selamat

Datang di

Lembang

16. 16. D Batu

Lonceng

CU Still Eye

Level

Patahan Lembang

Bandung ±1.515

mdpl

17. 17. D Tebing

Keraton

ELS Still Eye

Level

Menunjukkan jalur

sesar Lembang

dari puncak

Tebing Keraton

(km 21)

18. 18. D Lab. LIPI FS Still Eye

Level

Wawancara

Peneliti

Geoteknologi LIPI

19. 19. D Gunung

Batu,

Lembang

FS Still Eye

Level

Plang Zona Sesar

Lembang

20. 20. D Tebing

Keraton,

Lembang

ELS Pan

Right

Eye

Level

Est. perkebunan

dan pemukiman

warga

21. 21. D Gunung

Batu,

Lembang

ELS Still Eye

Level

Est. pemandangan

dari Gunung Batu

22. 22. D Gunung

Batu,

CU Still Eye

Level

Tebing Batuan

bukti adanya Sesar

Page 38: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

54

Lembang Lembang

23. 23. D Gunung

Batu,

Lembang

LS Still Eye

Level

Pemukiman warga

yang dekat dengan

jalur sesar (tebing

batuan di Gunung

Batu)

24. 24. D Tebing

Keraton

FS Pan

Right

Eye

Level

Plang menuju

Sesar Lembang

25. 25. D Lab. LIPI FS Still Eye

Level

Wawancara

Peneliti

Geoteknologi LIPI

26. 26. D Lab. LIPI CU Pan

Right

Eye

Level

Detail peta Sesar

Lembang

27. 27. D Tebing

Keraton

LS Pan

Right

Eye

Level

Est. perkebunan

dan pemukiman

warga di Tebing

Keraton

28. 28. - - - - - Animasi slip rate

29. 29. D Lab. LIPI FS Still Eye

Level

Wawancara

Peneliti

Geoteknologi LIPI

30. 30. D Gunung

Batu,

Lembang

CU Still Eye

Level

Tebing Batuan

bukti adanya Sesar

Lembang

31. 31. D Batu

Lonceng

CU Still Eye

Level

Tebing Batuan

bukti adanya Sesar

Lembang

Page 39: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

55

32. 32. D Gunung

Batu,

Lembang

ELS Pan

Left

Eye

Level

Est. Pemukiman

33. 33. D Tebing

Keraton

MS Still High

Angle

Plang Zona Sesar

Lembang

34. 34. D SescoAU FS Still Eye

Level

Konferensi Pers

terkait acara HKB

(Hari

Kesiapsiagaan

Bencana)

35. 35. D SescoAU FS Pan

Right

Eye

Level

Relawan yang

turut membantu

dlaam kegiatan

HKB

36. 36. D SescoAU FS Still Eye

Level

Relawan

melaksanakan

arahan BNPB

37. 37. D SescoAU MS Still Eye

Level

Sejumlah orang

penting yang hadir

dalam acara HKB

38. 38. D SescoAU FS Still Eye

Level

Melakukan pose

untuk foto setelah

melakukan

penanaman pohon

di SescoAU

39. 39. D Kampus

ITB

FS Pan

Right

Eye

Level

Est. Kampus ITB

Page 40: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

56

40. 40. D Kampus

ITB

FS Still High

Angle

Gedung Riset dan

Inovasi

41. 41. D Ruang

sekretarian

PPMB

(Pusat

Penelitian

Mitigasi

Bencana)

ITB

FS Still Eye

Level

Wawancara

Sekertaris PPMB

(Pusat Penelitian

Mitigasi Bencana)

ITB

42. 42. D Stadion

Bentang,

Lembang

FS Pan

Right

Eye

Level

Siswa SMA AL

Musyawarah

menjadi relawan

simulasi bencana

dalam acara HKB

43. 43. D Stadion

Bentang,

Lembang

FS Pan

Left

Eye

Level

Siswa SMA AL

Musyawarah

mendapat arahan

dari BNPB dan

WANADRI saat

akan melakukan

simulasi bencana

dalam acara HKB

44. 44. D Stadion

Bentang,

Lembang

FS Still Eye

Level

Salah satu anggota

BNPB

mempraktekkan

simulasi bencana

pada para siswa

45. 45. D Ruang FS Still Eye Wawancara

Page 41: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

57

sekretarian

PPMB

(Pusat

Penelitian

Mitigasi

Bencana)

ITB

Level Sekertaris PPMB

(Pusat Penelitian

Mitigasi Bencana)

ITB

46. 46. D Gunung

Batu,

Lembang

LS Still Eye

Level

Timelapse senja di

puncak Gunung

batu

47. 47. D Sekretariat

Wanadri

LS Pan

Left

Eye

Level

Est. Sekretariat

Wanadri

48. 48. D Kantor

Ketua

Wanadri

FS Still Eye

Level

Wawancara Ketua

Dewan Pengurus

Wanadri

49. 49. D Sekretariat

Wanadri

FS Pan

Right

Eye

Level

Foto kegiatan yang

sudah dilakukan

Wanadri

50. 50. D Ruang rapat

Wanadri

FS Pan

Right

Eye

Level

Wanadri sedang

melakukan rapat

mingguan bersama

anggota tua

(angkatan awal)

51. 51. D SescoAU FS Still Eye

Level

BNPB, Basarnas,

Polisi, Inafis, TNI,

Babinsa sedang

melakukan

simulasi bencana

gempa

Page 42: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

58

52. 52. D SescoAU FS Follow Eye

Level

BNPB, Basarnas,

Polisi, Inafis, TNI,

Babinsa sedang

melakukan

simulasi bencana

gempa

53. 53. D Kantor

Ketua

Wanadri

FS Still Eye

Level

Wawancara Ketua

Dewan Pengurus

Wanadri

54. 54. D Sekretariat

Wanadri

CU Tilt

Down

Eye

Level

Tulisan papan

WANADRI

55. 55. D Ruang rapat

Wanadri

FS Pan

Left

Eye

Level

Wanadri sedang

melakukan rapat

56. 56. D Gunung

Batu,

Lembang

ELS Still Bird

Eye

Level

Est. pemukiman

warga (drone)

57. 57. D Tebing

Keraton

FS Still Eye

Level

Jalur Sesar

Lembang dari

puncak Tebing

Keraton

58. 58. D Batu

Lonceng

LS Pan

Left

Eye

Level

Perkebunan dekat

jalur Sesar

Lembang

59. 59. D Lab. LIPI FS Still Eye

Level

Wawancara

Peneliti

Geoteknologi LIPI

60. 60. D Bandung FS Pan Eye Tugu Selamat

Page 43: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

59

Barat Right Level Datang di

Kabupaten

Bandung Barat

61. 61. D Bandung

Barat

FS Still Eye

Level

Plang menuju

Sesar Lembang

62. 62. D Gunung

Batu,

Lembang

FS Follow Eye

Level

Pemukiman warga

Gunung Batu,

Lembang dan

kegiatan yang

dilakukan

63. 63. D Tebing

Keraton

LS Pan

Left

Eye

Level

Pemukiman warga

Tebing Keraton

64. 64. D Ruang

Kepala

Puslitbang

Perumahan

dan

Permukiman,

Kementerian

PUPR

FS Still Eye

Level

Wawancara

Kepala Puslitbang

Perumahan dan

Permukiman,

Kementerian

PUPR

65. 65. D Batu

Lonceng

ELS Still Eye

Level

Perkebunan dan

pemukiman warga

dekat jalur Sesar

Lembang

66. 66. D Gunung

Batu,

Lembang

FS Still Eye

Level

Salah satu warga

Gunung Batu,

Lembang sedang

membangun

rumah dekat jalur

Page 44: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

60

sesar

67. 67. D Gunung

Batu,

Lembang

LS Still Eye

Level

Rumah sedang

dibangun

68. 68. D Bandung

Raya

FS Still Eye

Level

Gedung-gedung di

Bandung Raya

69. 69. D Batu

Lonceng

FS Follow Eye

Level

Pemukiman warga

di Batu Lonceng

70. 70. D Puslitbang

Perumahan

dan

Permukiman,

Kementerian

PUPR

FS Still High

Angle

Salah satu contoh

RISHA (Rumah

Instan Sederhana

Sehat) di halaman

belakang kantor

Puslitbang

Perumahan dan

Permukiman,

Kementerian

PUPR

71. 71. D Puslitbang

Perumahan

dan

Permukiman,

Kementerian

PUPR

FS Tilt

Down

Eye

Level

Plang RISHA

(Rumah Instan

Sederhana Sehat)

72. 72. D Puslitbang

Perumahan

dan

Permukiman,

Kementerian

FS Pan

Left

Eye

Level

Beberapa RISHA

di halaman

belakang kantor

Puslitbang

Perumahan dan

Page 45: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

61

PUPR Permukiman,

Kementerian

PUPR

73. 73. D Ruang

Kepala

Puslitbang

Perumahan

dan

Permukiman,

Kementerian

PUPR

FS Still Eye

Level

Wawancara

Kepala Puslitbang

Perumahan dan

Permukiman,

Kementerian

PUPR

74. 74. D Jembatan

Pasupati

ELS Still High

Angle

Lalu lalang

kendaraan di

Jembatan Pasupati

75. 75. D Jalan Pateur FS Still Eye

Level

Keramaian di jalan

Pasteur

76. 76. D Kantor

Ketua

Wanadri

FS Still Eye

Level

Wawancara Ketua

Dewan Pengurus

Wanadri

77. 77. D Ruang

Kepala

Puslitbang

Perumahan

dan

Permukiman,

Kementerian

PUPR

FS Still Eye

Level

Wawancara

Kepala Puslitbang

Perumahan dan

Permukiman,

Kementerian

PUPR

78. 78. D Lab. LIPI FS Still Eye

Level

Wawancara

Peneliti

Page 46: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

62

Geoteknologi LIPI

79. 79. D Lapangan

Gasibu

Bandung

FS Still Eye

Level

Masyarakat

Bandung Raya

sedang melakukan

olahraga sore

80. 80. D Gunung

Batu,

Lembang

FS Tilt

Down

High

Angle

Kegiatan sore

masyarakat

Gunung Batu

81. 81. D Gunung

Batu,

Lembang

FS Still Eye

Level

Kegiatan sore

masyarakat

Gunung Batu

82. 82. D Masjid Raya

Bandung

FS Track

Out

Low

Angle

Aktivitas

masyarakat

Bandung Raya dan

wisatawan di

Masjid Raya

Bandung (drone)

Tabel 6. Director Treatment

Page 47: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

63

3.3. Proses Kerja Penulis Naskah

Penulis naskah merupakan salah satu kru penting terutama saat pra produksi

karena terlibat aktif dalam pembuatan proses kreatif bersama sutradara dan produser

yang merupakan triangle system yang tidak dapat dipisahkan. Kualitas sebuah

tontonan tergantung bagaimana seorang penulis naskah bisa mengatur alur yang

ingin dibuat.

Menurut Anton Mabruri KN (2018:72), “Penulis skenario adalah kru

profesional yang menciptakan dan meletakkan dasar acuan bagi pembuat film dalam

bentuk (format) naskah (skenario-screenplay)”.

Penulis sebagai penulis naskah dalam dokumenter televisi “Bandung Raya

Menunggu (Sesar Lembang)” adalah seorang anggota kru yang bertugas membuat

naskah.

Menurut Anton Mabruri KN (2018:47) “Mekanisme penggarapan sebuah

film tak lepas dari kerja sama 3 pihak, yakni Penulis Naskah, Sutradara dan

Produser. Penulis naskah atau skenario adalah orang yang bertanggung jawab

menuangkan ide/gagasan ke dalam bentuk tulisan sesuai dengan pakem-pakem

(kaidah-kaidah) penulisan naskah. Sutradara adalah orang yang akan mewujudkan

gagasan yang tertuang dalam sebuah skenario menjadi rekaman audio-visual

sehingga dapat dinikmati para penonton. Produser adalah orang yang membantu

Sutradara dalam mengelola proses pembuatan film. Istilah kerja sama tiga pihak

tersebut sering disebut triangle system atau three corporation”.

Dalam tahap pra produksi, penulis tidak bekerja sendirian, melainkan

bersama produser dan sutradara. Mulai dari penemuan ide, pembuatan konsep hingga

naskah, penulis bertukar pikiran dengan produser dan sutradara.

Page 48: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

64

3.3.1. Pra Produksi

Proses pra produksi adalah awal dalam menentukan kemana arah atau

bagaimana konsep akan dibuat. Pembuatan proses kreatif tidak hanya memakan

waktu satu atau dua hari tetapi bisa berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Mencari ide kreatif atau tema yang akan diangkat menjadi kunci utama program

yang akan menjadi tontonan audien dan harus diperkuat dengan melakukan riset.

Irwanto dkk (2019:51) dalam bukunya menjelaskan, “Untuk membuat

naskah dokumenter, seorang penulis naskah memiliki tahapan-tahapan yakni:

penyusunan data/riset/observasi pada subjek, penulisan TOR (Term of Reference),

penulisan sinopsis, treatment dan penulisan naskah itu sendiri”.

Dalam penulisan skenario, penulis sebagai penulis naskah dapat

memberikan ide dan gagasannya kedalam skenario tersebut. Akan tetapi dalam

pengerjaan skenario, penulis naskah juga harus dapat menampung ide-ide yang

datang dari produser dan sutradara untuk ditambahkan kedalam skenario. Yang

penulis lakukan pada tahap pra produksi antara lain:

1. Pencarian Ide

Dalam membuat suatu karya visual berbentuk film dokumenter maupun

dokumenter televisi, dibutuhkan kepekaan seorang script writer (team creative)

terhadap dunia sekitar terutama lingkungan sosial, budaya politik dan alam semesta.

Ide bisa datang dari mana saja, antara lain: lingkungan sekitar, buku, koran, majalah,

internet dan lain-lain. Program dokumenter merupakan karya film berdasarkan realita

atau fakta. Artinya bahwa ide cerita untuk film dokumenter maupun dokumenter

televisi bisa didapat dari hal-hal yang setiap hari dilihat dan didengar, bukan

Page 49: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

65

berdasarkan suatau khayalan imajinatif. Namun bisa juga ide datang dari imajinasi

pikiran terhadap suatu kejadian.

Penulis selaku penulis naskah bersama tim, langkah pertama pada tahap pra

produksi yang dilakukan adalah penemuan ide cerita. Tim melakukan briefing

beberapa kali untuk membahas penemuan ide. Saling mengusulkan ide dan konsep

yang akan diangkat.

Ide dokumenter televisi “Bandung Raya Menunggu (Sesar Lembang)” adalah

‘Sesar Lembang’ dan merupakan usulan dari produser. Setelah menemukan ide yang

disepakati bersama, penulis dan tim, masing-masing mengumpulkan informasi untuk

memperkuat data dan menemukan fakta baru yang mungkin saja belum diketahui

sebelumnya. Penyusunan data dilakukan dengan menghimpun data tulis dari

berbagai sumber, seperti internet, berita online dan jurnal terkait sesar lembang.

Setelah menemukan ide selanjutnya penulis membuat konsep atau TOR (Term Of

Reference), dilanjut membuat sinopsis, treatment atau storyline dan melakukan riset.

2. Penulisan TOR (Term Of Reference)

Penulis membuat TOR untuk kemudian diajukan dalam bimbingan kedua.

Dalam pembuatan TOR, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:

a. Masalah yang akan diangkat

Berisi latar belakang masalah yang menjiwai isi dari keseluruhan program.

b. Fokus

Penyudutan masalah pada satu item.

c. Angle

Dari sudut mana akan mengetengahkan/membahas tema yang diangkat.

d. Narasumber dan Pertanyaan

Berisi narasumber yang diwawancarai serta garis besar pertanyaan.

Page 50: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

66

3. Sinopsis

Menurut Supriyadi M.Kom, dkk (2014:51) mengatakan bahwa “Sinopsis

merupakan ringkasan cerita, menjelaskan tentang tema serta subyek apa yang akan

dalam sebuah dokumenter.

Sinopsis “Bandung Raya Menunggu (Sesar Lembang)” menceritakan

keindahan kota Lembang dan Bandung dari sisi keindahan alam. Namun dibalik

keindahan tersebut terdapat ancaman nyata yang sewaktu-waktu dapat terjadi tanpa

dapat diprediksi.

4. Treatment atau Storyline

Treatment atau storyline merupakan sketsa yang dapat memberikan gambaran

pendekatan dan keseluruhan isi cerita. Treatment dapat pula menjadi materi

presentasi untuk ditawarkan pada produser dan sponsor. Treatment mutlak

diperlukan bagi sang pembuat feature dan dokumenter, meskipun tak ada yang baku

dalam penulisan bentuk atau gaya treatment.

Sebelum masuk tahap produksi, penulis sebagai penulis naskah membuat

treatment atau storyline dua kolom berdasarkan apa yang didapat dari pengumpulan

data maupun fakta dan data dari hasil riset. Tujuannya membantu proses

pengambilan gambar saat produksi, seperti establish yang menjelaskan letak daerah

yang akan digunakan untuk pengambilan gambar, stock shoot wawancara

narasumber dll.

5. Riset

Menurut Syaiful Halim (2017:30) “Riset adalah acuan kreatif atau semacam

pemetaan ide sebelum sebuah gagasan ditemukan hingga di desain menjadi sebuah

film dokumenter”.

Page 51: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

67

Penulis dan tim melakukan riset ke Lembang dan Bandung Raya karena di

lokasi tersebut tim akan melakukan pengambilan gambar. Hasil dari riset yang tim

dapatkan, BNPB akan mengadakan acara yaitu Hari Kesiapsiagaan Bencana dibantu

1.000 relawan pada tanggal 25-26 April 2019 dalam rangka edukasi mitigasi bencana

kepada masyarakat dan sekolah-sekolah yang berada di jalur Sesar Lembang. Tim

mendapatkan kontak narasumber, diantaranya Peneliti Geoteknologi LIPI (Dr.

Mudrik Rahmawan Daryono, ST., MT); Sekertaris PPMB ITB (Dr. Nuraini Rahma

Hanifa, ST., MT), Wanadri (Kang Soma dan M. Rafi Respati, S.T); Ketua Puslitbang

Perumahan dan Permukiman Kementerian PU (Prof. Dr. Ir. Arief Sabaruddin, CES).

Kemudian tim menuju lokasi narasumber untuk membuat janji wawancara pada saat

proses produksi nantinya. Setelah itu, tim pergi ke Bukit Lonceng dan Gunung Batu

di Lembang, untuk melihat secara langsung track dan bukti otentik adanya sesar aktif

Lembang yang ditemukan para peneliti. Tak lupa tim juga bertanya ke beberapa

masyarakat Lembang dan Bandung Raya perihal Sesar Lembang, bagaimana

tanggapan dan reaksi mereka tinggal di jalur Sesar Lembang. Penulis dan tim

kembali ke Depok pada tanggal 12 april 2019 dan melaporkan hasil riset kepada

dosen pembimbing pada tanggal 15 April 2019.

3.3.2. Produksi

Proses produksi akan berjalan jika semua persiapan yang dilakukan pada

tahap pra produksi telah selesai. pada tahap produksi, penulis sebagai penulis naskah

bertugas membantu sutradara mewawancarai narasumber berdasarkan dari TOR

yang telah penulis buat.

Page 52: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

68

Menurut Irwanto dkk (2019:49), “Penulis naskah adalah orang yang

bertanggung jawab pada pembuatan naskah, riset dan sekaligus berperan sebagai

reporter saat produksi”.

Pada proses produksi, penulis selaku penulis naskah berperan menjadi

reporter untuk membantu sutradara melakukan proses wawancara dengan

narasumber. Dalam melakukan wawancara, penulis berpedoman pada TOR yang

berisi daftar pertanyaan yang telah penulis buat. Hal ini penulis lakukan agar apa

yang sudah disepakati bersama menjadi prioritas. Penulis bisa juga mengajukan

pertanyaan spontan dari jawaban narasumber, namun tetap harus kembali ke dalam

konsep yang sudah disepakati.

Dalam memproduksi dokumenter setidaknya tim melakukan dua kali

wawancara. Wawancara pertama dilakukan saat melakukan riset, yang merupakan

proses pendekatan pada subjek. Wawancara ke-dua dilakukan ketika merekam

gambar.

Pada saat riset, penulis dan tim melakukan wawancara kepada warga

Gunung Batu dan Bandung Raya terkait Sesar Lembang, selain untuk menggali

informasi lebih dalam lagi.

3.3.3. Pasca Produksi

Pasca produksi merupakan tahap akhir dalam suatu produksi film. Pada

tahap ini penulis sebagai penulis naskah membuat transkip wawancara dan narasi VO

yang dibantu sutradara dan produser. Transkip wawancara diperlukan karena film

akan lebih hidup jika mampu menempatkan statement (pernyataan) secara baik.

Page 53: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

69

Menurut Supriyadi dkk (2019:63) “Ketika proses shooting selesai, maka

tahap selanjutnya yakni editing sebagai bagian dari proses pasca produksi,

merupakan tahapan yang sangat menarik dalam pembuatan dokumenter”.

Jadi pada pasca produksi, penulis bertugas membantu sutradara dan editor

dalam melakukan review hasil wawancara dan pengambilan gambar, apa terdapat

kekurangan data yang diperlukan atau tidak. Kemudian setelah itu penulis naskah

membuat transkrip wawancara dari setiap narasumber yang diwawancara dan naskah

voice over (vo). Dalam pembuatan narasi vo, penulis berkonsultasi dengan sutradara

dengan tujuan sutradara dapat memberikan koreksi atau usulan kata-kata hingga

menjadi rangkaian kata yang dramatis namun tetap sesuai dengan fakta dan data.

3.3.4. Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah

Peran dan tanggung jawab penulis naskah terdiri dari tiga tahap. Pertama,

tahap pra produksi, penulis berperan besar dalam pembuatan proses kreatif, mulai

dari proses pencarian ide bersama sutradara dan produser, bertanggung jawab dalam

pengembangan konsep, sinopsis, hingga terbentuknya treatment.

Kedua, tahap produksi penulis bertanggung jawab menjadi menjadi reporter

dan mewawancarai para narasumber. Penulis juga membantu sutradara

mengingatkan jika ada shot yang dirasa kurang.

Ketiga, tahap pasca produksi, penulis bertanggung jawan dalam pembuatan

naskah VO, transkrip wawancara dan mencari narator untuk membacakan naskah vo.

Page 54: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

70

3.3.5. Proses Penciptaan Karya

Penulis sebagai penulis naskah memiliki tiga panduan dalam proses

penciptaan karya yaitu:

1. Konsep Kreatif

Penulis mencari informasi dari berbagai sumber dan referensi untuk membuat

program yang menarik serta berbeda dengan program-program dokumenter yang

sudah ada sebelumnya. Kemudian, penulis dan tim sepakat membuat dokumenter

bertema sesar Lemban Sesar Lembang, sesuai saran dari dosen pembimbing. Setelah

mendapatkan ide konsep yang akan diangkat, penulis dan tim melakukan bimbingan

dengan dosen pembimbing terkait ide konsep. Kemudian, diperintahkan untuk

mencari fakta lebih dalam terkait Sesar Lembang diberbagai sumber, seperti media

sosial, internet, buku, dan lainnya. Kemudian penulis diperintahkan membuat TOR.

2. Konsep Produksi

Sebelum melakukan produksi, riset sangat diperlukan. Riset dilakukan oleh

seluruh kru untuk membuktikan adanya bukti otentik yang telah ditemukan oleh

peneliti Sesar Lembang. Mencari narasumber seperti pejabat dan peneliti yang terkait

dengan Sesar Lembang dan meminta izin untuk melakukan wawancara. Serta

melakukan pendekatan dengan masyarakat untuk mencari tahu sudut pandang dari

masyarakat. Sehingga saat proses produksi, penulis sudah menyiapkan bahan materi

yang akan dipertanyakan kepada narasumber.

3. Konsep Teknis

Salah satu upaya agar penonton tidak merasa jenuh dengan dokumenter bertema

Sesar Lembang yang sudah ada sebelumnya, yaitu penulis dan tim sepakat membuat

Page 55: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

71

program dokumenter genre Ilmu Pengetahuan. Dokumenter ini juga memaparkan

informasi lengkap mengenai Sesar Lembang, dampak bencana yang ditimbulkan,

edukasi mitigasi bencana dan solusi yang ditawarkan pemerintah.

3.3.6. Kendala dan Solusi

Dalam proses penciptaan sebuah produksi program televisi pasti tidak lepas

dari kendala yang menghambat kelancaran produksi. Berikut kendala dan solusi yang

penulis sebagai penulis naskah alami saat pra produksi hingga pasca produksi,

diantaranya:

1. Kendala : Berkali-kali refisi ide kreatif.

Solusi : Lebih peka pada isu sosial di lingkungan sekitar dan perbanyak

referensi film dokumenter.

2. Kendala : Berulang kali refisi TOR karena data yang diperoleh dari jurnal,

berita online maupun media sosial berbeda dengan apa yang

didapat daat riset.

Solusi : Menggunakan data dan fakta yang ditemukan saat riset serta lebih

banyak berdiskusi bersama sutradara dan produser.

Page 56: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

72

Lembar Kerja Penulis Naskah

A. Konsep Penulis Naskah

B. TOR (Term Of Refrence)

C. Sinopsis

D. Treatment (Storyline)

E. Transkip Wawancara

F. Naskah VO (Voice Over)

Page 57: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

73

3.3.7. Lembar Kerja Penulis Naskah

KONSEP PENULIS NASKAH

Produksi : Daun Kering Studio Penulis Naskah : Dian Retno A.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

Penulisan program dokumenter televisi “Bandung Raya Menunggu (Sesar

Lembang)”, penulis sebagai penulis naskah memilih ide yang diusulkan produser

kemudian diajukan ke dosen pembimbing. Ide yang diangkat adalah “Sesar

Lembang”. Sebuah sesar yang pada awalnya ditemukan oleh Van Bemmelen dan

dalam penelitiannya ia menyatakan bahwa Sesar Lembang bukanlah sesar aktif.

Namun bebrapa tahun belakangan, Peneliti Geoteknologi LIPI, Mudrik R. Daryono

menemukan fakta lain yang mengatakan bahwa Sesar Lembang adalah sesar aktif.

Dikatakan Sesar Aktif Lembang karena pernah terjadi gempa bumi pada abad ke-15

Masehi dan 60 sebelum masehi yang berpusat di Lembang.

Kemudian penulis bersama tim kembangkan dengan melakukan riset.

Sebelum riset, terlebih dahulu mengumpulkan fakta dan data untuk proses

pembuatan konsep atau TOR (Term Of Reference). Juga penulis mempersiapkan

bahan materi dan pertanyaan terkait fakta dan data yang akan digali dan

dipertanyakan kepada narasumber. Penulis naskah melakukan pendekatan naratif

yaitu isi penjelasan yang tidak bernilai subjektif tetapi murni langsung dari

narasumber yang bersakutan yang memiliki pemahaman dan ilmu mengenai Sesar

Lembang itu sendiri.

Page 58: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

74

Pada tahap produksi, penulis menjadi reporter untuk mewawancarai para

narasumber. Pada saat riset, penulis naskah, sutradara dibantu produser terlebih

dahulu melakukan pendekatan kepada narasumber agar terjalin hubungan yang baik

dan saat akan dilakukan wawancara, narasumber dapat menceritakan informasi, data

dan fakta yang sebenarnya dengan lebih santai namun tetap serius. Setelah proses

shooting berakhir penulis membuat transkip wawancara dari garis besar rekaman

video yang sudah melalui proses editing dan membuat narasi voice over (vo).

Page 59: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

75

TOR (TERM OF REFRENCE)

Produksi : Daun Kering Studio Penulis Naskah : Dian Retno A.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

Masalah

Yakni berisi latar belakang masalah yang menjiwai isi dari keseluruhan program.

Masalah yang penulis angkat adalah tentang Sesar Lembang yang menimbulkan

ancaman nyata yakni bencana gempa bumi dengan kekuatan 6,5 – 7 magnitudo,

berpusat di Lembang dan dampak gempa bumi dapat dirasakan hingga ke Bandung

Raya dan sekitarnya. Para peneliti masih mencari tahu kapan Sesar Lembang terjadi,

karena hingga kini belum dapat diprediksi kapan bencana tersebut terjadi, bisa

sekarang, besok, lusa, puluhan atau bahkan ratusan tahun lagi.

Fokus

Yakni penyudutan masalah pada satu item. Fokus penulis adalah memberi

pengetahuan atau mengedukasi masyarakat Jawa Barat khususnya Bandung untuk

lebih paham tentang Sesar Lembang, dampak yang ditimbulkan dan bagaimana

mitigasi bencana yang harus dilakukan saat bencana tersebut terjadi.

Angle

Yakni dari sudut mana akan mengetengahkan/membahas tema yang diangkat. Angle

pada program dokumenter ini adalah penemu dan peneliti Sesar Lembang yang

Page 60: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

76

menjelaskan secara rinci sebab-akibat dari masalah yang akan ditimbulkan, edukasi

mitigasi bencana dan solusi oleh pemerintah.

Sumber dan Pertanyaan

(Berisi narasumber yang akan ditanyai serta garis besar pertanyaan)

1. Peneliti Geoteknologi LIPI - Dr. Mudrik Rahmawan Daryono, ST., MT.

- Apa itu Sesar Lembang jika dilihat dari ilmu geoteknologi?

- Apa dampak dari Sesar Lembang bagi kehidupan masyarakat atau bahkan

bagi Bandung Raya?

- Kapan pernah terjadi gempa? Apakah gempa tersebut yang menyebabkan

Sesar Lembang?

- Dimana saja lokasi penelitian LIPI dilakukan sehingga menemukan bukti

nyata yang menunjukkan Sesar Lembang?

- Setelah dilakukan penelitian, bukti baru apa yang ditemukan di lapangan?

- Berapa range atau periodik ulang Sesar Lembang?

- Bagaimana proses terbentuknya Sesar Lembang hingga kini diketahui?

- Mengenai penelitian dan temuan-temuan dari LIPI, apakah pemerintah sudah

tahu dan melakukan tindakan antisipasi atau pencegahan? Tindakan seperti

apa?

- Bagaimana tanggapan masyarakat dan pemerintah atas bukti temuan?

- Apa saran dari LIPI untuk pemerintah dan masyarakat?

2. Sekertaris Pusat Penelitian Mitigasi Bencana (PPMB) ITB - Dr. Nuraini

Rahma Hanifa, ST., MT.

- Apa arti mitigasi itu sendiri, bu?

Page 61: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

77

- Program mitigasi bencana di Sesar Lembang yang sudah nyata dilakukan apa

saja? Dari pihak ITB maupun pemerintah?

- Kepada siapa saja mitigasi bencana ditujukan? Apakah hanya kepada

masyarakat di jalur Sesar Lembang?

- Apa menurut ibu program pendidikan mitigasi bencana di sekolah-sekolah

sudah cukup mengedukasi masyarakat khususnya pelajar?

- Seberapa perlu program pendidikan mitigasi bencana di sekolah-sekolah

maupun di masyarakat?

- Materi apa saja yang diajarkan?

- Bagaimana respon para siswa?

- Apa harapan ibu dengan diadakannya program pendidikan mitigasi bencana

di sekolah maupun di masyarakat?

3. Ketua Dewan Pengurus Wanadri - M. Rafi Respati, S.T

- Untuk masyarakat yang belum mengetahui, bisa dijelaskan sebenarnya

Wanadri ini apa/siapa?

- Apa tanggapan Wanadri tentang Sesar Lembang? Terutama sekretariat

Wanadri berada di sekitar jalur Sesar Lembang

- Seberapa tanggap/siap kah Wanadri terhadap bencana?

- Apa persiapan yang dilakukan?

- Apa langkah kongkret Wanadri terkait Sesar Lembang?

- Apa saran Wanadri untuk masyarakat?

Page 62: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

78

4. Kepala Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Kementerian PUPR - Prof.

Dr. Ir. Arief Sabaruddin, CES

- Banyaknya gedung-gedung bertingkat di daerah tanah resapan bahkan di jalur

Sesar Lembang, apakah ada sosialisasi terhadap pemilik gedung-gedung

bertingkat?

- Apa yang dimaksud Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) itu sendiri?

- Mengapa msyarakat harus membangun RISHA?

- Apakah biaya untuk membangun RISHA lebih mahal dan menggunakan

bahan meterial yang susah didapat?

- Siapa saja yang harus membangun RISHA? Atau hanya ditujukan kepada

masyarakat yang tinggal di sekitar jalur Sesar Lembang saja?

- Apa sudah dilakukan publikasi, terutama kepada masyarakat tentang solusi

RISHA terkait Sesar Lembang?

- Bagaimana tanggapan masyarakat? Setujukah dengan membangun RISHA?

- Apakah dapat diprediksi seberapa besar persentase jumlah korban yang

tinggal di RSHA dengan yang tidak?

- Bagaimana cara membangun RISHA sesuai dengan standart yang telah

ditetapkan?

5. Gubernur Jawa Barat – H. M. Ridwan Kamil, S.T., M.U.D

- Apa yang akan dilakukan ke depannya untuk masyarakat Bandung terkait

Sesar Lembang?

- Bagaimana tanggapan tentang Hari Kesiapsiagaan Becana (HKB) yang

diselenggarakan BNPB?

Page 63: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

79

SINOPSIS

Produksi : Daun Kering Studio Penulis Naskah : Dian Retno A.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

Bandung adalah sebuah kota di Jawa Barat yang masih menjadi primadona

bagi sebagian wisatawan karena keindahannya. Suasana yang sejuk dan keindahan

kota Bandung hingga Lembang menjadi destinasi favorit wisatawan. Namun dibalik

keindahan tersebut terdapat ancaman nyata yang sewaktu-waktu dapat terjadi tanpa

dapat diprediksi. Ancaman tersebut adalah Sesar Lembang yang merupakan sesar

aktif dan berpusat di Lembang. Adalah patahan dari bagian bumi yang retak dan

membentuk bidang memanjang secara horizontal sepanjang 29 km. Dikatakan sesar

aktif Lembang karena pernah terjadi gempa bumi pada abad ke-15 Masehi dan 60

Sebelum Masehi di Lembang.

Meski sebagian besar masyarakat Lembang sudah mengetahui apa itu Sesar

Lembang dan dampak yang ditimbulkan, namun sebagian besar masyarakat Bandung

hanya sekedar mengetahui dan tidak didukung oleh informasi yang jelas, terlebih

karena belum ada sosialisasi langsung dari pemerintah yang menyadarkan

masyarakat untuk lebih mencari tahu informasi, mengedukasi keluarga dan teman

tentang migitasi bencana dari dampak yang ditimbulkan Sesar Lembang.

Untuk membantu pemerintah Jawa Barat dalam membentuk SDM yang

melek informasi terutama tentang bencana Sesar Lembang, dalam dokumenter

televisi yang berjudul “Bandung Raya Menunggu (Sesar Lembang)” berisi

informasi mengenai Sesar Lembang dan dampak nyata yang ditimbulkan akan

Page 64: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

80

dipaparkan langsung oleh Peneliti Geoteknologi LIPI, langkah nyata pemerintah

dalam melakukan edukasi mitigasi bencana seperti sosialisasi, pemasangan plang

pemberitahuan ‘Zona Sesar Lembang’ di tiga titik dan kegiatan simusi kebencanaan

oleh BNPB serta solusi untuk menjawab keresahan masyarakat dari Kepala

Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Kementerian PUPR.

Page 65: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

81

Produksi : Daun Kering Studio Penulis Naskah : Dian Retno A.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

No. Deskripsi Keterangan

1. Masjid Raya Bandung (drone) Memberikan gambaran keramaian

dan aktivitas masyarakat Bandung

maupun wisatawan di Masjid Raya

Bandung

2. Gedung-gedung tua di Bandung

Raya

Menampilkan icon Bandung

3. Keramaian masyarakat Bandung

Raya

Keramaian masyarakat dan

wisatawan di Bandung Raya

4. Aktivitas masyarakat Bandung

Raya di masjid

Masyarakat dan wisatawan bersua

foto dan bermain di halaman rumput

masjid

5. Tugu Selamat Datang di Kabupaten

Bandung Barat

Memberitahu bahwa sudah

memasuki kawasan Kabupaten

Bandung barat

6. Keramaian lalu lintas kendaraan Keramaian kendaraan di Bandung

meningkat hingga sering

menimbulkan kemacetan

7. Jembatan Pasupati, Bandung Memperlihatkan jembatan yang

terkenal di Bandung

Tabel III.7 TREATMENT (STORYLINE)

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 66: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

82

8. Tugu Selamat Datang di Lembang Memberitahu bahwa sudah

memasuki kawasan Lembang

9. Keindahan alam di Lembang Menampilkan keindahan alam di

Lembang dengan hamparan sayuran

di perkebunan warga

10. Pemandangan perkebunan dan

gunung di Gunung Batu

Menampilkan perkebunan warga

yang tak jauh dari pemukiman warga

11. Pemandangan perkebunan dan

pemukiman warga dari puncak

Gunung Batu (drone)

Menampilkan perkebunan dan

kepadatan rumah warga di Lembang

yang diambil dari drone

12. Garis Sesar Lembang dari puncak

Tebing Keraton (km 21)

Memperlihatkan keindahan alam di

Tebing Keraton yang juga menjadi

garis Sesar Lembang

13. Perjalanan menuju rumah warga

Lembang

Memperlihatkan aktivitas warga

Lembang yang diambil dari motor

14. Aktivitas warga Lembang Memperlihatkan aktivitas warga

Lembang

15. Plang ‘Zona Sesar Lembang’ di

Gunung Batu

Plang zona Sesar Lembang di

Gunung Batu salah satu langkah

BNPB memberitahu masyarakat

bahwa zona tersebut berada di jalur

Sesar Lembang

16. Tebing Batuan di Gunung Batu Memperlihatkan tebing batuan yang

menjadi bukti otentik adanya Sesar

Lembang

17. Detail gambar tebing batuan di

Gunung Batu

Memperlihatkan dari dekat dan lebih

jelas bukti otentik Sesar Lembang

18. Rumah yang sedang dibangun di

Gunung Batu

Di sekitar Gunung Batu yang

menjadi jalur Sesar Lembang

terdapat rumah warga yang sedang

dibangun oleh tukang

19. Plang ‘Zona Sesar Lembang’ di Tak hanya memasang plang di

Page 67: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

83

Tebing Keraton Gunung Batu, namum BNPB juga

memasang plang ‘Zona Sesar

Lembang’ di Tebing Keraton

20. Perkebunan dan pemukiman warga

di Tebing Keraton

Memperlihatkan perkebunan dan

kepadatan rumah warga di Tebing

Keraton

21. Gambar peta Sesar Lembang di

Tebing Keraton

BNPB juga memasang peta sesar

lembang di Tebing Keraton sebagai

salah satu upaya pemberitahuan

kepada masyarakat yang ingin

mengunjungi dan bersua foto di

Tebing Keraton

22. Km 0 Sesar Lembang berada di

Batu Lonceng

Memperlihatkan batuan yang

terbelah di km 0 Batu Lonceng

23. Detail gambar tebing batuan di

Batu Lonceng

Memperlihatkan lebih dekat / secara

detail batuan yang terbelah

24. Tulisan ‘Patahan Lembang

Bandung ±1.515 mdpl’ di Batu

Lonceng

Salah satu upaya mengedukasi

masyarakat adalah dengan

memasang Tulisan ‘Patahan

Lembang Bandung ±1.515 mdpl’ di

Batu Lonceng

25. Gedung LIPI Memperlihtakan gedung LIPI dari

atas ke bawah

26. Tulisan ‘Penelitian Geoteknologi

LIPI’

Memperlihatkan tulisan ‘Penelitian

Geoteknologi LIPI’ dari kirim ke

kanan

27. Wawancara dengan penemu dan

peneliti Sesar Lembang

Melakukan wawancara dengan

Bapak Mudrik R. Daryono di lab

LIPI

28. Gambar detail peta Sesar Lembang

di lab. LIPI

Memperlihatkan peta sesar lembang

yang ada di lab LIPI

29. Jalur Sesar Lembang 29 km dari Memperlihatkan grafik 29 km jalur

Page 68: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

84

Google Earth sesar lembang dari Google Earth

30. Kampus ITB Memperlihatkan tulisan ITB

31. Gedung Riset dan Inovasi ITB Memperlihatkan tulisan gedung riset

dan inovasi dari atas ke bawah

32. Gambar cara menyelamatkan diri di

gedung Riset dan Inovasi ITB

Memperlihatkan brosur cara

menyelamatkan diri yang tertempel

di dinding gedung riset dan inovasi

33. Tulisan ‘Ruangan PPMB (Pusat

Penelitian Mitigasi Bencana)’ ITB

Memperlihatkan tulisan ‘Ruangan

PPMB (Pusat Penelitian Mitigasi

Bencana)’ ITB

34. Wawancara Sekretaris PPMB ITB Melakukan wawancara terkait

mitigasi bencana oleh PPMB ITB

35. Gedung Puslitbang Perumahan dan

Permukiman

Memperlihatkan gedung Puslitbang

Perumahan dan Permukiman

36. Wawancara Kepala Puslitbang

Perumahan dan Permukiman,

Kementerian PUPR

Melakukan wawancara dengan

Kepala Puslitbang Perumahan dan

Permukiman terkait RISHA (Rumah

Instan Sederhana Sehat)

37. Plang ‘RISHA (Rumah Instan

Sederhana Sehat)’

Memperlihatkan visi misi projek

RISHA

38. Beberapa contoh RISHA di gedung

Puslitbang Perumahan dan

Permukiman

Memperlihatkan beberapa contoh

rumah RISHA yang sudah dibangun

di gedung Puslitbang Perumahan dan

Permukiman

39. Material membuat RISHA Memperlihatkan bahan material

pembuatan RISHA

40. Plang WANADRI Memperlihatkan tulisan Wanadri

41. Establish Sekretariat Wanadri Suasana Sekretariat Wanadri

42. Wawancara Ketua Dewan Pengurus

Wanadri

Melakukan wawancara dengan Ketua

Dewan Pengurus Wanadri

43. Foto-foto kegiatan Wanadri Memperlihatkan foto-foto kegiatan

di dinding Sekretariat Wanadri

Page 69: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

85

44. Acara simulasi bencana dalam

kegiatan HKB (Hari Kesiapsiagaan

Bencana) di SescoAU

Para relawan dan media mulai

berdatangan ke SescoAU

45. Sejumlah tokoh penting mulai

berdatangan

Gubernur Jabar, BNPB, Basarnas,

Babinsa, TNI, Polisi, Inafis, damkar

dan sejumlah mitra lainnya turut

hadir dalam kegiatan simulasi

bencana

46. Gambar 1.000 relawan dalam

simulasi bencana HKB

Para relawan duduk dan membentuk

barisan menghadap pemimpin arahan

47. 1.000 relawan HKB diberi arahan

oleh BNPB dan Knag Soma dari

Wanadri

Kang Soma Wanadri dan anggota

BNPB membakar semangat relawan

sebelum mulai kegiatan

48. BNPB, Basarnas, Babinsa, TNI,

Polisi, Inafis melakukan simulasi

Simulasi dimulai

49. Sejumlah mobil dari BNPB,

Basarnas, TNI, Babinsa, Polisi,

Inafis, ambulance, damkar

memasuki lokasi simulasi bencana

Mobil dari BNPB, Basarnas, TNI,

Babinsa, Polisi, Inafis, ambulance,

damkar memasuki lokasi simulasi

bencana

50. Simulasi bencana gempa 7

magnitudo dimulai

Melakukan simulasi sesuai dengan

latihan

51. Para relawan berlarian keluar

rumah

Para relawan berhamburan keluar

rumah saat gempa terjadi

52. Rumah warga roboh Rumah-rumah warga yang tidak

dibangun standar tahan gempa roboh

53. Rumah RISHA atau tahan gempa

tidak roboh, hanya retak

Rumah risha retak namun tidak

roboh

54. BNPB, Basarnas dan tim

penyelamat lain mulai mendatangi

lokasi gempa

Para anggota tim penyelamat

mendatangi lokasi gempa dan

membawa alat yang diperlukan

55. BNPB, Basarnas memberikan

warna bendera berbeda ke lengan

BNPB dan Basarnas memasangkan

bendera ke lengan korban dengan

Page 70: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

86

para korban warna berbeda-beda. Kuning berarti

hidup, hitam berarti meninggal dan

lainnya.

56. Tim penyelamat dibagi ke beberapa

tugas

Ada tim penyelamat untuk mencari

korban selamat dan ada tim

penyelamat yang bertugas memandu

korban yang telah ditemukan

57. Tim penyelamat lain memandu

korban yang selamat

Tim penyelamat melakukan

penyelamatan dengan bendera

kuning terlebih dahulu

58. Ada relawan yang terjebak di

bangunan rumah yang roboh

Relawan berperan sebagai korban

tertindih bangunan rumah

59. Basarnas berdiskusi memikirkan

cara mengeluarkan korban dari

reruntuhan rumah

Tim basarnas memperlihatkan hasil

diskusi cara mengeluarkan korban

60. Tim Basarnas mengebor bangunan

rumah yg roboh untuk

mengeluarkan korban

Terdengar suara sirine yang

menandakan gempa berkekuatan 7

magnitudo teradi

61. Basarnas mengeluarkan korban dari

runtuhan rumah dalam simulasi

bencana

Para relawan melakukan simulasi

bencana sesuai instruksi

62. Basarnas dan Banbinsa

menggotong warga yang berhasil

dikeluarkan dari reruntuhan rumah

ke ambulan

Setelah korban dapat dikeluarkan

dari runtuhan bangunan, korban

segera dipandu menuju ambulance

63. BNPB dna tim lainnya

menggunakan anjing pelacak untuk

mencari korban lainnya

BNPB melakukan penyisiran korban

lainnya menggunakan penciuman 3

anjing pelacak

64. Anjing pelacak mengendus tanah

dan mulai mencari korban

Anjing pelacak melakukan

penyisiran lokasi dengan mengandus

tanah

65. Tim penyelamat menyelamatkan Tim menemukan korban dan segera

Page 71: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

87

korban lainnya melakukan penyelamatan

66. Gubernur Jabar, Ridwan Kamil

melakukan tanam pohon

Setelah simulasi, gubernur Jabar

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil

melakukan kegiatan tanam pohon

67. Gubernur Jabar, Ridwan Kamil,

Ketua BNPB, TNI dan Kapolda

Jabar melakukan pose foto di depan

para wartawan

Setalh tanam pohon, Gubernur Jabar,

Ridwan Kamil bersama Ketua

BNPB, TNI dan Kapolda Jabar

melakukan sesi foto di depan para

wartawan

68. Gubernur Jabar, Ridwan Kamil

melakukan konferens pers

mengenai HKB dan edukasi

mitigasi kepada masyarakat dan

pelajar

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil

melakukan konferens pers mengenai

HKB dan blue print

69. Simulasi bencana di Stadion

Bentang, Lembang

Simulasi bencana jga dilakukan di

Stadion Bentang, Lembang

70. Para pelajar dari SMA Al

Musyawarah berkumpul di Stadion

Bentang, Lembang

Pelajar SMA Al Musyawarah

menjadi relawan simulasi gempa

71. Para pelajar duduk di rumput

stadion

Para pelajar memerhatikan arahan

dari anggota Wanadri dan BNPB

72. Anggota Wanadri dan BNPB

memberi arahan untuk para siswa

dan guru

Anggota Wanadri dan BNPB

memberi arahan mengenai simulasi

gempa dan apa yang harus dilakukan

73. Anggota BNPB dan Wanadri

melakukan simulasi bencana

Simulasi gempa mulai dilakukan

74. Para siswa dan guru memerhatikan

kegiatan simulasi bencana

Tak hanya para pelajar, guru-guru

juga diberi pengetahuan tentang apa

yang harus dilakukan saat gempa

75. Para siswa berpartisipasi dalam

simulasi gempa

Para siswa mempraktekkan arahan

dari anggota Wanadri

Tabel 7. Treatment (Storyline)

Page 72: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

88

Produksi : Daun Kering Studio Penulis Naskah : Dian Retno A.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

Narasumber : Peneliti Geoteknologi LIPI - Dr. Mudrik Rahmawan Daryono,

S.T., M.T

No Time Logging Statement Ket.

1.

00:00:20 -

00:00:31

Definisi sesar aktif adalah sesar yang dalam

kurun waktu 11.500 tahun lalu, terbukti

pernah menghasilkan gempa bumi.

OK

2. 00:02:04 -

00:03:00

Jadi, sesar adalah suatu bagian di kerak bumi

yang retak, bergerak dan kemudian

menghasilkan gempa bumi. Merupakan suatu

proses alam yang biasa terjadi di bumi dan

akan terjadi terus-menerus. Kemudian sesar

dikatakan karena akan terjadi lagi gempa

bumi di lokasi yang sama dengan periode

ulang yang berbeda-beda. Menapa dikatakan

sebagai Sesar Lembang, karena sesar itu

berada di daerah Lembang, Jawa Barat,

memotong secara jelas, dengan arah barat

timur sepanjang 29 km.

OK

Tabel III.8 TRANSKIP WAWANCARA

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 73: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

89

3. 00:03:04 -

00:05:15

Penelitian Sesar Lembang sudah berlangsung

lama sekali, yaitu dimulai dari publikasi yang

paling terkenal adalah Van Bemmelen. Van

Bemmelen sudah menyebut itu sebagai Sesar

Lembang kemudian dia sudah meneliti sesar

itu dengan definisi yang berbeda karena

resolusi data dan yang lain berbeda.

Kemudian penelitian berlanjut, ada publikasi-

publikasi terbaru dari Marjiono yang

mendefinisikan dengan data satelit. Lalu Edi

Hidayat juga melakukan penelitian disana

menggunakan Sekphone dari data-data

stratifigasi di sepanjang Sesar Lembang.

Kemudian dari kawan-kawan geodesi secara

tektonik, Pak Abidin dia mempelajari

kecepatan geser Sesar Lembang. Dan Pak

Afnimar, meneliti seismisitas di sepanjang

Sesar Lembang, merelokasi sumber-sumber

ada dimana saja. Dari data-data penelitian

terdahulu, saya pelajari dengan detail lagi,

dikombinasikan dengan data yang terbaru

menggunakan citra lidar dengan resolusi

tinggi. Memperlihatkan morfologi yang lebih

rinci kemudian dari seluruh penelitian itu,

saya pelajari lagi dan dikuatkan penelitiannya.

Salah upaya yang saya lakukan,

mendefinisikan jalur sesar aktif sepanjang 29

km, km 0 di arah barat, menerus ke km 0, 1,

2, 3 sampai hilangnya bentuk dari morfologi

Sesar Lembang itu. Total 29 km. Kemudian

salah satu upaya lain, kita mencoba mencari

tahu apakah sesar lembang aktif atau tidak?

upaya yang kita lakukan yaitu melakukan uji

OK

Page 74: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

90

paritan di dua tempat dan menemukan bukti

kejadian gempa bumi pada abad ke-15 dan 60

sebelum masehi.

4. 00:05:16 -

00:06:21

Gempa akan berulang dan memiliki periode

ulang atau disebut ulang tahun gempa bumi.

Ini adalah sesuatu yang kita kejar dalam

penelitian ini. Jadi kita mencoba mencari tahu

kecepatan geser atau slip rate. Slip rate dicari

menggunakan dua alat: satu, menggunakan

alat geodesi yaitu GPS. itu hanya peneliti

geodesi yang sangat paham. Yang kedua,

adalah slip rate dari geologi. Fungsinya untuk

mengetahui umur batuan. Saya sendiri

menghitung slip rate geologi dan menghasil

satu pergeseran sungai yang terlihat jelas. Ada

dua objek besar yang memotong batuan, satu

adalah pergeseran 120 meter dan yang lain

adalah 460 meter. Dari dua umur batuannya

kita coba bandingkan kemudian dihitung dan

angka irisan batuan tersebut antara 295

sampai 345 milimeter pertahun.

OK

5. 00:06:24 -

00:07:18

Ini termasuk penelitian yang baru.

Sebenarnya masyarakat Indonesia juga baru

paham dengan kinematik dari ancaman gempa

bumi sesar aktif ini. Jadi semuanya berjalan

bersama-sama. Kita tidak bisa merubah itu

dengan serta-mereta tapi bertahap. Kita sudah

memberikan informasi kepada pemerintah

daerah, KBB, Kabupaten Bandung, Kota

Madya hingga Gubernur. Jadi Pemerintah

Daerah termasuk BNPB, BPBD semuanya

sudah sangat bagus menanggapi, termasuk

Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan

OK

Page 75: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

91

Kebudayaan) juga menggapi dengan baik.

Kita pelan pelan menuju ke penataan jauh

lebih baik tetapi kita bertahap. Pertama,

edukasi masyarakat, kemudian pemerintah

daerah sudah memahami semuanya, tidak

resisten terhadap informasi penelitian ini, kita

bertahap, perlahan-lahan untuk menata

semuanya.

6. 00:12:46 -

00:13:41

Jadi yang paling dahsyat merusak itu, satu,

jalur permukaan retakan sesar lembang, di

dalam jalur ini seluruh bangunan yang sudah

terlanjur dibangun terancam besar, jadi harus

difikirkan bersama. Pemerintah Daerah,

Pemerintah Pusat semuanya harus tegas.

Wajib. Jalur ini adalah sesuatu bahaya besar,

jadi dia harus menghindar dari satu itu. Yang

kedua adalah goncangannya itu tidak hanya

mengancam Lembang saja tapi dia

mengancam seluruh kawasan Bandung Raya,

termasuk Kota Cimahi, Kodya Bandung

termasuk Kabupaten Bandung dan Kabupaten

Bandung Barat semuanya terancam. Jadi dia

akan menyebar ke segala arah dan otomatis

seluruh wilayah ini harus membangun

bangunan yang tahan gempa. Itu jelas.

OK

7. 00:18:39 -

00:18:38

Harapan saya semua (masyarakat Bandung)

bisa selamat dengan baik dan semoga saja

bencana ini sudah kita persiapkan dengan

baik pula.

OK

Tabel 8. Transkrip Wawancara

Page 76: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

92

Produksi : Daun Kering Studio Penulis Naskah : Dian Retno A.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

Narasumber : Sekertaris Pusat Penelitian Mitigasi Bencana (PPMB) ITB - Dr.

Nuraini Rahma Hanifa, S.T., M.T

No Time Logging Statement Ket.

1. 00:00:32 -

00:00:44

Untuk mengetahui kerentanan bangunan.

Kerentanan suatu bangunan kualitas beda-

beda. Nah kualitas suatu bangunan terhadap

goncangan tertentu itu seperti apa daya

tahannya.

OK

2. 00:08:12 -

00:09:10

Satuan pendidikan rawan bencana kan ada

tiga pilar, pilar pertama adalah bangunan atau

fasilitas yang aman, yang kedua adalah

kebijakan, yang ketiga adalah pendidikan.

Kalau kebijakan sekolah yaitu SOP (Standar

Operasional Prosedur) sekolah dan juga

edukasi baik secara formal maupun non

formal, terutama yang non formal, semisal

melakukan kegiatan pramuka dan

ekstrakurikuler sudah berjalan dengan lebih

OK

Tabel III.8 TRANSKIP WAWANCARA

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 77: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

93

baik termasuk di Jawa Barat. Tetapi yang

masih kurang mungkin kekuatan bangunan

yang aman. Karena mungkin itu lebih sulit

mengimplementasikan karena diperlukan

dana yang besar dan sebagainya. Tetapi jika

tidak dilakukan maka akan sangat sulit

menjamin keselamatan bagi sekolah itu

sendiri. Seberapa kencangnya kita

melaksanakan edukasi jika tidak didukung

dengan diperkuat fasilitas yang aman maka

akan tetap sangat beresiko.

3. 00: 09:13 -

00:09:30

Program edukasi sosial di Jawa Barat sudah

cukup banyak dilakukan. Alhamdulilah, kita

dua minggu lalu kalau tidak salah

mengadakan workshop bersama dengan

BPBD Jawa Barat, Seknas (Sekretariat

Nasional) SPAB (Satuan Pendidikan Aman

Bencana Sekretariat Nasional) Kemendikbud

dan juga dengan Asean Safe School Initiative.

OK

Tabel 8. Transkrip Wawancara

Page 78: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

94

Produksi : Daun Kering Studio Penulis Naskah : Dian Retno A.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

Narasumber : Kepala Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Kementerian

PUPR - Prof. Dr. Ir. Arief Sabaruddin, CES

No Time Logging Statement Ket.

1.

00:00:50 -

00:01:02

Kita sudah tahu itu daerah rawan gempa, jadi

kita tidak boleh lalai dengan aspek itu.

OK

2. 00:13:48 -

00:15:08

Sebenarnya kalau bangunan yang persis

berada di garis sesar, sampai hari ini kita

belum menemukan satu teknologi yang bisa

membuat bangunan itu lebih aman. Belum

ada. Kecuali kalau memang dipaksakan,

sangat bisa, tapi itu rasanya sudah tidak

rasional sehingga memang diharapkan

bangunan-bangunan itu ada jarak terhadap

sesar. Harapan dari saya hanya itu saja

sebenarnya. Dengan bangunan yang dekat

sesar sekalipun juga perlu ada satu

perencanaan, mengikuti kaidah-kaidah SNI

(Standar Nasional Indonesia). Kita

OK

Tabel III.8 TRANSKIP WAWANCARA

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 79: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

95

(Puslitbang Perumahan dan Permukiman)

punya SNI nomor 1726 tahun 2012 yang

sedang kita revisi. Artinya kalau sudah

memenuhi itu, ketika terjadi gempa besar

bukan berarti bangunan itu tidak rusak, pasti

akan mengalami kerusakan tapi tidak roboh.

Sehingga penghuni bangunan masih bisa lari

untuk selamat dari gempa tadi, akibat

robohnya bangunan. Jadi bangunan tidak ada

roboh tapi rusak.

3. 00: 15:09 -

00:16:42

Jika terjadi gempa, bangunan yang

mengalami kerusakan paling banyak adalah

bangunan non engineering status, yaitu

rumah-rumah masyarakat. Kalau gedung-

gedung umum, seperti gedung hotel,

perkantoran, relatif menggunakan tenaga ahli

struktur, sehingga sudah melakukan

antisipasi. Tetapi bangunan-bangunan yang

dibangun oleh masyarakat secara swadaya,

masyarakat banyak yang membangun sejauh

kemampuan kuli bangunan, sehingga disitu

banyak terjadi kesalahan teknis, baik

spesifikasi material (bahan baku) maupun

detail lain. Karena rumah sederhana jika kita

bicara tentang ketahanan gempa, maka rumah

sederhana tidak seperti rumah sederhana,

karena ada kaidah-kaidah teknis yang harus

dipenuhi. Nah ini yang banyak tidak diketahui

oleh masyarakat maupun tukang, karena

masyarakat tidak menggunakan jasa arsitek

pada saat membangun rumah kebanyakan.

Jadi itulah mengapa Puslitbang (Pusat

Penelitian Bangunan Perumahan dan

OK

Page 80: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

96

Pemukiman) menyiapkan sebuah metode baru

membangun rumah tanpa harus menggunakan

keahlian seorang arsitek.

4. 00:18:02 -

00:18:27

Saran saya, masyarakat kembali memeriksa

(bangunan mereka), khususnya daerah Sesar

Lembang terhadap pemenuhan Standar

Nasional Indonesia (SNI). Itu penting sekali.

Bisa saja rumah kita aman, tetapi rumah

tetangga tidak aman. Rumah kita bisa saja

tertimpa rumah tetangga, roboh juga.

OK

Tabel 8. Transkrip Wawancara

Page 81: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

97

Produksi : Daun Kering Studio Penulis Naskah : Dian Retno A.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

Narasumber : Ketua Dewan Pengurus XXVI Perhimpunan Penempuh Rimba

dan Pendaki Gunung Wanadri periode 2019-2021 - M. Rafi

Respati, S.T

No Time Logging Statement Ket.

1.

00:00:45 -

00:00:49

Sekedar dari informasi yang saya dapat juga,

ada pro dan kontra dengan isu Sesar

Lembang. Kita ambil positif saja, kita ambil

resiko terburuknya, lebih baik kita siapkan

dari pada tidak sama sekali.

OK

2. 00:09:35 -

00:10:14

Jadi Wanadri itu perhimpunan penempuh

rimba dan pendaki gunung. Pada dasarnya

sebenarnya Wanandri adalah organisasi

pendidikan yang menggunakan alam bebas

sebagai media pendidikan. Jadi kegiatan kita

sebenarnya ada di empat pilar kegiatan: ada di

penjelajahan, kemanusiaan, pendidikan dan

juga lingkungan. Nah kegiatan kita banyak

melakukan penjelajahan-penjelajahan ke

OK

Tabel III.8 TRANSKIP WAWANCARA

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 82: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

98

daerah-daerah yang belum di jelajahi

sebelumnya. Kemudian juga kita banyak

melakukan kegiatan Pendidikan, baik

pendidikan kepada anggota maupun eksternal

anggota.

3. 00:10:15 -

00:11:20

Sampai dengan saat ini, yang bisa kita

persiapkan sekarang adalah mencoba, yang

pertama adalah menyiapkan secara SDM

(Sumber Daya Masyarakat), utamanya ada di

sekitar Bandung untuk siap menghadapi

bencana. Salah satunya dengan kegiatan

edukasi perihal kebencanaan dan juga

bagaimana untuk melaksanakan tanggap

darurat. Sampai dengan saat ini, kita juga

sudah bermitra dengan beberapa instansi lain

untuk bersama melakukan penanggulangan

bencana dan persiapannya apabila terjadi

Sesar Lembang. Salah dengan pengajaran

untuk diterapkan “Bagaimana ketika kita

terjadi bencana, Apa yang kita lakukan,

kemudian prosedur evakuasinya seperti apa”

dan juga mengedukasi wawasan mengenai

bencana Sesar Lembang. Sampai dengan

tahap ini mungkin itu yang bisa kita lakukan,

bersama kita belajar dan mengedukasi

bagaimana bila bencana itu terjadi.

OK

4. 00:11:21 -

00:12:44

Kita selaku organanisasi yang memang punya

tempat di Bandung, kita menyadari bahwa

Sesar Lembang merupakan resiko yang sangat

mungkin sangat terjadi. Bisa terjadi besok,

bisa terjadi lusa atau beberapa tahun ke

depan, bahkan puluhan atau ratusan tahun

lagi. Dari sana kita bersama mencoba

OK

Page 83: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

99

memahami dulu sebenarnya masalah yang

mungkin terjadi dengan adanya Sesar aktif

lembang. Kita mencoba menghadirkan pakar-

pakar yang memang meneliti Sesar Lembang.

Kita mencoba mengisi dulu wawasan kita

mengenai Sesar Lembang itu seperti apa. Dan

ke depannya kita juga mungkin akan mencoba

membantu dalam hal mitigasi yang sekarang

mungkin bisa kita lakukan. Karena sebelum

terjadi bencana tersebut, sekarang yang bisa

kita lakukan adalah bagaimana

mempersiapkan ketika bencana itu terjadi.

Disini Wanadri sebagai organisasi sampai

dengan sekarang, kita masih dalam tahap

mengkaji dan juga merencanakan mitigasi

seperti apa yang seharusnya kita lakukan,

yang memang sesuai dengan kemampuan

kita, yang memang sesuai juga dengan

kebutuhan masyarakat wilayah Bandung

khususnya.

00:16:49 -

00:18:02

Saran dari kami mungkin menghimbau ke

masyarakat yang ada di jawa barat, khususnya

Bandung. Sesar lembang meskipun kita

belum tau pasti kapan terjadi, bisa besok, lusa

ataupun beberapa tahun lagi, tetapi tetap yang

pertama adalah pengetahuan mengenai resiko

tersebut yang perlu kita ketahui bersama dulu.

Sebesar apa kemungkinan resiko yang terjadi,

baik itu gempa, tanah longsor atau mungkin

bisa terjadi likuifaksi seperti Palu. Kemudian

mempersiapkan diri kita dan keluarga kita

sebenarnya, bisa dimulai dengan kita

menyiapkan emergency kit, apabila sewaktu-

OK

Page 84: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

100

waktu bencana tersebut terjadi. Mulai dari

cadangan makanan untuk beberapa hari,

beberapa cadangan pakaian untuk beberapa

hari, serta mulai meminimalisir resiko yang

bisa terjadi di rumah kita sendiri, seperti

lemari. Hal-hal yang jika gempa terjadi bisa

menimublkan resiko yang lebih parah untuk

terjadi di rmah kita sendiri.

Tabel 8. Transkrip Wawancara

Page 85: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

101

Produksi : Daun Kering Studio Penulis Naskah : Dian Retno A.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

Narasumber : Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil

No Time Logging Statement Ket.

1.

00:07:19 –

00:00:40

Hari ini Jawa Barat menyelenggarakan Hari

Ketangguhan Korban Bencana, sebagian

arahan dari BNPB, kita laksanakan dengan

sangat serius. Berlatih dari hari selasa (22

April 2019), dari seluruh wilayah Jawa Barat,

karena kita melihat bahwa stakeholder dalam

Ketangguhan Bencana ini tidak bisa hanya

mengandalkan pemerintah. Dalam hal ini

BNPB, BPBD dan provinsi daerah tapi juga

harus melibatkan dokumen kemasyarakatan.

Karena itu, tahun ini dibawah pimpinan

BNPB kita menyiapkan cetak biru, panduan

bencana Jawa Barat, termasuk di dalamnya

memuat prefentif, kurikulum di sekolah-

sekolah yang kita siapkan untuk kebencanaan.

OK

Tabel 8. Transkrip Wawancara

Tabel III.8 TRANSKIP WAWANCARA

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 86: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

102

NASKAH VO

Produksi : Daun Kering Studio Penulis Naskah : Dian Retno A.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

Merupakan ibukota dari Provinsi Jawa Barat, menjadikan Bandung sebagai kota

padat penduduk ke lima dengan jumlah penduduk 2.394.873 menurut data sensus

BPS Bandung.

Berada pada dataran ketinggian membuat bandung memiliki keindahan alam yang

banyak dikagumi oleh siapapun yang datang.

Namun siapa sangka, dibalik keindahan bandung terdapat ancaman nyata, yaitu Sesar

Aktif Lembang. Meski sudah banyak masyarakat tahu tenang fenomena ini, namun

tetap saja ini bukanlah hal yang dapat disepelekan.

Karena pada dasarnya bukan gempa yang membunuh, tetapi bangnan yang runtuh

akibat gempalah yang membunuh.

Page 87: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

103

3.4. Proses Kerja Camera Person

Penulis sebagai camera person bekerja sama dengan sutradara terlebih

dalam urusan alat dan pengambilan gambar. Berdiskusi dengan sutradara tentang

pengambilan gambar yang diinginkan oleh sutradara.

Nina Kusumawati dkk (2015:68) menjelaskan “Penata kamera adalah

seorang yang bertugas merekam gambar dengan menggunakan perangkat keras

kamera video yang direkam melalui pita video, memory, hard disk atau media

penyimpanan lainnya sesuai dengan arahan sutradara atau pengarah acara”.

Meskipun penulis sebagai camera person tidak terlibat secara aktif dalam

tahap pra produksi dan pasca produksi, akan tetapi penulis mempunyai peran besar

pada tahap produksi, yaitu bertugas melakukan pengambilan gambar. Penulis juga

bertanggung jawab secara teknis pada alat-alat yang digunakan baik peralatan untuk

pengambilan gambar maupun untuk menyimpan hasil gambar, karena penggunaan

alat sangat berpengaruh pada hasil.

Dalam pembuatan Dokumenter Televisi “Bandung Raya Menunggu

(Sesar Lembang)” camera person bekerja mengambil gambar sesuai arahan

sutradara dan director treatment. Camera person harus cepat dan tanggap dalam

menangkap moment-moment apa saja yang memang sedang terjadi saat produksi,

terutama saat acara Hari Kesiapsiagaan Bencana di Stadion Bentang dan SescoAU.

Terkadang camera person harus jeli terhadap lingkungan di sekitar lokasi, dengan

begitu camera person harus cekatan, seperti mengambil gambar seorang diri untuk

mendapatkan stock shoot yang dirasa kurang tanpa disuruh oleh sutradara. Camera

person dokumenter merekam sesuai yang berada dilokasi kejadian seperti apa

kejadian tersebut tanpa paksaan, camera person dokumenter televisi akan

Page 88: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

104

menampilkan suatu gambar yang nyata dan tidak dibuat-buat. Karena dokumenter itu

harus menciptakan suatu permasalahan yang real.

Sebelum membuat program Dokumenter Televisi biasanya terdapat

beberapa tahapan, tahapan tersebut terdiri atas pra produksi, produksi dan pasca

produksi. Dengan tahapan yang sudah ditentukan ini memungkinkan karya yang

akan dibuat menjadi karya yang baik.

3.4.1. Pra Produksi

Sebelum masuk pada tahap pengambilan gambar, penulis sebagai camera

person terlebih dulu merencanakan gambar-gambar yang perlu direkam dan bersama

sutradara membuat director treatment.

Menurut Fachruddin (2017:362) “Merencanakan sequence dan scene yang

telah memiliki alur cerita yang hidup (sesuai keinginan) selanjutnya dipindahkan

dalam shooting list (sasaran tembak kamera) dengan lebih jelas dan mudah agar

dimengerti oleh juru kamera”.

Penulis ikut terjun saat riset guna mengetahui medan atau lokasi yang akan

digunakan untuk proses pengambilan gambar. Setelah mengetahui lokasi, penulis

berdiskusi dengan sutradara untuk mencari blocking kamera yang pas untuk

mengambil gambar, terlebih karena ada beberapa lokasi berada di tebing batuan.

Sebelum melakukan produksi program dokumenter, hal yang terpenting

adalah melakukan riset agar camera person mengetahui hal yang menarik dan yang

perlu direkam saat produksi di mulai.

Menurut Fachruddin (2017:368) “Adapun perlengkapan shooting, yang

paling penting adalah dimulai dari kamera. Jenis kamera apakah yang akan

Page 89: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

105

digunakan, lalu dicek apakah seluruhnya berfungsi dengan baik untuk merekam

gambar”.

Tahap pra produksi merupakan tahap yang paling menentukan hasil gambar

yang baik. Pada tahap ini, camera person akan melakukan beberapa pekerjaan yang

bersifat teknis maupun non teknis, meliputi:

1. Mempersiapkan fasilitas yang akan mendukung jalannya proses produksi seperti

pemilihan kamera yang akan digunakan proses pengambilan gambar, memilih

lensa maupun peralatan penunjang lainnya.

2. Mempelajari teknis produksi terutama teknis kamera,

3. Berdiskusi dengan sutradara agar mencapai visi dan misi produksi yang sama.

3.4.2. Produksi

Sebelum memulai proses produksi, penulis sebagai camera person

melakukan pengecekan alat-alat yang akan dipakai agar dapat berjalan engan baik

tanpa kendala. Seperti kamera yang berfungsi dengan baik, kebersihan lensa, baterai

cadangan, memori yang sudah dikosongkan, tripod, dan lainnya.

Karya dokumenter jangan selalu menyajikan wawancara tetapi

dikombinasikan perkenalan lokasi yang popular, aktivitas karakter utama dan lain

sebagainya (Fachruddin, 2017:364).

Segala perencanaan yang telah disiapkan dalam tahap pra produksi, akan

direalisasikan pada tahap produksi. Penulis sebagai camera person membantu

sutradara untuk menerjemahkan bahasa tulisan kepada bahasa visual dengan cara

melakukan pengambilan gambar sesuai dengan director treatment maupun arahan

langsung dari sutradara. Setiap gambar yang dihasilkan sangat penting terhadap

Page 90: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

106

pesan dan informasi apa yang akan disampaikan kepada penonton. Penentuan jenis

shot size (ukuran gambar), angle (sudut pengambilan gambar) dan movement

(pergerakan kamera) tentunya juga akan memengaruhi pesan dan informasi tersebut.

Gambar yang dihasilkan juga harus tajam (focus) serta ditunjang komposisi

(framing) yang tepat.

Pada proses produksi, penulis harus menjaga kondisi kamera agar tetap pada

kondisi normal dan siap digunakan selama jalannya proses produksi. Bekerja sama

dengan sutradara pada saat shooting agar sesuai konsep, memberi masukan kepada

sutaradara untuk memberikan hasil gambar terbaik, serta mengambil gambar sesuai

dengan memperhatikan teknik pengambilan gambar.

Seorang camera person juga harus memperhatikan dan mengatur white

balance. White balance adalah prosedur sensor warna pada kamera untuk mengenali

warna yang sesuai dengan kondisi cahaya pada saat gambar tersebut direkam. Pada

umumnya, procedure white balance menggunakan media berwarna putih yang

diletakkan di depan lensa. Pada dasarnya, white balance melakukan proses

mengenali warna putih dalam gambar. Dikatakan bahwa semua warna berasal dari

warna putih. Misalnya: sinar matahari berwarna putih tapi ketika menentuh prisma,

warna tersebut akan pecah menjadi pelangi.

Teknik Dasar Pengambilan Gambar

Bagi camera person, harus memperhatikan 6 teknik dasar pengambilan gambar,

antara lain:

1. Shot Size (Ukuran Gambar)

Page 91: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

107

Shot size adalah ukuran besar kecilnya subjek dalam sebuah frame yang memiliki

informasi dan makna berbeda sesuai dengan ukuran masing-masing shot size. Contoh

shot size yang biasa digunakan di dunia audio visual adalah:

a. Extreme Close Up (ECU)

Digunakan untuk detail suatu objek. Fungsinya untuk memberikan informasi

ekspresi.

b. Big Close Up (BCU)

Wajah objek memenuhi layar. Fungsinya untuk memunculkan ekspresi objek.

c. Close Up (CU)

Hanya menampilkan kepala objek. Fungsinya untuk menekankan ekspresi

objek dan membantu penonton untuk merasakan apa yang dirasakan objek.

d. Medium Close Up (MCU)

Pengambilan gambar dari kepala, pundak dan sebagian dada. Fungsinya

untuk memperjelas profil objek kepada penonton.

e. Medium Shot (MS)

Pengambilan gambar dari ujung kepala hingga pinggul. Fungsinya untuk

memperlihatkan objek lebih jelas kepada penonton. Penonton dapat lebih

mengenali objek dan mengetahui apa yang sedang dilakukan objek.

f. Knee Shot (KS)

Pengambilan gambar dari ujung kepala hingga lutut. Shot ini lebih netral,

tidak ada penekanan yang terlalu mendalam, namun penonton dapat melihat

dimana objek berada.

g. Full Shot (FS)

Pengambilan gambar penuh dari ujung kepala hingga kaki. Fungsinya untuk

memberikan informasi disekeliling objek.

Page 92: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

108

h. Long Shot (LS)

Pengambilan gambar yang luas. Fungsinya untukmenentukan objek dan latar

belakangnya. Memperlihatkan kondisi yang terjadi di sekitar objek.

Menunjukkan tempat.

i. Very Long Shot (VLS)

Pengambilan gambar yang sangat luas, menampilkan pemandangan

lingkungan objek secara utuh. Fungsinya untuk memberikan informasi bahwa

objek merupakan bagian dari lingkungan.

2. Komposisi Gambar

Komposisi gambar adalah penataan elemen-elemen gambar dalam sebuah frame.

elemen-elemen ini mencakup bentuk, garis, warga, terang dan gelap. Komposisi

yang baik akan menghasilkan gambar lebih tampak menarik, pesan yang ingin

disampaikan juga akan semakin jelas. Membangun komposisi dalam frame selalu ada

satu titik yang menjadi perhatian penonton, untuk itu perlu penataan yang dirancang

sedemikian rupa.

Menurut Januariun Andi Purba, dalam proses melakukan komposisi, seorang

camera person bisa mengacu pada metode tertentu, yaitu:

a. Golden Mean

Apabila layar televisi dibagi menjadi tiga bagian baik secara horizontal dan

vertikal, maka di keempat titik pertemuan dari garis-garis tersebut menjadi

area yang cocok untuk menempatkan elemen yang menjadi pusat perhatian.

Metode inilah yang disebut Golden Mean. Metode ini dapat digunakan untuk

pengomposisian dua buat objek.

Page 93: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

109

b. Triangulation

Metode penenpatan objek ke dalam suatu bentuk segitiga. Point atau objek

penting diletakkan di puncak segitigaagar bisa menarik perhatian. Point atau

objek penting yang menjadi perhatian harus didukung dengan elemen lainnya

dalam frame. Metode triangulation memberikan kesan kuat dan seimbang.

c. Head Room

Teknik pengambilan gambar dengan memberikan ruang diatas kepala sampai

batas atas frame. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan gambar, jika

ruang kosong terlalu lebar antara ujung kepala sampai batas atas frame, maka

yang terjadi objek akan terkesan tenggelam dan gambar kurang nyaman untuk

dilihat.

d. Looking Room

Teknik pengambilan gambar dengan memberikan ruang kosong pada objek

yang melihat ke satu arah. Letak objek dapat ditempatkan di kanan frame atau

kiri frame sesuai dengan arah pandang objek.

e. Walking Room

Teknik pengambilan gambar ini dengan cara memberikan ruang gerak kosong

di depan objek yang disesuaikan dengan arah objek bergerak. Hal ini

dilakukan untuk memberikan keseimbangan dan kewajaran gambar, sehingga

objek tidak terkesan akan menabrak frame atau terhenti di batas kanan atau

kiri frame.

Tujuan mengaur komposisi dalam frame adalah :

a. Menciptakan keseimbangan dalam gambar,

b. Memperjelas informasi dan pesan yang ingin disampaikan ,

c. Menimbulkan rasa estetik bagi camera person dan penonton,

Page 94: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

110

d. Menciptakan kesatuan antara ide dan gambar yang dihasilkan.

Jenis-jenis komposisi gambar:

a. Bentuk

Komposisi ini biasanya dipakai camera person untuk memberikan penekanan

secara visual kualitas bentuk objek benda. Visual akan memberikan gambar

yang didalamnya berupa bentuk persegi seperti bangunan gedung atau

lingkaran seperti bola.

b. Garis

Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis. Garis tersebut

berupa garis lurus, melingkar atau melengkung. Komposisi ini bisa

menimbulkan kesan kedalaman dan gerak pada suatu objek. Garis-garis yang

terbentuk akan menjadi dinamis dan biasanya menimbulkan kesan tiga dimensi

(3D).

c. Warna

Komposisi warna akan memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis

pada sebuah gambar. Gambar yang berupa keindahan akan semakin menjadi

menarik perhatian penonton jika didukung dengan komposisi warna yang baik.

d. Terang dan Gelap

Pengomposisian terang dan gelap digunakan sebagai penekanan visualitas

sebuah objek. Komposisi ini dapat digunakan dengan baik apabila camera

person mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan

lingkungan sekitar objek. Kedalaman gambar juga akan terbentuk jika

komposisi ini diambil dengan memperhatikan sumber cahaya serta bayangan

yang dihasilkan.

Page 95: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

111

3. Camera Angle

Camera Angle dalam pengertian audio visual berarti sudut pengambilan gambar

yang menekankan tentang posisi kamera berada pada sudut tertentu dalam merekam

gambar. Camera Angle ini diharapkan dapat menghasilkan suatu peristiwa atau

adegan objek dalam bidikan kamera agar lebih tertarik menarik dan mampu

mengilustrasikan kedinamisan suatu gambar. Setiap hasil rekaman dalam pandangan

kamera mempunyai kandungan makna dan nilai tertentu dari jenis angle yang

digunakan. Jenis-jenis camera angle dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Bird Angle

Pengambilan gambar dengan sudut yang sangat jauh, angle ini diibaratkan

seperti sudut pandang burung yang melihat ke bawah dari ketinggian.

Motivasinya biasanya untuk menunjukkan lokasi dalam adegan.

b. Top Angle

Sudut pengambilan gambar tepat di atas objek atau setara dengan arah jarum

jam menunjuk angka pukul 12.00.

c. High Angle

Teknik pengambilan gambar yang memposisikan kamera dalam posisi di atas

objek, atau searah dengan arah jarum jam menunjuk angka pukul 12.05

samppai 15.00, atau sudut 5o - 90o. Teknik ini akan memberikan gambar pada

objek yang tertekan. Untuk gambar pemandangan teknik ini juga biasanya

digunakan.

d. Eye Level

Sudut pengambilan gambar yang normal, sejajar dengan sudut pandang

manusia. Objek akan terlihat dalam pandangan normal seperti kegiatan

sehari-hari.

Page 96: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

112

e. Low Angle

Teknik pengambilan gambar yang memposisikan kamera berada dalam posisi

di bawah objek, atau setara dengan arah jarum jam menunjuk angka pukul

15.00 - 17.50, atau sudut 95o -170o. Gambar yang dihasilkan objek akan

terlihat elegan, megah dan berwibawa.

f. Frog Eye

Teknik pengambilan gambar yang memposisikan kamera berada dalam posisi

sejajar dengan alas dimana posisi kamera berdiri. Posisi kamera berada sejajar

alas kamera, misalnya tanah, lantai ataupun meja dimana objek yang direkam

berada. Teknik ini biasanya hanya sebagai pelengkap dari rangkaian gambar

sebelumnya.

g. Dutch Angle

Teknik pengambilan gambar yang yang dilakukan dengan cara memiringkan

kamera. Gambar yang dihasilkan lebih dinamis, mengambarkan fantasi

kepada penonton.

h. Over Shoulder Shot / Point of View

Sudut pengambilan gambar yang seolah-olah berasal dari pandangan pemain

tertentu. Sudut ini juga dapat dilakukan dengan cara memposisikan kamera di

belakang salah satu bahu pemain yang berhadapan untuk menghasilkan

hubungan antarpemain yang sedang melakukan dialog.

4. Movement (Pergerakan Kamera)

Pergerakan kamera (camera movement) sangat penting untuk dilakukan oleh

camera person. Suasana kedinamisan gambar dan dimensi yang dapat terkesan 3

dimensi dapat tercipta dengan menggunakan teknik ini. Beberapa jenis camera

movement dapat dijelaskan sebagi berikut:

Page 97: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

113

a. Panning

Teknik pengambilan gambar dengan cara membelokkan badan kamera secara

horizontal (kanan-kiri) tanpa merubah posisi kamera. Teknik ini dapat

digunakan untuk melakukan pengambilan gambar dengan mengikuti objek

yang bergerak ke kanan atau kiri.

b. Tilting

Teknik pengambilan gambar dengan cara menggerakkan badan kamera secara

vertikal (atas-bawah). Tujuan teknik ini dapat digunakan untuk menunjukkan

ketinggian atau profil objek dari bawah ke atas atau sebaliknya.

c. Tracking

Teknik yang dilakukan dengan cara mendekatkan kamera mendekatkan objek

dengan kamera atau menjauhkan objek dengan kamera. Teknik ini biasanya

dilakukan dengan menggunakan peralatan tambahan yang disebut dolly track

atau slider agar gambar terlihat lebih halus dalam pergerakannya. Namun

teknik ini juga dapat dilakukan dengan handheld (pengambilan gambar tanpa

tripod) tergantung kebutuhan konsep dan gambar.

d. Zooming

Teknik pergerakan lensa kamera yang dilakukan dengan menggunkan tombol

Wide angle (W) dan tombol Tele (T). Zooming akan merubah ukuran sudut

pandang kamera. Pergerakan zooming ada 2, yaitu zoom in (akan membuat

objek terlihat semakin dekat) dan zoom out (akan membuat objek terlihat

semakin jauh) dna memperlihatkan latar belakang objek.

e. Arching

Teknik pengambilan gambar dengan cara bergerak mengelilingi objek.

Gerakan ini dapat dilakukan dengan setengah lingkaran atau satu lingkaran

Page 98: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

114

penuh. Untuk menghasilkan gambar yang lebih halus, camera person

biasanya menggunakan alat bantu seperti steady cam atau glade cam.

f. Crane

Teknik pengambilan gambar dengan alat penyangga yang disebut crane,

jimmy jib atau porta jib.

g. Crabbing

Pergerakan kamera dengan cara bergerak ke samping kanan atau ke kiri

layaknya kepiting yang sedang berjalan. Teknik ini juga dapat menggunakan

dolly track atau slider untuk gambar yang lebih halus.

5. Type of Shot

Pada saat memproduksi program televisi, tipe pengambilan gambar akan

disesuaikan dengan format program yang telah direncanakan sebelumnya. Hal ini

akan mempermudah proses penyampaian pesan, menghibur dan memberikan makna

yang afektif pada pemirsa televisi, sehingga tipe pengambilan gambar yang menjadi

dasar pembuatan berbagai program acara televisi sebagai berikut:

a. Simple Shot

Proses pengambilan gambar menggunakan static shot atau tanpa ada

pergerakan kamera dengan cara cut to cut. Contoh: pengambilan gambar di

studio pada penyiar berita televisi.

b. Complex Shot

Proses pengambilan gambar yang bervariasi dengan kombinasi statis dengan

pergerakan lensa, sehingga menghasilkan komposisi gambar yang indah dan

enak ditonton. Contoh: program fashion show, kuis, dll.

Page 99: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

115

c. Developing Shot

Proses pengambilan gambar dengan menggunakan seluruh pergerakan

kamera dengan berbagai angle, sehingga terbentuk pengambilan gambar yang

dramatis. Contoh: program olahraga, reality show, konser musik, sinetron,

dll.

6. Imaginer Line (Garis Imajinasi)

Adalah garis maya yang sebagai batasan yang tidak boleh dilewati oleh seorang

camera person dalam melakukan perekaman gambar. Garis yang dimaksud bukanlah

garis yang sesungguhnya, tetapi hanya imajinasi dari camera person dalam

meletakkan kamera. Garis imajiner hanya dapat dilewati jika camera person

melakukan pergerakan tanpa cut (dipotong), sehingga penonton dapat mengetahui

perpindahan posisi objek dan latar belakang.

3.4.3. Pasca Produksi

Tidak banyak yang penulis sebagai camera person lakukan pada tahap

pasca produksi. Memeriksa file hasil pengambilan gambar yang disimpan dlam

harddisk kemudia menyerahkan editor.

Menurut Fachruddin (2017:370), “Stock gambar yang terekam dalam kaset

belum menjadi film dokumenter, masih mentah”.

Pada tahap pasca produksi, penulis telah menyelesaikan tugasnya sebagai

camera person dalam tahap pra produksi dan produksi. Namun tetap membantu

sutradara dan editor menjelaskan hal-hal yang kurang dimengerti (jika memang ada

ynag kurang dimengerti). Namun biasanya sutradara dan produser dapat menjelaskan

langsung kepada editor.

Page 100: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

116

3.4.4. Peran dan Tanggung Jawab Camera Person

Dalam program dokumenter “Bandung Raya Menunggu (Sesar Lembang)”,

penulis sebagai camera person pada tahap pra produksi mempunyai bertanggung

jawab merencanakan shot-shot yang akan diambil sesuai konsep program acara yang

akan diproduksi. Dan diminta produser untuk membuat daftar peralatan yang akan

digunakan pada saat proses produksi untuk dimasukkan kedalam anggaran produksi.

Pada tahap produksi, penuis bertanggung jawab mengambil gambar secara

professional, sesuai dengan director treatment dan arahan dari sutradara. Serta

memeriksa file hasil produksi dan menjaga keamanan file.

Pada tahap pasca produksi, penulis bertanggung jawab memberikan file

hasil produksi kepada editor dan membantu editor jika ada hal yang kurang

dimengerti.

3.4.5. Proses Penciptaan Karya

Penulis sebagai camera person memiliki tiga panduan dalam proses

penciptaan karya yaitu:

1. Konsep Kreatif

Penulis sebagai camera person membuat desain untuk menemukan suatu bentuk

yang optimal dalam bentuk shot list. Berusaha mempelajari shot-shot yang harus

diambil setelah riset dari arahan yang dijelaskan sutradara. Penulis ingin

mengeluarkan kemampuan penulis yang sudah dipelajari selama ini dikampus.

Penulis juga berusaha mempertahankan atmosfer saat di lokasi maupun saat

wawancara dengan narasumber.

Page 101: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

117

2. Konsep Produksi

Penulis sebagai camera person memperisapkan apa saja yang dibutuhkan dan

memeriksa alat yang akan digunakan sebelum pengambilan gambar. Penulis

mengambil gambar sesuai arahan dari sutradara. Dan berinisiatif mengambil gambar

sendiri untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan.

3. Konsep Teknis

Dalam dokumenter ini penulis menggunakan kamera Sony HRX MC-2500

karena bagi penulis kamera tersebut sudah cukup memenuhi kriteria yang akan

digunakan. Dan pengaturan yang terbilang cukup mudah untuk mengatur sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan penulis.

3.4.6. Kendala dan Solusi

Dalam proses penciptaan sebuah produksi program televisi pasti tidak lepas

dari kendala yang menghambat kelancaran produksi. Berikut kendala dan solusi yang

penulis sebagai camera person alami saat pra produksi hingga pasca produksi,

diantaranya:

1. Kendala : Cuaca yang tidak mendukung (hujan)

Solusi : Menunggu hingga hujan reda

2. Kendala : Susahnya mendaki tebing batuan di Gunung Batu

Solusi : Mendaki pelan-pelan karena membawa alat

Page 102: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

118

Lembar Kerja Camera Person

A. Konsep Kerja Camera Person

B. Camera Report

C. Spesifikasi Kamera

Page 103: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

119

3.4.7. Lembar Kerja Camera Person

KONSEP KERJA PENATA KAMERA

Produksi : Daun Kering Studio Juru Kamera : Lutfi Ikhsan M.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

Konsep penulis sebagai camera person dalam dokumenter televisi

“Bandung Raya Menunggu (Sesar Lembang)” ini adalah semaksimal mungkin

penulis memberikan gambar dengan hasil yang terbaik. Adapun dalam setiap

pengambilan gambar penulis juga terus berkordinasi dengan sutradara meliputi

angle, movement, warna, pencahayaan, blocking dan pergerakan kamera.

Dalam hal teknis, penulis menggunakan kamera Sony MC-2500. Bagi

penulis kamera Sony MC-2500 sudah cukup memenuhi kriteria penulis sebagai

seorang camera person. Kamera Sony MC-2500 mempunyai pengaturan yang

terbilang cukup mudah, yang bisa memudahkan penulis untuk mengatur sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan dalam karya penulis.

Untuk shot dan angle sendiri penulis menggunakan shot adalah long shot,

medium shot dan shot menggunakan drone dan lain-lain sesuai momen yang ada di

lapangan. Sebuah shot tidak akan sempurna jika tidak di dukung dengan angle dan

moving. Maka semua itu penulis gabungkan dalam setiap pengambilan gambar

gunanya untuk lebih menegaskan momen yang terjadi maupun memperkuat karakter

serta informasi dalam karya penulis.

Page 104: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

120

Produksi : Daun Kering Studio Juru Kamera : Lutfi Ikhsan M.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

No. Shot

Visual

Video Tanggal Shot

Size

Angle Move

1. 1 MS Eye

Level

Pan Right Gedung Sate 29 April

2019

2. 2 MS Eye

Level

Pan Right Terowongan Jl.Asia

Afrika

29 April

2019

3. 3 MS Eye

Level

Pan Left Bus Bandros 29 April

2019

4. 4 LS Eye

Level

Still Kendaraan Depan

Gedung Sate

29 April

2019

5. 5 MS Eye

Level

Tildown Gedung Merdeka 29 April

2019

6. 6 LS Eye

Level

Still Jl.Asia Afrika 29 April

2019

7. 7 ELS Bird Eye

Level

Track In Masjid Raya Bandung 29 April

2019

8. 8 ELS Bird Eye

Level

Track Out Masjid Raya 29 April

2019

9. 9 ELS Bird Eye

Level

Track In Gedung Sate 29 April

2019

10. 10 ELS Bird Eye

Level

Track Out Gedung Sate 29 April

2019

11. 11 LS Eye

Level

Still Kegiatan manusia di

depan Masjid Raya

Bandung

29 April

2019

TABEL III.9 CAMERA REPORT

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 105: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

121

12. 12 MS Eye

Level

Pan Right Font Bandung Juara 29 April

2019

13. 13 LS Eye

Level

Still Gedung Merdeka 29 April

2019

14. 14 MS Eye

Level

Still Depan Masjid Raya

Bandung

29 April

2019

15. 15 MS Eye

Level

Still Didalam Bandros 29 April

2019

16. 16 MS Low

Angle

Follow Mau masuk ke dalam

Bandros

29 April

2019

17. 17 LS Eye

Level

Still Kedatangan Bandros 29 April

2019

18. 18 MS Eye

Level

Still Wawancara Pak

Mudrik Daryono

27 April

2019

19. 19 MS Eye

Level

Follow Pak Mudrik

menjelaskan Sesar

Lembang

27 April

2019

20. 20 MS Eye

Level

Still Bapak Ridwan Kamil

Menjelaskan Tentang

Blue Print

25 April

2019

21. 21 LS Eye

Level

Still SeskoAU Bandung 25 April

2019

22. 22 LS Eye

Level

Still Simulasi HKB 25 April

2019

23. 23 MS Eye

Level

Still Lembang Fault 28 April

2019

24. 24 LS Eye

Level

Still Tugu Selamat Datang

Lembang

28 April

2019

25. 25 LS Eye

Level

Pan Left Jalan dekat tugu

selamat datang di

Lembang

28 April

2019

26. 26 MS Eye

Level

Still Wawancara dengan

Bu Rahma

27 April

2019

27. 27 MS Eye

Level

Tilt Down Depan Gedung

Mitigasi ITB

27 April

2019

28. 28 LS Eye

Level

Pan Right Depan Kampus ITB 27 April

2019

29. 29 MS Eye

Level

Tilt Down Tulisan Mitigasi ITB 27 April

2019

30. 30 LS Eye

Level

Pan Right Suasana Kampus ITB 27 April

2019

31. 31 CU Eye

Level

Still Tulisan Jalan Gunung

Batu Bandung

28 April

2019

32. 32 ELS Bird Eye

Level

Track Out Pemukiman warga

Gunug Batu Lembang

28 April

2019

33. 33 LS Eye

Level

Pan Left View desa sekitar

Gunung Batu

Lembang

28 April

2019

Page 106: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

122

34. 34 LS Eye

Level

Still Senja 28 April

2019

35. 35 LS Eye

Level

Pan Right View Tebing Keraton 28 April

2019

36. 36 LS Eye

Level

Pan Right View desa dekat

tebing keratin

28 April

2019

37. 37 MS Eye

Level

Follow Keseharian Warga 28 April

2019

38, 38 LS Eye

Level

Still Jembatan Penyebrang

Dekat Masjid Raya

29 April

2019

39. 39 LS Eye

Level

Still Terowongan Jl. Asia

Afrika

29 April

2019

40. 40 MS Eye

Level

Still Wawancara Arief

Sabarudin

20 Juni

2019

41. 41 MS Eye

Level

Tilt Down Depan Gedung

Puslitbang

20 Juni

2019

42. 42 MS Eye

Level

Tilt Down Rumah Risha 20 Juni

2019

43. 43 MS Eye

Level

Still Wawancara Kang Rafi 19 Juni

2019

44. 44 LS Eye

Level

Pan Left Suasana Sekretariat

Wanadri Bandung

19 Juni

2019

45. 45 LS Eye

Level

Pan Right Anggota Wanadri

sedang rapat

19 Juni

2019

46. 46 MS Eye

Level

Pan Right Foto-foto kegiatan

Wanadri

19 Juni

2019

47. 47 LS Eye

Level

Still Ibu-ibu di desa

Gunung Batu

19 Juni

2019

48. 48 LS Eye

Level

Still Anak-anak desa

Gunung Batu

19 Juni

2019

49. 49 LS Eye

Level

Still Pembangunan di desa

Gunung Batu

19 Juni

2019

50. 50 ELS Bird Eye

Level

Track Out Masjid raya Bandung 29 April

2019

Tabel 9. Camera Report

Page 107: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

123

Produksi : Daun Kering Studio Juru Kamera : Lutfi Ikhsan M.

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Produser : Andriez Pandu

a. Jenis Kamera

Kamera SONY HXR MC2500 HD Camcorder

Gambar 6. Kamera Sony HXR MC2500

Tabel III.10 SPESIFIKASI KAMERA

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 108: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

124

b. Spesifikasi Kamera

Spesifikasi Kamera Sony HXR MC2500 HD Camcorder

Camera Type: Camcorder

Colour: Black

Connectivity: HDMI, USB, WIFI

Weight: 3100

Focal Length: 2.9-34.8mm

Shutter Speed: 000, 1/6 - 1/10

Storage Media: Memory Stick Pro Duo™ and SD, SDHC,

SDXC compatible

Movies Format: AVCHD, MP4, XAVC S 4K

Power Source: 285 min with NP-F570 battery

Dimension: 265x455x235

Autofocus: TTL Contrast Detection

Battery Type: Lithium ion Battery

Digital Zoom: 200x

Effective MegaPixels: 6.1

Image Format: JPEG

Screen Inches: 3

Sensor Type: Exmor R CMOS

Video Resolution: 1920x1080

Viewfinder: 1.0cm (0.39 inch) OLED Approx. 1.44M dots

Aspect Ratio: 4:3

Optical Zoom: 12x

Tabel 10. Spesifikasi Kamera

Page 109: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

125

3.5. Proses Kerja Editor

Editor adalah seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab melakukan

penyuntingan gambar, color corection dan mencari instrumen musik yang sesuai

dengan konsep. Editor juga bertugas merangkai gambar maupun video menjadi

sebuah program dokumenter yang mampu bercerita dan menyampaikan pesan

kepada audien.

Menurut Rusman Latief dan Yusiatie Utud (2017:131) “Kru pasca produksi

adalah orang yang bertugas menghimpun dan mengatur ulang rencana dan hasil kerja

agar menjadi program siaran televisi yang siap tayang atau ditonton”.

Editor adalah orang yang bekerja pada saat proses pasca produksi. Ditemani

oleh sutradara dan produser yang akan membantu editor saat penyuntingan gambar

jika ada hal yang kurang dimengerti. Sutradara akan mengarahkan dan mengingatkan

editor agar tetap berada pada konsep awal yang sudah disepakati.

Menurut Irwanto dkk (2019:148) “Editing merupakan proses terakhir dalam

penyelesaian produksi program tv maupun film. Tahap ini merupakan tahap akhir

dimana editing dapat dikatakan sebagai proses menyeleksi dan menyatukan gambar

serta suara selama proses produksi berlangsung.”

Dari penjelasan di atas, penulis sebagai editor dapat menyimpulkan, editing

itu sendiri adalah proses penyuntingan, pemotongan, penyambungan dan merangkai

gambar serta suara agar menjadi sebuah cerita yang menarik untuk ditonton, dan

merupakan tahap akhir dari proses suatu produksi program televisi.

Seorang editor harus mempunyai ‘sense of art’ karena di dalam bekerja ada

unsur kreatif, ketelitian, kecermatan, dan kesabaran. Pentingnya ‘sense of art’ bagi

editor karena bisa saja terjadi konsep program dan eksekusi di lapangan dengan baik,

Page 110: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

126

tetapi dalam editing tidak dilakukan dengan baik, jadi hasil mungkin saja kurang

baik. Sebaliknya, walau konsep dan pengambilan gambarnya biasa-biasa saja, namun

dalam proses editing diberi sentuhan artistik, unsur seni dan informasi, program

tersebut bisa menjadi baik dan enak ditonton. Kreativitas menjadi modal utama

editor karena seorang editor haruslah kreatif dalam menuanngkan ide-idenya dalam

memvisualisasikan gambar yang diambil oleh seorang camera person dari arahan

sutradara.

3.5.1. Pra Produksi

Pada tahap pra produksi, penulis sebagai editor tidak terlalu berperan aktif

dalam pembuatan proses kreatif. Namun pada tahap ini, sutradara meminta editor

untuk membuat konsep editing guna mengetahui teknik atau efek apa yang akan

digunakan.

Irwanto dkk (2019:165-166) dalam bukunya yang berjudul Broadcasting

Televisi Teori dan Praktik 2 menjelaskan, “Pra produksi merupakan tahapan yang

penting dalam sebuah produksi program acara. Dalam tahap ini semua persiapan

sebelum pelaksanaan produksi dilakukan. Semakin baik persiapan yang dilakukan

maka semakin baik pula program yang ditayangkan”.

Pada tahap pra produksi, editor bersama anggota tim yang lain melakukan

briefing untuk membahas ide atau tema apa yang akan dipakai untuk sebuah karya

dokumenter televisi. Setelah beberapa kali briefing akhirnya tim sepakat untuk

mengangkat tema ‘Sesar Lembang’ untuk diproduksi menjadi program dokumenter

televisi. Pada tahap ini dan di briefing selanjutnya, produser meminta konsep editing

dan peralatan apa saja yang diperlukan saat penyuntingan gambar nanti. Penulis

Page 111: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

127

sebagai editor segera memberikan list peralatan yang dibutuhkan, seperti seperangkat

PC dan juga software editing yang akan digunakan, yaitu adalah Adobe Premiere Pro

CC 2015.

3.5.2. Produksi

Pada proses produksi, penulis sebagai editor membantu mengingatkan

sutradara gar tidak ada shot yang terlewat. Juga membantu mengawasi jalannya

produksi.

Irwanto dkk (2019:165) menjelaskan “Tahap produksi adalah proses

mengubah naskah ke dalam bentuk gambar. Perubahan visual ini bertujuan program

yang dibuat dapat dinikmati oleh penonton dan pesan yang ingin disampaikan

tercapai. Pada tahap ini telah melibatkan crew bagian lain yang bersifat teknis.

Dalam tahap produksi, editor dapat membantu atau mengawal sutradara dalam hal

shot yang akan diambil agar jangan sampai terlewat. Editor juga bertanggungjawab

untuk membantu mengawasi produksi sampai ke meja editing.”

Pada proses produksi, editor ikut terjun saat proses pengambilan gambar,

editor juga berperan membantu sutradara beserta camera person dalam pengambilan

gambar atau shot agar memperoleh hasil yang baik pada saat merekam gambar, dan

mencegah terjadinya kekurangan stock shot. Editor juga membantu camera person

untuk men-transfer hasil dari pengambilan gambar ke laptop dan harddisk untuk

mencegah hilangnya data.

3.5.3. Pasca Produksi

Pasca produksi adalah saatnya editor bertanggung jawab menggabungkan

gambar dan video hasil dari produksi menjadi sebuah program yang mampu

bercerita. Editor berpegang pada director treatment dan konsep editing yang sudah

dibuat agar alur tidak melenceng dari konsep.

Page 112: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

128

Irwanto dkk (2019:165) menjelaskan “Pasca produksi adalah proses atau

tahap yang dilalui setelah semua materi dasar program berupa shot-shot dan unsur

pendukungnya sudah selesai. Dalam hal ini peranan seorang editor dibutuhkan untuk

menggabungkan shot hingga menjadi sebuah scene atau adegan. Peranan editor disini

juga merupakan proses paling akhir dalam pembuatan suatu karya audio visual.

Dalam proses ini editor memegang peranan penting dalam penyusun gambar hingga

menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan sesuai dengan cerita yang diinginkan.

Bisa dibilang tahap ini penting dalam produksi program. Proses editing ini bisa

menjadi proses yang sangat kompleks yang melibatkan peralatan digital, tahap ini

meliputi banyak hal seperti offline editing, online editing, dubbing, mixing, dan

subtitling”.

Pada tahap pasca produksi, editor bertugas serta menyusun potongan-

potongan gambar yang telah diambil oleh camera person dari arahan sutradara

menjadi sebuah karya yang bercerita berdasarkan dari sebuah alur.

Menurut Irwanto dkk (2019:149), fungsi editing, antara lain:

1. Untuk menggabungkan atau menyatukan gambar,

2. Untuk memotong gambar sesuai dengan durasi yang dibutuhkan,

3. Untuk memperbaiki shot sesuai yang diinginkan,

4. Untuk membangun serangkaian shot dan sequence yang utuh.

Sedangkan proses kerja editing sebagai berikut:

1. Offline Editing

Proses merupakan tahap awal untuk seorang editor yaitu menyusun gambar yang

masih bersifat kasar dan sampai proses fine cut (menyusun dan merapikan gambar).

a. Preview Screening

Dalam preview screening, editor sudah menerima keseluruhan materi

shooting berupa memori card kemudian diputar di komputer dan ditonton

oleh editor beserta tim. Ini dilakukan agar mencegah kekurangan shot

gambar.

Page 113: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

129

b. Capture

Melakukan perpindahan atau men-transfer data video hasil rekaman ke

komputer yang diambil oleh camera person dari arahan sutradara. Yaitu

dengan menggunankan software editing.

c. Logging

Dalam proses ini editor membuat catatan kode sebelum memasuki ruang

editing, dan untuk mempermudah editor untuk memilih dan memilah

gambar sesuai yang diinginkan oleh sutradara.

d. Assembling

Dalam proses ini editor mulai menyusun gambar dan menyambung stock

shot dengan data-data mulai dari ide hingga outline atau meyusun gambar

sesuai alur.

e. Rough Cut

Editor memotong gambar lalu menyambung dan menyusunnya menjadi

hasil editan sementara. Masing sangat mungkin terjadinya perubahan dan

kurangannya stock shot.

f. Fine Cut

Editor mencapai tahapan paling akhir, susunan gambar yang telah

disambung sudah tidak dapat lagi dikurang maupun ditambahkan.

2. Online Editing

Dalam proses ini editor mulai memperluas susunan gambar dari hasil offline

editing, seperti memberikan efek dan transisi pada gambar yang dinginkan atau

dibutuhkan.

Page 114: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

130

a. Titling

Proses pembuatan huruf tulisan yang akan digunakan untuk template, judul

program dan credit title. Credit title berfungsi untuk memberikan informasi

sesuatu kepada penonton. Untuk membuat title, sudah tersedia dalam

software editing Adobe Premiere CC 2015 yang editor digunakan.

b. Audio Mixing

Pada proses ini editor menggabungkan proses editing dengan penggabungan

suara yaitu meliputi dialog, musik, dan efek suara. Setelah proses editing

selesai dan gambar sudah dipastikan layak tayang, kemudian editor me-

render hasil yang sudah diedit ke dalam format MP4 kemudian di-burning

dalam bentuk DVD.

3.5.4. Peran dan Tanggung Jawab

Setiap jobdesk memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing. Penulis

sebagai editor juga memiliki peran dan tanggung jawab, tidak hanya pada saat pasca

produksi, melainkan juga pada saat pra produksi dan pada saat produksi.

Irwanto dkk (2019:148) menjelaskan “Dalam proses editing seorang editor

bertanggung jawab untuk menghubungkan shot-shot yang telah diambil kemudian

menjadi satu peristiwa yang utuh dalam rangkaian scene atau sequence agar

mempunyai makna dan pesan yang dapat ditangkap oleh audience-nya. Editor adalah

yang paling berperan pada saat pelaksanaan editing, karena seorang editor tidak

hanya mengerti tentang permasalahan teknis tetapi juga harus mempunyai sisi

kreatifitas yang tinggi”.

Penulis sebagai editor bertanggung jawab menyelesaikan proses akhir dalam

pembuatan karya yang membentuk dan menyusun setiap shot-shot sehingga menjadi

Page 115: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

131

sebuah cerita yang dapat dimengerti audien. Juga bertugas memahami dan atau

menganalisa naskah, memberikan saran kepada sutradara untuk menambah atau

mengurangi gambar dan suara yang tidak sempurna secara teknis.

Peran dan tanggung jawab seorang editor yaitu menyunting gambar yang

terdiri dari memilah, menyusun, memotong stock shot dan mengaturnya menjadi

suatu rangkaian gambar atau scene (adegan) yang dipadukan dengan instrumen

musik yang sesuai. Stock shot diperoleh dari hasil pengambilan gambar yang

dilakukan camera person dari arahan sutradara.

3.5.5. Proses Penciptaan Karya

Penulis sebagai editor memiliki tiga panduan dalam proses penciptaan karya

yaitu:

1. Konsep Kreatif

Penulis sebagai editor memiliki konsep kreatif yaitu melakukan penyusunan

video dengan menampilkan premis di awal video untuk memberi kesan menarik agar

audien tertarik dan penasaran dengan program dokumenter yang tim buat. Dilanjut

dengan menampilkan footage keindaan Lembang. Pernyataan langsung dari para

narasumber yang akan memperkuat narasi. Dan ditutup dengan footage keramaian

masyarakat maupun wisatawan di Masjid Raya Bandung dari drone. Penulis juga

menggunakan beberapa transisi diantaranya dissolve dan wipe.

2. Konsep Produksi

Selama proses editing berlangsung, penulis selalu berdiskusi dengan sutradara

untuk mendapatkan alur cerita yang diinginkan. Dan mengikuti treatment yang telah

dibuat agar program dokumenter televisi yang diinginkan sesuai dengan apa yang di

Page 116: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

132

rancang sejak awal dan juga agar tidak melenceng dari konsep editing yang telah

dibuat.

3. Konsep Teknis

Dalam program dokumenter televisi “Bandung Raya Menunggu (Sesar

Lembang)”, penulis mengunakan seperangkat komputer dan beberapa software

Adobe Premiere Pro Cc 2015.

3.5.6. Kendala dan Solusi

Dalam proses penciptaan sebuah produksi program televisi pasti tidak lepas

dari kendala yang menghambat kelancaran produksi. Berikut kendala dan solusi yang

penulis sebagai editor alami saat pra produksi hingga pasca produksi, diantaranya:

1. Kendala : Equipment yang tidak memadai untuk proses editing.

Solusi : Pinjam PC yang spesifikasinya bisa untuk mengedit.

Page 117: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

133

Lembar Kerja Editor

A. Konsep Kerja Editor

B. Logging Picture

C. Laporan Editing

D. Spesifikasi Editing

E. Proses Pembuatan Id Program

Page 118: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

134

3.5.7. Lembar Kerja Editor

KONSEP KERJA EDITING

Produksi : Daun Kering Studio Editor : Andriez Pandu

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Juru Kamera : Lutfi Ikhsan M.

Penulis sebagai editor menggunakan konsep editing yang diisi beberapa

instrumen musik dan satu efek suara. Bermaksud untuk memperjelas atau menambah

kekuatan gambar yang terlihat pada film dokumenter televisi tersebut. Agar para

audien dapat merasakan dan mengeerti informasi yang disampaikan di dokumenter

televisi “Bandung Raya Menunggu (Sesar Lembang)”

Pada saat narasumber memberikan statement, penulis mencoba

memasukkan insert dari video maupun grafik yang sesuai dengan apa yang sedang

dibicarakan oleh narasumber. Dengan tujuan untuk memberikan efek agar statement

narasumber nyambung dengan insert gambar yang dimasukkan dan tidak

membosankan dalam menyaksikan film ini.

Page 119: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

135

Produksi : Daun Kering Studio Editor : Andriez Pandu

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Juru Kamera : Lutfi Ikhsan M.

No. Logging Time Video Audio Remark

1. 00:00:00:00-

00:00:05:00

Bars and Tone - 5”

2. 00:00:05:00-

00:00:10:00

Logo UBSI - 5”

3. 00:00:10:00-

00:00:15:00

Universal counting leader - 5”

4. 00:00:15:00-

00:00:20:00

Id program - 5”

5. 00:00:20:00-

00:00:31:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 11”

6. 00:00:31:00-

00:00:44:00

Wawancara Dr. Nuraini

Rahma Hanifa, S.T., M.T Natural 13”

7. 00:00:44:00-

00:00:50:00

Wawancara Prof. Dr. Ir.

Arief Sabaruddin, CES Natural 6”

8. 00:00:50:00-

00:01:02:00

Wawancara M. Rafi

Respati, S.T Natural 12”

9. 00:01:02:00-

00:01:09:00

Judul program SFX 7”

Tabel III.11 LOGGING PICTURE

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 120: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

136

10. 00:01:09:00-

00:01:19:00

Opening drone Natural 10”

11. 00:01:19:00-

00:01:23:00

Jalan depan Gedung Sate Natural 4”

12. 00:01:23:00-

00:01:32:00

Jalan Asia Afrika Natural 9”

13. 00:01:32:00-

00:01:35:00

Transportasi Bandros Natural 3”

14. 00:01:35:00-

00:01:51:00

Masjid Bandung Raya

(drone) Natural 6”

15. 00:01:51:00-

00:02:09:00

Aktifitas di Masjid

Bandung Raya Natural 58”

16. 00:02:05:00-

00:02:26:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 21”

17. 00:02:27:00-

00:02:49:00

Insert grafik google earth Voice over Pak

Mudrik 22”

18. 00:02:50:00-

00:02:55:00

Insert tugu Selamat Datang

Lembang

Voice over Pak

Mudrik 5”

19. 00:02:55:00-

00:02:57:00

Insert plang ‘Patahan

Lembang’

Voice over Pak

Mudrik 2”

20. 00:02:58:00-

00:03:05:00

Insert Pemandangan dari

atas Batu Lonceng

Voice over Pak

Mudrik 7”

21. 00:03:06:00-

00:03:19:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 13”

22. 00:03:20:00-

00:03:25:00

Insert plang ‘Zona Sesar

Lembang’

Voice over Pak

Mudrik 5”

23. 00:03:26:00-

00:03:45:00

Insert pemandangan dari

atas Gunung Batu

Voice over Pak

Mudrik 19”

24. 00:03:46:00-

00:03:52:00

Insert Gunung Batu Voice over Pak

Mudrik 6”

Page 121: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

137

25. 00:03:53:00-

00:04:02:00

Insert pemandangan di

tengah perjalanan menuju

Gunung Batu

Voice over Pak

Mudrik 8”

26. 00:04:03:00-

00:04:05:00

Plang menuuju Sesar

Lembang

Voice over Pak

Mudrik 2”

27. 00:04:06:00-

00:04:23:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 17”

28. 00:04:24:00-

00:04:39:00

Insert gambar hasil Lidar Voice over Pak

Mudrik 15”

29. 00:04:40:00-

00:05:08:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 28”

30. 00:05:09:00-

00:05:18:00

Insert pemandangan dari

Tebing Kraton

Voice over Pak

Mudrik 9”

31. 00:05:19:00-

00:05:33:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 14”

32. 00:05:33:00-

00:05:39:00

Insert animasi mencari

tahu slip rate

Voice over Pak

Mudrik 6”

33. 00:05:40:00-

00:05:53:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 7”

34. 00:05:54:00-

00:05:59:00

Insert batuan di Gunung

Batu

Voice over Pak

Mudrik 5”

35. 00:06:00:00-

00:06:05:00

Insert retakan batu di Batu

Lonceng

Voice over Pak

Mudrik 5”

36. 00:06:06:00-

00:06:22:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 16”

37. 00:06:23:00-

00:06:30:00

Insert pemandangan dari

Gunung Batu

Voice over Pak

Mudrik 7”

Page 122: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

138

38. 00:06:31:00-

00:06:33:00

Insert plang ‘Zona Sesar

Lembang’ di Tebing

Kraton

Voice over Pak

Mudrik 2”

39. 00:06:34:00-

00:07:18:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 44”

40. 00:07:19:00-

00:07:24:00

Wawancara Gubernur

Jawa Barat, Ridwan Kamil Natural 5’

41. 00:07:25:00-

00:07:27:00

Insert acara Hari

Kesiapsiagaan Bencana

(HKB)

Voice over

Gubernur Jawa

Barat

2”

42. 00:07:28:00-

00:07:39:00

Insert para relawan dari

berbagai organisasi

Voice over

Gubernur Jawa

Barat

9”

43. 00:07:40:00-

00:07:49:00

Wawancara Gubernur

Jawa Barat, Ridwan Kamil Natural 11”

44. 00:07:50:00-

00:07:59:00

Insert acara Hari

Kesiapsiagaan Bencana

(HKB)

Voice over

Gubernur Jawa

Barat

9”

45. 00:08:00:00-

00:08:08:00

Wawancara Gubernur

Jawa Barat, Ridwan Kamil Natural 8”

46. 00:08:09:00-

00:08:18:00

Insert gedung ITB Voice over Bu

Rahma 9”

47. 00:08:19:00-

00:09:11:00

Wawancara Dr. Nuraini

Rahma Hanifa, S.T., M.T Natural 52”

48. 00:09:12:00-

00:09:26:00

Insert acara simulasi

bencana di SMA Al

Musyawarah

Voice over Bu

Rahma 14”

49. 00:09:27:00-

00:09:31:00

Wawancara Dr. Nuraini

Rahma Hanifa, S.T., M.T Natural 4”

50. 00:09:32:00-

00:09:38:00

Timelapse di Gunung Batu Voice over Ketua

Wanadri 6”

Page 123: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

139

51. 00:09:39:00-

00:09:51:00

Sekretariat Wanadri Voice over Ketua

Wanadri 12”

52. 00:09:52:00-

00:10:07:00

Wawancara M. Rafi

Respati, S.T Natural 15”

53. 00:10:08:00-

00:10:12:00

Insert Sekretariat Wanadri Voice over Ketua

Wanadri 4”

54. 00:10:13:00-

00:10:26:00

Insert kegiatan anggota

Wanadri

Voice over Ketua

Wanadri 13”

55. 00:10:27:00-

00:10:39:00

Wawancara M. Rafi

Respati, S.T Natural 12”

56. 00:10:40:00-

00:11:11:00

Insert kegiatan simulasi

jika terjadi gempa akibat

Sesar Lembang

Voice over Ketua

Wanadri 31”

57. 00:11:12:00-

00:11:20:00

Wawancara M. Rafi

Respati, S.T Natural 8”

58. 00:11:21:00-

00:11:30:00

Papan Wanadri di

Sekretariat Wanadri

Voice over Ketua

Wanadri 9”

59. 00:11:31:00-

00:11:39:00

Kegiatan anggota Wanadri Voice over Ketua

Wanadri 8”

60. 00:11:40:00-

00:12:43:00

Wawancara M. Rafi

Respati, S.T Natural 3”

61. 00:12:44:00-

00:12:49:00

Drone dari atas Gunung

Batu

Voice over Pak

Mudrik 5”

62. 00:12:50:00-

00:12:54:00

Pemandangan dari Batu

Lonceng

Voice over Pak

Mudrik 4”

63. 00:12:55:00-

00:13:00:00

Pemandangan dari jalan

menuju Batu Lonceng

Voice over Pak

Mudrik 5”

64. 00:13:01:00-

00:13:14:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 13”

65. 00:13:15:00-

00:13:19:00

Insert tugu Selamat Datang

Bandung Barat

Voice over Pak

Mudrik 4”

Page 124: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

140

66. 00:13:20:00-

00:13:22:00

Insert plang ‘Menuju Sesar

Lembang’

Voice over Pak

Mudrik 2”

67 00:13:23:00-

00:13:25:00

Insert jalan Lembang Voice over Pak

Mudrik 2”

68 00:13:26:00-

00:13:41:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 15”

69 00:13:42:00-

00:13:48:00

Permukiman di sekitar

Sesar Lembang Instrumen musik 6”

70 00:13:49:00-

00:13:58:00

Permukiman di sekitar

Sesar Lembang

Voice over Pak

Arief Sabaruddin 9”

71 00:13:59:00-

00:14:26:00

Wawancara Prof. Dr. Ir.

Arief Sabaruddin, CES Natural 27”

72 00:14:27:00-

00:14:37:00

Insert pemandangan dan

rumah rumah di sekitar

jalur Sesar Lembang

Voice over Pak

Arief Sabaruddin 10”

73 00:14:38:00-

00:15:07:00

Wawancara Prof. Dr. Ir.

Arief Sabaruddin, CES Natural 29”

74 00:15:08:00-

00:15:21:00

Pembangunan rumah di

daerah Gunung Batu

Voice over Pak

Arief Sabaruddin 13”

75 00:15:22:00-

00:15:24:00

Wawancara Prof. Dr. Ir.

Arief Sabaruddin, CES Natural 2”

76 00:15:25:00-

00:15:33:00

Insert gedung gedung di

Asia Afrika

Voice over Pak

Arief Sabaruddin 5”

77 00:15:34:00-

00:15:41:00

Insert permukiman di Batu

Lonceng

Voice over Pak

Arief Sabaruddin 7”

78 00:15:42:00-

00:15:44:00

Inser pembngunan rumah

di Batu Lonceng

Voice over Pak

Arief Sabaruddin 2”

79 00:15:45:00-

00:16:18:00

Wawancara Prof. Dr. Ir.

Arief Sabaruddin, CES Natural 33”

80 00:16:19:00-

00:16:32:00

Insert contoh bangunan

rumah tahan gempa

Voice over Pak

Arief Sabaruddin 23”

Page 125: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

141

81 00:16:33:00-

00:16:43:00

Wawancara Prof. Dr. Ir.

Arief Sabaruddin, CES Natural 10”

82 00:16:44:00-

00:16:47:00

Footage jembatan Pasupati Instrumen musik 3”

83 00:16:48:00-

00:16:50:00

Footage jalan Cihampelas

Voice over Ketua

Wanadri 2”

84 00:16:51:00-

00:18:02:00

Wawancara M. Rafi

Respati, S.T Natural 13”

85 00:18:03:00-

00:18:28:00

Wawancara Prof. Dr. Ir.

Arief Sabaruddin, CES Natural 15”

86 00:18:29:00-

00:18:40:00

Wawancara Dr. Mudrik

Rahmawan Daryono, S.T.,

M.T

Natural 11”

87 00:18:41:00-

00:18:47:00

Suasana masyarakat di

Lapangan Gasibu Bandung Instrumen musik 6”

88 00:18:48:00-

00:18:51:00

Suasana masyarakat di

Lapangan Gasibu Bandung Instrumen musik 3”

89 00:18:52:00-

00:18:53:00

Blank hitam Instrumen musik 1”

90 00:18:54:00-

00:19:09:00

Masyarakat sekitar

Gunung Batu

Instrumen musik

+ narasi voice

over

15”

91 00:19:10:00-

00:19:21:00

Suasana di Masjid

Bandung Raya (drone) Instrumen musik 11”

92 00:19:22:00-

00:19:47:00

Credit title Instrumen musik 25”

93 00:19:48:00-

00:20:00:00

CV Crew Instrumen musik 12”

94 00:20:01:00-

00:20:13:00

Behind the scene Instrumen musik 12”

Tabel 11. Logging Picture

Page 126: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

142

Produksi : Daun Kering Studio Editor : Andriez Pandu

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Juru Kamera : Lutfi Ikhsan M.

No. Ext/Int

Keterangan

Visual Audio Sfx Transisi Video

Effect

1. - Bars and Tone - - Cut to cut -

2. - Logo UBSI - - Cut to cut -

3. - Universal

counting leader

- - Cut to cut -

4. - Id Program - - Cut to cut -

5. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

Natural - Dip to

black

-

6. INT Wawancara Dr.

Nuraini Rahma

Hanifa, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

7. INT Wawancara Prof.

Dr. Ir. Arief

Sabaruddin, CES

Natural - Cut to cut -

8. INT Wawancara M.

Rafi Respati, S.T

Natural - Cut to cut -

9. - Judul program - Whosh Dip to -

TABEL III.12 LAPORAN EDITING

UNIVERSITAS BINA SARANA

INFORMATIKA

Page 127: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

143

Effect black

10. Opening drone Natural - Cut to cut -

11. EXT Jalan depan

Gedung Sate

Narasi

voice

over

Instrumen Cut to cut -

12. EXT Jalan Asia Afrika Narasi

voice

over

Instrumen Cut to cut -

13. EXT Transportasi

Bandros

Narasi

voice

over

Instrumen Cut to cut -

14. EXT Drone Masjid

Bandung Raya

Narasi

voice

over

Instrumen Cut to cut -

15. EXT Aktifitas di

Masjid Bandung

Raya

Narasi

voice

over

Instrumen Cut to cut -

16. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

17. - Insert grafik

Google Earth

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut Graphic

By

Google

Earth

18. EXT Insert tugu

Selamat Datang

Lembang

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

19. EXT Insert plang

patahan

Lembang

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

20. EXT Insert

pemandangan

dari atas Batu

Lonceng

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

21. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

22. EXT Insert plang zona

Sesar Lembang

Voice

over Pak

- Cut to cut -

Page 128: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

144

Mudrik

23. EXT Insert

pemndangan dari

atas Gunung

Batu

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

24. EXT Insert Gunung

Batu

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

25. EXT Insert

pemandangan di

tengah

perjalanan

menuju Gunung

Batu

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

26. EXT Plang menuuju

Sesar Lembang

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

27. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

28. INT Insert gambar

hasil Lidar

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

29. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

30. EXT Insert

pemandangan

dari Tebing

Keraton

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

31. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

32. - Insert table

mencari tahu Slip

Rate

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

33. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

34. EXT Insert batuan di

Gunung Batu

Voice

over Pak

- Cut to cut -

Page 129: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

145

Mudrik

35. EXT Insert retakan

batu di Batu

Lonceng

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

36. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

37. EXT Insert

pemandangan

dari Gunung

Batu

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

38. EXT Insert plang zona

Sesar Lembang

di Tebing Kraton

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

39. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

40. EXT Wawancara

Gubernur Jawa

Barat, Ridwan

Kamil

Natural - Cut to cut -

41. EXT Insert acara Hari

Kesiapsiagaan

Bencana (HKB)

Voice

over

Gubernu

r Jawa

Barat

- Cut to cut -

42. EXT Insert para

relawan dari

berbagai

organisasi

Voice

over

Gubernu

r Jawa

Barat

- Cut to cut -

43. EXT Wawancara

Gubernur Jawa

Barat, Ridwan

Kamil

Natural - Cut to cut -

44. EXT Insert acara Hari

Kesiapsiagaan

Bencana (HKB)

Voice

over

Gubernu

r Jawa

Barat

- Cut to cut -

45. EXT Wawancara

Gubernur Jawa

Barat

Natural - Cut to cut -

46. EXT Insert gedung

ITB

Voice

over Bu

- Dip to -

Page 130: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

146

Rahma black

47. INT Wawancara Dr.

Nuraini Rahma

Hanifa, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

48. EXT Insert acara

simulasi bencana

di SMA Al

Musyawarah

Voice

over Bu

Rahma

- Cut to cut -

49. INT Wawancara Dr.

Nuraini Rahma

Hanifa, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

50. EXT Timelapse di

Gunung Batu

Voice

over

Ketua

Wanadri

- Dip to

black

-

51. EXT Sekretariat

Wanadri

Voice

over

Ketua

Wanadri

- Cut to cut -

52. INT Wawancara M.

Rafi Respati, S.T

Natural - Cut to cut -

53. EXT Insert Sekretariat

Wanadri

Voice

over

Ketua

Wanadri

- Cut to cut -

54. INT Insert kegiatan

anggota Wanadri

Voice

over

Ketua

Wanadri

- Cut to cut -

55. INT Wawancara M.

Rafi Respati, S.T

Natural - Cut to cut -

56. EXT Insert kegiatan

simulasi jika

terjadi gempa

akibat sesar

lembang

Voice

over

Ketua

Wanadri

- Cut to cut -

57. INT Wawancara M.

Rafi Respati, S.T

Natural - Cut to cut -

58. EXT Papan Wanadri

di Sekretariat

Wanadri

Voice

over

Ketua

Wanadri

- Cut to cut -

59. INT Kegiatan anggota

Wanadri

Voice

over

Ketua

Wanadri

- Cut to cut -

Page 131: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

147

60. INT Wawancara M.

Rafi Respati, S.T

Natural - Cut to cut -

61. EXT Drone dari atas

Gunung Batu

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

62. EXT Pemandandangan

dari Batu

Lonceng

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

63. EXT Pemandangan

dari jalan menuju

Batu Lonceng

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

64. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

65. EXT Insert tugu

Selamat Datang

Bandung Barat

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

66. EXT Insert plang

menuju Sesar

Lembang

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

67. EXT Insert jalan

Lembang

Voice

over Pak

Mudrik

- Cut to cut -

68. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

Natural - Cut to cut -

69. EXT Permukiman di

sekitar Sesar

Lembang

Instrume

n musik

- Dip to

black

-

70. EXT Permukiman di

sekitar Sesar

Lembang

Voice

over Pak

Arief

Sabarud

din

- Cut to cut -

71. INT Wawancara Prof.

Dr. Ir. Arief

Sabaruddin, CES

Natural - Cut to cut -

72. EXT Insert

pemandangan

dan rumah rumah

di sekitar jalur

Sesar Lembang

Voice

over Pak

Arief

Sabarud

din

- Cut to cut -

73. INT Wawancara Prof.

Dr. Ir. Arief

Natural - Cut to cut -

Page 132: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

148

Sabaruddin, CES

74. EXT Pembangunan

rumah di daerah

Gunung Batu

Voice

over Pak

Arief

Sabarud

din

- Cut to cut -

75. INT Wawancara Prof.

Dr. Ir. Arief

Sabaruddin, CES

Natural - Cut to cut -

76. EXT Insert gedung

gedung di Asia

Afrika

Voice

over Pak

Arief

Sabarud

din

- Cut to cut -

77. EXT Insert

permukiman di

Batu Lonceng

Voice

over Pak

Arief

Sabarud

din

- Cut to cut -

78. EXT Inser

pembngunan

rumah di Batu

Lonceng

Voice

over Pak

Arief

Sabarud

din

- Cut to cut -

79. INT Wawancara Prof.

Dr. Ir. Arief

Sabaruddin, CES

Natural - Cut to cut -

80. EXT Insert contoh

bangunan rumah

tahan gempa

Voice

over Pak

Arief

Sabarud

din

- Cut to cut -

81. INT Wawancara Prof.

Dr. Ir. Arief

Sabaruddin, CES

Natural - Cut to cut -

82. EXT Footage

jembatan

Pasupati

Instrume

n musik

- Cut to cut -

83. EXT Footage jalan

Cihampelas

Voice

over

Ketua

Wanadri

- Cut to cut -

84. INT Wawancara M.

Rafi Respati, S.T

Natural - Cut to cut -

85. INT Wawancara Prof.

Dr. Ir. Arief

Sabaruddin, CES

Natural - Cut to cut -

86. INT Wawancara Dr.

Mudrik

Natural - Cut to cut -

Page 133: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

149

Rahmawan

Daryono, S.T.,

M.T

87. EXT Suasana

masyarakat di

Lapangan Gasibu

Bandung

Instrume

n musik

- Dip to

black

-

88. EXT Suasana

masyarakat di

Lapangan Gasibu

Instrume

n musik

- Cut to cut -

89. - Blank hitam Instrume

n musik

- Dip to

black

-

90. EXT Masyarakat

sekitar Gunung

Batu

Instrume

n musik

+ narasi

voice

over

- Dip to

black

-

91. EXT Suasana di

Masjid Bandung

Raya (drone)

Instrume

n musik

- Dip to

black

-

Tabel 12. Laporan Editing

Page 134: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

150

SPESIFIKASI EDITING

Produksi : Daun Kering Studio Editor : Andriez Pandu

Judul : Bandung Raya Menunggu Sutradara : Febrianto D.

(Sesar Lembang)

Durasi : 20 menit 13 detik Juru Kamera : Lutfi Ikhsan M.

HARDWARE

1. OS : Windows 10 Pro 64-bit

2. Processor : Intel(R) i5

3. RAM : 16 Gb

4. DirectX Version : DirectX 11

5. VGA : Nvidia 1070 4Gb

ACCESSORIES

1. Mouse : Rexus

2. Ear Phone : Jbl

3. Audio : Speaker Logitech

4. Keyboard : Logitech

5. Monitor : LG LCD 21”

SOFTWARE

1. Video : Adobe Premiere CC 2015

2. Grafis : Google Earth

Page 135: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

151

PROSES PEMBUATAN ID PROGRAM

1. Bars and tone

Gambar 7. Bars and tone

2. Logo UBSI

Gambar 8. Logo UBSI

Page 136: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

152

3. Program Id

Gambar 9. Program Id

4. Counting Leader

Gambar 10. Counting Leader

Page 137: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

153

5. Konten

Gambar 11. Konten

6. Kerabat Kerja

Gambar 12. Kerabat Kerja

Page 138: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

154

7. Ucapan Terima Kasih

Gambar 13. Ucapan Terima Kasih

8. Copyright

Gambar 14. Copyright

Page 139: BAB III LAPORAN PRODUKSI · LAPORAN PRODUKSI 3.1. ... sutradara dan penulis naskah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber untuk dapat masuk ke tahap perencanaan.

155

9. BTS

Gambar 15. BTS

10. CV Crew

Gambar 16. CV Crew